18. PENCIPTAAN MANUSIA
A. Manusia diciptakan oleh Allah
Alkitab menyatakan dengan jelas dan tegas bahwa manusia diciptakan oleh
Allah, manusia diciptakan dalam jangka waktu yang singkat dan berlangsung
sebagai manusia dewasa yang sempurna, Kejadian 1:27; 2:7. Dalam bahasa
Ibraninya, kata "menciptakan" dalam Kejadian 1:27 yang dipakai adalah
"bara", tetapi dalam ayat Kejadian 1:25 kata yang dipakai adalah "asah",
yang berkenan dengan binatang, yang liar dan yang jinak. Kedua kata itu
tidak mengandung arti "bertumbuh" atau "berubah rupa" atau "menjadi lain".
Perkataan "asah" berarti "membuat dengan memakai bahan-bahan" seperti
membuat meja dari kayu. Istilah "bara" berarti "menjadikan dengan tidak
memakai bahan apa-apa". Jadi, Alkitab tidak mengemukakan alasan apa pun
sehingga ilmu pengetahuan atau manusia dapat berpikir bahwa tubuh manusia
adalah keturunan dari binatang, apalagi pikirannya dan jiwanya. Alkitab
menerangkan bahwa Allah menciptakan manusia langsung,
Kejadian 1:27; 5:1,2. Cara Tuhan menjadikan manusia diterangkan
dalam Kejadian 2:7 dan Kejadian 2:21,22. "Pelajaran evolusi
(suatu jenis berkembang dan berubah sampai menjadi jenis baru yang lebih
tinggi tingkatannya) tidak dapat didasarkan pada pasal Kejadian 1:1-2:25.
Pengarang kitab Kejadian juga memakai perkataan Ibrani "yatsar" yang berarti
"membuat", bukan bertumbuh atau bertambah-tambah... Tidak ada binatang yang
dijadikan menurut gambar dan rupa Allah; badan binatang tidak dibuat atau
diciptakan seperti badan manusia." Leader S. Keyser.
B. Semua manusia adalah keturunan Adam dan Hawa
Di dalam Alkitab ada banyak bukti bahwa semua manusia adalah keturunan
Adam dan Hawa, Kejadian 1:27,28; 9:19. Akan tetapi ada bukti yang
lain di samping bukti dari Alkitab. Ada bukti dari sejarah dunia: Sejarah
negara-negara dan bangsa-bangsa dari seluruh dunia menunjukkan bukti bahwa
segenap manusia asalnya dari satu pasang suami isteri di Asia. Ada pula
bukti dari bahasa-bahasa manusia: Menurut para ahli yang menyelidiki
asal-usul bahasa-bahasa di dunia, maka ada banyak tanda-tanda yang
membuktikan bahwa semua bahasa yang terkenal di dunia ini berasal dari
satu bahasa. Dan tidak ada bukti bahwa bahasa-bahasa yang tidak terkenal
tidak berasal dari satu bahasa. Bukti dari ilmu jiwa manusia: Semua
bangsa dan suku-suku bangsa di dunia ini, memiliki cara berpikir yang
sama. Ini nyata dari adanya persamaan di dalam pepatahnya,
adat-istiadatnya, budi pekertinya, dongeng-dongeng nenek moyang, dan
kemungkinan segala bangsa menjadi orang Kristen. Ini membuktikan bahwa
semua manusia hanya satu asalnya. Bukti dari ilmu tubuh manusia: Segala
bangsa dapat mengadakan perkawinan antara bangsa dan mereka dapat
memperoleh keturunan. Suhu tubuh segala bangsa sama panasnya. Segala
bangsa mempunyai nadi yang sama banyaknya. Segala bangsa dapat diserang
segala macam penyakit. Hal-hal demikian tidak dapat terjadi pada
binatang, dan darah manusia selalu dapat dibedakan dari darah binatang,
kalau dilihat dengan mikroskop.
Rasul Paulus menerangkan bahwa segenap umat manusia adalah keturunan
Adam dan Hawa, dan dosa Adam dan Hawa diwariskan kepada segala manusia.
Begitu pula di dalam Kristus ada keselamatan yang cukup untuk segala
manusia, Roma 5:12,19; 1Korintus 15:21,22. Bandingkan
Kisah 17:26.
C. Manusia diciptakan atas gambar dan rupa Allah
Alkitab menyatakan dengan jelas sekali bahwa manusia diciptakan menurut
gambar dan rupa Allah, Kejadian 1:26,27; 1Korintus 11:7. Dalam dua hal
manusia dijadikan menurut gambar dan rupa Allah, yaitu (1) hal kesucian,
(2) sebagai suatu pribadi. Dalam hal kesucian berarti bahwa manusia
dijadikan dengan pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat; manusia
dijadikan suci dan tidak berdosa, Pengkhotbah 7:29; Efesus 4:24;
Kolose 3:10. "Adam dijadikan dengan perangai yang suci, yaitu dengan
kerinduan akan Allah: semua orang yang lahir setelah dia, dilahirkan dengan
kerinduan untuk menjauhkan diri daripada Allah". Farr. Sebagai suatu
pribadi berarti bahwa manusia dijadikan satu pribadi seperti Allah adalah
satu pribadi; dan manusia mempunyai pengetahuan tentang dirinya sendiri,
dan mempunyai kehendak diri sendiri. Ia mempunyai pengetahuan, perasaan
dan kehendak. Tidak ada binatang yang demikian. Manusia mempunyai hati
nurani yang dapat memberitahukan mana yang baik dan yang jahat. Akan
tetapi bisikan kalbu bukan suatu ukuran atau patokan yang sempurna, sebab
hati nurani mungkin diabaikan dan dimatikan. Oleh sebab itu perlu sekali
kita selalu membaca Firman Tuhan supaya hati nurani kita disesuaikan dengan
Firman itu.
