You are hereArtikel / Apakah Semua Agama dan Keyakinan Sama?
Apakah Semua Agama dan Keyakinan Sama?
Setiap pagi, sekolah menengah saya mengheningkan cipta memberikan waktu bagi siswa untuk berdoa atau bermeditasi. Pernah suatu kali setelah itu, guru bahasa Spanyol saya menyatakan, "Bukankah menyenangkan mengetahui bahwa kita semua berkomunikasi dengan Kebenaran Agung yang sama?" Menurutnya, keyakinan setiap orang adalah sama.
Saya melihat ke sekeliling kelas. Meskipun saya dan beberapa teman sekelas saya beragama Kristen, salah satu teman sekelas saya adalah muslim dan mengikuti ajaran Al-Qur'an. Dan teman saya Trey sama sekali tidak religius. Mau tak mau saya bertanya-tanya, Tidaklah mungkin kita semua benar ... ya kan?
Banyak orang berpikir tidak masalah apa yang kita percaya atau siapa yang kita percayai karena semua agama pada dasarnya sama dan yang terpenting adalah tentang bagaimana menjadi orang baik. Tetapi apakah semua kepercayaan -- atau jalan -- menuju kepada Allah?
Hanya satu jalan menuju kepada Allah
Ketika orang-orang seperti guru bahasa Spanyol saya berkata, "Semua jalan menuju kepada Allah," biasanya mereka beranggapan bahwa siapa pun yang dengan tulus mengikuti tata cara ibadah kepercayaannya, menyembah hal yang sama dan menyetujui kebenaran dasar yang sama. Kesimpulan tersiratnya adalah bahwa setiap orang akan diberi upah setelah kematian.
Meskipun kedengarannya bagus, keyakinan yang saling berlawanan tidak mungkin keduanya benar, sebagaimana 2+2 tidak mungkin memiliki 10 jawaban yang berbeda. Jika tetangga saya percaya tidak ada Allah, tapi saya percaya ada, kami tidak mungkin sama-sama benar, bahkan jika kami berdua adalah orang baik.
Alkitab mengajarkan bahwa siapa pun dapat datang kepada Allah (Yohanes 3:16; Kisah Para Rasul 2:38). Tetapi satu-satunya cara untuk menjalin hubungan dengan Allah adalah melalui Yesus, yang berkata, "Akulah jalan, dan kebenaran, dan kehidupan. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku" (Yohanes 14:6, AYT). Dan, Kisah Para Rasul 4:12 (AYT) memberi tahu kita, "Tidak ada keselamatan di dalam siapa pun lainnya karena tidak ada nama lain di bawah langit diberikan di antara manusia yang oleh nama itu kita dapat diselamatkan."
Ayat-ayat ini membuat banyak orang tidak nyaman. Mereka mengklaim bahwa itu terlalu membatasi, dan bahkan kejam. Tapi bayangkan Anda terjebak di lorong yang penuh dengan pintu tertutup dan memiliki peta dengan keterangan ruangan-ruangan yang ada. Pintu di ujung lorong mengarah ke pesta pizza. Yang lain mengarah ke jebakan: lubang tanpa dasar, genangan lava panas, seekor beruang lapar. Tidak ada yang akan menyebutnya kejam untuk memberi tahu teman-teman Anda bahwa satu-satunya pintu yang aman ada di ujung lorong. Memang itu kebenarannya.
Jika kita benar-benar percaya dengan apa yang kita yakini, maka memberitahu orang lain bahwa Yesus adalah satu-satunya jalan menuju Allah adalah hal paling baik yang bisa kita lakukan.
Bagaimana kita mengatakan kebenaran
Hanya karena hanya ada satu jalan menuju Allah tidak berarti kita bertindak seolah-olah kita tahu lebih baik daripada orang lain. 2 Timotius 2:24-25 (AYT) memberi tahu kita, "Pelayan Tuhan haruslah tidak bertengkar, tetapi ramah dengan semua orang ... dengan lembut mengoreksi lawannya."
