19. ASAS PENGAJARAN TENTANG DOSA
I. ASAL MULA DAN BUKTI DOSA
A. Asal mula dosa tidak begitu nyata
Dosa tidak berasal dari Allah. Allah itu kudus, dan Allah tidak dapat
dicobai (Yakobus 1:13). Sebetulnya asal mula dosa tidak begitu nyata.
Hanya di dalam Alkitab terdapat sedikit keterangan mengenai asal mula dosa
itu. Mungkin di dalam Yohanes 9:3 Tuhan Yesus memberikan sedikit
keterangan atas pertanyaan, "Mengapa Tuhan Allah membiarkan dosa masuk ke
dunia", "Bukan dia (berbuat dosa) dan bukan juga orang tuanya, tetapi
karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia". Dalam
2Tesalonika 2:7 dikatakan bahwa kedurhakaan itu bekerjanya secara
rahasia, juga di dalam Wahyu 17:5; mengenai asal mula dosa memang
membingungkan banyak orang.
"Beberapa orang yang tidak percaya telah menyalahkan Alkitab oleh sebab
dosa dan kesusahan dalam dunia. Akan tetapi Alkitab tidak mengadakan
tentang dosa, melainkan Alkitab memberikan bukti bahwa dosa sudah ada di
dalam dunia. Jikalau Alkitab tidak ada maka persoalan dosa akan lebih
membingungkan manusia. Sebetulnya kalau tidak ada Alkitab maka asal mula
dosa tidak dapat diduga dan tidak dapat diterangkan. Manusia tidak boleh
menyalahkan Allah dalam hal Ia telah membiarkan dosa masuk ke dalam dunia
ini. Pengertian kita tidak akan menjadi lebih jelas kalau kita menolak
Alkitab yang menerangkan bagaimana dosa telah masuk dunia ini." (Leander S.
Keyser).
B. Asal mula dosa adalah dari si Iblis
Alkitab menerangkan bahwa dosa asalnya dari suatu makhluk yang mempunyai
kehendak bebas, yaitu si Iblis. Pada mulanya Iblis adalah seorang malaikat
terang yang agung dan suci. Iblis telah memberontak serta mendurhaka
kepada Allah, tetapi sebabnya kita tidak tahu. Hanya ada sedikit
keterangan dalam Alkitab mengenai sebabnya dosa dalam diri si Iblis, yaitu
kesombongan. Dosa berasal dari kehendak Iblis. Tuhan Allah telah
menjadikan malaikat-malaikat dengan kehendak yang bebas, dan hal itu akan
menjadi baik asal dipimpin dengan baik. Jadi rupanya dosa mulai ada ketika
Iblis mendurhaka kepada Allah.
Dalam Yesaya 14:12-17 diterangkan bahwa Bintang Timur, putera
Fajar, telah jatuh dari langit karena mendurhaka kepada Allah. Perhatikan
perkataan "Aku hendak" yang diulangi lima kali, dan akhirnya "Aku hendak
menyamai Yang Mahatinggi!" (ayat Yesaya 14:14). Bandingkanlah hal
itu dengan 2Tesalonika 2:4 di mana Antikristus, wakil Iblis, akan
mengaku dirinya sebagai Allah. Juga dalam pasal Yehezkiel 28:1-26,
di mana Nabi Yehezkiel menangisi atau meratapi Raja Soer itu, terdapat
sedikit keterangan bahwa Iblis telah jatuh dari sebab kesombongannya (ayat
Yehezkiel 28:17).
"Menurut penafsiran Alkitab secara umum, makhluk pertama yang
dianugerahi kehendak bebas adalah malaikat-malaikat. Dan dengan demikian,
maka asal mulanya dosa dalam alam ini disebabkan makhluk yang bebas
kehendaknya, sebab kalau tidak, dosa tidak menjadi dosa, hanya suatu
kesalahan atau nasib. Rupanya beberapa malaikat telah mulai iri terhadap
kuasa Allah, dan tidak melawan iri hati itu, lalu mendurhaka kepada Allah.
Itulah asal mula jatuhnya beberapa malaikat ke dalam dosa. Dosa mengubah
mereka sehingga mereka menjadi setan dan roh-roh jahat. Yang menjadi
penghulunya adalah Iblis, yang paling mendurhaka kepada Allah." Leander S.
Keyser.
Jadi, rupanya dosa telah timbul di dalam Bintang Timur itu ketika
kehendaknya menyimpang pada jalan yang salah, yaitu melawan Allah. Pada
waktu beberapa malaikat berdosa, tidak semua malaikat ikut berdosa.
Keadaan ini tidak sama dengan dosa Adam yang mendatangkan dosa ke atas
segenap manusia.
C. Asal mulanya dosa di dalam manusia
Semua orang dilahirkan di dalam dosa, yaitu mereka mempunyai sifat dosa.
Semua orang telah berdosa. "Tidak ada yang benar, seorangpun tidak"
(Roma 3:10). Bagaimana hal ini terjadi? Alkitab memberikan jawaban
atas persoalan itu. Dalam pasal Kejadian 3:1-24 diterangkan
bagaimana dosa telah masuk ke dalam hati manusia. Dosa itu masuk karena
empat hal:
- karena tertipu, 1Timotius 2:14 (TKB; FAYH; BIS)
- karena melanggar hukum Allah, Roma 5:19
- karena mendengar bujukan si ular, Kejadian 3:1-6 dan
- karena Iblis menggoda dan merusak, Wahyu 12:9 Sejak Iblis
mendurhaka ia meneruskan niatnya yang jahat itu sampai sebatas yang
diizinkan Allah. Oleh sebab itu kita tidak heran mendapati dia di dalam
Taman Eden karena ia berusaha untuk menjatuhkan manusia. Nyata kepada kita
bahwa dalam hal ini jatuhnya Bintang Timur ke dalam dosa sama dengan
jatuhnya manusia ke dalam dosa, keduanya jatuh melalui kebebasan kehendak
mereka sendiri, mereka salah memilih melawan hukum Allah yang mereka
ketahui.
