You are heresupremasi Allah / supremasi Allah
supremasi Allah
Supremasi Allah dalam Misi Melalui Doa 2
Doa-Doa dan Penderitaan John Eliot
John Eliot adalah salah seorang kaum Puritan yang dengan penuh pengharapan menyeberangi Samudra Atlantik pada tahun 1631 ketika ia berusia 27 tahun. Setahun kemudian, ia menjadi pendeta sebuah gereja yang baru di Roxbury, Massachusetts, hampir 1 mil dari Boston. Namun, sesuatu terjadi dan itu membuatnya menjadi lebih dari seorang pendeta.
Supremasi Allah dalam Misi Melalui Doa 1
Doa Adalah Menggunakan Firman Tuhan
Dalam Efesus 6:17-18, Paulus menghubungkan kehidupan perang dengan doa: "...dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah, dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus". Dalam versi Yunani, ayat 18 tidak memulai sebuah kalimat yang baru. Ayat itu terhubung dengan ayat 17: "Ambillah pedang roh yaitu firman Tuhan, berdoalah dalam segala doa dan permohonan untuk segala keadaan ..." Ambil pedang ... berdoa! Inilah caranya kita menggunakan firman Tuhan -- dengan berdoa. Doa adalah komunikasi dengan markas besar, di mana senjata untuk berperang dibagikan menurut kehendak Tuhan. Inilah hubungan antara senjata dan doa dalam Efesus 6. Doa untuk peperangan.
Supremasi Allah dalam Misi Melalui Penderitaan
Kita mengukur harga sebuah harta terpendam dengan apa yang rela kita jual untuk membeli harta tersebut. Jika kita mau menjual semua milik kita, berarti kita menghargai harta itu dengan sangat tinggi. Namun, jika kita tidak akan menjual semuanya, berarti apa yang kita miliki lebih berharga. "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu" (Mat. 13:44). Tingkat pengorbanan dan besarnya sukacitanya menyiratkan harga yang ia patok untuk harta milik Allah. Kehilangan dan penderitaan, semuanya diterima dengan sukacita demi kerajaan Allah, menunjukkan bahwa supremasi Allah jelas lebih berharga di dunia daripada semua penyembahan dan doa.