21. ASAS PENGAJARAN TENTANG JEMAAT KRISTUS
I. ASAL MULA DAN ARTI JEMAAT KRISTUS
Jemaat Kristus adalah suatu perhimpunan orang-orang yang telah bertobat
dari dosa-dosa mereka, dan telah percaya kepada Yesus Kristus, dan telah
dilahirkan kembali oleh pekerjaan Roh Kudus, dan telah dipersatukan dengan
Kristus, Kepala mereka, yang senantiasa menyertai mereka (Yohanes 3:7;
Kisah 5:14; 11:24). Jemaat adalah tubuh Kristus, dan Kristus adalah
Kepalanya (Efesus 1:22,23). Jemaat adalah kabah (tempat kediaman)
Roh Kudus (Efesus 2:21,22); dan jemaat itu telah dipersatukan dengan
Kristus sebagai satu tubuh (Efesus 5:30,31); dan sebagai anak dara
yang suci ia dipertunangkan kepada Kristus (2Korintus 11:2-4).
Yesus Kristus disebut Kepala Jemaat dan Gembala Agung, Mempelai
Laki-laki, Imam Besar dan Batu Penjuru. Anggota-anggota jemaat disebut
imam-imam, mempelai perempuan, isteri, kawanan domba, tiang-tiang dan
batu-batu yang hidup.
Dalam Perjanjian Baru ada suatu istilah dalam bahasa Yunani untuk
jemaat, yaitu "Eklesia", yang berarti "Orang-orang yang dipanggil".
Perkataan-perkataan yang berarti "memanggil" atau yang berhubungan dengan
"panggil" terdapat dalam ayat-ayat yang berikut: Roma 8:30; 1Kor 1:9;
2Tesalonika 2:14; 1Petrus 2:9; Roma 1:6,7; 8:28; 1Korintus 1:1,2;
Yudas 1:1; Matius 16:18; 18:17.
Dari ayat-ayat diatas dijelaskan bahwa jemaat telah dipanggil kepada
Kristus, dan ada dibawah perintah Kristus. Jadi, jemaat adalah orang-orang
yang telah dipanggil (2Timotius 1:9). Jemaat Kristus lebih besar
daripada suatu golongan atau bagian dalam jemaat. Suatu golongan tidak
dapat mengatakan, "Kami adalah jemaat yang sejati" adalah orang-orang dari
antara banyak golongan dan dari antara banyak bangsa dimana-mana tempat.
Perkataan "Gereja" lebih cenderung berarti "rumah" atau "Rumah Tuhan".
Kata itu berasal dari perkataan Yunani "Kuriakon" yang berarti "milik
Tuhan" dan perkataan "Kuraika" yang berarti "rumah Tuhan".
Tuhan Yesus telah memberi pelajaran tentang jemaat-Nya kepada
rasul-rasul dan orang-orang yang percaya kepada Dia, lihat Mat 16:18;
Markus 11:17; Matius 18:17. Di dalam doa-Nya (pasal
Yohanes 17:1-26) Tuhan telah mempersiapkan murid-murid-Nya untuk
jemaat yang akan didirikan.
Susunan anggaran dasar jemaat adalah seperti berikut: &&Kepala jemaat :
Yesus Kristus, Efesus 1:22,23. Anggota-anggota jemaat-Nya : Orang-orang
yang sudah dilahirkan kembali, Yohanes 3:1-18. Kerinduan Kristus untuk
jemaat-Nya : Segenap pasal Yohanes 17:1-26, Efesus 4:13; 5:27;
1Tesalonika 3:13; Kolose 1:28. Pemimpin-pemimpin jemaat :
Pemimpin-pemimpin harus menjadi hamba kepada Kristus dan kepada
anggota-anggota jemaat, Efesus 6:6; 2Petrus 1:1; 2Korintus 4:5;
Yohanes 13:5,14. Tujuan jemaat : supaya Allah dan Kristus dapat
tinggal di dalam hati kita, Yohanes 17:3; Yohanes 14:23; supaya Injil
Kristus dikabarkan kepada semua orang, Markus 16:15; Matius 28:19,20.
Disiplin jemaat : Lihat Matius 18:15-20; dan pasal 1Korintus 6:1-20.
Anggaran rumah tangga jemaat : Khotbah Kristus di atas bukit, pasal
Matius 5:1-7:29.
A. Jemaat Kristus terbentuk pada hari Pentakosta
Terbentuknya jemaat yaitu pada hari Pentakosta. Sebelum hari itu sudah
ada orang-orang yang telah percaya kepada Tuhan Yesus, tetapi pada hari
itulah jemaat terbentuk. Murid-murid Tuhan berhimpun dengan sehati di
Yerusalem dan tiba-tiba Roh Kudus turun keatas mereka, dan demikian jemaat
Kristus terbentuk. Akan tetapi dasar jemaat telah ditetapkan oleh Tuhan
Yesus sendiri, yang telah berkata, "Di atas batu karang ini Aku akan
mendirikan jemaat-Ku" (Matius 16:18,19). Batu karang ini tidak lain
adalah Yesus Kristus sendiri, bukan Petrus. Sebenarnya Petrus tidak
diangkat lebih tinggi daripada rasul-rasul lain, seperti yang nyata dalam
ayat-ayat: Yohanes 20:19-23; Matius 18:18. Dalam ayat-ayat itu kuasa
untuk mengikat dan melepaskan diberikan kepada semua rasul dan kepada
segenap jemaat. Tuhan Yesus berkata, "Batu yang dibuang oleh tukang-tukang
bangunan telah menjadi batu penjuru. Barang siapa jatuh keatas batu itu,
ia akan hancur, dan barang siapa ditimpa batu itu, ia akan remuk"
(Lukas 20:17,18). Kalau ayat itu dibandingkan dengan
Matius 18:18; 16:18,19; 1Korintus 3:11; 1Petrus 2:6; dan Efesus 2:20,
nyata bahwa dalam hal ini tidak ada perbedaan antara rasul-rasul. Jelas
juga dari ayat itu bahwa Tuhan Yesus Kristuslah batu penjuru jemaat.
Kesaksian Petrus baik sekali, tetapi hal itu tidak menjadi dasar bagi
jemaat. Memang kesaksian itu patut menjadi kesaksian tiap-tiap orang
Kristen, dan kesaksian itu telah menjadi asas pelajaran orang Kristen.
