8. KEMANUSIAAN TUHAN YESUS KRISTUS
Kemanusiaan Yesus Kristus sama pentingnya dengan Ketuhanan-Nya. Sebab
kalau Tuhan Yesus bukan sungguh-sungguh manusia, tentu Ia tidak dapat
menjadi korban bagi dosa manusia. Yang menjadi korban harus benar-benar
seorang manusia, tetapi manusia yang tidak berdosa.
"Dalam Yesus Kristus kita melihat kemanusiaan yang sejati dan
kemanusiaan yang sempurna, yaitu kesempurnaan di luar Ketuhanan-Nya. Tuhan
Yesus mengenakan sifat manusia sama seperti kita dan Ia bertumbuh secara
jasmani dan bertambah-tambah dalam pengetahuan sama seperti kita, akan
tetapi Ia tidak berdosa. Jadi, kemajuan di dalam Dia tidak dihalangi oleh
dosa yang diwariskan kepada-Nya atau dosa yang diperbuatnya. Oleh sebab
itulah Ia disebut Anak Manusia yang sempurna, yaitu seorang manusia yang
sempurna" (Wiley).
A. Sebutan Manusiawi untuk Tuhan Yesus Kristus
Lukas 19:10, Kisah 7:36; Dalam ayat-ayat itu Yesus Kristus
disebut Anak Manusia. Sebenarnya, kira-kira delapan puluh kali Yesus
Kristus menyebut diri-Nya Anak Manusia. Dan sesudah Tuhan Yesus naik ke
sorga serta dipermuliakan, Stefanus melihat Dia masih menyebut Dia Anak
Manusia. Hal itu terjadi ketika Stefanus mati sahid serta melihat Dia di
sebelah kanan Allah Bapa. Dalam Matius 1:21 Ia dinamai Yesus, yaitu nama
kemanusiaan-Nya. Juga dalam Kisah 2:22 Ia disebut "Yesus
orang Nazaret". Rasul Paulus dalam 1Timotius 2:5 tetap menyebut Yesus
Kristus "manusia" meskipun Ia sudah naik ke sorga.
B. Yesus Kristus mempunyai tubuh dan jiwa manusia
Oleh sebab Allah Anak sudah menjelma, bukan berarti bahwa Ia hanya
mempunyai tubuh manusia. Tuhan Yesus juga mempunyai jiwa manusia,
Yohanes 1:14; Ibrani 2:14 "Firman" kekal (artinya Yesus Kristus)
telah menjadi manusia yang mempunyai jiwa (Psukhe' yang sebenarnya berarti
'jiwa', diterjemahkan dalam ayat itu 'hati'). Kalau ada yang menyangkal
bahwa Yesus Kristus mempunyai tubuh manusia, maka orang itu mempunyai roh
antikristus (Yang melawan Kristus), Lihat 1Yohanes 4:2,3. Ini
merupakan bukti yang nyata, bahwa roh yang bekerja dalam "Christian
Science" (Ilmu Pengetahuan Kristen) yaitu roh Almasehudajal (Antikristus),
sebab mereka itu menyangkal bahwa Yesus Kristus datang dalam tubuh manusia.
Perempuan Samaria mengenal Yesus Kristus sebagai seorang Yahudi, dari
rupa-Nya dan perkataan-Nya. Sering para pelukis menggambar Yesus Kristus
dengan memakai pagar bulan (Cahaya) keliling kepala-Nya, tetapi di dalam
Alkitab tidak ada yang membuktikan hal itu. Lukas 24:39;
Yohanes 20:26,27. Bahkan setelah kebangkitan-Nya Yesus Kristus tetap
mempunyai tubuh yang sama dengan tubuh manusia, Kisah 7:55,56;
Matius 26:64; Wahyu 1:13-17. Dalam kemuliaan-Nya Yesus Kristus
sekarang mempunyai tubuh manusia. Dan Ia akan datang di awan-awan di
langit sebagai "anak manusia". Waktu itu tubuh saleh-saleh-Nya (mempelai
perempuan) akan diubah menjadi serupa dengan tubuh-Nya yang mulia itu,
Filipi 3:21.
C. Yesus Kristus adalah seorang manusia
Ibu Yesus Kristus seorang manusia, dan nenek moyang-Nya juga manusia.
Ia adalah anak Maria dan keturunan (benih) Daud. Maria adalah benar ibu
Yesus Kristus, seperti Allah adalah benar Bapa-Nya. (Lukas 2:7;
Kisah 2:30; 13:23; Roma 1:3; Galatia 4:4; Ibrani 7:14).
