20. ASAS PENGAJARAN TENTANG KESELAMATAN
Dalam pasal ini kita akan membahas asas pengajaran tentang keselamatan.
Bagian-bagian yang akan diselidiki adalah mengenai: Kasih Karunia, pilihan
dan takdir Allah, pertobatan, iman, kelahiran kembali, dibenarkan, diangkat
sebagai anak, kesaksian Roh Kudus dan kesadaran akan keselamatan,
dikuduskan, ayat-ayat peringatan, dan nasihat-nasihat bagi orang yang
percaya, kesembuhan tubuh, ibadat orang Kristen, doa, pengucapan syukur dan
puji-pujian kepada Allah, persepuluhan dan persembahan, dan kasih orang
yang percaya.
I. KASIH KARUNIA, PILIHAN DAN TAKDIR ALLAH
Apakah kasih karunia Allah? Kasih karunia Allah ialah kasih Allah yang
bekerja di dalam hati manusia. Kasih karunia Allah mempersiapkan kita dan
membawa kita kepada pertobatan. Kasih karunia Allah sangat mempengaruhi
kehidupan kita untuk menarik kita kepada Allah. Kasih karunia Allah itu
disediakan bagi tiap-tiap orang di dunia ini. Kadang-kadang Tuhan harus
berusaha di dalam diri seseorang, lebih daripada yang lain, untuk membawa
dia kepada pertobatan. Melalui Roh Kudus Tuhan Allah menarik dan mengajak
orang kepada Yesus Kristus dan pertobatan. Kemudian Tuhan Allah membawa
orang itu kepada pilihan untuk memutuskan kehendaknya apakah ia mau
bertobat dan menyambut Tuhan Yesus sebagai Juruselamatnya. Akan tetapi
keputusan terakhir harus dari kehendak manusia. Demikian pula pilihan
terakhir untuk menolak Kristus berasal dari diri manusia sendiri. Dan
untuk kesalahan dalam memilih itu manusia harus bertanggung jawab dihadapan
Allah. Jikalau hak untuk menentukan pilihan terakhir itu diambil dari
manusia, maka kesalahan dan tanggung jawab juga diambil dari orang yang
menolak Kristus.
Berikut ini kami kutip beberapa ayat dari Alkitab: "Sebab di dalam Dia
Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak
bercacat dihadapan-Nya. Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula
oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya sesuai dengan kerelaan
kehendak-Nya, supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang
dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya. Sebab di
dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan
dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya" (Efesus 1:4-7). Yaitu
orang-orang yang dipilih sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang
dikuduskan oleh Roh supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan
darah-Nya. Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas
kamu" (1Petrus 1:2).
"Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak
ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Ku bangkitkan pada akhir
zaman" (Yohanes 6:44). Roh Kuduslah yang mengerjakan dan menyatakan
kasih karunia Allah. Seringkali Roh Kudus lama bekerja di dalam hati kita
sebelum kita dilahirkan kembali. Ia mempersiapkan hati kita untuk
pertobatan, dan itulah pekerjaan kasih karunia Allah. Pekerjaan Roh Kudus
di dalam kita sama pentingnya dengan pekerjaan Kristus bagi kita di atas
kayu salib. Tuhan Yesus telah menggenapkan pekerjaan keselamatan untuk
kita dan sekarang Ia berada di Sorga mendoakan kita. Pekerjaan Roh Kudus
ialah memimpin kita kepada Kristus. Roh Kudus bekerja melalui hati nurani
seseorang, melalui Firman Tuhan dan melalui kesaksian para saleh yang
mengetahui cara memakai Firman Tuhan dengan benar sehingga dapat menarik
orang-orang kepada Yesus Kristus. Jadi dengan macam-macam cara Roh Kudus
memanggil manusia.
Panggilan itu adalah sebagai berikut: "Karena begitu besar kasih Allah
akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal,
supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh
hidup yang kekal" (Yohanes 3:16).
" 'Marilah!' Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan
barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan
cuma-cuma!" (Wahyu 22:17).
"Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang
menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia
menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang
berbalik dan bertobat" (2Petrus 3:9).
"Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan
memberi kelegaan kepadamu (Matius 11:28).
"Marilah, baiklah kita berperkara! - Firman Tuhan - sekalipun dosamu
merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna
merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba"
(Yesaya 1:18).
"Jawab mereka: Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan
selamat, engkau dan seisi rumahmu" (Kisah 16:31).
Tuhan Yesus telah menggenapkan pekerjaan keselamatan yang cukup bagi
seluruh umat manusia. Penggenapan keselamatan itu bergantung pada
pertobatan dan iman kepada Yesus Kristus. Dengan perkataan lain
keselamatan itu bergantung pada pihak manusia, apakah manusia mau menerima
atau menolak keselamatan yang sudah disediakan oleh Tuhan Allah untuk semua
manusia dengan cuma-cuma.
Sejak permulaan dunia ini, karena kemahatahuan-Nya, Allah telah memilih
orang-orang yang akan bertobat dan percaya kepada-Nya. Melalui
kemahatahuan-Nya Tuhan Allah telah mentakdirkan untuk menyelamatkan mereka
yang akan bertobat dan percaya kepada-Nya. Jemaat Kristus telah dipilih
dan ditakdirkan untuk memperoleh keselamatan. Akan tetapi pilihan dan
takdir didasarkan pada kemahatahuan Allah yang sudah mengetahui lebih
dahulu. Orang-orang pilihan itu telah dipilih sebab Tuhan tahu bahwa
mereka akan melaksanakan segala tuntutan panggilan Allah, yaitu bertobat
dan percaya. Tuhan telah mengetahui lebih dahulu siapa yang akan menuruti
panggilan itu. "Yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan
yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima
percikan darah-Nya. Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin
melimpah atas kamu" (1Petrus 1:2).
"Akan tetapi kami harus selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu,
saudara-saudara, yang dikasihi Tuhan, sebab Allah dari mulanya telah
memilih kamu untuk diselamatkan dalam Roh yang mengkuduskan kamu dan dalam
kebenaran yang kamu percayai. Untuk itulah Ia telah memanggil kamu oleh
Injil yang kami beritakan, sehingga kamu boleh memperoleh kemuliaan Yesus
Kristus Tuhan kita" (2Tesalonika 2:13,14).
"Allah dari mulanya telah memilih kamu". Saya mempunyai hak untuk
menunjukkan dan mengenakan perkataan "Kamu" kepada siapa saja yang saya
kehendaki. Demikian juga saudara. Seorangpun tidak dapat merampas hak itu
dari kita. Apakah sebabnya? Sebab "Ia menghendaki supaya jangan ada yang
binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat". Tuhan Allah
telah memberikan Anak-Nya kepada "setiap orang" yang mau menerima Dia.
Roh Kudus menyadarkan roh manusia melalui hati nurani, Firman Tuhan atau
oleh kesaksian orang-orang saleh. Melalui hal-hal itu Roh Kudus mulai
menempelak hati orang berdosa serta menolong dia menyadari bahwa dirinya
berdosa dan terhilang, lalu menunjukkan kepadanya Anak Domba Allah yang
mengangkut dosa isi dunia ini. Sementara Roh Kudus meneruskan
pekerjaannya, bertambah keraslah tegoran terhadap dosa itu sehingga orang
berdosa itu menginsyafi bahwa dirinya bersalah dihadapan Allah dan wajib
dihukum. "Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsyafkan dunia akan dosa,
kebenaran dan penghakiman" (Yohanes 16:8). Pada waktu Roh Kudus
menunjukkan seseorang kepada Anak Domba Allah, Ia menghilangkan
keputusasaan dan ketakutan terhadap hukuman Allah di dalam hati orang itu,
lalu timbullah pengharapan di dalam hati orang berdosa itu. Demikianlah
orang berdosa itu dipimpin kepada pertobatan dan iman kepada Kristus; Ia
dilahirkan kembali. Ia dibenarkan dihadapan Allah serta menjadi anak
angkat Allah oleh karena Kristus Tuhan kita. Pengasihan dan panggilan Roh
Kudus itu tidak lain daripada kasih karunia Allah yang juga disebut
anugerah Tuhan kita Yesus Kristus.
Kasih karunia Allah tidak perlu dibagi-bagi. Manusia tidak perlu
memberi nama untuk bagian-bagian kasih karunia Allah. Bagian-bagian dan
nama-nama itu hanya akan membuat orang bingung terhadap pekerjaan Roh Kudus
di dalam hati manusia.
Kita tidak perlu bingung mengenai takdir Allah, pilihan dan kasih
karunia Allah. Takdir Allah dan pilihan Allah hanyalah penyataan kasih
karunia Allah sejak permulaan dunia. "Karena Kasih karunia Allah yang
menyelamatkan semua manusia sudah nyata" (Titus 2:11). Hak untuk
menerima atau menolak kasih karunia Allah itu ditanggungkan kepada manusia.
Baiklah saudara jangan menolak.
Pilihan didasarkan atas kemahatahuan Allah, bukan atas takdir Allah.
Allah memilih dan mentakdirkan keselamatan orang-orang berdasarkan
kemahatahuan-Nya yang terlebih dahulu telah menyatakan kepada-Nya bahwa
mereka akan bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus. Tuhan Allah telah
mengetahui lebih dahulu sejak dunia ini dijadikan segala sesuatu yang akan
diperbuat manusia. Segala sesuatu yang telah diketahui oleh Allah lebih
dahulu bukan berarti sudah ditakdirkan.
Oleh sebab itu baiklah kita pergi ke mana-mana untuk mengabarkan
(memberitakan), "Marilah!, baiklah kita berperkara!", "Marilah kepada-Ku,
semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan
kepadamu"; Marilah! Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan
barang siapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan
cuma-cuma"; dan Barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia
tidak akan haus untuk selama-lamanya" (Yesaya 1:18; Matius 11:28;
Wahyu 22:17; Yohanes 4:14).
II. PERTOBATAN
A. Pentingnya pertobatan
Pertobatan sangat dipentingkan dalam Alkitab. Yohanes Pembaptis memulai
pelayanannya dengan memanggil orang-orang agar bertobat. Begitu pula Tuhan
mulai mengabarkan Injil dengan menyuruh semua orang bertobat
(Matius 3:1,2,8; 4:17). Ketika Tuhan Yesus menyuruh tujuh puluh
orang murid, Ia telah menyuruh mereka untuk mengabarkan tentang pertobatan
(Markus 6:12; Lukas 24:47).
Asas pengajaran tentang pertobatan banyak dipakai oleh Petrus
(Kisah 2:38) dan Paulus (Kisah 20:21) dalam khotbah
mereka. Tuhan Allah sangat rindu supaya semua orang diseluruh dunia
bertobat (2Petrus 3:9; Kisah 17:30). Oleh sebab itu, kalau
manusia tidak bertobat, tentu ia akan binasa (Lukas 13:3). Menyesal
sekali sebab ada banyak pengabar Injil yang tidak pernah memberitakan
tentang pertobatan. Kalau hal bertobat sangat perlu pada masa Tuhan Yesus,
apalagi pada zaman yang penuh dosa ini. Tuntutan Tuhan untuk masuk ke
dalam kerajaan sorga tidak pernah dikurangi atau diubah.
B. Apakah pertobatan itu?
Pertobatan adalah keadaan di mana seorang berdosa menyesal karena
dosa-dosanya, yang dinyatakan kepadanya oleh terang Firman Tuhan dan
gerakan Roh Kudus, sehingga dengan kehendaknya sendiri ia mengubah
pikirannya dan hatinya lalu berbalik dari dosanya dan berpaling kepada
Allah.
C. Pertobatan yang sejati menyangkut tiga hal dalam diri seseorang:
1. Pertobatan menyangkut pikiran seseorang.
"Dan anak itu menjawab, Aku tidak mau. Tetapi kemudian ia menyesal lalu
pergi juga," Matius 21:30. Perkataan menyesal di sini berarti mengubah
pikiran kita tentang dosa. Ini dilukiskan dalam perumpamaan Anak yang
hilang dalam Lukas 15:11-31, dan juga dalam pasal Lukas 18:1-43.
Melalui cara ini kita insaf bahwa diri kita berdosa, lihat Mazmur 32:5;
Mazmur 51:1-19; Roma 1:32; 3:19,20.
2. Pertobatan menyangkut perasaan hati.
Rasul Paulus berkata, "Namun sekarang aku bersukacita, bukan karena kamu
telah berdukacita, melainkan karena dukacitamu membuat kamu bertobat"
(2Korintus 7:9). Ini adalah dukacita di dalam hati yang disebabkan oleh
perbuatan yang melanggar hukum Allah. Lihat Mazmur 34:19; Lukas 10:13
dan Mazmur 51:4. Dapat dikatakan juga: memikul beban karena dosa,
menyesal, mengeluh, dan berdukacita oleh sebab perbuatan. Pertobatan yang
sejati mengakibatkan perubahan sikap hati yang benar.
3. Pertobatan menyangkut kehendak seseorang.
Salah satu perkataan Ibrani untuk bertobat berarti "berbalik". Anak
yang hilang itu telah berkata, "Aku akan bangkit dan pergi kepada Bapaku".
Anak yang hilang itu telah mengubah pikirannya, telah menyesal, dan telah
bangkit serta berbalik kepada Bapanya. Orang yang bertobat merasa hancur
hatinya oleh sebab dosa-dosa yang diperbuatnya, karena itu ia meninggalkan
dosa itu. Lihat Mazmur 34:15; Yeremia 25:5; Kisah 2:38; Roma 2:4.
Jikalau seseorang menyadari bahwa dirinya berdosa, dan hanya menyesali dosa
itu, tetapi tidak meninggalkan dosa itu, maka itu bukanlah pertobatan yang
sungguh. Dalam pertobatan yang sungguh-sungguh termasuk pengakuan dosa
kepada Allah serta permintaan ampun, Mazmur 38:19; Lukas 18:13;
Lukas 15:21. Perlu juga ada pengakuan kepada manusia, yaitu mengenai
kesalahan yang diperbuat terhadap sesama manusia, lihat Matius 5:23,24;
Yakobus 5:16. Dalam pertobatan yang sungguh-sungguh seseorang harus
meninggalkan dosanya. Lihat Yesaya 55:7; Matius 3:8-10; Amsal 28:13.
Dalam pertobatan yang sungguh-sungguh seseorang harus berbalik kepada
Allah. Lihat 1Tesalonika 1:9; Kisah 26:18. Kita dapat menyesal,
membenci diri sendiri, tetapi kita mungkin masih mengasihi dosa kita; bila
kita sungguh-sungguh bertobat, kita membenci dosa dan mengasihi Juruselamat
kita.
D. Bagaimanakah seseorang bertobat?
Bagaimanakah seseorang bertobat? Apakah hal itu hanya merupakan
perbuatan diri sendiri? Pertobatan adalah karunia Allah, Ia menarik hati
kita kepada pertobatan. Itulah pekerjaan Roh Kudus di dalam hati manusia.
"Maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan"
(Roma 2:4). Kita diperintahkan Allah untuk bertobat dan Ia akan
memberikan dorongan pertobatan kepada barangsiapa yang mau memperhatikan
gerakan Roh Kudus di dalam hatinya.
Pertobatan terjadi oleh sebab seseorang mendengar Injil Kristus (sebab
Roh Kudus menyertai pekabaran Injil). Oleh sebab itu Tuhan Allah memakai
pengabar Injil untuk membawa pertobatan kepada manusia. Lihat
Kisah 2:37-41; dan Yunus 3:5-10. Jadi, karena Injil itu akan membawa
pertobatan kepada seseorang, maka Injil itu harus dikabarkan dengan kuat
kuasa Roh Kudus (1Tesalonika 1:5-10). Bilamana seorang pengabar Injil
memberitakan tentang Yesus Kristus yang disalibkan, dibangkitkan, dan
dipermuliakan, maka hal itu membawa orang-orang kepada pertobatan. Lihat
Yohanes 12:32. Adakalanya teguran dari seorang saudara seiman
mendatangkan pertobatan (2Timotius 2:24,25). Adakalanya hajaran dan
hukuman Allah mendatangkan pertobatan (Wahyu 3:19; Ibrani 12:6,10,11).
E. Bukti Pertobatan
Pertobatan bukan hanya untuk orang-orang yang baru mau percaya kepada
Tuhan Yesus. Orang-orang yang sudah percaya pun perlu bertobat
(Wahyu 2:5; 3:2,3,19). Bilamana Roh Kudus menempelak hati seorang
Kristen mengenai suatu dosa, maka ia wajib segera bertobat serta
mengakuinya supaya dosa itu ditutupi oleh darah Yesus Kristus. Bukti-bukti
pertobatan ialah: orang itu sungguh-sungguh menyesal oleh sebab
dosa-dosanya, merendahkan dirinya serta mengakui bahwa dirinya bersalah
(Lukas 10:13; Yoel 2:12,13; Ayub 42:5,6). Orang itu mengakui dosanya
serta berdoa kepada Allah meminta pengampunan (Hosea 14:1-3;
Lukas 18:13,14). Orang itu berpaling dari segala kejahatannya,
berhalanya, kekejiannya, dan pikirannya yang jahat (Matius 12:41;
Yesaya 55:7). Inilah bukti-bukti yang penting dari suatu pertobatan,
dan inilah yang paling dipentingkan dalam Alkitab. Perhatikanlah bahwa
perkataan "berbalik" sering dipakai di dalam Alkitab, lihat Kisah 3:19.
Orang yang bertobat berbalik kepada Allah serta bersandar kepada-Nya dan
melayani Dia (Kisah 26:20; 1Samuel 7:3; Matius 3:8). Dalam
pertobatan seseorang harus meninggalkan dosanya serta berbalik kepada Allah
(1Tesalonika 1:9). Pertobatan itu selain berhenti berbuat jahat,
juga harus berbuat baik, lihat Lukas 3:10-14. Membetulkan kesalahan
adalah bukti pertobatan. Misalkan seorang telah mencuri, lalu ia bertobat;
tentu ia akan mengembalikan barang curian itu kalau pertobatannya
sungguh-sungguh. Pertobatan itu dibuktikan oleh perbuatan, yaitu tindakan
untuk menyelesaikan dosa-dosa dan kesalahannya - menyelesaikan dihadapan
Allah dan dihadapan manusia. Dengan menyelesaikan dosa dan kesalahan kita
tidak dapat memperoleh keselamatan, sebab keselamatan diberikan oleh sebab
iman; akan tetapi menyelesaikan dosa-dosa ialah suatu bukti pertobatan.
Lihat Matius 5:23-25; 3:8. Pertobatan terdiri dari dua bagian: satu
dari pihak Tuhan dan satu dari pihak manusia. Pertobatan bukan hanya suatu
tindakan dari pihak manusia saja yang dilakukan hanya oleh kuasa manusia
tanpa pertolongan dari Tuhan. Sebaliknya, pertobatan juga bukan suatu
tindakan dari pihak Tuhan saja tanpa reaksi manusia. Pikiran yang salah
mengenai hal ini akan menyebabkan putus asa atau kurang perhatian terhadap
pertobatan. Kemurahan Allah menarik kita kepada pertobatan, Roma 2:4;
Kisah 11:18. Tuhan memberikan pertobatan dengan membantu dan
memberikan dorongan kepada kita agar kita mau bertobat.
Pertobatan meliputi penyesalan dan dukacita karena dosa. Dalam hal ini
orang berdosa berpihak kepada sikap Tuhan terhadap dosa. Mempunyai pikiran
yang sama seperti Tuhan mengenai dosa; membenci dosa sama seperti Tuhan
membenci dosa.
F. Hasil Pertobatan
Bilamana seseorang bertobat maka ada sukacita besar pada
malaikat-malaikat Allah (Lukas 15:7-10). Pertobatan juga membawa
sukacita kepada Allah sendiri, tetapi siapakah yang bersukacita dihadapan
malaikat Allah (Lukas 15:10, TKB)? Apakah saudara-saudaranya yang sudah
ada di seberang sana juga mengetahui bahwa ada seorang yang bertobat?
Pertobatan dan iman mendatangkan pengampunan dosa (Yesaya 55:7;
Kisah 3:19). Di luar pertobatan tidak ada jalan untuk mendapatkan
pengampunan dosa. Pertobatan itu sendiri tidak mendatangkan pengampunan
tetapi Allah Bapa memberikan pengampunan oleh sebab seseorang bertobat dari
dosanya. Seseorang tidak dapat dikatakan sungguh-sungguh bertobat kecuali
bila ia menginsafi betapa buruknya dosanya pada pandangan Allah.
Dan Roh Kudus hanya dicurahkan atas orang-orang yang bertobat. Kalau
seorang Kristen keras kepala serta tidak mau bertobat maka orang itu tidak
mungkin mendapat kepenuhan Roh Kudus dalam kehidupannya. Pertobatan, iman
dan pengampunan dosa adalah tiga langkah dalam keselamatan. Masing-masing
merupakan satu langkah yang pasti tetapi ketiganya tidak dapat diceraikan
dalam keselamatan kita.
III. IMAN
A. Pentingnya iman
Iman sangat penting bagi orang Kristen (Ibrani 11:6). Tuhan Yesus
mengutamakan dan menuntut iman dalam hati orang-orang yang percaya akan
Dia; dan iman selalu dihargai-Nya.
B. Apakah iman itu ?
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari
segala sesuatu yang tidak kita lihat. Dasar dan keyakinan ini ialah Firman
Allah (Ibrani 11:1). Lihat juga ayat-ayat yang berikut:
Ibrani 11:7,11,17-19,22,30. Perkataan Ibrani yang diterjemahkan
"iman" sebenarnya berarti "menyokong" atau "meneguhkan". Perkataan Yunani
yang diterjemahkan "iman" atau "percaya" sebenarnya berarti "berharap
kepadanya" atau "bersandar padanya". Jadi kita disokong oleh Allah, dan
yakin bahwa kita bersandar kepada-Nya. Itulah iman. Iman mengandung unsur
ilahi dan kemanusiaan. Iman adalah karunia Allah dan juga tindakan manusia.
Dasar iman adalah Firman Allah, Roma 4:20,21. Tujuan iman adalah
Pribadi Yesus Kristus. Iman yang menyelamatkan ialah iman kepada Yesus
Kristus sebagai Juruselamat.
C. Iman secara umum meliputi tiga hal:
1. Keyakinan yang timbul berdasarkan pengetahuan (Mazmur 9:11;
Roma 10:17). Iman bukan percaya akan sesuatu yang tidak ada
buktinya, melainkan iman beralaskan pada bukti yang paling baik dan teguh,
yaitu Firman Allah. Bukti yang lain di luar Firman Allah (yang tidak dapat
berdusta) tidak perlu. "Bagaimanakah seseorang dapat percaya kepada apa
yang belum didengarnya?" Haruskah orang itu harus mendengar lebih dahulu
barulah ia dapat percaya. Iman bukan suatu tindakan yang membabi buta,
bukan seolah-olah berjalan dalam kegelapan. Kita harus percaya dengan hati
tetapi juga dengan pengetahuan. Dalam Alkitab percaya dengan segenap hati
berarti dengan segenap pikiran, hati, dan kehendak.
2. Keyakinan sehingga mengakui kebenarannya (Markus 12:32).
Begitulah tuntutan Tuhan Yesus kepada orang yang meminta kesembuhan dari
pada-Nya. "Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?" Dan orang itu
menjawab, "Ya Tuhan, kami percaya." Kita harus tahu bahwa Yesus Kristus
ialah Juruselamat dunia ini, tetapi kita harus mengakui kebenarannya dalam
hati kita. Lihat Yohanes 1:12.
3. Keyakinan sehingga bertindak untuk menerapkannya bagi diri sendiri,
Yohanes 1:12; 2:24. Iman adalah bagaikan seorang yang menerima cek dari
bank, tetapi ia harus pergi ke bank itu untuk menandatanganinya, baru ia
menerima uang itu. Haruskah kita mengalami dan menerapkan kepada diri kita
sendiri hal-hal tentang Kristus dan pekerjaan-Nya yang kita ketahui dan
yang kita akui kebenarannya. Kalau hanya mengetahui saja, maka itu bukan
iman. Boleh jadi seseorang tahu bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan tetapi ia
tetap menolak Dia sebagai Juruselamatnya. Pengetahuan tentang Allah tidak
cukup sebab pengetahuan itu tidak menentukan apakah ia menerima atau
menolak hal-hal itu. Begitu juga hanya mengakui kebenarannya bukanlah
iman. Mungkin juga seseorang mengakui bahwa hal ini benar tetapi ia tidak
menyerahkan hatinya kepada Kristus. Oleh sebab itu kita perlu menerapkan
semua itu bagi diri kita sendiri, dan hal itu sama dengan sungguh-sungguh
bersandar kepada Kristus. Jadi jelaslah bahwa tiga hal ini perlu untuk
menyatakan iman yang sungguh. Iman adalah suatu tindakan dalam kehendak
manusia. Kehendak seseorang mempengaruhi pikirannya tentang kebenaran.
Bandingkan Wahyu 2:21 dan Wahyu 22:17.
D. Iman kepada Allah
Iman atau percaya kepada Allah berarti yakin bahwa kesaksian Firman
Allah itu benar walaupun tidak ada bukti di luar kesaksian itu, dan yakin
bahwa janji Allah akan digenapkan walaupun ada banyak rintangan terhadap
janji itu (1Yohanes 5:10; Yohanes 5:24; Kisah 27:22-25
Roma 4:3; 4:19-21).Percaya kepada Allah berarti bersandar kepada Dia
dan Firman-Nya serta berharap akan janji-Nya dan berharap akan Dia sendiri.
