You are herePerjuangan Orang-Orang Kristen Di Korea Utara

Perjuangan Orang-Orang Kristen Di Korea Utara


Apakah anda pernah berpikir, bagaimana seandainya keluarga anda dikirim ke kamp-kamp konsentrasi, dimana kematian telah menunggu mereka, dimana mereka dipaksa bekerja dua puluh empat jam sehari, tujuh hari dalam seminggu, selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun sampai kematian menjemput mereka? Apakah anda juga dapat membayangkan bagaimana seandainya mereka dihukum untuk melakukan tugas-tugas berbahaya dan menjijikan di septitank (pembuangan kotoran) dan tempat-tempat pengecoran logam, dipukul, disiksa, dan dibunuh dengan cara-cara yang sangat tidak manusiawi? Terbayang jugakah anda saat mereka dihukum mati di depan umum setelah menjalani penyiksaan fisik? Kami tidak sedang menggambarkan kekejaman terhadap kaum Yahudi di Auschwitz pada tahun 40-an, tetapi ini adalah kenyataan kekejaman terhadap orang-orang Kristen yang sungguh-sungguh terjadi di Korea Utara pada tahun 2000.

Kekejaman mereka yang tak berperikemanusiaan dan mengerikan terhadap umat Kristen tersebut sulit untuk dibayangkan. Orang-orang Kristen yang ditahan di kamp-kamp tawanan di Korea Utara memiliki posisi yang unik. Mereka tidak ditahan untuk jangka waktu tertentu seperti tawanan-tawanan lainnya tetapi mereka di penjara selama mereka tetap memeluk kepercayaan mereka. Mereka baru akan dibebaskan jika mereka mau melepas kepercayaan Kristen mereka dan mau mengakui sistem kepercayaan Juche yang mengakui Kim Il Sung (pemimpin Korea Utara yang terdahulu) dan Kim Jong Il (pemimpin Korea Utara sekarang) sebagai penguasa tertinggi. Pengawas kamp akan memperoleh promosi bila mereka sukses dalam "merehabilitasi" tawanan yang memeluk agama Kristen. Tawaran promosi tersebut justru menjadi peluang bagi para pengawas untuk melakukan tindakan semena-mena, seperti pemukulan, penyiksaan, memberikan pekerjaan-pekerjaan yang berat, pemerkosaan, dan perlakuan-perlakuan keji lainnya terhadap tawanan yang beragama Kristen. Seorang mantan tawanan memberikan kesaksian bahwa ia pernah melihat seorang sipir menuangkan logam cair ke tubuh seorang tawanan Kristen hidup-hidup untuk memaksa tawanan tersebut melepaskan kekristenannya. Umat Kristen di Korea Utara ini sangat membutuhkan dukungan doa dari Gereja-gereja di seluruh dunia. Kelompok "Christian Human Rights" dan "Christian Solidarity Worldwide" telah mengadakan pertemuan dengan berbagai umat Kristen di Korea Utara untuk memperoleh fakta-fakta kekejaman tersebut dan meminta saran hal-hal apa saja yang perlu mereka doakan.

Di bawah ini ada beberapa saran doa dari mereka:

* Doakan penduduk Korea Utara yang bersembunyi di daerah-daerah perbatasan. Doakan pula keselamatan mereka saat mereka mencari makanan dan perlindungan, setelah mereka menjadi orang Kristen.

* Doakan untuk umat Kristen di kamp-kamp tawanan politik di Korea Utara agar Tuhan sudi memberi ketabahan bagi mereka, kedamaian dan kegembiraan bahkan di saat-saat yang paling sulit sekalipun.

* Doakan agar masyarakat internasional memiliki tekad untuk memperjuangkan hak-hak asasi manusia masyarakat Korea Utara. Doakan juga agar mereka tetap konsisten dalam menekan pemerintah Korea Utara untuk menghapus kamp-kamp tawanan politik dan memjamin kebebasan beragama bagi penduduknya.

Sumber: Christian Solidarity Worldwide, July 2001.