Manusia memiliki kehendak bebas. Manusia boleh memilih yang baik atau
yang jahat, dan karena itu manusia harus bertanggung jawab atas
kelakuannya. Allah adalah Roh: dengan demikian Ia tidak mempunyai tubuh.
Oleh sebab itu manusia tidak diciptakan menurut gambar Allah secara tubuh,
walaupun tubuh manusia ajaib. Pada pihak lain kita tahu bahwa Tuhan Yesus
Kristus ialah gambar Allah dan pada waktu yang akan datang kita akan serupa
dengan Dia, 1Yohanes 3:2.
Manusia mempunyai tubuh, jiwa dan roh. Ia mempunyai bagian jasmani dan
rohani. Bagian jasmani ialah tubuhnya, yang rohani yaitu roh dan jiwanya.
Ada dua pandangan daripada ahli teologi yaitu yang mengatakan bahwa roh dan
jiwa merupakan dua kesatuan dan yang mengatakan bahwa roh dan jiwa itu
merupakan satu kesatuan. Alkitab tidak menjelaskan mengenai hal ini, jadi
hal ini tidak dapat dipastikan. Oleh sebab itu sebaik-baiknya kita tidak
perlu mencoba memastikan hal ini.
D. Hasil penciptaan manusia
Hasil dari penciptaan manusia ada tiga. Secara jasmani manusia elok
dan mulia, Mazmur 139:14. Secara jiwa, pikirannya tidak dihalangi.
Manusia telah mengetahui banyak hal dari sebab akal budinya. Karena
pikirannya tidak dihalangi maka manusia dapat menamai segala jenis
binatang, dan hal itu menandakan bahwa Adam pandai dan luas
pengetahuannya. Secara rohani, ia mempunyai kesadaran yang tidak
dihalangi dosa; ia mempunyai keinsafan akan hal-hal rohani dan mempunyai
persekutuan dengan Allah yang tidak dihalangi. Secara jasmani, jiwa dan
rohani manusia itu sempurna. Manusia yang diciptakan itu sungguh amat
baik, Kejadian 1:31.
Oleh sebab segala bangsa di dunia ini berasal dari satu keturunan
(Kisah 17:26), maka kita yang percaya akan Yesus Kristus wajib
memberitahukan Injil kepada segala saudara kita. Pekerjaan pengabaran
Injil memang ada hubungannya dengan penciptaan manusia.
I. MANUSIA JATUH KE DALAM DOSA
A. Ujian untuk manusia
Alkitab menyatakan bahwa sesudah manusia diciptakan, maka Allah
menempatkan mereka di dalam Taman Eden di mana ditempatkan pohon
pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, Kejadian 2:8-17. Allah
menempatkan pohon itu karena Ia hendak menguji manusia apakah manusia akan
mentaati apa yang telah dipesankan Allah kepadanya. Kalau manusia mentaati
peraturan itu maka tentu ia akan mendapat pahala, dan kalau tidak taat
tentu ia akan mendapat hukuman. Di dalam Taman Eden itu hanya satu pohon
yang buahnya tidak boleh dimakan oleh manusia. Itu merupakan suatu
peraturan yang istimewa, karena tidak jelas apa sebabnya peraturan itu
diberikan. Sepuluh hukum Tuhan adalah hukum yang nyata sebabnya, dan hukum
itu dapat disebut sebagai hukum moral. Misalnya ada peraturan, "Jangan
mencelupkan tangan ke dalam air" maka peraturan itu merupakan peraturan
istimewa sebab kita tidak mengetahui alasannya, apa kebaikan dan
keburukannya. Demikian pula Adam dan Hawa tidak mengetahui alasan dari
peraturan Allah, "...pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat
itu, janganlah kaumakan buahnya ..." Tuhan telah memberikan peraturan itu,
dan Adam dan Hawa wajib mentaati perintah itu.
B. Maksud ujian untuk manusia
Apa sebabnya manusia perlu diuji oleh Allah? Ada tiga jawaban untuk
pertanyaan itu.
Pertama, ujian itu perlu oleh sebab manusia memiliki kehendak bebas.
Manusia dapat menentukan segala perbuatannya oleh kehendak dirinya sendiri.