Tuhan Yesus Kristus yang mendirikan jemaat dan Ia adalah dasar jemaat.
Jemaat didirikan oleh rasul-rasul dan orang-orang percaya. Dan tiap-tiap
hari Tuhan menambahkan jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan, akan
tetapi Tuhan menambahi jumlah mereka setelah mereka sendiri bertobat dan
percaya (Kisah 11:24).
Jemaat yang mula-mula itu mempunyai tempat-tempat tertentu untuk
berhimpun, misalnya: dalam bilik yang di atas (Kisah 1:13),
dalam Kabah (Kisah 5:12), dalam rumah-rumah anggota
(Kisah 2:46; 12:12). Maka mereka berhimpun pada waktu-waktu tertentu,
yaitu pada mulanya setiap hari (Kisah 21:46), kemudian pada
tiap-tiap hari yang pertama dalam seminggu (Kisah 20:7; Wahyu 1:10).
Ada juga jam-jam tertentu untuk berdoa (Kisah 3:1; 10:9).
Dan setiap hari bertambahlah orang yang diselamatkan
(Kisah 2:47; 1:15; 2:41; 4:4).
Jemaat itu meluas sampai ke Yudea dan Samaria seperti yang dikatakan
dalam Kisah 8:1-25. Kemudian meluas lagi sampai ke Antiokhia di
Siria, dan Rasul Paulus menjadi pemimpinnya seperti Petrus dan Yakobus
menjadi pemimpin jemaat di Yerusalem. Sebenarnya bilamana ada dua, tiga,
atau lebih orang yang percaya berhimpun untuk menyembah kepada Tuhan Yesus,
maka disitulah terbentuk jemaat Kristus.
B. Dalam Perjanjian Baru ada dua arti untuk Jemaat
Perkataan jemaat mempunyai dua arti dalam Perjanjian Baru. Pertama,
jemaat yang tidak kelihatan. Ini berarti perhimpunan semua orang saleh
sepanjang masa yang dipersatukan dengan Allah oleh iman kepada Kristus,
baik di dalam sorga maupun di atas bumi (Ef 1:2; 3:21; Ibrani 12:23).
Itulah jemaat seperti yang dilihat oleh Allah. Kedua, jemaat yang
kelihatan. Ini berarti perhimpunan orang-orang yang percaya yang
dipersatukan dengan Allah oleh iman kepada Kristus. Tetapi ada juga
diantaranya orang-orang yang mengaku sebagai orang Kristen. Namun tidak
pernah bertobat atau sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan. Jemaat yang
kelihatan itu dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
- Suatu perkumpulan kecil di dalam rumah orang yang percaya,
Roma 16:5; dan Filemon 1:2.
- Jemaat di dalam suatu kota atau daerah, 1Kor 1:2; 1Tesalonika 1:1.
- Seluruh jemaat dalam satu negara atau kerajaan, Galatia 1:2.
Dalam sebuah jemaat yang kelihatan terdapat orang-orang yang
sungguh-sungguh percaya dan dilahirkan kembali, ada pula orang-orang yang
mentaati peraturan jemaat tetapi mereka belum dilahirkan kembali, meskipun
nama mereka tercatat dalam daftar anggota jemaat itu. Hal ini diterangkan
dalam perumpamaan tentang gandum dan lalang, dan tentang ikan yang baik dan
yang tidak baik (Matius 13:24-43,47-52).
Jemaat secara keseluruhan berarti segenap jemaat dari segala bangsa dan
dari semua negara. Suatu golongan atau tatacara jemaat hanyalah merupakan
sebagian daripada jemaat secara keseluruhan. Tiap-tiap orang Kristen patut
mencari dan menjadi anggota dalam jemaat dimana segenap Injil diberitakan.
Yang dimaksud "Jemaat yang sejati" ialah semua orang yang telah bertobat
dan percaya kepada Kristus serta sungguh-sungguh telah dilahirkan kembali.
Baiklah kita menyelidiki lebih jauh tentang jemaat yang kelihatan.
C. Lukisan-lukisan tentang Jemaat
Jemaat Kristus dilukiskan seperti suatu tubuh, seperti kabah, seperti
mempelai perempuan dan seperti ranting-ranting. Jemaat adalah tubuh
Kristus dan Kristus ialah Kepalanya. Jadi ada hubungan yang erat sekali
antara Kristus dan jemaat. Sesungguhnya hal itu lebih daripada suatu
hubungan, itu adalah persatuan dengan Kristus. Seperti Kristus dan Allah
Bapa itu satu, begitu pula kita dengan Kristus (Yohanes 17:21).
Keduanya dapat hidup dari satu pancaran, sama seperti kepala dan tubuh
manusia. Tuhan Yesus ialah Kepala Jemaat dan pemberi kehidupan kepada
jemaat (Efesus 5:23,24; 1:22,23; Kolose 1:18; 2:19). Kristuslah pusat
persatuannya dan dengan kuasa-Nya jemaat makin bertambah-tambah
(Efesus 4:15,16; Kolose 2:19). Demikian juga ada hubungan yang erat
sekali di antara anggota-anggota jemaat seperti yang diterangkan dalam
1Korintus 12:12-27; Roma 12:4,5; Efesus 4:1-4,15,16. Anggota-anggota
"Tubuh" itu wajib bekerja sama, serta saling menolong dan saling membantu
supaya Kepala itu ditinggikan dan dipermuliakan; dan supaya tubuh itu
bertambah suci, menuju kesempurnaan, sesuai dengan teladan Kristus
(Efesus 4:12,13). Mengenai Tuhan Yesus sebagai pusat persatuan
jemaat dilukiskan dengan roda dan jari-jarinya. Lebih dekat dengan pusat
roda jari-jari itu lebih dekat satu kepada yang lain. Demikian pula
keadaan kita dengan Kristus, sebagai pusat roda itu. Makin lebih dekat
kepada Kristus, makin lebih dekat pula anggota-anggota satu dengan yang
lain.
Jemaat itulah kabah (tempat tinggal) bagi Roh Kudus (Efesus 2:21,22).
Rasul Paulus menyebutkan Yesus Kristus "Dasar" jemaat (1Korintus 3:9-17).
Petrus dan Paulus menyebutkan Yesus Kristus "Batu Penjuru" jemaat
(Efesus 2:20; 1Petrus 2:4-8).