D. Dosa memang ada
Dosa memang ada di dalam dunia; ini merupakan kenyataan dan sangat
hebat. Hanya ada tiga bukti yang akan kita perhatikan:
- Alkitab menerangkan dengan jelas sekali bahwa dosa memang ada.
Banyak ayat yang membuktikan hal itu tetapi kami hanya menyebutkan tiga:
Yohanes 1:29; Roma 3:23; Galatia 3:22.
- Kesaksian manusia. Kesaksian manusia atas bukti dosa:
- telah dimasukkan dalam undang-undang negara-negara,
- telah diakui di dalam tiap-tiap agama, meskipun dalam agama
yang salah.
- telah diakui oleh ahli-ahli filsafat dari berbagai negara.
- Kesaksian dari hati nurani manusia. Hati nurani manusia menyaksikan
adanya dosa. Tiap-tiap orang tahu bahwa ia berdosa. Tidak ada seorang
dewasa yang tidak menyadari bahwa dirinya berdosa. Hati nurani telah
menempelak semua anak-anak Adam. Akibat dosa yang hebat telah nyata dalam
tubuh dan pikiran manusia, dan dalam hal semua manusia telah terjerumus ke
dalam dosa.
E. Beberapa persoalan tentang dosa
Jikalau dosa tidak dibiarkan dalam dunia ini bagaimanakah manusia dapat
menyatakan kesetiaannya kepada Allah? Sebab ada dosa, manusia di dalam
dunia ini dapat menyatakan kesetiaannya kepada Allah dan keberaniannya
untuk melawan dosa itu. Ini bukan berarti bahwa dosa adalah suatu hal yang
baik, melainkan hal yang jahat yang dipakai oleh Allah untuk menguji
manusia; dan manusia perlu diuji supaya ia dapat menunjukkan kasihnya
kepada Allah. Seandainya saudara memiliki sebuah alat listrik yang dapat
diputar sehingga segala dosa dan kesusahan dan penyakit dalam dunia ini
dilenyapkan, apakah yang akan saudara perbuat, apakah saudara akan memutar
alat itu atau tidak? Kalau saya, saya tidak akan memutar alat itu sebab
Allah tidak memutarnya. Dosa ialah mendurhakai Allah, tetapi dosa yang
terbesar ialah tidak percaya (menolak) Yesus Kristus.
Perhatikan bahwa manusia memiliki kuasa untuk menentukan kehendaknya,
yaitu kuasa untuk memilih yang baik atau yang jahat. Hal ini nyata pada
waktu Tuhan Yesus memanggil orang-orang yang menangkap ikan, memanggil
Zakheus, perempuan Samaria, orang muda yang kaya, orang-orang Farisi dll.
Didalam membawa jiwa kepada Tuhan Yesus, sebaiknya kita mengemukakan kepada
orang itu kenyataan bahwa ia berdosa, lalu tunjukkan kepadanya keselamatan
dari dosa dalam Tuhan kita Yesus Kristus.
II. KEADAAN DAN CARA BEKERJANYA DOSA
A. Hal yang bukan dosa
Dosa bukan kemalangan yang kebetulan terjadi. Alkitab menyatakan bahwa
dosa telah terjadi oleh kehendak Adam, dan dosa itu ditanggungkan
kepadanya (Roma 5:19). Hal ini terbukti bahwa Tuhan Allah telah
menyediakan korban penebusan dosa sebelum dunia ini dijadikan
(1Petrus 1:19,20).
Dosa bukan suatu penyakit atau kelemahan yang oleh sebab hal itu
manusia tidak disalahkan. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa manusia
harus menanggung akibat karena dosanya. Kalau dosa itu hanya suatu
penyakit, tentu manusia tidak boleh dihukum karena dosa itu. Firman Tuhan
menanggungkan kesalahan orang-orang berdosa ke atas diri mereka sendiri
(Yehezkiel 18:4).
Dosa bukan sesuatu yang diada-adakan. Dosa bukan hanya berarti tidak
ada kebenaran. Dosa adalah perlawanan atau kedurhakaan yang pasti
terhadap Allah (Mazmur 51:6). Dosa bukan suatu kemajuan dalam hal
tahu yang baik dan yang jahat seperti yang dikatakan oleh si ular.
Dosa bukan suatu hal yang harus dilakukan oleh seseorang karena ia tidak
dapat menolaknya. Alkitab menerangkan kepada kita bahwa darah Yesus
Kristus dapat menyucikan kita dari segala dosa (1Yohanes 1:7). Tuhan
Allah telah menyediakan jalan dalam Injil itu supaya manusia dapat memilih
yang benar dan dapat melepaskan dirinya dari dosa. Kuasa Allah yang
menyertai kita akan menolong kita untuk memilih Yesus Kristus yang dapat
mengalahkan dosa di dalam kita.
B. Perkataan-perkataan dalam Perjanjian Lama mengenai dosa
Di dalam Imamat 16:21 terdapat tiga perkataan untuk dosa, yaitu dosa,
pelanggaran dan kesalahan.
- Dosa. Perkataan ini dalam bahasa Ibrani berarti "tidak kena" atau
"tidak sampai". Ini dapat dihubungkan dengan anak panah yang "tidak kena"
sasarannya. Dosa dalam perkataan ini berarti tidak kena, tidak sampai,
atau menyimpang dari tujuan dan maksud Allah. Dalam perkataan ini termasuk
bukan saja perbuatan-perbuatan dosa, tetapi juga keadaan hati dan maksud
hati yang berdosa. Lihat Kejadian 4:7; Keluaran 9:27; Bilangan 6:11;
Mazmur 51:4,6; Amsal 8:36.
- Durhaka (TKB), pelanggaran/pemberontakan (LAI). Perkataan ini dalam
bahasa Ibrani berarti melawan yang berhak, yaitu melawan perintah Allah,
dan melakukan bidat, Mazmur 51:3; Amsal 28:2.
