PASAL 11
BAGAIMANA MELATIH PEMIMPIN-PEMIMPIN
Apa yang telah engkau dengar daripadaku di depan banyak saksi,
percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga
cakap mengajar orang lain (2Timotius 2:2).
Sambil Saudara terus melayani seseorang dengan menolongnya menjadi
pemimpin team pemuridan, Saudara perlu memusatkan perhatian Saudara
kepada beberapa tujuan khusus (sama seperti apa yang telah Saudara
perbuat sebelumnya--Pasal 6, Lampiran I, dan Pasal 9). Tujuan-tujuan
untuk seorang pemimpin tidak berbeda banyak dengan yang telah Saudara
kerjakan sampai saat ini. Tidak perlu banyak perubahan karena tujuan-
tujuan tersebut merupakan perluasan dari apa yang telah Saudara perbuat
sebelumnya. Tujuan-tujuan itu tidak akan memimpin Saudara kepada cara
baru dan tekanan baru. Tujuan-tujuan itu adalah perkembangan yang wajar,
suatu langkah yang logis dalam proses latihan.
Sekali lagi, kiranya Saudara akan mempelajari kesembilan tujuan
ini dan menentukan yang mana Saudara butuhkan. (Dengan orang yang berbeda
Saudara memerlukan perangkat tujuan yang berbeda pula.) Boleh menambahkan
atau mengurangi beberapa; sesuaikanlah dengan keadaan jika Saudara merasa
perlu. Namun, ingatlah, dalam bentuk apapun juga sifat-sifat ini harus
menjiwai seorang pemimpin team yang menjadikan murid.
Mengembangkan Kehidupan Rohani yang Mendalam
Tujuan pertama ini merupakan lanjutan daripada apa yang telah
Saudara mulai pada waktu Saudara melayani orang baru pertama kali
bertobat kepada Kristus. Saudara telah bekerja untuk memperkembangkan
kehidupan rohaninya, kekuatan dalam wataknya, dan pengetahuannya tentang
Allah. Kuncinya ialah pengertian dan pengenalan akan Allah. Janganlah
orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat
bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena
kekayaannya, tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang
berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah Tuhan yang
menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh semuanya
itu Kusukai, demikianlah Firman Tuhan (Yeremia 9:23-24).
Demikianlah Rasul Paulus juga mendambakan pengenalan akan Allah yang
makin mendalam bagi kehidupannya sendiri (Filipi 3:10).
Jika orang itu akan dipakai Allah sebagai seorang pemimpin
kelompok pembina murid, kehidupannya harus dihayati dalam persekutuan
dengan Yesus Kristus. Sumber pimpinan, hikmat, kekuatan dan kuasa rohani
berasal dari Allah sendiri. Mungkin ia sudah mengikuti beberapa seminar;
mungkin ia sudah membaca bertumpuk-tumpuk buku yang dikarang oleh orang-
orang kenamaan; tetapi kecuali ia terus-menerus mencari Tuhan, semua
pelayanannya akan menjadi sia-sia.
Menemukan Pekerjaan dan Karunia-KaruniaNya
Hal kedua yang harus Saudara perhatikan ialah menolong mereka
menemukan dan memperkembangkan karunia-karunianya dan meyakinkannya akan
panggilan Allah. Panggilannya itu akan menentukan jurusan mana yang akan
diambilnya dalam pekerjaannya bagi Kristus. Kebanyakan dari orang yang
Saudara latih akan tetap berstatus orang awam dan melayani Tuhan menurut
kadar kemampuannya.
Sebenarnya hal itu merupakan panggilan Allah yang luhur dan
terhormat. Berbeda dengan anggapan umum bahwa untuk melayani Tuhan dengan
efektif Saudara harus menjadi pekerja Kristen yang sepenuh waktu. Pada
waktu nama orang-orang suci Allah dipanggil kelak, yang akan berdiri dan
dihitung adalah hampir semua orang awam (Ibrani 11:1-40). Nabi
Samuel didaftarkan di antaranya, namun pahlawan-pahlawan iman yang
lainnya adalah orang-orang biasa yang melayani Allah melalui liku-liku
kehidupan sehari-hari.