D. Apa yang dialami manusia juga dialami Yesus
Tuhan Yesus juga merasakan hal-hal yang berikut: Yesus Kristus sangat
letih - Yohanes 4:6. Yesus Kristus tidur - Matius 8:24. Yesus
Kristus merasa lapar - Matius 21:18. Yesus Kristus haus -
Yohanes 19:28. Yesus Kristus menangis - Yohanes 11:35. Yesus
Kristus mati - Yohanes 19:30.
Dari ayat-ayat ini nyata bahwa Yesus Kristus mempunyai keadaan tubuh
seperti tubuh manusia. Dari Lukas 2:40-52 nyata bahwa Yesus Kristus
bertubuh dalam pengetahuan dan jasmani-Nya sama seperti manusia biasa.
Tentu Ia dididik di dalam keluarga-Nya dan di dalam Bait Allah dan
mempelajari sendiri Alkitab. Hanya dalam satu perkara Yesus Kristus
sebagai manusia, dengan kehendak-Nya sendiri sengaja membatasi
pengetahuan-Nya. Misalnya, pada waktu Ia ada di dunia ini Ia tidak tahu
kapan Ia akan kembali lagi ke dunia ini.
Perhatikanlah Filipi 2:7. Janganlah kita menafsirkan ayat ini
secara sembarangan. Dari ayat-ayat yang berhubungan dengan ayat ini
dinyatakan bahwa Yesus Kristus menghampakan diri-Nya terutama dalam hal
kemuliaan-Nya, dan bukan dalam hal pengetahuan-Nya. Yesus Kristus tidak
menghampakan diri-Nya dalam sifat-sifat Ketuhanan-Nya, akan tetapi ada
kalanya sifat-sifat Ketuhanan-Nya seolah-olah ditudungi.
Perhatikanlah Yohanes 3:34. Ayat ini menyatakan bahwa walaupun
Yesus Kristus menghampakan diri-Nya dan membatasi diri-Nya dalam
pengetahuan-Nya, tetapi Ia adalah Guru yang diurapi oleh Allah Bapa, dan
ajaran-Nya diilhamkan oleh Bapa sehingga yang dikatakan-Nya itu adalah
"Firman Allah". Lihat juga Yohanes 7:16; 12:48,49; 14:24. Sudah
nyata bahwa seringkali sifat Ketuhanan dan kemahatahuan dinyatakan dalam
Yesus Kristus pada waktu Ia masih mengenakan tubuh manusia yang belum
dipermuliakan, akan tetapi secara manusia Ia adalah sungguh-sungguh
manusia dalam hal pikiran-Nya juga.
Bandingkanlah Ibrani 4:15; 2:18 dan Yakobus 1:13. Sebagai
manusia Yesus Kristus dicobai, tetapi sebagai Allah Ia tidak dapat
dicobai. Yesus Kristus dicobai, tetapi tidak berdosa. Yesus Kristus
dicobai lebih berat daripada manusia biasa, sebab Ia tahan menghadapi
pencobaan yang bagaimanapun juga, dan Ia tidak berdosa. Ingatlah, tabiat
duniawi bukanlah merupakan bagian dari tabiat asli manusia. Pada mulanya
Allah menciptakan sifat manusia itu suci. Tabiat duniawi menjadi bagian
dari sifat manusia sebagai akibat dari dosa. Yesus Kristus tidak memiliki
tabiat duniawi, yaitu duniawi yang bertentangan dengan rohani. Periksalah
Ibrani 2:14 dan Filipi 2:5-8. Tuhan Yesus mengenakan tabiat
manusia (tetapi bukan tabiat duniawi) supaya Ia dapat menebus dosa
manusia. Betapa ajaibnya kasih itu!
E. Yesus Kristus membatasi kuasa-Nya pada waktu Ia berada di dunia ini
Markus 1:35; Yohanes 6:15; Lukas 22:41-45; Ibrani 5:7, Yesus
Kristus sering berdoa. Melalui doa-Nya Ia mendapatkan kemenangan dan
kuasa untuk melakukan pekerjaan-Nya. Kalau Tuhan mendapatkan kuasa-Nya
dengan berdoa, betapa perlunya kita berdoa.
Kisah 10:38, Yesus Kristus mendapat kuasa dalam melakukan
tugas keilahian-Nya bukan dari sifat Ketuhanan yang ada pada diri-Nya,
melainkan karena Roh Kudus yang di dalam diri-Nya. Selama Ia berada di
dunia, Ia memperoleh kuasa-Nya dari Roh Kudus, sama halnya dengan manusia
biasa.
