Dasar yang Teguh (J. Wesley Brill)

Prawacana KATA PENGANTAR DAN LAMPIRAN

KATA PENGANTAR

Murid-murid sekolah Alkitab yang telah lebih dahulu menerima pelajaran-pelajaran ini meminta supaya saya membukukannya. Demikian pula banyak hamba Tuhan di Indonesia yang telah mendorong saya untuk menyusun Asas Pengajaran Kristen untuk menyelidiki dan mengerti Alkitab.

Untuk menyusun buku ini memerlukan waktu kurang-lebih sepuluh tahun lamanya, dengan disertai banyak doa kepada Tuhan, agar Ia menerangkan Firman-Nya kepada saya. Pada waktu saya menyusun buku ini, saya sedang sibuk dalam pekerjaan Tuhan. Oleh sebab itu saya mengakui bahwa buku ini banyak kekurangannya dan jauh dari sempurna. Tetapi keadaan yang mendesak telah menuntut agar buku ini disebarkan selekas mungkin. Mudah-mudahan buku ini membawa berkat bagi Jemaat Yesus Kristus sehingga memperbesar kasih mereka akan Firman Tuhan.

Buku ini harus dipelajari bersama-sama dengan Alkitab, dan tiap-tiap ayat yang hanya disebut pasal dan ayatnya saja wajib dibaca supaya mengerti apa yang dikatakan oleh Firman Tuhan itu. Bila ayat-ayat yang disebutkan itu tidak dibaca, maka saudara tidak akan mengerti penjelasan dalam buku ini. Tidak setiap ayat dikutip dalam buku ini karena harga buku ini akan menjadi terlalu mahal.

Meskipun buku ini disediakan untuk siswa-siswa Alkitab dan pendeta-pendeta, tetapi saya berharap bahwa banyak juga anggota Jemaat Tuhan yang mendapat berkat melalui buku ini.

Dalam menyusun buku ini saya mendapat bantuan yang sangat berharga dari beberapa buku yaitu: "What the Bible Teaches" oleh Dr.R.A. Torrey; "Outline Studies in Christian Doctrine" oleh Dr. George P. Pardington dan Dr. H.M. Freligh: "Systematic Theology" oleh Dr. A.H. Strong; "Christian Theology" oleh Dr. H. Orton Wiley; "The Great Doctrines of the Bible" oleh Dr. William Evans;"Systematic Theology" oleh Dr. Charles G. Finney; "The Holy Spirit of Power from on High" oleh Dr. A.B. Simpson; "The Work of the Holy Spirit" oleh Dr. Abraham Kuyper; "The Christ Life" oleh Dr. A.B. Simpson; "The Crisis of the Deeper Life" oleh Dr. George P. Pardington; "The Ministry of Healing" oleh Dr. A.J. Gordon; "The Gospel of Healing" oleh Dr. A.B. Simpson; "The Greater Life and Work of Christ" oleh Alexander Patterson; "Modern Science and the Genesis Record" oleh Dr. Harry Rimmer; "Systematic Theology" oleh Dr. Hodge; dan buku-buku lain yang tidak dapat saya ingat.

Kepada para penulis buku-buku tersebut saya menyatakan penghargaan yang sebesar-besarnya.

Salam dan Doa J. Wesley Brill
PRAKATA

Buku Dasar Yang Teguh sangat bermanfaat baik bagi para pendeta maupun bagi kaum awam dan buku ini dipakai sebagai buku pelajaran dasar di sekolah-sekolah Alkitab.

Oleh karena itu dengan senang hati kami mencetak ulang Buku Dasar Yang Teguh ini sehingga dengan demikian cetakan ini adalah cetakan yang ketujuh. Dalam cetakan ini kami memperbaharui bahasanya, tetapi tidak mengubah intinya. Demikian pula ayat-ayat kutipan kami ambil dari Alkitab terjemahan yang baru (LAI), kecuali bila diberi keterangan: (TKB) - berarti ayat itu dikutip dari terjemahan yang lama, yaitu Terjemahan Klinkert Bode; (FAYH) - berarti ayat itu dikutip dari Firman Allah Yang Hidup terbitan Kalam Hidup; (BIS) - berarti ayat itu dikutip dari Kabar Baik Umat Masa Kini, terbitan Lembaga Alkitab Indonesia; terjemahan Dr. Shellabear atau terjemahan dari Gereja Katolik.

Atas bantuan saudara-saudara yang telah memungkinkan terlaksananya pencetakan ulang buku ini, khususnya kepada Bapak G.V. Chapman, kami mengucapkan banyak terima kasih.

Penerbit.

AYAT ALKITAB

"Siapkanlah Mataku, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban dari Taurat-Mu" -- /TB Mazm 119:18

"Sebab pada-Mu ada sumber hayat, di dalam terang-Mu kami melihat terang" -- /TB Mazm 36:10

"Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna. Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap" -- /TB 1 Kor 13:9,10

"Firman itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku" -- /TB Mazm 119:105

DIPERSEMBAHKAN

Buku ini dipersembahkan kepada setiap pembaca yang ingin menyelidiki Alkitab dengan kerinduan untuk membawa jiwa-jiwa kepada Allah yang hidup dan kekal.

PENDAHULUAN

ASAS PENGAJARAN KRISTEN

Tujuan buku ini ialah menyelidiki Firman Allah dan membuat suatu pedoman dari peraturan dan asas-asas yang diajarkan dalam Alkitab. Teologi (ilmu Ketuhanan) hanya akan dipakai kalau diperlukan, untuk menerangkan Alkitab. Memang ada perbedaan antara Pengajaran Kristen dan Teologi. Oleh sebab itu pada pendahuluan buku ini diberikan sedikit keterangan mengenai Teologi, dan Pengajaran Kristen akan menjadi pokok yang dibahas dalam buku ini.

Dalam Teologi terdapat banyak unsur filsafat, yang baik maupun yang jelek. Filsafat agama ialah kepercayaan orang akan Allah, alam semesta, segenap manusia dan hubungannya satu kepada yang lain.

Teologi ialah ilmu tentang Allah dan hubungannya dengan alam ini (Strong)Perkataan "Teologi" berasal dari dua kata Yunani, Theos - Allah, dan logos - perkataan atau pikiran. Jadi Teologi berarti keterangan tentang Allah, yaitu ilmu Ketuhanan. Pada umumnya yang dimaksud dengan Teologi ialah asas pengajaran tentang Allah.

Orang Kristen yang paling kuat ialah orang Kristen yang mengerti dan memegang asas pengajaran yang benar. Bila seseorang mau diselamatkan, ia harus menyadari bahwa ia adalah seorang yang berdosa dan memerlukan seorang Juruselamat.

Kedua asas itu adalah pendahuluan dari pengajaran agama Kristen. "Yesus Kristus dan pekerjaan-Nya adalah inti asas pengajaran Kristen" (Strong). Kalau jemaat Tuhan tidak mengetahui kebenaran-kebenaran Firman Tuhan maka jemaat itu akan hancur. Pengertian tentang Firman Tuhan merupakan hal penting sekali seperti tulang punggung bagi seseorang.

Dalam dunia ini ada berbagai macam agama. Secara umum agama berarti peraturan dalam menyembah dan berbakti kepada Allah ataupun kepada dewa-dewa. Agama ialah ibadat yang diulang-ulang. Tetapi Kekristenan itu lebih daripada sebuah agama. Kekristenan adalah suatu kehidupan, suatu kehidupan baru. "Ada banyak orang yang beribadat dalam dunia ini, tetapi banyak yang tidak mengenal Allah" (Farr). Agama mempunyai banyak peraturan, tetapi belum cukup bila seseorang tidak dapat mentaati peraturan-peraturan itu di dalam hati sanubarinya. Berbakti adalah suatu tata cara dalam penyembahan, sedang Kekristenan adalah suatu kehidupan. Di Dalam penyembahan yang benar Allah berkata-kata kepada hati manusia dan manusia berkata-kata kepada Allah. Penyembahan yang benar kepada Allah dilakukan oleh kasih. "Teologi" berasal dari pemikiran, tetapi penyembahan berasal dari hati. Kelak Allah tidak akan menguji kepandaian kita, tetapi Ia menguji hati kita. "Mungkin pula terjadi seseorang mengetahui banyak Teologi, tetapi akhirnya binasa dalam neraka" (Farr).

DASAR PENGAJARAN KRISTEN

Dasar atau sumber pengajaran Kristen hanyalah Alkitab, yang terdiri atas Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Keajaiban alam ini menjadi satu bukti bahwa Allah ada, tetapi tidak menyatakan keadaan Allah dan tidak menunjukkan jalan keselamatan. Lihat /TB Roma 1:20; Mazmur 8:4; Mazmur 19:2; Kisah 17:23.

Pengajaran Kristen tidak didasarkan pada pepatah-pepatah kuno atau tradisi nenek moyang, karena satu-satunya dasar ialah Alkitab, yaitu Firman Allah. Perlu diterangkan lebih lanjut bahwa Yesus adalah Perkataan (Firman) Allah yang sempurna dan sejati. Oleh sebab itu Alkitab menunjukkan Yesus Kristus (lihat /TB Yoh 1:1). Kebenaran hanya terdapat didalam Yesus Kristus yang telah mengatakan, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup" (/TB Yohanes 14:6). Yesus mengetuk pintu hati manusia agar dapat masuk, diterima dan dikasihi. Lihatlah /TB Wahyu 3:20.

Dalam /TB Yohanes 7:17 Tuhan Yesus mengatakan bahwa Allah tidak dapat dicapai oleh ilmu pengetahuan atau Teologi, melainkan oleh pertemuan pribadi dengan Dia dengan pertolongan Roh Kudus. Selidikilah /TB 1 Korintus 1:31; 2:14.

YANG DIPERLUKAN DALAM MEMPELAJARI PENGAJARAN KRISTEN

Untuk dapat mengerti pelajaran Alkitab seseorang perlu dilahirkan kembali. Tuhan Yesus pernah memberikan pengajaran rohani kepada Nikodemus, tetapi Nikodemus tidak dapat memahaminya. Dalam /TB 1 Korintus 2:14 Paulus mengatakan , "Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dinilai secara rohani."

Bila seseorang telah dilahirkan kembali, barulah ia dapat mengerti isi Alkitab. Seorang Kristen perlu memiliki Alkitab, menyelidikinya, mengasihi Firman yang terdapat dalam Alkitab itu sama seperti ia mengasihi Allah, dan meminta pertolongan serta penerangan dari Roh Kudus dalam mempelajari Alkitab. /TB Mazmur 119:18; Lukas 24:32,45; 1 Korintus 2:10-12.

SUSUNAN DALAM BUKU INI

Didalam buku ini dikemukakan secara teratur asas pengajaran Kristen yang penting bagi orang-orang Kristen. Hal ini berguna untuk meneguhkan kepercayaan dan menumbuhkan iman serta untuk mencegah kesesatan dalam jemaat.

"Suara Hati"

Suara hati merupakan sebuah istilah yang dipakai dalam Alkitab dan mempunyai arti penting. Kata itu berasal dari kata Yunani "suneidesis". Selain suara hati kata "suneidesis" itu juga diterjemahkan menjadi hati nurani, kehendak hati, maksud hati, kesadaran, dsb., tetapi menurut anggapan kami, suara hati lebih tepat.

Suara hati bukan suara Allah yang berbicara didalam hati manusia, melainkan suara hati adalah kuasa dalam hati manusia untuk mendengar suara Allah. Suara hati adalah kuasa dalam hati manusia yang menghakimi pikiran dan kelakuannya serta mengatakan mana yang benar dan mana yang salah atau berdosa.

Seringkali apabila kita mentaati suara hati itu, suara itu menjadi semakin jelas, dan bila kita mengabaikannya, suara itu menjadi lemah dan lama-kelamaan hilang.

Istilah suara hati atau hati nurani terdapat dalam ayat-ayat berikut ini: /TB Kisah 23:1; 24:16; Roma 2:15; 9:1; 13:5*; /TB 1 Korintus 8:7,10,12; 10:25,28,29; 2 Korintus 1:12; 4:2; 5:11*; /TB 1 Timotius 1:5,19; 3:9; 4:2; 2 Timotius 1:3; Titus 1:15; /TB Ibrani 9:9,14; 10:2,22; 3:18; 1 Petrus 2:19; 3:16,21.

LAMPIRAN.Bab L1 Premillennialisme
Ps L1.1 Kedatangan Tuhan Yesus adalah Sebelum Kerajaan Seribu Tahun

Bagian A. Asas Pengajaran Tentang Alkitab

Kata "Bible" dalam bahasa Inggris berasal dari kata Yunani Biblos, yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi Alkitab. Alkitab bukan sebuah kitab biasa, Alkitab adalah kitab Allah.

Ada dua bagian dalam Alkitab, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Perjanjian Lama berisi riwayat dan panggilan Allah kepada bangsa Yahudi, dan nubuat tentang Mesias yang dijanjikan, yang akan datang sebagai Juruselamat dunia. Perjanjian Baru berisi berita tentang keselamatan di dalam Yesus Kristus dan bagaimana manusia dapat memperoleh keselamatan itu. Itulah sebabnya bagian itu disebut Perjanjian Baru. Alkitab sering disebut Firman Allah, yaitu perkataan Allah kepada manusia. Bagaimana kita tahu bahwa apa yang ditulis dalam Alkitab adalah perkataan Allah? Sebab Alkitab adalah pernyataan dari Allah. Pernyataan itu diberikan oleh Allah kepada manusia dengan cara yang luar biasa. Horne mengatakan, "Pernyataan yaitu Allah memperkenalkan diri-Nya kepada manusia, atau menyatakan kehendak-Nya kepada manusia yang sebenarnya tidak dapat mengetahui dengan akal budi atau pikirannya sendiri."

Dalam Alkitab Tuhan Allah memberikan pernyataan yang genap dan sempurna kepada manusia. Ia membuktikan kebenaran pernyataan itu dengan mujizat (/TB #Yohanes 3:2) dan nubuat yang digenapi (Yesaya 46:9,10*; /TB #Yohanes 14:29*). Pernyataan itu adalah pernyataan tentang diri-Nya sendiri yang digenapi dalam Yesus Kristus. Ia adalah penggenapan dari semua pernyataan Allah Bapa (lihat /TB #Ibrani 1:2,3; 1Timotius 3:16*; /TB #Kolose 2:2,3; 2Korintus 4:6; Yohanes 1:1,18; 14:9; Matius 11:27*). "Agama Kristen timbul sebab Allah menyatakan diri kepada manusia di dalam diri Yesus, tetapi pengajaran tentang Kekristenan terdapat di dalam Alkitab yang harus diterima dan dipercayai di dalam hati dan pikiran orang yang percaya" (McPherson).

Pernyataan yang demikian itu perlu sebab suara hati manusia tidak cukup kuat untuk membawa dia kepada Allah. Selain itu pernyataan yang direncanakan itu penting supaya dapat dijadikan suatu ukuran yang benar, yang tepat dan yang pasti. Sejak dahulu Rasul Paulus telah memberitahukan bahwa akan datang guru-guru sesat di dalam jemaat-jemaat yang tidak memperdulikan anggota-anggota jemaat-Nya, oleh sebab itulah perlunya penyataan Allah yang direncanakan. Tetapi bagaimana merencanakan penyataan itu? Penyataan itu diilhamkan Allah kepada manusia dan ditulis di dalam Alkitab.

Alkitab Diilhamkan Oleh Allah

Diilhamkan artinya, "si penulis Alkitab itu digerakkan dan dipimpin oleh Allah sehingga ia dapat menuliskan kebenaran-kebenaran yang mungkin si penulis itu sudah mengetahuinya lebih dahulu, tetapi mungkin juga ia belum mengetahuinya" (Pardington). "Bila dikatakan Alkitab diilhamkan oleh Allah itu berarti Tuhan Allah menggerakkan serta memimpin pikiran orang-orang yang menulis Alkitab itu, dengan demikian Alkitab itu adalah suatu undang-undang yang tidak mungkin salah dan wajib dipercayai serta ditaati" (Strong). "Diilhamkan artinya: Roh Kudus telah memimpin dan menggerakkan hati para penulis Alkitab sehingga apa yang ditulis oleh mereka itu merupakan penyataan dari kehendak Allah dan merupakan Firman Allah" (Wiley). Diilhamkan artinya, "Roh Kudus bekerja di dalam akal budi orang-orang yang menulis Alkitab itu sehingga pikiran mereka dibukakan dan mereka dapat menuliskan kebenaran-kebenaran Allah dengan tepat" (Hannah). Perkataan "diilhamkan oleh Allah" dalam bahasa Yunani berarti "dinafaskan oleh Allah". (Lihat /TB #2Timotius 3:16; 2Petrus 1:21*).

Terjemahan Dr. Shellabear dari /TB #2Timotius 3:16* adalah sebagai berikut: "Adapun segenap kitab (Alkitab) yang diilhamkan Allah yaitu berguna bagi pelajaran dan teguran, dan membetulkan kelakuan orang dan mengajar dia dari hal kebenaran. "Terjemahan Dr. Bode adalah sebagai berikut: "Adapun tiap-tiap kitab yang diwahyukan Allah, berfaedah bagi pelajaran, bagi hal menyatakan yang salah, bagi hal membaiki yang rusak dan bagi hal mengajarkan jalan yang benar. "Kedua terjemahan itu tidak tepat sekali dengan bahasa aslinya, yaitu bahasa Yunani. Bila keduanya diselidiki benar-benar, akan jelas sekali perbedaannya dengan terjemahan yang sebenarnya. Dahulu dalam bahasa Inggrispun ayat itu kurang tepat penterjemahannya. Kemudian, setelah dikeluarkan terjemahan yang diperbaharui dari Amerika, maka ayat itu dibetulkan penterjemahannya. Terjemahan yang tepat dengan bahasa aslinya menyatakan bahwa segenap Alkitab diilhamkan oleh Allah.

Dalam terjemahan Perjanjian Baru yang berjudul "Injil", diterbitkan oleh percetakan Arnoldus, Ende, Flores - Cetakan IV, 1971 - /TB #2Timotius 3:16* diterjemahkan dengan tepat sebagai berikut: "Segala yang tertulis dalam buku-buku kudus diilhamkan oleh Allah dan berguna untuk mengajar, meyakinkan para penentang, memberi nasihat-nasihat dan mendidik orang dalam kebenaran. "Baca juga /TB #2Timotius 3:16* dari BIS. Dalam terjemahan yang mengatakan "yang diilhamkan" seakan-akan menimbulkan pemikiran bahwa ada sebagian dari Alkitab yang tidak diilhamkan oleh Allah dan ada sebagian yang diilhamkan oleh Allah. Ada sebagian pengajaran yang berfaedah dan ada sebagian pengajaran yang tidak berfaedah. Sesungguhnya bukan demikian yang dimaksud Rasul Paulus. "Orang-orang sesat dalam jemaat akan senang apabila kita membaca terjemahan yang kurang tepat itu supaya di dalam pikiran kita timbul pertanyaan-pertanyaan untuk menyelidiki dan menentukan mana yang diilhamkan dan mana yang tidak. Dan dengan demikian seorang akan berkata bahwa ayat itu tidak berfaedah bagi saya dan orang lain berkata bahwa ayat yang lain lagi yang tidak berfaedah baginya, sehingga akhirnya segenap Alkitab itu sia-sia sebab tidak ada yang berfaedah" (Evans). Bukan kita yang menghakimi Alkitab, tetapi Alkitablah yang harus menghakimi kita.

Terjemahan yang sesuai dengan aslinya itu disahkan dan diakui oleh Bishop Moberly, Bishop Wordsworth, Bishop Trench, Dean Burgon, Dr. Tregelles, dan banyak para ahli bahasa Yunani yang lain. Jadi, pernyataan bahwa segenap Alkitab itu diilhamkan oleh Allah merupakan satu hal yang pasti dan tidak perlu diragukan lagi oleh manusia. Kita harus yakin seperti yang dikatakan oleh Rasul Petrus, "Sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah" (/TB #2Petrus 1:21*). Kita percaya bahwa para penulis Alkitab itu perkataannya benar, Tuhan menjaga apa yang ditulis oleh mereka itu dari kesalahan, dan perkataan-perkataan mereka itu asalnya dari Allah. Meskipun sifat para penulis itu berlainan dan berbeda pula cara penulisan mereka, namun kita tahu bahwa mereka itu digerakkan dan dipimpin oleh Roh Kudus sehingga perkataan-perkataan mereka telah menjadi Firman Allah.

I. PERJANJIAN LAMA DAN PENULISNYA MENYATAKAN BAHWA ALKITAB DIILHAMI DAN DIWAHYUKAN ALLAH

Dalam ayat-ayat berikut terdapat pernyataan dari Perjanjian Lama bahwa Alkitab diilhamkan oleh Allah: /TB #Ulangan 34:10; Keluaran 4:10-17*; /TB #Bilangan 17:2,3; Ulangan 4:2; 6:1; 29:1; Yosua 1:1-8; 2Samuel 23:2*; /TB #Amsal 30:5,6; Yesaya 5:24; 8:1; Yeremia 1:7-9; 7:27; 13:12; 30:1,2*; /TB #Yeremia 36:1-11,27-32; Yehezkiel 2:7; 3:10,11; 24:2; Daniel 12:8,9*; /TB #Mikha 3:8; Habakuk 2:2; Zakharia 7:8-12*.

Perkataan, "Allah berfirman" atau "Firman Allah" atau kata-kata lain yang menyatakan bahwa Allah berbicara disebutkan 3808 kali di dalam Perjanjian Lama. Kata-kata itu ditulis untuk menunjukkan bahwa benar-benar Allah yang berfirman dan banyak juga bukti yang lain bahwa perkataan mereka sungguh-sungguh Firman Allah.

