You are heree-JEMMi No.04 Vol.13/2010 / e-JEMMi No.04 Vol.13/2010
e-JEMMi No.04 Vol.13/2010
India Tahun 2010
SC, seorang utusan Injil yang didukung oleh Gospel for Asia, telah menyaksikan keajaiban-keajaiban yang dapat Allah lakukan lewat pelayanan yang dilakukan dengan sarana sebuah film sederhana.
SC, yang melayani di bidang pelayanan Film GPA, telah menayangkan film "Jesus, Man Of Mercy" (Yesus, Manusia yang Berbelas Kasih) di 33 desa dan kota. Dia menyaksikan banyak orang belajar tentang Yesus dan mengenal-Nya sebagai Juru Selamat.
Salah satu dari mereka bernama M. Pada umurnya yang baru 18 tahun, M mengidap penyakit perut yang kronis. Walaupun dia telah mengunjungi banyak dokter, mereka tidak dapat menyembuhkan penyakitnya.
Indonesia Tahun 2010
Tuhan telah memberikan begitu banyak kesempatan dalam kehidupan kita. Dan rahmat kasih-Nya semakin bertambah dari hari lepas hari. Sudah semestinya kita bersyukur kepada Tuhan, apabila kesempatan itu boleh kita nikmati dan terima sampai saat ini. Kini kita tiba di penghujung tahun 2010. Beberapa hari lagi kita akan menikmati tahun yang baru. Mari kita menata hidup yang lebih baik lagi menyambut hari yang akan datang, supaya kita lebih maksimal dalam melayani Tuhan. Dan yakini bahwa di tahun baru nanti membawa kita untuk lebih menyaksikan dan menerima keajaiban-keajaiban tangan Tuhan yang lebih luar biasa.
Dikuatkan Oleh Para Malaikat
Walau dia belum pernah berada di sana sebelumnya, Prajurit Ivan "Vanya" Moiseyev mengetahui apa yang menantinya di kantor sang Mayor. Para komunis tidak henti-hentinya memanggilnya ke kantor pusat untuk berbincang, berusaha untuk "mendidiknya ulang", untuk membuatnya mengingkari imannya kepada Allah.
Saat itu waktu makan siang, matahari bersinar dengan cerah di langit yang biru dan salju pun terlihat berkilauan. Sambil berjalan di sepanjang trotoar yang bersalju, Moiseyev memuji Allah dalam kesendiriannya. Saat itu merupakan waktu untuk bernyanyi dan berdoa baginya.
Africa Mission Resource Centre (AMRC)
Africa Mission Resource Centre (AMRC) -- Pusat Bahan-Bahan Misi Afrika -- bertujuan memberi informasi yang selengkap-lengkapnya tentang bagaimana melakukan pekerjaan misi di Afrika. Mulai dari info tentang budaya, riset-riset yang pernah dilakukan, hal-hal yang dipersiapkan untuk tinggal di tiap wilayah di Afrika, jaringan gereja-gereja, bahkan kontak untuk peralatan teknis yang diperlukan. Info-info penting ini memang tidak dari AMRC semata, banyak yang diperoleh dari jejaring yang mereka miliki. AMRC sadar sepenuhnya bahwa mereka tidak dapat melakukan segala-galanya sendiri bagi misi di Afrika; mereka hanya mencoba melakukan hal yang relevan, mengingat masih banyak sumber daya lain yang dibutuhkan untuk pekerjaan misi di Afrika.
Orang Somali di Somalia
Sebanyak 10 juta orang Somali tinggal menyebar di sepanjang delapan negara wilayah timur laut Afrika, yang dijuluki "Tanduk Afrika", dan di Timur Tengah. Lebih dari 2 juta orang hidup di Ethiopia.
Orang Somali menggunakan bahasa yang sama, menganut iman yang sama, dan memberikan warisan budaya yang merupakan suatu bagian penting dari gaya hidup mereka sebagai pengembara. Nama mereka diambil dari kata "so maal", yang secara literal berarti, "Carilah susu untuk dirimu sendiri!" yang adalah semacam ungkapan keramahtamahan.
Orang Somali di Somalia
Shalom,
Pakistan Tahun 2010
Ada satu lagi kapal pengangkut penyedia bahan pangan yang diserang di Pakistan beberapa waktu yang lalu. Hal ini menambah kekuatiran iring-iringan yang membawa persediaan makanan untuk para tentara dan bantuan kemanusiaan bagi korban-korban banjir di sana. Serangan terhadap kapal tersebut merupakan serangan kedua dalam beberapa hari belakangan ini. Beberapa hari sebelumnya, pihak Taliban menyatakan bertanggung jawab atas serangan yang setidaknya telah menewaskan 3 orang dan menghancurkan 30 kendaraan.
Serangan ini nampaknya ditujukan pada kendaraan-kendaraan penyedia bahan pangan sehingga dikuatirkan oleh para pekerja sukarela di Provinsi Punjab, Pakistan bantuan kepada para korban banjir akan terganggu.
"Lebih dari 15 sampai 20 juta orang di wilayah seukuran negara Italia terkena dampaknya," demikian ungkap PH, salah seorang relawan Food for the Hungry, salah satu organisasi Kristen yang bergerak di bidang kemanusian Internasional. "Jadi kami terdesak pada dua pilihan, menghabiskan waktu kami memikirkan bahayanya atau kami harus menggunakan waktu yang ada untuk membantu orang-orang yang benar-benar memerlukan bantuan kami," tambahnya.