Ada satu pasal dimana Rasul Paulus menjelaskan tentang tiap-tiap orang
Kristen sebagai anggota tubuh Kristus dan sebagai kabah Roh Kudus
(1Korintus 6:15,19). Lalu Rasul Petrus berkata bahwa orang-orang
Kristen adalah batu-batu yang hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani,
dan imam-imam yang kudus (1Petrus 2:5). Rasul-rasul mengerti bahwa
Tuhan sendiri berkata, "Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim
piatu, Aku datang kembali kepadamu" (Yohanes 14:18). Mereka mengerti
bahwa Tuhan Yesus akan tetap mendoakan mereka di hadapan Allah, dan Tuhan
Yesus akan menyertai mereka dengan perantaraan Roh Kudus. Seperti Kristus
adalah kabah Roh Kudus yang mendiami Dia dengan tidak dibatasi, demikian
pula jemaat yang menjadi Tubuh-Nya adalah kabah Roh Kudus yang dikaruniakan
kepada jemaat itu dengan perantaraan Kepalanya yang hidup, yaitu Kristus.
Sebagaimana Allah hanya dapat dilihat dalam Kristus, demikian pula Roh
Kudus hanya dapat dilihat dalam jemaat itu. Selanjutnya, sebagaimana
Kristus adalah teladan Allah begitu pun jemaat adalah teladan Kristus; dan
kelak bila anggota jemaat dipermuliakan maka mereka itu akan menjadi serupa
dengan Dia. "Jemaat Kristus dan kerajaan Kristus, yaitu kerajaan Kristus
di atas bumi, tidak sama. Dalam arti lain keduanya sama, sebab sebagaimana
rajanya demikian pun kerajaannya. Pada waktu ini Raja itu ada di dalam
dunia melalui Roh Kudus, dan tidak kelihatan. Demikianlah Kerajaan Kristus
itu ada didalam hati orang yang percaya dan tidak kelihatan. Tentu Raja
itu akan datang kembali dengan kemuliaan dan dalam kenyataan, sebagaimana
kerajaan-Nya nanti datang di dalam kenyataan dan dengan kemuliaan. Dengan
perkataan lain, Kerajaan Kristus sudah ada di sini, tetapi belum tampak,
dan kelak akan dinyatakan. Sekarang kerajaan rohani itu diatur oleh Roh
Kudus, dan kerajaan rohani itu ada sejak hari Pentakosta sampai hari
kedatangan-Nya kelak (Parousia). Pada waktu Ia datang dalam kemuliaan-Nya
pada waktu Ia mengambil kekuasaan-Nya lalu memerintah (Wahyu 11:17),
pada waktu Ia, yang sekarang telah pergi ke tempat yang jauh untuk menerima
kerajaan-Nya, kembali dan mengambil kuasa untuk memerintah (Lukas 19:15),
barulah yang tidak kelihatan akan dinyatakan dengan terus terang dalam
kerajaan itu, dan pada waktu itu kuasa untuk memerintah akan diserahkan
oleh Roh Kudus kepada Yesus Kristus". Dr. A.J. Gordon.
Jemaat adalah mempelai perempuan, dan Tuhan Yesus adalah mempelai
laki-laki. Memang hal ini merupakan satu rahasia, tetapi benar
(2Korintus 11:2; Efesus 5:25-27; Wahyu 19:7-9; 22:17). Tuhan Yesus
sangat mengasihi mempelai perempuan-Nya (jemaat-Nya) sehingga nanti Ia akan
menghadapkan mempelai perempuan itu kepada Allah dengan cemerlang tanpa
cacat atau kerut atau yang serupa itu, dan dalam keadaan kudus. Rupanya
hal itu akan terjadi pada perkawinan Anak Domba, yang dikatakan dalam kitab
Wahyu. Peristiwa itu tentu merupakan suatu peristiwa yang sangat mulia dan
penuh kesukaan.
Jemaat ataupun anggota-anggotanya dilukiskan sebagai ranting-ranting dan
Kristus adalah pokok anggur (Yohanes 15:1-10; Roma 11:24). Hal itu
menyatakan bahwa anggota-anggota jemaat tidak dapat hidup kalau terpisah
dari Tuhan Yesus.
II. MENGATUR JEMAAT DAN ANGGOTA-ANGGOTANYA
A. Mengatur Jemaat
Dalam jemaat yang mula-mula, anggota-anggotanya telah menyadari bahwa di
dalam suatu jemaat perlu ada beberapa peraturan, lalu mereka mulai mengatur
jemaat itu. Sebelum hari Pentakosta mereka telah memilih seseorang yang
menggantikan Yudas (Kisah 1:15-26). Pada waktu Rasul Paulus
berjalan keliling mengabarkan Injil di tempat-tempat itu ia menentukan
ketua-ketua di dalam jemaat-jemaat yang baru terbentuk itu
(Kisah 14:23). Dan rupanya peraturan itu tetap dijalankan dalam
jemaat-jemaat selanjutnya (Titus 1:5).
Dalam hal mengatur jemaat kita meneguhkan jemaat itu serta memberikan
cara bagaimana jemaat itu dapat bertambah-tambah dan bagaimana jemaat itu
melaksanakan tugasnya, yaitu mengabarkan Injil ke seluruh dunia.
Orang-orang Kristen bebas untuk mengatur jemaat asal mereka mentaati
segenap Perjanjian Baru. Akan tetapi kalau suatu perhimpunan menganggap
bahwa jemaatnya sempurna, yang paling benar, dan melebihi segenap jemaat
yang lain, maka orang-orang itu menabur bibit perpecahan. Memang
orang-orang Kristen bebas mengatur jemaatnya, tetapi tidak boleh ada suatu
golongan yang berpendapat bahwa hanya jemaatnya yang benar.
Ingatlah bahwa peraturan jemaat itu hanyalah sebagai kaki pelita, bukan
pelitanya. Kaki pelita hanya menolong pelita, dan kalau pelita sudah padam
maka kakinya tidak berfaedah lagi (Wahyu 2:5).
Mula-mula peraturan jemaat itu sederhana sekali, tetapi makin lama
makin bertambah peraturannya. Kita patut menjaga supaya tidak ada
peraturan-peraturan yang kurang penting, dan segala peraturan harus
dialaskan pada Perjanjian Baru. Pada mulanya, jemaat Kristus adalah
perhimpunan beberapa orang yang sudah diselamatkan oleh Tuhan Yesus
Kristus. Itulah perhimpunan yang suci, lalu berkembang menjadi perhimpunan
asas yang benar, selanjutnya menjadi perhimpunan yang dikepalai oleh
ketua-ketua dan uskup-uskup. Kita harus menjaga agar asas pengajaran yang
diberitakan tetap benar, tetapi terutama kita harus berjaga-jaga supaya
jemaat tetap merupakan suatu perhimpunan yang suci.