Oleh sebab itu manusia memerlukan sesuatu untuk menentukan pilihan yang
sesuai dengan kehendak dirinya. Kalau tidak ada ujian untuk manusia apakah
gunanya ia diberi kebebasan untuk menentukan perbuatannya? Misalnya: kita
mengerti bahwa ikan laut bernafas dengan insang, dan insang itu sesuai
dengan suasana air. Tetapi, insang tidak sesuai dengan suasana udara, jadi
insang itu menuntut supaya ikan hidup dalam air. Begitu pula manusia, ia
diberi hak dan kuasa untuk menentukan segala kelakuannya, oleh sebab itu
haruslah ia diuji supaya kebebasan menentukan kelakuannya dapat bekerja
atau berfungsi. Kalau manusia tidak diberi kuasa untuk menentukan sendiri
kelakuannya maka itu bertentangan dengan perangainya.
Kedua, manusia diuji oleh Allah untuk membuktikan apakah ia mentaati
perintah Allah dan setia kepada Allah. Tentu Allah yang telah menjadikan
manusia berhak menguji manusia dan memberikan suatu hukum yang sesuai
dengan keadaan batin mereka. Sebelum Adam bersekutu dengan Allah, ia harus
diuji sebab persekutuan menuntut ketaatan dan kasih menuntut kesetiaan.
Ketiga, kita mengetahui dengan pasti bahwa apa yang telah diperintahkan
oleh Tuhan kepada manusia adalah hal yang mendatangkan kebaikan untuk
manusia. Oleh sebab itu perintah ini diberikan kepada manusia untuk
membawa manusia kepada kehidupan yang lebih tinggi dan mulia. Adam dan
Hawa diciptakan dalam keadaan suci dan dengan sifat yang ingin dekat kepada
Allah. Jadi seandainya mereka telah memilih untuk mentaati perintah Allah,
tentu hati nuraninya yang suci akan menyatakan tabiat dan kelakuan yang
suci. Seandainya mereka dengan dalam ujian itu, tak dapat tiada kemenangan
itu akan meneguhkan manusia di dalam kesucian. Akan tetapi, oleh sebab
manusia sudah salah pilih dan sudah melanggar Firman Allah, maka hati
nuraninya yang suci menjadi kotor oleh dosa, dan oleh karena itu akibat dan
hukuman dosa ditanggung ke atas mereka dan atas segala keturunannya,
sehingga dengan demikian mereka sekalian telah terjerumus di dalam dosa.
Meskipun Adam dan Hawa telah diciptakan dengan perangai yang suci mereka
itu mungkin juga dicobai dan mereka bahkan sudah dicobai.
C. Pencobaan manusia
Alkitab menerangkan bahwa Adam dan Hawa telah dicobai untuk berbuat dosa
dengan melanggar perintah Allah yang istimewa, Kejadian 3:1-6;
2Korintus 11:3; 1Timotius 2:14. Ular telah dipakai sebagai alat
dalam tangan Iblis untuk mencobai Adam dan Hawa, Kejadian 3:1,4;
2Korintus 11:3.
Iblis, makhluk yang telah jatuh sebelum manusia diciptakan, selalu
berusaha menjatuhkan manusia. Ia cerdik sekali sehingga ia dapat memakai
si ular. Boleh jadi ular asli adalah seekor binatang yang elok rupanya,
dan boleh jadi ia berjalan dengan kaki (Kejadian 3:14). Sesudah Iblis
memasuki ular itu lalu ia datang kepada Hawa dan mencobai dia. Iblis itu
cerdik sekali, sebab sesudah ia mencobai Hawa sehingga jatuh, Hawa kemudian
mencobai Adam. Pencobaan yang dilakukan dengan perantaraan Hawa akan jatuh
lebih efektif daripada pencobaan yang datangnya langsung dari Iblis. Patut
kita ingat bahwa maksud Iblis yang terutama ialah supaya Adam jatuh ke
dalam dosa. Apakah sebabnya? Sebab Adam ialah kepala segala manusia dan
raja atas segenap bumi (Kejadian 1:26-28; 1Korintus 11:7-9), dan ialah
yang harus bertanggung jawab. Jatuhnya Adam ke dalam dosa mengakibatkan
semua manusia tercemar dan ikut jatuh ke dalam dosa, dan itulah yang
diinginkan oleh iblis.
D. Cara pencobaan itu.
Pencobaan terhadap Hawa itu dilakukan melalui 3 cara:
- Melalui tubuh. Iblis mencobai dengan perantaraan tubuh Hawa. Hawa
telah melihat bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan, Kejadian 3:6[a].
- Melalui jiwa. Iblis mencobai Hawa dengan perantaraan pikirannya.
Ia merasa bahwa pohon itu sedap kelihatannya (Kejadian 3:6[b]), yang
menyangkut unsur kesenian, tetapi ia menjadi lebih tertarik karena ia
berpikir bahwa pohon itu akan memberi pengertian, Kejadian 3:6[c].
- Melalui roh. Dengan rohnya Adam dan Hawa bersekutu dengan Allah.
