You are heree-JEMMi No.10 Vol.18/2015 / Suku Alaba Ethiopia
Suku Alaba Ethiopia
Suku Alaba Ethiopia tinggal di tengah-tengah dataran tinggi Ethiopia, sekitar 250 -- 300 km di barat daya Addis Ababa yang terhubung dengan jalan aspal Shashemane-Soddo. Tanahnya datar dan kering dengan tipe tumbuhan sabana. Jagung, tef (semacam gandum - Red.), dan lada merah adalah hasil panen utama yang dibudidayakan.
Sungai Bilate membatasi negara Alaba di sisi barat terhadap orang-orang Kambaata. Bahasa dari kedua kelompok ini berkaitan erat dengan bahasa dataran tinggi Cushitic timur. Suku Alaba telah berada di bawah pemerintahan Kambaata selama beberapa tahun meskipun pada saat itu Alaba adalah sebuah daerah kekuasaan khusus dengan sendirinya.
Terdapat banyak perbedaan antara daerah pusat, Kulito, dan daerah pedesaan yang sangat luas.
- Kulito dengan 25.000 penduduk dan sebuah pasar besar yang ramai, memiliki perpaduan populasi yang minoritas berbicara bahasa Alaba. Di daerah pedesaan hanya bahasa Alaba yang digunakan.
- Kulito memiliki beberapa gereja Protestan dan banyak populasi Ortodoks yang terlihat. Daerah pedesaan kebanyakan beragama M.
- Di pedesaan, tingkat kemampuan membaca sangat rendah, sedangkan orang-orang di daerah Kulito kemampuan membacanya lebih baik. Orang-orang Alaba secara tradisional sangat percaya diri dan sangat kebal dengan pengaruh dari luar. Hal itu membuat mereka jauh dari perkembangan modern dan pendidikan. Sekarang, tampaknya hal tersebut akan berubah dan data statistik dari tahun 2002 -- 2003 menunjukkan bahwa ada 36 sekolah di Alaba dengan 26.000 siswa.
Cara hidup suku Alaba sangat sederhana. Hampir semua rumah di daerah pedesaan berbentuk bulat, beratapkan jerami, terbuat dari kayu dan lumpur. Mereka tidak memiliki langit-langit dan memiliki lantai berlumpur. Ternak-ternak menghabiskan malam mereka bersama dengan para penduduk. Kebanyakan penduduk mengambil air minum mereka dari sungai dan kolam dengan membawanya dalam jarak yang jauh. Lebih dari setengah rumah-rumah di perkotaan tidak memiliki aliran listrik. Kayu bakar dan daun-daun pepohonan digunakan untuk memasak. Pemerintah Alaba menyatakan kebutuhan terbesar, yaitu sekolah dan klinik untuk desa-desa, dan sumur-sumur untuk desa-desa tanpa air minum. (t/Hossiana)
Diterjemahkan dari:
Nama situs | : | Joshua Project |
Alamat URL | : | http://joshuaproject.net/people_groups/10255/ET |
Penulis artikel | : | Tidak dicantumkan |
Tanggal akses | : | 25 Juni 2015 |
- Login to post comments
- 2234 reads