KUK YANG KUPASANG ITU ENAK
Berikut ini adalah kesaksian dari Aida Skripnikova (1961):
Wanita muda itu berdiri di sudut ruangan sambil membagikan kartu-
kartu kecil bertuliskan puisi-puisi di dalamnya. Beberapa orang
menerima kartu-kartu tersebut karena ingin tahu tentang tulisan yang
ada di dalamnya. Beberapa orang tertarik karena ia begitu cantik,
tetapi kebanyakan mengambil kartu-kartunya karena sukacita dan kasih
yang tampak di dalam senyumnya saat ia menatap ke dalam mata setiap
orang dan memberi mereka sebuah kartu. Pada tiap kartu terdapat
puisi yang telah ia tulis sendiri. Tiap puisi menyatakan kasih dan
sukacita yang ia rasakan setelah mengenal Yesus sebagai Tuhan dan
Juruselamat.
Namun karena tindakannya itulah ia ditahan dan dibawa ke pengadilan.
Di hadapan pengadilan dengan berani ia menyaksikan, "Masyarakat yang
sedang kalian bangun, wahai Komunis, tidak pernah dapat menjadi adil
karena kalian sendiri tidak adil." Aida dijatuhi hukuman satu tahun
penjara.
Ketika dilepaskan, ia langsung kembali ke pekerjaannya semula yaitu
melayani di sebuah gereja bawah tanah. Karena kecantikannya, kemauan
kerasnya, dan keberaniannya, ia dijuluki "a pirate from the house of
prayer" oleh koran Komunis Izvestia.
Salah satu hal yang berani ia tulis adalah, "Kalian para ateis,
dapat mengadakan pertemuan bersama setiap saat dan melakukan apa pun
yang kalian inginkan -- berbicara, membaca, dan bernyanyi. Jika
demikian, mengapa kami tidak dapat saling mengunjungi? Hukum apa
yang melarang hal ini? Mengapa kami tidak boleh berdoa atau membaca
Alkitab kapan pun kami mau? Kami diijinkan untuk berbicara mengenai
Allah hanya di gereja. Kalian pasti tidak akan setuju jika kalian
diijinkan untuk berbicara mengenai teater hanya di teater atau
mengenai buku-buku hanya di perpustakaan. Dengan cara yang sama,
kami tidak dapat diam saat mengetahui ada hal-hal yang bertentangan
dengan makna hidup kami -- yaitu Kristus." Untuk ucapannya itu
sekali lagi Aida dijatuhi hukuman empat tahun penjara, tetapi hal
ini tidak juga membuat imannya goyah.
Pada usia 27, Aida masuk penjara lagi untuk keempat kalinya, tetapi
agaknya penjara hanya memberi pengaruh sedikit. Penjara malah
semakin meningkatkan cintanya terhadap Firman Allah dan betapa
penting firman itu bagi imannya. "Di penjara, hal yang tersulit
adalah hidup tanpa Alkitab."
Pernah satu kali, sebuah Injil Markus diselundupkan ke penjara dan
diberikan kepadanya. "Ketika para penjaga mengetahui bahwa aku
memiliki sebuah Injil, mereka menjadi kuatir dan menggeledah seluruh
penampungan. Pada penggeledahan kedua, para penjaga menemukan kitab
itu. Aku dihukum karena hal ini dan dikurung sendiri dalam sel
tahanan yang dingin selama sepuluh hari dan sepuluh malam dan
terasing. Tetapi dua minggu kemudian aku diberi Alkitab Perjanjian
Baru yang dapat aku simpan sampai hari pembebasanku."
"Penjara sering kali digeledah, tetapi setiap kali Tuhan membantuku.
Aku mengetahui terlebih dahulu mengenai penggeledahan tersebut
sehigga aku dapat menyimpan kitab yang berharga itu. Banyak tahanan
lain yang membantuku menyembunyikannya, walaupun mereka bukan orang
Kristen."