Iblis telah mencobai Hawa melalui rohnya dengan berkata bahwa kalau buah
itu dimakan Hawa akan menjadi seperti Tuhan Allah dengan mengetahui yang
baik dan yang jahat, Kejadian 3:5. Keinginannya untuk menjadi
seperti Allah yang mengetahui baik dan jahat merupakan suatu cita-cita
yang mulia, tetapi sesungguhnya itu adalah ambisi yang berpusat pada diri
sendiri dan berasal dari Iblis, yaitu ambisi yang sama yang menyebabkan
jatuhnya Iblis, Yesaya 14:14.
Apakah mereka mengetahui baik dan jahat sebelum mereka jatuh dalam dosa?
Tentu! Mereka tahu bahwa mentaati perintah Allah adalah baik dan melanggar
perintah itu adalah jahat. Jadi, tidak ada sesuatu yang ditambahkan kepada
pengetahuannya kecuali mengetahui dan menginsafi bahwa diri mereka berdosa.
Perhatikanlah bahwa Iblis juga telah mencobai Tuhan Yesus dengan tiga
cara tersebut, (Matius 4:1-11; Lukas 4:1-13). Sampai sekarang pun Iblis
tetap mencobai segala manusia dengan cara seperti itu. Dalam
1Yohanes 2:16 terdapat (1) "keinginan daging" (2) "keinginan mata"
(3) "keangkuhan hidup".
E. Jatuhnya manusia ke dalam dosa.
Alkitab menyatakan dengan jelas sekali bahwa Adam dan Hawa telah jatuh
dari kesucian mereka yang mula-mula, ketika mereka melanggar perintah Allah
yang istimewa itu, yaitu larangan untuk makan dari pohon pengetahuan
tentang yang baik dan yang jahat, Kejadian 3:6; Roma 5:12,19;
1Timotius 2:14. Itulah dosa manusia yang pertama, dan akibat dosa
itu besar lagi hebat, dan hukumannya segera datang. Dr. R.A. Torrey telah
mengemukakan lima hal mengenai dosa yang pertama itu:
- mendengar fitnah yang ditujukan terhadap Allah.
- kurang percaya akan perkataan Allah dan kasih Allah.
- memandang akan hal yang dilarang oleh Tuhan.
- ingin akan hal yang dilarang oleh Tuhan.
- melanggar perintah Tuhan.
Dosa Adam dan Hawa dilakukan atas kehendak diri mereka sendiri. Segala
dosa disebabkan oleh pilihan kehendak manusia. Oleh sebab Adam dan Hawa
telah diciptakan dalam keadaan suci, maka dosa datang dari luar mereka.
Dosa itu asalnya dari Iblis dengan perantaraan ular. Dosa Adam dan dosa
semua keturunannya tidak lain daripada dosa karena tidak percaya akan
Firman Allah: mereka mempercayai perkataan Iblis. Oleh sebab itu wajib
kita menerima nasihat ini: Kita tidak dapat sungguh-sungguh menjadi milik
Allah kalau kehendak kita belum dimiliki Allah serta belum tunduk
kepada-Nya. Artinya, kehendak kita harus dikuduskan serta dibebaskan
sehingga kita dapat sungguh-sungguh mengasihi Tuhan. Inilah kemerdekaan
yang sempurna.
F. Akibat dosa (akibat jatuhnya manusia ke dalam dosa)
Ketika si ular memberitahukan kepada Hawa bahwa mereka akan menjadi
seperti Allah dengan mengetahui yang baik dan yang jahat, ular itu berdusta
walaupun ada juga sebagian kata-katanya yang betul. Tuhan Allah tidak tahu
tentang kejahatan sebab Allah tidak dapat melakukan kejahatan dan tidak
dapat dicobai (Yakobus 1:13). Tetapi Adam dan Hawa sudah mengetahui
kejahatan karena mereka melakukan atau mengalami kejahatan itu. Sejak saat
itu, lebih mudah bagi mereka untuk melakukan kejahatan daripada kebenaran.
Sejak saat itu pula perangai manusia dan semua keturunannya ada di dalam
dosa.
Akibat dosa mereka ialah:
- Mereka merasa malu (Kejadian 3:7). Sebab mereka telah makan
buah pohon itu, maka mereka melihat kenyataan diri mereka sendiri, dan
mereka merasakan tekanan dosa mereka. Pada saat itu juga Tuhan telah
mulai menyadarkan hati nurani mereka.
- Mereka berusaha sendiri. Mereka telah menyemat daun pohon ara dan
membuat cawat (Kejadian 3:7). Setelah Adam jatuh di dalam dosa,
maka manusia selalu berusaha untuk menyelamatkan dirinya sendiri; ia telah
mencobai menenun bagi dirinya sendiri suatu jubah kebenaran. Tudung itu
bukan tudung darah dan bukan tudung yang berasal dari Allah, dan bukan
jalan keselamatan dari Allah. Pengharapan manusia hanya di dalam menerima
tudung kebenaran yang telah disediakan oleh Tuhan (Kejadian 3:21;
Filipi 3:9).
