You are here11. Bagaimana Melatih Pemimpin-pemimpin

11. Bagaimana Melatih Pemimpin-pemimpin


Apa yang telah engkau dengar daripadaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain (2Timotius 2:2).

Sambil Saudara terus melayani seseorang dengan menolongnya menjadi pemimpin team pemuridan, Saudara perlu memusatkan perhatian Saudara kepada beberapa tujuan khusus (sama seperti apa yang telah Saudara perbuat sebelumnya--Pasal 6, Lampiran I, dan Pasal 9). Tujuan-tujuan untuk seorang pemimpin tidak berbeda banyak dengan yang telah Saudara kerjakan sampai saat ini. Tidak perlu banyak perubahan karena tujuan- tujuan tersebut merupakan perluasan dari apa yang telah Saudara perbuat sebelumnya. Tujuan-tujuan itu tidak akan memimpin Saudara kepada cara baru dan tekanan baru. Tujuan-tujuan itu adalah perkembangan yang wajar, suatu langkah yang logis dalam proses latihan.

Sekali lagi, kiranya Saudara akan mempelajari kesembilan tujuan ini dan menentukan yang mana Saudara butuhkan. (Dengan orang yang berbeda Saudara memerlukan perangkat tujuan yang berbeda pula.) Boleh menambahkan atau mengurangi beberapa; sesuaikanlah dengan keadaan jika Saudara merasa perlu. Namun, ingatlah, dalam bentuk apapun juga sifat-sifat ini harus menjiwai seorang pemimpin team yang menjadikan murid.

Mengembangkan Kehidupan Rohani yang Mendalam

Tujuan pertama ini merupakan lanjutan daripada apa yang telah Saudara mulai pada waktu Saudara melayani orang baru pertama kali bertobat kepada Kristus. Saudara telah bekerja untuk memperkembangkan kehidupan rohaninya, kekuatan dalam wataknya, dan pengetahuannya tentang Allah. Kuncinya ialah pengertian dan pengenalan akan Allah. Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah Tuhan yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh semuanya itu Kusukai, demikianlah Firman Tuhan (Yeremia 9:23-24). Demikianlah Rasul Paulus juga mendambakan pengenalan akan Allah yang makin mendalam bagi kehidupannya sendiri (Filipi 3:10).

Jika orang itu akan dipakai Allah sebagai seorang pemimpin kelompok pembina murid, kehidupannya harus dihayati dalam persekutuan dengan Yesus Kristus. Sumber pimpinan, hikmat, kekuatan dan kuasa rohani berasal dari Allah sendiri. Mungkin ia sudah mengikuti beberapa seminar; mungkin ia sudah membaca bertumpuk-tumpuk buku yang dikarang oleh orang- orang kenamaan; tetapi kecuali ia terus-menerus mencari Tuhan, semua pelayanannya akan menjadi sia-sia.

Menemukan Pekerjaan dan Karunia-KaruniaNya

Hal kedua yang harus Saudara perhatikan ialah menolong mereka menemukan dan memperkembangkan karunia-karunianya dan meyakinkannya akan panggilan Allah. Panggilannya itu akan menentukan jurusan mana yang akan diambilnya dalam pekerjaannya bagi Kristus. Kebanyakan dari orang yang Saudara latih akan tetap berstatus orang awam dan melayani Tuhan menurut kadar kemampuannya.

Sebenarnya hal itu merupakan panggilan Allah yang luhur dan terhormat. Berbeda dengan anggapan umum bahwa untuk melayani Tuhan dengan efektif Saudara harus menjadi pekerja Kristen yang sepenuh waktu. Pada waktu nama orang-orang suci Allah dipanggil kelak, yang akan berdiri dan dihitung adalah hampir semua orang awam (Ibrani 11:1-40). Nabi Samuel didaftarkan di antaranya, namun pahlawan-pahlawan iman yang lainnya adalah orang-orang biasa yang melayani Allah melalui liku-liku kehidupan sehari-hari.