- Kejahatan (TKB), kesalahan/kedurjanaan (LAI). Perkataan ini dalam
bahasa Ibrani berarti "bengkok" atau "diputar". Ini berarti hati yang
bengkok, yang diputar dari yang benar. Perkataan ini tidak terlalu
mengenai perbuatan jahat, melainkan berkenaan dengan hati dan tabiat yang
jahat (Kejadian 15:16; Mazmur 32:5; Yesaya 5:18). Ada juga beberapa
perkataan yang lain untuk dosa, seperti: pendurhakaan, kejahatan,
pelanggaran karena ketidaktahuan, penyimpangan, kebencian, kenakalan, dll.
Kejadian 41:9; Imamat 4:13; Yehezkiel 34:6; Mazmur 119:21; Imamat 19:17;
Mazmur 94:20.
C. Perkataan-perkataan dalam Perjanjian Baru untuk dosa
- Dosa (harmatia). Mengherankan bahwa perkataan yang paling umum
untuk dosa dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru berarti "tidak
mengenai sasaran". Perkataan ini ditulis 174 kali, 71 kali ada di dalam
surat-surat Rasul Paulus. Perkataan ini bukan hanya mengenai perbuatan
dosa, melainkan juga keadaan hati dan pikiran yang jahat. Perkataan ini
berarti manusia ada dalam keadaan ditipu, Roma 3:23.
- Pelanggaran (parabasis). Perkataan ini berarti menyimpang dari yang
seharusnya. Perkataan ini selalu dipakai dalam hal pelanggaran terhadap
hukum yang pasti, Roma 4:15. Hukum-hukum Allah menuntut supaya manusia
mentaatinya, dan bilamana manusia tidak mau mentaatinya, berarti ia adalah
pelanggar hukum dan berdosa, dan murka Allah akan jatuh ke atas dia,
Roma 4:15.
- Kejahatan (adikia). Perkataan ini sama artinya dengan perkataan
yang diterangkan pada no.3 dalam daftar Perkataan-perkataan dalam
Perjanjian Lama. Dalam 1Yohanes 1:9 diterjemahkan "kejahatan", juga
dalam 1Yohanes 5:17 diterjemahkan "kejahatan". Perkataan ini menunjukkan
suatu keadaan hati dan pikiran. Oleh sebab itu Yohanes berkata bahwa
dosa-dosa kita diampuni dan kita dan kita disucikan dari kejahatan.
- Durhaka (anomia). Kata ini dapat kita jumpai di dalam Alkitab
terjemahan Bode (TKB). Perkataan ini juga terdapat dalam 1Yohanes 3:4
(TKB). Perkataan ini bukan berarti melanggar hukum dalam suatu perbuatan
yang pasti, melainkan dalam hal tidak menuruti atau tidak memperdulikan
hukum itu. Ini menerangkan tentang keadaan hati.
- Kefasikan (asebeia). Ini berarti keadaan fasik, yaitu tidak
ber-Tuhan. Kata ini mengandung arti bahwa tabiatnya berlawanan dengan
tabiat Allah, Roma 1:18; Yudas 1:14,15.
- Kesalahan (paraptoma). Perkataan ini berarti, "tidak berdiri teguh
pada saat harus teguh", "tidak sampai kepada yang seharusnya,"
Matius 6:14,15; Galatia 6:1 (TKB); Yakobus 5:16 (TKB). Dari
keterangan-keterangan di atas nyata bahwa dosa ialah perbuatan-perbuatan
yang pasti dan juga suatu keadaan hati. Ada dosa yang disebabkan tidak
melakukan yang patut dilakukan, dan ada dosa yang dilakukan dengan pasti
seperti melanggar hukum. Oleh sebab itu kita memerlukan korban pendamaian
Yesus Kristus bagi keadaan kita dan karena perbuatan-perbuatan kita.
Dalam Perjanjian Baru ada banyak kata lain yang di pakai untuk
menyatakan dosa, misalnya: kefasikan, kelaliman, keinginan jahat,
kecemaran, loba, dendam, kedengkian, pembunuhan, perkelahian, tipu daya,
khianat, penghasut, pengumpat, kebencian, kemabukan, takabur, hawa nafsu,
zinah, cemburu, menyembah berhala, percederaan, dan lain-lain.
D. Keterangan Alkitab tentang dosa
- Roh Kudus menginsyafkan dunia "akan dosa karena mereka tetap tidak
percaya kepada-Ku" (Yohanes 16:8,9). Menolak Yesus Kristus adalah
dosa yang terbesar.
- "Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia
tidak melakukannya, ia berdosa" (Yakobus 4:17). Tidak
melakukan apa yang patut dilakukan adalah dosa.
- "Dosa ialah pelanggaran hukum Allah" (1Yohanes 3:4). Ini
adalah dosa yang pasti dilakukan.
- "Semua kejahatan adalah dosa" (1Yohanes 5:17). Dalam hal ini
termasuk perbuatan dosa dan keadaan hati yang berdosa.
- "Dan segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman, adalah dosa"
(Roma 14:23). Kurang beriman adalah dosa. Berdasarkan
keterangan itu, maka tiap-tiap orang berdosa telah melanggar Firman
Tuhan. Bacalah ayat-ayat tentang dosa yang berikut dalam
Amsal 21:4; 24:9.
E. Keterangan asas pengajaran Kristen mengenai dosa
- "Dosa ialah tidak mentaati atau melanggar hukum Allah" (Westminster
Catechism).
- "Dosa ialah tidak mentaati hukum Allah, dalam hal perbuatan,
pikiran, atau keadaan" (Dr. A.H. Strong).
F. Pertanyaan-pertanyaan mengenai dosa
Apakah alat dosa yang terbesar? Pengkhotbah 5:5; Yakobus 3:1-12.
Di manakah dosa bercokol di dalam diri manusia? Amsal 4:23;
Yeremia 17:9; Matius 5:28. Hati manusia adalah tempat
bercokolnya dosa, tetapi tiap-tiap perbuatan dosa adalah pekerjaan
kehendak manusia. Seorang pun tidak ada yang dapat mengatakan bahwa ia
telah mentaati sebagian besar hukum-hukum Allah, oleh sebab itu ia patut
dimaafkan bila melanggar yang lainnya; orang itu tetap bersalah terhadap
seluruhnya, Yakobus 2:10.