- Mereka menjadi takut (Kejadian 3:8-10). Sebelum Adam jatuh
ke dalam dosa, ia tidak takut, ia dan Hawa bagaikan anak-anak yang selalu
senang, mereka menemui Allah pada waktu kapan saja bila mereka mendengar
suara-Nya. Tetapi kini sesuatu yang baru telah masuk ke dalam kehidupan
manusia, yaitu ketakutan. Dosa telah membuat suatu rantai ketakutan yang
sampai kini masih mengikat manusia.
- Mereka mencoba menyembunyikan diri (Kejadian 3:8). Dengan
bodoh Adam dan Hawa menyangka bahwa mereka dapat menyembunyikan diri
mereka dari hadirat Allah. Keturunan mereka juga bodoh karena mereka pun
masih mencoba menyembunyikan pelanggarannya, tidak mau menghadap Allah
untuk mengakui dosa mereka dan mencari keampunan (Amsal 28:13).
- Mereka telah mencoba membenarkan diri sendiri (Kejadian 3:12).
Di sini kita melihat satu akibat dosa yang paling buruk.
Meskipun mereka berdosa dan bersalah, tetapi mereka mencoba membenarkan
diri sendiri. Bilamana seseorang mencoba membenarkan dirinya sendiri, ia
selalu menyalahkan orang lain. Adam telah menyalahkan Hawa, tetapi lebih
daripada itu ia telah menyalahkan Allah juga dalam perkataannya,
"Perempuan yang Kautempatkan di sisiku" (Kejadian 3:12).
Seolah-olah ia berkata, "Itu salah Tuhan sendiri, yang telah memberikan
perempuan itu kepadaku, sebab kalau Tuhan tidak memberikan perempuan itu,
tentu pelanggaran itu tidak terjadi. "Pada masa ini banyak orang berdosa
yang juga mencoba menyalahkan Allah.
- Mereka telah menyalahkan orang lain. Adam telah menyalahkan Hawa
dari sebab dosanya sendiri, dan Hawa telah menyalahkan si ular (Iblis)
dari sebab dosanya sendiri (Kejadian 3:12,13).
Sebab yang dikatakan di atas adalah akibat dosa di dalam pribadi
manusia.
G. Hukuman dosa
Dosa selalu membawa hukuman, dan beberapa hukuman telah langsung
ditanggung oleh Adam dan Hawa oleh sebab dosa mereka.
- Hukuman telah dijatuhkan kepada ular. Sebab ular itu telah menjadi
alat Iblis, maka ular itu dikutuk (Kejadian 3:14; Mikha 7:17). Bahkan
dalam Kerajaan Tuhan seribu tahun kutukan itu tetap berlaku atas ular itu
(Yesaya 65:25). Ular itu mengibaratkan Iblis (Wahyu 12:9).
- Hukuman telah dijatuhkan kepada perempuan, yaitu penderitaan pada
waktu bersalin dan perempuan harus tunduk kepada suaminya (Kejadian 3:16;
Yohanes 16:21). Akan tetapi berkat Injil, Injil mengurangi hukuman
itu (1Timotius 2:15; 1Petrus 3:7).
- Hukuman telah dijatuhkan kepada laki-laki. Hukuman ini berupa
kesusahan dan kelelahan (Kej 3:17-19; Ayub 5:7; Pengkhotbah 2:22,23).
Pekerjaan adalah suatu berkat, bukan laknat, tetapi laknat atas tanah
menyebabkan pekerjaan lebih berat.
- Hukuman telah dijatuhkan kepada bumi, oleh sebab manusia. Akibat
hukuman itu bumi mengeluarkan semak duri dan rumput duri (Kej 3:18).
Seperti ular, begitu pula duri adalah musuh manusia (Mat 7:16). Dalam
Alkitab duri itu melukiskan kejahatan (Bil 33:55; 2Korintus 12:7).
Pada waktu Tuhan Yesus disalib, Ia diberi mahkota duri. Pada masa Kerajaan
Tuhan seribu tahun, laknat atas bumi akan dihapuskan (Yesaya 25:8).
Semua yang dikatakan di atas adalah akibat dari luar manusia, yaitu
dari Allah.
H. Dosa menyebabkan perceraian
Dosa selalu membawa perceraian. Adam dan Hawa telah diceraikan dari
tiga hal:
1. Mereka dan keturunan mereka diceraikan dari pohon kehidupan. Dalam
hal ini rahmat Allah dinyatakan, sebab seandainya manusia dapat hidup
selama-lamanya dalam keadaan berdosa, maka hal itu menjadi bahaya besar.
Oleh sebab itu Adam dan Hawa diusir dari pohon kehidupan tetapi oleh
penebusan dan kebangkitan Kristus, keturunannya yang menerima Kristus akan
dapat makan buah pohon itu (Wahyu 2:7; 22:14). Tubuh manusia akan
menjadi rusak dan lemah, tetapi Tuhan telah menyediakan pohon kehidupan
untuk meniadakan kerusakan itu. Hal ini nyata bahwa sebelum air bah,
manusia berumur panjang sekali. "Mungkin, seandainya manusia tidak berdosa
maka tubuhnya akan diangkat atau dibawa naik ke sorga tanpa melintasi
kematian." (Strong). Dr. Campbell Morgan menerangkan bahwa kenaikan Yesus
Kristus menjamin kebangkitan dan kenaikan semua manusia, jikalau sekiranya
tidak ada dosa dalam manusia.
