You are heree-JEMMi No. 01 Vol.18/2015 / Menjadi Saksi
Menjadi Saksi
Bacaan: Yohanes 15:18-16:3
"Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu. Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku. Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku." (Yohanes 15:18, 26-27)
Dalam perkataan-Nya yang begitu dalam ini, topik yang diangkat Tuhan kita dengan cepat beralih dari pembicaraan tentang kasih antarmurid-Nya kepada kebencian dunia terhadap orang-orang Kristen. Kata "dunia" yang terdapat dalam perkataan-Nya itu merujuk pada keadaan masyarakat sekuler, bukan umat manusia. Umat manusia tidak membenci gereja; dunialah yang membenci gereja dan Tuhan atas gereja. Dunia adalah sistem masyarakat yang tidak menghadirkan Tuhan, tetapi menghadirkan sistem moral, standar, dan nilai-nilainya sendiri. Inilah yang biasanya kita sebut sebagai "sistem/tatanan" dunia, dan sistem inilah yang membenci orang-orang percaya.
Jadi, bagaimana seharusnya sikap orang-orang Kristen terhadap dunia yang kita tinggali ini? Jawaban atas pertanyaan itu diberikan Tuhan dalam ayat 26-27, "Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, kamu akan menjadi saksi bagi-Ku." Dunia tidak ditinggalkan dalam penolakan mereka yang sia-sia terhadap Kristus -- walau mereka menolak kebenaran itu meskipun mereka tahu bahwa yang mereka tolak itu adalah kebenaran.
Setiap dari kita pun pernah melakukan hal ini. Akan tetapi, Tuhan tidak meninggalkan kita. Sebenarnya, Ia berhak meninggalkan kita untuk menanggung akibat dari kesalahan kita, tetapi Ia tidak melakukannya. Ia tetap memberikan kesaksian-Nya kepada dunia.
Dengan demikian, sikap orang Kristen seharusnya bukanlah membalas, menolak kebencian dan penganiayaan dunia, atau menyimpan dendam. Sebaliknya, kita didorong untuk membalas kejahatan dengan kebaikan. Ini tidak berarti kita mengundurkan diri dari dunia, dan membangun tempat-tempat persembunyian yang memberi kita rasa aman untuk dapat melemparkan traktat-traktat ke tempat yang tidak kita kenal. Kita harus hidup dan bergerak di dalam dunia, hidup di tengah-tengahnya seperti Yesus, dan memberi kesaksian tentang kebenaran meskipun mengalami penolakan. Kita melakukan semua ini demi mereka yang akan menerima, percaya, dan membuka hatinya bagi Sang Firman.
Ada dua pribadi yang terlibat ketika kita memberi kesaksian tentang kebenaran Kristus. Pribadi pertama adalah Roh Kudus. Ia melakukan apa yang tidak dapat dilakukan oleh manusia. Roh Allah inilah yang membuka hati, mencelikkan mata, dan memberikan pemahaman tentang firman Tuhan. Roh ini memberikan kesaksian bahwa firman Tuhan itu benar dan otentik. Inilah sebabnya kuasa dari sebuah kesaksian berasal dari Roh, bukan dari manusia. Akan tetapi, dalam perkataan Tuhan Yesus, Ia mengatakan bahwa kita juga akan memberi kesaksian seperti yang dilakukan oleh para rasul -- yaitu mengenai apa yang telah mereka dengar, lihat, dan alami. Inilah dasar dari setiap kesaksian orang Kristen. Sebelum Tuhan Yesus terangkat ke surga, Ia berkata, "Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku ...." (Kisah Para Rasul 1:8a) Kita semua dipanggil untuk menjadi saksi mengenai arti Yesus bagi kita, apa yang kita alami bersama-Nya, dan apa yang telah Ia lakukan bagi kita.
Roh Kudus bersaksi bersama-sama kita. Ia menggunakan perkataan kita, sesederhana apa pun, untuk membuka pikiran dan melembutkan hati yang keras, untuk menghancurkan penghalang, serta membuka hati manusia bagi Firman. Jadi, jelaslah bahwa gereja dipanggil untuk bersaksi di hadapan dunia yang membencinya.
Doa: Tuhan, Engkaulah yang menempatkan aku di dunia ini. Sekarang, kiranya aku menjadi saksi bagi-Mu hari ini, melalui setiap perkataan dan perbuatanku. Amin.
Pertanyaan aplikasi: Apakah tanggapan kita ketika kita melihat atau mengalami dampak kebencian dunia? Apa cara terbaik untuk menjadi saksi yang berdaya guna? (t/Yudo)
Diterjemahkan dari:
Nama situs | : | Ray Stedman.org |
Alamat URL | : | http://www.raystedman.org/daily-devotions/john-13to17/the-witness |
Judul asli artikel | : | The Witness |
Penulis artikel | : | Ray Stedman |
Tanggal akses | : | 16 Oktober 2014 |
- Login to post comments
- 3817 reads