E. Iman kepada Yesus Kristus
Iman kepada Yesus Kristus berarti bersandar kepada Dia, dan mendapat
sokongan daripada-Nya. Itu berarti kita yakin bahwa Ia akan melakukan
semua hal itu (2Timotius 1:12, TKB; FAYH). Kalau kita bersandar pada
Dia kita tidak akan jatuh atau kecewa (Yohanes 14:1;
Matius 9:21,22,29; Lukas 7:48-50; Yohanes 14:12
Matius 15:25,28; 8:8-10). Kita mempunyai hak untuk beriman dan
bersandar pada Yesus Kristus atas semua hal yang sudah Ia janjikan kepada
kita. Untuk pertolongan, penyembuhan, kuasa, atau kemenangan, semua itu
juga akan kita peroleh (Matius 9:29).
F. Iman di dalam doa
Iman di dalam doa ialah pengharapan yang teguh atau keyakinan bahwa kita
akan menerima apa yang kita minta, tanpa keragu-raguan (Yakobus 1:5-7;
Markus 11:24). Doa yang disertai iman menimbulkan keyakinan bahwa apa
yang kita minta itu sudah kita peroleh, sebab Allah telah mendengar doa itu
serta memberikannya kepada kita. Lihat 1Yohanes 5:14,15.
G. Iman yang menyelamatkan
Perkataan "iman yang menyelamatkan" yang dimaksud bukanlah iman yang
lain daripada biasa, melainkan iman yang membawa keselamatan kepada kita.
Iman yang menyelamatkan yaitu iman kepada Pribadi Juruselamat. Iman yang
menyelamatkan ialah penyerahan jiwa yang najis dan berdosa kepada Tuhan
serta menyambut Yesus Kristus sebagai sumber pengampunan, kesucian, dan
kehidupan (Matius 11:28,29; Kisah 16:31; Yohanes 1:12; 20:31;
Efesus 3:17; Wahyu 3:20).
Iman yang menyelamatkan yaitu percaya dengan hati, Roma 10:9,10.
Iman yang hanya ada dalam alam pikiran sebagai pengetahuan tidak cukup
untuk memberikan keselamatan. Dalam Alkitab "hati" berarti pikiran,
perasaan, dan kehendak. Selidikilah Ibrani 11:7,8,17,19,20,22,24-26,28,
Yesus Kristus menyatakan diri-Nya kepada kita sebagai penanggung dosa kita,
dan iman yang menyelamatkan menerima Dia seperti demikian serta berharap
hanya kepada darah-Nya untuk menebus kita dari dosa. Yesus Kristus juga
menyatakan diri-Nya kepada kita sebagai pelepas kita dari kuasa dosa
(Yohanes 8:34,36). Kita wajib menerima Dia seperti demikian. Dan Yesus
Kristus juga menyatakan diri-Nya kepada kita sebagai Tuhan dan Guru kita.
Wajiblah kita menerima Dia seperti demikian serta menyerahkan pikiran kita
semata-mata kepada pengajaran-Nya dan nyawa kita kepada perintah-Nya
(Yohanes 13:13).
Iman yang menyelamatkan ialah iman yang menginsafkan diri kita bahwa
kita akan binasa, yang sungguh-sungguh rindu untuk diselamatkan, yang
meninggalkan segala pengharapan selain daripada Tuhan Yesus, yang berseru
kepada-Nya untuk meminta pengampunan, yang mengaku Yesus Kristus adalah
Tuhan (Roma 10:9,13,14).
Ada beberapa tuntutan di dalam iman yang menyelamatkan :
- Harus percaya bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah,
Yohanes 20:31.
- Harus percaya kepada Injil, Roma 1:16; 1Korintus 15:1-4. Dengan
perkataan lain itu berarti kita harus percaya bahwa Yesus Kristus telah
mati karena dosa-dosa kita, dan dibangkitkan oleh Allah, supaya kita
dibenarkan, dan percaya bahwa Ia mau dan dapat menyelamatkan kita
(Roma 10:9; 1:4; 4:25; Ibrani 7:25; Lukas 7:48-50).
H. Hasil iman kepada Yesus Kristus
Kita diselamatkan dan dosa-dosa kita diampuni oleh sebab iman kepada
Yesus Kristus (Efesus 2:8; Kisah 10:43). Kita dibenarkan oleh
sebab iman kepada Kristus (Roma 3:28; 5:1; Filipi 3:9). Kita mendapat
hidup yang kekal oleh sebab iman kepada Yesus Kristus (Yohanes 20:31).
Pada saat kita diselamatkan maka Kristus tinggal di dalam hati kita
(Efesus 3:17). Bukan hanya iman secara sembarangan yang menyelamatkan
kita, melainkan iman kepada Yesus Kristus; Ialah tujuan iman kita
(Kisah 10:43; 16:31; 1Yohanes 3:23). Tubuh kita disembuhkan oleh iman
kepada Kristus (Yakobus 5:14,15; Matius 9:22,29). Doa kita dikabulkan
Allah oleh sebab iman (Matius 21:22; Markus 11:24; Yakobus 1:5-7). Ada
banyak hal dan berkat yang diberikan kepada kita oleh sebab iman kepada
Kristus. Apabila saudara ingin mengetahui beberapa diantaranya, saudara
dapat menyelidiki ayat-ayat yang berikut: Seluruh pasal sebelas dari Surat
Ibrani (Ibrani 11:1-40); dan Yohanes 1:12; 2Petrus 1:4,5;
Kisah 15:9; 1Yohanes 5:4,5; Efesus 6:16; 1Petrus 1:8; Yohanes 7:38,39;
Matius 21:21; Yohanes 14:12. Iman kita seharusnya bertambah-tambah
sebab iman itu hidup
(2Korintus 10:5; 1Tesalonika 1:10; 1Tesalonika 1:3).
I. Asalnya iman
Sebagaimana pertobatan adalah karunia Allah demikian pula iman
(Ibrani 12:2), dan segala karunia Allah adalah untuk semua orang.
Tuhan tidak memandang rupa orang. Firman Allah dipakai oleh Allah sebagai
dasar iman, dan Firman itu tersedia bagi tiap-tiap orang (Roma 12:3;
1Korintus 2:4,5; 12:4,8,9; Roma 10:17). Sebagai orang Kristen kita
memandang kepada Yesus Kristus, bukan kepada suasana di sekitar kita; dan
janji Kristus dalam Firman-Nya menjadi dasar iman kita. Kalau kita rindu
untuk mendapatkan iman yang lebih kuat, wajiblah kita memakai iman yang ada
pada kita, maka iman kita akan bertambah-tambah (Matius 25:29).
Berdoa dan membaca Firman Tuhan adalah cara untuk menambah iman kita
(Lukas 22:32; 17:5). Iman bertambah-tambah di dalam diri kita oleh
karena pekerjaan Roh Kudus di dalam kita dan oleh sebab ketaatan kita
kepada perintah Kristus serta di dalam hal kita memandang akan Dia
(Galatia 5:22; Matius 14:30,31).
J. Hubungan pertobatan dengan iman
Alkitab menghubungkan pertobatan dengan iman (Kisah 20:21).
Pertobatan adalah suatu sikap terhadap Allah sendiri, sebab Allahlah yang
murka oleh sebab dosa-dosa kita. Iman adalah suatu sikap terhadap Yesus
Kristus, sebab Ialah yang telah menanggung dosa-dosa kita. "Jarang sekali
seorang dapat berdukacita karena dosa-dosanya dengan tidak berharap kepada
rahmat Allah. Kita tidak patut berdukacita karena dosa dengan dasar
akibatnya yang dahsyat bagi kita, melainkan kita harus berdukacita karena
dosa oleh sebab hal itu merupakan kebencian bagi Allah dan bertentangan
dengan kesucian dan kasih Allah. Kematian Kristus di kayu salib itulah
yang mula-mula membangunkan pertobatan di dalam kita (Yohanes 12:23-33).
Oleh sebab itu segala khotbah mengenai pertobatan harus dilengkapi dengan
khotbah tentang iman (Matius 3:2-12; Kisah 19:4). Bertobat
(berpaling) kepada Allah harus berkaitan dengan iman (percaya) kepada Tuhan
kita Yesus Kristus (Kisah 20:21; Lukas 15:10,24; 19:8,9; juga
Galatia 3:7)." - A.H. Strong.
Jelas di dalam Kisah 2:38 bahwa pertobatan dan iman kepada
Kristus tidak dapat diceraikan, sebab baptisan dalam nama Yesus Kristus
memang menuntut iman kepada Dia. Dalam pertobatan, hal yang terpenting
yaitu sikap menolak Kristus berubah menjadi sikap menerima dan percaya akan
Dia.
K. Hubungan iman dengan pekerjaan
Keselamatan kita tidak bergantung pada perbuatan baik (amal) kita.
Keselamatan kita semata-mata bergantung pada iman kepada Kristus. Akan
tetapi, sesudah kita diselamatkan tak dapat tidak kita akan melakukan
perbuatan (amal) yang baik sebab hal itulah yang berkenan kepada Bapa kita
dalam sorga, dan sebab kita rindu untuk menjadi sama seperti Kristus. Iman
ialah suatu sikap terhadap Yesus Kristus tetapi perbuatan baik adalah hasil
dari iman.
Rasul Paulus dan Rasul Yakobus tidak berselisih paham dalam hal ini
(Yakobus 2:14-26; Roma 4:1-12). Rasul Paulus berkata, "Manusia
dibenarkan karena iman, dan bukan karena melakukan hukum Taurat." Rasul
Yakobus menyatakan tentang hasil iman yang kelihatan kepada manusia, yaitu
perbuatan-perbuatan baik. Perbuatan baik menyertai iman yang
mendahuluinya. Iman membawa kita kepada perbuatan-perbuatan yang baik.
Iman yang tidak membawa kita kepada ketaatan akan perintah Yesus Kristus
adalah iman yang mati (Yakobus 2:14-26).
L. Nasihat yang berfaedah
Pada zaman kasih karunia ini patutkah kita hanya berkhotbah dari hal
iman, atau patutkah disertai pertobatan? Apakah yang dikhotbahkan oleh
Petrus (Kisah 2:38), dan Paulus (Kisah 17:30; 20:21; 26:20)?
Apakah hal itu termasuk di dalam Amanat Agung Yesus Kristus kepada kita?
(Lukas 24:45-49).
Ada beberapa ukuran iman: iman yang kecil atau kurang percaya
(Matius 6:30); iman yang besar (Matius 8:10); iman yang teguh
(Ibrani 10:22); dan diperkuat dalam imannya (Roma 4:20).
IV. KELAHIRAN KEMBALI
A. Pentingnya kelahiran kembali
Kelahiran kembali adalah asas pengajaran yang sangat penting dan patut
diketahui dengan benar. Hanya melalui kelahiran kembali kita dapat masuk
ke dalam Kerajaan Allah. Tak ada jalan lain untuk menjadi seorang Kristen.
Kelahiran kembali adalah pintu masuk Kerajaan Allah dan cara untuk menjadi
murid Yesus Kristus; dan orang yang tidak masuk dari pintu itu tidak akan
dapat masuk, ia akan tetap tinggal di luar.
B. Perlunya kelahiran kembali
Di mana ada manusia, di situ ada dosa; dan di mana ada dosa, di situ
manusia perlu dilahirkan kembali. Tuhan Yesus telah berkata, "Jika seorang
tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah"
(Yohanes 3:3). Tidak ada kecualinya, dari semua bangsa dan apapun
pangkatnya. Orang yang tidak dilahirkan kembali berarti terhilang dan akan
binasa. Yang dilahirkan oleh daging berarti harus dilahirkan kembali oleh
Roh Allah (Yohanes 3:3-7). Manusia harus dilahirkan kembali oleh
sebab Adam dan Hawa telah jatuh ke dalam dosa, demikian pula keturunannya.
Jadi, kalau manusia mau diangkat dari keadaan itu kepada suatu tingkat yang
lebih tinggi, hanya satu jalan yaitu dilahirkan kembali (Roma 8:7;
1Korintus 2:14; Galatia 5:19-21).
Tuhan Yesus Kristus telah memberikan perintahnya agar manusia dilahirkan
kembali (Yohanes 3:7). Dalam hal ini bukanlah manusia boleh kalau ia
mau, melainkan ini adalah suatu keharusan. Lagipula tidak ada hal lain
yang dapat menggantikan kelahiran kembali. Amal, agama, pengetahuan,
baptisan, usaha memperbaiki diri, menjadi anggota gereja, semuanya tidak
cukup dan tidak dapat menyelamatkan seseorang (Galatia 6:15).
"Apa yang dilahirkan dari daging adalah daging." Yang berasal daripada
daging adalah daging, oleh sebab itu haruslah seseorang dilahirkan kembali
supaya genap perkataan "Apa yang dilahirkan dari Roh adalah Roh"
(Yohanes 3:5-6). Tabiat tubuh atau kedagingan tidak akan berkenan
kepada Allah (Galatia 5:20,21; Yeremia 13:23). Oleh sebab itu,
manusia tidak perlu memperbaiki tabiatnya yang lama, melainkan ia harus
mendapat tabiat yang baru.
Semua manusia sudah mati di dalam dosa dan kejahatannya
(Efesus 2:1). Dalam keadaan demikian manusia tidak dapat bergaul atau
bersekutu dengan Allah. Dosa telah menceraikan dia dari Allah, dan hanya
apabila ia dilahirkan kembali barulah ia dapat bersekutu lagi dengan Allah. Di
samping itu kesucian Allah menuntut supaya manusia dilahirkan kembali
(Ibrani 12:14).
Manusia perlu mendapat hidup yang baru dan perubahan yang terjadi
melalui kehidupan yang baru itu. Tabiat manusia bukanlah seperti sebuah
mangga yang mentah yang perlu menjadi sempurna hanya dengan menjadi lebih
matang; tetapi manusia adalah seperti sebuah mangga yang bibitnya busuk
oleh sebab ulat dosa, yang kalau dibiarkan saja, pasti akan binasa. Usaha
memperbaiki diri sendiri sama halnya dengan memetik buah yang busuk dari
pohon, lalu mengikatkan buah mangga yang baik pada pohon itu dengan tali.
Jadi, kelahiran kembali itu penting sekali.
C. Apakah kelahiran Kembali itu?
Di dalam Alkitab ada beberapa perkataan yang dipakai untuk menerangkan
tentang kelahiran kembali:
dilahirkan kembali (Yohanes 3:3)
dilahirkan dari Allah (Yohanes 1:13; 1Yohanes 3:9; 4:7; 5:1,4,18)
dilahirkan dari Roh (Yohanes 3:5,6)
dihidupkan (Efesus 2:1,5; Kolose 2:13)
pindah dari dalam maut ke dalam hidup (Yohanes 5:24; 1Yohanes 3:14)
ciptaan baru (2Korintus 5:17; Galatia 6:15)
mengambil bagian dalam kodrat Ilahi (2Petrus 1:4)
hati yang baru dan Roh yang baru (Yehezkiel 36:26)
pembaharuan (Matius 19:28; Titus 3:5)
(Dua ayat yang terakhir akan diterangkan dengan jelas)
Dilahirkan kembali yaitu Allah mengaruniakan hidup baru di dalam Kristus
oleh pekerjaan Roh Kudus, dengan perantaraan Firman Allah, kepada jiwa yang
mati dalam dosa dan kejahatan. DR. A.J. Gordon menjelaskan tentang
kelahiran kembali demikian: "Dilahirkan kembali berarti menerima kodrat
ilahi oleh pekerjaan Roh Kudus dengan perantara Firman Allah. DR. R.A.
Torrey menerangkan hal itu demikian: "Dalam kelahiran kembali Allah
memberikan perangai-Nya yang suci dan berbudi, yaitu perangai yang berpikir
seperti Allah (Kolose 3:10), berperasaan akan seperti Allah, dan
berkehendak seperti Allah (1Yohanes 3:14; 4:7,8)."
Kelahiran kembali yaitu suatu ciptaan baru (2Korintus 5:17;
Galatia 6:15). Orang yang dilahirkan kembali pindah dari dalam maut
ke dalam hidup yang baru (1Yohanes 3:14; Efesus 2:1,4,5). Itulah
pekerjaan Roh Kudus, dan oleh sebab itu kita boleh berkata bahwa orang itu
telah dilahirkan dari Allah (Yohanes 1:13).
Jelas dari ayat-ayat di atas bahwa kelahiran kembali bukan baptisan; dan
baptisan tidak dapat membuat seseorang dilahirkan kembali. Ada orang yang
sudah dibaptiskan tetapi belum dilahirkan kembali; dan ada orang yang sudah
dilahirkan kembali tetapi belum dibaptiskan. Ayat-ayat di atas tidak
menyatakan tentang pembaptisan. Dalam Galatia 6:15 dikemukakan bahwa
kelahiran kembali berbeda dengan sunat dan syarat-syarat lain yang
lahiriah. Begitu juga hal itu dinyatakan dalam 1Korintus 4:15. Dalam
ayat itu Paulus memberitahukan bahwa orang-orang saleh di Korintus
dilahirkan kembali dalam Injil Yesus Kristus. Tetapi Paulus juga berkata
dalam 1Korintus 1:14,17 bahwa ia tidak membaptiskan orang-orang di sana.
Tidak mungkin Paulus berkata demikian mengenai pembaptisan, kalau mereka
itu dilahirkan kembali melalui pembaptisan. Dari semua itu nyata bahwa
baptisan bukan kelahiran kembali.
Dalam Kisah 8:13,20-23 dikemukakan bahwa baptisan bukan
kelahiran kembali. Dalam ayat itu diberitahukan bahwa Simon telah
dibaptiskan, tetapi hatinya seperti empedu yang pahit dan terjerat dalam
kejahatan. Rupanya Simon itu belum dilahirkan kembali, walaupun ia sudah
dibaptiskan. Pada pihak lain, nyata sekali bahwa si penjahat di atas kayu
salib itu telah diselamatkan, sebab Tuhan Yesus berkata, "Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan
Aku di dalam Firdaus" (Lukas 23:43) tetapi ia tidak dibaptiskan. Di
samping itu kita membaca tentang Roh Kudus yang dicurahkan ke atas
orang-orang di dalam rumah Kornelius, dan mereka menerima karunia lidah
seperti yang terjadi pada Hari Pentakosta, dan semua itu terjadi sebelum
mereka itu dibaptiskan (Kisah 10:44-48). Tentu tidak ada
orang yang berani mengatakan bahwa mereka itu belum dilahirkan kembali.
Nyata di sini bahwa mereka itu dilahirkan kembali dahulu, baru kemudian
dibaptiskan. Sebenarnya, hanya darah Yesus Kristus yang dapat menyucikan
kita dari dosa (1Yohanes 1:7), bukan air baptisan. Jikalau kelahiran
kembali terjadi melalui pembaptisan, mengapa semua Rasul telah berkhotbah,
"Bertobatlah dan percayalah kepada Yesus Kristus!"? Bila demikian, mereka
hanya perlu menyuruh orang-orang agar dibaptiskan saja.
Baptisan hanyalah suatu tanda yang kelihatan, yang membuktikan suatu
pekerjaan yang sudah dilakukan di dalam hati nurani. Hati nurani tidak
dapat disucikan oleh pembasuhan air. Rasul-rasul Tuhan selalu menyuruh
orang-orang percaya lebih dahulu, baru kemudian dibaptiskan. Pekerjaan itu
terjadi oleh sebab iman, lalu orang itu dibaptiskan untuk menyatakan
imannya kepada orang-orang lain.
Ada tiga ayat yang patut kita selidiki baik-baik yang menyatakan bahwa
Firman Allah dipakai oleh Roh Kudus untuk melahirkan kembali orang-orang
yang percaya. Dalam 1Petrus 1:23 dikatakan bahwa kelahiran kembali
terjadi karena Firman Allah. Dalam Yakobus 1:18 dikatakan bahwa itu
terjadi karena Firman Allah yang benar. Dalam Korintus 4:15 dikatakan
bahwa itu terjadi karena Injil (yaitu Firman Allah). Tuhan Yesus juga
berkata, "Kamu memang sudah bersih karena Firman yang telah Kukatakan"
(Yohanes 15:3). Dan "Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; Firman-Mu
adalah kebenaran" (Yohanes 17:17). Dan Rasul Paulus berkata, "Ia
menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan Firman" (Efesus 5:26).
Dengan memakai ayat-ayat itu kita akan dapat memahami perkataan Tuhan Yesus
kepada Nikodemus, "Jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak
dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah" (Yohanes 3:5). Mengapa Tuhan
berkata tentang air dan Roh? Dr. R.A. Torrey berpendapat bahwa "air"
dalam perkataan itu melukiskan kesucian atau pembasuhan-Ku yang terjadi
oleh Firman Allah; Roh Kudus melahirkan kembali seseorang dengan
perantaraan Firman Allah. Boleh jadi air itu melukiskan Firman Allah.
Kita tahu bahwa Roh Kudus bekerja dengan memakai Firman Allah, sebab Firman
Allah adalah Pedang Roh Kudus (Efesus 6:17).
Di sini kami memberikan sedikit keterangan mengenai Titus 3:5;
Efesus 5:26, dan Matius 19:28. Ada satu perkataan dalam bahasa
Yunani yang berarti dilahirkan kembali, atau "dijadikan ciptaan baru".
Perkataan itu hanya dipakai dua kali dalam Perjanjian Baru, yaitu dalam
Matius 19:28 dan Titus 3:5. Dalam Perjanjian Baru yang
diterjemahkan oleh Dr. Bode, perkataan dalam Matius 19:28 itu
diterjemahkan "Pada masa kejadian alam yang baharu", sedangkan dalam
terjemahan Dr. Shellabear dikatakan, "Dalam kejadian yang baharu".
Perkataan itu sesungguhnya berarti "dilahirkan kembali" dan "diciptakan
baru", tetapi karena di sini hal itu berkenaan dengan dunia atau alam ini,
jadi lebih tepat diterjemahkan "kejadian yang baharu". Dalam kedua
terjemahan itu, dalam Titus 3:5 perkataan tersebut diterjemahkan,
"kejadian yang baharu". Akan tetapi arti perkataan itu tidak lain adalah
"diciptakan baru" atau "dilahirkan kembali", sebab jelas di situ bahwa
kelahiran kembali yang dibicarakan oleh Rasul Paulus. Oleh sebab itu dalam
Titus 3:5 perkataan "kejadian yang baharu" (TKB) pantas diganti
dengan perkataan "Kelahiran kembali" (LAI).
Selanjutnya, dalam Titus 3:5 dan Efesus 5:26 terdapat satu
perkataan Yunani "loutron", yang hanya berarti "pembasuhan". Akan tetapi
dalam terjemahan yang baru (LAI) dipakai "Permandian" untuk kata "loutron".
Terjemahan itu sebenarnya salah. Dalam bahasa Yunani hanya kata "baptiso"
yang berarti "baptisan", dan dalam dua ayat tersebut "baptiso" tidak
dipakai. Oleh sebab itu terjemahan Dr. Shellabear-lah yang tepat dengan
bahasa Yunaninya. Terjemahannya demikian: "melainkan menurut seperti
rahmat-Nya juga, dalam pembasuhan kejadian baharu, dan dalam hal kita
dibaharui oleh Roh Kudus" (Titus 3:5). Dan, "Setelah sudah disucikan
dengan pembasuhan air itu oleh perkataan Allah" (Efesus 5:26). Rasul
Paulus memakai kata "baptiso" 19 kali dengan maksud "baptisan" atau
"dibaptiskan". Seandainya Rasul Paulus bermaksud memakai kata "baptisan"
dalam ayat-ayat ini, mengapa ia tidak memakai kata "baptiso"? Jelas bahwa
Paulus tidak bermaksud memakai perkataan "baptiso". Dr. Thayer dalam
kamusnya Yunani-Inggris menerangkan "Loutron" demikian: "tempat mandi,
mandi, hal memandikan dan membasuhkan". Kata "louo" dalam Alkitab dipakai
6 kali, semuanya berarti "basuh". Oleh sebab perkataan "baptisan" (dalam
terjemahan Dr. Bode) digunakan salah dalam kedua ayat itu, maka ada orang
yang salah mengerti, yaitu bahwa baptisan itu sama dengan kelahiran
kembali; padahal banyak ayat dalam Alkitab menyatakan bahwa baptisan tidak
sama dengan kelahiran kembali, dan tidak mendatangkan kelahiran kembali
kepada kita. Kelahiran kembali ialah pekerjaan Roh Kudus dalam hati nurani
seseorang yang percaya kepada Kristus.
Kelahiran kembali mendatangkan perubahan besar di dalam kehidupan kita,
sebab ingatan kita dibaharui, yaitu segenap pikiran, perasaan dan kehendak
hati kita. Dan bukan itu saja, kita dibaharui dengan mengambil bagian
dalam kodrat ilahi (2Petrus 1:4). Orang yang tidak dilahirkan kembali,
yang masih tetap dalam tabiat duniawi, tidak akan mengerti hal ini dan
tidak dapat mengerti tentang perkara-perkara Roh (1Korintus 2:14);
pikiran najis (Galatia 5:19-21), dan kehendaknya bertentangan dengan
Allah (Roma 8:7). Meskipun dia adalah seorang terpelajar, sopan, ataupun
yang halus kelakuannya, ia tetap tidak berkenan kepada Allah kalau ia belum
dilahirkan kembali. Bagi orang yang telah dilahirkan kembali, maka segala
hal yang sudah lama berlalu, dan semuanya menjadi baru (2Korintus 5:17).
"Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari
jalanmu dan rancangan-Ku daripada pikiranmu" (Yesaya 55:9). Betapa
indahnya kelahiran kembali itu! kita didapati dalam keadaan terjerumus di
dalam dosa cemar tetapi diangkat Allah, dilahirkan kembali, dan mendapat
bagian dalam kodrat ilahi.
D. Tanda-tanda dan hasil kelahiran kembali
Orang yang dilahirkan kembali mengalami beberapa hal yang ajaib:
- Ia mengalami perubahan dalam perasaannya. Dahulu ia adalah seteru
Allah (Roma 8:7), tetapi sekarang ia mengasihi Allah (Roma 5:5;
1Yohanes 4:19). Dahulu ia membenci sesama manusia (Titus 3:3),
tetapi sekarang ia mengasihi mereka (Roma 5:5; 1Yohanes 3:14).
- Ia mengalami perubahan dalam kehidupannya dan kelakuannya.
Kehidupan yang lama, yaitu hidup di dalam dosa, telah berlalu
(1Yohanes 3:9; 5:18). Dan sebagai gantinya, ia hidup di dalam
kebenaran (1Yohanes 2:29).
- Ia menerima kuasa untuk mengalahkan dunia ini dan mengalahkan
dosa-dosanya (1Yohanes 5:4). Tetapi rahasia kemenangannya yaitu kuasa
Roh Kudus yang patut disambut (Galatia 5:16) dan di dalam hal tetap
tinggal di dalam Yesus Kristus (1Yohanes 3:6).
Orang yang dilahirkan kembali dapat merasakan lagi persekutuan dengan
Allah, sebagaimana yang dahulu terjadi dalam taman Eden. Orang itu
memperoleh kehidupan rohani dan benarlah perkataan Rasul Paulus tentang
dia: "Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu
... dihidupkan" (Efesus 2:1,5).
E. Hubungan kelahiran kembali dengan pertobatan dan iman
Kita sudah mengetahui bahwa pertobatan dan iman berhubungan erat sekali.
Jadi, jelas juga bahwa pertobatan dan iman juga berhubungan erat dengan
kelahiran kembali. Sebenarnya ketiga hal itu tidak dapat diceraikan.
Pertobatan dan iman adalah bagian atau pekerjaan manusia, dan kelahiran
kembali adalah bagian atau pekerjaan Allah melalui Roh Kudus di dalam hati
manusia. Bilamana ketiga hal itu telah terjadi dalam diri seseorang, maka
ia diselamatkan, ia mendapat hidup yang kekal. Bilamana ia menerima Tuhan
Yesus Kristus, maka Tuhan melakukan ini di dalam hatinya. "Tetapi semua
orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah,
yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakan
bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan
seorang laki-laki, melainkan dari Allah" (Yohanes 1:12,13). Inilah
jawaban kepada pertanyaan Nikodemus: "Bagaimanakah mungkin hal itu
terjadi?" (Yohanes 3:9).
Di dalam terjemahan Klinkert Bode, Yohanes 1:13 itu dimulai dengan
kata "yang kejadiannya", tetapi sebenarnya "yang diperanakkan" lebih tepat
dengan bahasa aslinya. Dalam naskah aslinya yang dimaksud dalam perkataan
itu berarti lebih dari satu orang. Hanya satu naskah dalam bahasa Latin
yang kemudian diterjemahkannya dengan arti hanya satu orang. Karena itu,
ayat ini tidak mungkin berkenaan dengan Kristus, melainkan orang-orang yang
menerima Kristus yang dikatakan dalam ayat Yohanes 1:12. Ireneus (abad
kedua) dan Tertullian (abad ketiga) menafsirkan ayat Yohanes 1:13
adalah berkenaan dengan Kristus untuk memperkuat asas bahwa Yesus Kristus
diperanakkan oleh seorang anak dara. Tetapi tidaklah demikian menurut
naskah-naskah lama. Mereka tidak berhak mengubah Alkitab, mereka bukan
rasul-rasul. Jadi, sesuai dengan naskah dalam bahasa Yunani yang lama,
haruslah diterjemahkan dengan: "Yang diperanakkan", dan yang dimaksudkan
ialah orang-orang yang dikatakan dalam ayat Yohanes 1:12.
F. Kesaksian Roh Kudus
Bilamana seseorang telah dilahirkan kembali maka Roh Kudus bersaksi
dalam hati orang itu bahwa orang itu telah menjadi anakmu Allah. "Roh itu
bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah"
(Roma 8:16). Lihatlah Roma 8:15; Galatia 4:6; 1Yohanes 5:6,10.
V. MENGENAI HAL DIBENARKAN
A. Apakah maksudnya dibenarkan itu?
Dibenarkan berkenaan dengan perubahan dalam hubungan, yaitu hubungan
antara Allah dan orang yang percaya kepada Tuhan Yesus. Dikuduskan
berkenaan dengan perubahan keadaan, yaitu keadaan orang yang percaya kepada
Tuhan Yesus. Dibenarkan adalah perbuatan Allah sebagai hakim, yang oleh
karena Yesus Kristus Ia membenarkan orang berdosa yang telah percaya kepada
Kristus; dan hukuman dosa tidak lagi dipertanggungkan ke atas orang itu,
dan orang itu mulai berkenan kepada Allah. Dengan perkataan lain,
dibenarkan adalah suatu perbuatan Allah sebagai hakim dalam mengampuni
dosa-dosa manusia, serta melepaskan mereka dari hukuman dosa itu, dan
menerima mereka sebagai orang benar dihadapan-Nya, oleh sebab mereka telah
percaya dan menerima Kristus menjadi korban dosa mereka. Dalam Alkitab
perkataan dibenarkan berarti dianggap benar. Bilamana seseorang berdosa
menerima Kristus sebagai korban karena dosa-dosanya, dan percaya akan Dia,
maka Allah dapat dan akan menganggap orang itu benar dihadapan-Nya. Kalau
kita menyelidiki perkataan "dibenarkan" dalam Alkitab, kita akan mengetahui
bahwa itu berarti "dianggap benar", "disebut benar", "memperhitungkan
sebagai kebenaran". Lihat Ulangan 25:1; Keluaran 23:7; Yesaya 5:23;
Lukas 16:15; Roma 2:13; 3:23,24; 4:2-8; Lukas 8:14.
Bilamana Allah membenarkan orang berdosa, keadilan Allah tidak dilanggar
sebab orang berdosa itu telah percaya kepada Yesus Kristus sebagai korban
karena dosanya, dan sebab Yesus Kristus telah menanggung hukuman dosa orang
itu di kayu salib.
B. Ada dua hal bagi orang yang dibenarkan
- Dosanya diampuni dan hukumannya dibatalkan. Jikalau seseorang
dibenarkan, maka tak dapat tidak dosanya diampuni dan hukumannya
dibatalkan, sebab bagaimanakah seseorang dapat dibenarkan kalau hukuman
dosanya masih akan ditanggungkan kepadanya? Ada beberapa ayat dalam
Alkitab yang menyatakan bahwa pengampunan dosa termasuk di dalam hal
dibenarkan. Lihatlah Roma 3:24,25; Efesus 1:7; Kisah 13:38,39;
Mazmur 32:2; 130:4; Mikha 7:18; Yohanes 3:16. Bagi orang yang ada di
dalam Kristus hukuman dosanya dibatalkan sebab Tuhan Yesus telah menanggung
hukuman dosa orang itu sebagai penggantinya.
- Orang yang dibenarkan dikembalikan ke dalam keadaan berkenan kepada
Allah. Hal ini dijelaskan di dalam perumpamaan anak yang hilang
(Lukas 15:22-24). Lihat juga Roma 5:1,2. Keadaan berkenan
kepada Allah yaitu keadaan seseorang dapat bersahabat kembali dengan Allah
(2Korintus 5:18), keadaan itu disebut juga didamaikan dengan Allah.
Menjadi anak Allah, yaitu keadaan menjadi anak angkat Allah
(Yohanes 1:12; Roma 8:15).
C. Bagaimana seseorang dibenarkan
Manusia dibenarkan sama sekali bukan karena melakukan Hukum Taurat,
Roma 3:20-23; Galatia 2:16. Hukum Taurat menyatakan dosa dalam hati
seseorang tetapi tidak dapat membenarkan, sebab semua orang telah berdosa.
Maksud Taurat yaitu menyatakan dosa serta memimpin manusia kepada Kristus.
Walaupun seseorang hanya melanggar satu Hukum Taurat, tetapi laknat Taurat
itu ditanggungkan ke atasnya (Galatia 3:10), jadi mustahil ia dibenarkan
oleh Taurat itu.
Manusia dibenarkan oleh karunia Allah karena kasih karunia-Nya,
Roma 3:24. Amal dan segala perbuatan baik manusia tidak dapat
melayakkan dia untuk dapat dibenarkan. Manusia dibenarkan hanya karena
kasih karunia Allah. Hanya Allah pokok kebenaran, Mazmur 71:16;
Yesaya 45:24; Yeremia 23:6. Hanya sebab Salib Yesus Kristus Allah
dapat membenarkan manusia, yaitu melalui tebusan yang ada di dalam Yesus
Kristus. Darah Kristus yang tertumpah (kematian-Nya) menjadi dasar
kebenaran kita (2Korintus 5:21; Roma 5:9), dan kebangkitan-Nya
menjadi keteguhan kebenaran kita (Roma 4:25). Itu adalah dari pihak
Allah, dan dari pihak manusia, manusia harus percaya kepada Yesus Kristus
sebagai korban penggantinya (1Petrus 2:24; Roma 3:26; 4:3-5; 5:1;
Galatia 2:16; 3:22). Bukan amal (perbuatan baik) kita yang
membenarkan kita, melainkan iman kepada pekerjaan Kristus di atas kayu
salib. Sayang sekali sebab ada orang yang berpikir bahwa ia harus membantu
pekerjaan Kristus dengan beramal dan berbuat baik, tetapi sebenarnya bukan
demikian. Kita harus membuang segala usaha diri kita sendiri dan merasakan
kekecewaan atas segala perbuatan kita lalu menyerahkan diri kepada Yesus
Kristus serta percaya bahwa Ia membenarkan orang berdosa yang bertobat dan
percaya. Semua orang harus dibenarkan dengan cara demikian. Dan
barangsiapa yang bertobat dan percaya pasti ia dibenarkan (Kisah 13:39).
Perbuatan seseorang mengikuti imannya, dan orang yang dibenarkan akan
menyatakan imannya melalui perbuatannya (Yakobus 2:14,18-24). Kalau
seseorang mengatakan bahwa ia beriman atau percaya tetapi perbuatannya
tidak ada yang sesuai dengan imannya itu, maka orang itu tidak dapat
dibenarkan. Iman yang dibenarkan yaitu iman yang sungguh-sungguh, yang
menggerakkan hati seseorang supaya bertindak sesuai dengan iman dan
kebenaran itu. Memang kita dibenarkan oleh iman, bukan karena perbuatan
kita, tetapi iman sejati pasti diikuti dengan perbuatan. Iman yang
berkenan pada Tuhan, dan olehnya kita dibenarkan, selalu memimpin kita
kepada perbuatan-perbuatan yang nyata kepada manusia. Bukti iman nyata
dengan jelas dalam Galatia 2:16-21, dan terutama ayat dua puluh
(Galatia 2:20) menyatakan bahwa orang yang dibenarkan tidak lagi
hidup seperti dahulu, melainkan Kristus yang hidup di dalamnya. Bilamana
Kristus mendiami kita, maka perbuatan yang baik, yang berkenan kepada-Nya
pasti akan menyertai kita.
Tuhan Yesus telah bertukar tempat dengan orang-orang yang percaya dan
yang dibenarkan. Yesus Kristus telah menggantikan kita, yaitu menjadi
kutuk karena kita (Galatia 3:13). Ia telah dijadikan dosa karena kita
(2Korintus 5:21). Tuhan Allah telah berbuat kepada Kristus sama seperti
kepada seorang berdosa (Yesaya 53:6; Matius 27:46). Dan bilamana kita
dibenarkan maka kita mengambil bagian dalam kodrat Kristus, kita diterima
oleh Bapa. Kita dibenarkan oleh Allah di dalam Kristus.
Dibenarkan lebih daripada diampuni. Pengampunan berarti dosa-dosa
dihilangkan, tetapi hal dibenarkan merupakan satu hal yang positif, yaitu
orang mendapat suatu kebenaran yang sempurna. Yesus Kristus dipersatukan
dengan orang yang percaya sedemikian rupa sehingga Allah menanggungkan
dosa-dosa mereka kepada Kristus. Dan orang yang percaya itu dipersatukan
dengan Kristus sedemikian rupa sehingga kebenaran Kristus diberikan
kepadanya. Allah melihat kita di dalam Yesus Kristus serta menganggap kita
sama benar dengan Dia.
Pada saat seorang percaya kepada Kristus, maka pada saat itu juga ia
dipersatukan dengan Kristus dan dibenarkan (Kisah 13:39).
D. Hasil pembenaran
Bagi orang yang sudah dibenarkan kesalahannya tidak diperhitungkan
(Mazmur 32:2). Seorang pun tidak dapat menuduh orang yang dibenarkan
(Roma 8:33,34), dan tidak ada hukuman lagi atas mereka (Roma 8:1).
Orang yang dibenarkan hidup dalam damai sejahtera dengan Allah
(Roma 5:1). Orang yang dibenarkan diselamatkan dari murka Allah
(Roma 5:9; Yohanes 5:24) yang akan dijatuhkan ke atas dunia ini
bagi yang menolak Yesus Kristus. Bagi orang yang percaya maka hukuman atas
dosa sudah berlalu. Dosa-dosa kita telah dipikul oleh Yesus Kristus dikayu
salib (1Petrus 2:24; Galatia 3:13). Akan tetapi tiap-tiap orang yang
percaya harus menghadap takhta pengadilan Yesus Kristus. Lihat
2Korintus 5:10; 1Korintus 3:11-15; Roma 14:10. Pada waktu itu kelak
pelayanan kita akan diperhitungkan oleh Tuhan. Semua pekerjaan dan
perbuatan yang kita lakukan sesudah kita diselamatkan akan diperhitungkan
oleh Kristus. Kemudian kita akan mendapat balasan atas tiap-tiap perbuatan
kita (sesudah kita percaya), perbuatan yang baik maupun yang jahat.
E. Hubungan antara kelahiran kembali dan pembenaran
Kelahiran kembali dan pembenaran adalah dua bagian dari satu pekerjaan
Allah. Kelahiran kembali adalah pekerjaan Kristus oleh Roh Kudus yang
diperbuat di dalam kita; pembenaran adalah pekerjaan Kristus yang diperbuat
karena kita dihadapan takhta Allah. Pekerjaan itu dialaskan pada korban
perdamaian Kristus dan iman kita. Kelahiran kembali berkenaan dengan
perubahan keadaan kita; pembenaran berkenaan dengan hubungan kita dengan
Allah. Pada waktu Allah melahirkan kita kembali, pada saat itu Ia
membenarkan kita.
F. Nasihat yang berfaedah
Iblis paling suka menuduh dan menyiksa orang-orang saleh agar mereka
putus asa. Tetapi kita harus lari ke Golgota sebab tidak ada hukuman lagi
ke atas orang yang ada di dalam Yesus Kristus (Roma 8:1). Tetapi tegoran
terhadap dosa yang datang dari Roh Kudus memimpin kita kepada pengakuan
dosa itu dan perdamaian. Bawalah tegoran terhadap dosa saudara ke Golgota
dengan mengakui dosa itu serta meninggalkannya.
VI. MENJADI ANAK ANGKAT
Hanya ada satu jalan untuk menjadi keluarga Allah, yaitu dengan
dilahirkan kembali. Orang yang percaya diangkat menjadi anak Allah ketika
ia dilahirkan kembali (Yohanes 1:12). Dalam hal menjadi anak angkat,
orang yang dilahirkan kembali diakui atau diberi hak sebagai anak-anak
Allah. Dalam satu segi dijadikan anak angkat menyatakan dan mengesahkan
bahwa kita telah dilahirkan kembali, kita telah menjadi anak Allah,
dianggap sebagai anak yang dewasa dengan memiliki segala haknya;
seolah-olah yang muda menjadi dewasa (Galatia 4:1-7).
A. Arti menjadi anak angkat
Menjadi anak angkat berarti diangkat menjadi anak; dijadikan anak
sendiri dengan mendapat segala hak seperti anak sendiri. Perkataan itu
hanya dikenakan kepada orang-orang yang percaya seperti yang disebut dalam
Roma 8:15,23; 9:4; Efesus 1:5; Galatia 4:5. Perkataan itu dipakai
untuk menyatakan anak-anak Allah. Dalam kelahiran kembali kita menerima
kedudukan dan hak sebagai anak-anak Allah.
B. Dasar untuk menjadi anak angkat
Dasar untuk menjadi anak angkat adalah kasih karunia Allah, dan
pekerjaan Yesus Kristus bagi kita (Efesus 1:3-6).
C. Siapa yang menjadi anak angkat
Hanya orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus yang diangkat Tuhan
Allah menjadi anak-anak-Nya, Galatia 4:4-7; Yohanes 1:12.
D. Saat menjadi anak angkat Allah
Orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus dijadikan anak angkat pada
waktu ia dilahirkan kembali, Yohanes 1:12; 1Yohanes 3:1,2; Galatia 3:26.
Penggenapan penyataan hak kita sebagai anak angkat, yaitu penyataan
kepada segenap dunia bahwa kita anak-anak Allah, masih belum terjadi, belum
kita alami, tetapi hal itu akan terjadi pada waktu kedatangan Tuhan Yesus
Kristus yang kedua kali. Lihat Kolose 3:4.
E. Bukti bahwa kita diangkat menjadi anak-anak Allah
Bukti bahwa kita diangkat menjadi anak-anak Allah yaitu kesaksian Roh
Allah di dalam hati kita yang menyatakan bahwa kita sudah menjadi anak-anak
Allah, sehingga kita dapat berkata, "Ya Abba, ya Bapa." Galatia 4:6;
Roma 8:15,16.
F. Hasil menjadi anak angkat
Hasil menjadi anak angkat Allah adalah:
Kita dapat menyebut Allah itu Bapa kita, Galatia 4:6.
Kita dilepaskan dari ketakutan, Roma 8:15.
Kita dapat melayani Tuhan dengan kebebasan sebagai anak-anak,
Galatia 4:6,7.
Kita menjadi sewaris dengan Yesus Kristus, Roma 8:17;
1Korintus 3:21,23.
Kita menerima tegoran yang berasal dari Bapa, Allah, Ibrani 12:5-11.
Kita akan mendapat warisan yang kekal, 1Petrus 1:4.
Kita dipimpin oleh Roh Kudus, Roma 8:4; Galatia 5:18.
Kita menaruh harap kepada Allah, Galatia 4:5,6.
Kita memperoleh hak untuk menghadap takhta anugerah Allah,
Efesus 3:12; Ibrani 4:16.
Kita mengasihi saudara-saudara, 1Yohanes 2:9-11; 5:1.
Kita mentaati perintah Tuhan, 1Yohanes 5:1-3.
VII. KESAKSIAN ROH KUDUS DAN KEINSAFAN AKAN KESELAMATAN KITA
A. Kesaksian Roh Kudus
Perkataan "Kesaksian Roh Kudus" berarti bukti di dalam hati nurani kita
dan kesaksian Roh Kudus yang menyaksikan bahwa kita telah menjadi anak-anak
Allah serta telah diselamatkan. Roh Kudus menyatakan hal itu dalam hati
nurani orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Sebaiknya tiap-tiap orang
Kristen patut mengetahui dengan pasti bilamana, di mana, dan bagaimana ia
diselamatkan. Tuhan juga menginginkan kita mengetahui hal itu dan telah
memberikan beberapa ayat di dalam Alkitab yang menyatakan hal itu kepada
kita. Ada kesaksian tentang hal itu di dalam Perjanjian Lama dari Habel,
Henokh, dan Ayub (Ibrani 11:4,5; Ayub 19:25). Demikian pula dari Daud
dan Yesaya (Mazmur 32:5; 103:1,3,12; Yesaya 6:7). Dalam Perjanjian Baru
terdapat banyak ayat yang membuktikan hal itu. Dalam Kisah 2:46 dan
Kisah 16:34 dikatakan tentang kesukaan yang datang oleh sebab
kesaksian itu. Lihat pula Kisah 8:39; Roma 8:14-16; Galatia 4:6;
1Yohanes 5:6-12. Dari ayat-ayat itu nyata bahwa Roh Kudus
menyaksikan dalam hati orang yang percaya tentang kenyataan sebagai anak
Allah dan tentang keselamatannya.
Bilamana seseorang dilahirkan kembali maka Roh Kudus menyaksikan dalam
hatinya bahwa ia adalah anak Allah. "Roh itu bersaksi bersama-sama dengan
Roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah" (Roma 8:16). Roh kita
menyaksikan bahwa kita ini anak-anak Allah dalam hal kita berseru "Ya Abba,
ya Bapa". Tetapi Roh Kudus juga menyaksikan dalam hati kita, bahwa kita
dilahirkan kembali, kita telah menjadi anak-anak Allah. Kesaksian Roh
Kudus itu penting sekali, sebab hal itu berhubungan dengan keselamatan
kita. Tuhan Allah telah memberikan kesaksian ini sebab Ia tidak mau kita
kuatir atau ragu-ragu, Ia tidak mau kita digodai Iblis sehingga hati kita
menjadi syak. Tiap-tiap orang Kristen harus dapat memandang akan Allah
serta menyeru "Ya Abba, ya Bapa" dengan kesadaran di dalam hatinya bahwa ia
telah menjadi anak Allah. Dan tiap-tiap orang Kristen harus mendapat
kesaksian Roh Kudus dalam hatinya bahwa ia telah menjadi anak Allah. Bila
kita tahu dengan pasti bahwa kita adalah anak Allah, barulah kita dapat
berharap dan percaya akan Dia dalam kesusahan apa pun juga.
B. Keinsafan akan keselamatan kita
Tuhan Allah menghendaki agar tiap-tiap orang Kristen benar-benar
menginsafi bahwa ia telah memperoleh hidup yang kekal dan diselamatkan;
Tuhan telah mengutus Rasul Yohanes untuk menulis suratnya yang pertama
supaya tiap-tiap orang yang percaya kepada nama Anak Allah, menginsafi dan
tahu dengan pasti bahwa ia telah memperoleh hidup yang kekal
(1Yohanes 5:13). Itulah hak tiap-tiap orang yang percaya kepada
Yesus Kristus. Orang yang percaya kepada Tuhan Yesus boleh mengetahui dan
yakin bahwa ia telah menjadi anak Allah, karena Firman Allah berkata
demikian (Yohanes 1:12).
Kita dapat mengetahui bahwa kita memperoleh hidup yang kekal oleh sebab
apa yang tertulis dalam Alkitab, yaitu oleh karena kesaksian Allah sendiri,
terutama kesaksian-Nya dalam surat Yohanes yang pertama (1Yohanes 5:13).
Kesaksian Alkitab adalah kesaksian Allah. Kita tahu bahwa itu benar, dan
tiap-tiap orang yang percaya boleh menginsafi hal itu. Apa yang disaksikan
dalam Alkitab tentang keselamatan dan hidup yang kekal diterangkan dalam
ayat-ayat berikut: Yohanes 3:36; 5:24; 6:47; 1:12; Kisah 10:43.
Ayat-ayat itu menyatakan kepada kita apakah kita percaya atau tidak,
menyatakan apakah kita sudah menerima Kristus di dalam hati kita atau
belum. Kalau kita sungguh-sungguh percaya kepada Kristus, maka kita
memiliki kesaksian Allah bahwa dosa-dosa kita telah diampuni, kita telah
mendapat hidup yang kekal dan telah menjadi anak Allah. Kata "tahu" ada 33
kali dalam Surat Yohanes yang pertama.
Kita tahu bahwa kita telah lepas dari kematian dan memperoleh hidup oleh
sebab kesaksian kehidupan itu yang ada pada kita. Seseorang yang hidup
menyadari bahwa kehidupan itu ada di dalam dirinya. Begitu pula orang yang
mempunyai hidup rohani, ia insaf bahwa dirinya hidup. Sebab ia mengasihi
saudara-saudaranya maka ia tahu bahwa ia mempunyai hidup (1Yohanes 3:14).
Tetapi kasih yang bagaimanakah yang menentukan bahwa kita hidup? Kasih itu
diterangkan dalam 1Yohanes 3:16-18. Kalau kita menyerahkan diri kita
untuk saudara-saudara kita, maka hal itu membuktikan bahwa ada kasih di
dalam kita. Boleh jadi kita dipanggil untuk sungguh-sungguh menyerahkan
nyawa kita bagi saudara-saudara kita, untuk membuktikan kasih kita. Akan
tetapi meskipun kita tidak dipanggil untuk sungguh-sungguh menyerahkan
nyawa kita bagi saudara-saudara kita, tentu kita semua dipanggil untuk
menyerahkan nyawa kita dalam hal melayani mereka. Kita dipanggil untuk
memberikan milik kita kepada saudara-saudara kita yang berkekurangan.