2. Adam dan Hawa diceraikan (diusir) dari Taman Eden. Hal ini
dilakukan supaya jangan sampai mereka makan buah pohon kehidupan itu.
Mungkin jadi manusia dapat menghampiri Taman Eden pada sebelah Timur, di
mana beberapa Kerub menjaga, dan di sana mereka menyembah serta
mempersembahkan korban-korban kepada Allah. Barang kali itulah kaabah yang
pertama.
3. Adam dan Hawa diceraikan dari hadirat Allah yang dapat dilihat oleh
mereka. Ketika Adam dan Hawa menyembunyikan diri mereka dari hadirat
Allah, hal itu terjadi sebab mereka itu dalam keadaan berdosa, tidak layak
memandang Allah atau bersekutu dengan Dia. Sejak saat itu manusia harus
menghampiri Allah melalui seorang pengantara (1Timotius 2:5).
I. Dosa menyebabkan kematian
Oleh sebab hukuman Allah yang melarang manusia makan buah pohon
pengetahuan baik dan jahat, maka Tuhan telah berfirman, "Sebab pada hari
engkau memakannya, pastilah engkau mati" (Kejadian 2:17). Kematian
ini yang disebabkan oleh dosa meliputi 3 aspek:
1. Kematian jasmani. Kematian jasmani adalah perceraian antara roh dan
jasmani, yang menyebabkan kerusakan tubuh. Kematian telah datang kepada
manusia dari sebab dosa, dan kematian adalah upah dosa
(Roma 5:12; 6:23). Jikalau tidak ada dosa tentu Tuhan menentukan
suatu jalan lain bagi orang saleh untuk dibawa ke sorga. Di dalam Kitab
Tesalonika dinyatakan suatu jalan bagi saleh-saleh Tuhan untuk dibawa ke
sorga selain dari kematian (1Tesalonika 4:17).
2. Kematian rohani. Kematian rohani adalah perceraian roh manusia dari
Allah (Matius 8:22; Lukas 15:32; Yohanes 5:24; 8:51; Roma 8:13;
Efesus 2:1). Hukuman mati yang dijatuhkan kepada Adam dan Hawa
terutama adalah kematian jiwa dan roh, yaitu perceraian dari Allah. Dengan
demikian kematian itu telah dialami oleh Adam dan Hawa pada hari mereka
telah makan buah yang dilarang itu (Kejadian 2:17). Hidup yang kekal
bukan hanya berarti hidup secara jasmani untuk selama-lamanya. Demikian
pula kematian bukan hanya berarti kematian secara tubuh saja
(Roma 5:12-21). Ketika dosa telah masuk, maka roh itu mati, dan
itulah sebabnya Tuhan Yesus berkata kepada Nikodemus, "Kamu harus dilahirkan
kembali" (Yohanes 3:7). Lihat juga Lukas 15:24; Efesus 2:1;
1Timotius 5:6; Wahyu 3:1.
3. Kematian Kekal. Kematian kekal adalah akibat kematian rohani, dan
merupakan penggenapan dari kematian rohani. Kematian kekal adalah hukuman
Tuhan atas orang yang tidak bertobat dan tidak percaya kepada Tuhan Yesus
sebagai Juruselamatnya, dan hukuman ini diberikan kepada tubuh dan roh
orang berdosa (Matius 25:41; 2Tesalonika 1:9; Matius 10:28;
Ibrani 10:31; Wahyu 14:11). Akan tetapi kematian rohani dan
kematian kekal dapat dihapuskan oleh anugerah Tuhan yang telah menyediakan
suatu grafirat (tebusan) dalam Tuhan Yesus (Kejadian 3:21; 4:4;
Ibrani 9:22; Yohanes 5:24; 8:51).
II. KEADAAN MANUSIA SEKARANG
Alkitab menerangkan bahwa dosa telah masuk ke dalam semua manusia oleh
sebab dosa Adam (Roma 5:12-19). Oleh sebab itu tiap-tiap manusia
dilahirkan dalam dosa dan mempunyai sifat dosa (Roma 3:9-23; 11:32;
Galatia 3:22; Mazmur 14:1-7; 51:7 Yesaya 53:6). Dosa tidak diadakan
oleh Hukum-hukum Allah yang diberikan di atas bukit Sinai. Hukum-Hukum itu
hanya menyatakan dosa yang memang sudah ada sebelumnya (Roma 5:20)
(Roma 7:7-12). Manusia melakukan dosa oleh sebab sifat dosa yang sudah
ada di dalam dirinya. Manusia adalah orang berdosa sebab tiap-tiap manusia
penuh dengan dosa. Tuhan Allah telah berkata bahwa semua orang telah
berdosa (Roma 3:10,23). Oleh sebab itu segenap dunia berada di
bawah hukuman, murka, dan kutuk Allah (Roma 3:19; Galatia 3:10)
(Efesus 2:3). Hukuman Allah menuntut supaya manusia betul-betul
mentaati Hukum-Hukum Allah, tetapi tidak ada seorang manusia pun yang
mentaati Hukum-hukum itu. Oleh sebab itu laknat hukum-hukum yang dilanggar
itu akan ditanggungkan ke atas orang yang berdosa itu. Jadi murka Allah
tinggal di atas semua orang yang tidak sungguh-sungguh percaya akan Yesus
Kristus (Yohanes 3:36). Lain daripada itu, orang-orang yang belum
dilahirkan kembali berarti masih menjadi anak-anak Iblis dan bukan
anak-anak Allah (1Yohanes 3:8-10; Yohanes 8:44; 1Yohanes 5:19).