B. Anggota-anggota Jemaat
Tiap-tiap anggota jemaat harus percaya kepada Yesus Kristus sebagai
Tuhan yang menebusnya (Matius 16:16-18; Kisah 2:38,39).
Seluruh khotbah Petrus dalam Kisah para Rasul dua menerangkan hal ini.
Tiap-tiap anggota wajib diselamatkan, yaitu dilahirkan kembali
(Kisah 2:47, bandingkan dengan Yohanes 3:3,5). Dalam jemaat yang
mula-mula anggota-anggotanya harus "bertambah di dalam Tuhan" sebelum
bertumbuh di dalam jemaat (Kisah 5:14; 11:24). Tiap-tiap
anggota harus sudah bertobat, lalu dibaptiskan dengan nama Allah Bapa,
Allah Anak dan Allah Roh Kudus (Kisah 2:38-41; 10:47,48; 22:16;
Matius 28:19; Roma 10:9,10). Tiap-tiap anggota harus percaya serta
mentaati pengajaran rasul-rasul (Kisah 2:42; Efesus 2:20), yang tidak
lain adalah pengajaran Alkitab.
C. Jabatan dalam Jemaat
Dalam jemaat yang mula-mula sudah ada pemilihan orang-orang untuk
menerima jabatan, yaitu, penatua pemilik jemaat dan diaken
(Kisah 1:15-26; 14:23; Titus 1:5; Kisah 6:3). Dalam jemaat yang
mula-mula itu hanya ada dua jabatan, yaitu ketua (penatua) atau uskup
(penilik jemaat) dan syamas atau diaken (pelayan jemaat). Sesudah zaman
rasul-rasul jemaat mulai membedakan antara ketua dan uskup, padahal pada
mulanya kedua jabatan itu sama. Waktu itu uskup ditinggikan, lihat
Kisah 20:17,28; Filipi 1:1; 1Timotius 3:1,8; Titus 1:5,7; 1Petrus 5:1.
Perkataan "uskup" dalam bahasa Yunani artinya "pengatur", dan "ketua"
berarti orang yang tua yang mempunyai banyak pengalaman dan berakal budi.
Diaken berarti pelayan atau pembela jemaat. Jadi, ketua atau uskup ialah
orang yang mengatur hal-hal rohani dalam jemaat dan diaken mengatur perkara
jasmani dan juga membantu dalam hal rohani. Diaken itu mula-mula
ditentukan dalam Kisah 6:1-6, dan mereka itu diberi pekerjaan
mengatur makanan. Tetapi dua dari mereka (Stefanus dan Filipus) telah
melakukan pekerjaan rohani, dan rupa-rupanya yang lain juga demikian.
Memang tuntutan bagi mereka itu adalah tuntutan rohani sama seperti untuk
ketua-ketua (Kisah 6:3). Diaken mulai ditentukan mulai tahun 33
(Kisah 6:1-6), dan ketua-ketua ini mulai ditentukan mulai tahun 45
(Kisah 11:30). Akan tetapi dalam jemaat yang mula-mula itu terdapat
dua jabatan lagi, yaitu diaken perempuan (Filipi 4:2,3; Roma 16:1),
dan pemberitaan Injil (Evangelist) (Efesus 4:11). Pengabar Injil
biasanya berjalan berkeliling diantara jemaat-jemaat, tetapi diaken
perempuan itu bekerja dalam jemaatnya sendiri.
Pada mulanya jelas bahwa atas kehendak semua jemaat rasul-rasul itu
menjadi pengurus jemaat. Akan tetapi rasul-rasul juga menyerahkan
pekerjaan menjadi pengurus itu kepada orang lain, seperti Timotius dan
Titus.
Rasul Paulus dalam Efesus 4:11 menyebutkan pejabat-pejabat sebagai:
rasul, nabi, pemberita Injil (evangelist), gembala dan guru. Gembala dan
guru patut dipersatukan sebab tugas keduanya tidak dapat diceraikan. Pada
masa sekarang tidak lagi rasul dan nabi-nabi, yaitu dalam hal bernubuat
tentang hal-hal yang akan datang. Sekarang nabi tidak lain adalah orang
yang menyampaikan Sabda Allah kepada manusia, dan dalam hal itu ia sama
dengan gembala sidang atau pemberita injil. Pemberita injil (evangelist),
gembala sidang dan guru masih ada sampai sekarang. Gembala sama dengan
yang mula-mula disebut ketua atau uskup. Jabatan diaken pada masa kini
hampir sama dengan jabatan majelis gereja.
D. Kewajiban Pejabat dalam Jemaat
Di dalam jemaat pada waktu ini hanya ada tiga macam jabatan yang sesuai
dengan keadaan pada masa jemaat yang mula-mula yaitu Gembala Sidang,
Pemberita Injil (evangelist) dan Majelis Gereja. Kewajiban Gembala Sidang
dan Majelis Gereja akan diselidiki pada bagian selanjutnya karena kedua
jabatan itu penting bagi jemaat Kristus pada masa kini.
1. Kewajiban Gembala Sidang
Gembala Sidang wajib menjadi teladan rohani serta guru untuk hal-hal
rohani baik kepada umum maupun kepada setiap pribadi anggota jemaatnya
(Kisah 20:20,21,35; 1Tesalonika 5:12; Ibrani 13:7,17;
1Timotius 2:1-4,8; 4:12-16; 5:1,19-22; 6:10-14,20,21;
2Timotius 1:6-8; 2:1-6,15,23,24; 4:1-8). Berdoa dan menjadi tauladan
rohani sama pentingnya dan lebih penting daripada pekerjaan berkhotbah.
Gembala Sidang patut menjadi pembawa jiwa, membawa orang-orang kepada Tuhan
Yesus, dan menjadi teladan bagi anggota-anggotanya dalam hal itu, supaya
mereka menuruti teladannya. Di samping itu Gembala Sidang wajib melakukan
tanda Ezrar (Perjamuan Tuhan dan Pembaptisan) pada waktu-waktu yang
ditetapkan dalam jemaat (Matius 28:19,20; 1Korintus 11:20-54).