Pekerjaannya. Pendapat, yang bukan berdasarkan Alkitab, yaitu
bahwa seseorang harus menjadi pendeta, utusan Injil atau pekerja Kristen
sepenuh waktu jika memang ia menyerahkan diri kepada Kristus, telah
merusakkan citra pelayanan Kristen. Banyak orang awam yang sebenarnya
dapat menjadi saksi Kristus yang berhasil telah terdesak untuk menjadi
seorang pendeta sehingga mereka kecewa dan terhalang sepanjang hidupnya.
Karena itu bukan panggilan Tuhan bagi mereka.
Kemungkinan besar bahwa beberapa dari orang yang Saudara latih akan
merasakan panggilan Allah dalam hidupnya untuk menjadi pelayan sepenuh
waktu. Mereka membutuhkan bimbingan tentang pendidikan theologia yang
lebih lanjut. Rundingkanlah dengan mereka di dalam suasanan doa.
Apabila seseorang meninggalkan Saudara untuk melanjutkan studinya,
jangan melupakan dia. Doakan dia. Kunjungi dia. Pakai cukup waktu untuk
menjelaskan kepadanya mengenai keadaan dan kemajuan team pemuridan
Saudara dan hasil-hasil pelayanan di mana dia pernah ikut serta.
Pola yang umum adalah sebagai berikut: kebanyakan murid Saudara
akan tetap sebagai orang awam; beberapa akan masuk ke dalam pelayanan
sepenuh waktu. Baiklah saya tekankan sekali lagi: mereka yang dipanggil
untuk melayani Tuhan sebagai orang awam memiliki panggilan yang sama
tinggi dan terhormat dengan rekan-rekannya kaum pendeta. Mereka bukan
golongan warga kelas dua.
Karunia-karunianya. Pertolongan serta doa Saudara diperlukan juga
untuk memungkinkan calon pemimpin itu menemukan dan memperkembangkan
karunia-karunia rohani atau bakat-bakatnya. Pelajari dan doakan daftar
karunia yang disebut di dalam Alkitab (Roma 12:6-8; 1Kor 12:4-11;
1Kor 28-31; Efesus 4:11-12), dan bersama-sama mereka menemukan apa
macam karunia yang diberikan Allah kepada mereka. Seseorang mungkin
menerima karunia penginjilan, karunia mengajar, memberi pinjaman atau
lain-lainnya. Suatu pedoman sederhana yang sangat menolong adalah dengan
menanyakan serangkaian pertanyaan ini. Ketika ia melayani Tuhan di dalam
suatu bidang pelayanan sesuai dengan karunianya: (1) Apakah ia
menyukainya? (2) Apakah orang lain merasa ditolong? (3) Apakah berkat
Allah nyata? Jika ketika jawabannya "ya," kemungkinan besar orang
tersebut memiliki karunia yang khusus itu.
Suatu kesalahan yang umum ialah mencoba membimbingnya di dalam
suatu bidang pelayanan yang menyenangkan Saudara dan mendukung usaha
pelayanan Saudara tetapi yang tidak cocok dengan penghasilannya dan
karunia-karunianya. Apa yang sebenarnya Saudara harus lakukan ialah
memikirkan karunia orang itu, panggilannya dari Allah dan pelayanan
serta efektifitasnya bagi Kristus.
Mengembangkan Kekuatannya
Saudara harus memakai banyak waktu untuk mengembangkan
kekuatannya, bukan mengoreksi kelemahan-kelemahannya saja, meskipun
kelemahan perlu diperbaiki. Jalan terbaik untuk melaksanakannya ialah
dengan meminta bantuan pelatih lain.
Dua penolong terbaik dalam pelayanan saya ialah mengadakan
evaluasi silang dan latihan silang. Manfaat yang besar ialah meminta
seorang rekan sekerja untuk bertemu sewaktu-waktu bersama-sama dengan
orang-orang yang saya latih. Saya mempunyai kelemahan yang saya kira
berlaku pula bagi kebanyakan orang yaitu terlalu meninggikan atau
sebaliknya terlalu menganggap remeh seseorang.
