You are heree-JEMMI No.25 Vol.05/2002 / Kesaksian Pemain Sepak Bola

Kesaksian Pemain Sepak Bola


Berikut ini adalah empat dari kesaksian-kesaksian pemain sepak bola yang bertanding dalam pertandingan Piala Dunia 2002 yang dimuat dalam situs "Go the Goal":
==> http://www.gothegoal.com/english/

* JOSE ROBERTO JUNIOR DA SILVA - ZE ROBERTO
Club : Bayer Leverkusen (Germany)
Negara: Brazil
Posisi: Midfield

Allah mengijinkan banyak hal terjadi dalam hidup kita, terkadang untuk menguji kita dan untuk memperkuat iman kita. Kita harus dipersiapkan untuk menghadapi masa-masa sulit. Manusia hidup bukan dari roti saja tetapi dari Firman yang keluar dari mulut Allah. Hidup tidak hanya dipenuhi dengan kegembiraan saja, tetapi ada juga tantangan.

Saya berasal dari keluarga miskin yang tidak pernah memiliki sesuatu. Terkadang kami harus berjuang keras untuk mendapatkan apa yang kami butuhkan, bahkan untuk kebutuhan sehari-hari kami sangat kekurangan. Sekarang saya dapat melihat perubahan dalam hidup saya -- saat dimana saya tidak memiliki sesuatu, dan saat ini saya dapat memiliki segalanya. Segala sesuatu yang saya maksudkan di sini bukanlah uang ataupun kepopuleran, tetapi sukacita atas hidup yang saya miliki. Hal ini berawal saat ibu saya menerima Yesus secara pribadi dan setia dalam doa-doanya. Dia tidak pernah memaksa kami -- saya dan kakak-kakak laki saya -- untuk pergi ke gereja. Namun, suatu hari Roh Kudus menjamah hati saya dan saya menyerahkan diri kepada Yesus sama seperti yang dilakukan ibu saya. Semenjak saat itu, Yesus mengubah hidup saya.

* DANIEL ZAFIRIS Clubs : Petrolul Ploiesti, National University Team (Romania)
Negara: Romania
Posisi: Forward

Saya menyaksikan film "Jesus of Nazareth" dan film ini sungguh menarik perhatian saya. Akhirnya saya menyimpulkan bahwa hidup tanpa Allah sama seperti bermain sepak bola tanpa sebuah bola. Karena itu, jika tidak ada bola, maka tidak seorang pun dapat bermain sepak bola. Tahun 1991, saya memahami bahwa apapun tujuan hidup saya (sebagai pemain sepak bola), berapa pun kesuksesan yang saya raih, namun jika saya tidak memiliki Yesus sebagai Allah yang hidup, maka semua kesuksesan yang saya raih cepat atau lambat akan segera hilang. Apa gunanya bagi setiap orang di dunia, khususnya para atlet, jika dia dapat meraih dunia tetapi kemudian dia kehilangan jiwanya? Saya telah mendapatkan tujuan baru dalam hidup saya. Sekarang saya tahu mengapa saya hidup. Sebelum menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi, saya adalah orang yang mengutamakan diri sendiri. Saya hanya memikirkan kebutuhan diri saya dan apa yang menjadi minat saya. Banyak kali saya tidak mengetahui kemana saya harus pergi dan kepada siapa menceritakan pergumulan saya. Namun sekarang, saya tahu bahwa saya dapat mengandalkan Kristus karena Dia memahami diri saya dan menguatkan saya untuk menghadapi situasi-situasi sulit baik dalam pertandingan, dalam kehidupan keluarga saya maupun dalam kehidupan pribadi saya.

* LUIS VIDIGAL
Club : Napoli (Italy)
Negara: Portugal
Posisi: Midfield

Hidup dengan ketenaran adalah sesuatu yang dapat menyulitkan. Tetapi Yesus mengajarkan bahwa saya tidak dapat meninggalkan dunia ini; saya harus bisa menghadapinya.

Saya yakin bahwa saya dapat mengerjakan segala sesuatu. Saya percaya dengan kemampuan saya untuk mencapai semua tujuan baik yang berhubungan dengan keluarga, sosial, maupun profesional. Namun pada kenyataanya, saya gagal untuk melakukan hal itu semua. Di Portugal ada sebuah persekutuan yang bernama Atletas de Cristo; dalam sebuah persekutuan yang saya ikuti, saya bertemu dengan orang-orang yang menolong saya untuk meraih tujuan-tujuan penting dalam hidup saya. Sejak saat itu, saya menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Semenjak saat itu tujuan hidup saya menjadi jelas. Saya juga belajar bagaimana caranya mengampuni, menerima diri saya sendiri, termasuk dalam membangun karir saya.

* BERT KONTERMAN
Club : Glasgow Rangers (Scotland)
Negara : Netherlands
Position: Defender

Saya berasal dari sebuah desa Kristen di Belanda. Setiap hari Minggu kami sekeluarga pergi ke gereja. Di sekolah, kami selalu berdoa sebelum memulai pelajaran dan saat menjelang sekolah usai. Kehidupan itu yang saya jalani di desa. Saya selalu berhubungan dengan kekristenan. Di kelas terakhir di Sekolah Menengah saya bertemu dengan seorang guru. Dia setiap pagi mengadakan pemahaman Alkitab dimana dia menjelaskan pasal-pasal Alkitab dan menggunakan kehidupan sehari-harinya sebagai contoh. Waktu-waktu itu sungguh memberikan pengaruh bagi saya karena sejak saat itu saya mulai memikirkan tentang Allah. Saya pikir saat itu merupakan titik balik yang mengubah pandangan saya terhadap Alkitab dan kekristenan. Kristus telah mengubah cara pandang saya tentang hidup. Semua orang di bumi pasti mengalami kesedihan dan permasalahan sekaligus juga mengalami hal-hal yang menyenangkan. Namun jika kita memiliki Allah sebagai tempat bersandar maka kita dapat menghargai segala sesuatu yang kita hadapi. Saya dapat menjalani kehidupan saya dan berjuang menghadapi permasalahan saya dengan bantuan dari Allah.

e-JEMMi 25/2002