Gembala Sidang wajib menjadi ketua bagian tata usaha jemaat dan ketua
bagian yang bertugas menjalankan disiplin (1Korintus 5:4,5).
2. Kewajiban Majelis Gereja
Majelis Gereja harus menjadi penolong Gembala Sidang dalam hal-hal
rohani, dan mengatur hal-hal jasmani (Kisah 6:1-6; 8:20; Roma 12:7;
1Korintus 12:28; Filipi 1:1). Majelis Gereja harus membantu Gembala
Sidang dalam mengunjungi dan menolong anggota-anggotanya yang sakit, yang
miskin, serta anggota-anggota yang perlu ditolong baik dalam hal-hal rohani
maupun jasmani (1Timotius 3:8-13; Kisah 6:1-4; Roma 16:1,2;
1Timotius 3:11). Sebenarnya, yang diwajibkan kepada Gembala Sidang
diwajibkan juga kepada Majelis Gereja; dan tuntutan rohani untuk keduanya
juga sama.
E. Sistem pengaturan dalam Jemaat
Pada umumnya, ada tiga sistem pengaturan dalam jemaat, yaitu Episcopal,
Presbyterian dan Congregational. Tiap-tiap jemaat termasuk dalam salah
satu dari ketiga golongan itu meskipun tidak disebut demikian. Dalam
gereja Roma Katolik kekuasaan tertinggi ada di dalam tangan Paus. Hal itu
tidak benar dan tidak beralaskan Alkitab.
Episcopal berarti pemerintahan oleh uskup-uskup. Uskup adalah pendeta
(Gembala Sidang) yang diangkat lebih tinggi daripada pendeta-pendeta biasa
supaya ia mengatur dan memerintah jemaat.
Presbyterian berarti pemerintahan oleh ketua-ketua serta
anggota-anggota. Dalam perkataan lain "ketua-ketua" termasuk juga
pendeta-pendeta.
Congregational berarti pemerintahan oleh anggota-anggota, yaitu
anggota-anggota dalam jemaat setempat, tidak ada ikatan dengan
jemaat-jemaat lain.
Walaupun ada jemaat-jemaat yang dengan tepat menuruti salah satu dari
ketiga sistem ini serta berusaha membuktikan bahwa sistemnya berasal dari
Perjanjian Baru, tetapi sebenarnya Perjanjian Baru tidak mengemukakan satu
sistem yang pasti dan tetap. Sistem pengaturan dalam Perjanjian Baru bukan
semata-mata Episcopal, walaupun ada yang cenderung kepada sistem itu.
Setiap jemaat mempunyai hak untuk mengatur sendiri, dan pendeta-pendeta
serta ketua-ketua mempunyai hak untuk ikut mengambil bagian dalam mengatur
jemaat. Jemaat-jemaat yang mula-mula diatur oleh rasul-rasul, tetapi
setiap jemaat berdiri sendiri dan tidak digabungkan. Jadi, masing-masing
mempunyai kuasa untuk mengurus persoalannya sendiri serta berdiri sendiri;
akan tetapi Rasul Paulus telah memberikan hak kepada orang-orang di dalam
jemaat untuk melantik ketua-ketua dan gembala-gembala sidang. Bacalah
ayat-ayat berikut: Kisah 20:17,28; 14:23,24; Titus 1:5;
Kisah 1:23-26; 6:3-6; 13:2,3; 15:2,4,22,30; 2Korintus 8:19;
Matius 18:17; 1Korintus 5:4,5,13. Tiap-tiap jemaat berhak
menjalankan disiplin serta mengucilkan seseorang yang bersalah
(Matius 18:17; 1Korintus 5:1-5; 2Tesalonika 3:6). Tiap jemaat
memilih pemimpin-pemimpinnya sendiri (Kisah 1:26; 6:1-6).
III. PENYEMBAHAN DAN TANDA ESRAR DALAM JEMAAT
Kewajiban yang terutama bagi orang Kristen yaitu menyembah dan
mempermuliakan Allah (Yohanes 4:23); dan kedua yaitu supaya ia menjadi
suci (Efesus 1:4-6; 1Petrus 1:15; Efesus 5:27; Roma 12:1; Kolose 1:22).
Juga jemaat diwajibkan mengabarkan Injil ke seluruh dunia kepada semua
bangsa, mengajar mereka untuk melakukan segala sesuatu yang telah
diperintahkan Tuhan Yesus, dan membaptiskan mereka dalam nama Bapa, dan
Anak, dan Roh Kudus (Matius 28:19,20; Markus 16:15-18;
Kisah 2:1-47; 5:42; 6:5-8; Efesus 3:8; Kisah 15:7). Dengan perkataan
lain jemaat wajib memberitakan Yesus Kristus serta menyatakan Kristus
melalui kehidupan yang suci. Selain itu tiap-tiap orang Kristen wajib
disempurnakan sampai menjadi seperti teladan Yesus Kristus
(Efesus 4:11-15). Tiap-tiap orang Kristen harus dibaptis dan
dipenuhi dengan Roh Kudus (Matius 3:11; Markus 1:8; Lukas 3:16;
Yohanes 1:33; Kisah 1:4,5; 19:2; 1Petrus 1:12).
Perjanjian-perjanjian itu adalah untuk semua orang Kristen, dan
tuntutan-tuntutan itu diwajibkan kepada semua orang Kristen pada masa ini
juga. Sebenarnya kita tidak dapat hidup dalam kesucian kalau kita tidak
dipenuhi dengan Roh Kudus. Jadi kalau kita dipenuhi dengan Roh Kudus
barulah kita dapat menjadi saksi-saksi yang baik bagi Tuhan Yesus
(Kisah 1:8; 8:1-4).
Kebaktian umum dalam jemaat yang mula-mula meliputi tujuh bagian, yaitu:
Puji-pujian (yaitu menyanyi dan bermazmur), berdoa, bernubuat
(1Korintus 14:3,26,29-31), membaca Alkitab serta memberikan
penjelasannya, membaca surat rasul-rasul, penyerahan persembahan dan
persepuluhan, dan mengadakan Perjamuan Tuhan. Sikap dalam berbakti:
sederhana, penuh rasa hormat dan takut akan Allah, dengan ucapan syukur dan
dengan bersukacita (Kisah 2:46,47; Lukas 24:52,53).