Jika saya hanya melihat titik-titik kekuatan seseorang yang saya
latih, saya memerlukan pelatih lain untuk melihat hal-hal yang tidak saya
lihat. Ia dapat menolong saya karena ia tidak terlibat secara subyektif
dengan orang yang saya latih itu. Cukup menarik perhatian bahwa istri
saya sangat membantu saya dalam bidang ini. Kaum wanita sering dapat
melihat apa yang tidak dapat dilihat oleh orang laki-laki, dan saya
telah belajar untuk menghargai pengamatan istri saya. Pertolongan dari
orang lain secara obyektif akan menolong saya membangun dan menguatkan
orang-orang yang saya latih.
Jika persoalan saya ialah memandang remeh seseorang, saya
membutuhkan pertolongan yang orang lain sehingga saya dapat memandang
segi-segi yang baik dan kemampuan orang itu. Kita cenderung untuk menilai
cacat-cacat kecil sehingga evaluasi dari orang lain sangat kita butuhkan.
Hendaklah kita ingat bahwa bisa membangun orang lain mempunyai pelayanan
yang positif. Kita tidak akan sampai kepada tujuan jika kita memusatkan
perhatian hanya untuk memperbaiki kekurangan kecil. Kita harus beriman
bahwa anugerah Allah akan menolong kita dalam hal ini.
Melatih Dia Dalam Kepemimpinan
Calon seorang pemimpin perlu dilatih untuk memimpin. Ia telah
melayani bersama-sama Saudara dan dengan begitu seharusnya dia dapat
menangkap visi mengenai pelipatgandaan murid dan seharusnya sudah
menguasai ketrampilan pelayanan tertentu. Ia telah menunjukkan kecakapan
dan kemampuan mengerjakan prinsip-prinsip pemuridan kepada orang-
orang yang setia dan yang kelak akan mengulangi proses tersebut
(2Timotius 2:2). Namun ia memerlukan latihan lebih jauh dalam
paling sedikit empat hal di bawah ini.
Sikap. Yang paling penting dalam semua hal ini adalah sikapnya.
Ia perlu dijaga agar jangan menjadi besar kepala, karena hal itu dapat
mematikan. Sangat mudah bagi dirinya, meskipun dalam tingkat sedini ini,
untuk dipenuhi dengan kesombongan sehingga bisa dimanfaatkan oleh si
Iblis.
Ia perlu juga menjaga sikapnya terhadap orang lain. Seorang
pemimpin yang baru mempunyai kecenderungan untuk berkuasa, untuk
meyakinkan orang lain bahwa dia yang sedang berperan, untuk memakai
dan menuntut, dan pada umumnya akan melakukan hal-hal yang keji di
pemandangan Allah dan manusia. Alasan timbulnya kelakuan macam ini ialah
karena merasa tidak yakin di dalam jabatannya dan berusaha menutupi
perasaan tidak aman itu dengan banyak kegiatan. Dan tentu saja ada itu
dengan banyak kegiatan. Dan tentu saja ada juga ada keinginan untuk
melaksanakan pekerjaan yang dibebankan kepadanya.
Perundingan. Seorang pemimpin harus belajar bagaimana berunding
dengan anggota teamnya yaitu dengan melibatkan anggota teamnya dalam
tahap-tahap perencanaan dan pengambilan keputusan. Mereka akan merasa
lebih terlibat dan akan memandang pekerjaan itu sebagai pekerjaan mereka,
yang memang seharusnya begitu. Tetapi kurang bijaksanalah pemimpin yang
hanya memberi pengumuman kepada orang-orangnya akan apa yang harus mereka
perbuat tanpa memberi kesempatan kepada mereka untuk mengutarakan buah
pikirannya dan mendiskusikannya sehingga sampai kepada pengambilan
keputusan. Ia dapat mengikut-sertakan usaha mereka tetapi bukan hatinya.
