PASAL 3
MENJADIKAN MURID DALAM GEREJA YANG MULA-MULA
Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam
persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan
berdoa (Kisah 2:42).
Pada waktu kita melihat pembangunan sebuah gedung baru, sungguh
mengherankan kalau mengetahui seberapa banyak waktu yang diberikan
untuk membuat fondasinya. Kelihatannya pekerja-pekerja konstruksi itu
tidak akan pernah memulai pembangunan gedungnya. Kadang-kadang mereka
memerlukan beberapa bulan hanya untuk menggali lubang di tanah. Semakin
banyak waktu yang dipergunakan untuk membuat dasarnya semakin besarlah
bangunan yang dapat ditunjang.
Hampir dua ribu tahun yang lalu, Tuhan Yesus Kristus memulai
suatu gerakan yang akan disebarkan sampai ke ujung bumi. Injilnya itu
akan disampaikan kepada raja yang mulia dan sampai kepada buruh yang
paling sederhana sekalipun. Gerakannya dirancangkan untuk menjangkau
seluruh dunia dengan Kabar Baik tentang keselamatan yang tersedia
untuk manusia.
Teladan dan Amanat Yesus
Kristus Yesus memulai misiNya dengan pelayanan secara pribadi
selama tiga tahun lebih sedikit. Salah satu segi utama dari masa
pelayananNya ialah latihanNya kepada keduabelas muridNya. Latihan itu
merupakan dasar dari keseluruhan pelayananNya. Kebanyakan waktuNya
dalam tiga tahun lebih sedikit itu dipusatkan kepada orang-orang itu.
Ia menyadari jika pekerjaanNya mau berhasil, sebagian besar harus
bergantung dari pengabdian, kesetiaan, keberanian, dan iman orang-orang
yang telah dipilih dan dilatihNya.
Mula-mula saya insaf akan pentingnya metode ini ketika saya masih
menjadi seorang Kristen baru. Saya mengikuti sebuah konperensi Kristen
dan dalam salah satu khotbah yang disampaikan ditekankan betapa penting
keduabelas murid itu bagi pekerjaan Yesus. Ia membicarakan tentang
kenaikan Yesus ke surga dan kegembiraan diantara para malaikat.
Penceramah mengisahkan bagaimana ketika salah satu malaikat itu
bertanya kepada Anak Allah yang baru kembali itu, "Rencana apa yang kau
miliki untuk meneruskan pekerjaanMu di bumi?"
Yesus menjawab tanpa ragu-ragu jawab Yesus, "Aku tidak mempunyai
rencana lainnya!"
Malaikat yang lain bertanya, "Bagaimana jika mereka gagal?"
Sekali lagi tanpa ragu-ragu jawab Yesus, "Aku tidak mempunyai
rencana lainnnya!"
Pembicara itu menjelaskan bahwa dialog itu hanya merupakan sebuah
dongeng, tetapi gambaran itu sampai pada sasarannya. Hari depan jatuh
bangunnya agama Kristen tergantung pada pelayanan orang-orang ini.
Kata-kata Yesus yang terakhir kepada murid-muridNya ialah, Kamu
akan menerima kuasa kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan
menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan
sampai ke ujung bumi (Kisah 1:8). Kata-kata kamu akan menjadi
saksiKu adalah kunci bagi perkembangan pekerjaan Yesus dalam buku Kisah
Para Rasul. Siasat penjangkauan pertama-tama ialah pergi ke Yerusalem,
kemudian Yudea dan Samaria, dan akhirnya sampai ke ujung bumi.
Apakah kiranya tanggapan para rasul akan amanat agung Yesus?
Tentunya pernah terlintas dalam pikiran mereka bahwa tugas Yesus bagi
mereka itu merupakan suatu pekerjaan yang sangat besar. Bumi itu besar,
dan ada banyak orang serta banyak bahasa. Siapa diantara mereka yang
mengenal bahasa Partia atau Media? Apakah ada diantara mereka yang
mengenal bahasa Mesopotamia dan Kapadokia?.
Jika seandainya mereka kuatir mengenai hal itu, semestinya mereka
tidak sanggup. Seperti biasanya, Yesus selalu mempunyai suatu rencana.