A. Perkataan Tuhan Yesus tentang Perjanjian Lama

Tuhan Yesus mengakui dan mengesahkan bahwa Perjanjian Lama adalah Firman Allah dan berasal dari Allah. Perkataan Tuhan Yesus itu telah menjadi bukti yang cukup bagi kita. Tuhan Yesus mengakui Perjanjian Lama dalam ayat-ayat berikut: /TB #Matius 5:18; Lukas 24:27,44*; /TB #Matius 12:39,40; Lukas 11:29; Matius 8:17; Lukas 4:17,18* dll.

B. Kesaksian Para Rasul

Rasul-rasul Tuhan Yesus mengakui dan mengesahkan Perjanjian Lama dalam ayat-ayat berikut: /TB #Kisah 1:16; 2Timotius 3:15-17; Roma 16:26*; /TB #Ibrani 10:16,17; 2Petrus 3:2; Wahyu 22:6*.

II. PERJANJIAN BARU DAN PENULISNYA MENYATAKAN BAHWA ALKITAB DIILHAMI DAN DIWAHYUKAN ALLAH

Para penulis Perjanjian Baru juga mengakui bahwa apa yang mereka tulis itu diilhami oleh Allah. Hal itu dapat kita lihat dalam ayat-ayat: /TB #2Petrus 1:20,21; 1Petrus 1:10,11; Kisah 1:16; 28:25; 1Korintus 2:13*; /TB #1Korintus 14:37; 1Tesalonika 2:13; 2Petrus 3:1,2; Matius 10:20*; /TB #Lukas 12:12; 21:14,15; Kisah 2:4*. Dari ayat-ayat itu mereka mengakui dan percaya bahwa perkataan-perkataan mereka itu diilhamkan oleh Allah dan akal budi mereka dipimpin oleh Roh Kudus.

Bukti dari Alkitab Sendiri dan bukti lain.

Bukti lain: ada buktinya bahwa segenap Perjanjian Baru diakui sah oleh seluruh jemaat sejak sebelum tahun 200 S.M.

Bagi kita yang sungguh-sungguh percaya dan mentaati Alkitab, ada bukti yang tidak dapat disangkal yaitu kita telah mendapat hidup kekal dan keselamatan bagi jiwa kita. Alkitab dapat memberikan kepada kita keselamatan jiwa dan pengampunan dosa. Ini adalah bukti di dalam batin kita dan tidak dapat disangkal oleh manusia. Dan bukti yang terbesar ialah bahwa Tuhan Yesus Kristus dinyatakan dalam Alkitab. Ketika Tuhan Yesus akan meninggalkan dunia ini Ia berkata, "Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku" (/TB #Yohanes 16:12-14*).

Di dalam kata-kata-Nya itu Ia berjanji akan memberitahukan kebenaran-kebenaran yang lain kepada rasul-rasul-Nya yang kemudian ditulis oleh mereka menjadi kitab-kitab di dalam Perjanjian Baru.

III. KEKANONAN DI DALAM ALKITAB

Kita telah membahas bahwa Alkitab diilhamkan oleh Allah melalui pekerjaan Roh Kudus di dalam hati dan pikiran penulisnya. Tetapi kita patut mengetahui bagaimana kitab-kitab itu dapat dimasukkan menjadi bagian-bagian dari Alkitab. Dalam bahasa Yunani dan Inggris hal ini disebut "kanon". Arti sebenarnya dari kata "kanon" ialah "kayu ukuran", yang mengukur kehidupan dan asas atau undang-undang kepercayaan. Mula-mula kata "kanon" artinya daftar yaitu daftar kitab-kitab yang disahkan oleh jemaat yang mula-mula. Kanon sebuah kitab artinya hak kitab-kitab itu untuk dimasukkan di dalam Alkitab.

Diterima tidaknya sebuah kitab dimasukkan di dalam Alkitab ditentukan oleh kesaksian jemaat yang mula-mula, bukan oleh karena kuasa jemaat itu. Jemaat yang mula-mula tidak lebih berkuasa atau lebih mulia daripada jemaat yang sekarang, akan tetapi kesaksian jemaat yang mula-mula lebih autentik. "Jemaat yang mula-mula tidak menggunakan hak mereka untuk menyelidiki isi Kitab Suci, tetapi jemaat yang mula-mula itu menyaksikan siapa yang menulis kitab-kitab yang termasuk di dalam Kitab Suci itu" (Shedd). "Kitab-kitab yang disahkan oleh jemaat yang mula-mula hanyalah kitab-kitab yang ditulis oleh rasul-rasul atau disahkan oleh seorang rasul Yesus Kristus. Oleh sebab itu Injil Markus dan Injil Lukas diterima dengan baik karena Injil Markus disahkan oleh Rasul Petrus dan Injil Lukas disahkan oleh Paulus. Bila masih diragukan siapa penulisnya, maka kekanonan itu dipakai disertai dengan kesaksian jemaat yang memegang kitab tersebut" (Wiley).

Kita dapat membaca bahwa Yesus Kristus, Nabi yang terbesar, telah mengesahkan segenap Perjanjian Lama di dalam /TB #Lukas 24:27,44* dan /TB #Yohanes 5:39*.

Yesus Kristus adalah KALAM/Firman Allah, dan Ia adalah Allah dan manusia. Demikian juga Firman Allah itu adalah perkataan ilahi tetapi juga perkataan dari manusia sebab ditulis oleh manusia. Bila kita membaca Alkitab, kita akan merasakan "Keilahiannya" sebab alkitab itu diilhamkan Allah dan merasakan "kemanusiaannya" sebab Alkitab itu ditulis oleh manusia.

A. Kanon Perjanjian Lama

Dahulu Perjanjian Lama dibagi atas tiga bagian, yaitu: 1. Taurat; 2. Kitab Para Nabi; 3. Kitab Mazmur dan lain-lain. Asal mula Kekanonan Perjanjian Lama masih belum dapat diketahui dengan pasti. Ada sedikit keterangan mengenai hal itu di dalam Perjanjian Lama. Setelah Musa menulis Taurat, ia memerintahkan agar menyimpan Taurat itu di samping tabut perjanjian Tuhan (/TB #Ulangan 31:26*). Di dalam Taurat Musa itu dikatakan bahwa setiap raja bangsa Israel diharuskan membaca dan mentaati kitab itu (/TB #Ulangan 13:18*). Yusak mengadakan perjanjian dengan orang-orang Israel dan menuliskannya di dalam Taurat (/TB #Yosua 24:26*). Samuel memberikan penjelasan bagaimana sepatutnya sikap seorang raja kepada rakyatnya dan hal itu juga ditulis di dalam sebuah kitab (/TB #1Samuel 10:25*). Pada waktu Yosafat menjadi raja, persembahan orang-orang Yahudi disucikan dan iman-iman serta orang-orang Lewi mengajarkan Taurat Allah kepada kaumnya (/TB #2Tawarikh 17:9*).

"Tahun yang penting yang berhubungan dengan kanon Perjanjian Lama ialah 621 sebelum Masehi. Pada waktu itu Hilkia, imam besar, kebetulan menemukan Kitab Taurat di dalam Kaabah pada waktu Yosia menjadi raja. Lihat /TB #2Raja 22:28,10*. Lalu Raja Yosia memanggil orang banyak supaya mereka mendengar dan belajar dari kitab itu (/TB #2Raja 23:1-3*). Mereka yakin bahwa itu adalah Taurat Allah. Tahun yang penting berikutnya ialah kira-kira tahun 500-450 S.M. Yaitu ketika Taurat dinyatakan dan diajarkan kepada orang-orang Israel. Masa itu adalah masa Ezra dan Nehemia. Pada waktu itu Taurat Allah dibacakan kepada orang-orang dan dibuat sebuah perjanjian oleh para pemimpin bangsa Israel (/TB #Nehemia 8:1 dst). Kalau kita menyelidiki pasal Nehemia 8:1-10:39* maka akan jelas bahwa Kitab Yosua disambung dengan Kitab Taurat. Dengan demikian kita dapat mengatakan bahwa Taurat, atau bagian pertama dalam Perjanjian Lama disahkan dan diteguhkan pada tahun 440 S.M. "(Wiley).

Bagian yang kedua dalam Perjanjian Lama ialah Kitab Nabi-Nabi. Di antara kitab-kitab para nabi itu juga ada kitab yang berisi riwayat. Pada tahun 200 S.M. istilah "Kitab Nabi-Nabi" itu telah dikenal oleh umum, dan kita dapat membuat kesimpulan bahwa tahun 200 S.M. adalah saat kekanonan Kitab Nabi-Nabi.

Bagian yang ketiga ialah Kitab Mazmur dan Kitab yang lain-lain. Kadang-kadang bagian ketiga itu disebut Kitab Mazmur, kadang-kadang disebut juga "Kitab-Kitab Lain." Istilah itu biasa dipakai pada tahun 130 S.M. Dapat dikatakan bahwa kekanonan bagian ketiga ini disahkan dan diakui pada tahun 100 S.M. "Sesudah orang-orang Israel kembali dari Babel menuju ke Palestina dan menetapkan peraturan-peraturan untuk penyembahan kepada Allah, pada waktu itu mereka mengumpulkan kitab-kitab yang mereka yakin kitab-kitab itu diilhamkan Allah. Kitab-kitab itu sama dengan kitab-kitab yang dipakai sebelum bangsa Israel ditawan di Babel, ditambah dengan kitab-kitab Zakharia, Maleakhi, dan beberapa kitab nabi lain dan kitab-kitab yang berisi riwayat. Kumpulan kitab-kitab itu diakui dan dianggap sempurna, tidak ditambahi dengan kitab-kitab lain, dan kumpulan itu dinamakan Kitab Suci atau Kitab Taurat dan Nabi-Nabi, atau Kitab Taurat dan Nabi-Nabi dan Mazmur" (Wakefield). Orang-orang pandai bangsa Yahudi telah mengesahkan dan mengakui Perjanjian Lama yang kita pakai sekarang ini. Yosephus, seorang Yahudi yang menulis riwayat tentang bangsanya, mengakui Perjanjian Lama yang kita pakai sekarang ini demikian pula Philo dan Alexandria. Sesudah kota Yerusalem hancur pada tahun 70 maka Yamnia menjadi pusat pemerintahan dan agama Yahudi. Dalam tahun 90 orang-orang Yahudi mengadakan perhimpunan (Majelis) besar untuk mengesahkan dan mengakui Perjanjian Lama sebagaimana yang kita pakai sekarang. Sejak itu Perjanjian Lama tidak dapat ditambah atau dikurangi isinya. Tuhan Yesus sendiri telah mengesahkan Perjanjian Lama itu dan mengakuinya sama seperti Perjanjian Baru sebagai salah satu bagian dalam Alkitab.

B. Kanon Perjanjian Baru

Kanon Perjanjian Baru juga tidak dapat dipastikan tahunnya karena kekanonan itu terjadi dalam jangka waktu yang panjang. Yang jelas adalah kekanonan Perjanjian Baru berakhir pada tahun 397. Rupanya kekanonan yang pertama ialah kekanonan dari daftar kitab-kitab yang sah yang dipakai oleh beberapa jemaat yang mula-mula. /TB #2Petrus 3:16* menunjukkan bahwa surat-surat Rasul Paulus dikumpulkan dan disusun. Kemungkinan surat Paulus kepada jemaat di Efesus adalah surat edaran yang dikirimkan kepada beberapa jemaat. Jemaat-jemaat itu kemudian menyimpan surat-surat yang mereka terima itu lalu surat-surat itu kemudian menjadi Perjanjian Baru. Di antara anggota-anggota jemaat yang mula-mula itu ada beberapa orang yang telah membuat daftar kanon dari kitab-kitab yang dianggap sah. Yang pertama dibuat oleh Origen pada tahun 210. Dalam daftarnya Kitab Yakobus dan Kitab Yudas tidak termasuk, akan tetapi dalam pernyataannya yang lain ia mengesahkan kedua kitab itu. Kemudian pada tahun 315 Eusebius mengemukakan daftar kanon yang dibuatnya.

Pada tahun 315 itu juga Athanasius sudah mengeluarkan daftar kanon dari kitab-kitab Perjanjian Baru seperti yang kita miliki sekarang. Ada daftar-daftar lain yang dikeluarkan oleh beberapa majelis jemaat.

Daftar kanon yang dibuat oleh Yerome (382), Ruffinua (390) dan Agustine (394) adalah daftar yang sama dengan Perjanjian Baru yang kita miliki sekarang. Dalam sidang Majelis besar yang diadakan di Carthago pada tahun 397, Perjanjian Baru diakui dan disahkan. Demikian juga dalam sidang majelis besar Trullan pada tahun 692. Dalam sidang-sidang itu mereka hanya mengesahkan apa yang sudah lama diakui dan disahkan oleh jemaat-jemaat Tuhan. "Dengan demikian jelas bahwa kekanonan Alkitab itu terjadi dalam jangka waktu yang lama, tetapi pekerjaan itu merupakan hasil pimpinan Roh Kudus dalam jemaat-jemaat. Pekerjaan itu bukan hanya mengumpulkan kitab-kitab yang benar, tetapi juga menolak yang salah" (Bicknell).

Perlu diingat bahwa kanon Perjanjian Baru disahkan dan diakhiri pada tahun 397.

Ada juga sebuah bukti lain yang mengemukakan bahwa Perjanjian Baru sebagaimana yang sekarang ini telah diakui dan disahkan oleh jemaat sebelum tahun 200.

Ada juga yang beranggapan bahwa kanon Perjanjian Lama dikumpulkan oleh Ezra, setelah itu tidak ada penambahan kitab-kitab lagi dalam Perjanjian Lama. Kekanonan Perjanjian Baru terjadi dalam jangka waktu yang agak lama, dan dilaksanakan oleh Allah melalui pekerjaan Roh Kudus di dalam jemaat. Kita yakin bahwa Roh Kudus memimpin pekerjaan itu sehingga yang benar diterima dan yang salah ditolak. Sebab ada beberapa kitab yang pada permulaannya lama sekali diselidiki dan belum dapat diterima, tetapi akhirnya diakui kekanonannya, jadi hal itu menyatakan bahwa kitab-kitab itu sangat penting bagi jemaat yang mula-mula.

C. Apokripa (Apocrypha): Kitab-kitab yang kekanonannya tidak diakui dalam Perjanjian Lama.

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa kanon Perjanjian Lama dianggap sudah genap pada kira-kira tahun 100 S.M. Akan tetapi ada juga kitab-kitab tulisan yang lain. Kitab-kitab itu sering dibaca akan tetapi tidak diakui sebagai Alkitab oleh orang-orang Yahudi di Palestina. Dahulu orang-orang Yahudi di Yunani dan Alexandria menganggap kitab-kitab itu hampir sama dengan Alkitab.

Kitab-kitab lain yang jumlahnya ada 14 itu disebut Apokripa. Apokripa artinya "tersembunyi" atau "tertutup". Kitab-kitab itu tidak pernah dianggap sah baik oleh Perhimpunan orang Yahudi maupun oleh jemaat yang mula-mula. Jemaat yang mula-mula menerima kanon dari orang-orang Yahudi yang di Palestina, bukan kanon dari orang-orang Yahudi di Alexandria. Gereja Roma mengakui sah Apokripa itu dalam perhimpunan Trent pada tahun 1546. Jemaat Protestan, sama seperti jemaat yang mula-mula, tetap menolak kitab-kitab Apokripa itu dan tidak menganggapnya sebagai Alkitab. "Bukan manusia yang menjadi hakim atas Alkitab tetapi Alkitablah yang menghakimi manusia" (Pardington).

Yesus Kristus tidak pernah mengakui Apokripa. Dalam Perjanjian Baru tidak ada kutipan-kutipan yang diambil dari kitab-kitab Apokripa itu. Apokripa tidak diterima dalam kekanonan Perjanjian Lama.

D. Alkitab adalah dasar kepercayaan kita.

Alkitab, yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, adalah dasar kepercayaan orang Kristen.

Perjanjian Baru menyatakan bahwa Perjanjian Baru itu merupakan penggenapan dari Perjanjian Lama, hal itu dapat dilihat dalam Ibrani 1:2; Galatia 1:8,9; Wahyu 22:18*. Alkitab menjadi pedoman untuk kita dapat menguji apakah suatu jemaat benar atau murtad kepada Allah.

Jemaat yang mempunyai asas kepercayaan dan perbuatan yang sesuai dengan Alkitab adalah jemaat yang benar, tetapi jemaat yang asas kepercayaan dan perbuatannya tidak sesuai dengan Alkitab, jemaat itu adalah jemaat yang murtad. Hal ini dapat diketahui dari ayat-ayat: /TB #Ulangan 28:58,59*; /TB #Ulangan 32:46,47; Yosua 1:7,8; Yesaya 8:20; 34:16; Yohanes 5:39*; /TB #Lukas 16:29-31; Kisah 17:11; Yakobus 1:22-24*.

"Ada hubungan yang erat sekali antara Kristus dan Alkitab. Keduanya disebut Perkataan Allah, dan keduanya adalah Perkataan Allah yang Hidup (perkataan yang hidup daripada Allah). Yesus Kristus ialah Perkataan Hidup yang tertulis. Siapa yang menolak Alkitab berarti ia menolak Kristus yang telah mengaruniakan Alkitab, dan orang itu akan kena hukuman kelak. Lihat /TB #Yohanes 1:1,14; 12:47,48; 1Tesalonika 2:13; Ibrani 4:12*; /TB #Roma 2:16*" (Woods). "Alkitab merupakan cermin yang membayangkan Yesus Kristus, dan memimpin orang kepada Yesus Kristus. Setiap orang menyelidiki Alkitab pasti akan dipimpin oleh Roh Kudus kepada kebenaran yang ada di dalam Yesus Kristus" (Strong).

E. Alkitab penting sekali untuk kita.

Dalam /TB #Mazmur 19:8* kita membaca: "Taurat Tuhan itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan Tuhan itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman. "Dalam ayat itu dinyatakan bahwa Alkitab itu sempurna, menyegarkan jiwa bagi orang yang mempercayainya, teguh dan memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman (bodoh). Seluruh /TB #Mazmur 119:1-176* menyatakan pentingnya Alkitab. Demikian juga /TB #Lukas 11:28* mengatakan, "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya."

Alkitab itu penting sebab hanya di dalam Alkitab orang dapat mengetahui tentang keselamatan jiwanya. Alkitab adalah pemimpin yang sempurna disertai dengan pertolongan Roh Kudus. Roh Kudus membuka pikiran kita dan menjelaskan isi Alkitab kepada kita supaya kita menerima kebenaran itu (/TB #Lukas 24:32,45; Kisah 16:14*). Alkitab dapat menjawab segala persoalan kita. "Bagaimana sejak kecil engkau mengenal buku-buku kudus, sumber kebijaksanaan untuk memperoleh keselamatan, berdasarkan kepercayaan akan Kristus. Segala yang tertulis dalam buku-buku kudus diilhamkan oleh Allah dan berguna untuk mengajar, meyakinkan para penentang, memberi nasihat-nasihat dan mendidik orang dalam kebenaran, sampai setiap petugas Allah sungguh-sungguh sanggup dan beralat lengkap, untuk melaksanakan segala pekerjaan yang baik." (/TB #2Timotius 3:15-17*, terjemahan dalam "Injil" yang diterbitkan oleh Percetakan Arnoldus, Ende, Flores).

F. Hubungan Perjanjian Lama dengan Perjanjian Baru

Persoalan yang pertama-tama timbul dalam jemaat yang mula-mula ialah apakah hubungan antara Taurat dengan jemaat Yesus Kristus. Kebanyakan orang Yahudi yang sudah percaya tidak mau melepaskan undang-undang Taurat dan orang-orang bukan Yahudi merasa tidak perlu mentaati semuanya. Persoalan ini telah menjadi persoalan yang penting sehingga Rasul Paulus mengatakan bahwa orang-orang bukan Yahudi tidak perlu menjadi orang Yahudi dahulu sebelum mereka menjadi orang Kristen.

Surat Paulus kepada jemaat Galatia menyatakan bahwa Kekristenan itu bebas dari Taurat. Pernyataan itu dilanjutkan dan lebih dijelaskan di dalam surat Efesus. Hal itu telah menjadi perselisihan dalam jemaat sehingga diadakan pertemuan istimewa untuk menyelesaikan hal itu. Pertemuan itu diadakan di Yerusalem (/TB #Kisah 15:1-41*). Orang-orang Farisi yang sudah percaya mengatakan bahwa orang-orang bukan Yahudi harus disunat. Petrus mengemukakan tentang hal-hal yang terjadi di antara orang-orang bukan Yahudi di tempat ia telah mengabarkan Injil. Yakobus membuat keputusan seperti yang tertulis dalam /TB #Kisah 15:19-21*.