Relakah kita melakukan hal itu? Kalau ada saudara kita yang di dalam
kekurangan, dan kita mampu menolong dia tetapi kita tidak mau melakukannya,
berarti tidak ada kasih di dalam kita, dan kita tidak mempunyai hidup.
VIII. MENGENAL HAL DIKUDUSKAN
A. Pentingnya pengudusan
Tuhan Allah memerintahkan kepada semua orang yang telah ditebus oleh
darah Yesus Kristus: "Kuduslah kamu, sebab Aku kudus" (1Petrus 1:16).
Dan Tuhan juga menyuruh kita menjadi sempurna seperti Ia adalah sempurna
(Matius 5:48). Manusia tidak dapat menuruti perintah ini dengan kuasanya
sendiri. Oleh sebab itu Tuhan menyediakan jalan supaya kita, oleh kuasa
Allah, dapat mentaati perintah itu. Kalau tidak, tentu Tuhan akan
mengolok-olok kita. Puji syukur kepada Allah, Ia telah menyediakan jalan
di dalam Yesus Kristus, "Yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita, Ia
membenarkan dan menguduskan, dan menebus kita" (1Korintus 1:30).
"Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu" (1Tesalonika 4:3).
Alangkah baiknya bila pelajaran Alkitab tentang pengudusan diketahui dan
dialami oleh semua anak-anak Allah sehingga terjadi suatu gerakan kesucian
dalam jemaat Kristus.
Perkataan "pengudusan", "suci", atau "disucikan" dan perkataan-perkataan
lain yang sama artinya ada 1400 kali dalam Firman Allah. Mengenai hal
pengudusan penting sekali sebab hal itu berkenaan dengan hubungan kita
dengan Allah, dan hal itu perlu sekali untuk mempersiapkan kita dalam
melayani Tuhan. "Sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat
Tuhan" (Ibrani 12:14).
B. Hubungan pengudusan dengan hal dibaptiskan dengan Roh Kudus
Sebenarnya tidak ada pengudusan atau kesucian di luar baptisan dengan
Roh Kudus. Baptisan dengan Roh Kudus itulah yang menguduskan kita.
Menyerahkan diri, mempersembahkan segenap diri kepada Tuhan serta menerima
Roh Kudus adalah suatu hal yang pasti dan nyata, suatu titik tolak di dalam
kehidupan Kristen. Itulah permulaan pengudusan di dalam hati orang yang
percaya. Tetapi kelanjutan pengudusan itu ialah menghasilkan buah-buah Roh
Kudus sebagai pernyataan bahwa Roh Kudus ada di dalam kita. Bagian kita
yaitu menyerahkan dan mempersembahkan diri kepada Tuhan lalu menyambut Roh
Kudus ke dalam hati kita dengan iman. Bagian Allah yaitu menyucikan dan
menguduskan serta memenuhi hati kita dengan Roh Kudus.
Evan Roberts, pendeta yang telah membawa kebangunan rohani yang besar di
dalam sebuah jemaat di Inggris (bagian Wales), mengatakan: "Kalau seseorang
sudah diselamatkan, maka itu merupakan satu hal, tetapi dibaptiskan dengan
Roh Kudus adalah satu hal yang lain lagi." Roberts berkata bahwa ia telah
menerima dari Tuhan empat perintah kepada orang-orang berdosa, yaitu: 1)
mengaku kepada Allah setiap dosa yang sudah dilakukan; 2) kalau ada
kekuatiran atau tempelakan terhadap sesuatu di dalam kehidupannya haruslah
ia menjauhkan diri dari hal itu; 3) menyerahkan diri semata-mata kepada Roh
Kudus; 4) mengakui Kristus dihadapan orang lain. Dan perintah-Nya kepada
orang Kristen hanya satu, yaitu "membuka hati kepada Roh Kudus, meminta
Tuhan Allah memenuhi hatinya dengan Roh Kudus, dan percaya bahwa Allah
sungguh-sungguh melakukan hal itu. Kemudian ia hanya memerlukan satu hal,
yaitu taat serta menuruti perintah Tuhan kepadanya". Pelajaran itu dipakai
Tuhan untuk mendatangkan kebangunan rohani yang besar di dalam jemaat.
C. Perlunya seseorang dikuduskan
Biasanya seseorang belum sungguh mendapat penyataan atau mengerti
tentang kekejian hatinya sebelum ia dilahirkan kembali. Sesudah itu Roh
Kudus melalui Firman Allah mulai menyatakan hal itu kepadanya
(Roma 7:1-24). Seringkali terjadi bahwa seorang Kristen pada suatu
saat berada di puncak kemenangan atas dosa dan pada saat yang lain berada
di lembah kekalahan. Orang Kristen itu mengetahui bahwa ia tidak dapat
mengalahkan dosa di dalam dirinya. Ia dapat merasakan bahwa ada sesuatu di
dalam dirinya yang berlawanan dengan Allah, yang mengalahkan dirinya. Lalu
ia mulai melawan musuh yang ada di dalam jiwanya itu. Ia berjanji kepada
Allah bahwa ia tidak akan berbuat dosa lagi, tetapi janjinya tidak dapat
digenapi, dan kehendaknya tidak mampu untuk menang. Kasih kepada dosa
memang telah hilang tetapi kuasa dosa di dalam dirinya belum dihancurkan.
Begitulah pengalaman orang-orang Kristen, dan keadaan itu bisa digambarkan
dengan perjalanan orang-orang Israel di padang belantara. Hal itu
diterangkan oleh Rasul Paulus dalam pasal Roma 7:1-24.
Jadi apakah artinya hal itu bagi orang Kristen? Sebetulnya orang itu
sudah mengenal Yesus Kristus sebagai kebenaran tetapi belum mengenal Dia
sebagai kekudusan. Bila seorang dilahirkan kembali maka kasih akan dosa
ditiadakan tetapi kuasa dosa tidak dihancurkan. Kemenangan atas kuasa dosa
hanya diperoleh bilamana orang itu menerima Roh Kudus dan bila Kristus yang
bangkit itu mendiami hatinya. Di dalam pasal Roma 7:1-24 dikatakan bahwa
Roh Kudus menyertai orang yang percaya dan menyatakan kepadanya keadaan
hatinya. Dalam pasal Roma 8:1-39 dikemukakan bahwa Roh Kudus ada di
dalam hati orang yang percaya serta memberi kemenangan atas kuasa dosa.
Seperti dikatakan di atas, kepada orang Kristen yang hidup dalam tabiat
duniawi Tuhan Allah memberikan suatu penyataan tentang dirinya yang lama
dan tentang kejahatan tabiatnya yang telah jatuh di dalam dosa. Jadi,
wajiblah diri yang lama itu diserahkan kepada Allah untuk disalibkan dan
agar kita dilepaskan dari kuasanya. Kita harus tetap membiarkan diri yang
lama itu di dalam tangan Tuhan dan tidak berkuasa lagi atas kita.
D. Apakah pengudusan itu?
Pengudusan merupakan kasih karunia Allah; melalui kasih karunia itu
orang yang percaya menjadi kudus atau suci serta mendapat kuasa untuk
mengalahkan dosa. Dikuduskan artinya disucikan, diceraikan dari segala
yang jahat dan najis (2Tawarikh 29:5,15-18; Imamat 11:14; 20:7;
1Tawarikh 15:12,44; Keluaran 19:20-22; 1Tesalonika 4:3,7; 5:22,23;
Ibrani 9:13). Oleh sebab tidak ada kesucian di dalam manusia dan
sumber kesucian hanyalah Allah sendiri, maka manusia tidak dapat
menguduskan dirinya sendiri. Pekerjaan itu haruslah dilakukan oleh Allah.
Tetapi ada juga arti lain untuk perkataan "dikuduskan", yaitu diserahkan
dan dipersembahkan kepada Allah. Ini adalah bagian manusia dan memang
manusia harus dengan kehendak-Nya sendiri mempersembahkan dirinya kepada
Allah. Setelah itu barulah Tuhan menguduskan apa yang kita persembahkan
kepada-Nya. Tanpa dipenuhi dengan Roh Kudus tidak ada kekudusan di dalam
kita. Pekerjaan Roh Kudus adalah menguduskan kita. Kita menyebut Yesus
Kristus Pengudus kita, tetapi Ia bekerja melalui Roh Kudus.
Ada tiga bagian pada pihak orang yang percaya dan dua bagian pada pihak
Allah. Orang yang percaya harus menjauhkan diri dari dunia dan dosa;
mempersatukan diri dengan kematian dan kebangkitan Kristus, dan menyerahkan
serta mempersembahkan dirinya kepada Allah. Lalu Tuhan akan menyucikan dan
memenuhi dia dengan Roh Kudus. Hal ini berbeda dengan hal diselamatkan,
dan hal ini terjadinya sesudah keselamatan itu.
1) Menjauhkan diri dari dunia dan dosa. Memang kita harus menjauhkan
diri kita dari segala yang najis, dan dari kasih kepada dunia; lihat
2Korintus 6:17 dan 1Yohanes 2:15. Kita harus melepaskan pegangan
kita pada dosa dan dunia ini. Dalam suatu jemaat ada seorang saleh yang
dipenuhi dengan Roh Kudus; ia bersaksi dalam jemaat itu tentang kehidupan
kemenangan dalam Kristus. Lalu ada seorang lain berkata, "Saya bersedia
memberikan segenap dunia, seandainya saya bisa bersaksi seperti itu, tetapi
rasanya saya tidak dapat mengalami yang sedemikian". Orang yang telah
bersaksi itu menjawab, "Begitulah juga harganya bagi saya - segenap dunia -
saya sudah bercerai daripada dunia, dan tuan akan bisa bersaksi demikian
dengan harga yang sama".
2) Di samping menjauhkan diri dari dunia dan dosa haruslah orang itu
mempersatukan dirinya dengan kematian dan kebangkitan Kristus, yaitu
mengalami kematian beserta dengan Kristus. Sebab hanya ada satu tempat di
mana manusia mendapat kelepasan dari dirinya yang lama dan kehidupan bagi
dirinya sendiri, yaitu pada kayu salib Kristus (Roma 6:6,8,11;
Galatia 2:20). Kematian semacam itu membawa hidup yang baru, yaitu
hidup kebangkitan; Kristus yang dibangkitkan mendiami hati orang itu.
Seluruh pasal enam dari Kitab Roma (Roma 6:1-23) menjelaskan tentang
kita dipersatukan dengan Kristus dalam kematian-Nya dan kebangkitan-Nya.
Dan orang yang telah dipersatukan dengan Kristus tidak lagi dikuasai oleh
dosa melainkan di bawah kasih karunia (Roma 6:14). Bukan hanya kita
yang dipersatukan dengan Kristus tetapi Ia pun dipersatukan dengan kita
dalam hal Ia mendiami hati kita (Galatia 2:20). Hal ini dinyatakan
dalam syair Dr. A.B. Simpson:
Dulu ada orang lain dalam 'ku,
Anak dunia, hamba Setan dia;
Telah dipaku ke salib Yesus,
Tak hubunganya lagi padaku.
S'karang Yesus hidup dalam aku,
Hidup-Nya menjadi hidupku;
Mati serta-Nya jadi hidupku,
Hidup-Hu t'lah bangkit dalam 'ku.
3) Sesudah kita dipersatukan dengan Kristus dalam kematian dan
kebangkitan-Nya, kita patut menyerahkan dan mempersembahkan diri kita
kepada Allah; menyerahkan diri seluruhnya kepada Allah sebagai korban yang
hidup (Roma 12:1,2), dengan kesadaran bahwa kita sudah dibeli dengan
harga tunai; dan sebab itu kita patut memuliakan Allah dengan tubuh kita
(1Korintus 6:20).
Dari pihak Allah, Ia menyucikan dan memenuhi dengan Roh Kudus. Dan
seperti yang dikatakan di atas, maka tentang hal dikuduskan tidak dapat
dipisahkan dari hal dipenuhi dengan Roh Kudus. Bilamana kita
mempersembahkan diri dan hidup kita kepada Allah serta menyambut Roh Kudus
di dalam hati kita, maka dengan demikian kita mengizinkan Tuhan menguduskan
kita. Apa yang dipersembahkan di atas mezbah, akan dikuduskan oleh Tuhan
(Matius 23:19). Jelas dikemukakan di dalam Matius 3:11,12 bahwa
pekerjaan Roh Kudus ialah menyucikan kita. Bilamana seseorang dipenuhi
dengan Roh Kudus maka ia mendapat kuasa untuk mengalahkan dosa serta
mendapat kuasa dalam melayani Tuhan (Kisah 1:8). Orang-orang
yang telah percaya di Efesus tidak memiliki kuasa itu (Kisah 19:2-6).
Lalu Rasul Paulus berdoa untuk mereka dan mereka dibaptiskan dengan Roh
Kudus. Inilah kuasa yang menjadikan kita saksi-saksi Kristus
(Kisah 1:8).
Pekerjaan Roh Kudus ialah semata-mata meninggikan dan mengutamakan Yesus
Kristus (Yohanes 15:26; 16:13-15). Oleh pekerjaan Roh Kudus Yesus
Kristus sungguh-sungguh hidup di dalam diri orang yang percaya. Karena itu
hal dikuduskan bukanlah suatu berkat, melainkan berkenaan dengan satu
pribadi yang hidup dan diam di dalam kita, yaitu Kristus. Hal ini
dikemukakan oleh Dr. A.B. Simpson dalam syairnya:
Dulu yang kucari yakni berkat-Hu, S'karang yang kurindu hanya Tuhanku;
Dulu hal merasa yang kuinginlah, S'karang yang kucinta Firman sajalah;
Dulu kuberharap t'rima 'nugrah-Nya, S'karang ku beroleh Dia yang
memb'ri;
Dulu ku bernanti kesembuhan-Nya, S'karang ku mendapat Tabib Almasih.
Dapat Tuhan Yesus, dapat s'muanya;
S'mua dalam Yesus, dan Yesus s'muanya.
Pengudusan merupakan suatu hal yang terjadi secara jelas dan pasti. Hal
itu terjadi pada suatu saat yang pasti secara mutlak, dan merupakan suatu
pekerjaan yang dilangsungkan terus-menerus. Tentang hal itu diterangkan
dalam bagian yang berikut.
E. Bilamanakah seseorang dikuduskan?
Dalam satu segi pengudusan itu mulai pada waktu seseorang dilahirkan
kembali, sebab kelahiran kembali mempersiapkan seseorang untuk menerima Roh
Kudus dan menyerahkan serta mempersembahkan dirinya kepada Tuhan. Demikian
juga Roh Kudus tinggal di dalam orang yang baru dilahirkan kembali, tetapi
Ia tidak tinggal dengan kepenuhan-Nya. Sebab tiap-tiap orang yang sudah
dilahirkan kembali harus dengan tegas dan pasti menyerahkan dirinya kepada
Allah untuk dikuduskan dan dibaptiskan dengan Roh Kudus (Lukas 24:29;
Kisah 1:5,8; 19:2).
Pengudusan dalam menjauhkan diri dari dunia dan segala yang najis dan
jahat adalah satu hal yang terjadi pada suatu saat secara pasti dan
seketika itu juga (Galatia 6:14). Kita harus menganggap diri kita mati
terhadap dosa, dunia ini dan kesenangannya. Kita dapat melepaskan semua
itu dengan satu tindakan yang pasti, yaitu menyerahkan diri sepenuhnya
kepada Tuhan. Dengan demikian keinginan akan dunia dan kesenangannya akan
lepas dari kita seperti daun yang layu dan gugur dari pohonnya. Pada waktu
itu Yesus Kristus menjadi pusat pandangan kita dan daya tarik utama bagi
hati kita.
Seringkali orang mencoba menghilangkan dosa dan keinginan duniawi dengan
kuasanya sendiri. Usaha itu bagaikan mencoba mengeluarkan udara dari gelas
dengan pompa, tetapi mustahil usaha itu berhasil sebab makin dipompa makin
tipis udara itu dan selalu masih tinggal sedikit dalam gelas itu. Tetapi
ada jalan yang mudah untuk mengeluarkan udara itu, yaitu mengisi gelas itu
dengan air. Cara untuk menghilangkan dosa-dosa dan keinginan-keinginan
duniawi ialah dipenuhi dengan Roh Kudus.
Pengudusan dalam kita mempersembahkan diri kita kepada Tuhan adalah satu
hal yang terjadi pada suatu saat secara pasti dan seketika itu juga
(Roma 12:1,2). Tindakan ini tidak perlu sering diulangi. Seorang
isteri tidak perlu menyatakan setiap hari bahwa ia menyerahkan diri kepada
suaminya, sebab hal itu sudah diperbuat sekali saja pada hari
pernikahannya.
Pengudusan dengan disucikan oleh Allah dan dibaptiskan dengan Roh Kudus
adalah satu hal yang terjadi pada suatu saat secara pasti dan seketika itu
juga (Yohanes 1:5). Pada Hari Pentakosta Roh Kudus datang dengan
sekonyong-konyong, begitu pula di Samaria (Kisah 8:14-17), dan
di dalam rumah Kornelius (Kisah 10:44). Pada masa sekarang
juga orang-orang yang percaya dapat dibaptiskan dengan Roh Kudus dengan
jelas dan pasti, dengan keinsafan bahwa hal itu sudah terjadi. Kita patut
mengejar dan mencapai kekudusan itu (Ibrani 12:14).
Pengudusan dalam menjauhkan diri dari segala yang najis dan jahat serta
mempersatukan diri dengan kematian dan kebangkitan Kristus sepatutnya
terjadi sekaligus, yaitu mempersembahkan diri seluruhnya kepada Allah dan
dikuduskan oleh Tuhan serta dipenuhi dengan Roh Kudus. Hal itu dapat
terjadi pada suatu saat tertentu secara pasti. Mempersembahkan diri
seluruhnya kepada Allah, disucikan oleh Tuhan dengan baptisan Roh Kudus,
dua hal itu sepatutnya terjadi sekaligus, yaitu pada suatu saat tertentu
secara pasti. Tiap-tiap pekerjaan yang baik harus ada permulaanya, begitu
pula orang-orang Kristen patut mengetahui kapan saatnya ia mencari dan
kapan ia dikuduskan.
Sesudah terjadi penyerahan yang pasti dan jelas, maka pekerjaan
pengudusan dilangsungkan dan diteruskan. Itulah pekerjaan Roh Kudus di
dalam diri orang yang percaya. Dengan demikian kita bertumbuh dalam kasih
karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan Yesus (2Petrus 3:18). Hal itu
merupakan satu kemajuan dalam kehidupan Kristen. Kita harus mencapai
segala sasaran yang menjadi rencana Allah bagi kita, yang untuk rencana itu
Kristus telah mencapai kita (Filipi 3:12-15). Kehidupan Kristen
merupakan suatu peperangan melawan dosa, dunia, dan Iblis; dan kita harus
selalu dalam keadaan siap melawan di dalam perlawanan itu. Sama seperti
orang Israel, sesudah mereka itu masuk ke negeri Kanaan, masih ada banyak
tanah yang wajib mereka rebut dari musuh. Pada waktu itu terjadi banyak
peperangan. Demikian pulalah kehidupan orang yang dikuduskan dan
dibaptiskan dengan Roh Kudus. Tetapi orang yang telah dikuduskan itu tidak
berperang sendiri melawan dosa, diri yang lama, dunia, dan Iblis, melainkan
ia menyerahkan semua musuhnya kepada Tuhan, dan Kristus yang hidup di dalam
dirinya itulah yang mengalahkan segala musuh itu. Hal ini dilukiskan dalam
Yosua 5:13,14, di mana Tuhan telah menunjukkan diri-Nya sebagai Panglima
bala tentara Tuhan; dan dalam 2Tawarikh 20:15, di mana Tuhan berfirman,
"Sebab bukan kamu yang akan berperang, melainkan Allah". Tuhan Yesus,
Panglima bala tentara Tuhan, akan mengalahkan segala musuh itu.
Di samping itu, di dalam kelangsungan pengudusan itu Tuhan menghendaki
kita "menjadi serupa dengan gambaran Kristus" (Roma 8:29; 2Korintus 3:18;
Filipi 1:6; Kolose 3:10; Efesus 4:15). Dari sehari-hari kita patut
makin menjadi serupa dengan gambaran Kristus.
Mengenai kelangsungan pengudusan, pelajarilah seluruh pasal tiga Kitab
Kolose (Kolose 3:1-25). Perhatikan perkataan-perkataan yang berikut:
"carilah" ayat Kolose 3:1; "pikirkanlah" ayat Kolose 3:2;
"matikanlah" ayat Kolose 3:5; "kenakanlah" ayat Kolose 3:12;
"kasih" dan "damai sejahtera" ayat Kolose 3:14,15; "perkataan Kristus"
ayat Kolose 3:16. Nasihat yang berkenaan dengan perkataan-perkataan
itu sangat berfaedah bagi orang yang ingin bertumbuh dalam hal kekudusan.
Perhatikanlah juga ayat-ayat berikut yang berisi pelajaran yang sangat
menolong dalam hal kesucian: Roma 12:9-21; 14:21; 15:1,2;
1Korintus 13:1-13; 2Korintus 6:17-7:1. Pelajaran lain yang sangat
menolong juga dalam kehidupan kesucian terdapat dalam tiga perkataan
"memandangnya", "berkuasa", dan "menyerahkan", dalam Roma 6:11-13.
F. Bagaimanakah seseorang dikuduskan?
Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus mengambil bagian dalam
menguduskan kita (1Tesalonika 5:23; Efesus 5:25,26; Ibrani 13:12;
2Tesalonika 2:13; Roma 8:2; 1Petrus 1:2). Orang yang percaya
sepatutnya menjauhkan dirinya dari kejahatan serta mempersatukan dirinya
dengan kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, lalu mempersembahkan diri
seluruhnya kepada Allah, barulah Tuhan menguduskan serta membaptiskan dia
dengan Roh Kudus. Tetapi baiklah kita memperhatikan apa yang menjadi
alasan dari pengudusan itu.
Kita dikuduskan oleh Firman Tuhan (Yohanes 17:17; 15:3). Penting
sekali perkataan Allah dalam pengudusan, sebab Firman itu menyatakan betapa
perlunya kita disucikan. Firman Tuhan adalah seperti cermin yang
menyatakan noda-noda yang Tuhan lihat di dalam kita.
Kita dikuduskan oleh darah Kristus (Yohanes 1:7). Firman Tuhan
menyatakan dosa kita dan darah Kristus menyucikan kita dari segala dosa.
Darah Kristus adalah pancaran di mana kita senantiasa pergi untuk
mendapatkan kesucian.
Segala ganjaran dan pengajaran Tuhan kepada kita juga dipakai untuk
pengudusan kita (Ibrani 12:10). Di samping itu, tiap-tiap carang di
dalam Tuhan yang berbuah dibersihkan supaya makin lebat lagi ia berbuah
(Yohanes 15:2). "Dibersihkan" dalam ayat itu berarti cabang yang tidak
baik dipotong.
Kita dikuduskan oleh iman (Kisah 26:18; 15:19), dan patut
kita tetap memandang diri kita mati bagi dosa (Roma 6:11). Penggenapan
pengudusan, itu bergantung pada ketetapan dan keteguhan kita di dalam iman
(Kolose 1:21-23).
G. Hasil pengudusan
Ada beberapa hasil pengudusan yang patut kita perhatikan. Kerinduan
hati seseorang yang telah dikuduskan tidak lain hanyalah menyempurnakan
pengudusannya dengan takut akan Allah (2Korintus 7:1; Kolose 3:8).
Orang yang dikuduskan akan mengganti pikiran duniawinya dengan pikiran
Kristus. Ia dapat menang atas pencobaan untuk marah, iri hati, cemburu,
dan dengki. Kristus akan menguasai pikirannya dan kehendaknya, bertakhta
di dalam hatinya, dan keakuannya akan tetap disalibkan. Roh Kudus selalu
meninggikan Yesus Kristus, jadi bila seseorang dipenuhi dengan Roh Kudus
maka Kristus diberi tempat tertinggi dan terutama di dalam hati dan
kehidupannya. Kehidupan orang yang demikian dinyatakan dalam syair Dr.
A.B. Simpson:
Tak'ku, Ya Kristus dicinta-tinggikan;
Tak'ku, Ya Kristus dilihat-dengar;
Tak'ku, Ya Kristus dalam tiap kelakuan;
Tak'ku, Ya Hu, dalam pikir-kata.
Orang yang sudah dikuduskan tidak lagi menyukai kesenangan-kesenangan
dunia ini sebab Kristuslah yang menjadi kesenangan dalam segenap
kehidupannya. Persoalan-persoalan yang membimbangkan orang-orang yang
setengah Kristen dan setengah duniawi, dijawab dan diselesaikan oleh
Kristus. Segenap perbuatannya dilaksanakan dengan maksud untuk
mempermuliakan Tuhan Yesus dengan kesadaran bahwa Ia akan segera datang.
Orang itu tidak akan senang pergi ke suatu tempat di mana ia tidak dapat
membawa Kristus sertanya, atau melakukan sesuatu yang tidak berkenan
kepada-Nya.
Kehendak orang yang dikuduskan senantiasa diserahkan kepada Tuhan
sehingga ia selalu berkata, "Bukanlah kehendakku, melainkan kehendak-Mulah
yang terjadi" (Lukas 22:42).