Ia sudah memberitahu murid-muridNya agar mereka jangan meninggalkan
Yerusalem. Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh
mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa, yang--demikian katanya--
"Telah kamu dengar daripadaKu. Sebab Yohanes Pembabtis membaptiskan
dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus"
(Kisah 1:4-5).
Hari Pentakosta
Janji kedatangan Roh Kudus dipenuhi pada hari Pentakosta, yaitu
sepuluh hari seseudah kenaikan Tuhan Yesus (Kisah 2:1-4).
Dalam perayaan Pentakosta--sama dengan perayaan Yahudi lainnya
yang sudah lama--orang-orang Ibrani dari negara-negara yang dekat
datang ke Yerusalem. Mereka merayakan hari itu, bergembira mengingat
kebaikan dan berkat Allah, kemudian berpisah kembali.
Pada hari Pentakosta itu para rasul dipenuhi dengan Roh Kudus dan
diberi kemampuan untuk berkomunikasi dalam bahasa asing. Mereka
memberitakan Injil di jalan-jalan Yerusalem. Orang-orang dari negeri
lainnya mendengarkan mereka berbicara dalam bahasa mereka sendiri
(Kisah 2:5-11). Orang-orang Yerusalem menjadi kagum. Sebenarnya
banyak dari mereka yang datang untuk berbagai hari raya selama
bertahun-tahun dan belum pernah melihat atau mendengar hal seperti itu.
Ada orang yang menuduh bahwa para rasul itu mabuk. Lalu Petrus berdiri
dan menyampaikan khotbah yang pertama yang dicatat di dalam buku Kisah
Para Rasul.
Untuk menjawab orang-orang yang mengumpat mereka, ia memulai
dengan mengutip bagian dari Firman Tuhan. Inilah dia, penjala ikan dari
Galilea yang seherhana. Dia berdiri dipusat kota Yerusalem, mengangkat
suaranya dan membuat jalan-jalan kuno itu berkumandang dengan kabar
tentang Kristus yang telah bangkit. Bagaimana hal itu terjadi padanya
untuk menjawab pengejek-pengejek itu dengan kutipan dari Firman Tuhan?
Jawabannya jelas sekali. Ia telah berjalan bersama Yesus lebih dari
tiga tahun, dan ia pernah melihat Yesus menjawab kritik-kritik yang
dilontarkan banyak kali. Ia telah melewatkan waktu lebih dari tiga
tahun dengan orang yang sering mengutip Firman Tuhan. Petrus telah
belajar dengan baik dan pada waktu itu mengutip Yoel 2:28-32.
Kemudian Petrus langsung masuk kepada inti dari masalah itu: berita
Injil. Ia berkhotbah mengenai Kristus yang telah disalibkan dan bangkit
dan mendukung apa yang dikatakan oleh Firman Tuhan (Kisah 2:22-24).
Hasil sangat mengejutkan: Ketika mereka mendengar hal itu hati
mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-
rasul yang lain: `Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?'
(Kisah 2:41).
Ujian bagi berita suci yang mana saja tidak didasarkan kepada
khotbah yang baik atau jelek, tetapi Apakah Allah memakainya. Adakah
berkat Allah atas berita itu? Di sini Allah memberkati secara luar
biasa dengan tiga ribu orang yang menerima Injil itu (Kisah 2:41).
Kemudian diikuti dengan pernyataan yang paling menarik di dalam
Firman Tuhan. Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam
persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan
berdoa (Kisah 2:42).
Yang lebih menarik ialah apa yang tidak dicatat. Apa yang terjadi
diantara ayat 41 dan 42? Bagaimana rasul-rasul itu pergi berkeliling
untuk mengumpulkan orang-orang itu dalam persekutuan yang tekun?
Pernahkah Saudara mencoba untuk mengadakan pertemuan bagi orang-orang
yang baru bertobat sesudah pertemuan kebangunan rohani atau kebaktian
istimewa? Berapa di antara mereka yang muncul? Biasanya tidak terlalu
banyak. Tetapi rasul-rasul itu telah dilatih oleh Yesus, dan mereka
dapat melakukannya.
Pelayanan Bimbingan Orang Kristen Baru
Coba bayangkan situasi ini: para rasul dengan ketiga ribu orang
yang baru bertobat. Apa rencana tindak lanjut untuk orang-orang itu?