Kalau kita mempelajari Perjanjian Baru kita akan mengerti bagaimana
jemaat yang mula-mula itu menyembah. Tuhan Yesus dan murid-murid-Nya
menyanyikan puji-pujian (Mar 14:26, bandingkan dengan Ef 5:19).
Orang-orang yang percaya berkumpul untuk berdoa sebelum hari Pentakosta
(Kisah 1:14). Mereka biasa memecahkan roti (yang tidak lain
adalah Perjamuan Tuhan), serta berdoa (Kisah 2:42,46; 20:7).
Mereka biasa berhimpun pada hari Minggu (Yohanes 20:19; Kisah 20:7).
Justin Martyr menulis bagaimana kebaktian Kristen dilakukan semasa
hidupnya, "Pada hari Minggu setelah orang-orang berhimpun lalu dibacakan
surat-surat Rasul dan Kitab para Nabi. Kemudian si pemimpin memberi
nasihat supaya orang-orang saleh itu mengikuti jejak rasul-rasul dan
nabi-nabi itu serta meniru kelakuan mereka. Sesudah itu mereka berdoa.
Kemudian Perjamuan Tuhan diadakan lalu persembahan-persembahan diberikan
kepada Tuhan.
A. Hari untuk berbakti yaitu hari Minggu
Sudah jelas bahwa orang-orang Kristen yang mula-mula biasa berkumpul
pada hari pertama dalam Minggu. Hari Minggu umumnya disebut "Hari Tuhan"
dalam jemaat yang mula-mula. Mereka tidak lagi memegang hari Sabat (hari
Sabtu) orang-orang Yahudi. Sudah nyata bahwa perubahan itu dikehendaki
Tuhan oleh sebab: 1) Teladan Yesus Kristus, 2) Pesan Rasul-Rasul,
3) Dibiasakan dalam jemaat yang mula-mula.
Hari yang pertama (hari kebangkitan Tuhan) disahkan oleh Tuhan Yesus
dengan beberapa kali sesudah kebangkitan-Nya Ia berhimpun dengan
murid-murid-Nya pada hari itu (Yohanes 20:1,19,26). Kemudian rasul-rasul
juga mensahkan perubahan itu; rupanya hal itu menuruti teladan Yesus
Kristus sesudah Ia bangkit, yang dikatakan-Nya kepada rasul-rasul-Nya dalam
masa empat puluh hari. Selidikilah Kisah 1:1,2; 20:7; 1Korintus 16:1,2;
Wahyu 1:10. Prinsip-prinsip yang menjadi pedoman dalam memeliharakan
Hari Tuhan (hari Minggu) terdapat dalam ayat-ayat yang berikut:
Yesaya 58:13; Yohanes 4:24; Markus 2:27,28.
B. Tanda Esrar dalam jemaat
Tanda Esrar adalah suatu syarat atau peraturan yang dipesankan oleh
Tuhan Yesus, yang menyatakan atau mengibaratkan bahwa keselamatan adalah
oleh Kristus. Ada DUA, dan hanya ada DUA tanda Esrar dalam jemaat Kristus,
yaitu Baptisan, dan Perjamuan Tuhan. Barangsiapa menambah dengan yang lain
lagi berarti tidak sesuai dengan isi Alkitab. Tanda Esrar tidak lain
adalah tanda-tanda persatuan orang-orang Kristen dengan Tuhan sendiri.
Dalam jemaat yang mula-mula tiap-tiap tanda Esrar diberikan dan disahkan
oleh Tuhan Yesus sendiri. Jadi jelas bahwa dalam Alkitab hanya ada DUA
tanda Esrar yang diberikan oleh Tuhan Yesus.
- Baptisan
- Perjamuan Tuhan
1. Baptisan
Pada umumnya baptisan adalah tanda bahwa orang itu sudah menjadi
pengikut Kristus. Lebih dalam lagi dan lebih lanjut baptisan adalah tanda
bahwa oleh iman orang itu telah dipersatukan dengan Yesus Kristus. Itulah
tandanya bahwa ia telah dilahirkan kembali karena ia telah dipersatukan
dengan Kristus (Matius 28:19,20; Markus 16:15,16; Kisah 2:38;
Roma 6:3-5; Kolose 2:11,12; Kisah 19:4). Dalam Matius 21:25
Tuhan Yesus mengesahkan baptisan oleh Yohanes (Matius 3:13-17).
Baptisan adalah tanda bahwa orang itu sudah bertobat serta percaya kepada
Yesus Kristus, dan itu merupakan pengakuan kepada umum bahwa ia telah
menjadi pengikut Kristus. Selain itu baptisan juga merupakan tanda bahwa
oleh iman orang itu sudah mengambil bagian dalam kematian dan kebangkitan
Yesus Kristus.
a. Siapa yang patut dibaptiskan
Jelas dalam Alkitab bahwa hanya orang yang percaya yang patut
dibaptiskan, yaitu yang sudah bertobat serta sudah percaya kepada Yesus
Kristus sebagai Juruselamatnya. Atau, dengan perkataan lain, hanya orang
yang sudah dilahirkan kembali yang patut dibaptiskan
(Kisah 2:37-41; 8:12; Roma 6:1-4; 1Korintus 10:1,2; Kolose 2:12;
Matius 28:19; Kisah 18:8; 19:4). Bagaimana mungkin anak-anak kecil
dapat bertobat serta percaya kepada Yesus Kristus ? Tentu hanya orang yang
sudah cukup umurnya yang dapat melakukan hal itu. Baptisan sekali-kali
tidak menghapuskan dosa seseorang, oleh karena baptisan itu hanya suatu
tanda bahwa dosa-dosanya sudah terhapus di dalam darah Yesus Kristus, sebab
ia telah percaya dan dilahirkan kembali. Dalam Perjanjian Baru perkataan
bertobat selalu mendahului perkataan baptisan (Matius 3:2,36;
Kisah 2:37-41; 8:12; 18:8; 19:4). Hal itu menyatakan bahwa
kanak-kanak tidak layak untuk dibaptiskan sebab mereka belum percaya.