Pekerjaannya. Pendapat, yang bukan berdasarkan Alkitab, yaitu bahwa seseorang harus menjadi pendeta, utusan Injil atau pekerja Kristen sepenuh waktu jika memang ia menyerahkan diri kepada Kristus, telah merusakkan citra pelayanan Kristen. Banyak orang awam yang sebenarnya dapat menjadi saksi Kristus yang berhasil telah terdesak untuk menjadi seorang pendeta sehingga mereka kecewa dan terhalang sepanjang hidupnya. Karena itu bukan panggilan Tuhan bagi mereka.

Kemungkinan besar bahwa beberapa dari orang yang Saudara latih akan merasakan panggilan Allah dalam hidupnya untuk menjadi pelayan sepenuh waktu. Mereka membutuhkan bimbingan tentang pendidikan theologia yang lebih lanjut. Rundingkanlah dengan mereka di dalam suasanan doa.

Apabila seseorang meninggalkan Saudara untuk melanjutkan studinya, jangan melupakan dia. Doakan dia. Kunjungi dia. Pakai cukup waktu untuk menjelaskan kepadanya mengenai keadaan dan kemajuan team pemuridan Saudara dan hasil-hasil pelayanan di mana dia pernah ikut serta.

Pola yang umum adalah sebagai berikut: kebanyakan murid Saudara akan tetap sebagai orang awam; beberapa akan masuk ke dalam pelayanan sepenuh waktu. Baiklah saya tekankan sekali lagi: mereka yang dipanggil untuk melayani Tuhan sebagai orang awam memiliki panggilan yang sama tinggi dan terhormat dengan rekan-rekannya kaum pendeta. Mereka bukan golongan warga kelas dua.

Karunia-karunianya. Pertolongan serta doa Saudara diperlukan juga untuk memungkinkan calon pemimpin itu menemukan dan memperkembangkan karunia-karunia rohani atau bakat-bakatnya. Pelajari dan doakan daftar karunia yang disebut di dalam Alkitab (Roma 12:6-8; 1Kor 12:4-11; 1Kor 28-31; Efesus 4:11-12), dan bersama-sama mereka menemukan apa macam karunia yang diberikan Allah kepada mereka. Seseorang mungkin menerima karunia penginjilan, karunia mengajar, memberi pinjaman atau lain-lainnya. Suatu pedoman sederhana yang sangat menolong adalah dengan menanyakan serangkaian pertanyaan ini. Ketika ia melayani Tuhan di dalam suatu bidang pelayanan sesuai dengan karunianya: (1) Apakah ia menyukainya? (2) Apakah orang lain merasa ditolong? (3) Apakah berkat Allah nyata? Jika ketika jawabannya "ya," kemungkinan besar orang tersebut memiliki karunia yang khusus itu.

Suatu kesalahan yang umum ialah mencoba membimbingnya di dalam suatu bidang pelayanan yang menyenangkan Saudara dan mendukung usaha pelayanan Saudara tetapi yang tidak cocok dengan penghasilannya dan karunia-karunianya. Apa yang sebenarnya Saudara harus lakukan ialah memikirkan karunia orang itu, panggilannya dari Allah dan pelayanan serta efektifitasnya bagi Kristus.

Mengembangkan Kekuatannya

Saudara harus memakai banyak waktu untuk mengembangkan kekuatannya, bukan mengoreksi kelemahan-kelemahannya saja, meskipun kelemahan perlu diperbaiki. Jalan terbaik untuk melaksanakannya ialah dengan meminta bantuan pelatih lain.

Dua penolong terbaik dalam pelayanan saya ialah mengadakan evaluasi silang dan latihan silang. Manfaat yang besar ialah meminta seorang rekan sekerja untuk bertemu sewaktu-waktu bersama-sama dengan orang-orang yang saya latih. Saya mempunyai kelemahan yang saya kira berlaku pula bagi kebanyakan orang yaitu terlalu meninggikan atau sebaliknya terlalu menganggap remeh seseorang.