Segenap manusia ditaklukkan oleh Iblis dan dosa sehingga mereka
itu tidak dapat menolong diri mereka sendiri. Kita dapat melihat buktinya
dalam seluruh pasal tujuh dari Kitab Roma Roma 7:1-23 dan
Yohanes 8:13-36; Efesus 2:3. Jelas dari Alkitab bahwa dosa telah
menguasai segenap perangai manusia. Pengertian mereka gelap
(Efesus 4:18; 1Korintus 2:14). Hatinya licik dan sudah membatu
(Yeremia 17:9,10). Hati nurani dan pikirannya telah cemar
(2Korintus 7:5). Kehendaknya dilemahkan (Roma 7:18), dan
(Roma 7:18). Oleh sebab semua ini, Injil menyatakan bahwa manusia
berada di dalam keadaan berdosa dan sesat jiwanya. Manusia berada di bawah
hukuman oleh sebab sifat dosanya dan sebab ia juga sudah melakukan dosa.
Oleh sebab itu maka perlu sekali manusia dilahirkan kembali
(Yohanes 3:3,7). Hukum-Hukum Allah itu menyatakan dosa di dalam
tiap-tiap diri manusia.
III. TANGGUNG JAWAB MANUSIA
A. Tanggung jawab manusia oleh sebab ia bebas memilih
Ketika Tuhan Allah menjadikan manusia serta menempatkan dia dalam Taman
Eden, maka Tuhan telah mengaruniakan kepadanya kuasa untuk memilih. Oleh
sebab Adam telah memilih untuk melanggar perintah Tuhan, maka akibatnya
dosa yang hebat telah masuk ke dalam diri manusia. Meskipun Adam telah
jatuh ke dalam dosa, hal itu tidak menghilangkan kuasanya untuk memilih,
tetapi kuasa untuk memilih itu telah menyimpang dari kebenaran. Oleh
karena itu maka penebusan di dalam Injil itu menggerakkan kehendak manusia,
dan manusia harus memilih Injil. Dengan perkataan lain, manusia masih
bebas memilih (menentukan) kehendaknya; yaitu ia masih bebas untuk memilih
Yesus Kristus walaupun ia telah terjerumus ke dalam dosa. Bilamana seorang
manusia memilih Yesus Kristus, maka Allah menopang kehendak yang lemah itu
dengan kuat kuasa-Nya.
Kehendak yang bebas berarti manusia bebas memilih, tetapi harus
bertanggung jawab atas pilihan yang sesuai dengan kelakuan dan tabiatnya
itu. Setiap kelakuan yang berasal dari kehendak yang bebas dikendalikan
oleh niat hati. Walaupun begitu, niat hati bukanlah yang menyebabkan
pilihan manusia. Manusia mempunyai beberapa niat hati, dan ia dapat
memilih salah satu di antaranya. Maka, kehendak manusia itulah yang
menentukan pilihannya. Manusia diberi kehendak bebas, dan di dalam hal itu
pilihannya ditentukan oleh kehendaknya, bukan oleh niat hatinya.
B. Tanggung jawab manusia oleh sebab bisikan hati nuraninya
Manusia mempunyai perangai yang mengetahui yang baik dan yang jahat,
oleh karena itu ia berkuasa untuk berbuat baik dan jahat. Ketika Adam
jatuh dalam dosa maka hati nuraninya disadarkan. (Sebenarnya sebelum Adam
jatuh ia juga telah mengetahui yang baik dan yang jahat. Ia telah
mengetahui yang baik, yaitu mentaati perintah Tuhan, dan ia tahu juga bahwa
melanggar perintah Tuhan adalah jahat. Tidak ada suatu pengetahuan yang
ditambahkan kepada Adam sesudah ia berdosa. Ia hanya mengalami dosa, dan
menyadari bahwa dirinya telanjang, dan ia tahu bahwa ia sudah bersalah dan
berdosa sebab ia menjadi takut serta mencoba lari dari hadirat Tuhan
Allah). Sesudah hati nuraninya disadarkan maka sejak saat itu Adam harus
memilih yang baik atau yang jahat, sesuatu yang sudah diketahuinya, jadi
hal itu merupakan suatu tanggung jawab baru baginya; bila ia ingin memilih
yang baik.