Dan. 1 Petrus 3:15 (AYT) menambahkan bahwa kita harus "siap sedialah untuk memberi jawaban ... dengan lemah lembut dan hormat" kepada mereka yang bertanya tentang iman kita. Jadi jelas, Allah tidak menyuruh kita untuk marah atau defensif terhadap orang yang tidak setuju dengan kita, seolah-olah mereka adalah ancaman, tetapi untuk menunjukkan kepedulian kepada mereka melalui kejujuran yang penuh kasih karunia. Jika Anda memiliki teman yang benar-benar percaya bahwa orang yang bermoral akan diselamatkan, mungkin sulit untuk mengetahui apa yang harus dikatakan kepadanya. Bagaimanapun, mereka hanya mencoba untuk menjadi inklusif. Mereka bahkan mungkin percaya bahwa pandangan mereka itu penuh kasih.
Bagaimana Anda harus menanggapi? Berikut adalah beberapa jawaban yang saya gunakan, penuh dengan kebenaran dan kasih:
- "Kita tidak harus memercayai hal yang sama untuk menjadi teman, tetapi saya tidak akan menjadi teman yang baik jika saya tidak jujur tentang apa yang saya yakini."
- "Kapan saja Anda ingin tahu lebih banyak tentang apa yang saya yakini, tanyakan saja. Dan saya selalu siap untuk mendengarkan juga."
- "Saya bisa melihat dari mana Anda berasal. Meskipun saya tidak mencoba untuk membuat Anda setuju dengan saya, saya juga tidak ingin mengatakan bahwa kita berdua benar dan ini hanya masalah pendapat karena saya tidak percaya itu benar."
Jangan lupa untuk mendengarkan dengan baik, dan ketika Anda berbagi, pastikan itu karena Anda peduli dengan orang tersebut, bukan hanya untuk membuktikan diri Anda benar.
Kabar Baik
Apakah lebih mudah untuk mengikuti gagasan bahwa kita semua pada dasarnya percaya pada hal yang sama? Tentu. Rasanya lebih aman untuk tidak menyebutkan bahwa Yesus adalah satu-satunya jalan menuju Allah. Bahkan mungkin tampak lebih baik untuk mengabaikan perbedaan utama antar agama. Tetapi tidak peduli bagaimana perasaan Anda, menyembunyikan kebenaran tidak menunjukkan kasih sejati kepada orang lain.
Mengasihi orang lain mungkin berarti belajar tentang kepercayaan teman sehingga Anda dapat membicarakan perbedaan. Atau bisa juga berarti menawarkan untuk berdoa bagi seseorang yang sedang mengalami masa sulit, bahkan jika orang itu tidak percaya pada doa.
Pada akhirnya, semua ini tidak perlu jadi menakutkan. Jadilah teman yang baik, kasihi orang lain, dan bicaralah karena Roh Kudus memberi Anda kesempatan. Anda memiliki kabar baik untuk dibagikan -- Yesus membuka jalan bagi kita untuk mengenal Allah dan memberi kita tujuan hidup. Dia juga memberi kita harapan untuk masa depan yang pasti setelah kematian.
Meskipun tidak semua jalan menuju Allah, Dia dengan penuh kasih menunjukkan kebenaran kepada orang-orang yang saat ini masih berada di jalan yang berbeda. Dan mungkin salah satu cara Dia akan mengungkapkan kebenaran itu adalah melalui Anda. (t/Jing-Jing)
Diterjemahkan dari: | ||
Nama situs | : | Focus on the Family |
Alamat situs | : | https://focusonthefamily.com/faith/are-all-religions-and-beliefs-equal |
Judul asli artikel | : | Are All Religions And Beliefs Equal? |
Penulis artikel | : | Amy Lynn Green |
- Login to post comments
- 719 reads