BAB 4. ASAS PENGAJARAN TENTANG PEKERJAAN-PEKERJAAN ALLAH
I. TAKDIR ALLAH
A. Keterangan tentang takdir Allah
Takdir Allah adalah maksud Allah yang kekal yang terjadi dan digenapkan
dalam zaman dan masa, /TB #Roma 8:28, Efesus 1:9-12*. Di dalam
/TB #1Timotius 1:17* Yesus Kristus disebut Raja segala zaman (Raja Kekal).
Melalui takdir Allah kita mengerti maksud dan tujuan Allah di dalam Ia
menetapkan atau mengizinkan segala sesuatu yang telah terjadi dan yang akan
terjadi dalam alam ini. Sebagaimana tukang yang mendirikan rumah itu
memiliki gambarnya, begitulah Allah dan takdir-Nya.
B. Apa yang termasuk dalam takdir Allah
Dalam takdir Allah termasuk penciptaan alam ini beserta kelanjutannya,
pemeliharaan alam ini, pemeliharaan terhadap makhluk-Nya, dan penebusan
manusia. Mengenai penebusan manusia akan dibahas dalam pasal selanjutnya.
Tentu Tuhan Allah mempunyai maksud dan tujuan dalam penciptaan-Nya.
Sebagian daripada maksud itu kita ketahui, akan tetapi seluruh maksud Allah
belum dinyatakan kepada kita. Apakah tujuan Allah menjadikan alam ini?
Tentu kita akan menjawab: Untuk mendatangkan kemuliaan bagi diri-Nya
sendiri. Untuk menyatakan hikmat-Nya. Untuk menyatakan sifat-sifat-Nya,
terutama kasih-Nya. Alam ini dijadikan untuk manusia, sebab Allah
memikirkan manusia ketika Ia menjadikan alam ini. Manusia lebih berharga
daripada segenap alam. Satu jiwa lebih indah daripada segenap dunia ini.
C. Alkitab membuktikan takdir Allah
Dari segi pandangan yang luas kita boleh berkata bahwa segala perkara, baik
besar maupun kecil, masuk dalam takdir Allah, /TB #Yesaya 14:26,27; 46:10,11*;
/TB #Daniel 4:35; Efesus 1:11*. Marilah kita menyelidiki hal-hal
yang ditakdirkan Allah:
- Menetapkan dan meneguhkan alam ini, /TB #Mazmur 119:89-91*.
- Suasana kerajaan-kerajaan di bumi, /TB #Kisah 17:26*.
- Panjangnya umur manusia, /TB #Ayub 14:5*.
- Cara kita meninggal dunia, /TB #Yohanes 21:19*.
- Allah telah mentakdirkan manusia bebas dalam perbuatannya. Ini
berarti manusia bebas berbuat baik atau jahat. Tuhan Allah tidak
mentakdirkan manusia berbuat jahat, akan tetapi Tuhan mengizinkan
manusia berbuat jahat. Kejahatan terjadi oleh sebab pilihan
manusia yang bebas dalam kehendak dan perbuatannya,
/TB #Yesaya 44:28; Efesus 2:10; Kejadian 50:20; 1Raja 12:15*;
/TB #Lukas 22:22; Kisah 2:23; 4:27,28; Roma 9:17; 1Petrus 2:8*;
/TB #Wahyu 17:17*.
- Keselamatan orang yang percaya, /TB #1Korintus 2:7; Efesus 1:3,10,11*.
- Hal Kerajaan Kristus didirikan, /TB #Mazmur 2:7,8; 1Korintus 15:23*.
- Pekerjaan Kristus dan milik-Nya diteguhkan, /TB #Filipi 2:12*;
/TB #Wahyu 5:7*.
Takdir-takdir Allah tidak bertentangan dengan kebijaksanaan Allah, tidak
bertentangan dengan sifat Allah yang tidak berubah, tidak bertentangan
dengan kasih Allah, dan tidak bertentangan dengan kebebasan kehendak
manusia. Suatu alam yang tidak dikuasai oleh takdir-takdir tentu akan
rusak seperti kereta api yang berjalan cepat dengan tidak ada orang yang
menjalankannya.
Kita harus ingat, bahwa takdir-takdir Allah tidak menghapuskan kebebasan
kehendak dan perbuatan manusia. Sebetulnya mengenai takdir Allah dan
hubungan takdir itu dengan kebebasan perbuatan manusia tidak dapat kita
mengerti dengan sempurna. Kita juga patut ingat bahwa takdir Allah tidak
meluputkan kita daripada tanggung jawab atas perbuatan-perbuatan kita.