III. AKIBAT DOSA
A. Akibat dosa di dalam sorga dan di udara
Dosa dan jatuhnya Iblis serta malaikatnya ke dalam dosa telah membawa
beberapa akibat di dalam sorga dan di udara. Oleh sebab dosa maka sorga
perlu disucikan, dan hal itu digenapkan di dalam darah Kristus
(Ibrani 9:23,24). Yesus Kristus sendiri telah masuk ke dalam sorga
yang benar. Rupanya di situlah tempat Iblis dahulu mendurhaka, dan dari
situ pula Iblis telah dicampakkan. Sejak saat itu tempat bergerak Iblis
adalah di udara, yaitu di bawah sorga. Iblis dan setannya menguasai udara
dan dari situ mereka menyerang semua saleh Tuhan
(Efesus 1:3; 2:6; 6:11,12). Akan datang kelak suatu hari bilamana
Iblis dan para setannya akan dilemparkan ke bumi dan sejak saat itu ia hanya
akan bergerak di bumi ini saja (Wahyu 12:7-12). Hal ini akan terjadi
pada waktu Antikristus memerintah serta menipu dunia ini.
B. Akibat dosa di dalam dunia ini
Dosa dan jatuhnya Adam dan Hawa telah mendatangkan akibat-akibat di
dalam dunia ini. Tanah dikutuk oleh sebab dosa manusia
(Kejadian 3:17,18). Selama Kerajaan Tuhan seribu tahun nanti, kutuk
ini akan dicabut (Yesaya 55:13). Dosa manusia membawa akibat pada
dunia binatang. Ular juga dikutuk. Sejak terjadi air bah, hubungan
manusia dan binatang menjadi hubungan ketakutan, binatang menjadi takut
kepada manusia (Kejadian 9:2). Hal itu berlainan sekali dengan
keadaan dalam Taman Eden sebelum manusia berdosa. Akibat dosa
binatang-binatang menjadi liar. Hal ini jelas karena nanti pada masa
Kerajaan seribu Tahun, binatang-binatang tidak menjadi liar lagi
(Yesaya 11:6-9). Sebenarnya oleh sebab dosa dan jatuhnya manusia
maka "segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin
... sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh
kita" (Roma 8:19-23). Di dalam ayat-ayat Rasul Paulus telah
menyatakan hubungan yang erat antara manusia dan binatang. Dosa manusia
telah membawa binatang ke dalam "perhambaan kebinasaan", tetapi penebusan
yang sempurna bagi manusia akan membawa kelepasan kepada binatang juga
(ayat Roma 8:21). Pada masa Kerajaan Tuhan seribu tahun nanti
segenap bumi dan isinya akan diperbaiki. Pada waktu itu Iblis akan
dibelenggu. Terlebih lagi, bila tiba masanya langit baru dan bumi baru,
maka segala sesuatu akan disempurnakan dan tidak akan ada dosa lagi, dan
Iblis dan setan-setannya dilemparkan ke dalam lautan api. Pada waktu itu
tidak akan ada lagi air mata, perkabungan, ratap tangis, dukacita dan maut
sekalipun (Wahyu 21:1-5).
C. Akibat dosa bagi segenap manusia
Sebelum Adam jatuh ke dalam dosa ia mempunyai hubungan yang sempurna
dengan Allah. Setelah ia berdosa maka hubungannya dengan Allah putus; ia
sudah melanggar hukum Allah; dan hubungannya dengan sesama manusia menjadi
kacau. Dosa adalah mendurhaka kepada Allah (1Samuel 15:23) atau tidak
mengasihi Allah dengan segenap hati (Ulangan 6:5; Markus 12:30). Adam
sudah bersalah dalam kedua hal itu. Dosa juga berarti melanggar hukum
Allah dengan sengaja (Bilangan 15:30; Mazmur 19:13), atau melanggar
hukum itu sebab tidak mengetahuinya (Bilangan 15:27; Ibrani 9:7). Adam
tidak dapat mengatakan bahwa ia tidak tahu hukum Allah, dan meskipun ia
tidak mengetahuinya, ia tidak dapat berdalih. Dosa Adam adalah sengaja
melanggar hukum Allah yang pasti, yang sudah diketahuinya. Dosa adalah juga
kesalahan kepada sesama manusia (Imamat 19:18; Markus 12:31). Dosa
merusak hubungan antara sesama manusia, oleh sebab itulah anak sulung Adam
dan Hawa tidak mengasihi adiknya seperti ia mengasihi dirinya sendiri, ia
telah membenci serta membunuh adiknya. Nyata benar bahwa manusia sudah
mutlak jatuh ke dalam dosa. Dosa sudah menguasai segenap diri manusia -
baik roh, jiwa, maupun badan.
- Roh manusia telah kehilangan hubungannya dengan Allah. Manusia
telah jauh dari hidup persekutuan dengan Allah (Efesus 4:18). Sekarang
manusia tidak tahu tentang perkara-perkara Allah sebab manusia hanya berada
di tingkat jasmani (1Korintus 2:14). Manusia harus dilahirkan kembali
agar dapat melihat Kerajaan Allah (Yohanes 3:3).
- Jiwa manusia telah dicemarkan. Pengertiannya menjadi gelap sebab
dosa. Hatinya penipu (Yeremia 17:9). Pikiran hati manusia adalah jahat
(Kejadian 6:5,12; 8:21; Mazmur 94:11; Roma 7:18).
- Tubuh manusia menjadi fana dan takluk pada kematian (Roma 8:11).
Dengan demikian jelas bahwa oleh sebab dosa dan oleh sebab melawan
Allah, roh manusia telah dipisahkan dari Allah, pikirannya menjadi gelap
dan bodoh, tubuhnya bisa diserang penyakit serta takluk pada kematian.