Setelah itu jemaat-jemaat Kristen membuat kesimpulan seperti berikut. Pertama, Perjanjian Lama tidak bertentangan dengan Perjanjian Baru. Perjanjian Lama mempersiapkan orang-orang untuk Kekristenan yang pada masa itu masih belum ada. Kedua, janji-janji Allah kepada bangsa Yahudi bukan hanya janji-janji berkat jasmani saja, tetapi juga merupakan janji-janji untuk berkat rohani dan keselamatan jiwa. Janji-janji itu menerangkan pengharapan akan Mesias yang digenapkan di dalam Yesus Kristus (/TB #Ibrani 1:1*). Ketiga, persoalan tentang hubungan jemaat dengan Taurat diselesaikan dengan membedakan antara undang-undang umum (sipil) dan undang-undang adat-istiadat dengan undang-undang rohani. Kita dapat mengetahui bahwa Tuhan Yesus membedakan keduanya di dalam ayat-ayat: /TB #Matius 5:38,39,43,44; Markus 2:21,22,28*. Dalam ayat-ayat itu Tuhan Yesus mengakui diri-Nya lebih tinggi daripada Taurat. Dengan perkataan-Nya itu juga Ia telah menyediakan orang-orang untuk kebenaran yang lebih lanjut yang nanti akan dinyatakan oleh Roh Kudus (/TB #Kisah 15:28*).

Pendeknya, undang-undang adat-istiadat dan undang-undang umum dalam Taurat itu hanya berlaku bagi Israel sebagai suatu bangsa. Dan oleh sebab Injil itu untuk segenap dunia, maka undang-undang adat-istiadat tidak dapat diterapkan kepada setiap orang Kristen. Lihatlah /TB #Galatia 3:24,25,28; 4:3-5; Roma 3:21-28*. Undang-undang rohani dalam Taurat tidak dibatalkan oleh Tuhan Yesus tetapi digenapkan dan disempurnakan di dalam Injil.

G. Sedikit keterangan mengenai Alkitab.

Alkitab yang paling tua disalin langsung dari aslinya. Ada tiga salinan yang paling tua, yaitu Kodex Sinaiticus, Kodex Alexandrinus, dan Kodex Vatikkanus.

Kodex Sinaticus adalah salinan dalam bahasa Ibrani dan Bahasa Yunani pada abad keempat (300-399). Dahulu kitab itu ada di Rusia, tetapi setelah perang dunia kedua dijual kepada seorang Inggris dengan harga $ 500.000. Kodex Alexandrinus adalah salinan dalam bahasa Ibrani dan Yunani pada abad ke 5 dan ada di Inggris. Kodex Vatikanus ialah salinan dalam bahasa Ibrani dan Yunani pada abad ke-4, dan ada di Vatikan, Roma. Terjemahan-terjemahan dan salinan kuno yang lain adalah:

  1. Septuaginta, yaitu terjemahan hanya Perjanjian Lama saja, dalam bahasa Gerika. Terjemahan itu dibuat di Alexandria (Mesir) kira-kira tahun 285 S.M.
  2. Samaritan Pentateuch, yaitu Perjanjian Lama dalam bahasa Ibrani tetapi memakai huruf Samaria.
  3. Siria, yaitu Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, dalam bahasa Siria yang dibuat pada abad pertama atau kedua.
  4. Vulgata, Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dalam bahasa Latin, diterjemahkan oleh Hieronymus kira-kira tahun 400. Kitab itu ada di Vatikan, Roma.

H. Terjemahan-terjemahan dalam Bahasa Inggris

Sebelum abad keempat belas Alkitab hanya di dalam bahasa Latin saja, jadi banyak orang yang tidak dapat membaca Alkitab. Setelah itu barulah ada terjemahan-terjemahan dalam bahasa Inggris.

Terjemahan John Wycliffe, yang hidup antara 1320-1384. Ia adalah seorang Inggris yang terpelajar. Ia menyelesaikan terjemahan Perjanjian Baru kira-kira 1380. Sahabat-sahabatnya meneruskan pekerjaannya setelah ia meninggal. Terjemahannya didasarkan pada Vulgata.

Terjemahan Willian Tyndale. Ia juga seorang Inggris yang terpelajar dan seorang yang sangat mementingkan kebangunan rohani. Oleh sebab aniaya yang berat ia terpaksa melarikan diri ke Eropa dan bekerja di sana. Perjanjian Baru dan Taurat telah diselesaikannya pada tahun 1530. Ia telah mati sebagai sahid sebelum Perjanjian Lama selesai.

Terjemahan "Matthews' Bible", pada tahun 1537. Sebagian besar dikerjakan oleh John Rogers, sahabat Tyndale. Ia telah menyelesaikan pekerjaan yang ditinggalkan oleh Tyndale.

Terjemahan "The Great Bible", pada tahun 1539. Terjemahan ini didasarkan pada penterjemahan Matthews, Coverdale dan Tyndale.

The Geneva Bible, pada tahun 1560. Terjemahan ini dikerjakan di Geneva (Swiss) oleh para ahli yang melarikan diri dari Inggris karena tidak tahan menghadapi aniaya yang terjadi pada zaman permaisuri Mary. Terjemahan ini dipakai lama di Inggris.

The Bishop's Bible, 1568. Diterjemahkan di bawah pimpinan Archbishop of Canterbury pada masa pemerintahan Ratu Elizabeth I.

The Douay Bible. Ini adalah terjemahan untuk orang-orang Roma Katolik. Penterjemahan itu didasarkan pada terjemahan Vulgata dan pekerjaan itu diselesaikan pada tahun 1609-1610.

King James atau "Authorised Version", pada tahun 1611. Terjemahan ini sampai sekarang masih tetap disukai dan dipakai oleh orang-orang yang berbahasa Inggris. Alkitab itu diterjemahkan oleh 47 orang ahli atas perintah Raja James I dari Inggris. Penterjemahan ini didasarkan pada Bishop's Bible dan Alkitab dalam bahasa Ibrani dan Yunani.

Revised Version, 1881-1884. Diterjemahkan oleh beberapa orang Ahli dari Inggris dan Amerika. Terjemahan ini didasarkan pada salinan yang tertua.

The American Standard Version, 1900-1901. Terjemahan ini hampir sama dengan Revised Version, hanya ada perubahan sedikit dibuat oleh ahli-ahli dari Amerika. Penterjemahan ini dikerjakan oleh kira-kira 100 orang ahli dari berbagai macam denominasi.

Revised Standard Version 1949. Ini merupakan terjemahan yang didasarkan pada salinan yang tertua, dan banyak pengetahuan baru yang diperoleh dari bahasa-bahasa yang ada pada waktu Alkitab ditulis.

Masih ada lagi terjemahan-terjemahan yang lain dalam bahasa Inggris, misalnya: The Living Bible, The New American Bible, Good News For Modern Man, The New International Version dsb.

Bagian B. Asas Pengajaran Tentang Allah

I. WUJUD ALLAH

Alkitab mulai dengan perkataan, "Pada mulanya Allah". Lihatlah /TB #Kejadian 1:1 dan /TB #Yohanes 1:1,2,3*. Tidak ada penulis Alkitab yang mencoba membuktikan bahwa Allah ada. Manusia di seluruh dunia percaya bahwa Allah ada, karena kepercayaan itu memang diletakkan oleh Allah dalam hati manusia. "Orang bebal berkata dalam hatinya: 'Tidak ada Allah' "(/TB #Mazmur 14:1*). Hanya orang bebal yang tidak percaya bahwa Allah ada. Bagi kita sebagai orang Kristen, kenyataan bahwa Allah itu ada diyakinkan di dalam hati kita, sebab kita dapat merasakan persekutuan dengan Allah. Oleh karena itu kita tidak perlu mencari bukti-bukti yang di luar. Dengan iman orang mengetahui bahwa ibunya adalah sungguh-sungguh ibunya. Walaupun ia tidak dapat membuktikannya, tetapi hal itu dinyatakan di dalam hatinya. Kalau kita ingin mendapatkan bukti bahwa Allah ada, lebih baik kita melihat kepada Tuhan Yesus Kristus. Tuhan Yesus telah berkata kepada Filipus, "Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa" (/TB #Yohanes 14:9 dan /TB #Ibrani 1:3*). Yesus Kristus menyatakan Allah kepada kita dan Ia sendiri adalah Allah (/TB #Yohanes 1:1*). Kenyataan bahwa Allah ada dibuktikan dalam sifat kesucian Yesus Kristus. Alkitab juga membuktikan bahwa Allah ada, sebab tanpa pertolongan Allah manusia tidak mungkin menulis Alkitab. Di samping itu pekerjaan Yesus Kristus membuktikan bahwa Allah ada. Jemaat Kristus juga membuktikan bahwa Allah ada.

II. ALLAH ADALAH ROH

"Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran" (/TB #Yohanes 4:24*). Perempuan Samaria bertanya kepada Yesus, di mana ia dapat menemui Allah, apakah di Gunung Sion atau di Gerizim. Dan Tuhan Yesus menjawab bahwa Allah tidak dapat ditempatkan pada suatu tempat. Tuhan Allah harus disembah dengan roh, dan tidak dapat bergantung pada tempat, rupa atau syarat-syarat lain yang diadakan oleh manusia. Ia harus disembah dalam kebenaran, dalam pengertian yang benar. Sebab banyak orang yang menyembah dengan pengertian yang salah karena kurang pengertian, misalnya orang harus menyembah Allah di Mekhah, atau di Yerusalem, atau di Roma. Segala tempat adalah suci bagi orang yang menyembah Tuhan dengan roh dan kebenaran. Mengenai Allah adalah Roh dapat kita lihat dalam /TB #1Korintus 2:10-12*.

Pertanyaan: Apakah roh itu?

Jawab : Roh tidak berdaging dan tidak bertulang (/TB #Lukas 24:39*), tidak berbentuk suatu wujud seperti kita.

Roh ialah suatu oknum yang tidak terlihat oleh kita dan yang tidak berbentuk atau berwujud. Roh itu tidak mempunyai batasan seperti manusia. Jadi kalau kita mengatakan, "Allah itu Roh", itu berarti Allah tidak ada rupanya, tidak bertubuh seperti kita, tidak terlihat oleh kita dalam keadaan kita sekarang. Tuhan Allah tidak dapat dilukiskan atau dibatasi dengan akal budi kita. Kita mengenal Allah dan bersekutu dengan Allah dengan roh atau jiwa kita, bukan dengan pancaindera kita. Lihat /TB #Ulangan 4:15-18, Yesaya 40:25 dan /TB #Keluaran 20:4*. Kalau kita membaca ayat-ayat tersebut kita akan mengetahui apa sebabnya demikian, sebab tidak seorangpun yang pernah melihat Allah dan oleh karenanya tidak dapat melukiskan Dia. Allah tidak berasal dari dunia ini, oleh sebab itu tidak kelihatan oleh mata jasmani kita yang sekarang.

Pertanyaan : Apa yang dimaksud dalam /TB #Kejadian 1:27*, yang mengatakan "Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya."

Jawab : "Manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya" (/TB #Kolose 3:10*).

"...yang dijadikan menurut teladan Allah di dalam kebenaran dan kesucian yang benar" (/TB #Efesus 4:23,24* terjemahan lama, TKB). "Gambar Allah yang tidak kelihatan" (/TB #Kolose 1:15*). Kata "gambar" dan "teladan" bukan berarti kita membayangkan Allah dalam wujud jasmani, melainkan dalam hal kita dapat membedakan baik dan jahat. Manusia mempunyai persamaan dengan Allah dalam hal mengetahui yang baik dan yang jahat, juga dalam hal pengetahuan tentang "kebenaran" dan "kesucian yang benar." Ada yang berpendapat "gambar" Allah berarti manusia mempunyai tiga bagian, yaitu roh, jiwa, tubuh, sama dengan Allah yang Esa tetapi merupakan Tritunggal (Lihat /TB #1Tesalonika 5:23*).

Pertanyaan : Apa artinya manusia dijadikan menurut gambar Allah sehingga mengetahui yang baik dan yang jahat, padahal sesudah Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa Allah mengatakan, "Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat. "Bukankah manusia sudah mengetahui yang baik dan yang jahat sebelum ia berdosa? Apakah ia beruntung karena ia mengetahui yang baik dan yang jahat setelah ia jatuh ke dalam dosa?

Manusia tidak beruntung apa-apa sesudah berdosa, tidak mendapat faedah atau sesuatu pengetahuan yang tidak dimiliki sebelumnya; ia hanya tahu bahwa dirinya telanjang dan berdosa. Manusia diciptakan dalam keadaan suci dan tidak tahu berbuat dosa. Sesudah manusia jatuh ke dalam dosa, manusia tahu tentang dosa sebab manusia berbuat dosa itu. Sebelum manusia jatuh ke dalam dosa mereka tidak tahu tentang dosa sebab dosa tidak diperbuat oleh mereka. Manusia sudah mengetahui bahwa kalau ia mentaati Firman Allah itu baik, dan kalau ia melanggar Firman Allah yang telah diketahuinya berarti ia jahat. Sebelum manusia jatuh ke dalam dosa Allah telah memerintahkan agar mereka tidak melanggar kehendak Allah, yaitu makan buah larangan. Manusia mengerti apa yang baik yang patut dilakukannya. Dengan demikian manusia tahu mana yang baik dan mana yang tidak baik sebelum ia berbuat dosa. Sebelum jatuh ke dalam dosa manusia sudah tahu bahwa ia bersalah kalau ia makan buah itu. Manusia hanya mengenal kejahatan setelah ia jatuh ke dalam dosa, yaitu ketika ia merasa dirinya jahat atau berdosa. Manusia merasa dirinya baik kalau ia tidak berdosa (melanggar Firman Allah). Sebelum ia jatuh tidak ada perasaan berdosa di dalam hatinya sebab ia suci. Manusia diciptakan menurut gambar Allah di dalam hal Ketritunggalan, yaitu roh, jiwa dan tubuh (/TB #1Tesalonika 5:23*). Roh manusia merupakan bagian yang dapat mengenal dan bersekutu dengan Allah, dan bagian yang menyembah Allah. Jiwa merupakan bagian dari manusia yang mengenal dirinya sendiri; jiwa merupakan pusat pemikiran, keinginan, kebencian, kasih, kehendak dan pengetahuan. Di dalam Alkitab kata batin (hati) dan "pikiran" seringkali yang dimaksudkan adalah jiwa. Tubuh dapat diceraikan dari roh atau dari jiwa, yaitu pada waktu kematian. Tubuh merupakan bagian yang penting juga sebab tubuh akan dibangkitkan pada hari kebangkitan. Manusia diciptakan dalam keadaan suci (tidak memiliki keinginan untuk berdosa) dan dalam keadaan sempurna. Kepadanya diberikan suatu ujian yang tidak berat dan kepadanya diberitahukan tentang kesudahannya dan hukumannya apabila ia tidak mentaati Firman Allah itu.

A. Roh Pernah Menyatakan Diri Dalam Wujud Yang Kelihatan

"Aku telah melihat Roh turun dari langit seperti merpati, dan Ia tinggal di atas-Nya" (/TB #Yohanes 1:32*). Dari ayat ini kita mengetahui bahwa Roh dapat menyatakan diri dalam wujud yang kelihatan. Pada zaman dahulu Tuhan Allah menyatakan diri-Nya dalam rupa yang dapat dilihat oleh manusia.

B. Allah Menyatakan Diri Dalam Wujud yang Kelihatan.

"Lalu mereka melihat Allah Israel" (/TB #Keluaran 24:9,10*). Dari ayat ini kita mengetahui bahwa pada zaman dahulu Tuhan Allah sudah menyatakan diri-Nya dalam rupa yang kelihatan.

C. Apa yang terlihat dalam Penyataan Allah itu?

"Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah" (/TB #Yohanes 1:18*). Manusia meminta agar dapat melihat wajah Allah, tetapi hanya diperkenankan melihat belakang-Nya (/TB #Keluaran 33:18-23*). Dari ayat-ayat ini kita tahu bagaimana wujud penyataan Allah itu, yaitu bukan Allah sendiri, yaitu dalam zat-Nya yang tidak kelihatan, melainkan dalam suatu pernyataan.

Pertanyaan : Adakah pertentangan antara /TB #Keluaran 24:9,10*; /TB #Yesaya 6:1 dan Yohanes 1:18*?

Jawab : Tidak. Seseorang melihat bayangan mukanya pada cermin. Orang itu benar apabila ia mengatakan, "Saya sudah melihat muka saya." Dan ia juga benar apabila ia mengatakan, "Saya belum pernah melihat muka saya." Demikian pula manusia di dalam melihat penyataan Allah, dan mereka benar bila mereka mengaku telah melihat Allah. Akan tetapi tidak seorangpun yang pernah melihat Allah dalam zat-Nya yang tidak kelihatan itu. Oleh sebab itu dapat juga dikatakan, "Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah."

Dalam daftar mengenai penyataan-penyataan Allah, dapat dimasukkan "Malaikat Tuhan", yang terdapat dalam Perjanjian Lama. Dalam bahasa aslinya selalu dibedakan antara "Malaikat Tuhan" dengan "seorang Malaikat Tuhan". Seorang malaikat Tuhan berarti salah satu diantara Malaikat Tuhan, tetapi Malaikat Tuhan artinya "Tuhan" atau sama dengan Tuhan, /TB #Kejadian 16:7-10,13. Dalam ayat sepuluh (Kejadian 16:10*) Malaikat Tuhan sama dengan Tuhan (Yehova) dalam ayat tigabelas (/TB #Kejadian 16:13). Bacalah Kejadian 21:17,18*. Dalam /TB #Kejadian 22:11,12* kita mengetahui bahwa Malaikat Tuhan dalam ayat sebelas (/TB #Kejadian 22:11*) sama dengan Allah dalam ayat duabelas (/TB #Kejadian 22:12). Dalam /TB #Hakim 2:1,2* Malaikat Tuhan berfirman, "Telah Ku...; Aku tidak akan..." Dalam /TB #Kejadian 18:1,2,10,13-16*, salah satu dari ketiga Malaikat itu adalah Allah. Dalam pasal /TB #Kejadian 19:1-36* hanya dua yang pergi ke Sodom. Dalam ayat-ayat /TB #Kejadian 18:17,20,22* jelas bahwa salah satu dari ketiga orang itu adalah Tuhan, yaitu yang tinggal dan bercakap-cakap dengan Abraham. Nyata bahwa Malaikat Tuhan itu adalah Yehova, yaitu suatu penyataan Allah.

Pertanyaan : Siapakah Malaikat Tuhan itu? Jawab : Dalam Kitab /TB #Hakim 13:18* Ia disebut "Ajaib".

Bacalah /TB #Yesaya 9:5* (TKB) tentang nubuat kelahiran Yesus Kristus, di dalam ayat itu, Ia juga dinamai "Ajaib". Dari ayat-ayat ini jelaslah jawaban bagi pertanyaan di atas, yaitu Malaikat Tuhan ialah Kristus, Anak Allah, sebelum Ia lahir ke dalam dunia. Bacalah /TB #Yohanes 8:56*. Ayat itu menguatkan penyataan di atas bahwa kata "Malaikat Tuhan" tidak didapati sesudah Yesus Kristus lahir. Bacalah juga /TB #Matius 1:20; 28:2*; /TB #Kisah 8:26; 12:7,23*.

D. Allah itu Hidup

Allah bukan hanya Roh saja. Dalam Alkitab kita mendapati ayat-ayat yang menunjukkan bahwa Allah Hidup, Allah adalah Terang dan Allah adalah Kasih.

Kita tahu bahwa Allah ada, tetapi lebih lanjut lagi kita mengetahui bahwa Allah hidup. Hal ini dijelaskan di dalam /TB #Yohanes 5:26*. Tuhan Yesus berkata, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup" (/TB #Yohanes 14:6*). Kehidupan yang sempurna memang ada, yaitu di dalam Allah Bapa, dan diberikan kepada jemaat-Nya melalui Yesus Kristus. Lihat /TB #Yohanes 6:57,58*. Yohanes memberikan kesaksian tentang Yesus Kristus sebagai Kalam (Perkataan) Allah, "Dalam Dia ada hidup itu dan hidup itu adalah terang manusia" (/TB #Yohanes 1:4*). Rasul Paulus mengatakan tentang Yesus Kristus demikian, "Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut" (/TB #Roma 8:2*).

E. Allah adalah Terang

"Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan" (/TB #1Yohanes 1:5*). Yang dimaksud Yohanes bukan Allah merupakan salah satu terang, tetapi Allah adalah Terang. Allah adalah terang, dan kebenaran-Nya sempurna. Terang-Nya memancarkan kebenaran-Nya, oleh sebab itu tidak ada kesalahan di dalam-Nya. Yesus Kristus adalah Terang Allah yang menyatakan kebenaran Allah kepada kita. Bandingkan /TB #Yesaya 10:17*; /TB #Ibrani 1:3; 2Korintus 4:4-6*. Yesus Kristus adalah penyataan Allah kepada kita, Dialah yang menyatakan Allah kepada kita. Selidikilah /TB #Yakobus 1:17 dan 1Timotius 6:16*.

F. Allah itu Kasih.

Yohanes telah membahas tentang sifat Allah, yaitu Allah itu Kasih. "Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih." "Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia" (/TB #1Yohanes 4:8,16*). Di dalam kasih harus ada yang mengasihi dan yang dikasihi. Kita dapat melihat kasih yang sempurna di antara Allah Tritunggal. Lihatlah /TB #Yohanes 17:24*. Kasih yang demikian juga ditunjukkan kepada murid-murid-Nya (Lihat ayat /TB #Yohanes 17:23*). Allah harus menyatakan kasih-Nya kepada mahkluk-Nya sebagaimana yang dikatakan dalam /TB #Yohanes 3:16*, "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."

III. ALLAH ADALAH SATU PRIBADI

Dalam agama yang benar harus ada persekutuan di antara yang menyembah dan yang disembah, yaitu antara manusia dan Allah. Demikianlah dalam agama Kristen, yaitu persekutuan secara pribadi, antara Allah di surga dengan manusia di dunia ini. Bila Allah bukan satu pribadi tentu manusia tidak dapat bersekutu dengan Dia. Demikian juga kalau manusia bukan satu pribadi tentu tidak ada persekutuan antara Allah dan manusia. Allah adalah satu pribadi, dan hal itu banyak dibuktikan di dalam Alkitab.