Mungkin yang biasa mereka lakukan--menikmati pesta dan pulang,
terpencar ke empat penjuru angin. Tetapi rasul-rasul itu mempunyai
rencana lain.
Apakah tugas mereka? Mencari pengikut? Bukan, tugas mereka (dan
kita) adalah untuk menjadikan orang murid (Mat 28:19). Bagi Yesus
hal itu tidak menjadi masalah, dan orang-orang ini telah mendengar Dia
membicarakan tentang pemuridan banyak kali. Mereka tahu harkatNya dan
apa yang diharapkan dari pengikut-pengikutNya.
Harkat Yesus. Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan FirmanKu
tinggal di dalam kamu, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah
BapaKu dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan
demikian kamu adalah murid-muridKu (Yohanes 15:7-8).
Maka kataNya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepadaNya:
"Jikalau kamu tetap di dalam FirmanKu, kamu benar-benar adalah muridKu
dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan
kamu." (Yohanes 8:31,32).
Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu
saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula
kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu,
bahwa kamu adalah murid-muridKu, yaitu jikalau kamu saling mengasihi
(Yoh 13:34-35).
Jikalau seorang darang kepadaKu dan ia tidak membenci bapanya,
ibunya, istrinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau
perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi muridKu.
Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat
menjadi muridKu (Lukas 14:26-27).
Demikian pulalah tiap-tiap orang diantara kamu, yang tidak
melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi muridKu
(Lukas 14:26-27).
Rencana Yesus. Apakah yang harus diperbuat oleh rasul-rasul
terhadap orang-orang yang bertobat? Berdiam diri saja sedang ketiga ribu
orang yang baru mengaku percaya itu begitu saja berjalan ke luar kota?
Sama sekali tidak!
Pada peristiwa lainnya sesudah kebangkitan, Yesus bertanya kepada
Petrus dengan pertanyaan yang agak tajam. Bacalah Yohanes 21:15-17
sambil memperhatikan pertanyaan Yesus, jawaban Petrus, dan perintah
Yesus.
Apa yang terutama diperintahkan Yesus ialah untuk memelihara
domba-dombaNya. Ada tiga ribu domba yang baru lahir ke dalam Kerajaan
Allah. Dan Yesus menugaskan mereka agar memberi makan dan menjadikan
orang itu murid.
Kegiatan rasul-rasul. Para rasul mengambil tindakan darurat.
Karena harus memberi makan dan tempat tinggal bagi mereka yang
memerlukan pemeliharaan dan pelayanan sebagai murid baru. Tadinya
mereka tidak bermaksud untuk tinggal lebih lama lagi di Yerusalem.
Dengan demikian orang-orang baru itu dapat tinggal dan menerima latihan
dan pertolongan sebagai tindak lanjut yang mereka butuhkan
(Kisah 2:44-47). Dalam laporan berikutnya di dalam Kisah Para
Rasul, orang-orang yang baru percaya itu tidak lagi disebut-sebut.
Tentunya mereka sama seperti kanak-kanak di dalam sebuah keluarga,
memperhatikan segala sesuatu, mendengarkan segala sesuatu, dan kemudian
menirukan segalanya itu. Jumlah mereka mulai bertambah. Pada suatu saat
jumlah mereka bertambah menjadi lima ribu orang (Kisah 4:4).
Kemudian, jumlah orang yang percaya bertambah banyak (Kisah 5:14).
Teladan bagi orang-orang yang baru percaya,. Ketika ribuan orang
dimenangkan ke dalam kerajaan, apa yang terjadi dalam hidup orang-orang
yang baru bertobat itu? Mereka melihat rasul-rasul dipukuli, dianiaya,
dan dijebloskan ke dalam penjara karena kesaksian mereka bagi Kristus
(Kisah 4:17; 5:18,40). Mereka memperhatikan para rasul pada waktu
mereka mengkhotbahkan Injil pada setiap kesempatan.
(Kisah 3:14-15; 4:10,33; 5:30-31).
Mereka berada di saa pada waktu rasul-rasul dengan sukacita
menerima penganiayaan yang harus diderita (Kisah 5:41). Dan
mereka mendengarkan dengan cermat pada waktu rasul-rasul itu mengajar
mereka dengan setia perkara-perkara dari Tuhan (Kisah 5:42).
