JASON MA MENJANGKAU MAHASISWA
Enam tahun lalu, Jason Ma mengikuti perkuliahan pendahuluan untuk
mata kuliah Filsafat. Tiba-tiba, Profesor yang mengajarnya bertanya
"Siapa diantara kalian yang percaya bahwa Yesus Kristus adalah Anak
Allah?" Hanya Jason dan salah seorang temannya yang mengangkat
tangan di dalam ruang kuliah yang dihadiri 100 orang mahasiswa
tersebut. Jason tidak bisa percaya bahwa kebanyakan teman
mahasiswanya tidak tahu apa yang ditawarkan Yesus kepada mereka,
maka dia mulai melakukan doa keliling di universitas. Dia meminta
kepada Tuhan untuk memberikan petunjuk, sehingga 28.000 mahasiswa di
universitas tersebut bisa mengenal Dia. Tuhan membukakan pintu untuk
Jason. Para pengurus univesitas menaruh simpati pada tujuannya dan
mereka memberi izin pada Jason untuk mengadakan serangkaian program
penginjilan di universitas. Ada ratusan mahasiswa yang diselamatkan.
Satu hal yang segera disadari Jason bahwa hanya sebagian kecil dari
petobat baru itu yang beribadah di sebuah gereja, setelah mereka
menjadi Kristen. "Sejujurnya," kata Jason, "kebanyakan gereja di
sekitar universitas tidak memiliki program pelayanan untuk para
mahasiswa. Belum ada gereja yang memikirkan untuk menjangkau
mahasiswa. Ada beberapa mahasiswa yang bertemu untuk melakukan
pendalaman Alkitab. Namun, ketika mereka lulus dari universitas,
masalah itu masih tetap ada; mereka tidak bisa menemukan satu tempat
untuk beribadah yang memahami kebutuhan mereka. Saya sendiri juga
melihat masalah yang sama di beberapa universitas. Kebanyakan
mahasiswa memandang gereja-gereja sebagai tempat yang membosankan,
tidak relevan dengan kebutuhan mereka dan hipokrit. Namun, para
mahasiswa itu sendiri juga tidak menyadari bahwa diri mereka
sebenarnya juga merasa kosong, terluka, dan menderita. Mereka
mencari kasih sejati melalui obat-obat terlarang, pesta pora, seks,
dan juga nilai-nilai yang bagus. Banyak yang mengalami depresi,
bahkan banyak diantara mereka yang hampir memutuskan untuk bunuh
diri."
Jason mulai mendoakan bagaimana caranya ´membawa´ gereja kepada
mahasiswa. Setelah melakukan banyak riset, termasuk mempelajari
gerakan gereja bawah tanah di China, dia menjadi yakin bahwa "gereja
sederhana" yang berorientasi pada jalinan relasi merupakan cara
terbaik untuk menjangkau para mahasiswa. Dia membaca mengenai
seorang gadis China berusia 18 tahun yang merintis lebih dari 100
gereja rumah dalam setahun. Gereja-gereja yang dipelajarinya di
China merupakan jaringan persekutuan kecil yang beranggotakan 15-30
orang. Mereka bertemu di rumah-rumah atau di toko-toko kecil untuk
mensharingkan hidup mereka sehari-hari bersama Yesus. "Jika seorang
gadis China berumur 18 tahun dapat merintis 100 gereja dalam setahun
di China, apakah seorang mahasiswa tidak dapat merintis beberapa
persekutuan di univertas?" Jason bertanya kepada dirinya sendiri.
Dia sadar bahwa, seorang misionaris dapat memenangkan seorang
mahasiswa bagi Yesus, yang nantinya mahasiswa ini akan memenangkan
teman-teman di sekitarnya, sehingga terbentuklah gereja kecil.