Perkataan orang yang dikuduskan akan "senantiasa penuh kasih, dan tidak
hambar" (Kolose 4:6). "Barangsiapa tidak bersalah dalam
perkataannya, ia adalah orang yang sempurna" (Yakobus 3:2).
Perkataan orang itu akan meneguhkan dan membangunkan orang-orang.
Apabila seorang dipenuhi dengan Roh Kudus ia mendapat kekuatan untuk
melawan dosa dan Iblis. Dengan kuasa kita sendiri kita bagaikan karung
kosong yang tidak dapat berdiri tegak; tetapi jikalau karung itu diisi
dengan beras tentu dapat berdiri tegak. Demikianlah kekuatan kita yang
dipenuhi Roh Kudus.
Pelajaran ini sebaiknya dipelajari bersama-sama dengan pelajaran tentang
Baptisan Roh Kudus.
IX. AYAT-AYAT PERINGATAN DALAM ALKITAB
Kita sudah mempelajari asas-asas pelajaran Alkitab tentang keteguhan dan
keselamatan orang-orang yang percaya. Setelah kita membahas pelajaran
tentang kekudusan, maka baiklah kita mempelajari tentang ketekunan
orang-orang yang percaya dan berusaha sampai akhir.
Tuhan Allah berkuasa menyelamatkan dengan sempurna orang-orang yang
datang kepada-Nya melalui Yesus Kristus. Allah berkuasa memelihara kita
supaya kita tidak jatuh. Tetapi Ia tidak akan memelihara kita kalau kita
tidak menghendaki untuk dipelihara. Pada waktu kita berkehendak untuk
dipelihara oleh Allah, maka segala kuasa-Nya dilimpahkan kepada kita untuk
mengalahkan dosa dan Iblis. Segala sesuatu yang telah ditakdirkan Tuhan
Allah akan terjadi, dan Allah berkuasa melakukan kehendak-Nya, tetapi Ia
menghormati kehendak kita. Tuhan Allah tidak memaksa kita, tidak melawan
kehendak diri kita. Dengan macam-macam daya upaya Allah mengajak kita
tetapi Ia tidak memaksa kita untuk menurut Yesus Kristus, Anak-Nya. Kita
harus menyatakan kehendak kita sendiri untuk mengikuti Dia.
Ada beberapa orang yang memegang jabatan penting di dalam jemaat Kristus
yang menjadi murtad. Mereka tidak lagi percaya akan asas Alkitab dan
Firman Tuhan. Ada juga orang-orang yang dengan sengaja berbalik dari Yesus
Kristus. Oleh sebab itu Tuhan memberikan beberapa ayat peringatan di dalam
Alkitab, bukan supaya kita takut sehingga putus asa, tetapi untuk menjaga
agar kita sampai kepada kehendak Allah, dan supaya kita tetap bertahan dan
berusaha sampai kepada kesudahan. Kita patut menyelidiki diri kita apakah
kita tetap tegak di dalam iman. Untuk setiap ayat peringatan ada lima ayat
yang menyatakan jaminan keselamatan orang yang percaya.
Walaupun begitu ayat-ayat peringatan itu tertulis dalam Alkitab, dan
Tuhan memberikan ayat-ayat itu dengan suatu maksud. Maksudnya ialah supaya
kita tetap berjaga-jaga dan tekun sampai kesudahan. Oleh sebab itulah juga
kami telah mengumpulkan ayat-ayat peringatan itu supaya para pembaca dapat
mempelajarinya, dan berjaga-jaga, dan bertahan sampai kepada kesudahannya.
Ayat-ayat itu adalah: 1Korintus 9:27; 2Petrus 1:1-11;
1Yohanes 5:4; 1Korintus 11:19; 1Yohanes 2:19; Ibrani 10:25-29;
2Timotius 2:19; Ibrani 6:4-6,11,12; 2Petrus 2:20-22; 1Korintus 10:12;
2Petrus 3:14; 1Petrus 1:1-9; Ibrani 3:6,12-14; Ibrani 4:1;
Efesus 5:15; Efesus 6:10; 1Timotius 6:12; Kolose 1:23;
Wahyu 2:10,11,17,26; 1Korintus 6:9,10; 16:13; Wahyu 22:15;
2Korintus 7:1; Galatia 5:19-21; Efesus 5:5; Ibrani 12:14.
Apakah kita diselamatkan oleh sebab kita berjaga-jaga dan bertekun dan
berusaha? Tidak! Tetapi hal-hal itu menyatakan hubungan kita dengan
Kristus, menyatakan kasih kita dan ketaatan kita kepada Kristus.
Sebaliknya, apakah kita diselamatkan oleh iman jikalau kita tetap dalam
dosa-dosa kita? Tidak! Lihatlah 1Korintus 6:9,10; Wahyu 22:15 dan
Galatia 5:19-21.
X. PENYEMBUHAN TUBUH
Dasar Penyembuhan dalam Alkitab
"Manusia mempunyai dua sifat, yaitu sifat jasmani (badani) dan sifat
rohani. Manusia yang telah jatuh ke dalam dosa, sudah mempengaruhi dua
tabiat itu. Penyakit telah mengena tubuhnya; dan dosa telah menajiskan
jiwanya. Tetapi syukur, tebusan yang sempurna itu meliputi kedua sifat
itu, serta membawa hidup baru bagi tubuh dan hidup baru bagi roh. Penebus
kita, Yesus Kristus, telah mengulurkan tangan-Nya kepada orang berdosa dan
orang yang sakit untuk menawarkan keselamatan jiwa dan kesembuhan tubuh.
Ia telah menyerahkan diri-Nya kepada kita sebagai Juruselamat yang
sempurna. Roh-Nya yang mendiami kita menjadi hidup bagi roh kita, dan
tubuh kebangkitan-Nya menjadi hidup bagi tubuh kita". DR.A.B. Simpson.
Segala berkat Tuhan sampai kepada kita berdasarkan korban pendamaian
(tebusan) Yesus Kristus, dan penyembuhan tubuh termasuk di dalam tebusan
itu.
Kalau jemaat Kristus merindukan penyembuhan tubuh seperti yang terjadi
dalam jemaat yang mula-mula, maka iman kita harus beralaskan pada
Perjanjian Tuhan dalam Alkitab. Perjanjian pertama untuk penyembuhan tubuh
dalam Alkitab terdapat dalam Keluaran 15:25,26. Dalam ayat itu ditulis
sebutan bagi Tuhan, yaitu "Yehova-Rafa", yang artinya "Tuhanlah yang
menyembuhkan engkau". Mazmur 105:37 menyatakan bagaimana perjanjian
dalam Keluaran itu digenapi oleh Tuhan. Dalam Mazmur 103:2,3 penulis
memuji-muji Allah yang mengampuni dosa dan dengan ayat yang sama ia juga
memberitahukan bahwa Allah menyembuhkan segala penyakit kita. Di dalam
ayat itu tidak disebutkan adanya seorang tabib, hanya dengan berharap dan
percaya kepada Allah.
"Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan
kesengsaraan kita yang dipikulnya - dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi
sembuh" (Yesaya 53:4,5). Di sini terdapat suatu gambaran Penebus yang
datang dan Injil yang dinubuatkan. Jelas bahwa yang dibicarakan di sini
ialah penebusan dari dosa dan dari penyakit. Perhatikan artinya perkataan
"dipikulnya". Perkataan dalam Yesaya itu dikutip di dalam Mat 8:16,17.
Ayat ini dikutip untuk memberitahukan apa sebabnya Tuhan Yesus
menyembuhkan orang yang sakit. Bukannya Tuhan Yesus ingin menunjukkan
ketuhanan-Nya, melainkan Ia mau menggenapkan pekerjaan-Nya sesuai dengan
sifat-Nya yang dinubuatkan oleh Nabi Yesaya itu. Kalau Ia tidak
menyembuhkan orang-orang sakit, tentu Ia tidak bekerja sesuai dengan
sifat-Nya. Dan kalau sekarang Ia tidak menyembuhkan orang sakit tentu Ia
bukan "Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin, maupun hari ini, dan sampai
selama-lamanya" (Ibrani 13:8). Tuhan Yesus menyembuhkan orang sakit
yang datang kepada-Nya. Dan "semua orang yang menjamah-Nya menjadi sembuh"
(Matius 14:36). Karena itu pada masa ini juga Tuhan dapat menyembuhkan
kita.
Dr.A.J. Gordon menerangkan tentang Matius 8:17 dan Yesaya 53:4,5
demikian: "Di atas kayu salib Tuhan Yesus telah memikul dosa-dosa kita dan
penyakit kita ditanggung-Nya, supaya genaplah, 'Dia yang tidak mengenal
dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita' (yaitu oleh Allah);
demikian pula Allah telah membuat Dia (yang tidak pernah sakit) menjadi
sakit karena kita. Dia yang hati-Nya telah digerakkan oleh karena
kesakitan kita (yang merupakan buah-buah dosa), Ia juga telah menanggung
kesakitan kita (yang merupakan hukuman dosa): Ayat-ayat ini menyatakan
bahwa Kristus telah merasai kesakitan kita menggantikan kita".
Yesus Kristus telah memikul dosa-dosa kita dan Ia telah menanggung
kesakitan-kesakitan kita. Maka, seringkali di dalam pekerjaan-Nya Tuhan
Yesus mengatakan, "Dosamu sudah diampuni" dan "sembuhlah engkau". Kedua
perkataan ini sejajar dan tidak boleh dipisahkan satu dari yang lain.
Jelas bahwa Penebus kita tidak dapat mengangkut dosa-dosa kita dengan tidak
mencabut akar-akar kesakitan yang telah ditanamkan ke dalam tubuh kita oleh
dosa itu.
Dalam Markus 16:15-18 Tuhan Yesus memberikan pesan yang utama dan
yang terbesar. Pesan itu disertai dengan janji keselamatan dan janji
penyembuhan. Tuhan telah berjanji bahwa tanda-tanda akan menyertai
orang-orang percaya. Perhatikanlah bahwa janji ini tidak khusus ditujukan
kepada rasul-rasul saja, melainkan kepada siapa saja yang percaya. Oleh
sebab itu tak benar bila seseorang berkata bahwa janji ini hanya untuk
rasul-rasul. Janji-janji ini untuk semua orang yang percaya. Orang-orang
yang mengabarkan Injil harus memberitahukan tentang janji kesembuhan ini.
Orang itu tidak perlu takut menumpangkan tangannya ke atas orang-orang yang
sakit. Kita tidak berhak menuntut supaya orang-orang percaya kepada berita
itu jikalau kita tidak menunjukkan tanda-tanda yang telah dikatakan itu.
Janganlah kita berpendapat bahwa sebagian janji itu (yaitu tentang
penyembuhan) hanya ditujukan kepada para rasul oleh sebab kita tidak tahu
memakainya. Oleh sebab tanda-tanda semacam itulah jemaat di Yerusalem
didirikan; demikian pula di Samaria dan tempat-tempat yang lain. Pada
zaman para Rasul, mujizat itu dibuat oleh orang-orang yang bukan rasul,
seperti Filipus dan Stefanus. Sebenarnya hanya ketidakpercayaan yang
melemahkan janji itu, serta menghilangkan mujizat kesembuhan dari kita.
Menyembuhkan orang sakit adalah bagian dari pesan Kristus, sama seperti
mengabarkan Injil dan membaptiskan orang.
Di samping janji yang disebutkan di atas, kita patut memperhatikan juga
janji Tuhan Yesus dalam Yohanes 14:12,13. Dan baik kita ingat bahwa
karunia menyembuhkan orang sakit merupakan suatu hal yang umum dalam jemaat
yang mula-mula (1Korintus 12:9-30). Tetapi bagaimanakah karunia itu
akan diteruskan sesudah rasul-rasul meninggal? Jawabannya terdapat dalam
Yakobus 5:14,15. Roh Kudus telah memberikan pesan itu kepada kita
melalui Yakobus; dan jangan lupa, Paulus menyebut Yakobus sebagai
"sokoguru" jemaat (Galatia 2:9). Perhatikanlah bahwa kuasa ini tidak
diberikan kepada rasul-rasul, yang pada waktu itu hampir semuanya sudah
meninggal; tetapi kuasa ini diberikan kepada para penatua jemaat yang mudah
dipanggil oleh anggota jemaatnya yang sakit. Sebaiknya selama ada jemaat
dan para penatua penyembuhan orang sakit patut dilaksanakan. Pesan ini
diberikan pada waktu zaman rasul-rasul hampir berakhir, dan itu juga
membuktikan bahwa Tuhan ingin tetap melaksanakan hal ini dalam jemaat-Nya.
Kita patut menyelidiki bagaimana pesan ini dilaksanakan, yaitu dengan
"Doa yang lahir dari iman" dan dengan "mengolesnya dengan minyak dalam nama
Tuhan". Mengolesi minyak di sini sama dengan yang terdapat dalam
Markus 6:13, yaitu yang biasa dilakukan oleh rasul-rasul. Ini bukan
mengolesi dengan obat. Dengan mengolesi di sini melukiskan kuasa Roh
Kudus. Minyak selalu melambangkan Roh Kudus. Ini menandakan pekerjaan Roh
Kudus yang memberikan hidup kebangkitan Tuhan Yesus kepada tubuh orang
sakit itu. Orang yang sakit itulah yang wajib memanggil penatua-penatua
jemaat. Hal itu merupakan pengakuan dan pernyataan imannya kepada Yesus
Kristus. Tidak ada pengampunan dosa atau kesembuhan tubuh tanpa pengakuan
akan Kristus. Ada banyak orang yang lebih suka mendapat kesembuhan ilahi
secara diam-diam, tidak mau mengakui dihadapan umum bahwa ia telah datang
kepada Tabib sorgawi itu. Hal itu tidak benar! Tuhan menghendaki supaya
orang-orang yang disembuhkan dengan terus terang mengakui imannya kepada
Tuhan Yesus". - Dr.A.J. Gordon.
Yakobus 5:14 adalah pesan Tuhan yang diwajibkan kepada kita. Itulah
jalan yang ditunjukkan Tuhan kepada kita untuk mendapatkan penyembuhan
tubuh. Pesan dan janji ini mendatangkan iman kepada kita. Tetapi
janganlah kita lupa bahwa ada hubungan antara dosa dan penyakit. Melalui
penyakit mungkin Tuhan sedang menghajar kita. Oleh sebab itu, pada waktu
kita menderita sakit kita patut mencari hadirat Tuhan serta menyelidiki
hati kita, dan mendengar apa yang Tuhan mau katakan kepada kita. Kemudian
kita mengakui dosa dan kesalahan kita, sebab dalam janji itu Tuhan
menjanjikan pengampunan dosa dan penyembuhan tubuh.
Sehubungan dengan pelajaran ini, sebaiknya kita menyelidiki ayat-ayat
berikut: 3Yohanes 1:2; Efesus 5:30; Roma 8:11; 2Korintus 4:10,11;
Ibrani 13:8.
Beberapa pertanyaan tentang penyembuhan:
- Bolehkah kita menggunakan obat? Biarlah Tuhan memimpin kita di
dalam hal itu tiap kali pada waktu kita sakit.
- Jikalau seseorang menggunakan obat atau pergi ke dokter, apakah ia
kurang beriman? Mungkin ya! Dan mungkin tidak! Biarlah Tuhan sendiri yang
menjawab pertanyaan itu.
- Jikalau seseorang percaya kepada Tuhan dan tidak mau menggunakan
obat, apakah kita harus menyalahkan dia atau menyokong imannya? Tentunya
kita harus menyokong imannya!
XI. IBADAT ORANG KRISTEN
Ibadat orang Kristen dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: berdoa,
mengucap syukur, dan pemberian persepuluhan dan persembahan kepada Tuhan.
Mengucap syukur meliputi juga pujian, menyanyi dan makan minum Perjamuan
Tuhan. Di dalam berdoa wajib disertai dengan pembacaan Alkitab.
(I). BERDOA
Berdoa adalah persekutuan antara pribadi dengan pribadi, antara manusia
dengan Allah; yaitu manusia yang diterima Allah oleh karena telah
menjadikan Yesus Kristus Juruselamatnya dan Penebusnya. Dalam doa
termasuk: meninggikan dan menyembah Allah, mengucap syukur dan mengaku dosa
kepada Allah, memohon sesuatu dari Allah, serta bersekutu dengan Allah.
Doa-doa Daud dan Salomo adalah contoh doa dalam Perjanjian Lama
(1Raja 8:22-53; Mazmur 51:1-19). Dalam Perjanjian Baru Tuhan Yesus
dan rasul-rasul telah memberikan contoh-contoh doa kepada kita. Hal itu
akan dilihat pada bagian yang berikut.
"Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu
itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang saleh"
(Efesus 6:18). Ayat ini menyatakan betapa pentingnya berdoa. Perhatikan
perkataan "setiap waktu", "yang tak putus-putusnya" dan "segala orang
saleh". Kita patut "menaikkan permohonan yang tak putus-putusnya", bukan
mengantuk, melainkan berjaga-jaga.
A. Pentingnya berdoa
Apakah sebabnya kita perlu berdoa dengan tekun pada setiap waktu?
- Sebab Iblis ada, dan ia setiap saat melawan kita dengan
sekuat-kuatnya. Kita sedang bergumul dengan dia (Efesus 6:12), jadi
kita harus menggunakan selengkap senjata Allah untuk menghadapi hal itu,
lalu berdoa (ayat Efesus 6:18).
- Sebab berdoa adalah cara yang ditentukan Allah bagi kita untuk
memperoleh sesuatu dari Allah. Kekurangan kita dalam hal-hal rohani
disebabkan kita kurang berdoa (Yakobus 4:2).
- Sebab rasul-rasul Kristus (yang telah ditentukan Tuhan untuk menjadi
teladan kita) menganggap berdoa adalah pekerjaan mereka yang terpenting
(Kisah 6:2-4).
- Salah satu sebab yang terutama yaitu karena berdoa sangat
dipentingkan oleh Yesus Kristus (Markus 1:35; Lukas 6:12). Dan juga
pada waktu ini berdoa adalah pekerjaan mereka yang utama bagi Tuhan kita
yang ada di sebelah kanan Allah (Ibrani 7:25; Roma 8:34).
- Sebab berdoa ditentukan oleh Allah sebagai jalan bagi kita untuk
mendapatkan kasih karunia dan pertolongan pertama pada masa kita
memerlukannya (Ibrani 4:16). Kita mendapat kasih karunia kalau kita
rajin berdoa.
- Sebab berdoa adalah cara yang ditentukan oleh Tuhan bagi kita untuk
mendapatkan sukacita yang penuh (Yohanes 16:24).
- Sebab berdoa dengan mengucap syukur adalah cara yang ditentukan oleh
Allah bagi kita untuk menghilangkan kekuatiran serta mendapatkan damai
sejahtera (Filipi 4:6,7).
- Sebab berdoa adalah cara yang ditentukan Allah bagi kita untuk
menerima Roh Kudus (Lukas 11:13).
- Sebab kalau kita tidak berdoa, kita berdosa (1Samuel 12:23).
B. Siapakah yang dapat berdoa supaya Allah mengabulkan doanya?
Orang yang membiarkan kejahatan di dalam hatinya niscaya doanya tidak
didengar oleh Allah (Mazmur 66:18). Tuhan membenci dosa, dan sikap kita
juga patut demikian. Boleh jadi itulah sebabnya doa kita tidak didengar.
Orang yang tidak mau mendengar dan mentaati hukum Allah, doanya juga
menjadi suatu kebencian kepada Allah serta tidak didengar oleh-Nya
(Amsal 28:9). Kalau kita memalingkan telinga kita terhadap Firman
Allah, maka Ia akan memalingkan telinga-Nya terhadap doa kita
(Zakharia 7:11-13).
Tuhan Allah tidak mendengar doa orang yang menyumbat telinganya terhadap
tangisan orang miskin (Amsal 21:13). Pepatah orang-orang duniawi adalah:
"Tuhan menolong orang yang menolong dirinya sendiri". Tetapi sebenarnya
Tuhan menolong orang yang menolong orang-orang lain.
Orang berdosa yang menyesal dan mencela dirinya oleh sebab dosanya, yang
mau mendapat pengampunan, maka doanya didengar oleh Allah (Lukas 18:13,14).
Kita patut mengajak orang-orang berdosa supaya mereka berdoa dan berseru
kepada Allah (Roma 10:13), sebab berdoa adalah pekerjaan iman.
Berdoa adalah tindakan dari orang-orang yang mau diselamatkan.
Orang-orang yang percaya kepada nama Anak Allah itu doanya didengar
oleh Allah (1Yohanes 5:13-15). Janji-janji di dalam Perjanjian Baru
tidak dapat diterapkan kepada setiap orang. Janji-janji untuk orang-orang
yang percaya hanya dapat diterapkan kepada orang yang sudah percaya.
Begitu pula janji-janji untuk orang yang menyerahkan diri seluruhnya kepada
Allah, haruslah diterapkan hanya kepada orang yang sudah menyerahkan diri
seluruhnya kepada Allah. Bila ada janji yang memakai perkataan "kami" dan
"kamu" patutlah kita menyelidiki siapakah yang dimaksudkan, dan apakah kita
termasuk di antara orang-orang yang dimaksudkan itu.
Allah mendengar doa orang yang benar (Mazmur 34:16,18;
Amsal 15:29; 15:8).
Allah mendengar doa orang yang suci atau orang yang saleh
(Mazmur 32:6). Bahasa asli yang dipakai dalam ayat ini untuk
menyebut orang suci atau orang saleh, di ayat yang lain diterjemahkan
"berrahmat" atau "yang beragama", tetapi arti yang sebenarnya dari kata itu
adalah "kemurahan". Tiap-tiap orang saleh patut menjadi orang yang
berkemurahan. Doa orang itu didengar oleh Allah.
Orang-orang yang takut akan Allah serta memelihara hukum-hukum Allah
doanya didengar Allah (Mazmur 145:19; 1Yohanes 3:22). Takut akan Allah
berarti memberi hormat, berbakti dan taat kepada Allah (Ibrani 12:28,29;
1Petrus 2:17; Wahyu 14:7; 2Korintus 7:1; 2Samuel 23:3; Amsal 8:13; 16:6;
Yesaya 11:2,3; Mazmur 2:11; 25:14; 33:18; 34:8,10; Wahyu 19:5;
Mazmur 115:11; 118:4). Kalau kita taat kepada Firman Allah, Ia akan
mendengar doa kita. Memelihara hukum-hukum Allah berarti lebih dari
mentaati saja, itu berarti menghormati dan menjaganya sebagai barang yang
indah dan patut dijagai. Kalau kita tidak sungguh-sungguh mengindahkan
perkataan Allah, tentu Allah tidak akan mengindahkan doa kita.
Orang yang tinggal di dalam Kristus dan perkataan Kristus ada di dalam
dia, ialah orang yang doanya didengar Allah dan dikabulkan
(Yohanes 15:7). Inilah rahasia bagi orang yang ingin didengar
doanya. Apakah artinya tinggal di dalam Kristus? Artinya tetap di dalam
persatuan dengan Kristus. Tetap di dalam hubungan dengan Kristus sama
seperti hubungan antara pohon anggur dan cabangnya yang sehat dan hidup,
yang tetap mengeluarkan buah dari pohon anggur itu. Cabang itu tidak
mempunyai kehidupan pada dirinya sendiri. Airnya dan kekuatannya diperoleh
dari pohon anggur itu. Daunnya, bunganya, buahnya, semuanya berasal dari
kehidupan pohon anggur itu. Begitu pula kita yang tinggal di dalam Tuhan
Yesus tidak mempunyai kehidupan sendiri yang terpisah dari Kristus, tetapi
kita menerima kehidupan dari Kristus. Kita wajib berusaha supaya kita
tidak mempunyai pikiran, peraturan, perasaan, dan kehendak sendiri, juga
bekerja dan mengeluarkan buah dengan usaha kita sendiri, melainkan kita
harus membiarkan Kristus yang berpikir, berkehendak, bekerja dan
mengeluarkan buah-buah-Nya melalui kita. Bilamana kita sungguh-sungguh
melakukan hal itu, maka kita dapat meminta segala sesuatu, dan akan
dikabulkan. Dan kalau kita tetap tinggal di dalam Kristus, tentu kita
tidak meminta sesuatu yang tidak sesuai dengan kehendak-Nya.
Orang yang duduk di dalam lindungan yang Mahatinggi, yang mengasihi
Allah serta kenal akan nama-Nya, ialah yang doanya didengar Allah
(Mazmur 91:1,14,15). Apa artinya duduk di dalam lindungan yang
Mahatinggi? Tempat perlindungan berarti tempat di mana seseorang dapat
menyembunyikan diri supaya terlindung dari bahaya. Hal itu berarti kita
menempatkan diri kita dalam tempat persembunyian, tempat perlindungan yang
Mahatinggi, supaya kita dijaga dan dilindungi oleh Allah terhadap segala
bahaya. Kita menyerahkan diri kita dan segala keadaan kita ke dalam tangan
Allah serta percaya dan harap kepada-Nya. Mengenal nama-Nya berarti
mengetahui Dia sebagaimana Ia telah menyatakan diri-Nya kepada kita. Dan
kita hanya dapat mengetahui Dia sedemikian bila kita menyelidiki Alkitab.