Dalam sebagian besar jemaat pada masa sekarang, orang Kristen
mempersembahkan anak-anak mereka kepada Tuhan, yaitu Gembala Sidang
menggendong kanak-kanak itu atau menumpangkan tangan ke atasnya, lalu
mendoakan mereka serta menyerahkan mereka kepada Tuhan. Lihat
Matius 19:14; 1Samuel 1:27,28; Lukas 2:23-28). Pada waktu itu ibu
bapa anak itu berjanji di hadapan jemaat bahwa anak itu akan diajar tentang
Firman Tuhan dan keselamatan di dalam Kristus.
b. Cara baptisan
Kebanyakan para ahli bahasa Yunani berpendapat bahwa "Baptiso" hanya
berarti baptisan selam. Demikian pula banyak ahli dan guru-guru besar
mengakui bahwa baptisan yang sah yaitu baptisan selam. Kepercayaan itu
diteguhkan oleh ayat-ayat yang berikut: Markus 1:5,8,10; Yohanes 3:23;
Kisah 8:38,39; Roma 6:3,4; 1Korintus 10:1,2; Kolose 2:12.
2. Perjamuan Tuhan
Perjamuan Tuhan diberikan kepada jemaat serta disahkan oleh Yesus
Kristus (Matius 26:26-30; Markus 14:22-24; Lukas 22:19,20;
1Korintus 11:23-25). Perjamuan Tuhan adalah tanda Esra yang diadakan
oleh Yesus Kristus dan diwajibkan kepada orang-orang Kristen. Perjamuan
Tuhan menandakan persekutuan orang-orang Kristen dengan Kristus, dan bahwa
orang-orang Kristen yang makan dan minum Perjamuan itu tetap mempunyai
persekutuan dengan Tuhan Yesus dalam kematian dan kebangkitan-Nya. Dengan
makan dan minum Perjamuan Tuhan kita bersekutu dengan Kristus, dan oleh
iman kita makan daging Kristus serta minum darah-Nya, lihat
Yohanes 6:51-58. Perjamuan Tuhan harus dimakan dengan iman. Kalau
hal itu hanya dilaksanakan secara jasmani saja, maka orang yang makan dan
minum perjamuan itu salah besar. Perjamuan Tuhan haruslah dilakukan dengan
sikap rohani yang benar. Orang-orang yang ikut makan dan minum dalam
perjamuan itu wajib menyelidiki hatinya sendiri dan jangan membiarkan dosa
di dalam hatinya. Bila kita makan dan minum dengan sikap rohani yang benar
dan disertai iman, tentu kita berkenan kepada Kristus dan jiwa serta tubuh
kita disucikan di dalam darah-Nya. Dengan hal itu kita memasyhurkan
kematian Kristus sampai pada kedatangan-Nya yang kedua kali. Nanti
bilamana Tuhan kembali ke dunia, maka hal itu tidak perlu lagi dilakukan.
Dengan cara yang ajaib di dalam Perjamuan Tuhan kita dipersatukan dengan
Yesus Kristus. Biasanya hanya orang-orang yang sudah dibaptiskan yang
diperbolehkan ikut makan dan minum Perjamuan Tuhan.
Pelajaran Alkitab dan keyakinan orang-orang Protestan tentang Perjamuan
Tuhan adalah demikian: Roti dan anggur itu sesudahnya dipersembahkan kepada
Tuhan tidak berubah menjadi daging dan darah Kristus, tetapi tetap sebagai
roti dan anggur. Tidak ada jalan untuk menerima Kristus dengan makan atau
minum. Akan tetapi Perjamuan Tuhan lebih daripada sekedar perjamuan
peringatan untuk Tuhan. Kalau roti itu dimakan dan anggur itu diminum
dengan iman, dan dengan cara rohani, maka hal itu membawa hubungan yang
erat dengan Tuhan Yesus, dan lebih lagi menguatkan persatuan dengan Dia,
yang sesungguhnya tidak didapati melalui cara lain. Dengan iman dan dengan
sikap rohani kita makan daging dan minum darah Kristus.
Pelajaran rohani dari hal Perjamuan Tuhan dan persekutuan kita dengan
Dia terdapat dalam Yohanes 6:48-58. Kalau Perjamuan Tuhan dimakan dengan
sikap yang benar maka kita dapat menginsafi serta mengalami apa yang
dikatakan Tuhan Yesus dalam Yohanes pasal enam itu.
Jadi dapat dikatakan, bahwa baptisan adalah tanda Esrar yang
melambangkan kelahiran kembali; dan Perjamuan Tuhan adalah Tanda Esrar yang
melambangkan kekudusan. Pertama-tama melambangkan persatuan kita dengan
Kristus, kedua melambangkan keadaan kita yang tinggal tetap di dalam
Kristus.
IV. PEKERJAAN JEMAAT DAN PAHALA BAGI JEMAAT
A. Pekerjaan Jemaat
Pekerjaan jemaat itu ada dua, yaitu meneguhkan orang-orang yang percaya
dan mengabarkan Injil.
1. Meneguhkan orang-orang yang percaya yaitu mengajarkan dan meneguhkan
orang-orang saleh dalam anugerah Tuhan dan kebenaran yang ada di dalam
Injil. Sesudah orang-orang percaya, maka mereka itu patut diajar tentang
asas pelajaran yang benar, dan mereka patut dipenuhi dengan Roh Kudus. Ada
lima unsur yang membantu dalam meneguhkan jemaat Kristus, yaitu: a)
Pengabar-pengabar Injil (Efesus 4:11-13); b) Alkitab (Kolose 3:16;
Ibrani 5:14; 1Petrus 2:2); c) Roh Kudus (Galatia 5:25; Efesus 5:18);
d) Karunia-karunia Roh Kudus (1Korintus 12:4-12); e) Kedua Tanda
Esrar (1Korintus 11:26).
Tuhan Yesus memanggil kita supaya kita menerima Dia dan mengikuti Dia.
Kita diselamatkan oleh kasih karunia dan kita juga bertambah-tambah dalam
kasih karunia dan pengetahuan akan Tuhan (2Petrus 3:18). Kita bukan
hanya diangkat dari lumpur dosa, tetapi kita juga dibangunkan menjadi suatu
kabah yang suci, tempat kediaman Allah (Efesus 2:21).