Jika saya hanya melihat titik-titik kekuatan seseorang yang saya latih, saya memerlukan pelatih lain untuk melihat hal-hal yang tidak saya lihat. Ia dapat menolong saya karena ia tidak terlibat secara subyektif dengan orang yang saya latih itu. Cukup menarik perhatian bahwa istri saya sangat membantu saya dalam bidang ini. Kaum wanita sering dapat melihat apa yang tidak dapat dilihat oleh orang laki-laki, dan saya telah belajar untuk menghargai pengamatan istri saya. Pertolongan dari orang lain secara obyektif akan menolong saya membangun dan menguatkan orang-orang yang saya latih.

Jika persoalan saya ialah memandang remeh seseorang, saya membutuhkan pertolongan yang orang lain sehingga saya dapat memandang segi-segi yang baik dan kemampuan orang itu. Kita cenderung untuk menilai cacat-cacat kecil sehingga evaluasi dari orang lain sangat kita butuhkan. Hendaklah kita ingat bahwa bisa membangun orang lain mempunyai pelayanan yang positif. Kita tidak akan sampai kepada tujuan jika kita memusatkan perhatian hanya untuk memperbaiki kekurangan kecil. Kita harus beriman bahwa anugerah Allah akan menolong kita dalam hal ini.

Melatih Dia Dalam Kepemimpinan

Calon seorang pemimpin perlu dilatih untuk memimpin. Ia telah melayani bersama-sama Saudara dan dengan begitu seharusnya dia dapat menangkap visi mengenai pelipatgandaan murid dan seharusnya sudah menguasai ketrampilan pelayanan tertentu. Ia telah menunjukkan kecakapan dan kemampuan mengerjakan prinsip-prinsip pemuridan kepada orang- orang yang setia dan yang kelak akan mengulangi proses tersebut (2Timotius 2:2). Namun ia memerlukan latihan lebih jauh dalam paling sedikit empat hal di bawah ini.

Sikap. Yang paling penting dalam semua hal ini adalah sikapnya. Ia perlu dijaga agar jangan menjadi besar kepala, karena hal itu dapat mematikan. Sangat mudah bagi dirinya, meskipun dalam tingkat sedini ini, untuk dipenuhi dengan kesombongan sehingga bisa dimanfaatkan oleh si Iblis.

Ia perlu juga menjaga sikapnya terhadap orang lain. Seorang pemimpin yang baru mempunyai kecenderungan untuk berkuasa, untuk meyakinkan orang lain bahwa dia yang sedang berperan, untuk memakai dan menuntut, dan pada umumnya akan melakukan hal-hal yang keji di pemandangan Allah dan manusia. Alasan timbulnya kelakuan macam ini ialah karena merasa tidak yakin di dalam jabatannya dan berusaha menutupi perasaan tidak aman itu dengan banyak kegiatan. Dan tentu saja ada itu dengan banyak kegiatan. Dan tentu saja ada juga ada keinginan untuk melaksanakan pekerjaan yang dibebankan kepadanya.

Perundingan. Seorang pemimpin harus belajar bagaimana berunding dengan anggota teamnya yaitu dengan melibatkan anggota teamnya dalam tahap-tahap perencanaan dan pengambilan keputusan. Mereka akan merasa lebih terlibat dan akan memandang pekerjaan itu sebagai pekerjaan mereka, yang memang seharusnya begitu. Tetapi kurang bijaksanalah pemimpin yang hanya memberi pengumuman kepada orang-orangnya akan apa yang harus mereka perbuat tanpa memberi kesempatan kepada mereka untuk mengutarakan buah pikirannya dan mendiskusikannya sehingga sampai kepada pengambilan keputusan. Ia dapat mengikut-sertakan usaha mereka tetapi bukan hatinya. Sangat bermanfaat bagi seorang pemimpi untuk melibatkan setiap anggota team dalam membicarakan bersama-sama rencana yang akan dibuat karena dengan demikian akan melibatkan juga banyak buah pikiran yang baik dari orang lain. Mereka pasti akan sampai kepada perencanaan yang lebih baik jika mereka dapat menyumbangkan pikiran mereka bersama-sama. Mereka akan bekerja dengan lebih rajin jika pekerjaan itu adalah rencana kita.