Orang yang bersukacita dalam Allah dan menyerahkan jalannya kepada Allah
serta berharap kepada-Nya, ialah yang doanya didengar Allah
(Mazmur 37:4,5). Apakah saudara sudah menyerahkan segenap jalan
saudara kepada Allah? Serahkan semuanya kepada-Nya, pimpinan dan segala
sesuatu yang akan terjadi pada masa datang, maka jalan saudara akan menjadi
sebegitu dekat kepada Tuhan supaya Ia dapat mendengar segala seruan
saudara.
Orang yang rendah hati dan orang miskin doanya didengar Allah
(Mazmur 9:13; 10:17; 69:34; 102:18). Orang miskin tidak dipandang
oleh dunia ini tetapi mereka dihargai oleh Allah di sorga.
Doa anak-anak Allah yang menderita akan didengar oleh Allah
(Yakobus 5:13). Kalau ada seseorang yang sedang bersusah hati,
hendaklah ia lebih banyak berdoa. Tiap-tiap kesusahan mendorong kita untuk
berdoa dan memastikan bahwa Tuhan akan mendengar: lihat Matius 11:28.
Ayat-ayat lain yang menerangkan tentang doa-doa siapakah yang didengar
Allah adalah: Keluaran 22:22,23; Yakobus 1:5; Kisah 10:24,31,32; 11:14.
C. Kepada siapakah kita patut berdoa?
Kita dapat berdoa kepada Allah Bapa (Kisah 12:5).
Seringkali orang-orang beriman berdoa bukan kepada Allah. Seringkali Allah
tidak dipikirkan pada waktu ia berdoa, tetapi yang dipikirkan adalah orang
lain, atau keperluannya, dan tidak menginsafi bahwa ia datang menghadap
hadirat Allah, Allah Yang Mahakuasa, Yang Mahakasih, yang kepada-Nya ia
meminta pertolongan. Bila kita berdoa kita menghadap hadirat Allah, jadi
kita harus membuang segala pikiran duniawi atau hal-hal yang tidak sesuai
dengan doa kita, lalu meminta Roh Kudus membawa kita kepada hadirat Allah
dan memberikan kesadaran kepada kita bahwa Allah sungguh-sungguh mendengar
kita. Roh Kudus dapat menolong kita untuk menginsafkan bahwa Allah
sungguh-sungguh menyertai kita pada waktu kita berdoa. Dalam Alkitab doa
yang dinaikkan kepada Allah Bapa dimulai dengan beberapa perkataan sebagai
berikut: Ya Bapa yang kudus, Bapa yang benar, Ya Bapa kami yang di sorga,
Ya Tuhan dll. Periksalah ayat-ayat yang berikut:
Yohanes 17:1; 17:11; 17:25; Matius 6:9; Kisah 4:24; Efesus 1:17; 3:14.
Kita dapat berdoa kepada Tuhan Yesus Kristus, Anak Allah
(Kisah 7:59; 2Korintus 12:8,9; Kisah 9:9,10,13,17,20,21; 2Timotius 2:22;
1Korintus 1:2; Roma 10:12,13). Berdoa kepada Tuhan Yesus
adalah kebiasaan orang Kristen yang mula-mula. Pada waktu itu orang
Kristen dinamai "orang yang menyeru nama Yesus Kristus".
Di dalam Alkitab tidak ada doa kepada Roh Kudus. Kita dapat berdoa
dalam Roh Kudus, yaitu Ia yang menolong kita berdoa. Sebaiknya kita berdoa
kepada Allah Bapa dan Allah Anak, dengan kuasa Roh Kudus, yaitu dengan
pertolongan Roh Kudus. Periksalah Roma 8:15,16,26,27; Efesus 6:18;
Yudas 1:20; Zakharia 12:10.
D. Untuk siapakah kita patut berdoa?
Kita patut berdoa untuk diri sendiri. Ini bukan berarti menyayangi diri
sendiri. Kita patut berdoa untuk diri sendiri supaya Allah dipermuliakan
di dalam kita, lihat Mazmur 50:15. Kalau kita banyak berdoa untuk diri
sendiri, tentu Tuhan dipermuliakan di dalam kita, dan di samping itu kita
menjadi berkat yang lebih besar kepada orang lain. Seringkali Tuhan Yesus
berdoa untuk diri-Nya sendiri. Kalau seseorang mendoakan orang-orang lain
tetapi untuk diri sendiri tidak, maka itu adalah tanda yang kurang baik.
Lihatlah 1Tawarikh 4:10; Mazmur 106:4,5; 2Korintus 12:7,8; Ibrani 5:7;
Yohanes 17:1.
Orang-orang yang percaya kepada Kristus patut berdoa untuk
saudara-saudaranya yang seiman (Yakobus 5:16; Roma 1:9).
Kita patut berdoa untuk semua pengabar Injil (Efesus 6:19,20;
Kolose 4:3; 2Tesalonika 3:1,2; Kisah 13:2,3; Matius 9:38). Semua
orang percaya hendaklah dengan yakin dan tekun berdoa bagi tiap-tiap orang
yang menyerahkan dirinya kepada Allah untuk mengabarkan Injil. Seringkali
terjadi bahwa seorang pengabar Injil kurang memiliki kuasa Roh sebab
anggota-anggota jemaatnya kurang berdoa untuk dia.
Kita patut mendoakan orang-orang yang telah kita bawa kepada Tuhan
Yesus, yaitu anak-anak iman kita (1Tesalonika 3:9-13). Tuhan Yesus
telah berbuat demikian (Yohanes 17:9-26), dan juga para Rasul Paulus.
Pada masa ini banyak para pengabar Injil yang kurang mendoakan anak-anak
iman mereka.
Kita patut berdoa untuk saudara-saudara seiman kita yang menderita
sakit (Yakobus 5:14-16)
Kita patut berdoa untuk saudara kita yang berbuat dosa (1Yoh 5:16),
kalau dosa kita itu bukan dosa yang mendatangkan maut. Tidak ada faedahnya
berdoa untuk orang yang berdosa kepada Roh Kudus; lihat Matius 12:32.
Kita patut berdoa untuk orang-orang saleh (Ef 6:18). Semua orang
yang percaya dari segala zaman termasuk dalam doa Tuhan Yesus di dalam
Yohanes 17:9-20. Sebab itu kita patut untuk mendoakan segenap jemaat
Kristus. Mengherankan bahwa hanya sedikit orang Kristen yang berdoa untuk
orang-orang lain. Tiap-tiap anak Allah adalah saudara kita dan patut kita
doakan.
Kita patut mendoakan anak-anak kita (1Tawarikh 29:19)
Kita patut mendoakan pemerintah negara kita (1Timotius 2:2,3).
Pada masa sekarang banyak orang yang bersalah dalam hal ini. Banyak orang
menyalahkan pemerintah negaranya, tetapi sesungguhnya hal itu tidak sesuai
dengan Firman Tuhan, lihat Yudas 1:8,9; 2Petrus 2:10,11; 1Petrus 2:17.
Kalau orang-orang Kristen mendoakan pemerintah negaranya akan bertambah
baik.
Kita patut berdoa untuk bangsa Israel (Roma 10:1; Yoel 2:17;
Yesaya 62:6,7). Orang-orang yang berdoa untuk bangsa Israel akan
mendapat berkat yang istimewa (Mazmur 122:6,7). Bangsa Israel adalah
bangsa yang sangat dikasihi Allah (Zakharia 2:7,8,10-12).
Kita patut berdoa untuk orang yang menyiksa dan menganiaya kita
(Lukas 6:28; Matius 5:44). Bacalah Lukas 23:34 dan
Kisah 7:60. Kita diwajibkan untuk mendoakan orang-orang yang
bersalah kepada kita (Roma 12:20,21).
E. Bilamana kita patut berdoa?
Orang-orang suci dalam Alkitab berdoa tiga kali sehari, yaitu pagi,
tengah hari, dan petang (Daniel 6:11; Mazmur 55:18; Kisah 10:9,30).
Lihat juga Mazmur 119:146,147; Markus 1:35.
Tuhan Yesus, yang menjadi teladan kita, berdoa semalam-malaman kepada
Allah (Luk 6:12). Tuhan berdoa sepanjang malam sebab keesokan harinya
Ia akan memilih kedua belas Rasul, dan itu adalah satu hal yang amat
penting. Tuhan Yesus juga berdoa sepanjang malam pada saat lain ketika Ia
di dalam suatu keadaan yang penting sekali, yaitu orang-orang hendak datang
dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia Raja, lihat
Yoh 6:15 dan Mar 6:46-48. Ini merupakan satu teladan yang baik
sekali dan patut kita ikuti. Mengherankan sebab ada juga orang Kristen
yang tidak setuju dengan berdoa sepanjang malam. Mereka mengatakan bahwa
iman yang benar akan menerima apa yang dimintanya pada waktu diminta.
Bukankah Tuhan mempunyai iman? Ia sering berdoa sepanjang malam. Lihat
Yesaya 40:31. Berdoa sepanjang malam kepada Allah tentu diikuti oleh
kuasa sepanjang hari di hadapan manusia. John Livingston, dari Skotlandia,
pada suatu malam berdoa sepanjang malam bersama dengan beberapa orang lain,
lalu pada esoknya ia berkhotbah dengan kuasa Allah sehingga 500 orang
diselamatkan atau mengalami berkat rohani pada hari itu.
Kita patut mengucap syukur setiap kali kita makan (Matius 14:19;
Kisah 27:35; 1Timotius 4:4,5).
Kita patut berdoa kepada Allah pada waktu kesesakan (Mazmur 50:15;
Mazmur81:8; 77:2,3; 86:7), pada masa peperangan (1Tawarikh 5:20),
dan bila musuh-musuh menyerang kita (1Tawarikh 14:8,9,11).
Kita patut berdoa kepada Allah pada waktu kita merasakan tekanan
dosa-dosa kita, yaitu bila kita merasa jauh dari Allah dan kita rindu
kembali kepada-Nya. Ganjaran dari Allah merupakan suatu pendorong untuk
berdoa.
Kita patut berdoa senantiasa, dengan tidak tawar hati, pada setiap waktu
(Lukas 18:1; Efesus 6:18; 1Tesalonika 5:17). Hati kita patut berseru
kepada Allah pada setiap waktu. Segenap hidup kita haruslah menjadi satu
doa kepada Allah. Orang-orang Kristen patut senantiasa hidup dalam
semangat berdoa. Kita yang beriman kepada Allah selalu mempunyai
kesempatan untuk menyeru Dia. Pengharapan kepada Allah selalu diteguhkan
dalam doa yang tekun.
F. Tempat berdoa
Kita boleh, dan patut berdoa kepada Allah di segala tempat. Tempat
tidak penting, yang penting ialah berdoa dengan roh dan kebenaran
(Yohanes 4:20-24). Akan tetapi dalam Alkitab kita disuruh masuk ke
dalam kamar kita, di tempat yang tidak kelihatan oleh orang lain, dan di
situlah kita berdoa (Matius 6:6). Dengan demikian kita diasingkan
dari dunia untuk bersekutu dengan Allah. Hal ini untuk menjaga supaya kita
tidak berdoa dengan pura-pura supaya didengar manusia, seperti orang-orang
Farisi. Selain itu Tuhan Yesus juga memberikan teladan kepada kita ketika
Ia pergi ke gunung untuk berdoa. Itulah tempat yang sunyi di mana Ia
menjauhkan diri dari manusia, untuk menyendiri beserta dengan Allah
(Matius 14:23). Rasul-rasul Tuhan berdoa dalam penjara
(Kisah 16:25). Penjarapun mungkin jadi pintu surga. Kita patut
berdoa kepada Allah bila ajal kita dekat; kita dapat berdoa bersama-sama
dengan orang-orang yang percaya; di antara orang-orang yang tidak percaya;
dan di mana-mana tempat (Yunus 2:2; Yohanes 17:1; Kisah 27:35;
1Timotius 2:8).
G. Untuk apakah kita berdoa?
- Berdoa tentang Allah dan Kerajaan-Nya
- Berdoa untuk para pengabar Injil
- Berdoa untuk berkat-berkat rohani
- Berdoa untuk berkat jasmani
1. Berdoa tentang Allah dan Kerajaan-Nya
Kita patut berdoa supaya Allah dipermuliakan (Matius 6:9).
Mengho mati dan mempermuliakan Allah patut menjadi kerinduan dan tujuan
kita yang utama. Segala doa kita hendaknya bertujuan untuk mendatangkan
kemuliaan bagi Tuhan, lihat Yohanes 17:1; 12:27,28. Apakah saudara
sungguh-sungguh rindu dan ingin supaya Allah dipermuliakan dalam segala doa
saudara? Apakah saudara sering berdoa demikian? Apakah tujuan itu
memenuhi segala doa saudara?
Kita patut berdoa supaya Kerajaan Allah datang (Matius 6:10).
Kerajaan Allah pasti akan datang, apakah kita mendoakan hal itu atau tidak,
tetapi doa-doa kita akan mempercepat kedatangan Kerajaan itu. Kebanyakan
orang Kristen tidak menyadari bahwa kedatangan Kerajaan Allah dapat
dipercepat oleh sebab doa orang-orang saleh, atau kedatangan-Nya dirintangi
sebab orang-orang saleh tidak berdoa. Orang yang sungguh-sungguh sudah
dilahirkan kembali tentu akan sangat merindukan supaya Kerajaan Allah
segera datang. Walaupun begitu doa ini sering diucapkan tanpa memikirkan
apa maksudnya.
Kita patut berdoa supaya Raja yang ditentukan oleh Allah, yaitu Tuhan
Yesus Kristus, segera datang (Wahyu 22:20). Kerajaan itu tidak akan
datang sebelum Rajanya datang. Banyak orang berdoa supaya Kerajaan Allah
datang, tetapi jarang orang berdoa supaya Rajanya datang. Inilah puncak
kerinduan orang-orang Kristen, dan inilah doa yang terakhir dalam Alkitab.
Segenap nubuat dari Alkitab diarahkan kepada hal ini. Apakah saudara
berdoa untuk hal ini?
Kita patut berdoa supaya kehendak Allah jadi di atas bumi ini seperti di
dalam surga (Mat 6:10). Bagi orang-orang yang sungguh-sungguh menjadi
anak Allah, inilah yang paling dirindukan daripada segala sesuatu dalam
dunia ini. Kita wajib dengan segenap hati berdoa. "Jadilah kehendak-Mu,
ya Allah." Itulah yang patut menjadi doa yang terutama bagi orang Kristen.
Kita patut berdoa supaya pekerjaan Tuhan dihidupkan, yaitu supaya
terjadi gerakan dan kebangunan rohani di dalam jemaat Tuhan.
Perhatikanlah bahwa pekerjaan Tuhan harus dihidupkan, dan umat Allah
harus mendapat suatu gerakan dari Tuhan. Saleh-saleh Tuhan yang sudah
menjadi lemah perlu dikuatkan. Tuhan Allah mau mengabulkan doa untuk
kebangunan rohani di antara umat Allah. Dalam sejarah Israel dan dalam
sejarah gereja juga Tuhan Allah telah memberikan kebangunan rohani itu.
Tuhan berkenan mengabulkan doa-doa orang saleh. Kebangunan rohani sering
terjadi meskipun orang yang memimpinnya tidak pandai berkhotbah, akan
tetapi tidak pernah terjadi kebangunan rohani kalau tidak ada orang yang
berdoa. Bilamana jemaat Tuhan suci dan bersih kelakuannya, pada waktu itu
Tuhan akan menarik orang-orang berdosa ke dalam jemaat. Tuhan tidak mau
menarik orang-orang berdosa ke dalam jemaat yang tidak suci. Pada masa
sekarang doa ini sangat perlu didoakan dengan tekun dalam jemaat Kristus.
2. Berdoa untuk para pengabar Injil
Kita patut berdoa kepada Tuhan yang mempunyai tuaian itu supaya Ia
mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu (Matius 9:37,38).
Sepanjang waktu sejarah jemaat Tuhan, sekarang masanya doa ini sangat
diperlukan. Kiranya kita mentaati pesan ini. Ladang Tuhan sudah kuning dan
siap untuk dituai, tetapi, masih banyak diperlukan orang-orang untuk menuai.
Ada banyak pekerja di dalam ladang Tuhan yang tidak dipanggil oleh Tuhan.
Cara untuk mendapatkan pekerja-pekerja yang baik bagi ladang Tuhan yaitu
berdoa untuk mereka. Bacalah Kisah 1:24. Jikalau Paulus dan
Barnabas terlebih dahulu berdoa kepada Allah tentang Markus harus dibawa
atau tidak, dan mereka tidak mencoba memutuskannya sendiri, sudah tentu
ayat Kisah 15:39 yang kurang menyenangkan itu tidak perlu ditulis.
Banyak percekcokan yang terjadi di antara pengabar-pengabar Injil akan
dapat dihindarkan kalau mereka mentaati Kisah 1:24.
Kita patut berdoa supaya Allah membukakan pintu bagi orang-orang yang
memberitakan Firman Allah (Kol 4:3). Inilah jalan yang terbaik supaya
pintu pengabaran Injil terbuka. Orang-orang yang merasa dirinya dipanggil
oleh Allah tetapi tidak menemukan tempat untuk bekerja, patut berdoa
demikian. Dan kalau ada tempat yang memerlukan pemberitaan Injil tetapi
pintu tidak terbuka, maka inilah cara untuk membuka pintu itu. Tuhan sudah
membukakan pintu bagi Rasul Paulus pada waktu ia di dalam penjara, dalam
hal ia menulis banyak surat kepada jemaat-jemaat Tuhan. Surat-surat Paulus
itu masih ada pada kita sekarang dan melalui surat-surat itu Injil
dikabarkan kepada banyak orang. Banyak pintu bagi orang kafir dibukakan
melalui doa. Kalau orang-orang saleh berdoa kepada Allah, doa-doa mereka
akan membuka lebih banyak pintu daripada permintaan kepada
pemerintah-pemerintah dunia.
Kita patut berdoa supaya pengabar-pengabar Injil diberikan karunia dalam
memberitakan rahasia Injil, sehingga mereka dapat memberitakannya dengan
berani, sebagaimana yang sepatutnya (Efesus 6:19,20). Bukan hanya
pintu-pintu yang perlu dibukakan, melainkan mulut-mulut juga. Masih
diperlukan pengabar-pengabar Injil yang berkata-kata dengan keberanian
hati, dan orang-orang saleh patut berdoa supaya hal itu terjadi. Kalau hal
itu perlu bagi Rasul Paulus, sudah tentu perlu juga bagi kita sekarang ini.
Kita patut berdoa untuk pengabar-pengabar Injil supaya Firman Tuhan
makin luas diberitakan dan dipermuliakan. Jangan menyalahkan
pengabar-pengabar Injil, melainkan doakanlah mereka. Di samping itu patut
kita berdoa supaya para pengabar Injil berpakaian kebenaran
(Mazmur 132:9). Ingatlah, Iblis paling suka menyerang
pengabar-pengabar Injil, oleh sebab itu kita wajib mendoakan mereka dengan
tekun supaya kebenaran menjadi jubah mereka. Baiklah kita ingat bahwa oleh
kejatuhan mereka Allah dihina dan oleh kebenaran mereka Allah
dipermuliakan.
3. Berdoa untuk berkat-berkat rohani
Kita patut berdoa untuk pengampunan dosa-dosa kita (Matius 6:12;
Mazmur 25:11; 51:3; Lukas 18:13; Hosea 14:2; Keluaran 34:9; 32:31,32;
1Raja 8:47-50; Kisah 8:22). Allah Bapa kita telah menyediakan
pengampunan dosa untuk kita orang-orang saleh, yaitu dengan darah Kristus;
tetapi jelas dikemukakan dalam Alkitab bahwa Tuhan menghendaki kita, orang
Kristen, mengakui dosa kita serta berdoa untuk pengampunan itu. Kalau kita
berdoa kepada Allah dan meminta pengampunan dosa; dan karena kita tahu
bahwa Tuhan sudah mengampuni maka tidak perlu kita meminta ampun sekali
lagi untuk dosa itu.
Kita patut berdoa agar Tuhan menyelidiki kita dan menguji kita
(Mazmur 139:23,24; 51:11; 19:13). Anak Tuhan yang sungguh-sungguh
akan merindukan supaya tiap-tiap hal yang jahat di dalam dirinya diselidiki
dan dinyatakan kepadanya. Pekerjaan itu tidak dapat dilakukan dengan benar
oleh kita sendiri, melainkan Allah yang harus melaksanakannya; dan Ia akan
melaksanakan hal itu, sebab di dalam doa kita meminta Ia melakukannya. Hal
ini wajib sering dilakukan. Dosa, sifat mengasihi diri sendiri, tabiat
duniawi, dan keinginan untuk menurut dunia selalu mengelilingi kita seperti
udara, dan hal-hal itu sering masuk ke dalam hati kita walaupun kita tidak
menginsafinya. Oleh sebab itu patutlah tiap-tiap hari kita menghadap Allah
dan membuka hati kita kepada-Nya, serta meminta Dia menyelidiki hati dan
kelakuan kita untuk menyatakan segala sesuatu di dalam kita yang tidak
berkenan kepada-Nya. Tentunya hal itu kadang-kadang menyakiti kita, akan
tetapi akan memperbaiki diri kita serta berfaedah bagi kita.
Kita patut berdoa supaya Allah menjadikan di dalam kita suatu hati yang
bersih (Mazmur 51:12). Mustahil manusia dapat menyucikan hatinya
sendiri. Hati yang bersih merupakan suatu pekerjaan Allah. Tuhan mau
melakukan hal itu sesuai dengan doa kita. Tuhan berkenan menjadikan di
dalam kita suatu hati yang suka akan kebenaran dan yang membenci dosa.
Kita patut berdoa supaya Allah menyokong dan membimbing kita, memegang
kita dalam tangan-Nya (Mazmur 119:117). Jikalau Allah membimbing dan
memegang kita dalam tangan-Nya tentu kita akan selamat. Memang mustahil
kita berdiri sendiri. Jalannya terlalu licin dan kita akan mudah
tergelincir. "Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri,
hati-hatilah supaya ia jangan jatuh" (1Korintus 10:12). Allah dapat,
dan bersedia memegang kita supaya kita tidak jatuh, dan caranya ialah dengan
banyak berdoa dengan kerendahan hati; lihat 1Korintus 10:13.
Kita patut berdoa supaya Tuhan tidak menghindarkan kita dari dosa
congkak (Mazm 19:14, TKB). Ini berarti dosa-dosa yang diperbuat dengan
kecongkakan, dengan mempermainkan rahmat Allah. Kita patut berdoa supaya
Allah menahan kita sehingga kita tidak menyimpang dari
perintah-perintah-Nya (Mazmur 119:10). Domba itu mudah tersesat, begitu
pula dengan tiap-tiap anak Adam. Oleh sebab itu hendaklah kita selalu
berseru dan berharap kepada Allah supaya Ia memelihara kita pada jalan yang
betul.
Kita patut berdoa supaya Tuhan tidak membawa kita masuk ke dalam
pencobaan (Mat 6:13; Mar 14:38). Kalau kita benar-benar mengetahui
kelemahan diri kita dan kalau kita rendah hati, tentu doa ini akan sering
kita ucapkan. Orang yang demikian tidak akan bermain-main dengan
pencobaan, melainkan ia akan lari dari pencobaan itu serta meminta Tuhan
menjauhkan dia daripadanya. Banyak orang yang telah maju dalam hal rohani
jatuh sebab mereka lupa dan tidak menaikkan doa ini.
Kita patut berdoa supaya Tuhan melepaskan kita dari si jahat
(Matius 6:13). Tiap-tiap orang yang menyelidiki Perjanjian Baru dan
yang sudah mulai menjalankan kehidupan Kristen itu tentu akan menginsafi
bahwa ada suatu kuasa yang dahsyat, cerdik dan jahat, yaitu Iblis.
Perlindungan dan kelepasan dari kuasa itu hanyalah di dalam Allah, dan kita
dapat memperolehnya hanya dengan senantiasa berdoa.
Kita patut berdoa supaya Tuhan mengawasi mulut kita dan menjaga pintu
bibir kita (Mazmur 141:3). "Tidak seorangpun yang berkuasa menjinakkan
lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun
yang mematikan" (Yak 3:8), akan tetapi Allah dapat menaklukkan lidah
kita sebagaimana doa kita.
Kita patut berdoa supaya Allah menunjukkan jalan-Nya kepada kita, agar
kita hidup menurut kebenaran-Nya (Mazmur 86:11; 119:33; 25:4; 143:10).
Kita patut berdoa supaya Tuhan mengajar kita bagaimana kita harus
berdoa, Lukas 11:1; Roma 8:26.