Yohanes 14:12, Yesus Kristus membatasi kuasa-Nya pada waktu Ia
berada di dunia ini. Dalam hal ini jelas bahwa Yesus Kristus memperoleh
kuasa-Nya dari Roh Kudus, sama seperti manusia dan selama di dunia ini Ia
juga menggunakan kuasa-Nya itu sesuai dengan keterbatasan manusia.
F. Yesus Kristus adalah sungguh-sungguh manusia dalam segala hal
Ibrani 2:17, Yesus Kristus sama dengan saudara-Nya dalam segala
perkara, yaitu secara tubuh, dalam hal pikiran, dalam hal pengetahuan yang
baik dan jahat, Ia sama seperti manusia biasa. Dalam segala tindakan
Yesus Kristus sungguh seorang manusia sejati. Ia telah menjadi manusia
supaya dapat menebus manusia (Filipi 2:5-8; 2Korintus 8:9). Ia
telah mengambil sifat manusia supaya kita dapat mengambil bagian dalam
kodrat ilahi. 2Petrus 1:4, Allah Bapa adalah sumber kemuliaan.
Yesus Kristus ialah cahaya kemuliaan itu. Lihat Ibrani 1:3.
Pertanyaan | : | Bagaimanakah kita dapat menyesuaikan pelajaran Alkitab
dari hal Ketuhanan Yesus Kristus dengan pelajaran Alkitab
dari hal kemanusiaan Yesus Kristus? |
Jawab | : | Kita tidak perlu menyesuaikannya. Itu bukan tugas kita.
Mengenai hal ini baiklah kita menyelidiki ayat-ayat yang
berikut: tiap-tiap ayat menyebutkan satu perkataan yang
menyatakan kemanusiaan dan satu perkataan yang menyatakan
Ketuhanan Yesus Kristus: Matius 8:24-26;
Lukas 3:21,22; Yohanes 11:38,43,44; Lukas 9:28,29,35;
Matius 16:16,17,21; Ibrani 1:6; 4:14,15. Kita dapat
melihat bagaimana dalam ayat-ayat itu tercampur Ketuhanan dan
Kemanusiaan Yesus Kristus. |
G. Allah Anak, Yesus Kristus, tunduk kepada Allah Bapa
Dalam hal ini kita menyadari bahwa ada hal-hal yang sudah diterangkan.
Tetapi nyata dari Alkitab bahwa Allah Anak yang telah menjelma, tunduk
kepada Bapa. Yohanes 14:28: Allah Bapa lebih besar daripada Yesus
Kristus, Allah Anak. Yohanes 5:19: Allah Anak tidak pernah melakukan
suatu apa pun di luar kehendak Bapa.
Yohanes 8:29,42; Yohanes 10:18; 13:3; 8:26. Yesus Kristus diutus
oleh Bapa, menerima perintah dari Bapa, menerima kuasa dari Bapa, dan
menerima pesan-Nya dari Bapa.
Lukas 22:29; 1Korintus 15:24,27,28. Yesus Kristus mendapatkan
Kerajaan-Nya dari Bapa, dan pada akhirnya kerajaan itu akan diserahkan
kembali kepada Bapa-Nya, dan Kristus sendiri menundukkan diri kepada
Bapa-Nya supaya Bapa menjadi semuanya di dalam sekalian.
Yesus Kristus sekarang dan selamanya akan tunduk kepada Allah Bapa.
Allah Bapa menjadi pancaran Ketuhanan. Yesus Kristus ialah yang
memancarkan Ketuhanan itu. Pancaran Ketuhanan itu dan Ia yang memancarkan
Ketuhanan itu sama-sama sempurna, Kolose 2:9. Allah Bapa adalah
sumber kemuliaan, tetapi Yesus Kristus ialah cahaya kemuliaan itu,
Ibrani 1:3. Ayat-ayat di atas berhubungan dengan Allah Anak yang
telah menjelma menjadi manusia.