Pengaruh apakah yang terjadi dalam hidup murid-murid yang
bertumbuh itu? Pelajaran apakah yang mereka peroleh? Jawabnya menjadi
jelas pada waktu kita melihat mereka menjada murid-murid dan
pekerja-pekerja yang berguna di dalam tubuh Kristus. Latihan yang
mereka terima dari tubuh Kristus. Latihan yang mereka terima dari para
rasul meresap dalam. Mereka menjadi seperti alat perekam yang
dijalankan. Kemudian mereka akan menjalankan kembali pita rekaman itu
kepada dunia.
Saat ujian. Maka datanglah saat mereka diuji. Sesudah kematian
Stefanus, mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di
Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh
daerah Yudea dan Samaria (Kisah 8:1).
Menarik sekali bahwa kejadian ini merupakan langkah yang
berikutnya dalam pemenuhan dari amanat yang diberikan (Kisah 1:8).
Perhatikan bahwa semua murid berpencar kecuali rasul-rasul. Mengapa
rasul itu tidak tersebar? Sebab mereka diberi suaka keagamaan oleh
Gamaliel, yang menyatakan, Janganlah bertindak terhadap orang-orang
ini. Biarkanlah mereka, sebab jika maksud dan perbuatan mereka berasal
dari manusia, tentu akan lenyap, tetapi kalau berasal dari Allah, kamu
tidak akan dapat melenyapkan orang-orang ini; mungkin ternyata juga
nanti, bahwa kamu melawan Allah (Kisah 5:38-39).
Pemimpin-pemimpin agama setuju akan hal itu, tetapi tidak ada
perlindungan untuk orang-orang percaya yang biasa. Jadi mereka
melarikan diri, tetapi tidak dalam kepanikan. Mereka yang tersebar itu
menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil
(Kisah 8:4).
Mengapa mereka melakukan itu? Mengapa mereka pergi ke mana-mana
memberitakan Injil? Sebab mereka sudah didewasakan dari dalam suatu
suasana bersaksi. Mereka menganggap bahwa itulah hal wajar yang harus
mereka lakukan. Itulah yang mereka ketahui tentang iman pada Kristus.
Mereka telah diajar dan sudah diberi teladan.
Pada waktu kita memikirkan pelayanan menjadikan orang murid
Yesus, kita harus memperhatikan segi ini dengan sungguh-sungguh. Jika
kita ingin melihat tindakan tertentu atau kelakuan tertentu yang
berkembang dalam diri mereka yang bekerja bersama kita, kita harus ingat
akan kekuatan teladan perorangan. Orang-orang Kristen yang baru ini
hanya mengikuti teladan dari pemimpin mereka.
Pelayanan Filipus. Kemudian Roh Allah mengalihkan perhatian kita
kepada salah satu dari orang-orang itu, seorang diakon. Filipus pergi ke
suatu kota di Samaria dan memberitakan Mesias kepada orang-orang di situ
(Kisah 8:5). Dia memberitakan Kristus di daerah itu dan
mengakibatkan sukacita yang besar dalam kota itu (Kisah 8:8).
Kemudian, dia bersaksi kepada seseorang dalam kereta kuda. Maka
mulailah Filipus berbicara dan bertolak dari nas itu ia memberitakan
Injil Yesus kepadanya (Kisah 8:35). Sekali lagi, itulah apa telah
diperlihatkan kepadanya dan diajarkan kepadanya yang menjadikan dia
seorang saksi yang efektif. Latihan yang telah diperolehnya
mempersiapkan dia bagi tanggung jawab ini.
Pelayanan orang-orang lain. Sebagian dari orang-orang yang di
Yeruselem pada hari Pentakosta berasal dari Kirene (Kisah 2:10).
Sebagian dari mereka menerima berita Injil ini dan menerima latihan
pemuridan dari rasul-rasul. Setelah mereka tercerai berai oleh
penganiayaan, mereka muncul kembali memberitakan Yesus Kristus
(Kisah 11:19-21). Kesaksian mereka sangat berkuasa, seakan-akan
tangan Tuhan ada pada hidup mereka. Berita mereka sederhana; mereka
memberitakan tentang Tuhan Yesus. Dan banyak orang yang percaya.
