You are hereArtikel Misi / Inti Sari Perjanjian Lama
Inti Sari Perjanjian Lama
Inti sari Perjanjian Baru dapat disimpulkan menjadi "salvation", sebuah istilah bahasa Inggris yang sederhana, atau "keselamatan" dalam bahasa Indonesia. Dan inti sari Perjanjian Lama pun dapat disimpulkan menjadi "election" dalam bahasa Inggris atau "pilihan" dalam bahasa Indonesia. Sejak penciptaan, pilihan Allah terhadap manusia dimulai dari satu orang, kemudian diperluas sampai keluarga, keluarga besar, bangsa, dan terakhir Dia kembali memilih satu keluarga, yakni keluarga Daud. Melalui keluarga yang diberkati inilah Allah mempersiapkan seorang Mesias yang akan datang, yaitu Yesus Kristus Juru Selamat umat manusia. Dari perkembangan seluruh Perjanjian Lama, kita dapat menemukan proses pemilihan Allah yang panjang: pada mulanya Allah hanya menciptakan Adam, maka pilihan Allah adalah Adam seorang diri. Tak lama kemudian, Allah menciptakan Hawa dan menyatukan mereka sebagai suami istri untuk bersama-sama menikmati kehidupan yang bahagia di taman Eden.
Sayang, mereka berdua melanggar perintah Allah; makan buah larangan dan terpuruk di dalam dosa. Bersamaan dengan pelanggaran oleh satu orang, maka dosa masuk ke dalam dunia, bahkan semakin bertambah dan semakin parah. Sebelum bencana air bah melanda, yang ada di dalam pikiran manusia hanyalah dosa. Hingga kini, Allah tidak dapat menoleransi lagi. Dia terpaksa memakai air bah untuk menghukum dan menghancurkan dunia. Namun, di antara manusia yang penuh dengan dosa itu, Allah memilih Nuh, orang benar itu dan keluarganya (yang berjumlah 8 orang); menyuruh mereka masuk ke dalam bahtera agar beroleh selamat, dan menyisakan benih bagi umat manusia, untuk memulai sebuah lembaran baru.
Namun sampai zaman Abraham, manusia kembali berdosa, meninggalkan Allah yang sejati, beribadah dan menyembah kepada berhala-berhala dan ilah-ilah palsu. Saat itu, semua negara di bumi penuh dengan berhala yang beraneka ragam bentuknya dan tidak terbilang jumlahnya. Ada dewa surga, dewa langit, dewa bumi, dewa laut, dewa api, dewa tanah, dewa hujan, dewa angin, dewa sungai, dewa pria, dewa wanita, dewa pintu, dewa rumah, dewa harta, dan lain-lain. Di antara negara yang dilanda berhala-berhala ini, Allah khusus memilih dan memanggil Abraham keluar dari Ur (pusat penyembahan berhala zaman kuno), memimpinnya masuk ke Kanaan (tanah perjanjian nan indah), serta mengikat janji kekal dengan dia dan keturunannya. Allah mengasingkan Abraham untuk kembali menegakkan dan menetapkan konsep bahwa di dalam semesta ini hanya ada satu Allah yang sejati dan hidup. Bahkan Dia juga berjanji akan menjadikan Abraham dan keturunannya berkat bagi sekalian negara dan bangsa. Jadi pilihan Allah dimulai dari satu keluarga, lalu berlanjut ke keluarga besar, dan keturunan.
Sampai masa Yakub, pilihan Allah terhadap umat manusia sudah meluas dari keluarga besar sampai ke seluruh bangsa. Israel adalah nama baru Yakub. Keturunan Yakub inilah yang menjadi bangsa baru, bangsa Israel, kerena ke-12 anaknya kemudian menjadi nenek moyang bagi dua belas suku Israel. Bangsa Israel adalah umat pilihan Allah, yang khusus dipilih, diasingkan, dan dikuduskan oleh Allah. Tujuan utama dari Allah membangun negara Israel adalah supaya dia menjadi kerajaan Mesias bagi seluruh dunia, yaitu pada saat yang telah ditetapkan itu tiba, Allah akan menganugerahkan berkat-Nya yang besar kepada bangsa-bangsa di bumi melalui Israel. Dengan kata lain, Allah memilih Israel, bukan karena Dia pilih kasih, melainkan karena Dia memercayakan tugas dan mandat yang lebih besar, yang harus mereka laksanakan. Ketika negara pilihan Allah mulai menjadi besar, kembali Allah memilih satu keluarga, yaitu keluarga Daud, untuk menjadi pusat dari penggenapan janji-Nya: seorang Maharaja akan muncul dari keluarga ini. Dia hidup sampai kekal, kelak Dia akan mendirikan satu negara universal, yang kekal tak berkesudahan. Inilah janji Mesias, Firman menjadi manusia, datang dari surga, untuk mendirikan kerajaan Allah di bumi.
Singkatnya, langkah atau proses pemilihan Allah di Perjanjian Lama terdiri dari tiga konsep dasar:
-
Negara Mesias
Tujuan mendirikan negara Ibrani adalah membawa berkat kepada seluruh dunia.
-
Keluarga Mesias
Cara yang dipakai untuk mencapai tujuan negara Ibrani membawa berkat bagi dunia adalah melalui keluarga Daud.
-
Personel Mesias
Cara yang dipakai untuk mencapai tujuan keluarga Daud membawa berkat bagi dunia adalah melalui seorang Maharaja yang lahir di dalam keluarga ini. Maka target Allah yang terjauh dalam memilih dan membangun negara Ibrani adalah mempersiapkan kelahiran Kristus di dunia. Target Allah yang terakhir adalah supaya melalui kelahiran Yesus Kristus, dunia yang penuh dengan latar belakang penyembahan berhala ini dapat kembali pada konsep dan ibadah yang hanya ditujukan pada Allah yang esa, yang sejati, dan yang kekal.
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buku | : | Latar Belakang Perjanjian Baru (III) |
Penulis | : | Dr. Lukas Tjandra |
Penerbit | : | Departemen Literatur SAAT, Malang 1999 |
Halaman | : | 9 -- 12 |
- Printer-friendly version
- Login to post comments
- 18874 reads