A. Apakah Pribadi itu?

Satu pribadi memiliki tiga hal: memiliki pengetahuan, memiliki perasaan, memiliki kehendak diri. Berikut ini adalah beberapa ayat yang membuktikan bahwa Allah memiliki pengetahuan: /TB #Amsal 15:3; Yeremia 29:11*; /TB #Kisah 15:18; Ibrani 4:13*. Ayat-ayat yang menyatakan bahwa Allah mempunyai perasaan: /TB #Mazmur 33:5; 103:8-13; Ibrani 4:13*; /TB #Yakobus 5:11*. Ayat-ayat yang menyatakan bahwa Allah mempunyai kehendak hati: /TB #Mazmur 115:3; Yesaya 46:10,11; Daniel 4:35; Matius 19:26*.

Janganlah kita menganggap bahwa oleh sebab Allah berada di mana-mana tempat dan di dalam segala sesuatu, maka segala sesuatu adalah Allah, seperti pohon atau batu. Pengajaran itu sesat dan salah. Kita juga tidak boleh beranggapan bahwa Allah bukan suatu pribadi; jangan menyangka bahwa Allah hanya berwujud dalam ciptaan-Nya atau makhluk-Nya, tidak memiliki wujud tersendiri. Oleh sebab itu kita tidak dapat mengatakan, "Allah adalah satu pribadi yang hidup, satu pribadi yang nyata."

B. Allah adalah Satu Pribadi yang Hidup.

Bacalah /TB #Yeremia 10:10-16, juga ayat Yeremia 10:3-9*. Dalam ayat /TB #Yeremia 10:3-9* dikemukakan bahwa Allah tidak sama dengan berhala-berhala, yang sebenarnya hanyalah benda-benda mati; bukan satu pribadi. Berhala tidak dapat berbicara, tidak dapat berjalan, tidak dapat berbuat baik, dan tidak dapat berbuat jahat, akan tetapi Allah (Yehova) lebih berbudi dari pada semua orang yang berbudi dan Ia adalah Tuhan Allah yang hidup, Raja yang kekal, satu pribadi yang bisa marah. Di hadapan kemurkaan-Nya semua kerajaan gemetar. Lihat /TB #Kisah 14:15*. Dalam ayat itu Rasul Paulus berkata tentang Allah yang hidup. Dalam /TB #1Tesalonika 1:9* Allah disebut Allah yang hidup. Lihat juga /TB #2Tawarikh 16:9 dan Mazmur 94:9,10*.

Allah kita adalah Allah yang hidup. Ia mendengar, melihat, berperasaan, berkehendak, bekerja, dan Ia merupakan satu pribadi yang hidup. Allah harus dibedakan dari berhala-berhala, yang sebenarnya hanyalah benda-benda mati yang bukan merupakan satu pribadi. Allah harus dibedakan dari makhluk-makhluk yang Ia ciptakan. Ia adalah satu pribadi. Alkitab mengatakan bahwa Allah adalah satu pribadi. Dan setiap pribadi mempunyai pengetahuan akan dirinya sendiri, dan mempunyai kehendak sendiri. Pengetahuan tentang dirinya sendiri bukan hanya sekedar pengetahuan biasa. Binatang juga mempunyai pengetahuan sedikit. Manusia mempunyai kuasa untuk mengambil keputusan dan melakukan sesuatu, ia menyadari keadaan dirinya, sedangkan binatang tidak demikian.

Manusia tahu bahwa segenap kelakuannya ditentukan dalam dirinya sendiri. Tindakan manusia ditentukan di dalam dirinya, tetapi tindakan binatang ditentukan oleh hubungannya dengan yang di luarnya. Semua perbuatan manusia ditentukan dan dikendalikan dari dalam dirinya sendiri. Sedangkan Allah adalah satu pribadi yang mengetahui keadaan diri-Nya dan mempunyai kehendak diri secara sempurna.

"Aku ada" membuktikan bahwa Allah berwujud dan Allah ada pada segala tempat (/TB #Keluaran 3:14*). Allah tidak dapat dibatasi. Hanya ada satu pribadi yang benar, yang sempurna dan yang tidak dapat dibatasi, yaitu Allah. Bacalah /TB #Mazmur 145:3; Ayub 11:7-9; Yesaya 66:1; 1Raja 8:27* /TB #Roma 11:33. Dalam Keluaran 3:14* Tuhan berfirman, "Aku adalah Aku". Maksud dari perkataan itu khususnya menunjukkan bahwa Allah adalah satu pribadi. Ayat itu dapat diartikan sebagai berikut: "Aku tidak berubah dari dahulu, sekarang dan yang akan datang", dan ini sesuai dengan yang dikatakan di dalam /TB #Wahyu 1:8*, "Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Maha Kuasa". Semua sebutan bagi Allah yang ditulis dalam Alkitab menyatakan bahwa Ia adalah satu pribadi.

Yehova Jireh : Tuhan yang mengadakannya atau yang mencukupkan (/TB #Kejadian 22:14*). Yehova Rafa : Tuhan Tabibmu (/TB #Keluaran 15:26*). Yehova Nissi : Tuhan panji-panjiku (/TB #Keluaran 17:15*). Yehova Syalom : Tuhan pohon selamatku (/TB #Hakim 6:24*). Yehova Raak : Tuhan gembalaku (/TB #Mazmur 23:1*). Yehova Tsidkenu : Tuhan kebenaran kami (/TB #Yeremia 23:6*). Yehova Syemmah : Tuhan ada di sana (menyertai) (/TB #Yehezkiel 48:35*).

Dalam /TB #Yohanes 17:3* kita membaca, "...bahwa mereka mengenal Engkau". Kita tidak dapat mengenal suatu jadi-jadian, kita hanya dapat mengenal satu pribadi. Dari ayat di atas nyata juga bahwa Allah adalah satu pribadi. Dalam Alkitab dibedakan dengan jelas antara Allah Israel yang mahakuasa dan ilah bangsa kafir. Dalam /TB #Kisah 14:15; 1Tesalonika 1:9; Mazmur 94:9,10* kita dapat melihat perbedaan antara Allah yang hidup dan berhala yang mati. Allah mempunyai sifat-sifat pribadi yang nyata yang dapat kita lihat dalam ayat-ayat berikut: /TB #Kejadian 6:6; 1Raja 11:9*; /TB #Ulangan 6:15; Wahyu 3:19; Amsal 6:16*.

C. Hubungan Allah dengan Manusia.

Allah mengadakan hubungan dengan manusia dan menyatakan diri-Nya dalam perkara-perkara manusia. Allah telah menyediakan jalan bagi umat milik-Nya dan Ia memimpin mereka dalam perjalanan itu. Allah membebaskan, menyelamatkan dan menghukum manusia. Allah kita tidak hanya nyata di dalam makhluk-Nya dan ciptaan-Nya. Demikian juga Allah tidak menciptakan alam ini dan segenap makhluk-Nya serta memberikan kuasa kepada semua ciptaan-Nya itu lalu membiarkannya dan meninggalkannya begitu saja. Sekali-kali Allah tidak demikian. Ia bukan seperti tukang pembuat jam yang setelah jam itu jadi lalu diputar dan ditinggalkan karena menganggap pekerjaannya telah selesai. Allah kita masih mengadakan hubungan dan masih ikut bekerja dalam segala perkara alam ini. Dari /TB #Kejadian 1:1,26 dan /TB #Yohanes 1:1-3* nyata bahwa Allah menciptakan alam semesta ini dan juga manusia. Alam ini tidak ada dengan sendirinya dari dahulu, melainkan diciptakan. Alam semesta ini bukan kebetulan ada, melainkan ada sebab dijadikan. Hal ini juga membuktikan bahwa Allah adalah satu pribadi. Kita mengetahui bahwa Allah tetap meneruskan hubungan dengan alam dan manusia, dari ayat-ayat yang berikut: /TB #Ibrani 1:3; Kolose 1:15-17; Mazmur 104:27-30*; /TB #Mazmur 75:7,8*. Dari ayat-ayat itu nyata bahwa Allah memperhatikan dan memelihara segala sesuatu dengan kuasa-Nya. Semua makhluk menantikan rezeki mereka dari tangan Allah. Bila tidak demikian alam ini akan rusak dan hancur lebur. Allah memberi rezeki kepada semua makhluk-Nya. Allah mengatur sejarah dunia ini dan memerintah dari sorga. Burung pipit dipelihara-Nya, rambut kita diketahui jumlahnya, bunga-bunga didandani-Nya, dan Ia ikut merasakan penderitaan kita (/TB #Matius 6:28-30; 10:29,30*; /TB #Kejadian 39:21; 50:20; Daniel 1:9; Ayub 1:12*). Dari semua bukti itu nyata bahwa tak dapat tiada Allah adalah satu pribadi.

IV. KEESAAN ALLAH

Asas pengajaran tentang keesaan Allah berlawanan dengan pengajaran yang mengatakan bahwa ada banyak Allah; dan berlawanan dengan pengajaran yang berpendapat bahwa ada tiga Allah; yaitu Bapa, Anak dan Roh Kudus. Ada banyak ayat di dalam Alkitab yang memberikan kepastian bahwa Allah Esa. Bacalah: /TB #Ulangan 4:35; 6:4; Yesaya 44:6; 45:5,14,18; 1Timotius 2:5*; /TB #Markus 10:18; 12:29*. Dari ayat-ayat itu nyata bahwa sungguh Tuhan Allah kita adalah Allah yang Esa, dan kecuali Dia tidaklah ada Allah lain. Mustahil ada dua Allah, sebab Allah Mahakuasa dan tidak mungkin ada dua yang Mahakuasa.

Sifat Keesaan Allah

Asas pengajaran tentang keesaan Allah tidak berlawanan dengan Tritunggal dalam keesaan Allah itu. Memang ada tiga oknum dalam diri Allah, tetapi Allah itu Esa. Perkataan Ibrani dalam /TB #Kejadian 2:24* dan /TB #Kejadian 11:6* adalah "satu yang Esa", artinya "satu yang terdiri lebih dari satu unsur yang berhubungan dan bercampur". Misalnya suami dan isteri menjadi satu daging, artinya satu. Bila bangsa Israel menyebut "satu daging" artinya satu. Dalam bahasa Yunani ada juga kata yang dipakai untuk menunjukkan arti satu. Lihatlah /TB #1Korintus 3:6-8*, ia yang menanam dan yang menyiram adalah satu. /TB #1Korintus 12:13* mengatakan, "... dibaptis menjadi satu tubuh". Juga /TB #Yohanes 10:30* mengatakan, "Aku dan Bapa adalah satu".

Bandingkan ayat-ayat di atas dengan /TB #Yohanes 17:2-23* dan /TB #Galatia 3:28*. Sekalianya menjadi satu dalam Yesus Kristus. Perkataan "satu" dalam ayat-ayat itu dapat dibayangkan dengan "setandan pisang", artinya satu tandan tetapi terdiri dari beberapa buah pisang. Dalam bahasa Ibrani kata yang dipergunakan untuk Allah ialah "ecad".

Kita dapat melihat bahwa Bapa, Anak, dan Roh Kudus masing-masing disebut Allah walaupun ketiganya merupakan pribadi yang tersendiri. Bacalah /TB #Matius 3:16,17; 2Korintus 13:13*. Tetapi bagaimana mungkin Allah yang Esa itu terdiri atas tiga pribadi pada saat yang sama?

Jawab: Allah itu Esa dan Allah terdiri dari tiga pribadi bukan berdasarkan pada satu segi pandangan. Tidak ada jawaban yang jelas dan sempurna untuk menerangkan tentang Allah yang Esa dan Allah Tritunggal (terdiri dari 3 pribadi) itu.

  1. Allah adalah Roh, dan perhitungan adalah buatan manusia dan alam yang kelihatan, sulit bila kita membandingkan hal-hal rohani menurut keadaan jasmani yang terbatas.
  2. Allah tidak terbatas, sedangkan kita sangat terbatas sekali. Tuhan Allah diam di dalam terang yang tidak dapat dihampiri oleh manusia. Kalau kita mencoba menerangkan keesaan Allah dan Tritunggal Allah, berarti kita mencoba menjelaskan hal yang tidak terbatas dengan pikiran dan perkataan yang terbatas, jadi penjelasan itu tidak sempurna.

Hanya ini yang dapat kita ketahui, yaitu bahwa Allah yang Esa itu adalah Allah Tritunggal. Hanya ada satu Allah, akan tetapi Allah menyatakan diri kepada manusia sebagai Bapa, Anak, dan Roh Kudus, dan ketiga pribadi itu berbeda manifestasinya. /TB #Yohanes 14:16* mengatakan, "Aku akan minta kepada Bapa dan Ia akan memberikan kepadamu seorang penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu, yaitu Roh kebenaran." Di dalam /TB #Markus 1:10,11* disebutkan bahwa Roh Kudus turun ke atas Tuhan Yesus.

Jadi, Allah hanya satu, dan Ia menyatakan diri-Nya kepada kita dalam tiga pribadi - Bapa, Anak, dan Roh Kudus.

V. ALLAH YANG ESA ADALAH ALLAH TRITUNGGAL

Sesungguhnya ini merupakan satu rahasia yang tidak dapat kita mengerti dengan sejelas-jelasnya. Akan tetapi hal ini diajarkan kepada kita di dalam Alkitab. Hal ini merupakan suatu asas pengajaran yang patut dipercayai walaupun kita tidak dapat mengerti dengan jelas.

A. Pengajaran Perjanjian Lama mengenai Allah Tritunggal.

Hal ini tidak disebutkan dengan jelas dalam Perjanjian Lama, tetapi disinggung sedikit:

  1. Nama Allah yang asli berarti lebih dari satu, yaitu "Elohim".
  2. Kita juga menemui perkataan "kita" yang dipakai oleh Allah untuk menyebut diri-Nya, dalam /TB #Kejadian 1:26; 11:7; Yesaya 6:8*.
  3. Demikian juga kata "Malaikat Tuhan" dalam /TB #Kejadian 16:7,9,10*.
  4. Pekerjaan Roh Kudus, /TB #Kejadian 1:2; Hakim 6:34*.
  5. Kedua perkataan "Tuhan", /TB #Kejadian 19:24*.

B. Pengajaran Perjanjian Baru mengenai Allah Tritunggal.

Dalam Perjanjian Baru hal ini disebutkan dengan jelas:

  1. Ketika Yesus dibaptiskan, /TB #Matius 3:16,17*. Dalam ayat ini Allah Bapa berkata dari sorga, Allah Anak dibaptiskan di Sungai Yordan, dan Allah Roh Kudus turun ke atas Yesus dalam wujud burung merpati.
  2. Perkataan yang dipakai pada saat membaptiskan orang-orang, /TB #Matius 28:19*. Dalam bahasa Yunaninya, kata "nama" dalam /TB #Matius 28:19* itu menyatakan bentuk tunggal, padahal menyebutkan tiga nama, yaitu Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Jadi di sini nyata pula bahwa Allah yang Esa itu adalah Allah Tritunggal.
  3. Perkataan yang terdapat dalam /TB #2Korintus 13:13*.
  4. Tuhan Yesus sendiri mengajarkan tentang hal ini, lihat /TB #Yohanes 14:16*.
  5. Dalam Perjanjian Baru ada istilah-istilah: 'Allah', artinya 'Bapa' (/TB #Roma 1:7; 1Korintus 2:8-10*), 'Allah' artinya 'Anak' (/TB #Yohanes 20:28; 1:1; 6:27; Titus 2:13; Roma 9:15*), dan "Allah" artinya "Roh Kudus" (/TB #Kisah 5:3,4*).

Dari ayat-ayat di atas nyatalah bahwa: Bapa ialah kepenuhan Allah yang tidak kelihatan (/TB #Yohanes 1:18*); Anak ialah kepenuhan Allah yang telah dinyatakan (/TB #Yohanes 1:14-18*); Roh Kudus ialah kepenuhan Allah yang bekerja di dalam diri manusia (/TB #1Korintus 2:9,10). Bacalah Kolose 2:9*. Pertimbangan pikiran kita dapat menjelaskan keesaan Allah, akan tetapi hanya pernyataan Allah yang dapat menerangkan kepada kita bahwa Allah merupakan Tritunggal. Lihat /TB #1Korintus 15:27,28. Dalam Yohanes 1:18* dikatakan, "Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak tunggal Allah yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya." Dalam /TB #Yohanes 20:28* Tomas berkata kepada Tuhan Yesus, "Ya Tuhanku, dan Allahku," dan oleh sebab Tuhan Yesus tidak menegur Tomas, berarti Tuhan Yesus mengakui bahwa Ia adalah Allah. Dengan mengatakan demikian, tidak berarti bahwa Tomas memuji-muji lebih dari yang sepatutnya untuk mencari muka, sebab kalau memang demikian Tuhan Yesus akan menegur dia. Ada perbedaan antara perbuatan Tuhan Yesus dengan perbuatan Rasul Paulus dan Barnabas di Listera ketika orang-orang akan mempersembahkan korban kepada mereka, Barnabas sebagai Zeus, dan Paulus sebagai Hermes (/TB #Kisah 14:11-18*). Kata-kata Tomas ditujukan kepada Yesus Kristus dan diterima oleh-Nya, sebagai perlakuan yang benar bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Allah bagi Tomas. Dari antara rasul-rasul, Tomas adalah rasul yang sering merasa syak, dan dalam hal ini Yohanes ingin menunjukkan bagaimana orang yang syak hatinya digerakkan untuk percaya dan mengakui bahwa Yesus ialah Allah. Inilah yang diinginkan oleh Yohanes, yaitu membuktikan dalam Injil yang dituliskan bahwa Yesus ialah Allah yang hidup di atas bumi, dan Yohanes adalah sahabat Tuhan yang paling dikasihi oleh Dia. Dalam /TB #Roma 9:5* Rasul Paulus menyebut Yesus Kristus sebagai Allah. Bacalah ayat itu. Dalam /TB #Titus 2:13* dipakai kata "penyataan", dan kata itu tidak pernah dipakai untuk Allah Bapa, hanya untuk Allah Anak. Ayat itu dapat diterjemahkan demikian, "menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dalam pernyataan kemuliaan Allah Yang Mahabesar, yaitu Juruselamat kita Yesus Kristus. Dalam kalimat itu "Allah Yang Mahabesar" dan "Juruselamat kita Yesus Kristus" adalah satu pribadi. Dalam /TB #Ibr 1:8-10*, nyata bahwa dalam ayat-ayat itu Tuhan Yesus Kristus yang dibicarakan, begitu juga ayat /TB #Ibrani 1:9-13. Dalam ayat Ibrani 1:10* dikatakan, "Pada mulanya, ya Tuhan, Engkau (Anak Allah - Yesus Kristus), telah meletakkan dasar bumi..." Jelas bahwa dalam ayat /TB #Ibrani 1:8,10* itu Yesus Kristus itu disebut Allah.

C. Pekerjaan Allah juga dikerjakan oleh Yesus.

  1. Tuhan Yesus menjadikan alam, /TB #Yohanes 1:3; 1Korintus 8:6*; /TB #Kolose 1:16; Ibrani 1:10; Wahyu 3:14*.
  2. Tuhan Yesus menanggung segala sesuatu, /TB #Kolose 1:17; Ibrani 1:3*.
  3. Tuhan Yesus membangkitkan orang-orang mati lalu menghukum mereka dan dunia juga, /TB #Yohanes 5:27-29; Matius 25:31,32*. Yesus Kristuslah yang menyatakan Allah kepada kita dan yang menebus kita; ini merupakan satu bukti Ketuhanan Yesus Kristus yang memuaskan hati orang Kristen.

D. Tuhan Yesus Menerima Kehormatan dan Penyembahan sama seperti Allah.

/TB #Yohanes 20:23; Yohanes 5:23; 14:14; Roma 10:9; 10:13; 1Korintus 11:24*; /TB #Ibrani 1:6; Filipi 2:10,11; Wahyu 5:12-24; dll. 1Petrus 3:15* mengatakan, "Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan!"

Tuhan Yesus sama dan setara dengan Allah

/TB #Yohanes 5:18; Filipi 2:6*. Hal ini tidak boleh ditahankan dari manusia, tetapi harus diberitakan kepada manusia. Dari semuanya yang telah disebutkan nyatalah bahwa Tuhan Yesus adalah Allah.

E. Roh Kudus adalah Allah.

Roh manusia adalah batin kita, roh manusia itu adalah diri manusia yang sejati; demikian pula Roh Allah adalah Allah. Lihatlah /TB #1Korintus 2:11*. Bilamana mata rohani kita dicelikkan, kita akan melihat Yesus Kristus sebagai Juruselamat kita, dan kita harus mengakui bahwa Roh Allah sudah bekerja dalam hati kita dan sudah menyatakan hal-hal tentang Tuhan Yesus kepada kita. Roh Allah (Roh Kudus) harus dibedakan dengan Bapa dan Anak. Dalam kata-kata yang diucapkan dalam upacara pembaptisan dan dalam "Nikmat", Roh Kudus ditinggikan sama dengan Bapa dan Anak. Kita patut mempelajari sifat-sifat Allah bersama-sama dengan sifat-sifat Kristus dan Roh Kudus.