Takdir Allah dilaksanakan dengan maksud agar manusia taat kepada Allah dan
bukan melawan-Nya. Janganlah kita berkata bahwa kita tidak berkuasa atas
perbuatan kita. Kita berkuasa untuk memilih yang baik dan menolak yang
jahat dan harus bertanggung jawab atas perbuatan kita. Tuhan Allah tidak
dapat memaksa saya menjadi orang suci kalau saya tidak berkehendak begitu.
Tuhan telah menghendaki saya menjadi seorang yang suci akan tetapi Ia
menghormati kehendak saya sendiri. Kita juga tidak boleh beranggapan bahwa
dosa berasal dari Allah karena takdir-Nya, sekali-kali tidak. Dosa tidak
berasal dari Allah. Dosa berasal dari setan yang telah mendurhaka kepada
Allah, dan malaikat-malaikat yang ikut Setan yang telah menjadi jin.
Sebenarnya ada persoalan mengenai hal ini yang tidak dapat dijawab dengan
jelas oleh manusia. Kita harus menunggu sehingga kita sampai di seberang
sana, di sorga, barulah hal itu jelas bagi kita. Orang bertanya, apakah
sebabnya Allah mengizinkan dosa? Tiap-tiap orang harus diuji, dan dosa
menguji kita supaya nyata kesucian kita kelak. Dan tidak ada kesucian
kalau manusia tidak bebas dalam kehendak dan perbuatannya. Sedang Yesus
Kristus tidak dapat menjadi Mesias kalau Ia tidak mengalahkan pencobaan di
padang belantara itu. Pencobaan Yesus Kristus ialah pencobaan yang
sungguh-sungguh, dan secara kemanusiaan-Nya, Ia dapat juga jatuh dalam
dosa. Namun Ia tidak jatuh. Kalau tidak demikian, di manakah pengharapan
bagi kita yang memang dapat jatuh dalam dosa? Kalau Yesus Kristus tidak
mengalahkan pencobaan, di manakah pengharapan bagi kita? Tetapi secara
ketuhanan-Nya Yesus Kristus tidak dapat jatuh dalam dosa.
Juga kita tidak mengerti apakah sebabnya Setan yang memang suci telah
jatuh dalam dosa. Yang kita ketahui ialah iri hati telah timbul dalam
hatinya sehingga ia mendurhaka kepada Allah tetapi kita tidak tahu
bagaimana terjadinya.
Memang perlu kebebasan kehendak bagi manusia supaya manusia dapat
menyatakan kesuciannya dalam hal memilih yang baik. Jangan lupa, meskipun
Allah mengizinkan dosa, Ia juga telah mengadakan tebusan dosa. Kedua hal
ini seperti dua baris yang sejajar yang tidak dapat diceraikan satu dari
yang lain.
Agama Kristen bukan agama fatalis. Dalam kamus umum Bahasa Indonesia,
istilah "nasib" diterangkan seperti berikut: "apa yang terjadi atas
seseorang yang sudah ditentukan (oleh Tuhan). "Keuntungan kita seringkali
disebabkan kita rajin belajar, bekerja, berbuat baik, dll. Kemalangan kita
seringkali disebabkan oleh kesalahan kita, kemalasan, kebodohan, dosa, dsb.
Nasib kita lebih bergantung pada kelakuan kita daripada takdir Allah.
Karena itu fatalisme tidak benar dan tidak menurut Alkitab. Nasib kita
harus dibedakan dari takdir Allah.
Jikalau seseorang menyeberang jalan raya dengan tidak menengok ke kiri
ke kanan lebih dahulu lalu ia ditubruk mobil dan mati, janganlah
beranggapan bahwa itu ditakdirkan Allah. Hal itu terjadi oleh sebab
kebodohan orang yang tidak menengok ke kiri ke kanan lebih dahulu.
D. Nasihat sehubungan dengan takdir Allah
Ada banyak faedah berkenaan dengan takdir Allah, seperti berikut:
- Mengajarkan kerendahan hati kepada kita.
- Menimbulkan pengharapan dan kepercayaan yang teguh dalam hati kita
sebab kita tahu bahwa menurut takdir Allah segala sesuatu
mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Allah dan yang
terpanggil sesuai dengan rencana Allah, /TB #Roma 8:28*.
- Menjadi peringatan kepada orang berdosa yang tidak mau bertobat
sebab kelak pada akhirnya mereka akan dijatuhi hukuman.