Kita patut berdoa supaya Tuhan membukakan mata kita untuk melihat
hal-hal ajaib dalam Firman-Nya (Mazmur 119:18). Kita tidak akan dapat
menyadari hal-hal ajaib dalam Firman Tuhan bila Tuhan sendiri tidak
membukakan mata kita untuk melihatnya. Hal ini akan Tuhan lakukan kalau
kita berdoa memintanya. Dengan berdoa kita dapat melihat hal-hal rohani
yang indah, yang tak dapat dilihat oleh orang yang tidak berdoa. Meskipun
seorang pandai sekali dalam bahasa asli Alkitab, tetapi keahlian orang itu
tidak dapat membukakan matanya yang telah dibutakan oleh dosa. Jikalau
seorang buta memakai kaca mata yang terbaik sekalipun ia tetap tidak dapat
melihat permainya alam ini; begitu pula orang yang tidak berdoa tidak dapat
melihat permainya kebenaran Firman Allah, walaupun ia memakai kaca mata
pengetahuan bahasa Yunani dan Ibrani sekalipun. Orang yang celik matanya
dapat melihat lebih banyak keindahan alam ini dari pada orang buta walaupun
si buta itu memakai kaca mata yang terbaik. Begitu juga orang yang celik
mata rohaninya dapat melihat lebih banyak keindahan Firman Allah, walaupun
ia tidak terpelajar, daripada orang yang terpelajar yang tertutup mata
rohaninya. Seorang yang duduk satu jam saja di bawah kaki Yesus, akan
lebih banyak melihat keindahan Firman Tuhan, daripada orang yang duduk
empat tahun pada kaki manusia yang menganggap dirinya berbudi, tetapi
sebenarnya bodoh (Roma 1:22; Markus 10:51). Setiap orang Kristen harus
belajar dalam "sekolah doa". Baik orang terpelajar maupun orang yang bodoh
akan tahu bahwa keindahan Firman Tuhan hanya dapat dilihat dengan berdoa.
Setiap kali kita membuka Alkitab untuk membacanya, baiklah kita berdoa,
"Celikkan mataku, ya Tuhan, supaya aku dapat melihat hal-hal yang ajaib
dari dalam Firman-Mu".
Kita patut berdoa supaya Tuhan memimpin kita
(Mazmur 31:4; 27:11; 139:24). Siapakah yang mengetahui jalan yang
patut diturutnya? Ada bahaya pada sebelah kanan dan kiri, tetapi puji
Tuhan, sebab selalu ada tangan yang tidak dapat bersalah yang memimpin kita
dengan selamat. Melalui doa tangan Tuhan itu dapat kita pegang (dan kita
dipegang oleh-Nya). Tiap-tiap langkah kita harus dipimpin oleh Tuhan.
Hanya Tuhan yang dapat memimpin kita pada jalan yang benar
(Mazmur 27:11).
Kita patut berdoa supaya Tuhan memberikan roh hikmat dan wahyu untuk
mengenal Yesus Kristus dengan benar (Efesus 1:16-19). Kita dapat
mengenal Kristus hanya oleh karena roh hikmat yang diberikan oleh Allah
sesuai dengan doa kita. Apabila kita telah menerima roh hikmat dan wahyu
untuk mengenal Yesus Kristus dengan benar, maka mata hati kita menjadi
terang, sehingga kita mengetahui pengharapan apakah yang terkandung dalam
panggilan-Nya; betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi
orang-orang kudus dan betapa hebatnya kuasa-Nya bagi kita yang percaya.
Kita patut berdoa supaya kita mengetahui kehendak Allah dengan sempurna,
sehingga hidup kita layak di hadapan-Nya, serta berkenan kepada-Nya dalam
segala hal, dan dapat memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan
bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah (Kolose 1:9,10).
Kita patut berdoa supaya kita dipenuhi dengan pengetahuan akan kehendak
Allah, dan dikuatkan oleh kuasa Roh Kudus, dan supaya Yesus Kristus
mendiami hati kita oleh iman, dan kita berakar serta berdasar di dalam
kasih (Efesus 3:14-19). Ini adalah suatu doa yang mulia dan tidak ada
hentinya.
Kita patut berdoa supaya kita bertambah-tambah dan berkelimpahan dalam
kasih seorang terhadap yang lain dan terhadap semua orang
(1Tesalonika 3:12). Kalau saudara insaf bahwa saudara masih kurang
dalam hal kasih, inilah jalan untuk mendapatkan kasih itu. "Mintalah, maka
akan diberikan kepadamu."
Kita patut berdoa supaya Allah menguduskan segenap diri kita, yaitu roh,
jiwa serta tubuh kita, agar terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada
kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita (1Tesalonika 5:23,24). Perhatikan
bahwa Tuhan rindu menguduskan segenap diri kita dengan sempurna. Kurang
dari itu tidak memuaskan hati Tuhan ataupun hati seorang yang
bersungguh-sungguh menjadi anak Allah.
Kita patut berdoa supaya kita dipenuhi oleh Roh Kudus, yaitu menerima
karunia Roh Kudus (Kisah 2:38; Lukas 24:49; Efesus 5:18; Yohanes 20:22;
Kisah 19:1,2; Lukas 11:13; Kisah 8:15).
Kita patut berdoa supaya kita tinggal tetap di dalam Allah, selalu
bersekutu dengan Dia, serta selalu memandang kepada keindahan-Nya
(Mazmur 27:4). Daud tidak selalu rindu akan berkat dan karunia
Allah, tetapi ia rindu kepada Allah sendiri. Bilamana sukacita keselamatan
kita telah hilang, kita patut berdoa supaya Tuhan mengembalikan sukacita
itu (Mazmur 51:14).
4. Berdoa untuk berkat jasmani
Tuhan telah banyak menyediakan berkat jasmani untuk kita yang percaya
kepada Yesus Kristus, dan kita patut berdoa untuk berkat-berkat itu. Kita
patut berdoa untuk hikmat (Yakobus 1:5); untuk rezeki kita sehari-hari
(Matius 6:11); untuk kesembuhan tubuh kita (Yakobus 5:14-16); untuk
hal-hal yang sesuai dengan kehendak Allah (1Yohanes 5:14,15); untuk
segala sesuatu yang kita perlukan (Filipi 4:6,19). Sebagai orang Kristen
kita hidup tanpa kekuatiran atau kebimbangan. Tetapi hal ini hanya dapat
dilakukan oleh Tuhan kalau tiap-tiap keperluan kita dihadapkan kepada Allah
di dalam doa. Dengan demikian barulah digenapkan, "Damai sejahtera Allah,
yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam
Kristus Yesus." (ayat Filipi 4:7).
H. Bagaimana kita harus berdoa
Kita harus berdoa dalam nama Yesus Kristus (Yohanes 14:13,14; 15:16).
Apakah artinya berdoa dalam nama Yesus Kristus? Cobalah periksa ayat-ayat
yang berikut: Lukas 24:47; Matius 7:22; Markus 9:38,39; Kisah 3:6;
1Korintus 6:11; Efesus 5:20; Kolose 3:17; Yakobus 5:14; Yohanes 16:23.
Berdoa dalam nama Tuhan Yesus berarti berdoa dan meminta dengan kesadaran
dan keyakinan bahwa kita akan mendapat apa yang kita minta oleh sebab kasih
karunia dan kebajikan Tuhan Yesus, karena Ia telah diterima baik oleh Allah
Bapa-Nya. Tuhan Yesus memberi hak dan kuasa kepada tiap-tiap orang yang
percaya kepada-Nya untuk memakai nama-Nya dalam meminta segala sesuatu yang
disimpan-Nya di dalam sorga bagi mereka itu. Sebenarnya kita tidak
memiliki apa-apa yang tersimpan di dalam sorga, tetapi Tuhan Yesus memiliki
segala sesuatu yang tersimpan di situ. Dan kalau kita meminta dari Allah
atas nama kita sendiri atau sebab jasa-jasa kita, tentu kita tidak akan
mendapatkan apa yang kita minta itu. Kita patut selalu dalam keadaan
berkenan kepada Tuhan supaya kita dapat menerima apa yang kita minta
daripada-Nya (1Yohanes 3:22). Dalam hal inilah doa orang Kristen
berbeda dengan doa-doa orang kafir. Doa orang Kristen selalu dinaikkan
dalam nama Tuhan Yesus.
Dalam terjemahan lama (TKB) dikatakan bahwa kita harus berdoa dan
berseru kepada Allah dengan sebenarnya (Mazmur 145:18). Apakah artinya
berseru kepada-Nya dengan sebenarnya? Berseru kepada Allah dengan
"Sebenarnya" berarti" dengan hati yang tulus dan tidak berpura-pura".
Berseru kepada Tuhan dengan sebenarnya artinya memohon sesuatu yang
sungguh-sungguh kita rindukan dan percaya dengan yakin bahwa Tuhan akan
memberikannya. Sering orang meminta dari Allah sesuatu yang mereka tidak
sungguh-sungguh rindu untuk memperolehnya. Dan sering juga orang meminta
sesuatu dari Allah dengan hati yang tidak percaya bahwa Allah akan
memberikan hal itu kepadanya. Sebelum kita meminta sesuatu dari Allah,
baiklah kita bertanya kepada diri kita sendiri, "Apakah saya
sungguh-sungguh memerlukan hal ini ?" Dan: "Percayakah saya bahwa Tuhan
akan memberikan hal itu kepada saya?" Banyak doa memakai nama Tuhan dengan
sia-sia sebab orang itu tidak percaya Tuhan akan memberikan apa yang
dimintanya.
Kita harus berdoa kepada Tuhan dengan segenap hati (Yeremia 29:12,13;
Ulangan 4:29). Seringkali orang berdoa dengan tulus hati tetapi
bukan dengan segenap hati. Doa yang demikian kurang dihargai oleh Tuhan.
Bilamana kita berdoa dengan segenap hati kita, tentu doa kita dikabulkan
dengan segenap hati Tuhan. Di Taman Getsemani Tuhan Yesus berdoa dengan
sungguh-sungguh (Lukas 22:44). Dalam Roma 15:30 Rasul Paulus
meminta agar kita bergumul dalam doa. Bergumul dalam ayat itu berarti
berusaha, berjuang, bertekun. Pada masa sekarang ini hanya sedikit orang
yang berdoa demikian. Kita patut bersikap demikian di dalam segala doa
kita. Doa semacam itu tentu dikabulkan oleh Allah. Bacalah
Kejadian 32:26; Ibrani 5:7
Kita patut berdoa dengan bertekun (Roma 12:12; Kolose 4:2;
Lukas 18:1-8). Janganlah kita berhenti berdoa kalau permintaan itu
belum dikabulkan pada pertama kali kita berdoa. Seringkali seorang yang
mengalami hal itu segera berpendapat bahwa "bukan kehendak Allah untuk
memberikan hal itu kepadanya". Itu adalah kemalasan dalam berdoa. Iman
kita sering diuji oleh Tuhan. Lihat Matius 20:31; 15:23-28.
Seringkali juga kita merasa yakin benar bahwa apa yang kita minta itu sudah
dikabulkan dan tentu akan diberikan. Lihat Yohanes 11:4;
1Yohanes 5:14,15; Markus 11:24. Pada waktu itu tidak perlu meminta
untuk hal itu lagi dari Tuhan, melainkan kita mengucap syukur untuk hal
itu. Ada orang yang berpendapat bahwa kalau kita berulang-ulang meminta,
hal itu menandakan kita kurang beriman; tetapi sebenarnya bukan demikian.
Kita tahu bahwa Tuhan Yesus berdoa tiga kali untuk satu permintaan, lihat
Matius 26:44
Jangan kita mengulang-ulangi dan menambah-nambah perkataan dalam doa,
sebab kita tidak didengar karena kita menambah-nambah perkataan dalam doa
kita (Matius 6:7).
Kita patut berdoa dengan berpuasa (Daniel 9:3; Kisah 14:23; 13:2,3).
Itu bukan berarti bahwa kita harus berpuasa tiap-tiap kali kita berdoa.
Tetapi dalam beberapa hal yang penting kita patut berdoa dengan berpuasa.
Bilamana kita menahan diri selama beberapa waktu dari hal-hal duniawi yang
mengikat kita, dan kita memusatkan diri seluruhnya untuk berdoa, maka doa
kita akan berkuasa di hadapan Tuhan. Setiap persoalan yang besar dan
penting dalam kehidupan kita patut diputuskan dengan jalan demikian, lihat
Matius 9:15.
Pada waktu kita berpaling dari Allah, kita patut berdoa kepada Allah
dengan merendahkan diri, menyesal serta meninggalkan dosa-dosa kita
(2Tawarikh 7:14). Inilah penawaran untuk segala kesusahan di dunia ini.
Perhatikanlah bahwa umat Allahlah yang harus merendahkan diri serta mengaku
dosa-dosanya.
Kita patut berdoa dengan disertai ucapan syukur kepada Tuhan
(Filipi 4:6; Kolose 4:2). Bilamana kita menghadap Allah Bapa dalam
doa, kita patut mengucap syukur oleh karena segala berkat yang telah
diberikan oleh Bapa sorgawi kita. Banyak doa kita tidak berkenan di
hadapan Allah sebab tidak disertai ucapan syukur. Tuhan Allah berdukacita
kalau kita melalaikan kewajiban ini, lihat Lukas 17:17,18.
Kita patut berdoa bersama-sama dengan orang lain, dengan sepakat
(Matius 18:19,20). Dalam Alkitab Tuhan sering berpesan supaya kita
berdoa bersama-sama, dan doa semacam itu mengandung kuasa yang luar biasa
dan selalu diberkati oleh Allah. Hal ini bukan berarti hanya bersama-sama
meminta, tetapi harus sehati dan sepakat dalam permintaan itu. Bilamana
Roh Kudus menaruh satu permohonan yang sama dalam hati dua orang dan mereka
sepakat dalam permintaan itu, tentu ada kuasa yang besar dalam doa-doa
mereka. Kalau mereka sepakat di dalam permintaan mereka, tentu mereka
lebih berani dalam meminta.
Kita patut berdoa dengan penuh kepercayaan bahwa kita akan menerima apa
yang kita minta (Matius 21:22). Percaya dalam ayat ini bukan berarti
hanya percaya kepada Allah secara umum, tetapi ini berarti kita percaya dan
yakin bahwa kita sudah menerima apa yang kita minta, lihat Yakobus 1:5,6
dan Markus 11:24. Tuhan Allah menghormati dan menghargai iman semacam
itu. Bagaimanakah kita dapat memiliki iman yang semacam itu? Kita dapat
memilikinya dari Firman Allah, melalui janji-janji-Nya
(Roma 4:20,21; 10:17); dan dari Roh Kudus yang mengajar kita
(Roma 8:26,27).
Kita patut berdoa dalam Roh Kudus (Efesus 6:18; Roma 8:26,27;
Yudas 1:20). Kita hendaknya selalu berdoa menurut pimpinan dan kuasa
Roh Kudus. Mungkin terjadi bahwa kehendak daging kita menginginkan kita
berdoa untuk beberapa hal, tetapi kita tidak boleh menuruti kehendak
daging, baik dalam pencobaan ataupun dalam doa. Tiap-tiap kehendak diri
kita harus diserahkan kepada Roh Kudus, serta mencari pimpinan-Nya dalam
segala doa kita. Sering kali doa-doa kita menuruti kehendak diri kita,
oleh sebab itu tidak dikabulkan Allah. Kita harus menuruti pimpinan Roh
Kudus dalam doa kita. Sebagaimana murid-murid Tuhan Yesus telah meminta
kepada-Nya: "Tuhan, ajarlah kami berdoa", begitu pula kita patut meminta
dari Roh Kudus. Dan kalau kita memintanya, tentu kita akan memperolehnya,
Yohanes 14:16; 16:7.
I. Halangan-halangan di dalam doa; alasan mengapa banyak permintaan doa
tidak dikabulkan
Seringkali doa tidak dikabulkan sebab orang itu meminta dengan maksud
menyayangi diri sendiri, atau ingin menuruti kehendak diri sendiri
(Yakobus 4:3). Tiap-tiap orang yang berdoa hendaknya bertujuan supaya
dengan tujuan dengan dikabulkannya doa kita Allah juga dipermuliakan.
Kalau kita berdoa dengan tujuan untuk memperoleh sesuatu kesenangan bagi
diri sendiri atau supaya diri kita dipuji, tentu doa itu tidak akan
dikabulkan oleh Allah.
Doa tidak dikabulkan kalau ada dosa yang menceraikan orang itu dari
Allah (Yesaya 59:1,2; Mazmur 66:18). Kalau kita sudah berdoa kepada
Tuhan tetapi Tuhan lama tidak memberikan apa yang kita minta, janganlah
segera berpendapat bahwa Tuhan tidak berkehendak mengabulkan permintaan
itu. Lebih baik kita bertanya dulu kepada Tuhan apakah masih ada dosa di
dalam kita yang menceraikan kita daripada-Nya, yang menyebabkan Ia tidak
mendengar doa kita. Kalau kita membiarkan dosa yang ada di dalam kita
tentu Tuhan tidak akan mendengarkan doa kita.
Kalau orang yang berdoa menyimpan berhala di dalam hatinya tentu doanya
tidak dikabulkan (Yehezkiel 14:3). Ada juga orang-orang Kristen yang
masih menyimpan berhala di dalam hatinya. Mereka tidak mengaku bahwa
hal-hal itu adalah berhala, tetapi sebenarnya itu merupakan berhala. Apa
saja yang Tuhan Yesus inginkan agar kita melepaskan diri dari padanya,
tetapi kita tidak mau, maka hal itu menjadi berhala. Sering Tuhan Allah
tidak mengabulkan doa kita sebab Ia menghendaki kita insaf bahwa kita masih
menyimpan berhala di dalam hati kita. Banyak orang Kristen di Indonesia
yang tetap menggunakan jimat, tiup-tiupan, guna-guna, ikat pinggang merah,
batu licin, mantera, doti-doti, suanggi, sihir, hobatan, keris, berhubungan
dengan orang mati, dll., semua itu adalah berhala. Kalau Tuhan sudah
menjadi pelindung kita, untuk apa lagi kita percaya kepada benda-benda mati
dan roh-roh jahat? Semua itu menjadi berhala dan Tuhan tidak akan
mendengar doa orang yang masih menggunakan benda-benda itu atau yang
percaya kepada benda-benda itu.
Sering doa kita tidak dikabulkan oleh sebab kita tidak mau mengampuni
seseorang atau sebab kita masih menaruh dendam kepadanya. Doa seringkali
terhalang oleh hal itu. Tuhan Allah mengabulkan doa kita sebab dosa-dosa
kita sudah diampuni, tetapi kalau kita tidak mengampuni orang lain tentu
kita tidak berhak untuk menuntut agar Tuhan mendengar doa kita. Kalau kita
menaruh dendam terhadap orang lain, tentu telinga Allah tertutup bagi doa
kita.
Sering doa kita tidak dikabulkan sebab kita tidak percaya; kita bimbang
apakah benar-benar kita akan memperoleh apa yang telah dijanjikan oleh
Tuhan kepada kita (Yakobus 1:5-7; Markus 11:24). Allah menuntut agar
kita dengan kesungguhan hati percaya akan Firman-Nya. Kalau kita bimbang
terhadap janji-janji Allah, hal itu sama dengan menganggap Allah sebagai
pendusta.
Boleh jadi doa suami dan isteri tidak dikabulkan sebab hubungan suami
isteri itu tidak sesuai dengan isi Alkitab (1Petrus 3:6,7).
J. Hasil Doa
Doa menggerakkan tangan yang Mahakuasa, tangan yang menggerakkan alam
ini, dan tangan yang menggerakkan hati manusia. Doa itu mengandung kuasa
yang luar biasa (Yakobus 5:16-18; 1Raja 18:37,38). Banyak orang
Kristen tidak memiliki Kuasa dalam kehidupannya, dan banyak pula jemaat
Tuhan yang demikian. Alasannya dikemukakan di dalam Yakobus 4:2, "Kamu
tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa."
Apa juga yang kita minta di dalam doa akan kita peroleh
(Yohanes 14:13,14). Segala sesuatu yang kita minta dari Allah akan
dapat kita peroleh kalau kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa
yang berkenan kepada-Nya (1Yohanes 3:22). Jikalau kita minta sesuatu
menurut kehendak Tuhan, niscaya Ia akan mendengarkan kita, dan tentu kita
memperoleh apa yang kita minta (1Yohanes 5:14,15).
K. Contoh-contoh doa dalam Alkitab
Akan sangat menolong bagi kita apabila kita menyelidiki doa Tuhan Yesus
Kristus yang terdapat dalam ayat-ayat berikut: Matius 6:9-13;
Lukas 11:2-4; Yohanes 11:40-43; 12:27,28; 17:1-26; Matius 26:29,42;
Lukas 23:34; Matius 27:46; Matius 11:25,26.
Disamping itu kita perlu juga menyelidiki doa Rasul Paulus dan Yohanes:
Kisah 9:5,6; Roma 16:25-27; Efesus 1:16-20; Efesus 3:14-21;
Filipi 1:9-11; Kolose 1:9-14; 1Tesalonika 3:10-13; 2Tesalonika 1:11,12;
Ibrani 13:20,21; Wahyu 22:20.
Demikian pula doa Abraham dan perempuan Kanaan: Kejadian 18:23-33;
Matius 15:22-28.
(II). UCAPAN SYUKUR DAN PUJI-PUJIAN KEPADA ALLAH
Kehidupan orang-orang Kristen tidak sempurna kalau tidak disertai
dengan banyak ucapan syukur. Ucapan syukur adalah hal yang sangat
dipentingkan dalam Alkitab. Hal ini jelas oleh sebab banyak ayat dan pasal
yang berisi ucapan syukur kepada Allah. Maka diwajibkan kepada orang-orang
Kristen untuk mengucap syukur dan memuji-muji Allah
(Mazmur 92:2,3,5; 107:8,15,21,31; 103:1,2; Efesus 5:4; Kolose 3:15,17;
1Tesalonika 5:18). Kita melanggar hukum Allah kalau kita tidak
mengucap syukur kepada Allah untuk segala berkat yang telah dilimpahkan-Nya
ke atas kita. Semangat orang-orang Kristen yang mula-mula ialah senantiasa
mengucap syukur dan menaikkan puji-pujian kepada Allah (Lukas 24:52,53;
Kisah 2:46,47). Segenap Alkitab penuh dengan ucapan syukur dan
puji-pujian kepada Allah. Orang-orang yang dipenuhi dengan Roh Kudus akan
sering mengucap syukur (Efesus 5:18-20). Hal itu mempermuliakan
Allah, di samping itu dapat menarik orang-orang lain untuk percaya kepada
Tuhan Yesus Kristus (Yohanes 11:41,42). Kalau kita menginginkan doa
yang sempurna maka doa kita haruslah disertai dengan ucapan syukur
(Filipi 4:6).
Kita patut mengucap syukur kepada Allah oleh sebab Ia telah memberikan
Yesus Kristus menjadi Juruselamat kita. Kita patut mengucap syukur untuk
pengampunan dosa dan kelepasan dari kuasa dosa. Kita patut mengucap syukur
untuk segala sesuatu yang Tuhan Yesus telah perbuat bagi kita; dan oleh
sebab Tuhan telah mengabulkan doa kita. Kita patut mengucap syukur untuk
Roh Kudus dan karunia-karunia Roh itu; dan karena orang-orang yang baru
bertobat.
Kita patut mengucap syukur dalam segala hal dan untuk segala hal
(Filipi 4:6; 1Tesalonika 5:18; Efesus 5:20). Oleh sebab pada masa ini
telah beredar ajaran palsu berkenaan dengan mengucap syukur untuk segala
hal, maka kita perlu berhenti sejenak untuk bertanya,"Apakah yang dimaksud
Paulus ketika ia berkata, "Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu
dalam nama Tuhan serta Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita'
(Efesus 5:20)?" Apakah Paulus bermaksud bahwa kita patut mengucap
syukur atas kejahatan dan juga kebaikan, tanpa membedakannya.
Akhir-akhir ini telah muncul beberapa penafsir Alkitab yang mengemukakan
tafsiran yang ekstrim. Contohnya: Mereka mengatakan, "Andaikata seorang
anak laki-laki telah terjerumus ke dalam dunia narkotik sehingga ia menjadi
pecandu heroin, atau seorang anak perempuan telah menjadi pelacur,
selayaknya ibu mereka patut mengucap syukur kepada Allah untuk hal itu."
Apakah Paulus mengajar kita untuk mengucap syukur kepada Allah Bapa untuk
hal-hal demikian?
Ayat yang sejajar dengan Efesus 5:20 yaitu Kolose 3:17, berbunyi:
"Segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan,
lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh
Dia kepada Allah, Bapa kita". Apakah ketika Paulus berkata "Lakukanlah
semuanya itu", termasuk kejahatan juga? Tidak mungkin! Jadi, bilamana Ia
berkata, "Ucaplah syukur atas segala sesuatu", tidak mungkin bahwa
kejahatan juga termasuk.
Efesus 5:20 menyatakan kebenaran tafsiran itu. Paulus telah
menasihati orang Kristen agar jangan hidup di dalam dosa, sebagaimana
keadaan mereka dahulu. Sikap yang tepat terhadap kejahatan dan dosa ialah,
"menanggalkan" (Efesus 4:22). Dan "buanglah" (Efesus 4:25)
kejahatan dan dosa itu. Perkataan kotor tidak boleh diucapkan
(Efesus 4:29); perbuatan kotor tidak boleh dilakukan
(Efesus 5:5). Kejahatan harus ditelanjangi, dan orang Kristen tidak
boleh terlibat dalamnya (Efesus 5:11). Tidak masuk akal kalau Paulus
mengajar kita agar mengucap syukur kepada Allah untuk kejahatan. Kejahatan
adalah hal yang seharusnya dilawan dan dikalahkan dengan kebaikan
(Roma 12:21), bukan merupakan suatu hal yang untuknya kita patut
mengucap syukur kepada Allah. Kita patut mengucap syukur dengan tidak
putus-putus (1Tesalonika 2:13). Pujian kepada Allah akan memenuhi
hati kita dengan sukacita.
