You are hereVenezuela Tahun 2006

Venezuela Tahun 2006


Venezuela -- Presiden Venezuela Hugo Chavez, yang memenangkan pemilihan umum ulang, kini mendapat beragam tanggapan dari orang-orang Kristen. Trans World Radio (TWR) menyiarkan program agama Kristen di Venezuela. Jim dari TWR mengatakan, ketika satu organisasi misi diusir keluar dari perkampungan suku tahun lalu, TWR justru mengalami suatu pertumbuhan. Kepedulian Chavez terhadap dunia pendidikan mendorong stasiun radio untuk menyiarkan program anak-anak. "Banyak stasiun radio yang kurang menyajikan dan menghasilkan program untuk anak-anak. TWR sudah menawarkan program untuk anak-anak bernama Pedrito el Pulpo, untuk disiarkan di stasiun radio umum." Chavez membutuhkan pendidikan tentang moral di sekolah-sekolah negeri. "TWR diberi wewenang untuk masuk ke dalam sekolah-sekolah negeri dengan menggunakan bahan dari program radio anak-anak, mengadakan pertunjukan boneka, dan memberikan Alkitab serta undangan.
[Sumber: Mission Network News, Desember 2006]

Pokok Doa:

  • Mari bersyukur atas kesempatan yang diberikan oleh pemerintah Venezuela kepada TWR untuk menggunakan bahan program anak mereka ke sekolah-sekolah umum. Kita juga patut bersyukur karena TWR bisa memberikan Alkitab pada kesempatan tersebut.
  • Program anak oleh TWR ini merupakan kesempatan berharga bagi saudara-saudara kita di TWR untuk memperkenalkan Kristus yang membawa damai. Berdoalah agar program ini dapat terus berlanjut.

e-JEMMi 50/2006


Balai desa itu penuh dijejali orang-orang sampai melebihi kapasitas. Suasana desak-desakan tersebut membuat hawa di hutan yang panas itu menjadi semakin panas. Saya duduk di sebuah bangku kecil yang tentu tidak dapat memenuhi gambaran saya akan tempat duduk yang nyaman. Kaki harus ditekuk sehingga lutut menyentuh dagu dan posisi tubuh harus saya atur sedemikian rupa agar punggung tidak sampai terkena kotoran-kotoran yang melekat di dinding belakang saya. Ditambah serbuan gigitan serangga-serangga kecil penghisap darah yang sepertinya sangat menikmati kulit dan daging saya. Namun hari itu tetap akan menjadi hari yang paling tak dapat saya lupakan di atas segala hari yang pernah saya lalui.

Semua berawal dari desa Marueta di negara Venezuela beberapa tahun lalu. Setelah hampir setahun mengajarkan Injil kepada suku Maco, giliran kami untuk mendengarkan mereka. Dan kami, para misionaris menangis saat mendengar orang-orang itu mengungkapkan iman mereka yang sederhana namun mendalam pada Tuhan serta penerimaan mereka atas berkat keselamatan yang Ia berikan. Namun itu masih permulaan.

Setahun kemudian, ketika gereja orang Maco di Marueta mendengar bahwa desa tetangga di Porvenir juga ingin mendengarkan "perkataan Tuhan" mereka langsung bersemangat ingin pergi. Selama sekitar 1 tahun, sebuah delegasi orang percaya dari Marueta menempuh perjalanan 1 jam dengan perahu tiap minggunya untuk mengajar sesama saudara bangsa Maco selama dua hari dengan cara yang sama seperti saat mereka dulu diajar. Dan kini, penduduk desa Porvenir berkumpul bersama kami untuk mendengarkan orang-orang percaya di Marueta menceritakan tentang kehidupan, kematian, penguburan dan kebangkitan Yesus Kristus -- sebagai bentuk anugerah kasih Tuhan bagi keselamatan dunia termasuk bagi penduduk Porvenir. Selanjutnya, adalah acara dimana orang-orang tersebut diundang untuk maju ke depan membagikan apa yang mereka pikirkan sementara delegasi Marueta duduk.

Keheningan di ruangan itu terasa lebih menyesakkan daripada hawa yang panas. Suasana sunyi itu sangat membuat jantung berdebar-debar. Hal ini membuat kami risau terhadap para pengajar dari Marueta itu.

Lalu, satu demi satu, penduduk Porvenir itu mulai berdiri dan menyatakan bahwa mereka menerima Kristus sebagai bagian dari hidupnya. Di seluruh balai pertemuan itu, mereka berdiri dan menyatakan dalam bahasa mereka, kepercayaannya akan Dia yang telah menyelamatkan.

Sekelompok kecil orang di bagian belakang ruangan yang tak sependapat mulai menertawakan dan mencemooh beberapa orang yang sedang berbicara. Namun, di luar dugaan, justru semakin banyak orang Maco dari Porvenir yang dengan berani menyatakan keputusan mereka untuk memberikan jiwanya kepada Tuhan.

Saya melirik teman-teman dari Marueta dan melihat air mata mulai membasahi mata mereka. Itu adalah air mata generasi kedua. Mereka sekarang mengalami apa yang kami rasakan dulu -- sukacita luar biasa ketika mendengar saudara-saudari baru dalam Tuhan menyatakan dirinya kepada dunia. Dan dari bangku kecil saya, dengan lutut yang menyentuh dagu, saya menangis bahagia bersama mereka.

Sumber: Dave Zelenak, NTM, January 31, 2006

  • Mengucap syukur untuk orang Maco di Marueta dan penduduk Porvenir yang telah menerima Kristus sebagai Juruselamat hidup mereka. Mengucap syukur juga untuk gereja orang Maco yang dengan murah hati membagi Kabar Baik yang mereka terima kepada penduduk Porvenir.
  • Doakan petobat-petobat baru di antara penduduk Porvenir supaya iman mereka tidak segera menjadi layu tapi makin kuat bertumbuh dengan pendalaman firman Allah yang disampaikan kepada mereka.

e-JEMMi 06/2006