Sangat bermanfaat bagi seorang pemimpi untuk melibatkan setiap anggota
team dalam membicarakan bersama-sama rencana yang akan dibuat karena
dengan demikian akan melibatkan juga banyak buah pikiran yang baik dari
orang lain. Mereka pasti akan sampai kepada perencanaan yang lebih baik
jika mereka dapat menyumbangkan pikiran mereka bersama-sama. Mereka akan
bekerja dengan lebih rajin jika pekerjaan itu adalah rencana kita.
Praktek. Salah satu cara terbaik untuk melatih orang dalam
kepemimpinan adalah dengan memberi apa yang sudah diperoleh sebelumya
dalam latihan, disertai pengawasan seperlunya. Hal ini akan menumbuhkan
rasa percaya diri. Juga akan dapat melihat mana kekuatan dan kelemahan
yang ada pada dirinya. Kemudian Saudara dapat bersama-sama dengan dia
membuat rencana sederhana untuk meningkatkan kekuatan-kekuatan yang ada
pada dirinya dan memperbaiki kelemahan-kelemahannya.
Ia juga akan dapat melihat dirinya sebagai seorang pemimpin
dan bagaimana ia menghubungkan dirinya dengan rekan sekerjanya dan
dengan orang-orang yang dipimpinnya. Jika ia diberi kesempatan untuk
mempraktekkan hal itu, ia akan segera mendapatkan pelajaran berharga
yang tidak dapat dipelajarinya dengan cara lain. Ia akan belajar
bagaimana...
- mengatur dirinya sendiri.
- mengatur waktunya.
- mengatur pelayanannya.
- menilai murid-muridnya.
- mengatur keuangannya.
- memakai rumahnya dalam pelayanan bersama dengan menghargai
keluarganya.
- Untuk berhubungan dengan orang lain secara produktif dalam
pelayanan Kristus.
Saran-saran. Untuk menolong dia menjadi efektif, ada beberapa hal
yang Saudara dapat melakukan untuk memperkembangkannya di dalam suasana
di mana ia akan berjuang dan bertumbuh sebagai seorang pemimpin. Hal-hal
ini adalah hasil pengalaman saya pribadi, dan kebanyakan saya dapatkan
melalui perjuangan yang berat.
- Biarlah ia mengetahui bahwa Saudara mempercayainya,
mengasihinya, dan bersyukur kepada Allah karena dia.
- Biarlah ia mengetahui bahwa ia bebas untuk membahas hal apa
saja dengan Saudara.
- Biarlah ia mengetahui bahwa Saudara selalu siap sedia bertemu
dengan dia.
- Biarlah ia mengetahui bahwa dirinya penting dalam pelayanan ini.
- Ceritakan kepadanya sukses dan kegagalan Saudara.
- Buatlah suatu patokan perbuatan yang tinggi baginya. Tanpa itu
kepuasan Saudara tidak akan berarti baginya.
- Dapatkan selalu keterangan mengenai pelayanannya. Sunguh
menyakitkan hati jika orang lain akan berkata demikian tentang
pemimpinnya. "Ia tidak tahu apa yang sedang terjadi
disekelilingnya.
- Beri dorongan terus menerus. Usahakanlah agar ia terlibat dalam
kegiatan yang sekit lebih berat dari apa yang dia merasa mampu
melakukan. Penting sekali bagi Saudara untuk sungguh-sungguh
mengenal murid Saudara. Jika diberi terlalu banyak tugas dan
terlalu cepat, ia akan menjadi kecil hati dan kecewa. Jika
terlalu sedikit dan terlalu lamban, ia tidak akan merasa
tertantang.
- Jika ia membutuhkan pertolongan, berbicara dengan dia. Nyatakan
kepadanya bahwa Saudara siap menolongnya kapan saja, di mana
saja. Jangan biarkan dia berjuang sendirian dalam kebimbangan.
- Jika ia kurang percaya diri, gambarkan suatu situasi tertentu
dan bertanya kepadanya, "Apa yang Saudara akan perbuat di dalam
situasi semacam ini?" Ia akan belajar bagaimana mengambil
keputusan, dan ia akan dapat memikul lebih banyak tanggung
jawab.