Minat yang terus menerus dari para rasul. Pada waktu murid-murid
itu meninggalkan para rasul, mereka tidak dilupakan. Para rasul
mengikuti mereka dengan doa dan dengan perhatiannya. Maka sampailah kabar
tentang mereka itu kepada jemaat di Yerusalem, lalu jemaat itu mengutus
Barnabas ke Antiokhia. Setelah Barnabas datang dan melihat kasih karunia
Allah, bersukacitalah ia. Ia menasihati mereka, supaya mereka semua
tetap setia kepada Tuhan, karena Barnabas adalah orang baik, penuh
dengan Roh Kudus dan iman. Sejumlah orang dibawa kepada Tuhan
(Kisah 11:22-24).
Prinsip latihan yang penting ternyata di sini. Orang-orang ini
tidak nampak tetapi tidak dilupakan. Pada waktu terjadi sesuatu hal
kepada mereka yang memerlukan bantuan dalam pelayanannya, mereka
mendapatkannya dari pemimpinnya.
Kesimpulan dan tambahan. Kita telah meninjau pelayanan para rasul
sesudah kenaikan Yesus dan pelayanan berikutnya dari murid-murid yang
mereka latih. Semua itu sangat berguna bagi hidup kita dan pelayanan
kita. Gembala-gembala sidang pernah bertanya kepada saya, "Tetapi
apakah kiranya latihan pemuridan ini dapat berjalan di dalam gereja kami
dewasa ini?"
Jawaban saya selalu sama: Hal itu berjalan di gereja di Yerusalem.
Hal itu juga berjalan di gereja di Antiokhia. Semua ini dimulai dalam
gereja Perjanjian Baru. Latihan pemuridan itu bertumbuh dan subur dalam
gereja-gereja ini. Dan tak ada alasan di bumi ini mengapa hal itu tak
dapat dilaksanakan dewasa ini.
Amanat Agung masih tetap sama. Berita Injil itu masih tetap sama.
Kita melayani dengan kuat kuasa dari Roh Kuds yang sama. Kita memiliki
Firman Allah yang sama. Dan kita memiliki janji yang diberikan oleh
Yesus beserta dengan perintah untuk menjadikan murid. Dan ketahuilah,
Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman
(Matius 28:20).
Lalu apakah persoalannya dewasa ini? Mengapa kita tidak melihat
latihan pemuridan lebih sering dipraktekkan? Mengapa murid-murid yang
menghasilkan buah, mengabdikan diri, dan matang sedemikian jarangnya?
Alasan yang terbesar ialah bahwa kita terlalu sering bersandarkan
program atau bahan-bahan atau hal-hal lainnya dalam melakukan pekerjaan
Tuhan.
Pelayanan itu harus dijalankan oleh orang-orang bukan program.
Pemuridan harus disampaikan oleh seseorang bukan oleh sesuatu. Murid-
murid tidak dapat dihasilkan secara massal. Kita tidak dapat memasukkan
orang ke dalam suatu "program" dan melihat murid muncul sebagai hasil
produksi. Menjadikan orang murid memakan waktu. Perhatian secara pribadi
dan perorangan diperlukan. Waktu berjam-jam untuk mendoakan mereka
diperlukan. Pengertian dan kesabaran diperlukan untuk mengajar bagaimana
menghayati Firman Allah bagi mereka sendiri, bagaimana memelihara jiwa
mereka, dan oleh kuat kuasa Roh Kudus bagaimana memakai Firman itu bagi
hidup mereka. Lebih dari semua itu kita perlu menjadi teladan bagi
mereka.
Teladan Rasul Paulus
Pelayanan menjadikan orang murid Yesus memakan waktu dan usaha,
tetapi hasilnya abadi. Rasul Paulus adalah suatu contoh dari apa yang
diperlukan dan apakah untung ruginya dari pelayanan semacam itu.