- Memanggil orang berdosa datang kepada-Nya untuk diperdamaikan dengan
Allah sebelum terlambat.
Meskipun pelajaran ini sering membawa kebingungan kepada orang yang baru
percaya, tetapi bagi yang di dalam kesusahan mendatangkan penghiburan.
Segala kesulitan akan lenyap di depan salib Yesus Kristus. Sebetulnya,
menurut takdir Allah kita hanya seperti abu adanya, tetapi di dalam
kasih-Nya kita adalah sesuatu yang terindah dan mulia. Kalvin menempatkan
takdir Allah di atas kasih-Nya, tetapi sepatutnya kasih Allah harus
ditempatkan di atas takdir-Nya. Segenap takdir Allah diperintahkan oleh
kasih-Nya.
II. PENCIPTAAN ALAM SEMESTA
A. Keterangan tentang penciptaan alam semesta
Tuhan Allah, Allah Tritunggal, oleh kehendak-Nya sendiri, dan untuk
kemuliaan-Nya sendiri, telah menciptakan alam semesta tanpa menggunakan
sesuatu benda, baik yang kelihatan maupun benda yang tidak kelihatan. Kita
dapat membuat sebuah meja dari beberapa potong kayu, tetapi itu berarti
bukan menciptakan meja. Tuhan Allah telah menciptakan alam semesta tanpa
memakai sesuatu benda.
B. Bukti penciptaan alam semesta
Bukti dari Alkitab mengenai penciptaan alam ini terdapat dalam
/TB #Kejadian 1:1 dan Ibrani 11:3*. Perkataan "menciptakan" dipakai
dalam ayat satu /TB #Kejadian 1:1* dari hal bumi, dan dalam ayat
/TB #Kejadian 1:21* dari hal ikan, binatang melata dan unggas, dan dalam
ayat /TB #Kejadian 1:26,27* dari hal manusia. Nyata sekali bahwa ada
jurang besar yang tak dapat dilalui antara bumi dan binatang, dan antara
binatang dan manusia. Binatang tidak dijadikan dari sesuatu bahan, juga
tidak dari tumbuh-tumbuhan; demikian pula manusia tidak dijadikan dari
binatang-binatang. Hal ini jelas sekali di dalam /TB #Ibrani 11:3*. Alam
semesta dan segala isinya diciptakan hanya oleh Firman Allah yang
Mahakuasa. Ia hanya berfirman saja, lalu jadilah semuanya itu. Lihat
/TB #Keluaran 34:10; Bilangan 16:30; Yesaya 4:5; 41:20; 45:7,8; 57:19; 65:17*;
/TB #Yeremia 31:22; Roma 4:17; 1Korintus 1:30; 2Korintus 4:6; Kolose 1:16,17*.
Maka ketiga Pribadi yang Esa itu memang ada sebelum alam semesta ini
diciptakan, /TB #Mazmur 90:2; Amsal 8:23; Yohanes 1:1; Kolose 1:17*;
/TB #Ibrani 9:14*.
C. Siapa yang menciptakan alam semesta
Allah yang menjadikan, tetapi Ia bekerja juga melalui Anak-Nya dan Roh
Kudus. Jadi tepatnya pekerjaan penciptaan dilakukan oleh ketiga Pribadi
yang Esa itu.
- Oleh Bapa - /TB #Kejadian 1:1; 1Korintus 8:6; Efesus 3:9*.
- Oleh Anak - /TB #Yohanes 1:3; 1Korintus 8:6; Ibrani 1:2; 11:3; Kolose 1:16*.
- Oleh Roh Kudus - /TB #Kejadian 1:2; Ayub 26:13; 33:4*.
Dalam pekerjaan ini Tritunggal itu ikut mengambil bagian, dan demikian
pula di dalam tiap-tiap pekerjaan Allah.
D. Tujuan bagian dalam penciptaan
- Malaikat-malaikat - /TB #Kolose 1:16*.
- Semesta alam - /TB #Kejadian 1:6-8,14-19* - yaitu pada hari-hari
pertama, kedua dan keempat.
- Tumbuh-tumbuhan - /TB #Kejadian 1:9-13* - pada hari ketiga.
- Binatang-binatang di laut - /TB #Kejadian 1:20-23* - pada hari kelima.
- Burung-burung - /TB #Kejadian 1:20-23* - pada hari kelima.
- Binatang-binatang di darat - /TB #Kejadian 1:24-25,31* - pada hari
keenam.
- Manusia - /TB #Kejadian 1:26-31* - pada hari keenam.