Roh Kudus adalah Satu Pribadi yang Nyata, sama seperti Bapa dan Anak

Lihatlah /TB #Yohanes 15:26; Galatia 4:6; Yohanes 16:7*. Roh Kudus adalah pengantara, /TB #Roma 8:26; Yohanes 14:16*. Roh Kudus dapat menyelidiki, mengetahui, berfirman, menyaksikan, menempelak, menolong, menggerakkan hati, memimpikan, menjadikan sesuatu, menyucikan, mendoakan, mengatur perkara-perkara jemaat, melakukan mujizat, membangkitkan orang mati; oleh sebab itu Ia bukan hanya merupakan suatu hasil dari sifat Allah, tetapi benar-benar merupakan satu pribadi. Roh Kudus dapat ditolak, didukacitakan dan dihujat oleh manusia. Menghujat dan berdosa kepada Roh Kudus tidak dapat diampuni; bila demikian, tentu dosa itu bukan terhadap sifat Allah melainkan terhadap pribadi Allah, yaitu Roh Kudus, /TB #Matius 12:31*; /TB #Yesaya 63:10; Kisah 5:3,4,9; 7:51; Efesus 4:30*. Roh Kudus dapat mengasihi kita (/TB #Roma 15:30*).

Walaupun Allah yang Esa itu mempunyai tiga pribadi; tetapi Ia hanya satu. Kita sepatutnya mengatakan, "Bapa adalah Allah, Anak adalah Allah, dan Roh Kudus adalah Allah, akan tetapi tidak berarti bahwa ada tiga Allah, sebab hanya satu Allah yang Esa."

F. Ketiga Pribadi: Allah, Anak, dan Roh Kudus sama besarnya.

  1. Bapa sebagai Bapa saja, bukan Allah dalam keseluruhan, sebab Allah bukan hanya Bapa saja, tetapi juga sebagai Anak dan Roh Kudus. Bapa artinya Bapa dalam hubungan-Nya dengan Anak dan melalui Anak, hubungan-Nya dengan jemaat dan dunia ini. Memang Allah adalah Bapa dalam hubungannya dengan Anak, hanya apabila kita dipersatukan dengan Kristus, barulah kita menjadi anak-anak Allah dan dapat menyebut Allah sebagai Bapa kita.
  2. Anak sebagai Anak saja, bukan Allah dalam keseluruhan, sebab Allah bukan hanya Anak saja, tetapi juga Bapa dan Roh Kudus. Anak artinya Anak dalam hubungannya dengan Bapa. Anak diutus ke dalam dunia oleh Bapa untuk menebus dunia ini. Dan Anak dengan Bapa mengutus Roh Kudus.
  3. Roh Kudus sebagai Roh Kudus saja, bukan Allah dalam keseluruhan, sebab Allah bukan hanya Roh Kudus saja, tetapi juga Bapa dan Anak. Roh Kudus artinya, Roh Kudus dalam hubungannya dengan Bapa dan Anak. Roh Kudus diutus oleh Bapa dan Anak untuk membebaskan hati manusia agar datang kepada Kristus dan Ia diutus untuk menguduskan hati orang-orang Kristen. Salah satu dari ketiga pribadi ini (Bapa, Anak, Roh Kudus) kalau dipisahkan dari hubungannya dengan kedua yang lain, tidak dapat dan tidak boleh disebut Allah yang Esa.

VI. KEKEKALAN ALLAH

  1. Allah itu kekal, /TB #Kejadian 21:33; Yesaya 40:28; Ibrani 1:12*; /TB #Mazmur 90:2-4; 102:25-28*. Dari ayat-ayat itu nyata bahwa Allah itu kekal. Allah tidak ada permulaannya dan tidak ada kesudahannya. Sebelum zaman-zaman purba, Allah sudah ada, dan Ia sekarang ada, bahkan Ia selalu akan ada pada segala zaman yang akan datang. Dalam /TB #Keluaran 3:14* (TKB), Yehova mengatakan, "Aku akan ada, yang Aku ada".
  2. Allah tidak berubah, /TB #Maleakhi 3:6; Yakobus 1:17*. Bagi Allah, waktu yang telah lalu, yang sedang dijalani sekarang dan yang akan datang adalah sama saja, yaitu sama dengan sekarang. /TB #1Samuel 15:29* dan /TB #Ibrani 6:17* menunjukkan bahwa Allah tidak berubah. Allah tidak berubah dalam perkataan-Nya, kehendak-Nya dan sifat serta tindakan-Nya.

    Pertanyaan : /TB #Yunus 3:10*. Dalam ayat ini dikatakan bahwa Allah telah menyesal. Apa sebabnya? Jawab : Sifat Allah tidak berubah, yaitu Ia tetap membenci dosa dan harus menghukum orang berdosa, akan tetapi sebagaimana Niniwe itu meninggalkan dosa mereka dan bertobat, demikian pula Tuhan membatalkan niat-Nya untuk menghukum orang yang berdosa itu. Tuhan menghukum orang yang berdosa hanya apabila mereka tidak mau bertobat. Keputusan Allah tidak berubah terhadap dosa dan kebenaran; oleh sebab itu terhadap orang yang bertobat dan datang kepada kebenaran, Allah juga mengubah sikap-Nya. Tuhan ingin memberikan rahmat kepada orang yang meninggalkan dosanya lalu bertobat. Oleh karena itulah sikap dan keputusan Allah tidak berubah. Akan tetapi hubungan Allah dengan manusia berubah apabila hubungan manusia dengan dosa berubah. Kalau Allah membenci kejahatan dan mengasihi kebenaran, Ia harus memberikan balasan kepada manusia sesuai dengan sifat-Nya itu. Dalam ayat-ayat yang disebutkan di sini dan juga ayat-ayat yang lain, sifat atau tindakan manusia diterapkan kepada Allah. Tidak ada cara lain untuk mengungkapkan perasaan Allah, kecuali menyesuaikannya dengan sifat-sifat dan sikap manusia. Bila tidak demikian, bagaimana manusia dapat mengerti perasaan Allah? Jadi, pikiran yang fana ini dipakai untuk menerangkan perkara-perkara ilahi. Itulah sebabnya dikatakan "maka menyesallah Allah". Tetapi bukan berarti Ia menyesal sebab salah dan bukan karena Ia ingin mengubah maksud dan tujuan-Nya yang semula.

    Pertanyaan: Dalam /TB #Kejadian 6:6* dikatakan bahwa Allah telah menyesal sebab Ia telah menjadikan manusia yang ternyata membawa dukacita bagi-Nya?

    Jawab : Kejahatan manusia terlalu besar dan keji sekali di hadapan Allah sehingga mendatangkan dukacita kepada Allah sampai dikatakan, "Maka menyesallah Tuhan". Akan tetapi ini tidak berarti bahwa Allah lebih suka kalau manusia tidak diciptakan oleh-Nya, hanya hal ini membawa dukacita kepada Allah. INGATLAH: DOSA SENANTIASA MEMBAWA DUKACITA KEPADA ALLAH.

    Perbuatan manusia mendukacitakan Allah oleh sebab Allah tahu bahwa Ia harus membinasakan manusia kalau manusia tetap di dalam dosanya. Hal ini dijelaskan pada /TB #Kejadian 6:7,8*. Akan tetapi Nuh berkenan kepada Allah, oleh sebab itu Allah tidak perlu melanjutkan hukuman-Nya atas manusia. Bila dikatakan Allah menyesal, maksudnya ialah Allah mengubah sikap-Nya dari memelihara menjadi membinasakan oleh karena dosa. Allah mempunyai dua sikap terhadap manusia, yaitu memelihara dan menciptakan atau membinasakan.

    Dalam hal ini Tuhan mau berbalik dari sikap memelihara kepada sikap membinasakan, akan tetapi Allah mendapati bahwa Nuh adalah seorang yang benar, oleh sebab itu Allah tidak jadi membinasakan. Dosa manusia memaksa Allah yang suci dan benar untuk membinasakan manusia yang berdosa. /TB #Kejadian 6:6 harus dilanjutkan dengan Bilangan 23:19*. Kesucian Allah yang tidak berubah menuntut Ia membedakan sikap-Nya terhadap orang-orang benar dan orang-orang berdosa. Bilamana orang-orang benar menjadi orang berdosa tentu sikap Tuhan kepada orang itu harus berubah juga.

    Matahari yang sama mencairkan lilin dan mengeraskan tanah liat, bukan mataharinya yang berubah, tetapi lilin dan tanah liat itu.

    Ancaman-ancaman dalam /TB #Yunus 3:4-10* memang ada sangsinya yaitu kalau mereka tidak bertobat, barulah mereka dihukum. Jadi, ancaman itu berlaku dalam hal apakah mereka bertobat atau tidak. Lihatlah /TB #Roma 6:23*. Bilamana ada seorang naik sepeda dan angin yang kencang meniup dari arah yang berlawanan dengan kita, maka orang itu akan sukar sekali maju, akan tetapi bila orang itu berbalik, seakan-akan anginnya berubah, padahal sebenarnya tidak. Orang yang berdosa berarti orang yang melawan anugerah Allah. Bila kita dilahirkan baru, maka kita mulai bekerja bersama-sama dengan Allah, bukan melawan Allah. Allah tidak berubah, tetapi kitalah yang berubah.

  3. Allah ada oleh sebab kuasa-Nya sendiri. Lihatlah /TB #Yohanes 5:26* dan selanjutnya. Di dalam ayat itu dikatakan bahwa Allah memiliki hidup dalam diri-Nya sendiri. Allah tidak diciptakan karena Allah sudah ada, senantiasa ada, dan Ia mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri. Hanya Allah yang ada dari kekal sampai kekal. Bacalah /TB #Kisah 17:14-28*.


BAB 3. ASAS PENGAJARAN TENTANG SIFAT-SIFAT ALLAH

Sifat-sifat Allah ialah kesempurnaan-kesempurnaan yang memang ada pada Allah, dan yang memancari dari pribadi-Nya. Kita akan menyelidiki sifat-sifat Allah yang berikut: Allah Mahatahu, Allah Mahakuasa, Allah Mahahadir, Allah Mahasuci, Allah Mahakasih, Kebenaran dan keadilan Allah, Rahmat dan Kemurahan Allah, Kesetiaan Allah.

I. ALLAH MAHATAHU

Allah adalah Roh, oleh sebab itu Allah mempunyai pengetahuan. Allah adalah Roh yang sempurna, oleh sebab itu pengetahuan Allah sempurna. Allah Mahatahu, berarti Allah mengetahui segala sesuatu dan pengetahuan-Nya sempurna. Lihat /TB #1Yohanes 3:20; Ayub 37:16; Mazmur 147:5*. Allah mengetahui segala sesuatu, pengetahuan-Nya sempurna dan tidak dapat diduga. Ayat dari Mazmur itu menunjukkan bahwa pengetahuan Allah luas sekali dan tak terhingga. Manusia tidak dapat memiliki segala pengetahuan, kebijaksanaan, dan Rahmat Allah, /TB #Ayub 11:7,8; Yesaya 40:28; Roma 11:30*. Seluruh maksud dan rencana Allah yang berkenaan dengan manusia dan keselamatannya tidak dapat dimengerti dan diduga oleh pikiran manusia.

Apakah yang diketahui oleh Allah?

Allah melihat dan mengetahui semua yang terjadi di segenap tempat, Ia melihat segala yang baik dan yang jahat (/TB #Amsal 15:3*).

Allah mengetahui segala sesuatu dalam alam ini, tiap-tiap binatang, bahkan burung pipit pun diketahui jumlahnya (/TB #Mazmur 147:4; Matius 10:29*).

Allah melihat semua anak manusia, dan memperhatikan segala perbuatan mereka, bahkan Allah melihat perjalanan hidup setiap orang dan menyelidiki bekas tapak kakinya (/TB #Mazmur 33:13-15; Amsal 5:21*).

Allah mengetahui segala perbuatan dan pikiran manusia (/TB #Mazmur 139:1-3*; /TB #1Tawarikh 28:9*).

Allah mengetahui dan mendengar semua perkataan manusia (/TB #Mazmur 139:4*), dan mengetahui segala kesusahan dan dukacita manusia (/TB #Keluaran 3:7*). Seringkali kita menganggap seakan-akan Allah tidak mengetahui kesusahan kita. Mungkin demikian pula perasaan bangsa Israel ketika mereka berada di tanah Mesir, akan tetapi Tuhan tahu kesusahan mereka dan pada waktunya Tuhan menolong mereka.

Allah juga mengetahui sampai perkara-perkara yang terkecil sekalipun (/TB #Matius 10:29,30*). Allah mengetahui segala sesuatu dari awal (zaman purbakala) sampai kepada masa yang akan datang, sampai akhir zaman (/TB #Kisah 15:18; Yesaya 46:9,10*).

Pertanyaan: Apakah ada sesuatu yang tidak diketahui oleh Yesus Kristus?

Bandingkan /TB #1Petrus 1:20; Markus 13:32; Yohanes 15:15*. Yesus Kristus telah menyatakan segala sesuatu kepada manusia, yaitu segala sesuatu yang telah dinyatakan oleh Bapa kepada-Nya. Hanya saat kedatangan-Nya yang dirahasiakan oleh Allah Bapa. Allah Bapa tidak memberitahukan hal itu kepada kita, karena Ia menginginkan agar kita senantiasa menantikan kedatangan Tuhan Yesus (/TB #Matius 20:17-19; Keluaran 3:19; Kisah 3:17,18*; /TB #2Raja 7:1,2; Mazmur 41:10; Galatia 1:15,16; 1Petrus 1:2*) Allah tahu dari permulaan apa yang akan diperbuat oleh manusia.

Seluruh rencana Allah untuk segala zaman dan rencana-Nya untuk setiap manusia sudah ditimbang, dipikirkan, dan direncanakan dari mulanya, dan tidak ada pemikiran lagi atau penyesalan untuk mengubah rencana itu (/TB #Efesus 1:9-12; 3:4-9; Kolose 1:25,26*). Sebab itu kita patut mengatakan, "O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya" (/TB #Roma 11:33*). Dan lagi, "Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya" (/TB #Mazmur 139:6*). Selanjutnya kita wajib juga mengatakan, "Allah mengetahui segala keperluan kita, dan akan mencukupinya" (/TB #Matius 16:8*). Allah mengetahui segala perbuatan yang dilakukan oleh setiap orang, perbuatan baik atau jahat (/TB #Yesaya 44:28 dan Kisah 2:3*). Allah mendengar tangisan kita (/TB #Mazmur 56:9*).

Bahwa Allah Mahatahu dibuktikan dalam semua nubuat. Cahaya bergerak lebih cepat dari pada bunyi. Api dari sebuah meriam akan lebih dahulu nampak, baru kedengaran bunyi dentumannya. Demikian pulalah terangnya nubuat dalam Firman Allah yang diberikan kepada kita, dan apabila kita dapat hidup lebih lama lagi, kita akan melihat segala nubuat itu digenapi. Kita dapat melakukan dua atau tiga hal dalam satu saat, misalnya bermain piano sambil berbicara kepada orang dalam suatu saat; akan tetapi Allah dapat melakukan segala sesuatu pada saat yang sama.

Dalam /TB #Kejadian 16:13* dikatakan, "Dia yang telah melihat aku". Sebagaimana alat-alat sinar x dapat menembus bagian tubuh manusia yang di dalam, demikian pula tidak ada sesuatu yang tersembunyi bagi Tuhan. Ayat ini merupakan peringatan kepada orang berdosa. Dan menjadi suatu dorongan kepada orang yang saleh supaya berbuat baik.

Janganlah kita beranggapan bahwa seolah-olah Allah telah menyediakan kayu pemukul untuk kita supaya kita takut, tetapi karena Ia mengasihi kita dan karena Ia suci, itulah yang seharusnya menjadi alasan kita untuk takut kepada-Nya. Lihatlah /TB #Mazmur 139:17,18*. Bahwa Allah telah mengetahui segala sesuatu sebelumnya tidak boleh dikacaukan dengan takdir Allah. Kedua hal itu agak berbeda. Segala sesuatu yang telah diketahui lebih dahulu oleh Allah akan jadi, pasti akan terjadi; tetapi bukan semuanya ditakdirkan Allah supaya jadi. Takdir Allah dialaskan pada pengetahuan-Nya tentang sesuatu sebelum hal itu terjadi. Pada zaman dahulu Firaun dikeraskan hatinya, dan hal itu ditanggungkan pada diri Firaun sendiri. Walaupun Allah telah mengetahuinya lebih dahulu, dan telah diberitahukan lebih dahulu oleh Allah, tetapi perbuatan itu semata-mata ditanggung oleh Firaun sendiri. Semua perbuatan manusia telah diketahui lebih dahulu oleh Allah, tetapi bahwasanya semua hal itu sudah ada di dalam pengetahuan Allah bukan berarti bahwa itu harus terjadi. Ada hal yang sudah ditakdirkan oleh Allah, ada hal yang hanya diketahui lebih dahulu oleh-Nya. Dalam pasal-pasal /TB #Daniel 2:1-49; 8:1-27, Kisah 15:18; Yesaya 48:5-8; 46:9,10* dikemukakan bahwa Allah mengetahui lebih dahulu segala sesuatu yang akan terjadi dalam dunia ini. Pengerasan hati selalu dimulai dalam diri manusia, bukan dari pihak Allah.

II. ALLAH MAHAKUASA

Allah Mahakuasa berarti Allah berkuasa melakukan segala sesuatu yang Ia kehendaki. Kuasa Allah tidak terbatas.

Allah berkuasa membuat segala sesuatu; tidak ada pekerjaan yang sukar bagi Allah: tidak ada hal yang mustahil bagi Allah. Allah Mahakuasa (/TB #Ayub 42:2; Kejadian 18:14; Matius 19:26*). Segenap alam takluk dan tunduk di bawah kuasa dan kehendak Allah (/TB #Kejadian 1:3*; /TB #Mazmur 33:6-9; 107:25-29; Nahum 1:3-6*).

Segenap manusia takluk di bawah kuasa dan kehendak Firman allah. Berbahagialah orang yang dengan kehendaknya sendiri tunduk dan takluk kepada kuasa dan kehendak Firman Allah (/TB #Yakobus 4:12-15*). Malaikat-malaikat takluk di bawah kehendak dan kuasa Firman Allah (/TB #Ibrani 1:13,14*). Setan pun tunduk kepada kehendak dan kuasa Firman Allah (/TB #Ayub 1:12; 2:6*).

Allah berkuasa menjadikan hal-hal yang baru (/TB #Matius 3:9*). Allah berkuasa melakukan perkara-perkara rohani yang ajaib (/TB #Efesus 1:19; 3:20*; /TB #2Korintus 4:6*).

Kuasa Allah hanya dapat dibatasi oleh kehendak Allah.

Di dalam menyatakan atau melaksanakan kuasa-Nya, maka kuasa Allah itu dibatasi oleh kehendak-Nya sendiri, kehendak-Nya yang berbudi dan yang penuh kasih. Allah dapat membuat segala sesuatu, akan tetapi Ia hanya akan melakukan hal-hal yang sesuai dengan hikmat-Nya, kesucian-Nya dan kasih-Nya. Allah tidak pernah memboroskan kuasa-Nya (/TB #Yesaya 59:1,2*).

Pertanyaan : Apakah sebabnya Allah tidak mulai dari sekarang membinasakan si Iblis?
Jawab : Pada saat ini belum saatnya bagi Tuhan untuk membinasakan si Iblis. Walaupun perasaan iri hati Iblis dan niat hati Iblis jahat sekali, namun hal itu juga merupakan bagian dari rencana Allah yang penuh kasih yaitu untuk menguji manusia. Allah tidak menjadikan dua buah gunung tanpa lembah diantaranya. Bukan berarti Allah tidak dapat melakukannya, tetapi Allah tidak mau melakukannya. Allah tidak dapat berbuat sesuatu yang bertentangan dengan sifatnya. Allah tidak dapat berdusta, Allah tidak dapat berdosa, Allah tidak dapat mati. Apabila allah melakukan salah satu di antaranya, itu menunjukkan bahwa Allah kurang berkuasa. Allah mempunyai segala kuasa yang setara dengan kesempurnaan-Nya - Ia mempunyai segala kuasa untuk melakukan apa yang patut dilakukan-Nya.

Pertanyaan : Dapatkah Allah menjadikan sebuah batu yang sedemikian besarnya sehingga Ia tidak dapat mengangkatnya? Bagaimana saudara menjawab pertanyaan itu? Jawab : Ia tidak menghendaki hal itu.

Allah Mahakuasa bukan berarti Ia akan memakai atau menyatakan segala kuasa-Nya. Tuhan Allah dapat mengendalikan kuasa-Nya. Kuasa Allah ada di bawah perintah kehendak-Nya yang berbudi. Allah berkuasa melakukan semua hal yang dapat Ia lakukan, hanya hal-hal yang sesuai dengan kehendak-Nya saja. Allah dapat menjadikan anak-anak Abraham dari batu-batu, tetapi Ia tidak melakukan hal itu. Kehendak Allah mengatasi kuasa-Nya. Allah dapat membatasi diri-Nya sendiri, tetapi tidak ada apapun yang dapat membatasi Dia. Memang perbuatan Allah yang Mahakuasa itu dibatasi pada waktu Ia mengenakan tubuh manusia yang fana, menjelma di dalam Yesus Kristus. Hal ini dilakukan-Nya sebab kasih-Nya kepada manusia. Bilamana kita membatasi diri kita karena kita mengasihi orang lain, maka kita meniru teladan Allah. Tuhan Yesus Kristus telah melakukan hal itu, sebagaimana yang dikatakan dalam /TB #Filipi 2:5-11*.