Para penjaga melakukan banyak hal untuk melemahkan iman Aida dan
berusaha membuatnya menyangkali imannya, tetapi beberapa usaha itu
menjadi senjata makan tuan. "Suatu kali seorang penjaga menunjukkan
kepadaku satu paket makanan. Ia mengatakan kepadaku bahwa isinya
coklat dan berbagai makanan lezat lainnya. Meskipun tidak diberikan
kepadaku, paket makanan itu menguatkan aku saat mengetahui bahwa
sahabat-sahabatku peduli terhadap diriku. Fakta ini jauh lebih
berarti daripada makanan itu sendiri. Pada kesempatan lain, aku
diberitahu bahwa ada kiriman sepuluh paket untukku dari Norwegia,
tetapi paket-paket ini pun tidak diberikan kepadaku .... Merupakan
sukacita yang besar bagi kami untuk mengalami persekutuan roh
bersama orang-orang Kristen yang ada di berbagai wilayah. Hal ini
memberikan harapan kepada kami yang ada di dalam penjara. Aku ingin
mengirimkan sebuah ungkapan kasih dari kami semua yang ada di
penjara kepada mereka yang telah peduli terhadap kami dan telah
berdoa bagi kami."
Ketika ia dibebaskan dari penjara, Aida telah berubah secara
drastis. Kecantikan bagai bintang film yang dimilikinya pada masa
mudanya bukan saja lenyap, tetapi pada usianya yang baru 30 tahun,
ia tampak seperti berusia lebih dari 50 tahun. Ia kurus kering dan
lusuh oleh tahun-tahun yang dihabiskan di dalam penjara. Jika Anda
melihatnya, Anda tak akan pernah mengenalinya sebagai wanita yang
sama, kecuali untuk satu hal: senyumannya. Senyumnya masih
mencerminkan kasih dan sukacita karena pengenalannya kepada Yesus
sebagai Tuhan dan Juruselamat.
Saat menjalani masa penjaranya yang terakhir dan paling sulit, Aida
menulis, "Ada makna satu ayat yang menjadi lebih jelas dari
sebelumnya, 'Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun
ringan.'" (Matius 11:30) dan Yesus sendiri mengatakannya. Selama
tiga tahun di dalam penjara itu aku menjadi semakin memahami makna
dari ayat tersebut."
Informasi Tambahan
Pada tahun 1991, sekitar 20 tahun setelah Aida menjalani masa
penjaranya yang keempat, Uni Soviet pecah karena runtuhnya Komunis.
Penganiayaan kaum Kristen yang dilakukan oleh pemerintah berhenti
pada saat itu, setidaknya untuk satu masa. Iman dan perjuangan dari
Aida dan banyak umat percaya lainnya melalui pelayanan di bawah
tanah tidaklah sia-sia.
Pada tahun 1992, utusan dari The Voice of the Martyrs menjumpai Aida
di apartemen yang terawat dengan baik di sebuah gedung tua di St.
Petersburg. Aida tidak menyimpan kegetiran kepada orang-orang yang
telah menyiksanya di penjara, hanya pengampunan yang terpancar dari
hatinya. Ia terkejut saat mengetahui kesaksiannya telah menarik
banyak perhatian dari umat Kristen di seluruh dunia, dan ia amat
bersyukur karena hal itu. Aida mengatakan, "Aku hanya mungkin
bertahan karena dukungan banyak doa dari seluruh dunia. Jika tidak,
aku tidak akan bertahan."
"Ingatlah akan orang-orang hukuman, karena kamu sendiri juga adalah
orang-orang hukuman. Dan ingatlah akan orang-orang yang diperlakukan
sewenang-wenang, karena kamu sendiri juga masih hidup di dunia ini."
(Ibrani 13:3)
Sumber:
Judul Buku | : | Jesus Freaks |
Judul Artikel | : | A Pirate from The House of Prayer |
Penulis | : | dc Talk and The Voice of the Martyrs |
Penerbit | : | Albury Publishing, Tulsa, Oklahoma, 1999 |
Halaman | : | 84 - 87 |
e-JEMMi 44/2003