You are heree-JEMMi No. 09 Vol.17/2014 / Hati yang Berbelas Kasihan (MATIUS 14:1-21)

Hati yang Berbelas Kasihan (MATIUS 14:1-21)


Dalam bacaan ini, kita dapat melihat bahwa Yesus juga mengalami hari yang buruk. Ia baru saja menerima kabar bahwa orang yang paling memahami-Nya, sepupu-Nya, sang nabi Yohanes Pembaptis, telah dibunuh untuk memenuhi sebuah janji yang dangkal dari seorang raja yang dikuasai hawa nafsu.

Yesus adalah Allah, tetapi Ia juga sepenuhnya manusia, yang dapat merasakan emosi manusiawi. Ketika Ia menerima kabar yang tragis ini, Ia hanya ingin undur dari segala sesuatu. Matius menceritakan hal ini kepada kita:

"Setelah Yesus mendengar berita itu menyingkirlah Ia dari situ, dan hendak mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi." (Matius 14:13a)

Kita semua pernah berada dalam sebuah situasi yang di dalamnya segala masalah duniawi ini menerjang kita bagai ombak yang bergulung-gulung, dan hal yang paling ingin kita lakukan saat itu hanyalah undur dari semua itu dan menyendiri bersama Tuhan.

Akan tetapi, orang banyak tidak memberi Yesus waktu untuk berkabung. Matius mencatat bahwa ketika mendengar tentang hal itu, orang banyak "... mengikuti Dia dengan mengambil jalan darat dari kota-kota mereka." Matius 14:13b)

Yesus bisa saja mengutus Petrus atau Yakobus untuk berbicara kepada orang banyak itu bahwa Ia sedang tidak ingin diganggu. Atau, Ia bisa saja menyuruh Yohanes untuk mengumumkan kepada mereka bahwa Yesus sedang tidak dapat ditemui. Akan tetapi, Alkitab bersaksi kepada kita bagaimana tanggapan Yesus terhadap orang-orang ini:

"Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit." Matius 14:14)

Sebelumnya, Yesus telah menunjukkan hati Bapa dengan berkata kepada murid-murid-Nya:

"Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa." (Matius 9:12-13)

Dengan jelas, Yesus menyatakan bahwa Tuhan tidak hanya memiliki belas kasihan kepada orang-orang berdosa, tetapi Ia juga ingin agar kita pun memiliki kasih yang sama kepada mereka yang dikasihi-Nya. Ia ingin mengubah hati kita yang keras -- yang penuh dengan luka batin, pengkhianatan, sinisme, atau keegoisan -- menjadi lembut; yaitu hati yang merindukan Tuhan dan ingin agar kasih-Nya dikenal oleh dunia ..., bahkan, ketika kita mengalami hari yang buruk.

Hari ini, ketika kita menjalani hari kita, marilah kita menyediakan waktu untuk meminta kepada Allah hati yang berbelas kasihan untuk mereka yang terhilang. Berdoalah supaya melalui hati yang penuh belas kasihan itu, kita digerakkan untuk menjadi bagian dari karya Allah untuk menyampaikan Kabar Baik kepada mereka yang terluka di seluruh penjuru dunia.

Berdoalah agar kasih Allah mengalir di hati kita sehingga kita dapat menjadi serupa dengan Yesus yang digerakkan oleh belas kasihan terhadap orang-orang berdosa yang membutuhkan Juru Selamat.

Inilah hati Allah. Dan, dengan anugerah-Nya, biarlah hati kita pun menjadi seperti hati-Nya.

"Sebab ia akan melepaskan orang miskin yang berteriak minta tolong, orang yang tertindas, dan orang yang tidak punya penolong; ia akan sayang kepada orang lemah dan orang miskin, ia akan menyelamatkan nyawa orang miskin." (Mazmur 72:12-13) (t/Yudo)

Diterjemahkan dari:

Nama situs : CBN
URL situs : http://www.cbn.com/spirituallife/Devotions/vonbuseck_Jesus_Heart_of_Compassion.aspx
Judul asli artikel : A Heart of Compassion
Penulis artikel : Craig von Buseck
Tanggal akses : 17 April 2014