2. Mengabarkan Injil merupakan usaha jemaat supaya orang-orang berdosa
diselamatkan, yaitu dilepaskan dari perhambaan dosa-dosa mereka dan dari
hukuman yang kekal. Kita tidak dapat membawa segenap dunia kepada Kristus
tetapi kita harus membawa Kristus kepada segenap dunia, yaitu kepada
manusia disegala tempat. Jadi pekerjaan jemaat adalah mengabarkan Injil
kepada segala bangsa. Dalam masa ini tidak semua orang mau menerima Injil,
jadi tidak semuanya mau menerima Kristus (pasal Matius 13:1-58). Kalau
begitu apakah kewajiban kita dalam hal ini? Kita harus menjadi saksi,
memberitakan Injil kepada seluruh bangsa (Matius 28:19,20; Markus 16:15;
Kisah 1:8). Dan apakah yang akan terjadi? Beberapa orang akan
percaya dan beberapa orang tidak. Markus 16:16 mengemukakan hal itu.
Apakah yang masih diperbuat oleh Tuhan dalam masa kasih karunia ini?
"Tuhan masih menilik orang kafir serta memilih daripadanya suatu kaum untuk
Nama-Nya" (Kisah 15:14, TKB). Kalau kita mengerti hal itu, kita
dapat mengatur pekerjaan kita sesuai dengan maksud dan peraturan Tuhan.
B. Disiplin dalam Jemaat
Disiplin dalam jemaat, yaitu membetulkan kesalahan atau dosa anggota
jemaat, adalah tanggungjawab segenap jemaat dan Majelis Gereja, dan kalau
tidak dapat dibetulkan mereka itu dikucilkan dari jemaat. Melaksanakan
disiplin juga merupakan salah satu hal untuk meneguhkan orang Kristen.
Kalau dosa dibiarkan dalam jemaat maka hal itu akan menajiskan segenap
jemaat (1Korintus 5:1-8). Sama seperti satu mangga yang busuk dibiarkan
di dalam keranjang, maka mangga itu akan membusukkan semuanya.
Ada dua macam kesalahan, yaitu kesalahan terhadap satu atau dua orang
anggota dan kesalahan terhadap jemaat. Disiplin untuk kesalahan antara dua
anggota terdapat dalam Matius 5:23,24 dan Matius 18:15-17.
Pertama-tama orang yang bersalah ditegur, dan kalau ia mau mendengar
teguran itu serta bertobat, maka selesailah persoalan itu. Tetapi kalau
orang yang bersalah itu tidak mau mendengar teguran itu, orang yang
mempersalahkan dia wajib membawa dua orang saksi, dan kalau ia tidak mau
mendengar mereka, maka perkara itu haruslah dibawa kepada segenap jemaat
dengan perantaraan Majelis Gereja. Kalau hal ini ditaati dengan benar,
tentu jarang terjadi perselisihan di dalam jemaat. Sayang sekali bahwa
seringkali perselisihan itu dibawa ke hadapan segenap jemaat sebelum
Gembala Sidang dan Majelis mendapat kesempatan untuk memecahkan
persoalannya dan memperdamaikan orang-orang itu. Lalu, kalau orang itu
tidak mau bertobat serta meminta ampun dan menyelesaikan hal itu maka tidak
ada jalan lain dari mengucilkan dia dari jemaat itu (1Korintus 5:5,13).
Dalam hal ini orang yang bersalah itu dipandang sebagai orang kafir.
Tetapi meskipun demikian, kalau ia bertobat dan menyelesaikan hal itu, maka
harus ia diampuni serta diterima kembali dalam jemaat (2Korintus 2:5-8).
Suatu jemaat tidak dapat diteguhkan dan tidak dapat bertumbuh kalau tidak
suci (2Korintus 7:11,12).
Disiplin untuk kesalahan terhadap segenap jemaat terdapat dalam
1Korintus 5:3-5; 2Korintus 2:6-8; 2Tesalonika 3:6; 1Korintus 5:9,11,12.
Dalam ayat-ayat ini terdapat disiplin yang merupakan teguran kepada satu
anggota, juga teguran kepada satu anggota di hadapan beberapa orang, dan di
hadapan jemaat seluruhnya. Ada juga disiplin yang menyatakan agar
anggota-anggota jemaat melepaskan diri mereka dari persekutuan dengan orang
yang bersalah itu dengan pengharapan ia akan bertobat
(1Korintus 5:9,11,12). Sebaiknya hal itu dilakukan sebelum orang itu
dikucilkan dari jemaat. Akhirnya terdapat disiplin yang mengucilkan
seseorang dari jemaat sebab dosanya dan sebab ia tidak mau bertobat
(1Korintus 5:5,13). Kalau ada satu anggota yang dikucilkan, maka ia
patut dikasihani dan didoakan, dan yang lain patut mencari jalan supaya ia
bertobat lalu mengembalikan dia ke dalam jemaat. Menghadapi hal itu
anggota-anggota jemaat harus bersikap seperti yang dikatakan dalam
Galatia 6:1 dan Yakobus 5:19-20.
C. Pahala yang disediakan Allah untuk Jemaat yang sejati
Ada dua lukisan yang menyatakan keadaan jemaat pada masa ini, yaitu
garam dan terang. Garam mengasinkan dan mencegah kerusakan. Demikianlah
seharusnya jemaat bagi manusia pada masa ini. Hanya jemaat Kristus yang
dapat mengasinkan dunia ini (Matius 5:13). Terang mengibaratkan
kesaksian jemaat dalam dunia ini (Matius 5:14). Terang itu patut
disinarkan oleh kesucian asas pelajaran dan kesucian kehidupan
anggota-anggota jemaat itu.
Ada tiga lukisan yang menyatakan hubungan jemaat dengan Kristus pada
masa yang akan datang. Ketiga lukisan itu adalah mempelai perempuan,
permaisuri, dan permata yang indah. Sebagai anak dara yang menjadi
mempelai perempuan, jemaat itu dinikahkan dengan Kristus (Efesus 5:27;
2Korintus 11:2; Wahyu 21:9). Sebagai permaisuri jemaat itu akan ikut
memerintah bersama dengan Kristus (1Petrus 2:9; Wahyu 1:6; 3:21; 20:6).
Sebagai permata yang indah, jemaat itu adalah seperti sebuah kota, yaitu
Yerusalem Baru yang turun dari sorga (Wahyu 21:9-11). Pada masa yang
akan datang jemaat itu akan menyatakan pujian, kasih karunia dan kemuliaan
Allah (Efesus 1:6,12; 3:10). Orang-orang yang telah percaya kepada
Yesus Kristus akan hidup sampai selama-lamanya, dan hal ini merupakan pahala
yang ajaib sekali.