III. ALLAH MAHAHADIR

Allah ada disegala tempat, /TB #Mazmur 139:7-10; Yeremia 23:23,24*; /TB #Kisah 17:24-28; Yesaya 57:15*. Allah ada di seluruh bagian alam ini dan dekat kepada kita masing-masing. Di dalam Dia tiap-tiap orang hidup dan bergerak. Tidak ada yang dapat menghalangi Allah. Manusia tidak dapat. Iblis, roh jahat tidak dapat, dan makhluk apapun juga tidak dapat menghalangi. Hanya satu hal yang dapat menghalangi Allah, yaitu dosa, dosa saya. Dosa orang lain tidak dapat menghalangi kehendak Allah untuk diri saya, hanya dosa saya sendiri. Tidak ada yang saya takuti, kecuali dosa saya. Allah ada di mana-mana tempat berarti Allah dalam segenap pribadi diri-Nya, tidak terpisah-pisah, memenuhi segenap alam ini. Bila dikatakan Allah dekat dengan kita, hal itu terasa masih jauh, sebab Ia ada di dalam kita, roh kita merupakan tempat tinggal yang paling disukai Allah. Dalam Talmud diuraikan perbedaan antara menyembah Allah dan menyembah berhala sebagai berikut; berhala itu kelihatannya dekat dengan kita, akan tetapi sesungguhnya berhala itu jauh sekali. Yehova seakan-akan jauh dengan kita, akan tetapi sesungguhnya Ia dekat. Allah ada dimana-mana tempat untuk mendengar doa kita.

Akan tetapi, dalam arti yang lain, Allah tidak ada di mana-mana tempat. /TB #Yohanes 14:28; 20:17; Efesus 1:20; Wahyu 21:2,3,10,23; 22:1,3*. Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa Allah mempunyai suatu tempat kediaman yang pasti. Dalam arti ini Allah tidak ada dimana-mana tempat dalam alam ini, karena Ia berada pada tempat kediaman yang pasti itu (/TB #Yesaya 66:1*). Maksudnya, pada beberapa tempat tertentu Allah itu nyata, ada, sedangkan pada beberapa tempat lain tidak. Bacalah /TB #Markus 1:9-11*. Allah Bapa menyatakan diri sepenuhnya di dalam sorga. Dahulu Anak Allah menyatakan diri sepenuhnya di dalam dunia, sekarang Anak Allah sudah ada di surga. Allah Roh Kudus menyatakan diri dimana-mana tempat disegenap alam ini (/TB #Kejadian 1:2; Mazmur 104:30*); dan di dalam hati setiap orang yang percaya (/TB #Yohanes 14:16,17; Roma 8:9*); juga kepada semua orang yang tidak percaya (/TB #Yohanes 16:7-11*). Oleh sebab itu Roh Kudus, Allah Bapa dan Allah Anak tinggal di dalam orang saleh (/TB #Yoh 14:17,19,20,23*).

Manfaat dari pengajaran ini:

  1. Hal yang kita bahas di atas menjadi suatu penghiburan bagi kita. Allah dekat kepada kita. Berserulah kepada-Nya sebab Ia mendengar. Roh Tuhan dan roh kita dapat bertemu. Ia lebih dekat kepada kita daripada tangan dan kaki kita (bacalah /TB #Mazmur 139:17,18 dan Matius 28:20*).
  2. Suatu peringatan bagi kita: Orang berdosa tidak dapat melarikan diri dari pandangan Allah, oleh sebab itu kita harus takut berbuat dosa. "Kulihat Dia yang telah melihat aku".

IV. ALLAH MAHASUCI

A. Kesucian Allah

Allah itu suci, amat suci, Allah Mahasuci, /TB #Yesaya 6:3; Yosua 24:19*; /TB #Mazmur 22:4; 99:5,9; 5:12; Yohanes 17:11; 1Petrus 1:15,16*. Allah disebut "Yang Mahakudus Allah Israel" kira-kira tiga puluh kali dalam Kitab Yesaya, dan lima kali dalam kitab-kitab yang lain. Dalam Perjanjian Baru, Allah Anak disebut "Yang Kudus", /TB #1Yohanes 2:20*. Dan Pribadi yang ketiga disebut "Roh Kudus". Suci adalah sifat Allah yang terutama dan yang penting, /TB #Yesaya 57:15*. Dalam ayat ini dapat kita lihat bahwa nama menyatakan sifat. Kesucian Allah menguasai segenap sifat Allah. Kasih Allah tidak dapat melawan kesucian Allah.

B. Apakah artinya suci ?

/TB #Imamat 11:43-45, Ulangan 23:14*, bacalah juga ayat-ayat sebelumnya dan sesudahnya. Suci berarti bebas dari segala yang najis, yaitu bersih. Allah itu suci, artinya Allah itu kudus dan bersih, /TB #1Yohanes 1:5*.

Perhatikan segenap Taurat, syarat-syarat Tuhan dan semua peraturan tentang membasuhkan diri: ada tiga bagian di dalam Kemah Suci; dan yang diizinkan menghampiri Allah dari antara orang-orang Israel ialah orang-orang Lewi, para Imam dan Imam Besar, tetapi dengan perbedaan. Dan orang yang mau menghampiri Allah harus membawa korban persembahan. Segenap Firman Allah kepada Musa dalam /TB #Keluaran 3:5*, dan kepada Yosua dalam /TB #Yosua 5:15; hukuman atas Uzia dalam 2Tawarikh 26:16-26*, Firman Tuhan kepada bani Israel supaya mereka tidak mendekati gunung Sinai dan pada waktu Allah turun ke tempat itu; kebinasaan Korah, Datan, dan Abiram dalam /TB #Bilangan 16:1-33; kebinasaan Nadab dan Abihu dalam Imamat 10:1-3*; dalam semua peristiwa itu Tuhan ingin mengajarkan dan menekankan kepada bani Israel bahwa Allah itu suci, begitu suci sehingga manusia tidak dapat langsung menghampiri Dia.

Inti bagian ini, yaitu Allah itu suci, merupakan pengajaran yang utama dan penting di dalam Alkitab, yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, dalam agama Yahudi maupun agama Kristen.

C. Bagaimana Kesucian Allah Dinyatakan

  1. Kesucian Allah dinyatakan dalam hal Allah membenci dosa (/TB #Habakuk 1:13; Kejadian 6:5,6; Ulangan 25:16; Amsal 15:9,26*).
  2. Kesucian Allah dinyatakan dalam hal Allah berkenan akan kebenaran dan kesucian (/TB #Amsal 15:9; Imamat 19:2; 20:26*).
  3. Kesucian Allah dinyatakan dalam hal Allah tidak pernah berbuat dosa atau kejahatan (/TB #Ayub 34:10*).
  4. Kesucian Allah dinyatakan dalam hal orang berdosa diceraikan daripada Allah (/TB #Yesaya 59:1,2*). Oleh sebab itu penebusan perlu diadakan agar orang berdosa dapat menghampiri Allah. Hal ini dapat kita ketahui pada ayat-ayat: /TB #Efesus 2:13; Ibrani 10:19; Yohanes 14:6*. Tidak ada orang yang dapat menghampiri Allah kecuali melalui darah Tuhan Yesus yang tertumpah di atas kayu salib. Kesucian Allah menuntut adanya penebusan. Tidak benar pendapat yang mengatakan bahwa tebusan itu perlu hanya supaya manusia digerakkan oleh suatu teladan yang baik. Tebusan itu bukan hanya suatu teladan yang baik, tetapi perlu bagi kita agar kita dapat menghampiri Allah. "Tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan." Artinya sebab Allah itu suci, dosa harus diampuni sebelum manusia dapat bersekutu dengan Allah.
  5. Kesucian Allah dinyatakan dalam hal orang berdosa dihukum (/TB #Keluaran 34:6-7; Kejadian 6:5-7; Mazmur 5:5-7*). Allah menghukum orang berdosa bukan untuk mendatangkan kebaikan bagi orang berdosa, tetapi Allah menghukum orang berdosa sebab Ia suci. Allah membenci dosa. Kesucian Allah dan kebencian Allah terhadap dosa tetap hidup di dalam diri-Nya sehingga hal itu harus dinyatakan kepada manusia. Bila Allah murka terhadap dosa, itu berarti kesucian Allah menuntut untuk menghukum orang berdosa. Dalam /TB #Yesaya 53:6*, "menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian" berarti "menuntut agar Ia dihukum". Bila ada yang menganggap bahwa hukuman atas dosa itu tidak ada hubungannya dengan kebencian Allah terhadap dosa, maka anggapan itu tidak sesuai dengan Alkitab, dan merupakan suatu penghinaan kepada Allah. Allah Mahasuci dan Ia benci sekali terhadap dosa. Sifat ini kadang-kadang ada di dalam diri kita dalam hal kita benci terhadap kejahatan. Akan tetapi, karena Allah Mahasuci, murka-Nya terhadap dosa yang kecil sekalipun, lebih besar daripada murka kita terhadap dosa yang besar. Memang Allah kasih, tetapi kasih-Nya bukan kasih yang membiarkan dosa. "Sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan" (/TB #Ibrani 12:29*). Kasih Allah kepada orang berdosa tidak dapat kita mengerti kecuali dalam hal murka-Nya yang bernyala-nyala terhadap dosa, yaitu murka-Nya yang bernyala-nyala terhadap Tuhan Yesus Kristus yang menanggung dosa-dosa kita di kayu salib.
  6. Kesucian Allah dinyatakan dalam hal Allah menyediakan korban (grafirat) untuk menyelamatkan manusia daripada dosa mereka, dan menyucikan mereka. Kematian Tuhan Yesus bukan hanya menyatakan kasih Allah, tetapi terutama menyatakan kesucian Allah, dan kebencian-Nya terhadap dosa (/TB #Yohanes 3:16; 1Petrus 3:18*).

D. Nasihat sehubungan dengan kesucian Allah

  1. Kita harus menghampiri Allah dengan rasa takut dan hormat. Serafim sekalipun harus menudungi mukanya dan kakinya pada waktu mereka menghadap hadirat Allah. Serafim mempunyai enam sayap, empat sayap berfungsi untuk menyembah dan dua yang lain untuk bekerja dan melayani (/TB #Ibrani 12:28,29*; /TB #Keluaran 3:4,5; Yesaya 6:1-3*).
  2. Terang kesucian Allah menyatakan kenajisan dosa kita (/TB #Yesaya 6:5,6; Ayub 42:5,6*). Jika seseorang menganggap dirinya baik atau suci, jelas bahwa orang itu belum bertemu dengan Tuhan. Kalau kita berhadapan dengan Allah, maka kebenaran diri kita akan dihancurkan. Bila ada orang yang mengaku dirinya benar, maka kita patut menunjukkan dan menyatakan kesucian Allah kepada-Nya agar ia menginsafi dirinya yang berdosa (/TB #Yesaya 64:6*).
  3. Tidak ada pengampunan tanpa penumpahan darah Kristus (/TB #Ibrani 9:22*). Manusia harus ditutupi dihadapan Allah yang suci, dan hanya darah Yesus Kristus yang dapat menutupi dosa kita.
  4. Betapa ajaibnya kasih Allah kepada kita. Kita tidak akan heran apabila suatu ilah yang berdosa mengasihi orang berdosa, tetapi bila Allah yang nama-Nya suci, Allah Yang Mahasuci mengasihi kita yang jahat, maka hal itu merupakan suatu keajaiban. Kita tidak dapat menduga rahasia ini. Tidak ada rahasia lain di dalam Alkitab yang seajaib ini.

E. Keterangan lain tentang kesucian Allah.

Dalam /TB #Keluaran 15:11* dikatakan, "...siapakah seperti Engkau, mulia karena kekudusan-Mu," dan dalam /TB #Keluaran 9:10-16* dikatakan bahwa orang Israel harus menguduskan diri menghadap Allah untuk menyembah Dia. Dalam /TB #Yesaya 6:3* kita dapat melihat perbedaan antara kesucian Allah dan kenajisan bibir manusia yang harus disucikan dengan api dari mezbah. Bacalah /TB #2Korintus 7:1; 2Tesalonika 3:13 dan khususnya Ibrani 12:29*, di mana Allah disebut "api yang menghanguskan", yaitu menghanguskan segala dosa.

Dahulu pengertian orang Yahudi mengenai kesucian belum begitu jelas, dan pengertian itu makin lama makin bertambah jelas. Akan tetapi pengertian yang benar dan jelas tentang kesucian hanya didapati dalam Perjanjian Baru, dan terutama dalam kehidupan dan pekerjaan Tuhan Yesus.

Pada saat seseorang menyadari bahwa dirinya berdosa, pada saat itulah ia mengetahui sebagian (kecil) dari kesucian Allah yang telah didukacitakannya.

Dalam Perjanjian Lama asas pengajaran yang terutama bukan mengenai keesaan Allah dan kemuliaan Allah, akan tetapi mengenai kesucian Allah.

Tujuan agama Kristen ialah agar diri kita menjadi suci. Akan tetapi kesucian itu menjadi tujuan manusia hanya apabila manusia mengerti bahwa Allah itu suci. Kesucian bukan keadilan. Keadilan merupakan hasil atau akibat daripada kesucian. Bukan Allah itu suci karena Ia mengasihi, akan tetapi Allah mengasihi karena Ia suci. Kadang-kadang Allah menunjukkan rahmat-Nya dengan nyata dan kadang-kadang tidak, sesuai dengan kehendak-Nya, akan tetapi kesucian Allah itu pasti dan tidak berubah. Harus ada suatu alasan untuk menunjukkan rahmat Allah, tetapi tidak perlu ada alasan untuk menyatakan kesucian Allah oleh sebab Allah memang suci. Ia adalah sumber kesucian, kebenaran, dan kebaikan. Sifat dan perbuatan Allah itu murni dan suci. Suci artinya bukan hanya terpisah dari segala yang najis, tetapi juga segala sesuatu yang baik ada di dalam Dia. Kesucian Allah sesuai dengan keadaan-Nya yang sempurna. Sikap Allah selalu sesuai dengan kehendak-Nya. Kita harus ingat bahwa kesucian hati (batin) mendahului kesucian kehendak. Suci ialah sifat Allah yang terutama. Hal ini nyata dari:

  1. Dalam Alkitab, kesucian dituntut dari hati manusia, dan kesucian menyebabkan banyak kesukaan di dalam sorga (Bacalah /TB #1Petrus 1:16*; /TB #Ibrani 12:14; Lukas 5:8; Wahyu 4:8; Mazmur 97:2*).
  2. Kadang-kadang Allah menunjukkan rahmat-Nya dengan nyata, dan kadang-kadang tidak sesuai dengan kehendak-Nya, tetapi Allah tetap suci (/TB #2Petrus 2:4*).
  3. Kesucian Allah menguasai seluruh pekerjaan dan tindakan Allah. Misalnya, dalam tebusan yang dilakukan oleh Kristus: kasih mengadakan tebusan itu, akan tetapi kesucian yang dilanggar oleh manusia yang menuntut tebusan itu.

F. Kesucian Allah menuntut kesucian dalam diri manusia.

  1. "Kuduslah kamu, sebab Aku Kudus" (/TB #1Petrus 1:16* dan /TB #Matius 5:48*).
  2. Segenap Taurat disatukan di dalam "kasih". /TB #Matius 22:37*, "Kasihilah Tuhan, Allahmu," dan /TB #Roma 13:10*,"... kasih adalah kegenapan hukum Taurat." Kita patut mengasihi Allah sebab Allah itu suci, dan bukan untuk mencari keuntungan bagi diri kita sendiri. Kasih kepada Allah harus menimbulkan kesucian di dalam diri manusia.
  3. Dalam kehidupan Tuhan Yesus kita melihat suatu teladan bahwa Ia semata-mata hanya mengikuti kehendak Allah Bapa-Nya (/TB #Markus 10:18*; /TB #Yohanes 5:19-30*). Dari ayat-ayat itu Tuhan Yesus mengatakan bahwa hanya Allah Bapa yang benar, dan Ia datang hanya untuk melakukan kehendak Bapa. Demikian pula kita wajib menjadi seperti Tuhan kita, dan oleh karena Tuhan itu suci (kudus), maka kita juga harus suci (kudus).

G. Teladan Kesucian Allah

Teladan yang paling sempurna dari kesucian Allah ialah di dalam Yesus Kristus. Dalam /TB #Ibrani 1:9* dikatakan, "Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan." Banyak ayat di dalam Perjanjian Baru yang menyatakan bahwa Tuhan Yesus benci terhadap kejahatan, dan mengasihi kebenaran. Di dalam diri Tuhan Yesus Kristus kedua hal itu tidak dapat dipisahkan. Itulah kesucian yang sempurna. Bila ada yang bertanya, "Apakah kesucian itu?" dapat kita jawab, "Kesucian ialah mengasihi kebenaran dan membenci kejahatan." Hal ini diharuskan bagi orang Kristen. Kalau kita tidak mengasihi kebenaran dan membenci kejahatan, maka kita bukan orang suci, dan kita belum melaksanakan kehendak Allah.

V. ALLAH MAHAKASIH

A. Kasih Allah

Allah adalah kasih (/TB #1Yohanes 4:7,8,16*). Allah bukan hanya mengasihi, tetapi Allah juga kasih. Kasih adalah sifat Allah. Segala kasih berasal dari Allah, yaitu kasih yang suci.

Pertanyaan : Apakah kasih itu? Jawab : /TB #Yohanes 3:16,17; Matius 5:44,45*. Kasih merindukan sentosa dan sejahtera bagi orang yang dikasihi, dan bersukacita apabila hal itu terjadi atas orang yang dikasihi. Kasih adalah suatu anugerah yang hidup dan berlaku atas diri kita, yaitu kasih kepada orang lain. Kita hanya dapat mengetahui kasih yang benar apabila kita telah mengetahui kasih Allah kepada kita. Kasih Allah kepada kita dinyatakan dalam pekerjaan Yesus Kristus di atas kayu salib. /TB #1Yohanes 4:8-16*, "Allah adalah kasih", "Allah adalah terang", "Allah adalah Roh". Roh dan terang adalah hakekat Allah, tetapi kasih adalah pancaran dari hakekat Allah itu. Allah juga mengasihi, dan Allah hidup dalam suasana kasih. Dari /TB #1Yohanes 3:16 dan Yohanes 3:16* nyata bahwa begitu besarnya kasih Allah kepada mahkluk-Nya sehingga Ia mau mengadakan korban yang sangat berharga untuk menyatakan kasih itu. Kasih Allah tidak pernah membiarkan dosa, tetapi menarik kita kepada kesucian. Kasih Allah mengadakan korban untuk menebus dosa.

B. Siapakah yang dikasihi Allah?

Allah mengasihi Anak-Nya (/TB #Matius 3:17; 17:5; Lukas 20:13*). Dari permulaan, bahkan sampai selamanya Allah terutama mengasihi Anak-Nya, /TB #Yohanes 17:24*. Kasih Allah kekal, oleh sebab itu harus ada satu pribadi yang kekal untuk menyambut kasih itu. Oleh sebab itulah juga harus ada lebih dari satu pribadi dalam Allah Yang Esa itu, yaitu tiga pribadi yang dapat saling mengasihi. Kasih yang kekal dari Allah dinyatakan dari kekal sampai kekal kepada Anak yang kekal, yaitu Yesus Kristus.

Allah mengasihi mereka yang dipersatukan dalam Anak itu oleh iman dan kasih. Dalam bagian berikut ini kita akan membahas tentang Allah mengasihi umat manusia, tetapi terutama sekali Ia mengasihi mereka yang ada di dalam Kristus. Kasih Allah kepada orang yang ada di dalam Kristus sama dengan kasih-Nya kepada Kristus sendiri (/TB #Yohanes 17:23*). Allah telah mengasihi kita sebelum kita mengasihi Kristus, yaitu sebelum kita ada di dalam Kristus. Bacalah /TB #1Yohanes 4:19*. Yesus Kristus ada di dalam pusat kasih Allah, lalu menarik kita kepada tempat itu, dan menetapkan kita di situ agar kita juga mengalami kasih Allah Bapa sama seperti Ia telah mengalaminya.

Allah mengasihi segenap isi dunia ini dan setiap orang di dalam dunia ini (/TB #Yohanes 3:16; 1Timotius 2:4; 2Petrus 3:9*).

Allah mengasihi orang berdosa, orang kafir, bahkan Allah juga mengasihi orang-orang yang mati di dalam dosa (/TB #Roma 5:6-8; Efesus 2:4,5*; /TB #Yehezkiel 33:11*). Akan tetapi kasih Allah kepada orang berdosa tidak sama dengan kasih Allah kepada orang yang di dalam Kristus, yaitu mereka yang percaya kepada Kristus (/TB #Yohanes 14:21,23; Yohanes 17:23*; /TB #Roma 8:30-39*). Allah rindu agar orang berdosa diselamatkan, dan ini merupakan bukti bahwa Allah mengasihi mereka. Bacalah /TB #Lukas 15:7-10*. Semua ini dilukiskan dengan seorang bapa yang mengasihi anak-anaknya. Bapa itu sangat mengasihi anaknya yang baik, tetapi bapa itu juga mengasihi anaknya yang pemboros dan jahat.

C. Bagaimana kasih Allah dinyatakan?

Kasih Allah dinyatakan dalam hal Allah melayani serta mencukupi keperluan orang yang dikasihi-Nya, juga dalam hal Ia membawa sukacita kepada mereka dan menjauhkan mereka dari kejahatan (/TB #Yesaya 48:14,20,21*; /TB #Ulangan 32:9-12; 33:3-12*).