Manusia tidak dapat menolong dirinya sendiri dan tidak berpengharapan sebab
ia berdosa. Manusia telah TERHILANG!
Dosa ditanggungkan ke atas manusia. Tuhan telah menanggungkan dosa ke
atas manusia. Hal ini patut dibedakan dengan hukuman dosa. Tanggungan
dosa artinya manusia insaf bahwa dirinya harus menanggung dosanya dan patut
dihukum. Hukuman dosa yaitu hukuman yang datang sesudah dosa dilakukan,
baik hukuman yang memang mengikuti dosa itu ataupun hukuman yang pasti dari
Allah atas dosa itu.
Alkitab menyatakan bahwa orang berdosa adalah hamba dosa
(Roma 6:17; 7:5,14), dalam keadaan mati (Efesus 2:1).
Bagaimana dosa telah mengubah tingkah laku manusia dan Allah? (Lihat
Galatia 3:10; Efesus 2:3). Siapakah yang lebih dahulu berusaha untuk
mengadakan penebusan itu? (Lihat 2Korintus 5:18-21). Setelah
manusia jatuh ke dalam dosa, maka pusat kehidupannya bukan lagi Allah,
melainkan diri sendiri. Boleh jadi itulah sebabnya mengapa Tuhan Yesus
menuntut supaya kita menyangkal diri serta mengangkat salib dan mengikut
Dia (Matius 16:24).
"Keadaan berdosa lebih ditujukan kepada oknum yang berdosa itu, bukan
kepada perbuatan dosanya. Keadaan berdosa tidak menyatakan perbuatan orang
berdosa melainkan menyatakan tingkah laku batinnya. Perbuatan dosa
merupakan akibat dari keadaan berdosa di dalam batin; perbuatan dosa
berasal dari perangai yang dinajiskan oleh dosa. Perangai yang dinajiskan
oleh dosa lebih jahat daripada perbuatan dosa. Begitulah dosa dinyatakan
dalam Perjanjian Baru. Bilamana hati nurani dilawan dengan melanggar
kehendak Allah, maka pikiran orang itu digelapkan dan kehendaknya
dilemahkan ... Pada permulaannya seseorang bertobat oleh sebab
kelakuan-kelakuannya, tetapi sesudah ia bertumbuh ia akan bertobat oleh
sebab keadaan hatinya atau keadaannya yang berdosa. Mula-mula ia berpikir
bahwa ia harus memperbaiki banyak hal, tetapi bilamana ia telah
sungguh-sungguh menginsafi dirinya sendiri, barulah ia merasakan bahwa
dirinya perlu dilahirkan kembali." (James Denney).
Dosa mendatangkan kematian - kematian tubuh, jiwa dan roh. Kematian roh
membuka jalan bagi penyembahan berhala, kesombongan, hawa nafsu, dan segala
kefasikan. Kematian kekal ialah kematian roh yang sudah ditentukan untuk
selama-lamanya, dan ia keadaan berdosa serta tidak percaya yang kekal.
"Alkitab mengajarkan bahwa kematian yaitu hukuman yang kekal untuk roh; roh
kehilangan segala sukacita dan diceraikan dari Allah, dan akan mendapat
hukuman Allah yang pasti atas dosa-dosanya oleh karena murka-Nya. "Dosa
adalah keadaan durhaka", yang dimaksudkan ialah perbuatan dosa. "Upah dosa
ialah maut, maksudnya adalah hukuman untuk dosa." (Watson).
D. Hukuman Dosa
Hukuman dosa tidak lain daripada tindakan Allah terhadap dosa, karena
kesucian-Nya. Hukuman ialah kesusahan atau kesakitan yang diberikan oleh
yang memberi hukuman kepada orang yang telah melanggar hukum itu. Maksud
yang terutama dari hukuman dari dosa bukan untuk memperbaiki orang yang
dihukum, dan bukan untuk menakut-nakuti orang-orang supaya jangan berbuat
dosa, melainkan supaya kesucian Allah dibenarkan.
E. Hukuman dosa bukan hanya akibat langsung dari perbuatan dosa itu
Hukuman yang merupakan akibat langsung bagi orang berdosa berarti
hukuman yang menimpa tubuh, jiwa, dan roh orang berdosa pada waktu
sekarang. Umpamanya, seorang bapa telah melarang anaknya memanjat pohon
untuk mencegah agar anaknya tidak jatuh. Tetapi anak itu tetap naik juga.
Kemudian ia jatuh dan patah lengannya. Sesudah anak itu sembuh bapanya
memberi hukuman kepadanya. Hukuman sebagai akibat langsung yaitu patah
lengan, dan hukuman yang sudah ditentukan sebagai undang-undang ialah
hukuman dari bapanya. "Hukuman yang langsung sebagai akibat dari perbuatan
dosa merupakan sebagian dari hukuman dosa, tetapi bukan merupakan hukuman
yang pasti. Di dalam tiap-tiap hukuman terdapat juga murka Allah ...
Orang yang berpikir bahwa hanya ada hukuman langsung sebagai akibat dari
perbuatan dosanya, maka orang itu lupa bahwa Allah berada dalam alam ini,
dan Ia berkuasa atas segala-galanya; dan kalau seseorang jatuh dalam tangan
Allah yang hidup (Ibrani 10:31), maka ia berarti jatuh ke dalam tangan
Dia yang telah memberi hukum-hukum itu." (Farr).