- Periksalah kemajuannya. Murah hati dalam memberi pujian; lemah
lembut dan kasih dalam mengoreksi.
Banyak hal berhubungan dengan latihan kepemimpinan bergerak di
sekitar keterlibatan Saudara dengan orang-orang yang bekerja bersama
Saudara dengan orang-orang yang bekerja bersama Saudara. Melatih orang
merupakan pekerjaan yang berat, namun sangat diperlukan.
Mengambil Langkah-Langkah Untuk Penambahan Imannya
Tolonglah calon pemimpin itu untuk maju dalam imannya. Berikan
proyek-proyek yang menyebabkan dia bergantung kepada Allah saja. Saya
ingat pertama kali saya bertanggung jawab untuk menjual buku pada suatu
pertemuan akhir minggu. Rupanya tugas itu merupakan sesuatu yang hebat
bagi saya. Saya berdoa. Saya mencari keterangan dari orang-orang yang
pernah melakukannya. Saya mencoba mengumpulkan daftar buku lama yang
laku. Saya menyelidiki daftar-daftar buku baru yang dikarang oleh orang-
orang yang pernah melayani kami. Hasilnya ialah bahwa Allah ikut campur
tangan sehingga pelayanan menjual buku selama akhir minggu itu berhasil
sekali. Pengalaman itu sungguh-sungguh memperluas iman saya.
Yesus menantang iman murid-muridNya. Di Tasik Galilea, ketika
badai menimpa dan gelombang menempas perahu kecil itu dan mengisinya
dengan air, iman para rasul itu gugur. Dan mereka berteriak Guru, Guru,
kita binasa (Lukas 8:24). Setelah Yesus menenangkan mereka dan juga
badai itu, Ia bertanya mengapa mereka takut dan Di manakah kepercayaanmu?
(Lukas 8:25). Ruang kelasNya adalah perahu; kurikulumNya adalah
badai; pelajaranNya tentang iman. Melalui semua hal itu mereka ditolong
dan dikuatkan.
Salah satu jalan terbaik untuk melatih orang melebihi kemampuan
dan kecakapannya yang ada sekarang ialah dengan jalan menyuruhnya berbuat
sesuatu. Yesus melaksanakan hal itu. ia memanggil keduabelas murid itu
dan mengutus mereka berdua-dua (Markus 6:7).
Orang-orang itu telah mengikuti Yesus dan belajar daripadaNya.
Bukan waktunya untuk menambahkan keterangan untuk pengetahuannya tetapi
untuk melatih mereka dalam medan perang. Ketika Saudara melibatkan diri
dengan orang-orang, Saudara akan memperhatikan bahwa sewaktu-waktu mereka
telah mencapai titik jenuh dalam pelajaran mereka. Inilah saatnya bagi
mereka untuk diterjunkan sehingga mereka sungguh-sungguh mendapat
pengalaman baru.
Latihan selama seminggu penuh dalam sebuah Pekan Penyelidikan
Alkitab dalam menimbulkan rasa jenuh rohani, tetapi suatu kesempatan
memberikan kesaksian atau melatih seseorang akan segera memberikan rasa
lapar akan perkara-perkara Tuhan Allah. Saudara dapat mempertajam rasa
lapar rohani dari anak buah Saudara dengan membiarkan mereka sibuk dalam
pelayanan membagikan pengalaman hidup mereka.
Menghaluskan Kemampuan Pelayanannya
Lalu pergilah mereka dan mereka mengelilingi segala desa sambil
memberitakan Injil dan menyembuhkan orang sakit di segala tempat.
Sekembalinya rasul-rasul itu menceritakan kepada Yesus apa yang telah
mereka kerjakan (Lukas 9:6,10).
Bukanlah mendebarkan hati kalau kita dapat berkumpul bersama-sama
dengan mereka dan mendengar laporan dari setiap murid dan ulasan dari
Yesus?
Anak buah Saudara memerlukan kesempatan semacam itu sehingga
mereka dapat saling membagikan pengalaman dan saling menilai. Mereka
perlu membicarakan bersama dengan Saudara prinsip-prinsip memuali dan
melanjutkan pelayanan pemuridan. Mereka perlu mendiskusikan proses
perencanaannya dan cara bagaimana mengorganisasikan regu-regu pelayanan.