Praktek. Salah satu cara terbaik untuk melatih orang dalam kepemimpinan adalah dengan memberi apa yang sudah diperoleh sebelumya dalam latihan, disertai pengawasan seperlunya. Hal ini akan menumbuhkan rasa percaya diri. Juga akan dapat melihat mana kekuatan dan kelemahan yang ada pada dirinya. Kemudian Saudara dapat bersama-sama dengan dia membuat rencana sederhana untuk meningkatkan kekuatan-kekuatan yang ada pada dirinya dan memperbaiki kelemahan-kelemahannya.

Ia juga akan dapat melihat dirinya sebagai seorang pemimpin dan bagaimana ia menghubungkan dirinya dengan rekan sekerjanya dan dengan orang-orang yang dipimpinnya. Jika ia diberi kesempatan untuk mempraktekkan hal itu, ia akan segera mendapatkan pelajaran berharga yang tidak dapat dipelajarinya dengan cara lain. Ia akan belajar bagaimana...

  • mengatur dirinya sendiri.
  • mengatur waktunya.
  • mengatur pelayanannya.
  • menilai murid-muridnya.
  • mengatur keuangannya.
  • memakai rumahnya dalam pelayanan bersama dengan menghargai keluarganya.
  • Untuk berhubungan dengan orang lain secara produktif dalam pelayanan Kristus.

Saran-saran. Untuk menolong dia menjadi efektif, ada beberapa hal yang Saudara dapat melakukan untuk memperkembangkannya di dalam suasana di mana ia akan berjuang dan bertumbuh sebagai seorang pemimpin. Hal-hal ini adalah hasil pengalaman saya pribadi, dan kebanyakan saya dapatkan melalui perjuangan yang berat.

  1. Biarlah ia mengetahui bahwa Saudara mempercayainya, mengasihinya, dan bersyukur kepada Allah karena dia.
  2. Biarlah ia mengetahui bahwa ia bebas untuk membahas hal apa saja dengan Saudara.
  3. Biarlah ia mengetahui bahwa Saudara selalu siap sedia bertemu dengan dia.
  4. Biarlah ia mengetahui bahwa dirinya penting dalam pelayanan ini.
  5. Ceritakan kepadanya sukses dan kegagalan Saudara.
  6. Buatlah suatu patokan perbuatan yang tinggi baginya. Tanpa itu kepuasan Saudara tidak akan berarti baginya.
  7. Dapatkan selalu keterangan mengenai pelayanannya. Sunguh menyakitkan hati jika orang lain akan berkata demikian tentang pemimpinnya. "Ia tidak tahu apa yang sedang terjadi disekelilingnya.
  8. Beri dorongan terus menerus. Usahakanlah agar ia terlibat dalam kegiatan yang sekit lebih berat dari apa yang dia merasa mampu melakukan. Penting sekali bagi Saudara untuk sungguh-sungguh mengenal murid Saudara. Jika diberi terlalu banyak tugas dan terlalu cepat, ia akan menjadi kecil hati dan kecewa. Jika terlalu sedikit dan terlalu lamban, ia tidak akan merasa tertantang.
  9. Jika ia membutuhkan pertolongan, berbicara dengan dia. Nyatakan kepadanya bahwa Saudara siap menolongnya kapan saja, di mana saja. Jangan biarkan dia berjuang sendirian dalam kebimbangan.
  10. Jika ia kurang percaya diri, gambarkan suatu situasi tertentu dan bertanya kepadanya, "Apa yang Saudara akan perbuat di dalam situasi semacam ini?" Ia akan belajar bagaimana mengambil keputusan, dan ia akan dapat memikul lebih banyak tanggung jawab.
  11. Periksalah kemajuannya. Murah hati dalam memberi pujian; lemah lembut dan kasih dalam mengoreksi.