F. Hukuman dosa bukan berarti bahwa roh dan jiwa lenyap
Semua roh manusia akan hidup selama-lamanya walaupun ia tidak mengenal
Yesus Kristus. Itu berarti bukan hanya orang yang percaya kepada Kristus
yang akan hidup selama-lamanya, dan orang yang tidak percaya akan lenyap,
melainkan semuanya kekal. Perkataan yang diterjemahkan dengan arti "tidak
binasa" ditulis enam kali di dalam Perjanjian Baru. Tiga kali perkataan
itu berarti "tidak binasa" (Roma 2:7; 1Timotius 1:17 TKB;
2Timotius 1:10), dan tiga kali berarti "tidak ada kematian"
(1Korintus 15:53,54; 1Timotius 6:16). Di dalam Perjanjian Baru bila
perkataan "binasa" dipakai, hal itu bukan berarti benda atau orang itu
dilenyapkan; hal itu dapat diartikan dengan "sudah rusak", atau lebih dalam
berarti "tidak dapat dipakai lagi untuk maksud yang semula". Misalnya,
dalam Matius 9:17 terdapat perkataan "dan kirbat itu juga binasalah"
(TKB; 'dan kantong itupun hancur' LAI). Itu bukan berarti kantong kulit
itu dilenyapkan, melainkan tidak dapat di pakai lagi untuk maksud yang
semula. Ini nyata juga dalam Matius 26:8 di mana kata yang sama
dalam bahasa Yunani diterjemahkan dengan "pemborosan". Perkataan "binasa"
dengan arti yang di sebut di atas dipakai dalam Perjanjian Baru untuk
menyatakan keadaan orang-orang yang menolak Yesus Kristus serta tidak
bertobat, lihat Matius 7:13; Filipi 1:28; 1Timotius 6:9; Ibrani 10:39.
Jelas bahwa hukuman dosa (kebinasaan) bukan berarti roh atau jiwa
dilenyapkan, melainkan hidup selama-lamanya dalam keadaan binasa dan
dihukum.
G. Hukuman yang kekal dan pasti bagi orang berdosa
Hukum yang pasti berarti hukuman akibat bagi orang berdosa, yaitu
hukuman kekal yang diberikan oleh Tuhan. Hukuman itu dinyatakan dalam
Alkitab dengan beberapa perkataan seperti berikut: "Bangkit untuk
dihukum" Yohanes 5:28,29. "Murka dan geram; penderitaan dan kesesakan"
Roma 2:8,9. "Lautan api "Wahyu 20:15. "Siksaan api kekal"
Yudas 1:7. "Api yang kekal" Matius 25:41. "Lautan api yang
menyala-nyala oleh api" Wahyu 19:20. "Kematian yang kedua"
Wahyu 21:8. "Neraka" 2Petrus 2:4. "Kebinasaan selama-lamanya"
2Tesalonika 1:9. Semua perkataan diatas hanya satu artinya, yaitu
hukuman bagi orang berdosa yang tidak bertobat. Akan tetapi hukuman yang
kekal di dalam Alkitab sering disebut "Kematian" dan "Kebinasaan". Oleh
sebab itu kalau kita dapat mengerti arti kedua perkataan itu (sebagaimana
dipakai dalam Alkitab) tentu kita dapat mengerti hukuman kekal.
1. Kematian
Mengenai kematian sudah diterangkan dalam pasal sebelumnya.
Kematian jasmani disebut dalam Yohanes 11:14; Kisah 2:24; Roma 8:38.
Kematian Rohani disebut dalam Lukas 15:24; Yohanes 5:24; 8:51;
Roma 8:13; Efesus 2:1; 1Timotius 5:6 dan Wahyu 3:1. Kematian
kekal disebut dalam Matius 10:28; 25:41,46; 2Tesalonika 1:9; Wahyu 4:11.
Kematian yang kekal mempunyai arti lebih daripada tinggal tetap
selama-lamanya dalam keadaan mati rohani. Kematian kekal juga disebut
"Kematian yang kedua" Wahyu 2:11; 20:6,14,15; 21:8. Dalam
Wahyu 20:10 disebutkan suatu "lautan api" yaitu tempat di mana
orang-orang disiksa siang malam tak ada hentinya, sebab ketika Iblis
dilemparkan ke tempat itu, "binatang dan nabi palsu" itu sudah ada di sana
seribu tahun lamanya, disiksa siang malam. Oleh sebab itu kematian yang
kedua adalah suatu tempat siksaan yang tidak ada akhirnya; tempat itu
adalah tempat siksaan yang nyata dan dapat dirasakan. "Dalam Alkitab
dijelaskan bahwa kehidupan itu yang dimaksud bukan hanya bergerak secara
jasmani saja, melainkan hidup didalam kebenaran dengan mengenal Allah,
yaitu hidup beserta Kristus. Jadi, kematian itu bukan suatu keadaan tidak
ada, dihapuskan atau dilenyapkan, melainkan berada dalam keadaan yang
salah, keji, hina dan mengikuti Iblis." -Dr. Torrey (Lihat Wahyu 21:8).
2. Kebinasaan
Sudah diterangkan bahwa "binasa" berarti "rusak" yaitu tidak dapat
dipakai lagi untuk maksud yang semestinya (Matius 9:17; 26:8). Akan
tetapi "kebinasaan" juga dipakai dalam Alkitab untuk menerangkan hukuman
yang pasti bagi orang yang berdosa. Kalau kita menyelidiki dan
membandingkan Wahyu 17:8,11; 2Petrus 3:16; Filipi 3:19; 2Petrus 3:7
dengan Wahyu 19:20 dan Wahyu 20:10, maka nyata kepada kita bahwa
"kebinasaan" berarti keadaan makhluk-makhluk yang disiksa dengan tidak ada
akhirnya, dan keadaan itu diinsafi oleh orang yang disiksa. Telah
dijelaskan dalam Wahyu 14:10,11; Matius 25:41; 2Tesalonika 1:9,10 bahwa
siksaan itu tidak berhenti siang dan malam, sampai selama-lamanya.
Perhatikanlah cerita tentang orang kaya dan Lazarus (Lukas 16:19-31).