Sebuah gereja kecil tentu saja tidak bisa menjangkau berbagai macam
mahasiswa, maka Jason mulai menganggap setiap kelompok mahasiswa
sebagai "kelompok suku yang belum terjangkau", dan bertujuan untuk
merintis sebuah gereja di setiap kelompok. Gereja-gereja baru dengan
anggota 15-20 jemaat itu akan bertemu di suatu tempat, dan jika
anggota mereka terus bertumbuh, mereka tidak perlu mencari tempat
yang lebih besar untuk bersekutu. Kelompok yang semakin besar itu
dapat dibagi menjadi beberapa kelompok dan terus bermultiplikasi.
Mereka dapat bertemu di mana pun -- di asrama, apartemen, ruang
reuni, kelas atau kedai kopi di seberang jalan. Kemudian Jason mulai
merintis gereja- gereja di universitasnya. Mereka kemudian mengirim
´misionaris´ ke universitas-universitas lain untuk melakukan hal
yang sama; Campus Church Network (CCN) telah didirikan, dimulai di
San Jose State University pada tahun 1998, dan semakin berkembang.
Para misiologi membuat istilah ´10/40 Window´ untuk mendeskripsikan
daerah geografis antara 10 dan 40 derajat garis lintang sebagai
wilayah yang paling jarang diinjili. "´The 13/30 Window´ kemungkinan
juga merupakan hal yang penting," kata Jason. Yang dimaksud dengan
´The 13/30 Window´ adalah orang-orang yang berusia antara 13-30
tahun. Kelompok umur itu berpotensi menjadi ladang tuaian terbesar
bagi Injil di masa sekarang. "Kelompok tersebut sangat terbuka
terhadap Injil." Survey menunjukkan bahwa 90% dari semua orang
Kristen memutuskan untuk menerima Yesus sebagai Juruselamat sebelum
mereka berulang tahun ke-25. Ini juga menjadi kelompok yang paling
penting, karena mereka adalah masa depan dunia dan gereja.
Statistik menunjukkan bahwa 60% dari populasi global berusia di
bawah 25 tahun; 30% atau sekitar 1,7 juta orang berusia antara 10-24
tahun. Jason mempelajari penelitian yang dilakukan oleh Barna
Research Group yang menunjukkan bahwa usia 18-25 tahun merupakan
kelompok yang paling jarang ke gereja. Mayoritas mahasiswa yang
beribadah di gereja selama masa studi tidak lagi beribadah ke gereja
setelah mereka lulus kuliah. Jason menyimpulkan bahwa "Kami sangat
membutuhkan gereja baru untuk generasi baru, karena bentuk gereja
tradisional kurang bisa menjangkau para mahasiswa di Amerika. Para
pemuda post-modern tidak lagi mengetahui standar, tidak percaya pada
apa pun dan ingin mencari Tuhan dengan cara mereka sendiri. Mereka
tidak hanya ingin duduk diam di gereja dan mendengarkan seseorang
berkotbah. Namun, mereka juga ingin menerapkan iman mereka. Menurut
Jason, "Itu tidak membutuhkan komite baru, akan tetapi sebuah
revolusi."
Motto Jason adalah "Memulai suatu revolusi berarti memulai sebuah
gereja kampus!" Pada Situs Campus Church Networks (CCN), dia menulis
"Setiap revolusi dimulai oleh seorang yang revolusioner. Apakah Anda
siap menjadi salah satunya? Apakah sudah ada gereja kampus di
universitas Anda? Jika belum, maka Anda harus memulainya ...."
Campus Church Networks adalah gerakan perintisan gereja yang
dilakukan oleh para mahasiswa. CNN menantang sekaligus melatih para
mahasiswa untuk merintis gereja-gereja bagi suatu generasi baru di
setiap universitas yang ada di dunia.
[Sumber dan informasi: Jason Ma
==> http://www.campuschurch.net/
==> <info@campuschurch.net> ]
Bahan diterjemahkan dari FridayFax, Edisi September 30, 2004
e-JEMMi 42/2004