Mereka perlu membahas prinsip-prinsip kepemimpinan dan belajar bagaimana
mengadakan penilaian tentang kemajuan pelayanannya dan keberhasilahn regu
mereka.
Sediakan waktu secukupnya untuk mendengarkan murid Saudara supaya
dia merasa bebas datang kepada Saudara dan supaya dia merasa bahwa
Saudara sungguh mau mendengarkan. Jangan ragu-ragu mengajukan pertanyaan
dan jangan kaget jika ia mengajukan juga beberapa pertanyaan yang
kedengarannya terlalu sederhana. Jangan menjawab dengan sikap "Akh,
Saudara seharusnya sudah tahu jawabannya. Saya telah mangajarakannya enam
bulan yang lalu!" Belajar merupakan proses yang berbelit-belit, dan
kadang-kadang pelajaran bisa hilang begitu saja atau perlu disajikan di
dalam suatu bentuk lain. Tugas Saudara ialah menolong calon pemimpin itu
belajar bagaimana melaksanakan pelayanannya.
Belajar Menjadi Bijaksana
Sangat penting bagi seorang pemimpin muda untuk menjadi orang yang
bijaksana. Ketika ia memulai pelayananya sendiri, ada banyak tuntutan
yang akan menghabiskan waktunya. Raja Salomo berkata: Orang yang tak
berpengalama percaya kepada setiap perkataan, tetapi orang yang bijak
memperhatikan langkahnya (Amsal 14:15).
Pemimpin harus dapat belajar bagaimana membedakan perkara-perkara
yang produktif dari yang tidak akan menghasilkan buah, yang terbaik dari
yang baik, yang sungguh-sungguh penting dari yang hanya tampaknya penting.
Hal-hal yang sebenarnya akan mempergandakan murid sering kali terselubung
pakaian yang kelihatannya usang. Mata yang terlatih akan dapat menembus
topeng. Dan sering terjadi, seorang akan datang dengan suatu progran yang
kelihatannya hebat namun yang dibalik itu hanya merupakan pemborosan waktu
belaka.
Ia akan memerlukan kebijaksanaan untuk mempertimbangkan segala
segi dan mengetahui kapan untuk menjawab "Ya" dan kapan untuk mengatakan
"tidak." Melalui doa, penyuluhan, Firman Allah, dan pengertian tugas dan
panggilan, roh Kudus akan memimpinnya langkah demi langkah kepada jalan
pelayanan yang produktip.
Musa, hamba Allah itu, berdoa demikian: Masa hidup kami tujuh
puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh atahun, dan kebanggaannya
adalah kesukaraan dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami
melayang lenyap...Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian,
hingga kami beroleh hati yang bijaksana...Kiranya kemurahan Tuhan, Allah
kami, atas kami, dan teguhkanlah perbuatan tangan kami, ya, perbuatan
tangan kami, teguhkanlah itu. (Mazmur 90:10,12,17).
Belajar Kemahiran Berkomunikasi
Seorang pemimpin perlu belajar untuk mengkomunikasikan kebenaran
secara sederhana dan jelas. Suatu kelemahan yang biasa pada orang-orang
yang baru memulai pelayanan ceramah ialah terlalu meruwetkan
penjelasannya atau mencoba menjelaskan terlalu banyak dalam waktu yang
singkat. Tujuannya ialah melihat kebenartan dihayati dalam kehidupan,
bukan mengisi pikirannya penuh dengan kenyataan.
Firman Tuhan menjelaskan bahwa Yesus berbicara dengan kuasa.
Mereka takjub mendengar pelajaranNya, sebab perkataanNya penuh kuasa
(Lukas 5:32).
