You are here
Yang Bodoh dari Allah (1 Korintus 1:25)
Seseorang berdiri di atas sebuah kayu dan berusaha menjaga keseimbangannya melewati beberapa meja rapuh yang ada di bawahnya, sambil bermain biola. Seorang di antara penonton menyenggol temannya, "Aku heran, mengapa ia bermain biola di depan umum. Padahal ia tidak mahir dalam memainkannya." Ini merupakan contoh bagaimana orang-orang memberi penilaian terhadap pikiran-pikiran para tahanan Kristen yang disiksa fisik dan mental, di penjara bawah tanah komunis. Yang menarik perhatian adalah apakah surga masuk akal untuk diharapkan, seperti: perbaikan kehidupan dalam waktu cepat, makanan untuk mengatasi kelaparan, penghentian penyiksaan yang mengerikan. Kita tidak memperoleh apa yang kita harapkan karena surga tidak bekerja dengan cara manusia -- masuk akal. Alkitab tidak berbicara mengenai hal-hal masuk akal tentang Allah, tetapi lebih mengenai kebodohan-Nya (1 Korintus 1:21; Lukas 15:7).
Campalagian di Indonesia
Sejarah
Orang-orang Campalagian terutama tinggal di kota-kota Polmas, Campalagian, serta sekitar daerah Majene. Wilayah ini terletak di Provinsi Sulawesi Selatan. Sulawesi merupakan pulau berpegunungan yang luas, sering kali digambarkan sebagai bentuk yang menyerupai bunga anggrek atau kepiting. Pulau tersebut memiliki garis pantai kira-kira 5.000 kilometer, dan terdiri dari 4 semenanjung utama yang dipisahkan dengan teluk-teluk yang dalam, dengan dua semenanjung mengarah ke Selatan dan dua lainnya ke arah Timur Laut. Mayoritas orang Campalagian hidup di daerah dataran rendah, yang secara khusus subur untuk berbagai jenis pertanian. Nama lain untuk orang-orang ini adalah Tulumpanuae atau Tasing. Mereka berbicara dengan bahasa Campalagian. Budaya dari orang-orang Campalagian telah dipengaruhi oleh orang-orang sekitar yang lebih banyak penduduknya dan lebih berkuasa, seperti orang-orang Toraja dan Bugis. Bahasa orang-orang Toraja dan Bugis telah memengaruhi bahasa Campalagian sehingga ada banyak kemiripan.
Orphan Grain Train (OGT)
==> www.ogt.org/
Kaum Lutheran Amerika rupanya tidak mau ketinggalan untuk terlibat dalam pekerjaan misi. Orphan Grain Train (OGT) adalah lembaga misi yang dipelopori oleh Grace Lutheran Church dan beberapa Gereja Lutheran lainnya. Meski demikian, OGT tentu saja tidak terbatas pada kaum Lutheran. Hal ini tercermin dalam misi utamanya: "Mendorong dan memampukan umat Tuhan untuk berbagi kasih (personal maupun material) demi membawa nama dan karakter Kristus kepada yang membutuhkan, baik yang jauh maupun yang dekat".
Bergabunglah dalam Kelas Paskah dari YLSA!
Apakah Anda ingin mengerti lebih dalam tentang makna Paskah?
Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org > melalui program Pendidikan Elektronik Studi Teologi Awam (PESTA) kembali membuka Kelas Diskusi PASKAH 2013. Dalam kelas diskusi ini, akan dibahas topik-topik diskusi seputar kematian dan kebangkitan Kristus. Pastinya setiap peserta akan lebih diperkaya lagi tentang makna Paskah yang sejati melalui kelas ini.
Campalagian di Indonesia (Editorial Edisi 04-2013)
Shalom,
Banyak orang yang belum percaya mengatakan bahwa pengurbanan Tuhan Yesus di kayu salib merupakan sebuah 'kebodohan'. Bagaimana mungkin Tuhan mau mati bagi manusia? Karena cinta-Nya yang begitu besar bagi manusia, Ia rela mengurbankan diri-Nya agar kita bisa selamat. Melalui renungan kali ini, kita akan belajar untuk melakukan perintah Tuhan, walaupun untuk melakukannya kadang kita harus mengurbankan sebagian dari kepentingan kita sendiri. Simak juga profil Suku Campalagian yang tinggal di Sulawesi Selatan. Selamat membaca.