H. Yesus Kristus tidak pernah berdosa
Meskipun Yesus Kristus sungguh-sungguh seorang manusia, namun Ia tidak
mewarisi sifat dosa. Kita telah mempusakai dosa sebab kita keturunan
Adam; tetapi karena kelahiran Yesus Kristus adalah oleh Roh Kudus, maka Ia
tidak mempunyai dosa seperti manusia biasa. Karena kelahiran-Nya dengan
cara yang demikian, maka hubungan Kristus dengan Allah tetap sempurna dan
semata-mata lepas daripada dosa. Di samping itu, Yesus Kristus tidak
pernah berbuat dosa (1Petrus 2:22). Sepanjang kehidupan-Nya Ia
terlepas dari kesalahan; dan sebagai manusia Ia suci. Tidak bersalah,
tidak bercacat, terpisah dari orang-orang berdosa dan ditinggikan lebih
tinggi dari langit, Ibrani 7:26. Akan tetapi Kristus memakai wujud
tubuh manusia yang berdosa. Ini berarti bahwa tubuh Kristus serupa dengan
tubuh kita, tetapi tubuh-Nya tidak di bawah pengaruh dosa. Memang Yesus
Kristus suci sebab Ia mempunyai Roh Kudus yang bekerja dengan
kepenuhan-Nya, dan Ia sendiri adalah sumber kesucian. Ajaib sekali bahwa
Yesus Kristus telah mengenakan tabiat manusia tetapi tidak berdosa, supaya
dapat menanggung hukuman dosa-dosa kita. Dengan kehendak-Nya sendiri Ia
telah mengambil kelemahan dan keterbatasan manusia supaya di hadapan Allah
Ia menjadi Imam besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada
Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa. Sebab oleh karena Ia sendiri
telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang
dicobai (Ibrani 2:17,18).
I. Yesus Kristus mempunyai tabiat ilahi dan tabiat manusiawi
dalam satu Pribadi
Di dalam Yesus Kristus ada tabiat ilahi dan tabiat manusiawi, dan kedua
tabiat itu sempurna dalam satu Pribadi. Kita tidak dapat mengatakan bahwa
Yesus Kristus adalah dua Pribadi, dan janganlah kita bimbang akan kedua
tabiat-Nya. Janganlah kita berkata bahwa Yesus Kristus adalah Allah dan
manusia, melainkan Ia adalah Allah-manusia yaitu Allah dan manusia yang
dipersatukan. Yesus Kristus selalu menggunakan kata "Aku" untuk diri-Nya,
tidak pernah menyebut "Kita" terhadap diri-Nya sendiri. Tabiat ilahi dan
tabiat manusiawi-Nya selalu bekerja bersama-sama. Tidak pernah kedua
tabiat itu bertentangan. Kedua tabiat itu sama-sama bekerja dalam
tiap-tiap pikiran, perkataan, dan perbuatan-Nya dan kedua tabiat itu
bekerja dalam satu pribadi. Kedua tabiat itu tidak dapat diceraikan. Kita
sepatutnya mengatakan: Allah-Manusia telah lahir ke dunia, merasai
sengsara, mati di atas kayu salib dan menerima sebutan-sebutan ilahi serta
menerima sembah manusia, telah melakukan banyak mujizat serta mengampuni
dosa-dosa manusia.
Kedua tabiat ini ada di dalam diri Kristus; tetapi sebaliknya
pekerjaan-pekerjaan Kristus dapat dilakukan oleh salah satu dari kedua
tabiat dalam diri-Nya itu. Dengan ini jelaslah perkataan, "Sebelum Abraham
jadi, Aku telah ada."
Itulah perlunya ada dua tabiat dalam diri Yesus Kristus supaya Ia dapat
menjadi pengantara (Juru syafaat) antara Allah dan manusia.
1Timotius 2:5. Sebab Kristus mempunyai dua tabiat, maka Ia dapat
bersekutu dengan Allah dan manusia. Dan dalam hal itu Ia setara dengan
Allah, dan sama-sama merasakan kelemahan manusia. Oleh sebab Ia manusia,
dapatlah Ia mengadakan perdamaian. Dan oleh sebab Ia Allah, maka
pendamaian itu sangat berharga. Seorang Juruselamat yang hanya manusia
tidak dapat memperdamaikan kita dengan Allah.
Ibrani 2:17,18; 4:15,16; 7:25.
Mulai dari zaman rasul-rasul sampai kini ada banyak orang yang
mengajarkan tentang Yesus secara salah. Pengajaran yang salah itu
beralaskan atas salah satu dari kedua hal berikut: pertama, orang itu tidak
mengakui atau tidak mengerti tentang kedua tabiat Tuhan Yesus, atau kedua
tabiat itu disalah-artikan; kedua, orang itu tidak berpegang teguh pada
keesaan Pribadi Yesus, atau tidak mengakui bahwa Tuhan Yesus adalah satu
Pribadi.