Banyak hal berhubungan dengan latihan kepemimpinan bergerak di sekitar keterlibatan Saudara dengan orang-orang yang bekerja bersama Saudara dengan orang-orang yang bekerja bersama Saudara. Melatih orang merupakan pekerjaan yang berat, namun sangat diperlukan.

Mengambil Langkah-Langkah Untuk Penambahan Imannya

Tolonglah calon pemimpin itu untuk maju dalam imannya. Berikan proyek-proyek yang menyebabkan dia bergantung kepada Allah saja. Saya ingat pertama kali saya bertanggung jawab untuk menjual buku pada suatu pertemuan akhir minggu. Rupanya tugas itu merupakan sesuatu yang hebat bagi saya. Saya berdoa. Saya mencari keterangan dari orang-orang yang pernah melakukannya. Saya mencoba mengumpulkan daftar buku lama yang laku. Saya menyelidiki daftar-daftar buku baru yang dikarang oleh orang- orang yang pernah melayani kami. Hasilnya ialah bahwa Allah ikut campur tangan sehingga pelayanan menjual buku selama akhir minggu itu berhasil sekali. Pengalaman itu sungguh-sungguh memperluas iman saya.

Yesus menantang iman murid-muridNya. Di Tasik Galilea, ketika badai menimpa dan gelombang menempas perahu kecil itu dan mengisinya dengan air, iman para rasul itu gugur. Dan mereka berteriak Guru, Guru, kita binasa (Lukas 8:24). Setelah Yesus menenangkan mereka dan juga badai itu, Ia bertanya mengapa mereka takut dan Di manakah kepercayaanmu? (Lukas 8:25). Ruang kelasNya adalah perahu; kurikulumNya adalah badai; pelajaranNya tentang iman. Melalui semua hal itu mereka ditolong dan dikuatkan.

Salah satu jalan terbaik untuk melatih orang melebihi kemampuan dan kecakapannya yang ada sekarang ialah dengan jalan menyuruhnya berbuat sesuatu. Yesus melaksanakan hal itu. ia memanggil keduabelas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua (Markus 6:7).

Orang-orang itu telah mengikuti Yesus dan belajar daripadaNya. Bukan waktunya untuk menambahkan keterangan untuk pengetahuannya tetapi untuk melatih mereka dalam medan perang. Ketika Saudara melibatkan diri dengan orang-orang, Saudara akan memperhatikan bahwa sewaktu-waktu mereka telah mencapai titik jenuh dalam pelajaran mereka. Inilah saatnya bagi mereka untuk diterjunkan sehingga mereka sungguh-sungguh mendapat pengalaman baru.

Latihan selama seminggu penuh dalam sebuah Pekan Penyelidikan Alkitab dalam menimbulkan rasa jenuh rohani, tetapi suatu kesempatan memberikan kesaksian atau melatih seseorang akan segera memberikan rasa lapar akan perkara-perkara Tuhan Allah. Saudara dapat mempertajam rasa lapar rohani dari anak buah Saudara dengan membiarkan mereka sibuk dalam pelayanan membagikan pengalaman hidup mereka.

Menghaluskan Kemampuan Pelayanannya

Lalu pergilah mereka dan mereka mengelilingi segala desa sambil memberitakan Injil dan menyembuhkan orang sakit di segala tempat. Sekembalinya rasul-rasul itu menceritakan kepada Yesus apa yang telah mereka kerjakan (Lukas 9:6,10).

Bukanlah mendebarkan hati kalau kita dapat berkumpul bersama-sama dengan mereka dan mendengar laporan dari setiap murid dan ulasan dari Yesus?