Pernah Ia selesai dengan perjalanan pengutusan Injilnya, dan
Allah telah memberkati usahanya dengan berkelimpahan. Banyak orang
telah dibawa kepada Tuhan. Beribu-ribu orang telah mendengarkan Injil.
tugasnya hampir saja merenggut nyawanya. Tetapi pada perjalanan itu,
sesudah ia dilempari batu dan ditinggalkan karena disangka telah mati,
ia kembali ke tempat di mana permusuhannya merupakan yang terhebat. Dan
di situ dia menguatkan hati murid-murid itu dan menasihati mereka supaya
mereka bertekun di dalam iman (Kisah 14:22).
Kemudian ia kembali ke Antiokhia dan tinggal di sana untuk
beberapa waktu. Paulus merasa terbeban bagi orang-orang itu yang telah
percaya dan berkata kepada Barnabas Baiklah kita kembali kepada
saydara-saudara kita du setiap kota, di mana kita telah memberitakan
Firman Tuhan, untuk melihat, bagaimana keadaan mereka (Kisah 15:36).
Sering kita menyebut perjalanan ini sebagai perjalanan pengutusan Injil
Paulus yang kedua. Sebetulnya perjalanan ini merupakan permulaan dari
perjalanan pemuridan yang pertama. Berangkatlah ia mengelilingi Siria
dan Kilikia sambil meneguhkan jemaat-jemaat di situ" (Kisah 15:41).
Sesudah perjalanan yang lama dan sulit itu, ia kembali ke
Antiokhia. Roh Allah bergerak dalam hatinya, dan ia pergi sekali lagi
pada perjalanan pengutusan Injil yang berikutnya. Setelah beberapa hari
lamanya ia tinggal di situ, ia berangkat pula, lalu menjelajahi seluruh
tanah Galatia dan Frigia untuk meneguhkan hati semua murid.
(Kisah 18:23). Ya, memang hal itu memerlukan waktu dan
usaha, tetapi Rasul Paulus adalah seorang pembina murid yang sejati.
Kemudian dalam suratnya Paulus mengutarakan aspek ini dari
pelayanannya. Dalam membicarakan Yesus ia berkata: Dialah yang kami
beritakan, apabila tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap orang
kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada
kesempurnaan dalam Kristus. Itulah yang kuusahakan dan kupergumulkan
dengan segala tenaga sesuai dengan kuasaNya, yang bekerja dengan kuat di
dalam aku (Kolose 1:28-29).
Perhatikanlah kesaksian Paulus. Ia menguasahakan dan menggumulinya
dengan segala kuat kuasa yang diberikan Allah. Apa yang dikerjakannya?
Ia memenangkan orang-orang kepada Kristus dan membawa mereka sampai
kepada kematangan yang penuh di dalam Dia. Proses ini sangat memerlukan
waktu dan pengorbanan. Pada suatu saat ia menyatakan hal itu kepada
mereka yang akan meneruskan pelayanannya: Sebab itu berjaga-jagalah dan
ingatlah, bahwa aku tiga tahun lamanya, siang malam, dengan tiada
berhenti-hentinya menasihati kamu masing-masing dengan mencucurkan air
mata (Kisah 20:31).
Ia juga melayani demikian di antara orang-orang Tesalonika. Kamu
tahu, betapa kami, seperti bapa terhadap anak-anaknya, telah menasihati
kamu dan menguatkan hatimu seorang demi seorang, dan meminta dengan
sangat, supaya kamu hidup sesuai dengan kehendak Allah, yang memanggil
kamu ke dalam Kerajaan dan kemuliaanNya (1Tesalonika 2:11-12).
Kita sudah meninjau sepintas lalu pelayanan rasul-rasul yang
dipilih oleh Yesus untuk meneruskan pekerjaanNya. Pelayanan mereka
ditempatkan dalam latar belakang penjara, penganiayaan, ancaman, gempa
bumi, kecelakaan kapal, komplotan pembunuh, mujizat, dan banyak
kejadian-kejadian lainnya yang terjadi di jalanan dan di lautan di
sekitar dunia Laut Tengah.
Iblis telah mencoba sedapatnya untuk menghentikan mereka, tetapi
mereka dapat menyelesaikan pekerjaannya. Mereka bertekun terus. Tugas
mereka sudah jelas: Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu
(Matius 28:19). Dan mereka melakukannya. Mereka berdiri tegak,
tidak goyah, dan selalu giat dalam pekerjaan yang telah ditugaskan oleh
Tuhan.