Banyak orang menganggap cerita ini sebagai perumpamaan, tetapi Tuhan Yesus
tidak menyebut perumpamaan dalam cerita itu. Rupanya hal-hal berikut ini
merupakan keadaan yang akan terjadi. Perhatikanlah bahwa orang kaya itu:
- masih dapat mengingat (Lukas 16:25),
- ia menyesal (Lukas 16:24),
- ia disiksa (Lukas 16:24),
- ia masih mempunyai perasaan sayang terhadap saudara-saudaranya
(Lukas 16:28),
- ia dapat melihat Lazarus yang senang (Lukas 16:25),
- ia memohon kasihan dan kelepasan (Lukas 16:25 dan
Lukas 16:26),
- ada jurang yang tak terseberangi antara saleh-saleh Tuhan dan
orang-orang jahat (Lukas 16:26). Jelaslah bahwa siksaan bagi orang-orang
yang tidak bertobat dan tidak percaya akan Tuhan Yesus Kristus adalah
siksaan yang tidak ada akhirnya. Siksaan itu dahsyat sekali.
H. Di manakah orang-orang akan tinggal sepanjang masa kekekalannya ?
Jawaban untuk pertanyaan itu ada di dalam kehendak pribadi
masing-masing. Satu hal yang nyata dari Alkitab ialah persoalan itu harus
dipastikan dalam kehidupan sekarang ini. Lihat Lukas 16:26;
Yohanes 5:28,29; 8:21,24; Ibrani 9:27.
I. Ringkasan tentang hukuman yang kekal
Akibat orang berdosa yaitu siksaan yang kekal. Siksa itu dinyatakan
dengan perkataan-perkataan "murka", "geram", "siksaan" dan "hukuman
kebinasaan" dalam ayat-ayat yang berikut: Roma 2:8,9; Yudas 1:7;
2Tesalonika 1:9.
Hukuman dan siksaan itu kekal. Dalam Alkitab perkataan
"selama-lamanya" sering dipakai. "Perkataan itu dipakai dalam menyatakan
kehidupan Kristus (Yoh 12:34); Roh Kudus yang tetap tinggal di antara
kaum-Nya (Yohanes 14:16); pekerjaan Imam Kristus (Ibrani 7:1-28);
Firman Allah (1Pet 1:23); kebenaran orang percaya (2Kor 9:9).
Perkataan itu juga dipakai untuk menyatakan akibat orang-orang berdosa
(Yudas 1:13; 2Petrus 2:17). Dalam ayat-ayat itu tidak disebutkan bahwa
ada suatu tempat yang menunjukkan bahwa keadaan di situ tidak sampai
"selama-lamanya" (F.W. Grant).
J. Tempat hukuman yang kekal
Tempat hukuman yang kekal ialah neraka, (Markus 9:43-48). Api neraka
disediakan khusus untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya (Matius 25:41).
Api itu adalah api yang sungguh-sungguh, lihat Matius 7:19; Yohanes 15:6;
Yes 66:24; Ibrani 6:8; 10:26,27; Wahyu 20:15; 21:8; Mat 13:30,41,42.
Tuhan Allah merindukan supaya semua manusia diselamatkan, dan hal itu
dibuktikan tatkala Ia mengutus Anak-Nya ke Golgota. Tuhan tidak mau
seorang pun binasa (2Petrus 3:9), dan Tuhan telah menyediakan tebusan
supaya jangan ada manusia yang binasa. Akan tetapi kalau manusia sengaja
mengikuti Iblis tak dapat tidak ia akan menuju ke tempat yang disediakan
untuk Iblis itu.
Rupanya ada perbedaan tingkat hukuman dalam tempat itu (Luk 12:47,48;
Roma 2:2-16). Tetapi ayat-ayat ini bukan berarti bahwa ada
beberapa orang tidak akan dihukum, sebab semua orang telah berdosa dan
melanggar terang yang ada padanya. Maksud kami dalam mengemukakan hal ini
ialah untuk menerangkan bahwa hukum-hukum Allah adalah adil. Tiap-tiap
orang dihukum sesuai dengan perbuatannya (Wahyu 20:12).
Tempat hukuman yang kekal ialah di dalam lautan api, dan orang yang
disiksa di dalamnya dapat merasakan dan menginsafi siksaan itu. Di dalam
Lukas 16:19-31 dikatakan bahwa orang-orang jahat terus masuk ke tempat
siksaan sesaat sesudah mati. Mereka itu akan dipanggil dan dibangkitkan
dari tempat itu untuk menghadap takhta Allah (takhta putih yang besar) pada
kebangkitan yang ke dua (Yohanes 5:28,29; Wahyu 20:11-15). Pengadilan
itu bukan untuk orang yang percaya kepada Kristus, sebab mereka telah masuk
dalam kebangkitan yang pertama (Wahyu 20:4; 1Tesalonika 4:14-17) dan
mereka itu tidak akan kena hukuman lagi (Yohanes 5:24).
Hukuman yang kekal itu dinamakan kematian yang kedua. Kematian yang
pertama bukan berarti jiwa dan roh dihapuskan, dan begitu pula dalam
kematian yang kedua (Wahyu 20:14; 21:8).
K. Masih adakah kesempatan bagi orang-orang yang sudah mau mendengar
tentang keselamatan Yesus Kristus?
Tidak ada satu ayat pun dalam Alkitab yang menawarkan hal itu. Dan
semua orang telah memiliki terang yang cukup untuk dapat menghukumkan dia
kalau terang itu tidak ditaatinya. Lihat Yohanes 14:6; Kisah 4:12;
Roma 2:12-16.
"Akibat yang akan diterima oleh orang-orang yang menolak keselamatan di
dalam Yesus Kristus yang ditawarkan kepadanya yaitu siksaan yang dirasakan
dan dialami tanpa ada akhirnya. Ini merupakan sesuatu yang dahsyat sekali,
tetapi sesuai dengan isi Alkitab. Betapa hebatnya dosa menolak rahmat
Allah yang telah memberikan Anak-Nya yang tunggal untuk menjadi Juruselamat
kita. Orang yang tidak menginsyafi akan hebatnya dosa, dan tidak mengerti
tentang kesucian Allah atau kemuliaan Kristus, serta apa yang dituntut oleh
Kristus dari manusia, orang itu lebih suka memegang ajaran yang melemahkan
hukuman atas orang yang tidak bertobat. Bila kita tahu betapa dahsyatnya
dosa, dan tahu akan kesucian Allah yang sempurna, serta kemuliaan Yesus
Kristus, tentu hati kita akan menuntut hukuman yang kekal bagi orang yang
menolak Kristus, yang mengasihi dosa dan memilih dosa, dan yang lebih
menyukai kegelapan daripada terang. " Dr. R.A. Torrey.