Anak buah Saudara memerlukan kesempatan semacam itu sehingga mereka dapat saling membagikan pengalaman dan saling menilai. Mereka perlu membicarakan bersama dengan Saudara prinsip-prinsip memuali dan melanjutkan pelayanan pemuridan. Mereka perlu mendiskusikan proses perencanaannya dan cara bagaimana mengorganisasikan regu-regu pelayanan. Mereka perlu membahas prinsip-prinsip kepemimpinan dan belajar bagaimana mengadakan penilaian tentang kemajuan pelayanannya dan keberhasilahn regu mereka.

Sediakan waktu secukupnya untuk mendengarkan murid Saudara supaya dia merasa bebas datang kepada Saudara dan supaya dia merasa bahwa Saudara sungguh mau mendengarkan. Jangan ragu-ragu mengajukan pertanyaan dan jangan kaget jika ia mengajukan juga beberapa pertanyaan yang kedengarannya terlalu sederhana. Jangan menjawab dengan sikap "Akh, Saudara seharusnya sudah tahu jawabannya. Saya telah mangajarakannya enam bulan yang lalu!" Belajar merupakan proses yang berbelit-belit, dan kadang-kadang pelajaran bisa hilang begitu saja atau perlu disajikan di dalam suatu bentuk lain. Tugas Saudara ialah menolong calon pemimpin itu belajar bagaimana melaksanakan pelayanannya.

Belajar Menjadi Bijaksana

Sangat penting bagi seorang pemimpin muda untuk menjadi orang yang bijaksana. Ketika ia memulai pelayananya sendiri, ada banyak tuntutan yang akan menghabiskan waktunya. Raja Salomo berkata: Orang yang tak berpengalama percaya kepada setiap perkataan, tetapi orang yang bijak memperhatikan langkahnya (Amsal 14:15).

Pemimpin harus dapat belajar bagaimana membedakan perkara-perkara yang produktif dari yang tidak akan menghasilkan buah, yang terbaik dari yang baik, yang sungguh-sungguh penting dari yang hanya tampaknya penting. Hal-hal yang sebenarnya akan mempergandakan murid sering kali terselubung pakaian yang kelihatannya usang. Mata yang terlatih akan dapat menembus topeng. Dan sering terjadi, seorang akan datang dengan suatu progran yang kelihatannya hebat namun yang dibalik itu hanya merupakan pemborosan waktu belaka.

Ia akan memerlukan kebijaksanaan untuk mempertimbangkan segala segi dan mengetahui kapan untuk menjawab "Ya" dan kapan untuk mengatakan "tidak." Melalui doa, penyuluhan, Firman Allah, dan pengertian tugas dan panggilan, roh Kudus akan memimpinnya langkah demi langkah kepada jalan pelayanan yang produktip.

Musa, hamba Allah itu, berdoa demikian: Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh atahun, dan kebanggaannya adalah kesukaraan dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap...Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana...Kiranya kemurahan Tuhan, Allah kami, atas kami, dan teguhkanlah perbuatan tangan kami, ya, perbuatan tangan kami, teguhkanlah itu. (Mazmur 90:10,12,17).

Belajar Kemahiran Berkomunikasi

Seorang pemimpin perlu belajar untuk mengkomunikasikan kebenaran secara sederhana dan jelas. Suatu kelemahan yang biasa pada orang-orang yang baru memulai pelayanan ceramah ialah terlalu meruwetkan penjelasannya atau mencoba menjelaskan terlalu banyak dalam waktu yang singkat. Tujuannya ialah melihat kebenartan dihayati dalam kehidupan, bukan mengisi pikirannya penuh dengan kenyataan.

Firman Tuhan menjelaskan bahwa Yesus berbicara dengan kuasa. Mereka takjub mendengar pelajaranNya, sebab perkataanNya penuh kuasa (Lukas 5:32).