Sebagian orang kelihatannya merasa bahwa untuk berkata-kata dengan
kuasa ialah mengucapkannya dengan suara besar dan dengan berapi-api, agar
pendengar terpukau? Kita mengetahui bahwa ucapan Yesus berkuasa karena apa
yang Ia katakan itu terjadi demikian. Itulah kuasa melihat perbaikan atau
pengarahan yang baru; melihat hidup dibersihkan atau keluarga yang
dipersatukan kembali; melihat kebiasaan yang lama dihapus dan penyerahan
yang bersifat abadi; melihat wanita dan pria merindukan persekutuan dengan
Yesus Kristus dan orang-orang mulai menggali Firman Allah dan mengadakan
waktu untuk berlutut dalam doa.
Dua pernyataan dari Alkitab memberikan pengertian kepada kita
mengenai kuasa dalam pemberitaan Yesus. Dan semua orang itu membenarkan
Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkanNya
(Lukas 4:22). Ia berbicara dengan ramah sehingga memenangkan hati
pendengarNya. Ia mengatakan tentang kebenaran secara terbuka dan kadang-
kadang tajam serta menusuk. Tetapi ada keramahan dalan ucapanNya yang
menyebabkan suatu pesona.
Pernyataan kedua dicatat oleh Markus, Mereka takjub mendengar
pengajaranNya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa,
tidak seperti ahli-ahli Taurat (Mar 1:22). Ia berbicara dengan
kekuasaan. Pada waktu seorang pemimpin muda berbicara dengan kebenaran
dari Firman Allah sedang kuasanya dan perkataannya di bawah pengaruh
Roh Kudus, pemberitaannya akan mengandung kuasa.
Mempunyai Dasar Asas Kepercayaan
yang Kuat
Jika seseorang hendak memimpin orang lain dalam pelayanan
pemuridan, ia harus memiliki dasar doktrin yang kuat. Banyak orang yang
baik akan menyimpang dalam ajarannya karena doktrin yang kabur atau tidak
benar. Ada orang yang membedakan di antara hal praktis dari Alkitab dan
pkoko-pokok asas kepercayaan. Pembedaan itu kurang baik. Pengalaman saya
bekerja bersama orang lain telah mengajar saya untuk meletakkan pondasi
doktrin yang benar, kuat, dan mendalam pada diri seseorang karena itu
adalah hal yang sangat praktis dan penting. Iblis adalah musuh kita yang
licik. Ia akan terus-menerus menyelewengakan kebenaran-kebenaran Alkitab
dengan orang yang Saudara latih, Saudara dapat menilai pentingnya dan
terus bekerja untuk menambah kekurangan-kekurangannya.
Yang berikut adalah rencana sederhana untuk mempelajari doktrin.
Mintalah murid Saudara menulis di atas kartu-kartu ayat-ayat Alkitab
yang ada hubungannya dengan doktrin yang sedang dipelajarinya. Kemudian
mintalah dia untuk meletakkan kartu-kartu itu di atas meja dan
merenungkannya seraya melihat bagaimana bagaian-bagian tertentu ada
hubungannya satu dengan yang lain dan tekanan apa yang diberikannya
berhubungan dengan pokok yang tertentu. Sesudah lewat satu atau dua minggu
dengan merenungkan serta menghubungkannya, mintalah dia untuk memilih
delapan kunci, dan suruh dia menghafalkannya. Hal ini akan memberikan
kepadanya pelajaran mengenai pokok itu secara pribadi, langsung diambil
dari Alkitab. Dan karena ia telah menghafalkan bagian-bagian kunci itu,
ia akan menguasai pokok itu dengan baik seumur hidupnya.
Paulus berbicara tentang pentingnya menjadi dewasa dan mengenal
Firman Tuhan. Sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan
oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam
kelicikan mereka yang menyesatkan (Efesus 4:14).
Dengan kesembilan nilai yang ditanamkan ke dalam hatinya, calon
pemimpin pembinaan murid sudah siap untuk pelayanan sendiri. Namun
pekerjaan Saudara belum selesai. Doa dan nasihat Saudara masih diperlukan
sekalipun Saudara telah melatihnya bagi suatu pelayanan yang efektif.
Saudara telah memenuhi tugas Saudara untuk mencetak seorang ahli bangunan
(1Korintus 3:10).