Kasih Allah dinyatakan dalam hal Allah mengajar dan mendisiplin orang yang dikasihi-Nya, untuk mendatangkan manfaat bagi mereka sendiri, agar dari ajaran dan disiplin itu timbul buah-buah kebenaran (/TB #Ibrani 12:6-11*).

Kasih telah dinyatakan dalam hal Allah ikut menderita bila orang-orang yang dikasihi-Nya sedang menderita, meskipun penderitaan itu datang dengan kehendak Allah (/TB #Yesaya 63:9*).

Kasih Allah dinyatakan dalam hal Allah tidak pernah melupakan orang yang dikasihi-Nya. Kadang-kadang kita merasa seakan-akan Tuhan lupa, tetapi sebenarnya tidak (/TB #Yesaya 49:15,16*).

Kasih Allah dinyatakan dalam hal Allah menyediakan korban yang benar dan ajaib bagi orang yang dikasihi-Nya, yaitu korban anak tunggal-Nya, untuk menjadi tebusan bagi dosa-dosa kita. Kasih-Nya diukur dengan pengorbanan-Nya. Kasih Allah diukur dengan korban Kristus (/TB #1Yohanes 4:9,10; Yohanes 3:16*). Bandingkan dengan /TB #Kejadian 22:12*. Abraham tidak menahan anaknya bagi Tuhan. Lihatlah /TB #Roma 8:23 dan Yesaya 53:6*. Kesucian Allah menuntut adanya tebusan, akan tetapi kasih Allah mengadakan tebusan itu. Allah mengasihi sehingga Ia memberikan Anak-Nya yang tunggal kepada kita dan karena kita. Dalam Kristus Allah memberikan diri-Nya sendiri karena kita. Dalam Roh Kudus Allah memberikan diri-Nya sendiri kepada kita. Hanya di dalam tiga pribadi yang Esa terdapat kasih yang sempurna. Dalam tiga pribadi itu kasih yang sempurna diberikan satu kepada yang lain, dan diterima dengan sempurna. Kasih bersukacita dalam penderitaan (siksaan) karena kasih itu membawa kebaikan kepada orang yang dikasihi-Nya. Lihatlah /TB #Ibrani 1:9; 12:2*.

Kita mengalami kehidupan Kristen yang mulia bila kita mengalami penderitaan karena orang lain (/TB #Galatia 4:19*). Kita merasakan sukacita Kristus kalau kita merasakan persekutuan dalam kesengsaraan-Nya.

Kasih Allah dinyatakan dalam hal Allah mengampuni dosa orang-orang yang bertobat (/TB #Yesaya 38:17; 55:17*).

Kasih Allah dinyatakan dalam hal: (/TB #Efesus 2:4-8*).

  1. Allah memberikan hidup kekal kepada orang yang telah mati oleh kesalahan-kesalahannya.
  2. Allah membangkitkan orang itu bersama dengan Kristus.
  3. Allah memberikan tempat kepada orang itu bersama dengan Dia di sorga.
  4. Pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus.

Sekarang Allah sedang bekerja untuk kita dan baru mulai menyatakan kasih-Nya kepada kita. Nanti, di dalam sorga, barulah sempurna penyataan kasih-Nya kepada kita dan lengkaplah segenap pekerjaan-Nya untuk kita, /TB #1Yohanes 3:2*.

Kasih Allah dinyatakan dalam hal Tuhan menyebut kita anak-anak Allah (/TB #1Yohanes 3:1*).

Kasih Allah dinyatakan dalam hal Allah bersukacita bila ada seseorang bertobat dan diselamatkan (/TB #Zefanya 3:17; Lukas 15:7*). Lihat juga /TB #Lukas 15:23,24*.

D. Keterangan lain tentang kasih Allah.

Dalam /TB #Efesus 2:1-3* digambarkan tentang keadaan kita sebagai orang berdosa. Di samping itu dikatakan juga bahwa tidak ada pengharapan bagi kita yang berdosa. Kemudian dalam ayat /TB #Efesus 2:4* kita menemukan kata "tetapi", yang memberikan gambaran yang lain. Bila manusia sudah tidak ada pengharapan, pada Allah ada pengharapan. Pada saat manusia tidak dapat menolong, Allah datang dan dengan rahmat-Nya yang terpancar dari kasih-Nya, Ia menebus manusia yang telah terjerumus ke dalam dosa itu. Tuhan memberikan pengampunan dosa dan memberi tempat kepada orang itu di dalam sorga di sebelah Yesus Kristus. Semua itu terjadi oleh karena kasih Allah yang besar dan mulia.

Di atas kayu salib kita melihat puncak kejahatan manusia dan puncak kasih Allah. Sesungguhnya di atas kayu salib kita dapat melihat segala sifat Allah dalam kepenuhannya. Begitu besar kasih Allah kepada kita, orang berdosa, sehingga diberikan-Nya Anak kekasih-Nya menjadi korban bagi dosa kita. Betapa ajaibnya kasih-Nya kepada kita. Ajaib, sebab Allah sengaja memilih untuk mengasihi kita. Meskipun Allah benci terhadap dosa, dan Ia tidak dapat mengasihi dosa, tetapi Ia sungguh-sungguh mengasihi kita yang berdosa. Kasih Allah kepada kita mengandung maksud yang mulia, yaitu membawa kita kepada kesucian, supaya kita menjadi suci sama seperti Tuhan itu suci. Itulah tujuan korban untuk dosa yang diadakan oleh Yesus Kristus.

Kasih yang murni telah mulai dalam diri Allah sendiri. Kasih itu merupakan ikatan antara Allah Bapa dan Allah Anak. Di dalam Allah, yaitu di dalam Tri Tunggal, terdapat kasih yang sempurna. Lalu kasih itu dinyatakan kepada manusia dalam hal Allah memberikan diri-Nya kepada manusia di kayu salib. Dengan demikian kasih menjadi ikatan persekutuan kita dengan Allah. Kasih tidak lain adalah kerinduan Allah untuk memberikan diri-Nya sendiri kepada kita. Ia rindu memiliki kita, oleh sebab itu Ia menyerahkan diri-Nya bagi kita. Maka, kasih yang sebenarnya kepada Allah menuntut agar kita menyerahkan seluruh diri kita kepada Allah. Kita perlu ingat bahwa manusia tanpa Allah adalah bagaikan anak piatu; dan bila Allah tidak menjumpai manusia yang menyerahkan diri kepada-Nya, Ia sangat berdukacita.

Allah itu suci, dan Ia harus suci, akan tetapi Allah memilih untuk mengasihi manusia. Allah itu kasih, dan Ia harus mengasihi. Kalau Ia mau, boleh saja Ia hanya mengasihi para malaikat yang tidak berdosa dan membiarkan manusia mati di dalam dosanya. Tetapi Allah tidak berbuat demikian, bahkan Ia memilih untuk mengasihi manusia yang berdosa dan mengadakan korban pendamaian untuk orang yang berdosa. Kasih Allah tidak lain adalah kerinduan untuk memberikan kesucian kepada kita. Kerinduan itu akan dipuaskan apabila kita telah memperoleh kesucian dari Tuhan. Oleh sebab itu tertulis, "akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa" (/TB #Roma 5:8*), dan "Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita" (/TB #1Yohanes 4:10*).

VI. KEBENARAN DAN KEADILAN ALLAH

Allah itu suci, budi pekerti-Nya suci. Kebenaran dan keadilan Allah dapat disebut sebagai hasil kesucian Allah. Kebenaran dan keadilan Allah adalah kesucian Allah yang dinyatakan di antara manusia. Kita juga boleh mengatakan bahwa kebenaran Allah menjadi alasan hukum-hukum Allah dan keadilan Allah menjadi peraturan dalam melaksanakan hukum-hukum itu. Kesucian Allah terlihat dalam budi pekerti Allah, tetapi kebenaran dan keadilan Allah terlihat dalam hubungannya dengan manusia. Kebenaran Allah mengadakan hukum-hukum dan keadilan-Nya melaksanakan hukum-hukum itu, yaitu dengan menghukum yang bersalah dan membenarkan atau membalas yang benar. Oleh sebab kebenaran dan keadilan-Nya, maka Allah selalu membuat yang benar dan adil. Keadilan Allah tidak berubah. Keadilan Allah tidak membalas dendam terhadap manusia, tetapi keadilan Allah membela kesucian Allah. Sikap Allah kepada makhluk-Nya adalah sesuai dengan sifat-Nya yang suci. (Lihat /TB #Ezra 9:15; Mazmur 116:5; 145:17; Yeremia 12:1; Yohanes 17:25*; /TB #Kejadian 18:25; Ulangan 32:4*).

Bagaimana Kebenaran dan Keadilan Allah Dinyatakan.

Kebenaran Allah dinyatakan dalam hal Allah menghukum orang-orang berdosa dengan hukuman yang patut untuk mereka (/TB #Mazmur 11:4-7; Keluaran 9:23-27*; /TB #Daniel 9:12-14; Wahyu 16:5,6). Dalam Mazmur 11:4-7* Daud mengatakan tentang Raja Saul yang berkerajaan di bumi dan berbuat kejahatan, akan tetapi Allah berkerajaan di dalam sorga dan berbuat kebaikan. Allah melihat kejahatan dan kebenaran kita. Allah membenci dosa dan dosa harus dihukum, yaitu dengan menghukum orang yang berdosa apabila ia tidak bertobat. Dari /TB #Keluaran 9:23-27* kita mengetahui tentang hukuman terhadap Firaun dan tanah Mesir, sehingga Firaun mengaku dirinya berdosa dan Allah itu adil dan benar. Ayat-ayat dari Wahyu dan Daniel juga mengemukakan hal yang sama. Orang berdosa harus bersiap-siap untuk menghadapi "Hakim yang Adil" itu. Pada hari itu tidak ada orang yang akan dapat berkata, "Hukuman kepadaku ini tidak adil." Keadilan Allah memaksa Ia menghukum orang berdosa dan memaksa Ia membenarkan orang yang baik.

Kebenaran Allah dinyatakan dalam hal Allah menyediakan korban perdamaian dan memperdamaikan orang yang beriman kepada Yesus Kristus (/TB #Roma 3:25*). Kebenaran Allah dinyatakan dalam hal Allah mengampuni dosa orang-orang yang bertobat dan yang mengakui dosa mereka (/TB #1Yohanes 1:9*).

Kebenaran Allah dinyatakan dalam hal Allah memelihara milik-Nya dan melepaskan diri dari musuh-musuhnya (/TB #Mazmur 129:1-4; 98:1-3*; /TB #2Tesalonika 1:6,7*). Seringkali kebenaran dan keadilan Allah dihubungkan dengan hukuman atas orang berdosa, akan tetapi dalam Alkitab lebih dihubungkan dengan pemeliharaan orang-orang saleh. Karena sifat Allah yang demikian itu, patutlah kita bersukacita. Bacalah /TB #Mazmur 96:11-13; Yeremia 9:24; Mazmur 116:5,6; 145:5,15-19; Wahyu 15:3*. Juga dalam /TB #Wahyu 19:1,2; 16:4-6*, kita melihat bahwa Allah menuntut balas dan membela orang-orang saleh dengan menghukum orang-orang berdosa.

Kebenaran Allah dinyatakan dalam hal Allah menggenapi semua janji-Nya kepada anak-anak-Nya (/TB #Nehemia 9:7,8; Yosua 23:14*).

Kebenaran Allah dinyatakan dalam hal Allah memberi upah (pahala) kepada orang benar sesuai dengan perbuatannya dan kesetiaannya (/TB #2Timotius 4:8*; /TB #Ibrani 6:10; Roma 2:5; 4:4; 3:5; 1Raja 8:32; Mazmur 7:10-12*; /TB #2Yohanes 1:8; Matius 25:34; Lukas 17:7-10; Roma 6:23; Roma 2:6*). "Hakim yang Benar" itu tidak akan membiarkan para saleh-Nya yang setia tanpa mendapat pahala. Di dunia ini kita sering merasakan pembalasan yang tidak seimbang, akan tetapi di hadapan Hakim itu kita akan mendapatkan pembalasan yang seimbang. Kalau kita menyelidiki ayat-ayat yang ada hubungannya dengan hal ini, kita akan mengetahui bahwa persoalan ini dapat dilihat dari dua segi pandangan. Dari segi pandangan yang satu, memang benar bahwa Allah tidak memberikan pahala-Nya oleh karena kebenaran dan keadilan-Nya, melainkan oleh karena kesetiaan dan rahmat-Nya. Kita wajib berbakti menurut perintah dan kehendak Allah. Kita tidak dapat menuntut suatu pembalasan dari Allah, akan tetapi Kristus boleh menuntutnya bagi kita. Dalam /TB #Matius 25:34*, "... terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu. "Kita menerimanya bukan karena kebaikan atau perbuatan-perbuatan kita. Bacalah /TB #Lukas 17:7-10 dan Roma 6:23*. Yang patut kita peroleh ialah upah dosa, yaitu maut. Akan tetapi, oleh anugerah Allah kita mendapat hidup yang kekal. Kebajikan manusia tidak dapat memaksa Allah untuk memberikan pahala bagi kebajikan itu, akan tetapi Allah akan memberi pahala sesuai dengan kebajikan yang diperbuat oleh manusia. Dengan alasan ini seseorang dapat mengambil kesimpulan bahwa pahala diberikan oleh Allah oleh sebab rahmat dan kesetiaan Allah. Pahala untuk Yesus Kristus, yang telah menjadi penebus dan memberikan kesucian di dalam kita, boleh dituntut dan dapat dianggap sebagai utang Allah kepada Kristus, tetapi tidak dapat dianggap sebagai utang Allah kepada kita. Meskipun demikian, menurut segi pandangan yang lain, benar juga bahwa Allah memberikan pahala berdasarkan kebenaran dan keadilan Allah. Hal ini dapat kita ketahui dari /TB #2Timotius 4:18; Ibrani 6:10; dan 2Yohanes 1:8*, di mana dikatakan bahwa pahala diberikan oleh karena kebenaran dan keadilan Allah. Di samping itu di dalam /TB #2Yohanes 1:8* ada nasihat yang sangat berfaedah bagi kita.

VII. RAHMAT DAN KEMURAHAN ALLAH

Secara umum, rahmat dan kemurahan Allah berarti kemurahan dan pengasihan dan kebaikan Allah yang dinyatakan bagi manusia, baik bagi manusia yang mentaati perintah Allah ataupun yang tidak. Air embun jatuh di atas duri dan di atas bunga mawar. Rahmat Allah membawa kebaikan dan keselamatan kepada orang-orang yang mula-mula melawan kehendak-Nya, sungguhpun untuk itu Allah mengadakan suatu korban yang luar biasa dan sukar.

A. Pernyataan Alkitab tentang Rahmat Allah

Rahmat dan kemurahan Allah berlimpah-limpah (/TB #Mazmur 62:12; 86:15*; /TB #Mazmur 103:8; 145:8; Ulangan 4:31; Lukas 15:11-32*). Rahmat Allah lebih ditujukan kepada orang yang berdosa dan kemurahan Allah kepada anak-anak-Nya yang setia. Rahmat Allah menginginkan kebaikan bagi manusia yang berdosa sehingga menyediakan penebusan. Lihatlah /TB #Roma 5:8*; /TB #Efesus 2:4*. Kemurahan Allah mencari kebaikan bagi orang-orang saleh, yaitu anak-anak Allah yang setia. Oleh sebab kemurahan-Nya Allah mencurahkan berkat-berkat ke atas orang saleh. Bacalah /TB #Roma 8:32*. Lukisan yang paling jelas mengenai rahmat dan kemurahan Allah ialah dalam perumpamaan Anak yang Hilang dalam /TB #Lukas 15:11-32*. Dalam perumpamaan itu diceritakan bahwa si bapa menunggu anaknya dengan sabar, dan bapa itu mau menyambut anaknya dengan baik dan dengan sukacita pada waktu anaknya kembali. Di samping itu si bapa sangat merindukan agar anaknya kembali, dan ia mengasihi anak itu. Demikian pulalah rahmat dan kemurahan Allah kepada manusia.

B. Kepada siapakah rahmat dan kemurahan Allah dinyatakan?

Rahmat dan kemurahan Allah dinyatakan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya (/TB #Roma 9:15-18*). Allah memberikan rahmat-Nya sesuai dengan kehendak-Nya, dan kita perlu ingat bahwa kehendak Allah itu suci dan sempurna. Meskipun Allah memberikan rahmat kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya, dan seorangpun tidak dapat memerintah Dia untuk hal ini, akan tetapi kehendak-Nya ialah agar Ia dapat memberikan rahmat-Nya kepada semua manusia sebab rahmat-Nya cukup untuk segenap umat manusia. Bacalah /TB #2Petrus 3:9*. Tuhan mau memberikan rahmat-Nya kepada semua orang, akan tetapi mereka harus bertobat untuk menerima rahmat itu.

Rahmat Allah dinyatakan kepada orang yang takut akan Dia dan yang mengasihi Dia, dan kepada hamba-hamba-Nya yang mentaati Firman Allah dengan segenap hati (/TB #Ulangan 7:9; Keluaran 20:6; Mazmur 103:11-1000* /TB #2Tawarikh 6:14). Rahmat Allah dinyatakan kepada orang yang mengakui dan meninggalkan dosanya (/TB #Amsal 28:13*).

Rahmat Allah dinyatakan kepada orang yang percaya dan berharap dan yang berseru kepada Tuhan (/TB #Mazmur 32:10; 86:5*). Bacalah juga /TB #Roma 10:12-13*.

C. Bagaimana rahmat Allah dinyatakan

Rahmat Allah dinyatakan dalam hal Ia mengampuni dosa, apabila dosa itu diakui dan ditinggalkan, dan orang yang berdosa itu bertobat (/TB #Keluaran 34:7; Yesaya 55:7; Yeremia 3:12; Yunus 4:2; Mikha 7:18*; /TB #Mazmur 51:3; Bilangan 14:18-20*). Alkitab mengatakan bahwa tidak benar pendapat yang mengatakan seseorang baru mendapat rahmat Allah setelah ia jatuh ke dalam dosa. /TB #2Tawarikh 6:14* membuktikan bahwa Allah mau memberikan rahmat-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang taat kepada-Nya dengan segenap hati mereka.

Rahmat Allah dinyatakan dalam hal Allah sabar terhadap orang yang berdosa, walaupun mereka mengeraskan hati dan tetap dalam dosa (/TB #Nehemia 9:16-18,26,27,30,31). Bacalah juga 2Petrus 3:9*. Oleh karena rahmat-Nya, maka Allah sabar terhadap orang berdosa, meskipun dosa merupakan kebencian bagi Dia. Kalau keadilan Allah dinyatakan kepada mereka, tentu sudah lama mereka dibinasakan. Allah sabar sekali kepada orang berdosa walaupun dosa itu merupakan kebencian bagi-Nya. Hanya oleh sebab rahmat Allah kita tidak dibinasakan. Akan tetapi kita harus berhati-hati agar tidak merendahkan rahmat Allah, karena Allah kita laksana "api yang menghanguskan". Allah tidak melindungi dosa, tetapi Ia mau mengampuni dosa. Rahmat Allah merupakan benteng bagi orang yang bertobat, tetapi bukan tempat perlindungan bagi orang yang sombong dan yang dengan seenaknya berbuat dosa. Oleh sebab itulah manusia harus bertobat dari dosanya sebab rahmat dan kemurahan Tuhan itu diberikan dengan berlimpah. Rahmat Allah dinyatakan dalam hal berbagai macam pertolongan yang diberikan kepada orang yang percaya serta berharap kepada-Nya (/TB #Mazmur 21:8; 59:17; 6:2-5; Keluaran 15:13*).

Rahmat Allah dinyatakan dalam hal Allah menyembuhkan orang sakit yang beriman akan Dia dan mentaati Firman-Nya yang diberikan berhubungan dengan keadaannya (/TB #Matius 8:16,17; Markus 16:15,17,18; Kisah 3:6-8*; /TB #Yohanes 5:13-16; Filipi 2:27; Yesaya 53:4*).

Allah menepati janji-Nya oleh karena kesetiaan-Nya; Allah membuat janji oleh karena kebaikan-Nya. Ayat-ayat lain mengenai rahmat Allah adalah:

  • /TB #Titus 3:4* - Kasih Allah kepada manusia.
  • /TB #Roma 2:4* - Kebaikan Allah.
  • /TB #Matius 5:44,45* - Kasihilah musuhmu....karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga.
  • /TB #Yohanes 3:16; 2Petrus 1:3* - Kita diberi segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh.
  • /TB #Roma 8:32; Yohanes 4:10* - Keadilan Allah menuntut kesucian dari manusia. Kasih dan Rahmat Allah memberikan kesucian itu.

VIII. KESETIAAN ALLAH

A. Firman Allah tentang Kesetiaan Allah (Allah itu Setia).

Arti kata setia: kata setia dalam bahasa aslinya, yaitu bahasa Ibrani berasal dari sebuah kata yang berarti "sokong" atau "tanggung". Orang yang setia berarti orang yang dapat "menyokong" kita, yang menanggung kita, yang kepadanya kita dapat bersandar tanpa merasa kuatir (/TB #Ulangan 7:9; 32:4*; /TB #Yesaya 49:7; 1Korintus 1:9; 10:13; 1Tesalonika 5:24; 2Tesalonika 3:3*; /TB #1Yohanes 1:9*).

