Mesir Tahun 2005

Sekelompok pelayanan misi di Mesir telah mendorong adanya kebebasan
beragama. Reformasi yang terjadi di Mesir telah memperoleh tanggapan
positif dari pers. Hal ini merupakan saat yang sangat menentukan
untuk membahas tentang penganiayaan umat Kristen. Todd Nettleton,
perwakilan dari Voice of the Martyr mengatakan bahwa baru-baru ini
Gaser Mohammed Mahmoud telah bertobat. Keluarganya sepakat
memasukkannya ke rumah sakit jiwa dimana dia akan mengalami
penganiayaan. "Jika Anda seorang non-Kristen yang ingin menjadi
Kristen, hal itu tidak mungkin dilakukan. Anda tidak bisa memperoleh
kartu identitas baru dimana Anda tidak bisa mendaftarkan ulang
perpindahan kepercayaan yang Anda anut. Mesir merupakan negara yang
masih memberlakukan diskriminasi terhadap umat Kristen, khususnya
bagi mereka yang dulunya non-Kristen dan kemudian menjadi Kristen."
Dikatakan oleh Nettleton bahwa adanya kejadian ini menyuarakan
kebenaran tentang tindak kekerasan yang dialami umat percaya.
"Pemerintah Mesir menutup mata tentang kejadian tersebut, dan dapat
dipastikan bahwa mereka tidak akan mengakuinya di depan publik bahwa
peristiwa yang dialami Gaser berkaitan dengan penganiayaan umat
Kristen di Mesir. Kenyataannya, jika Gaser Mohammed Mahmoud tidak
pindah kepercayaan, pasti dia tidak berada di rumah sakit jiwa."


Sumber: Mission Network News, May 31st 2005

  • Doakan Gaser Mohammed Mahmoud agar tetap bertahan dan teguh dalam
    imannya kepada Kristus. Berdoa juga bagi keluarganya supaya hati
    mereka dibukakan untuk menerima Gaser, terlebih juga untuk
    menerima Kebenaran Sejati.
  • Berdoa bagi petobat baru dan mereka yang telah mengenal Kristus
    agar terus dikuatkan dan dibangun imannya kepada Yesus.



  • e-JEMMi 23/2005


    "Peristiwa tersebut sungguh di luar dugaan bagi beberapa penumpang
    bus -- mereka terkejut dan pucat saat menyaksikan seorang pemuda
    yang baru saja dibebaskan dari pengaruh kuasa gelap," demikian
    laporan dari pelayanan misi Ziel 19. Ibu F.W., seorang penginjil
    dari Mesir yang sedang melakukan perjalanan dengan bus tersebut. Di
    dalam bus dia memperhatikan ada penumpang lain yang mengeluarkan
    suara-suara aneh, matanya berputar-putar, dan kadang-kadang dia
    menggeliat di tempat duduknya. Penumpang-penumpang yang lain hanya
    memalingkan muka, sampai akhirnya Ibu F.W. tidak tahan menyaksikan
    keadaan tersebut. Dia mendatangi pemuda itu dan berkata dengan suara
    keras "Dalam nama Tuhan Yesus, tinggalkan orang ini! Dan tinggalkan
    bus ini juga!" Semua penumpang memandang dengan heran saat pemuda
    itu bergumam dan badannya bergetar. Setelah itu, pemuda tersebut
    memandang sekelilingnya dengan mata bersinar dan berkata, "Hey! Si
    setan sudah pergi! Saya dapat merasakannya! Saya mengucapkan terima
    kasih untuk apa pun yang telah Anda lakukan terhadap saya!" Pemuda
    itu tertawa lepas dan sangat bersukacita. Tak pelak lagi, setan itu
    telah keluar dari badannya dan dari bus tersebut -- dan tidak ada
    penumpang lain yang kerasukan. Ibu F.W. tinggal di dalam bus itu
    lebih lama dari yang dia rencanakan. Karena pemuda yang kerasukan
    tadi dan banyak penumpang lainnya menanyakan banyak hal. Hal ini
    tidak lazim terjadi di Mesir. Dalam kenyataan biasanya tidak lazim
    bagi seorang wanita berbicara dengan kaum pria, terutama di dalam
    bus yang penuh sesak.

    Sumber: FRIDAY FAX, April 8th, 2005

    • Bersyukur untuk Ibu F.W. yang bisa menggunakan kesempatan yang
      dimilikinya untuk memberitakan Injil kepada para penumpang di bus.
      Berdoa bagi misionaris yang melakukan pekerjaan Tuhan di Mesir
      supaya dapat memakai setiap peluang untuk memberitakan Injil dan
      membawa jiwa-jiwa kepada Kristus.
    • Doakan pelayanan follow-up bagi para penumpang bus tersebut supaya
      mereka bisa ditolong agar bisa bertumbuh menjadi saksi-saksi
      Kristus di wilayahnya masing-masing.



    • e-JEMMi 16/2005


      Gereja Pentakosta di Mesir berkembang tiga kali lipat. Menurut
      Presiden dari "Pentecostal Churches in Egypt", jumlah gereja dalam
      denominasinya telah berlipat ganda sejak tahun 2001. Pada tahun
      tersebut telah ada 35 gereja yang berdiri. Saat ini, jumlah gereja
      telah berkembang menjadi 75 gereja. Beliau juga menyatakan bahwa
      strategi pertumbuhan suatu gereja dilakukan bersama dengan Gereja
      Joong-Ang di Korea. Pendeta senior dari Gereja Joong-Ang yang
      mempunyai jemaat 80.000 orang di Seoul, Korea Selatan, akan
      mengadakan outreach penginjilan di Mesir pada akhir tahun 2005
      nanti.

      Sumber: FridayFax, December 24, 2004

      • Bersyukur untuk perkembangan pesat yang dialami gereja-gereja
        Pantekosta di Mesir. Doakan supaya perkembangan ini memberikan
        dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat di sekitar gereja-
        gereja tersebut.
      • Berdoa untuk rencana dan persiapan outreach penginjilan yang akan
        dilakukan oleh pendeta senior dari Gereja Joong-Ang di Seoul.



      • e-JEMMi 02/2005