Berhubung dengan asa ini, bagaimanakah saudara-saudara kita yang tidak
bertobat dan yang menolak Kristus? Dr. R.A. Torrey menjawab, "Lebih baik
kita mengakui hal-hal yang sungguh-sungguh nyata. Lebih baik kita berusaha
menyelamatkan saudara-saudara kita dari bahaya dan tidak berbantah-bantah
tentang hal-hal yang sungguh-sungguh nyata. Ketidakpercayaan kita bahwa
topan akan datang tidak dapat mencegah datangnya topan itu. Kalau kita
sungguh-sungguh mengasihi Tuhan, serta insaf akan kemuliaan-Nya dan apa
yang dituntut oleh Tuhan dari manusia, tentu kita akan berkata bahwa
orang-orang yang menolak dan menghina Kristus patut disiksa sampai
selama-lamanya, walaupun orang itu saudara kita.
"Misalnya seorang yang sangat kita kasihi melakukan kesalahan yang besar
kepada seorang lain yang lebih kita kasihi, dan ia tetap berada di dalam
kesalahannya, tentu kita akan menghendaki bahwa orang itu patut dihukum
selama-lamanya.
"Walaupun manusia telah berdosa, tetapi Tuhan memberikan rahmat-Nya
dengan mengorbankan Anak-Nya sendiri supaya dapat menyelamatkan manusia.
Jadi, kalau manusia tetap menolak rahmat-Nya serta menghina Anak Allah itu
dan ia disiksa selama-lamanya, tentu kita harus mengaminkannya serta
mengatakan, 'Benar dan adil hukuman-Mu, ya Allah!'
"Bagaimanapun juga sudah nyata di dalam Alkitab bahwa orang-orang yang
tidak bertobat serta menolak Kristus akan disiksa selama-lamanya. Senang
atau tidak senang, kita harus percaya akan hal ini dan menunggu sampai kita
tiba di sorga, dan di sanalah kelak kita dapat mengetahui apa sebabnya
Tuhan mengatur demikian. Dalam hal ini tentu Tuhan mempunyai maksud yang
berbudi. Walaupun kita tidak mengerti maksud itu. Manusia, yang paling
berhikmat sekalipun, tidak dapat memerintah Tuhan dalam hal ini. Kita
hanya dapat mengetahui hal-hal yang sudah dinyatakan Tuhan kepada kita.
Sebagai kesimpulan ada dua hal yang jelas. Pertama: semakin dekat
seseorang berjalan beserta Allah, dan semakin ia berserah kepada Tuhan dan
pekerjaan-Nya, mereka akan semakin lebih mempercayai asas ini. Ada orang
yang berkata, "Saya tidak dapat menerima asas itu sebab saya sangat
mengasihi sesama manusia saya. ' Lebih baik orang itu menunjukkan kasihnya
dengan menyerahkan dirinya bagi sesamanya manusia, seperti Yesus, agar
jiwanya selamat, daripada menentang asas pelajaran ini, sebab kita sama
sekali tidak dapat mengubah hal-hal yang sudah dipastikan Allah.
"Orang Kristen yang duniawi tidak berpegang pada pengajaran tentang asas
siksaan yang kekal. Banyak asas pengajaran yang salah mengenai hukuman
yang kekal sudah diberitakan di dalam dunia, Lihat 1Timotius 4:1;
2Timotius 4:3. Kalau orang Kristen menolak kesucian, berarti ia juga
menolak asas pengajaran yang benar. Jemaat yang duniawi, yang mengikuti
kehendak dunia, juga tidak senang dengan asas pengajaran yang mengemukakan
tentang hukuman yang kekal. Orang-orang yang berpegang pada asas yang
salah mengenai hukuman dosa, akan segera kehilangan kuasa Allah. Boleh
jadi orang itu pandai berkhotbah, tetapi satu hal yang jelas, ia tidak
pandai menarik jiwa kepada Tuhan. Orang itu tidak dapat meminta kepada
orang-orang lain untuk diperdamaikan dengan Allah. Orang semacam itu
seringkali merusak iman orang yang sudah percaya kepada Tuhan. Kalau kita
sungguh-sungguh percaya bahwa akan ada hukuman yang kekal, dan kalau hal
itu tertanam dalam hati kita, tentu kita akan sangat berusaha supaya
orang-orang yang terhilang dapat diselamatkan. Dan kalau kita telah
meringankan hal ini, berarti kita tidak lagi bernyala-nyala dengan kasih
Tuhan. Kalau kita sungguh-sungguh percaya kepada asas pengajaran yang
diterangkan dalam Alkitab ini, tentu kita akan menyerahkan diri kepada
Tuhan untuk dipakai bagi keselamatan orang-orang yang terhilang.
"Janganlah menerima asas pengajaran ini secara akal saja. Sebab kalau
saudara mencoba mengajarkan asas pengajaran ini dengan akal, maka saudara
akan menjauhkan orang-orang dari Kristus. Tetapi kalau asas ini ditanamkan
dalam hati yang penuh dengan kasih, sehingga hati kita terbeban untuk
orang-orang berdosa, tentu tenaga kita, uang kita, dan segala yang ada pada
kita akan kita pakai untuk keselamatan manusia, yaitu menyelamatkan mereka
itu dari neraka, tempat siksaan yang pasti dialami dan dirasakan sampai
selama-lamanya." (Dr. R.A. Torrey).
Robert Murray Mc Cheyne, pengkhotbah yang termasyur di Skotlandia,
selalu bersandar pada mimbar sambil menangis apabila ia berkhotbah tentang
kebinasaan orang-orang yang tidak mau bertobat dan percaya kepada Tuhan
Yesus. Itu merupakan teladan baik untuk tiap-tiap pengkhotbah.