You are hereKesaksian Misi / Dibebaskan dari Hukuman Mati

Dibebaskan dari Hukuman Mati


Sang hakim menatap pada Sajjad Husain, yang merupakan satu-satunya saksi melawan GM, si orang Kristen. Sang hakim senang dengan apa yang ia lihat: Sajjad muda dan tekun, berpendidikan sekolah tinggi, dan dengan janggutnya yang penuh, ia tampak seperti seorang taat sejati.

Tak ada seorang pun lainnya yang mendengar percakapan di antara kedua tetangga itu. Tak ada yang dapat mengonfirmasikan bahwa GM telah menghina nabi agama mayoritas. Hal itu merupakan perkataan Sajjad Husain melawan perkataan GM.

Dipukuli

Si hakim menatap GM. Walau didera tuduhan bertubi-tubi, ia telah memilih untuk menjadi seorang "Jesus Freak". Bahkan, nama belakangnya berarti Mesias. Banyak orang Kristen di Pakistan, khususnya mereka yang berpindah agama, tanpa rasa malu menggunakan hal ini sebagai sumber umum identifikasi bersama Yesus Kristus.

Hukum penghujatan dari Pakistan keras: tiap kata kritikan terhadap nabi dan kitab suci mereka dianggap sebagai penghujatan dan pelanggarnya dijatuhi hukuman mati. (Dua belas orang Kristen dari Pakistan telah dituduh dalam tahun-tahun belakangan di bawah hukum-hukum ini. Lima di antaranya dibebaskan secara ilegal oleh para kaum mayoritas ekstrem. Yang lainnya masih berada di bawah tuduhan.)

Si hakim mengangguk ke arah Husain, berkata, "Aku tidak memiliki alasan untuk tidak percaya kepada saksi ini."

Kemudian ia berpaling kepada GM. "Aku menjatuhi hukuman mati dengan cara digantung."

Ketika berita mengenai situasi GM dipublikasikan, orang-orang Kristen dari seluruh dunia menulis surat kepada dirinya di penjara untuk memberikan semangat kepadanya bahwa orang-orang mengetahui situasinya, bahwa mereka peduli, dan bahwa mereka sedang berdoa baginya. Ia membalas kepada seorang wanita Kanada:

"Pertama-tama, aku berterima kasih kepadamu bahwa engkau telah memberikan semangat kepadaku. Tuhanku sudah datang dua kali kepadaku di sel penjara. Pada suatu hari, aku sedang duduk di selku memikirkan mengenai ketidakadilan ini dalam suasana hati yang sedih dan tanpa harapan. Tiba-tiba sel ini dipenuhi dengan cahaya dan tubuhku gemetar. Aku melihat Tuhanku. Setelah 4 hari berlalu, Yesusku datang kembali dan melingkupiku dengan mengangkat tangan-Nya dan memberkatiku."

"Aku berharap bahwa lewat anugerah Allah, kita akan bertemu seorang dengan yang lain. Biarlah kita tidak melupakan kekuatan doa."
  1. Facebook
  2. Twitter
  3. WhatsApp
  4. Telegram

"Sejak hari itu dan seterusnya, aku bersukacita dan berada dalam kedamaian. Tuhanku berada bersama denganku di penjara. Ia tidak meninggalkan aku sendiri."

"Kami ada lima anggota dalam keluarga. Kami memiliki kasih yang besar seorang akan yang lainnya. Aku amat bersyukur kepada Tuhanku. Ia telah memenuhi semua kebutuhanku di dalam segala cara terbaik yang mungkin. Aku juga bersyukur kepadamu dan saudara-saudariku yang lain yang telah memberikan dukungan kepadaku."

"Aku berharap bahwa lewat anugerah Allah, kita akan bertemu seorang dengan yang lain. Biarlah kita tidak melupakan kekuatan doa."

Sebagai tambahan untuk menulis kepada GM, banyak juga yang menulis kepada Duta Besar Pakistan yang mengatakan bahwa mereka sadar akan keputusan-keputusan hukum yang tidak terbukti dan tidak adil kepada GM dan dua orang Kristen Pakistan lainnya. Seorang pemimpin Kristen mengatakan bahwa hukum digunakan sebagai senjata melawan orang Kristen di negara itu. Banyak tuduhan penghujatan merupakan kebohongan dari penjaga toko atau petani tetangga yang iri hati.

Surat-surat ini dipergunakan oleh Allah untuk membantu memungkinkan pembebasan GM setelah hampir 3 tahun di dalam penjara. Dalam kejadian yang penuh keajaiban, pada tanggal 29 November 1994, Pengadilan Agung Lahore di Pakistan membebaskan GM dari segala tuduhan pelanggaran terhadap hukum penghujatan, dan memindahkan dia dari bahaya yang pasti akan kematian.

Dibebaskan dari hukuman mati tidak sepenuhnya berarti kebebasan bagi GM. Hidupnya tetap berada dalam ancaman mayoritas fundamentalis yang murka terhadap keputusan pengadilan. Dalam 1 bulan, pemimpin dari sebuah rumah ibadah mayoritas di Sarghoda mengeluarkan fatwa, sebuah perintah bagi pembunuhan GM. Poster-poster berisi tulisan ditempatkan di seluruh kota Sarghoda, memohon bagi pembunuhannya. Ancaman-ancaman kematian diserukan dari menara pengeras suara tempat ibadah setempat. GM tetap tinggal dalam ketakutan akan hidupnya dan sedang bersembunyi meski dibebaskan dari penjara.

Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buku : Jesus Freaks
Penyusun : Toby McKeehan dan Mark Heimermann
Penerbit : Cipta Olah Pustaka, 1995
Halaman : 47 -- 49

Dipublikasikan di: https://kesaksian.sabda.org/dibebaskan_dari_hukuman_mati