(III). PERSEPULUHAN DAN PERSEMBAHAN
A. Peraturan Perjanjian Lama tentang Persepuluhan dan Persembahan
kepada Tuhan
Persepuluhan Tuhan berarti satu persepuluh daripada segala hasil,
pemberian, pendapatan, dan gaji yang wajib dipersembahkan kepada Allah Bapa
kita "yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk
dinikmati" (1Timotius 6:17). Dengan perkataan lain, kita wajib
memberikan kepada Tuhan satu persepuluh dari seluruh gaji atau pendapatan
kita, dari segenap hasil tanah dan kebun, dan dari hasil ternak kita, dan
dari segala bunga uang dan keuntungan kita. Itulah yang disebut
persepuluhan Tuhan.
B. Persepuluhan Tuhan itu telah ada sebelum Taurat Musa
Pemberian persepuluhan kepada Allah sudah dilakukan orang-orang sejak
purbakala, baik oleh orang Ibrani maupun bangsa-bangsa lain. Sebelum Musa
memberikan Taurat kepada bani Israel, sudah menjadi kebiasaan bagi mereka
untuk memberi persepuluhan kepada Tuhan. Rupanya hal itu telah ditanamkan
di dalam hati nurani manusia sejak purbakala. Kita dapat mengetahuinya
dari Kitab Kejadian. Abraham telah memberi persepuluhan kepada Melkisedek,
imam Allah (Kejadian 14:18-20). Ketika Yakub di Bethel ia berjanji akan
memberi persepuluhan kepada Allah. Kalau cerita itu diselidiki, maka
rupanya hal memberi persepuluhan itu adalah sebagai pengakuan kesalahannya
karena ia belum memberikan persepuluhan, dan sejak itu ia mulai
melakukannya (Kejadian 28:20-22). Oleh sebab memberi persepuluhan itu
sudah ada sebelum Taurat, maka hal itu diwajibkan kepada semua manusia.
C. Persepuluhan diteguhkan dalam Taurat
Tentang memberi persepuluhan kepada Tuhan telah diteguhkan oleh Allah
dalam Taurat (Imamat 27:30-33; Bilangan 18:21-26;
Ulangan 12:17-19; 14:22-29; 26:12-15). Walaupun persepuluhan itu
telah dilaksanakan sebelum zaman Nabi Musa, tetapi hal itu wajib pula
dimuat dalam Taurat. Dan itulah yang menjadi alasan bagi bangsa Israel
untuk memberikan persepuluhan termasuk dalam Taurat. Oleh karena
persepuluhan termasuk dalam Taurat, maka hal itu diwajibkan kepada segenap
bangsa Israel.
D. Tujuan memberi persepuluhan
Segala sesuatu yang ada pada kita adalah karunia dari Allah. Segala
hasil tanah, hasil ternak, kesehatan tubuh, sehingga kita dapat bekerja dan
memperoleh hasil, gaji, atau upah, semuanya itu asalnya dari Allah, dan
kita wajib berharap kepada Allah untuk semua itu. Dalam hal memberi
persepuluhan kepada Tuhan seseorang mengakui dan menyatakan bahwa ia sangat
berharap dan bersandar kepada Allah untuk segala keperluannya. Orang yang
memberi persepuluhan mengucap syukur kepada Allah atas segala sesuatu yang
sebenarnya berasal dari tangan Allah. Orang itu mengakui bahwa ia tidak
dapat hidup sendiri di luar pertolongan Tuhan. Sebenarnya dalam hal ini ia
memberikan semuanya kepada Allah dan Allah mengembalikan sembilan
persepuluh untuk keperluan orang itu. Kepada orang-orang yang mentaati
Firman Tuhan itu, maka Ia berjanji akan memberikan berbagai macam berkat
yang indah (Ulangan 14:29; Maleakhi 3:10).
E. Peraturan Perjanjian Baru tentang persepuluhan dan persembahan
kepada Tuhan
Oleh sebab hal memberi persepuluhan itu telah ditetapkan sebelum ada
Taurat; dan dalam Kitab Maleakhi kita juga diperintahkan untuk
melaksanakannya (Maleakhi 3:8-10); dan Firman Tuhan melalui Maleakhi itu
tidak pernah dibatalkan oleh Tuhan, jadi wajiblah orang-orang Kristen
memberi persepuluhan kepada Tuhan. Tetapi janganlah kita memikirkan hal
itu sebagai perintah, melainkan sebagai suatu berkat, suatu perjanjian yang
indah sekali. Tuhan ingin agar kita menguji Dia, supaya janji Tuhan itu
digenapkan dan diteguhkan. "Ujilah Aku, firman Tuhan semesta alam, apakah
Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat
kepadamu sampai berkelimpahan." Ini bukan suatu tanggungan berat, melainkan
suatu berkat yang Tuhan mau curahkan kepada kita.
F. Peraturan memberi persepuluhan disahkan oleh Kristus
Ketika orang-orang Farisi datang hendak mencobai Tuhan Yesus dengan
berkata, "Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?"
Orang-orang Farisi itu berharap supaya Tuhan Yesus bersalah terhadap
Kaisar. Mereka menyangka bahwa Tuhan akan berkata, "Berikan persembahanmu
hanya kepada Tuhan saja". Dengan demikian mereka mendapat kesempatan untuk
menyalahkan Tuhan Yesus terhadap Kaisar. Tetapi Tuhan menjawab demikian:
"Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan
kepada Allah apa yang wajib kamu berikan" (Matius 22:16-21). Apakah
yang "wajib diberikan kepada Allah" itu? Tentu persepuluhan Tuhan. Dalam hal
ini Tuhan Yesus telah menyatakan tentang persepuluhan, dan dengan demikian
hal memberi persepuluhan kepada Tuhan disahkan oleh Tuhan Yesus sendiri.
Tetapi pada bagian lain Tuhan juga mengesahkan persepuluhan itu, lihat
Matius 23:23 dan Lukas 11:42. Dalam ayat-ayat itu Tuhan tidak menegur
orang-orang Farisi dan para ahli Taurat tentang persepuluhan, sebab mereka
memberikan persepuluhan, meskipun dari selasih, adas manis dan jintan,
melainkan Tuhan menegur tentang keadilan, belas kasihan, dan kesetiaan yang
tidak ada pada mereka. Tuhan Yesus berkata bahwa hal yang hal penting itu
harus dilakukan. Tetapi perhatikanlah bahwa Tuhan juga berkata, "Dan yang
lain jangan diabaikan". Artinya, mereka itu wajib melakukan hal yang lebih
penting, tetapi janganlah mereka mengabaikan hal memberi persepuluhan,
sampai kepada persepuluhan selasih, adas manis dan jintan (rempah-rempah).
Dengan perkataan itu Tuhan Yesus telah mengesahkan tentang memberi
persepuluhan, dan oleh sebab kita orang Kristen kita wajib mentaatinya.
G. Rasul-rasul menetapkan tentang memberi persepuluhan
dan persembahan kepada Tuhan
Dalam Ibrani 7:1-10 penulis tidak bermaksud memberi pelajaran
tentang persepuluhan, melainkan ia memberikan pelajaran tentang Tuhan Yesus
sebagai Imam Besar kita, yang lebih besar dari imam-imam keturunan Harun.
Akan tetapi mengenai persepuluhan dikatakan empat kali dalam ayat-ayat itu.
Kalau seandainya orang-orang Kristen tidak perlu memberi persepuluhan,
tentu penulis tidak memakai lukisan tentang Melkisedek yang di dalam
lukisan itu banyak mengemukakan tentang persepuluhan. Satu hal yang nyata
yaitu tidak ada alasan apa pun dalam Perjanjian Baru yang membatalkan
persepuluhan, justru mengesahkan.
Di samping itu rasul-rasul mengajarkan agar orang-orang Kristen tetap
memberikan persembahan-persembahan mereka pada waktu-waktu tertentu.
Bacalah 1Korintus 16:1,2 dan Kisah 20:7. Jelas bahwa jemaat
yang mula-mula berhimpun pada hari yang pertama dalam seminggu (hari
Minggu). Dan pada tiap-tiap hari pertama itu orang-orang Kristen diajar
memberi persembahan tetap kepada Tuhan. Persembahan itu adalah persembahan
sukarela, sesuai dengan berkat yang ia terima dari Tuhan pada Minggu itu.
Sejarah gereja menyatakan bahwa setelah zaman rasul-rasul
pemimpin-pemimpin jemaat Kristus berpegang teguh pada peraturan memberi
persepuluhan.
H. Persepuluhan sebagai alat Tuhan untuk membiayai para pengabar Injil
Rasul Paulus menerangkan kepada kita bahwa Tuhan telah menetapkan mereka
yang memberitakan Injil harus hidup dari pemberitaan Injil itu
(1Korintus 9:14). Hal itu lebih diteguhkan oleh lukisan-lukisan
dalam ayat 1Korintus 9:7-11, juga dalam Galatia 6:6 Rasul
Paulus memberi pesan tentang hal itu.
Dalam Perjanjian Lama imam-imam dan orang-orang Lewi hidup dari
persepuluhan orang-orang Israel. Begitu pula Tuhan menghendaki supaya para
pengabar Injil hidup dari persepuluhan orang-orang Kristen. Oleh sebab
perkataan Tuhan Yesus dalam Matius 23:23 dan Lukas 11:42 (yang
diterangkan di atas), maka pesan dalam Maleakhi 3:10 diwajibkan bagi
orang-orang Kristen.
Rasul Paulus pada mulanya tidak menerima pemberian apa-apa dari jemaat
di Korintus. Tetapi kemudian Rasul Paulus mengakui bahwa hal itu salah,
dan ia meminta ampun dari jemaat itu (2Korintus 12:13). Paulus
memberitahukan bahwa jemaat di Korintus masih terbelakang dibandingkan
dengan jemaat-jemaat yang lain hanya karena jemaat Korintus tidak membiayai
Rasul Paulus. Saya kira banyak gembala sidang patut meminta ampun karena
kelalaian mereka dalam mengajarkan persepuluhan kepada jemaat mereka.
I. Berkat dan hasil memberi persepuluhan
Tuhan telah berjanji bahwa Ia akan memberi banyak berkat jasmani kepada
orang-orang yang memberikan persepuluhan (2Tawarikh 31:10;
Mazmur 50:14,15; Amsal 3:9,10; Maleakhi 3:10). Tuhan akan memberkati
ladang, sawah, kebun, pohon-pohon, ternak, usaha, mata pencaharian dan
kesehatan tubuh orang yang memberi persepuluhan itu. Sisanya yang sembilan
persepuluh akan diperbanyak oleh Tuhan lebih daripada sepuluh persepuluh
yang ada pada orang yang tidak memberi persepuluhan.
Banyak orang yang mempunyai perusahaan, atau pabrik, dan banyak orang
yang bekerja sehari-hari untuk penghidupannya, memberikan kesaksian bahwa
sesudah ia mulai memberi persepuluhan secara tetap maka Tuhan sangat
memberkati perusahaannya atau pabriknya atau pekerjaannya.
Dalam Kitab 1Raja 17:8-16 ada cerita tentang Nabi Elia dan
perempuan janda. Oleh sebab perempuan janda itu lebih dahulu memberi makan
kepada nabi Allah, maka tepung dan minyaknya tidak habis. Ini merupakan
pelajaran bagi kita sekarang, yaitu ada berkat jasmani untuk orang-orang
Kristen yang menyokong secara tetap pengabar Injil dalam jemaat.
Kalau seorang Kristen mencuri hak Allah dengan tidak memberi
persepuluhan (Maleakhi 3:8-10), maka sebenarnya ia mencuri berkat dari
dirinya sendiri. (Perkataan "menipu Allah" dapat juga diterjemahkan
"mencuri dari Allah").
Berkat rohani bagi orang yang memberi persepuluhan itu jauh lebih indah
daripada berkat-berkat jasmaninya. Patut diketahui bahwa berkat-berkat
yang dijanjikan dalam Maleakhi 3:10 juga mengandung berkat-berkat
rohani.
Kasih karunia Allah kepada kita tidak dapat diduga. Tuhan Yesus sangat
kaya tetapi Ia menjadi miskin karena kita supaya oleh karena kemiskinan-Nya
kita menjadi kaya (2Korintus 8:9). Kasih karunia Tuhan yang memberi
pengampunan dan menebus kita sangat indah. Kalau kita menyadari akan kasih
karunia Allah kepada kita, maka kita akan memberikan lebih daripada hanya
persepuluhan saja; kita akan memberi dengan kerelaan dan bukan paksaan atau
dukacita (2Korintus 9:6,7). Kepada orang yang memberi dengan kerelaan
hati, Allah akan melimpahkan kasih karunia-Nya (ayat 2Korintus 9:8);
dan Tuhan akan melipatgandakan hasilnya (ayat 2Korintus 9:10); dan
orang itu akan diperkaya dalam segala kemurahan hati
(ayat 2Korintus 9:11).
Orang-orang saleh dalam jemaat di Makedonia merasakan sukacita yang
meluap selagi dicobai dengan berat, dan meskipun mereka sangat miskin,
namun mereka kaya dalam kemurahan (2Korintus 8:2). Mereka telah memberi
lebih daripada kemampuan mereka (ayat 2Korintus 8:3). Apakah sebabnya?
Sebab mereka pertama-tama memberikan diri mereka sendiri kepada Allah (ayat
2Korintus 8:5). Dan inilah yang ingin kami katakan, yaitu: memberi
persepuluhan adalah sebagian dari menyerahkan diri seluruhnya kepada Allah.
Memberi persepuluhan mengajar kita dalam hal beriman kepada Allah; melalui
hal ini kita dapat mengetahui bahwa Allah selalu mencukupkan segala
keperluan kita, dan dengan demikian jiwa kita diberkati dan kasih kita
kepada Allah makin bertambah-tambah.
Orang Kristen yang memberi dengan kerelaan hati dapat mengetahui bahwa
Tuhan mengembalikan lebih daripada yang kita berikan. Perjanjian dalam
Filipi 4:19 diberikan sebab mereka telah memberi dengan rela hati. Hal
ini jelas dalam ayat-ayat sebelum ayat sembilan belas (Filipi 4:10-19;
Filipi 4:6-9). Sebenarnya orang Kristen hanya boleh menuntut
penggenapan perjanjian ini jikalau ia memberi persepuluhan kepada Tuhan.
Bila seorang Kristen dengan setia memberi persepuluhan kepada Tuhan maka
orang itu sangat diberkati dengan berkat-berkat rohani. Begitu pula bila
anggota-anggota suatu jemaat memberi persepuluhan dengan setia maka jemaat
itu akan maju dalam hal-hal rohani. Hal ini dibuktikan oleh banyak orang
dan jemaat-jemaat yang mengalami hal itu.
J. Kemurahan hati orang-orang Kristen
Ada banyak pesan dalam Alkitab yang menganjurkan agar orang-orang
Kristen bermurah hati kepada semua orang dan terutama kepada orang-orang
Kristen lain yang berkekurangan. Selidikilah ayat-ayat yang berikut:
Lukas 12:33; Filipi 4:10-19; 2Korintus 9:1-15; Roma 12:8; Ibrani 13:16;
2Korintus 8:1-9.
XII. KASIH ORANG YANG PERCAYA
(I). KASIH KEPADA ALLAH
Kasih kepada Allah merupakan suatu tuntutan yang terutama bagi orang
Kristen. Hukum Allah yang besar dan terutama ialah: "Kasihilah Tuhan,
Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap
akal budimu" (Matius 22:37).
A. Bukti kasih kepada Allah
Kita sebagai orang Kristen wajib menyelidiki diri kita sendiri apakah
kita sungguh-sungguh mengasihi Allah sebagaimana yang dikehendaki-Nya.
Bila kita mengasihi Allah, maka akan ada buktinya. Kita membuktikan kasih
kita kepada Allah dalam hal kita memeliharakan hukum-hukum Allah
(1Yohanes 5:3). Tetapi bukan hanya itu, sebab kalau kita mengasihi
Allah tentu kita akan melayani dan berbakti kepada-Nya (Ulangan 10:12;
1Tesalonika 1:3). Kalau kita mengasihi Tuhan kita akan bekerja
bagi-Nya. Bukti yang terbesar bahwa saudara seorang Kristen ialah:
saudara mengasihi Allah dan Yesus Kristus dan sesama orang Kristen juga.
Kasih kepada Allah dibuktikan dalam hal kita membenci dosa
(Mazmur 97:10), dan tidak mengasihi dunia (1Yohanes 2:15).
Orang yang mengasihi Allah tidak akan merindukan atau mengasihi hal-hal
duniawi. Kasih kepada Allah juga dibuktikan dalam hal kita mengasihi
saudara-saudara kita (1Yohanes 4:20,21). "Saudara" dalam ayat itu
berarti orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Mustahil seseorang
mengasihi Allah dan mengasihi dosa pada waktu yang sama.
B. Hasil kasih kepada Allah
Seorang yang sungguh-sungguh mengasihi Allah akan mendapat banyak berkat
dari Allah (Ulangan 5:10; 7:9; Keluaran 20:6; Mazmur 69:36; 91:4).
Dalam Perjanjian Baru dikemukakan banyak janji berkat kepada orang-orang
yang mengasihi Allah. Orang itu akan dikenal oleh Allah
(1Korintus 8:3). Mahkota kehidupan akan diberikan kepadanya
(Yakobus 1:12). Ia akan menjadi ahli waris kerajaan yang telah
dijanjikan kepadanya (Yakobus 2:5). Hal-hal indah yang belum pernah
dilihat oleh mata atau timbul di dalam hati manusia disediakan untuk
orang-orang yang mengasihi Allah (1Korintus 2:9). Segala kejadian
dan keadaan akan mendatangkan kebaikan bagi orang yang mengasihi Allah, dan
di akhirat kelak orang itu akan dipermuliakan (Roma 8:28-30).
C. Kasih berasal dari Allah
Kasih berasal dari Tuhan Allah dan orang-orang yang lahir dari Allah
akan mengasihi Allah, sebab kasih itu dicurahkan ke dalam hatinya
(1Yohanes 4:7). Kita mengasihi Allah sebab Ia telah lebih dahulu
mengasihi kita, dan bila kita merenungkan kasih Allah kepada kita maka
kasih kita kepada-Nya semakin bertambah-tambah (1Yohanes 4:19). Dengan
mempelajari dan menyelidiki Firman Tuhan (Alkitab) dan dengan berdoa maka
kasih kita kepada Allah bertambah-tambah (2Tesalonika 3:5).
(II). KASIH KEPADA KRISTUS
Kasih kita kepada Yesus Kristus membuktikan kasih kita kepada Allah
(Yohanes 8:42). Kalau kita mengasihi Allah tentu kita percaya kepada
Anak Allah itu. Sebenarnya Tuhan Yesus menuntut dari murid-murid,
rasul-rasul, dan para pengikut-Nya kasih yang lebih besar daripada kasih
kepada ibu, bapa dan saudara-saudaranya (Matius 10:35-38). Dalam
Lukas 14:26 dikatakan bahwa kita harus membenci ibu, bapa dan saudara
kita. Itu bukan berarti kita harus membenci mereka, sebab orang Kristen
tidak boleh membenci orang lain. "Benci" dalam ayat itu adalah untuk
perbandingan. Maksudnya, kasih kita kepada Kristus haruslah sedemikian
besar sehingga bila dibandingkan dengan kasih kita kepada ibu, bapa dan
saudara kita seolah-olah kita membenci mereka, sebab jauh sekali perbedaan
antara keduanya. Kalau seseorang tidak mengasihi Kristus, maka jelas bahwa
orang itu bukanlah anak Allah (1Korintus 16:22). Dan semua orang
yang tidak mengasihi Kristus akan binasa.
A. Bukti kasih kepada Kristus
Kita membuktikan kasih kita kepada Kristus dalam hal kita memelihara
hukum-hukum-Nya (Yohanes 14:15,21,23); dalam hal kita hidup bagi
Kristus (2Korintus 5:14,15); dalam hal kita memelihara domba-domba
Kristus (Yohanes 21:15-17); dalam hal kita melayani Kristus
(Lukas 7:44-47). Seorang yang mengasihi Kristus dengan sukacita akan
menyerahkan segala sesuatu bagi Kristus (Filipi 3:7,8); dan kita
akan rela menderita kesusahan atau mati karena Kristus (Kisah 21:13).
Kasih kita kepada Kristus dinyatakan dalam hal kita rindu untuk diam
bersama-sama dengan Dia (2Korintus 5:8; Filipi 1:23); dan dalam
hal kita merindukan kedatangan-Nya yang kedua kali (2Timotius 4:8;
Wahyu 22:20).
B. Hasil kasih kepada Kristus
Semua orang yang mengasihi Kristus dikasihi oleh Allah dan Kristus
(Yohanes 14:21-23). Tuhan Allah mengasihi semua manusia, tetapi
kasih-Nya lebih besar kepada orang-orang yang mengasihi Anak-Nya. Allah
mengasihi mereka itu sama seperti Ia mengasihi Anak-Nya (Yohanes 17:23).
Kristus menyatakan diri-Nya kepada orang yang mengasihi Dia
(Yohanes 17:15,16,23; 16:14). Allah Bapa dan Kristus diam di dalam
orang-orang yang mengasihi Kristus. Karunia Allah, yaitu Roh Kudus,
diberikan kepada orang-orang yang mengasihi Kristus (Yohanes 14:15-17).
Kasih kepada Tuhan Yesus akan terus-menerus bertambah di dalam kita,
bila kita insaf betapa besarnya dosa-dosa kita dan betapa besar kasih Tuhan
Yesus kepada kita sehingga Ia mengampuni dosa-dosa kita (Lukas 7:47-50).
Hal ini dilukiskan dalam kehidupan Rasul Paulus dan Yohanes. Lihat
1Timotius 1:12-15; Galatia 2:20; 1Yohanes 4:10.
(III). KASIH KEPADA MANUSIA
Allah itu kasih (1Yohanes 4:8), dan Ia telah membuktikan kasih itu di
dalam Tuhan Yesus yang mati di atas kayu salib untuk kita. Sebab itu
wajiblah kita mengasihi Allah. Tetapi kita tidak dapat mengasihi Allah
kalau kita tidak mengasihi saudara-saudara kita (1Yohanes 4:21). Kasih
lebih besar daripada iman dan pengharapan (1Korintus 13:13). Kasih
adalah hal yang terbesar dan terutama dalam dunia ini. Sebab kasih itu
asalnya dari Allah, maka Ia telah menyediakan jalan supaya kasih itu
dicurahkan di dalam hati kita. "Karena kasih Allah telah dicurahkan di
dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita"
(Roma 5:5). Oleh sebab itu orang-orang Kristen tidak dapat mengasihi
dengan benar di luar pertolongan Roh Kudus.
Tetapi syukurlah! Bila kita dipenuhi Roh Kudus, maka kita akan
sungguh-sungguh mengasihi saudara kita dan sesama manusia, bahkan seteru
kita.
Kita patut mengasihi saudara-saudara kita seiman, yaitu semua orang
saleh (1Petrus 2:17; Efesus 1:15). Memang orang Kristen harus mengasihi
semua orang, tetapi terutama ia patut mengasihi saudara-saudara Kristen
yang lain (Galatia 6:10). Kita patut mengasihi sesama kita
(Matius 19:19; 22:39). (Siapakah sesama manusia itu dapat kita
ketahui dalam Lukas 10:29-37). Di samping itu patutlah kita
mengasihi semua orang, juga lawan dan musuh kita (1Tesalonika 3:12;
Matius 5:44). Di samping itu patutlah kita mengasihi satu kepada yang
lain (Efesus 5:25; Titus 2:4). Suami dan isteri patut mengasihi satu
kepada yang lain (Efesus 5:25; Titus 2:4).
Bukti kasih kepada manusia
Kita membuktikan kasih kita kepada orang lain dalam hal kita tidak
mengerjakan suatu kejahatan kepadanya (Roma 3:10), melainkan kita berbuat
baik kepada semua orang (Galatia 6:10). Kasih kita dinyatakan dalam hal
kita melayani orang-orang lain (Galatia 5:13). Tuhan Yesus telah
memberikan teladan dalam hal Ia melayani orang lain (Yohanes 13:1-5),
lihat Filipi 2:4-7. Kasih kita dinyatakan dalam hal kita menanggung
beban sesama kita (Galatia 6:2), dan dalam hal kita mengampuni serta
menghibur orang yang berdosa (2Korintus 2:7,8; Galatia 6:1).
Kasih kita buktikan dalam hal kita tidak berbuat sesuatu yang menjadi
batu antukan kepada saudara kita yang lain (Roma 14:15,21), dan dalam
hal kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera (Roma 14:19).
Kasih kita dinyatakan dalam hal kita berbuat baik kepada orang lain serta
memberi pinjaman kepadanya (Lukas 6:35; 1Yohanes 3:17). Kasih kita
dinyatakan dalam hal kita menegur seseorang yang berbuat salah
(Amsal 27:5; Matius 18:15-17), dan dalam hal kita mendoakan mereka
(Matius 5:44). Pelajaran lain mengenai kasih terdapat dalam ayat-ayat
yang berikut: Roma 12:10; 1Korintus 13:4-7; Yohanes 15:13; 1Yohanes 3:16.
Kasih adalah buah Roh Kudus (Galatia 5:22; Roma 5:5), dan kita patut
berdoa kepada Allah supaya kita bertambah-tambah di dalam kasih
(Filipi 1:9). Kalau kita ingin mengasihi orang-orang lain, maka
sebaiknya kita membiarkan Tuhan Yesus berdiam di dalam hati kita
(Galatia 2:20).