Hati nurani manusia adalah sifat pikirannya atau batinnya yang
mengetahui yang baik dan yang jahat. Hati nurani itu lebih daripada
keinginan untuk mentaati batasan-batasan atau undang-undang yang di luar
hatinya sendiri, dan undang-undang itu berlainan pada setiap bangsa. Hati
nurani membuat undang-undang bagi dirinya kalau tidak ada undang-undang
lain (Roma 2:15). Oleh sebab perangai (batin) manusia telah
dicemarkan oleh dosa, boleh jadi hati nuraninya kurang sekali memahami
hal-hal yang baik dan yang jahat, atau mungkin hati nurani itu tidak
berfungsi lagi sebab sering diabaikan (1Timotius 4:2). Sebab itu
hati nurani bukanlah suatu pemimpin yang tidak dapat bersalah.
"Sifat-sifat lain di dalam diri manusia bisa bersalah, begitu pula hati
nurani. Sebab itu hati nurani wajib diterangi dan disucikan. Aneh sekali
kalau sifat-sifat lain bisa bersalah tetapi hati nurani tidak. Jadi hati
nurani itu juga dapat bersalah. "(L.S. Keyser).
Hati nurani itu mempunyai batasan (ukuran) bagi dirinya. Batasan atau
ukuran itu dapat dipengaruhi dari luar dan dapat juga dibuat oleh hati
nurani itu sendiri, atau dapat juga karena dipaksakan oleh peraturan suatu
bangsa. Oleh sebab itu hati nurani dapat juga kurang baik, atau salah,
atau juga benar. Oleh karena bisikan kalbu dapat salah, dan oleh karena
manusia telah dicemarkan oleh dosa, maka lebih baik hati nurani itu
mentaati undang-undang yang telah dinyatakan oleh Tuhan Allah kepada
manusia. Di Gunung Sinai Tuhan Allah telah memberikan undang-undang bagi
hati nurani manusia, dan dengan itu Tuhan telah membuktikan kepada manusia
bahwa "manusia telah kehilangan kemuliaan Allah", dan oleh sebab manusia
"lemah karena daging" maka ia perlu mendapat seorang Juruselamat yang di
luar dirinya sendiri, sama seperti manusia memerlukan undang-undang dari
luar dirinya sendiri. Lihat Roma 8:3.
Kalau begitu apakah pekerjaan hati nurani? Hati nurani menunjukkan
kepada manusia suatu bidang pengertian tentang yang baik dan yang jahat.
Bidang itu mungkin kecil atau luas, sesuai dengan pengertian yang dimiliki
oleh orang itu. Tetapi bidang itu diberikan kepada tiap-tiap orang dan
orang itu sendiri tahu apakah ia mau atau tidak mau mentaati bisikan dari
hal yang baik dan yang jahat. Hati nurani tidak memaksa seseorang, hanya
menasihatkan, dan manusia sendiri yang menentukan pilihannya. Sejauh mana
seseorang mentaati bisikan hati nuraninya, ia akan merasakan apakah ia
benar atau dipersalahkan. Hati nurani seseorang membuat dia bertanggung
jawab atas perbuatan-perbuatannya.
C. Tanggung jawab manusia berkenaan dengan kekekalan yang menjadi
kodratnya.
Manusia itu kekal. Manusia dijadikan menurut gambar dan rupa Allah.
Ada dua rupa Allah di dalam manusia: manusia yang suci dan manusia yang
pribadi. Tetapi kesucian manusia hilang ketika ia jatuh ke dalam dosa.
Pada waktu ia mati secara rohani ia telah bercerai dari Allah. Kematian
rohani adalah perceraian roh manusia dari Allah (1Timotius 5:6;
Yakobus 5:20). Gambar Allah di dalam manusia (kesucian-Nya) sudah
hilang oleh sebab dosa. Tetapi rupa Allah, yaitu dalam hal manusia adalah
satu pribadi, tidak hilang. Sungguhpun manusia jatuh ke dalam dosa ia
masih tinggal suatu pribadi. Kesucian manusia dapat hilang, tetapi
pribadi manusia tidak dapat hilang atau rusak. Manusia itu kekal, yaitu
pribadinya yang kekal.
"Roh manusia sesungguhnya merupakan pribadi manusia, dan roh manusia
yang menurut teladan Allah akan hidup sampai selama-lamanya. Pribadi
manusia tidak akan berhenti. Roh manusia tidak lain adalah pribadi
manusia yang akan tetap selama-lamanya meskipun tubuh manusia telah mati."
(Wm. N. Clarke).
Oleh sebab itu manusia mempunyai tanggung jawab yang penting, sebab ia
akan hidup selama-lamanya baik dalam kehidupan kekal atau dalam kebinasaan
kekal. Jadi manusia wajib menerima hidup kekal dari Anak Allah itu
(Roma 6:23). Tuhan Allah mau mengaruniakan kepada kita kuasa
Roh-Nya supaya kita dapat melakukan kehendak Allah (Roma 8:4).
Inilah yang membawa tanggung jawab besar kepada kita, dan kita patut
bertanya kepada diri kita sendiri, "Sudahkah saya menerima kuasa Roh Tuhan
untuk melakukan kehendak-Nya?"