You are heree-JEMMI No.41 Vol.10/2007 / e-JEMMI No.41 Vol.10/2007
e-JEMMI No.41 Vol.10/2007
Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta
RS Bethesda diresmikan oleh Dr. J. Gerrit Scheurer dengan nama PETRONELLA ZIENKENHUIS dan berdiri sejak tanggal 20 Mei 1899. Rumah sakit ini telah memberikan dampak yang besar bagi masyarakat sekitar Yogyakarta. Hal ini terbukti dari nama yang dulu diberikan oleh masyarakat sekitar, yaitu RS TOELOENG/PITULUNGAN karena dalam memberikan pelayanannya kepada pasien, rumah sakit ini tidak memandang apa dan siapa pasien itu, tetapi mengutamakan pertolongan lebih dahulu ("Tolong dulu, urusan belakang"). Setelah berganti nama menjadi YOGYAKARTA TJUO BJOIN dan kemudian diganti lagi menjadi RUMAH SAKIT PUSAT, akhirnya diputuskan nama yang lebih tepat, yaitu Rumah Sakit Bethesda (Kolam Penyembuhan). Alasan penggantian nama yang terakhir ini berhubungan erat dengan misinya bahwa rumah sakit ini adalah rumah sakit Kristen yang memberikan pelayanan kasih sesuai dengan yang diajarkan oleh Kristus. Jika Anda ingin tahu lebih jauh tentang layanan rumah sakit ini, silakan berkunjung ke alamat situs di atas.
Makna Misi Gereja dalam Bidang Kesehatan
-
Fungsi Bidang Kesehatan dalam Sejarah Pengabaran Injil
1.1. Bidang kesehatan (dan pendidikan) memunyai fungsi yang sangat penting dalam pengabaran Injil sejak dahulu. Bahkan, kebanyakan orang memahami "zending" identik dengan pendirian sekolah dan rumah sakit Kristen yang diwarisi, pada umumnya, oleh gereja-gereja di Indonesia. Dalam kenyataan, berdirinya rumah sakit dan sekolah Kristen itu membawa pengaruh yang cukup besar dalam menetralisasi pandangan masyarakat yang negatif terhadap agama Kristen sebagai agama kolonial Belanda. Memang, kedua bidang itu dapat relatif lebih mudah diterima oleh masyarakat daripada penyebaran pamflet atau traktat-traktat Kristen. Pendidikan dan kesehatan merupakan kebutuhan yang langsung dapat dirasakan bagi kehidupan ini meskipun pada permulaan pengabaran Injil di Jawa, sekolah dan rumah sakit belum diminati oleh sebagian besar rakyat.
Brazil Tahun 2007
Setelah dua belas tahun, ada kabar baik dari proyek untuk sebuah suku di Brasil yang dijalankan oleh WorldWind International. Jarrette dari WordWind mengatakan, "Sebenarnya mereka akan menyelesaikan Injil Lukas untuk suku Tembe bulan ini (Agustus 2007 -- Red.). Itu berarti Injil dalam bentuk cetak akan tersedia untuk pertama kalinya bagi suku Tembe.
Filipina Tahun 2007
Program Books of Hope`s Nomad baru saja kembali dari perjalanan selama tiga minggu ke Filipina. Mereka menyalurkan 160.000 Books of Hope di sekolah-sekolah dekat Manila sebagai bagian dari rencana mereka menyebar 4,7 juta buku untuk negara itu. Matthew mengatakan bahwa beberapa golongan masyarakat sangat terbuka. "Guru-guru memberi kami kebebasan untuk memberikan pesan keselamatan di sekolah-sekolah itu. Kami melihat banyak sekali ruang kelas yang semua pelajarnya akan menundukkan kepala mereka dan berdoa pada akhir presentasi." Dengan semua buku yang telah dikirimkan, Book of Hope berharap akan ada lebih banyak orang yang terlibat dalam gereja. "Kami ingin melihat gereja-gereja berkembang dengan semakin banyaknya pelajar dan anak-anak muda yang datang kepada Kristus. Salah satu keuntungan paling besar dari buku adalah biasanya buku tidak hanya dibaca oleh anak-anak, tapi juga oleh kakak dan adik, paman dan bibi, dan kerabat yang lain."
Papua Nugini Tahun 2007
Sementara itu, Indonesia sangat membutuhkan kualitas pendidikan yang bagus. Dari Papua, Wally dari Mission Aviation Fellowship mengatakan bahwa dari 42 negara, anak-anak Indonesia berada pada peringkat terakhir dalam bidang keterampilan menyelesaikan masalah. Ia mengatakan bahwa hal itu memengaruhi kerinduan mereka untuk melatih orang-orang lokal dalam melakukan pekerjaan misi. Ia berkata, "Kami telah mencoba selama bertahun-tahun untuk melatih orang Papua sebagai pilot mekanik dan belum juga berhasil. Hal itu bukan karena mereka bodoh, tapi karena sistem pendidikan yang salah, terutama dalam kemampuan menyelesaikan masalah." MAF ingin membuka sekolah asrama untuk memenuhi kebutuhan mereka. Saat ini rencana tersebut sedang disusun. Wally percaya bahwa sekolah ini akan memberi dampak besar bagi Indonesia. "Kami tidak hanya melatih mereka untuk menjadi pilot/mekanik, tapi lebih daripada itu. Kami ingin memampukan mereka untuk menjadi pemimpin di mana pun -- baik dalam pemerintahan, gereja, maupun tempat-tempat lain," tandasnya.