Kita tidak tahu sudah berapa lama manusia ada di bumi ini, tetapi
kebanyakan penafsir berpendapat bahwa manusia dijadikan kira-kira 4000
tahun sebelum Kristus.
Tentang perkataan "hari" dalam Kejadian pasal satu (/TB #Kejadian 1:1-31*)
terdapat dua pendapat antara penafsir-penafsir: yaitu "hari" di situ
berarti 24 jam seperti sekarang - dan yang kedua, "hari" berarti satu masa
yang panjang. Dr. G. Campbell Morgan (yang disebut raja penafsir)
mengikuti pendapat yang pertama, yaitu hari berarti 24 jam. Kebanyakan
penafsir Kristen setuju dengan pendapat itu. /TB #Kejadian 1:1* menerangkan
keadaan sebelumnya adalah campur baur, belum berbentuk. Ada beberapa ahli
yang berpendapat bahwa pada waktu itu ada suatu gerakan yang hebat, suatu
bencana alam. Banyak orang yang berpendapat bahwa waktu itulah Setan
memberontak. Boleh jadi demikian. Berapa lamanya keadaan yang belum
berbentuk itu kita tidak tahu. Di dalam ayat dua (/TB #Kejadian 1:2*)
dikatakan Roh Allah melayang-layang diatas keadaan yang belum berbentuk
itu. Lalu Tuhan mulai dengan pekerjaan menciptakan. Penciptaan yang
berikutnya terus dilaksanakan dalam enam hari, yaitu enam hari dengan
perhitungan sehari 24 jam lamanya. Untuk meneguhkan tafsiran ini baiklah
kita mengutip dari Kitab /TB #Yesaya 45:18*, "Sebab beginilah firman Tuhan yang
menciptakan langit, - Dialah Allah - yang membentuk bumi dan menjadikannya
dan yang menegakkannya, - dan Ia menciptakannya bukan supaya kosong, tetapi
Ia membentuknya untuk didiami." Kata "kosong" dapat diterjemahkan "tidak
berbentuk", sebab dalam bahasa Ibrani kata itu sama dengan yang terdapat
dalam /TB #Kejadian 1:1*. Kata itu dalam bahasa Ibrani berarti suatu gerakan
yang hebat, suatu bencana alam. Orang Kristen menerima kenyataan sejarah
sebagaimana yang ditulis dalam ketiga pasal pertama dari Kitab Kejadian
(/TB #Kejadian 1:1-3:24*), dan kita yakin itulah yang benar.
E. Maksud Allah dalam penciptaan
Dalam Alkitab dijelaskan empat maksud Allah dalam penciptaan alam ini:
- Ia menciptakan untuk diri-Nya sendiri, /TB #Amsal 16:4; Roma 11:36*;
/TB #Kolose 1:16*.
- Ia menciptakan untuk kesukaan diri-Nya sendiri, /TB #Efesus 1:5,6,9*;
/TB #Wahyu 4:11*.
- Ia menciptakan untuk kemuliaan diri-Nya sendiri,
/TB #Yesaya 43:7; 60:21; 61:3; Lukas 2:14*.
- Ia menciptakan untuk menyatakan kuasa-Nya, budi-Nya, dan nama-Nya
yang suci, /TB #Mazmur 19:2; Efesus 3:9,10*.
Dari semua kenyataan itu kita tahu bahwa keinginan besar Tuhan Allah
dalam menciptakan alam ini adalah semata-mata untuk diri-Nya sendiri, dan
untuk kemuliaan-Nya sendiri, dan untuk menyatakan dalam makhluk-Nya, dan
oleh makhluk-Nya, kesempurnaan diri-Nya sendiri.
III. KELANGSUNGAN ALAM INI
Keterangan: - Kelangsungan alam ini diatur oleh kuasa Allah.
Bukti: - Kita dapat membacanya dari Alkitab, /TB #Nehemia 9:6*;
/TB #Mazmur 36:6; 145:20; Kisah 17:28; Kolose 1:17; Ibrani 1:2,3*.
Bagaimana segala sesuatu ditetapkan
Tuhan Allah memang menaruh kuasa di dalam makhluk-Nya dan ciptaan-Nya
supaya semuanya teratur dan dapat berjalan sebagaimana mestinya; akan
tetapi Tuhan juga ikut campur dan mengatur segenap alam ini dan
makhluk-Nya. Jelas bahwa pekerjaan ini juga diperbuat oleh Yesus Kristus,
/TB #Ibrani 1:3*. Menurut ayat itu boleh dikatakan bahwa kuasa yang memang
ada pada makhluk Allah tidak lain asalnya daripada kehendak Allah sendiri.