Las Casas (Editorial Edisi 03-2013)
Shalom,
Penyebaran Injil dan humanisme tidak dapat dipisahkan. Sebab, dari pelayanan kepada masyarakatlah orang-orang dapat melihat kasih Yesus dalam diri penyebar Injil. Inilah yang dilakukan Las Casas, seorang Spanyol yang menjadi penasihat hukum gubernur daerah koloni di Meksiko, yang kemudian menjadi seorang misionaris. Ia melihat bahwa banyak kaum kolonial yang bertindak tidak manusiawi kepada orang-orang Indian. Ketika melihat hal ini, ia menentang kaum kolonial dan membela kasus orang-orang Indian itu. Seperti apa kisahnya? Silakan simak sajian yang telah kami persiapkan berikut ini. Tuhan Yesus memberkati.
Las Casas
Zaman Penjelajahan yang dimulai pada akhir abad ke-15 membuka sebuah era baru misi luar negeri bagi Gereja Katolik Roma. Dunia Baru dilihat sebagai lahan ekspansi yang potensial, sehingga baik Paus maupun para pemimpin politik menggebu-gebu dalam melakukan bagian mereka untuk membawa dunia baru tersebut ke bawah kekuasaan Katolik. Ratu Isabella, yang tanpa henti memburu penganut bidah Protestan di Spanyol, menganggap penginjilan kepada orang-orang Indian sebagai pembenaran yang paling utama bagi ekspansi kolonial; dan ia bersikeras bahwa para pendeta dan biarawan harus menjadi bagian dari pendatang pertama yang menetap di Dunia Baru. Golongan Fransiskus dan Dominian (dan nantinya golongan Jesuit) dengan antusias menerima tantangan ini dan dalam hitungan dekade, ajaran Katolik telah menjadi kekuatan yang permanen dan berpengaruh. Kecepatan perkembangan ini dianggap sebagai sesuatu yang fenomenal dalam kekristenan. Pada tahun 1529, seorang misionaris golongan Fransiskus di Meksiko menulis tentang pertobatan massal yang hampir mustahil untuk dicatat: "Kami membaptis begitu banyak orang. Saya tidak bisa memberikan perkiraan yang akurat tentang jumlahnya di sebuah provinsi di Meksiko. Sering kali kami membaptis 14.000 orang dalam satu hari, kadang-kadang 10.000 orang, dan kadang-kadang 8.000 orang."
Arab Saudi Tahun 2013
Para pemimpin gereja di Arab Saudi kerap kali mendapat serangan dari polisi agama (mutawwa'in). Mereka bertindak secara independen di luar komando pemerintah dan berusaha menciptakan kerajaan agama lain, yang lebih dikenal dengan Commission for Promotion of Virtue and Prevention of Vice. Rezim Arab Saudi sendiri mengaku telah mencoba menghentikan aksi mereka, tetapi mutawwa'in melanjutkan aksinya sebagai polisi "moral" di Arab Saudi.
Indonesia Tahun 2013
Banjir di Manado
Bencana banjir kembali terjadi di Nusantara. Kali ini, bencana itu melanda Kota Manado, Sulawesi Utara. Menurut laporan, banjir yang terjadi pada hari Minggu, 17 Februari 2013 ini, telah memakan korban jiwa sebanyak 15 orang dan memaksa ribuan penduduk lainnya mengungsi. Pos-pos penanggulangan bencana memang telah didirikan di lokasi-lokasi yang paling parah, seperti Kelurahan Dendengan Luar, Dendengan Dalam, Tikala Baru, Paal 2, Komo Luar, Ternate Tanjung, Mahawu, Bailang, Karame, dan Banjer. Akan tetapi, pos-pos itu masih belum dapat memenuhi kebutuhan para pengungsi secara maksimal.
Misi dan Antropologi 1
Berita Alkitab dan Latar Kebudayaan