Sebagian orang kelihatannya merasa bahwa untuk berkata-kata dengan kuasa ialah mengucapkannya dengan suara besar dan dengan berapi-api, agar pendengar terpukau? Kita mengetahui bahwa ucapan Yesus berkuasa karena apa yang Ia katakan itu terjadi demikian. Itulah kuasa melihat perbaikan atau pengarahan yang baru; melihat hidup dibersihkan atau keluarga yang dipersatukan kembali; melihat kebiasaan yang lama dihapus dan penyerahan yang bersifat abadi; melihat wanita dan pria merindukan persekutuan dengan Yesus Kristus dan orang-orang mulai menggali Firman Allah dan mengadakan waktu untuk berlutut dalam doa.

Dua pernyataan dari Alkitab memberikan pengertian kepada kita mengenai kuasa dalam pemberitaan Yesus. Dan semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkanNya (Lukas 4:22). Ia berbicara dengan ramah sehingga memenangkan hati pendengarNya. Ia mengatakan tentang kebenaran secara terbuka dan kadang- kadang tajam serta menusuk. Tetapi ada keramahan dalan ucapanNya yang menyebabkan suatu pesona.

Pernyataan kedua dicatat oleh Markus, Mereka takjub mendengar pengajaranNya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat (Mar 1:22). Ia berbicara dengan kekuasaan. Pada waktu seorang pemimpin muda berbicara dengan kebenaran dari Firman Allah sedang kuasanya dan perkataannya di bawah pengaruh Roh Kudus, pemberitaannya akan mengandung kuasa.

Mempunyai Dasar Asas Kepercayaan yang Kuat

Jika seseorang hendak memimpin orang lain dalam pelayanan pemuridan, ia harus memiliki dasar doktrin yang kuat. Banyak orang yang baik akan menyimpang dalam ajarannya karena doktrin yang kabur atau tidak benar. Ada orang yang membedakan di antara hal praktis dari Alkitab dan pkoko-pokok asas kepercayaan. Pembedaan itu kurang baik. Pengalaman saya bekerja bersama orang lain telah mengajar saya untuk meletakkan pondasi doktrin yang benar, kuat, dan mendalam pada diri seseorang karena itu adalah hal yang sangat praktis dan penting. Iblis adalah musuh kita yang licik. Ia akan terus-menerus menyelewengakan kebenaran-kebenaran Alkitab dengan orang yang Saudara latih, Saudara dapat menilai pentingnya dan terus bekerja untuk menambah kekurangan-kekurangannya.

Yang berikut adalah rencana sederhana untuk mempelajari doktrin. Mintalah murid Saudara menulis di atas kartu-kartu ayat-ayat Alkitab yang ada hubungannya dengan doktrin yang sedang dipelajarinya. Kemudian mintalah dia untuk meletakkan kartu-kartu itu di atas meja dan merenungkannya seraya melihat bagaimana bagaian-bagian tertentu ada hubungannya satu dengan yang lain dan tekanan apa yang diberikannya berhubungan dengan pokok yang tertentu. Sesudah lewat satu atau dua minggu dengan merenungkan serta menghubungkannya, mintalah dia untuk memilih delapan kunci, dan suruh dia menghafalkannya. Hal ini akan memberikan kepadanya pelajaran mengenai pokok itu secara pribadi, langsung diambil dari Alkitab. Dan karena ia telah menghafalkan bagian-bagian kunci itu, ia akan menguasai pokok itu dengan baik seumur hidupnya.

Paulus berbicara tentang pentingnya menjadi dewasa dan mengenal Firman Tuhan. Sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan (Efesus 4:14).

Dengan kesembilan nilai yang ditanamkan ke dalam hatinya, calon pemimpin pembinaan murid sudah siap untuk pelayanan sendiri. Namun pekerjaan Saudara belum selesai. Doa dan nasihat Saudara masih diperlukan sekalipun Saudara telah melatihnya bagi suatu pelayanan yang efektif. Saudara telah memenuhi tugas Saudara untuk mencetak seorang ahli bangunan (1Korintus 3:10).