IV. PENGATURAN DAN PEMELIHARAAN ALLAH
Keterangan: - Pengaturan dan pemeliharaan Allah merupakan kuasa Allah
yang berlaku atas makhluk-Nya dan ciptaan-Nya; dengan kuasa-Nya itu,
semuanya diatur dan dipelihara sampai maksud Allah digenapkan dalam
makhluk-Nya.
Bukti: - Alkitab membuktikan bahwa Allah mengatur dan memelihara segala
ciptaan-Nya. Allah mengatur dan memelihara:
- Alam semesta, /TB #Mazmur 103:19; Daniel 4:35; Efesus 1:11*.
- Dunia ini, /TB #Ayub 37:5,10; Mazmur 104:14; 135:6,7*;
/TB #Matius 5:45; 6:30*.
- Bintang-bintang dll. /TB #Mazmur 104:21,28; Matius 6:26; 10:29*.
- Bangsa-bangsa dan kerajaan-kerajaan, dan membatasinya,
/TB #Ayub 12:23; Mazmur 22:29; 66:7; Kisah 17:26*.
- Kelahiran manusia dan nasibnya, /TB #1Samuel 16:1; Mazmur 139:16*;
/TB #Yesaya 45:5; Yeremia 1:5; Galatia 1:15,16*.
- Keuntungan dan kemalangan manusia, /TB #Mazmur 75:7,8; Lukas 1:52*.
- Perkara-perkara yang kecil sekalipun, /TB #Matius 10:30*.
- Orang benar, sehingga terlepas dari bahaya,
/TB #Mazmur 4:8; 5:12; 63:9; Mazmur 91:3; Roma 8:28*.
- Umat-Nya dalam hal ini Ia mencukupi keperluan mereka,
/TB #Kejadian 22:8,14; Ulangan 8:3; Filipi 4:19*.
- Dalam hal ini Ia mengabulkan doa makhluk-Nya, /TB #Mazmur 68:11*;
/TB #Yesaya 64:4; Matius 6:8,32,33*.
- Dalam hal Ia menyatakan kesalahan orang jahat serta menghukum
mereka, /TB #Mazmur 7:13,14; 11:6; 2Petrus 2:9; Wahyu 20:11-15*.
Pengaturan dan pemeliharaan Allah juga berlaku atas perbuatan-perbuatan
manusia yang bebas kehendaknya, /TB #Keluaran 12:36; 1Samuel 24:18*;
/TB #Mazmur 33:14,15; Amsal 16:1; 19:21; 20:24; 21:1; Yeremia 10:23*;
/TB #Filipi 2:13; Efesus 2:10; Yakobus 4:13-16*. Pengaturan dan
pemeliharaan Allah juga berlaku atas perbuatan-perbuatan jahat manusia,
/TB #2Samuel 16:10; 24:1; Roma 11:32; 2Tesalonika 2:11,12*. Berhubungan
dengan perbuatan-perbuatan jahat manusia, maka pengaturan dan pemeliharaan
Allah ialah:
- Kadang-kadang Ia menahan seseorang daripada dosa,
/TB #Kejadian 20:6; 31:24; Mazmur 19:14; Hosea 2:6*.
- Kadang-kadang Ia tidak menahan seseorang daripada dosa,
/TB #2Tawarikh 32:31; Mazmur 17:13,14; 81:13,14; Yesaya 53:4,10*;
/TB #Hosea 4:17; Kisah 14:16; Roma 1:21,28; 3:25*.
- Kadang-kadang Ia mengatasi serta mengubah kejahatan agar
mendatangkan kebaikan, /TB #Kejadian 50:20; Mazmur 76:11*;
/TB #Yesaya 10:5-7; Kisah 4:27,28*.
- Kadang-kadang Ia membatasi kejahatan, /TB #Ayub 1:12*;
/TB #Mazmur 124:2,3; 1Korintus 10:13; 2Tesalonika 2:7; Wahyu 20:2,3*.
Ada pula pengaturan dan pemeliharaan Allah yang harus
dipertanggungjawabkan oleh makhluk-Nya. Tanggung jawab itu hanya dapat
dilaksanakan oleh orang-orang yang sungguh percaya, yaitu ketaatan, doa,
iman, dan pengharapan, /TB #Yohanes 14:13; 15:7; Markus 11:24*;
/TB #Filipi 4:6,7; Yakobus 5:14-16*.