You are hereArtikel Misi / Keanekaragaman yang Mendatangkan Kemuliaan -- Bob Sjogren
Keanekaragaman yang Mendatangkan Kemuliaan -- Bob Sjogren
Siapakah tokoh utama dalam Alkitab? Apa jawaban Saudara untuk pertanyaan ini? Mungkin Saudara akan menjawab Musa, Abraham, Daud, mungkin juga Paulus. Atau jika kita ditanya, untuk apakah Yesus mati di kayu salib? Dapat dipastikan kita akan menjawab untuk menebus dan menyelamatkan saya. Jawaban ini tidak salah. Tetapi jawaban ini adalah jawaban yang hanya dilihat dari satu sisi, yakni dari sudut pandang manusia. Bagaimana jika kita lihat dari sudut pandang Allah?
Jawaban untuk hal ini adalah: Yesus mati di kayu salib untuk kemuliaan Bapa. Dalam Yohanes 12:27-28b, dikatakan: "Sekarang jiwa- Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini. Bapa muliakanlah nama-Mu!" Yesus mati untuk menunjukkan kasih- Nya kepada kita, tetapi di atas semuanya itu, tujuan utama-Nya adalah menunjukkan kasih-Nya kepada Bapa, membawa kemuliaan kepada Bapa-Nya.
Mari kita lihat suatu ilustrasi dari bulan dan matahari. Sinar bulan adalah seperti kasih Yesus kepada kita dan sinar matahari adalah kasih dan kemuliaan yang Yesus berikan kepada Bapa. Kita melihat bulan, padahal itu adalah pantulan dari sinar matahari. Kita hanya berpikir bagaimana Allah mengasihi kita tetapi jarang berpikir bagaimana kita mengasihi Bapa, bagaimana kita memuliakan Bapa?
Lewat pengorbanan dan kematian Yesus di kayu salib, Allah dipermuliakan. Allah bukan saja Allah yang baik, tetapi Dia juga Allah yang adil. Dengan karya Kristus di kayu salib, Allah mendapatkan pujian kekal dari malaikat-malaikat. Dia kudus, adil, dan Dia hidup untuk mewahyukan kemuliaan-Nya. Allah ingin memiliki semua kemuliaan bukan karena ego, tetapi Dia tahu, ciptaan-Nya akan hidup dan berfungsi dengan baik jika memiliki kemuliaan Allah.
Kemuliaan Allah adalah seperti kaca mozaik. Setiap keping kaca memancarkan kemuliaannya yang unik. Ciptaan-Nya, surga, bintang- bintang, alam semesta, semuanya memancarkan kemuliaan Sang Pencipta. Demikian juga bangsa-bangsa, semuanya memancarkan kemuliaan Allah.
Jika kita bisa mengumpulkan bangsa Irak dan Kuwait untuk berkumpul bersama dan dalam satu harmoni bersama-sama menyembah Allah, maka hal itu akan memancarkan kemuliaan Allah. Jika ada orang-orang dari Afrika, Asia, Australia, Eropa, Amerika berkumpul bersama untuk memuliakan Allah maka hal itu akan membawa kemuliaan kepada Allah yang lebih besar lagi. Makin banyak keanekaragaman yang bisa dikumpulkan maka makin banyak kemuliaan yang akan diberikan kepada Bapa.
Sebaliknya, jika kita melihat kemuliaan Allah tidak bersinar di Aceh, Timor Timur, kita harus berdoa, supaya Tuhan menggerakkan kemuliaan- Nya di sana. Seluruh bangsa akan sujud menyembah Allah, itulah kemuliaan terbesar. Itulah sebabnya Tuhan berkata, "Setiap suku, kaum, dan bahasa dari seluruh bangsa akan sujud menyembah- Ku..." Tuhan bisa saja berbicara: "Pergilah dan jangkaulah 75% dari seluruh bangsa atau 90% dari seluruh bangsa." Tidak! Tuhan tidak sedang berbicara tentang persentase tapi dia berbicara tentang sesuatu yang sangat spesifik, yaitu setiap suku, kaum dan bahasa yang berbeda. Mengapa harus sesuatu yang spesifik? Karena dengan cara itu dan hanya dengan cara itu saja, seluruh keanekaragaman itu bisa dikumpulkan bersama-sama dalam satu harmoni, dan akibatnya adalah menghasilkan kemuliaan yang TERBESAR bagi Allah.
Jadi, Motivasi yang paling tepat untuk mendorong setiap orang supaya terlibat dalam penginjilan dunia adalah untuk membawa kemuliaan Allah yang TERBESAR. Hal ini akan sangat menggairahkan kita, karena kita tidak akan lagi melihat misi itu sebagai suatu beban atau kewajiban tapi menjadikannya sebagai suatu hasrat dan kerinduan yang amat dalam supaya, membawa kemuliaan yang TERBESAR bagi Allah, supaya kemuliaan Allah dinyatakan di antara setiap suku bangsa.
Dalam Kejadian 1:28 dikatakan, "Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhi bumi dan taklukkanlah itu..." Dengan demikian perintah itu berarti "Hai Manusia! Menyebarlah ke seluruh bumi." Kira-kira apa yang akan terjadi jika terjadi penyebaran umat manusia ke seluruh penjuru bumi? Jawabannya adalah akan makin banyak timbul bahasa dan dialek yang berbeda sehingga akan terjadi suatu keanekaragaman. Kerinduan Allah adalah supaya keanekaragaman itu membawa kemuliaan terbesar kepada Allah.
Ayat ini menjadi satu hal yang harus mendasari setiap pekerjaan misi ".., kesukaan kami ialah menyebut nama-Mu dan mengingat Engkau" (Yesaya 26:8). Hanya Kemuliaan Allahlah yang menjadi satu-satunya kerinduan kita untuk melakukan pekerjaan misi. Kita hidup bagi kemuliaan Allah. Sekali lagi jika ditanyakan kepada Saudara: "Siapakah tokoh utama dalam Alkitab Saudara?" Allah! Ya, itulah jawabannya. Dan jika ditanya akan: "Apakah Saudara pernah hidup dengan berpusat pada diri sendiri?" Jika jawaban Saudara adalah ya, maka mulailah saat ini hidup hanya bagi kemuliaan Allah.
Catatan Redaksi: Bahan di atas diadaptasi dari presentasi Bob Sjogren saat seminar "Biblical Basis for Missions" di Persekutuan Jaringan Riset Nasional.
Bahan diedit dari sumber:
Judul Majalah | : | Abbavoice, Volume 3 |
Judul Artikel | : | Keanekaragaman yang Mendatangkan Kemuliaan |
Penulis | : | Bob Sjogren |
Penerbit | : | Abbalove Ministry |
Halaman | : | 27 - 28 |
- Printer-friendly version
- 6302 reads