A. BAHAYANYA BERSIKAP RELIGIUS
Orang religius seringkali mirip dengan tokoh Peppermint
Patty dalam cerita komik Peanuts. Dalam salah satu episode,
kartunis Charles Schultz menggambarkan Patty sedang berusaha
mengerjakan tugas sekolah -- membuat laporan baca tentang buku
Kamarazov Bersaudara. Yang menjadi masalah, ia belum membaca
buku tersebut. Dengan pensil di satu tangan dan gagang telpon di
tangan lainnya, ia menghubungi temannya, Charlie Brown, untuk
menanyakan apakah ia dapat menceritakan isi buku tersebut.
Chuck (nama panggilan Charlie) menjawab, "Nah, ada tiga orang
bersaudara, dan...." Segera Patty menyela sambil menulis,
"Oh, jadi ada tiga orang, ya? Terima kasih Chuck. Saya dapat
merekayasa kelanjutannya."
Tentu saja Patty masih tetap sulit untuk menyelesaikan
tugasnya, karena itu ia kemudian membicarakannya dengan Marcie,
teman sekolahnya yang lain. Sambil merenung Patty berkata,
"Misalnya aku belum membaca buku Kamarazov Bersaudara, dan
misalnya aku juga tidak mengerjakan tugas itu, tetapi memberikan
karangan bunga kepada ibu guru. Apakah karangan bunga itu akan
dapat melunakkan hatinya?" Dengan sikap menyindir Marcie
membalikkan badan dan menjawab, "Tentu saja tuan putri! Guru
adalah orang yang bodoh. Rayuan dengan bunga akan dapat
mengelabui mereka!" Patty menggerutu, "Sialan kamu, Marcie!"
Hidup bukanlah cerita komik, namun religi mirip dengan karangan
bunga. Jika diberikan pada saat yang tepat dan sebagai ungkapan
kasih, keduanya sangat bermakna. Namun bila bunga atau religi
dimanfaatkan untuk mengelabui atau menyembunyikan kesalahan
seseorang, keduanya merupakan suatu kepalsuan. Sebagaimana
bunga tidak akan dapat menghapus kesalahan seorang murid atau
penyelewengan seorang suami, demikian pula religi tidak dapat
menghapus atau menutupi ketidaksetiaan kita kepada Allah.
Menurut Alkitab, neraka akan dipenuhi oleh orang-orang
religius yang berusaha datang kepada Allah dengan cara mereka
sendiri. Mereka percaya kepada Allah dan beribadah di gereja
sepanjang hidup, tanpa menyadari perbedaan yang jelas antara
religi dan Kristus.
Kecaman-kecaman Kritus yang keras tidak ditujukan
kepada orang-orang atheis tetapi kepada
orang-orang yang sangat religius
Alkitab bercerita tentang orang-orang religius yang berusaha
menyenangkan hati Allah dengan cara mereka sendiri. Religi
menjadi seperti obat bius rohani yang membuat mereka tidak lagi
peka terhadap kondisi mereka yang sesungguhnya semakin rusak.
Para nabi telah menyatakan kepada bangsa Yahudi bahwa ibadah
mereka sia-sia adanya. Yesus mengatakan kepada seorang guru
agama Yahudi bahwa ia harus dilahirkan kembali. Paulus menangis
untuk saudara-saudaranya, orang Yahudi yang giat melayani
Allah, namun tidak memiliki hubungan pribadi dengan Kristus.
Sejak semula, yang dibutuhkan oleh manusia sebenarnya
bukanlah religi, tetapi Juruselamat. Seseorang pernah berkata,
"Kristus datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia dari dua
hal: dosa dan religi. Sejauh ini, tugas yang paling sulit adalah
menyelamatkan orang-orang religius, yang karena religi, mereka
merasa tidak membutuhkan seorang Juruselamat".