Lihatlah bagaimana kata itu dipakai dalam ayat-ayat yang berikut: /TB #Matius 24:45,46; 25:21,23; 1Timotius 1:15; Wahyu 21:5; Amsal 14:5*. Dalam ayat-ayat tersebut, bila dikatakan Allah itu setia, itu berarti kita dapat bersandar kepada-Nya tanpa kuatir, karena Dialah yang menyokong kita. Kesetiaan Allah menjadi dasar keyakinan kita bahwa Allah, karena kasih-Nya, akan menggenapi segala sesuatu yang telah dijanjikan-Nya kepada kita, yang percaya akan Dia dan yang mentaati Injil-Nya. Janji-janji Tuhan itu tidak dialaskan pada perbuatan-perbuatan kita, tetapi dialaskan pada perbuatan Yesus Kristus. Jadi kesalahan-kesalahan kita tidak dapat membatalkan janji itu, kalau kita mau bertobat. Dalam /TB #1Yohanes 1:9* Tuhan itu setia dan adil, setia terhadap janji-Nya, dan adil terhadap Kristus. Kesetiaan Allah menentukan bahwa Ia akan mencukupkan segala kekurangan kita. Lihat /TB #Matius 6:33; 1Korintus 2:9; Mazmur 84:12*.

B. Kebesaran Kesetiaan Allah

Kesetiaan Allah besar, sampai ke awan (/TB #Mazmur 36:6; Ratapan 3:23*). Segala sesuatu dikerjakan Tuhan dengan kesetiaan-Nya (/TB #Mazmur 33:4*).

C. Bagaimana Kesetiaan Allah Dinyatakan

Kesetiaan Allah dinyatakan dalam hal Allah menggenapi semua janji-Nya, yaitu melaksanakan segala perintah-Nya, bagaimanapun juga sikap manusia (/TB #Ibrani 10:23,36,37; Ulangan 7:9; Yosua 23:14; 1Raja 8:23,24,56*; /TB #Mazmur 89:34,35; 119:89,90*). Kesetiaan Allah dinyatakan dalam hal Allah membela serta melepaskan hamba-hamba-Nya daripada kesusahan dan perlawanan (/TB #1Petrus 4:19; Mazmur 89:21-27*).

Kesetiaan Allah dinyatakan dalam hal Ia tidak meninggalkan umat-Nya, melainkan Ia menyelamatkan mereka, walaupun mereka tidak setia kepada Allah (/TB #Ratapan 3:22; 1Samuel 12:20-22; Yeremia 51:5; 2Timotius 2:13*). Kesetiaan Allah dinyatakan dalam hal Allah tidak membiarkan anak-anak-Nya dicobai, melebihi kekuatan mereka, tetapi pada waktu mereka dicobai, Ia akan memberikan jalan keluar sehingga mereka dapat menanggungnya (/TB #1Korintus 10:13*).

Kesetiaan Allah dinyatakan dalam hal Allah menetapkan serta meneguhkan orang-orang yang dipanggil-Nya, dan Ia melepaskan mereka dari si jahat, serta menguduskan dan memelihara mereka dengan sempurna, yaitu roh, tubuh dan jiwa mereka, sehingga mereka tidak bercacat pada waktu kedatangan Tuhan Yesus Kristus. Keteguhan kepercayaan anak-anak Allah mengenai masa yang akan datang tidak bergantung pada kesetiaan mereka sendiri, tetapi berdasarkan pada kesetiaan Tuhan yang akan memelihara mereka, tetapi di dalam hati mereka harus ada kerinduan untuk dipelihara oleh Yesus Kristus (/TB #2Tesalonika 3:3; 1Korintus 1:8,9; 1Tesalonika 5:23,24*). Lihat juga /TB #Yohanes 10:28,29; Ibrani 6:4-12*.

Kesetiaan Allah dinyatakan dalam hal Allah mengajar anak-anak-Nya yang sesat (/TB #Mazmur 119:75; Ibrani 12:6*).

Kesetiaan Allah dinyatakan dalam hal Allah mengampuni anak-anak-Nya bila mereka mengakui dosa-dosa mereka (/TB #1Yohanes 1:9*). Keteguhan kepercayaan bahwa Allah akan mengampuni dosa kita bila kita mengakuinya, berdasarkan pada dua hal: pertama; kebenaran Allah, dan kedua; kesetiaan Allah. Kalau kita kuatir bahwa dosa kita tidak diampuni sesudah kita mengakuinya, maka berarti kita menyangkal kebenaran dan kesetiaan Allah dan menganggap Dia pendusta.

Kesetiaan Allah dinyatakan dalam hal Allah mendengar dan mengabulkan doa anak-anak-Nya (/TB #Mazmur 143:1,2*).

{Bila ingin mempelajari dengan lebih mendetail tentang sifat-sifat Allah, bacalah buku Mengenal Yang Mahakudus, sifat-sifat Allah: artinya dalam kehidupan Kristen, oleh A.W. Tozer.}


BAB 4. ASAS PENGAJARAN TENTANG PEKERJAAN-PEKERJAAN ALLAH

I. TAKDIR ALLAH

A. Keterangan tentang takdir Allah

Takdir Allah adalah maksud Allah yang kekal yang terjadi dan digenapkan dalam zaman dan masa, /TB #Roma 8:28, Efesus 1:9-12*. Di dalam /TB #1Timotius 1:17* Yesus Kristus disebut Raja segala zaman (Raja Kekal). Melalui takdir Allah kita mengerti maksud dan tujuan Allah di dalam Ia menetapkan atau mengizinkan segala sesuatu yang telah terjadi dan yang akan terjadi dalam alam ini. Sebagaimana tukang yang mendirikan rumah itu memiliki gambarnya, begitulah Allah dan takdir-Nya.

B. Apa yang termasuk dalam takdir Allah

Dalam takdir Allah termasuk penciptaan alam ini beserta kelanjutannya, pemeliharaan alam ini, pemeliharaan terhadap makhluk-Nya, dan penebusan manusia. Mengenai penebusan manusia akan dibahas dalam pasal selanjutnya.

Tentu Tuhan Allah mempunyai maksud dan tujuan dalam penciptaan-Nya. Sebagian daripada maksud itu kita ketahui, akan tetapi seluruh maksud Allah belum dinyatakan kepada kita. Apakah tujuan Allah menjadikan alam ini? Tentu kita akan menjawab: Untuk mendatangkan kemuliaan bagi diri-Nya sendiri. Untuk menyatakan hikmat-Nya. Untuk menyatakan sifat-sifat-Nya, terutama kasih-Nya. Alam ini dijadikan untuk manusia, sebab Allah memikirkan manusia ketika Ia menjadikan alam ini. Manusia lebih berharga daripada segenap alam. Satu jiwa lebih indah daripada segenap dunia ini.

C. Alkitab membuktikan takdir Allah

Dari segi pandangan yang luas kita boleh berkata bahwa segala perkara, baik besar maupun kecil, masuk dalam takdir Allah, /TB #Yesaya 14:26,27; 46:10,11*; /TB #Daniel 4:35; Efesus 1:11*. Marilah kita menyelidiki hal-hal yang ditakdirkan Allah:

  1. Menetapkan dan meneguhkan alam ini, /TB #Mazmur 119:89-91*.
  2. Suasana kerajaan-kerajaan di bumi, /TB #Kisah 17:26*.
  3. Panjangnya umur manusia, /TB #Ayub 14:5*.
  4. Cara kita meninggal dunia, /TB #Yohanes 21:19*.
  5. Allah telah mentakdirkan manusia bebas dalam perbuatannya. Ini berarti manusia bebas berbuat baik atau jahat. Tuhan Allah tidak mentakdirkan manusia berbuat jahat, akan tetapi Tuhan mengizinkan manusia berbuat jahat. Kejahatan terjadi oleh sebab pilihan manusia yang bebas dalam kehendak dan perbuatannya, /TB #Yesaya 44:28; Efesus 2:10; Kejadian 50:20; 1Raja 12:15*; /TB #Lukas 22:22; Kisah 2:23; 4:27,28; Roma 9:17; 1Petrus 2:8*; /TB #Wahyu 17:17*.
  6. Keselamatan orang yang percaya, /TB #1Korintus 2:7; Efesus 1:3,10,11*.
  7. Hal Kerajaan Kristus didirikan, /TB #Mazmur 2:7,8; 1Korintus 15:23*.
  8. Pekerjaan Kristus dan milik-Nya diteguhkan, /TB #Filipi 2:12*; /TB #Wahyu 5:7*.

Takdir-takdir Allah tidak bertentangan dengan kebijaksanaan Allah, tidak bertentangan dengan sifat Allah yang tidak berubah, tidak bertentangan dengan kasih Allah, dan tidak bertentangan dengan kebebasan kehendak manusia. Suatu alam yang tidak dikuasai oleh takdir-takdir tentu akan rusak seperti kereta api yang berjalan cepat dengan tidak ada orang yang menjalankannya.

Kita harus ingat, bahwa takdir-takdir Allah tidak menghapuskan kebebasan kehendak dan perbuatan manusia. Sebetulnya mengenai takdir Allah dan hubungan takdir itu dengan kebebasan perbuatan manusia tidak dapat kita mengerti dengan sempurna. Kita juga patut ingat bahwa takdir Allah tidak meluputkan kita daripada tanggung jawab atas perbuatan-perbuatan kita. Takdir Allah dilaksanakan dengan maksud agar manusia taat kepada Allah dan bukan melawan-Nya. Janganlah kita berkata bahwa kita tidak berkuasa atas perbuatan kita. Kita berkuasa untuk memilih yang baik dan menolak yang jahat dan harus bertanggung jawab atas perbuatan kita. Tuhan Allah tidak dapat memaksa saya menjadi orang suci kalau saya tidak berkehendak begitu. Tuhan telah menghendaki saya menjadi seorang yang suci akan tetapi Ia menghormati kehendak saya sendiri. Kita juga tidak boleh beranggapan bahwa dosa berasal dari Allah karena takdir-Nya, sekali-kali tidak. Dosa tidak berasal dari Allah. Dosa berasal dari setan yang telah mendurhaka kepada Allah, dan malaikat-malaikat yang ikut Setan yang telah menjadi jin. Sebenarnya ada persoalan mengenai hal ini yang tidak dapat dijawab dengan jelas oleh manusia. Kita harus menunggu sehingga kita sampai di seberang sana, di sorga, barulah hal itu jelas bagi kita. Orang bertanya, apakah sebabnya Allah mengizinkan dosa? Tiap-tiap orang harus diuji, dan dosa menguji kita supaya nyata kesucian kita kelak. Dan tidak ada kesucian kalau manusia tidak bebas dalam kehendak dan perbuatannya. Sedang Yesus Kristus tidak dapat menjadi Mesias kalau Ia tidak mengalahkan pencobaan di padang belantara itu. Pencobaan Yesus Kristus ialah pencobaan yang sungguh-sungguh, dan secara kemanusiaan-Nya, Ia dapat juga jatuh dalam dosa. Namun Ia tidak jatuh. Kalau tidak demikian, di manakah pengharapan bagi kita yang memang dapat jatuh dalam dosa? Kalau Yesus Kristus tidak mengalahkan pencobaan, di manakah pengharapan bagi kita? Tetapi secara ketuhanan-Nya Yesus Kristus tidak dapat jatuh dalam dosa.

Juga kita tidak mengerti apakah sebabnya Setan yang memang suci telah jatuh dalam dosa. Yang kita ketahui ialah iri hati telah timbul dalam hatinya sehingga ia mendurhaka kepada Allah tetapi kita tidak tahu bagaimana terjadinya.

Memang perlu kebebasan kehendak bagi manusia supaya manusia dapat menyatakan kesuciannya dalam hal memilih yang baik. Jangan lupa, meskipun Allah mengizinkan dosa, Ia juga telah mengadakan tebusan dosa. Kedua hal ini seperti dua baris yang sejajar yang tidak dapat diceraikan satu dari yang lain.

Agama Kristen bukan agama fatalis. Dalam kamus umum Bahasa Indonesia, istilah "nasib" diterangkan seperti berikut: "apa yang terjadi atas seseorang yang sudah ditentukan (oleh Tuhan). "Keuntungan kita seringkali disebabkan kita rajin belajar, bekerja, berbuat baik, dll. Kemalangan kita seringkali disebabkan oleh kesalahan kita, kemalasan, kebodohan, dosa, dsb.

Nasib kita lebih bergantung pada kelakuan kita daripada takdir Allah. Karena itu fatalisme tidak benar dan tidak menurut Alkitab. Nasib kita harus dibedakan dari takdir Allah.

Jikalau seseorang menyeberang jalan raya dengan tidak menengok ke kiri ke kanan lebih dahulu lalu ia ditubruk mobil dan mati, janganlah beranggapan bahwa itu ditakdirkan Allah. Hal itu terjadi oleh sebab kebodohan orang yang tidak menengok ke kiri ke kanan lebih dahulu.

D. Nasihat sehubungan dengan takdir Allah

Ada banyak faedah berkenaan dengan takdir Allah, seperti berikut:

  1. Mengajarkan kerendahan hati kepada kita.
  2. Menimbulkan pengharapan dan kepercayaan yang teguh dalam hati kita sebab kita tahu bahwa menurut takdir Allah segala sesuatu mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Allah dan yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah, /TB #Roma 8:28*.
  3. Menjadi peringatan kepada orang berdosa yang tidak mau bertobat sebab kelak pada akhirnya mereka akan dijatuhi hukuman.
  4. Memanggil orang berdosa datang kepada-Nya untuk diperdamaikan dengan Allah sebelum terlambat.

Meskipun pelajaran ini sering membawa kebingungan kepada orang yang baru percaya, tetapi bagi yang di dalam kesusahan mendatangkan penghiburan. Segala kesulitan akan lenyap di depan salib Yesus Kristus. Sebetulnya, menurut takdir Allah kita hanya seperti abu adanya, tetapi di dalam kasih-Nya kita adalah sesuatu yang terindah dan mulia. Kalvin menempatkan takdir Allah di atas kasih-Nya, tetapi sepatutnya kasih Allah harus ditempatkan di atas takdir-Nya. Segenap takdir Allah diperintahkan oleh kasih-Nya.

II. PENCIPTAAN ALAM SEMESTA

A. Keterangan tentang penciptaan alam semesta

Tuhan Allah, Allah Tritunggal, oleh kehendak-Nya sendiri, dan untuk kemuliaan-Nya sendiri, telah menciptakan alam semesta tanpa menggunakan sesuatu benda, baik yang kelihatan maupun benda yang tidak kelihatan. Kita dapat membuat sebuah meja dari beberapa potong kayu, tetapi itu berarti bukan menciptakan meja. Tuhan Allah telah menciptakan alam semesta tanpa memakai sesuatu benda.

B. Bukti penciptaan alam semesta

Bukti dari Alkitab mengenai penciptaan alam ini terdapat dalam /TB #Kejadian 1:1 dan Ibrani 11:3*. Perkataan "menciptakan" dipakai dalam ayat satu /TB #Kejadian 1:1* dari hal bumi, dan dalam ayat /TB #Kejadian 1:21* dari hal ikan, binatang melata dan unggas, dan dalam ayat /TB #Kejadian 1:26,27* dari hal manusia. Nyata sekali bahwa ada jurang besar yang tak dapat dilalui antara bumi dan binatang, dan antara binatang dan manusia. Binatang tidak dijadikan dari sesuatu bahan, juga tidak dari tumbuh-tumbuhan; demikian pula manusia tidak dijadikan dari binatang-binatang. Hal ini jelas sekali di dalam /TB #Ibrani 11:3*. Alam semesta dan segala isinya diciptakan hanya oleh Firman Allah yang Mahakuasa. Ia hanya berfirman saja, lalu jadilah semuanya itu. Lihat /TB #Keluaran 34:10; Bilangan 16:30; Yesaya 4:5; 41:20; 45:7,8; 57:19; 65:17*; /TB #Yeremia 31:22; Roma 4:17; 1Korintus 1:30; 2Korintus 4:6; Kolose 1:16,17*. Maka ketiga Pribadi yang Esa itu memang ada sebelum alam semesta ini diciptakan, /TB #Mazmur 90:2; Amsal 8:23; Yohanes 1:1; Kolose 1:17*; /TB #Ibrani 9:14*.

C. Siapa yang menciptakan alam semesta

Allah yang menjadikan, tetapi Ia bekerja juga melalui Anak-Nya dan Roh Kudus. Jadi tepatnya pekerjaan penciptaan dilakukan oleh ketiga Pribadi yang Esa itu.

  • Oleh Bapa - /TB #Kejadian 1:1; 1Korintus 8:6; Efesus 3:9*.
  • Oleh Anak - /TB #Yohanes 1:3; 1Korintus 8:6; Ibrani 1:2; 11:3; Kolose 1:16*.
  • Oleh Roh Kudus - /TB #Kejadian 1:2; Ayub 26:13; 33:4*.

Dalam pekerjaan ini Tritunggal itu ikut mengambil bagian, dan demikian pula di dalam tiap-tiap pekerjaan Allah.

D. Tujuan bagian dalam penciptaan

  1. Malaikat-malaikat - /TB #Kolose 1:16*.
  2. Semesta alam - /TB #Kejadian 1:6-8,14-19* - yaitu pada hari-hari pertama, kedua dan keempat.
  3. Tumbuh-tumbuhan - /TB #Kejadian 1:9-13* - pada hari ketiga.
  4. Binatang-binatang di laut - /TB #Kejadian 1:20-23* - pada hari kelima.
  5. Burung-burung - /TB #Kejadian 1:20-23* - pada hari kelima.
  6. Binatang-binatang di darat - /TB #Kejadian 1:24-25,31* - pada hari keenam.
  7. Manusia - /TB #Kejadian 1:26-31* - pada hari keenam.

Kita tidak tahu sudah berapa lama manusia ada di bumi ini, tetapi kebanyakan penafsir berpendapat bahwa manusia dijadikan kira-kira 4000 tahun sebelum Kristus.

Tentang perkataan "hari" dalam Kejadian pasal satu (/TB #Kejadian 1:1-31*) terdapat dua pendapat antara penafsir-penafsir: yaitu "hari" di situ berarti 24 jam seperti sekarang - dan yang kedua, "hari" berarti satu masa yang panjang. Dr. G. Campbell Morgan (yang disebut raja penafsir) mengikuti pendapat yang pertama, yaitu hari berarti 24 jam. Kebanyakan penafsir Kristen setuju dengan pendapat itu. /TB #Kejadian 1:1* menerangkan keadaan sebelumnya adalah campur baur, belum berbentuk. Ada beberapa ahli yang berpendapat bahwa pada waktu itu ada suatu gerakan yang hebat, suatu bencana alam. Banyak orang yang berpendapat bahwa waktu itulah Setan memberontak. Boleh jadi demikian. Berapa lamanya keadaan yang belum berbentuk itu kita tidak tahu. Di dalam ayat dua (/TB #Kejadian 1:2*) dikatakan Roh Allah melayang-layang diatas keadaan yang belum berbentuk itu. Lalu Tuhan mulai dengan pekerjaan menciptakan. Penciptaan yang berikutnya terus dilaksanakan dalam enam hari, yaitu enam hari dengan perhitungan sehari 24 jam lamanya. Untuk meneguhkan tafsiran ini baiklah kita mengutip dari Kitab /TB #Yesaya 45:18*, "Sebab beginilah firman Tuhan yang menciptakan langit, - Dialah Allah - yang membentuk bumi dan menjadikannya dan yang menegakkannya, - dan Ia menciptakannya bukan supaya kosong, tetapi Ia membentuknya untuk didiami." Kata "kosong" dapat diterjemahkan "tidak berbentuk", sebab dalam bahasa Ibrani kata itu sama dengan yang terdapat dalam /TB #Kejadian 1:1*. Kata itu dalam bahasa Ibrani berarti suatu gerakan yang hebat, suatu bencana alam. Orang Kristen menerima kenyataan sejarah sebagaimana yang ditulis dalam ketiga pasal pertama dari Kitab Kejadian (/TB #Kejadian 1:1-3:24*), dan kita yakin itulah yang benar.

E. Maksud Allah dalam penciptaan

Dalam Alkitab dijelaskan empat maksud Allah dalam penciptaan alam ini:
  1. Ia menciptakan untuk diri-Nya sendiri, /TB #Amsal 16:4; Roma 11:36*; /TB #Kolose 1:16*.
  2. Ia menciptakan untuk kesukaan diri-Nya sendiri, /TB #Efesus 1:5,6,9*; /TB #Wahyu 4:11*.
  3. Ia menciptakan untuk kemuliaan diri-Nya sendiri, /TB #Yesaya 43:7; 60:21; 61:3; Lukas 2:14*.
  4. Ia menciptakan untuk menyatakan kuasa-Nya, budi-Nya, dan nama-Nya yang suci, /TB #Mazmur 19:2; Efesus 3:9,10*.

Dari semua kenyataan itu kita tahu bahwa keinginan besar Tuhan Allah dalam menciptakan alam ini adalah semata-mata untuk diri-Nya sendiri, dan untuk kemuliaan-Nya sendiri, dan untuk menyatakan dalam makhluk-Nya, dan oleh makhluk-Nya, kesempurnaan diri-Nya sendiri.

III. KELANGSUNGAN ALAM INI

Keterangan: - Kelangsungan alam ini diatur oleh kuasa Allah.

Bukti: - Kita dapat membacanya dari Alkitab, /TB #Nehemia 9:6*; /TB #Mazmur 36:6; 145:20; Kisah 17:28; Kolose 1:17; Ibrani 1:2,3*.

Bagaimana segala sesuatu ditetapkan

Tuhan Allah memang menaruh kuasa di dalam makhluk-Nya dan ciptaan-Nya supaya semuanya teratur dan dapat berjalan sebagaimana mestinya; akan tetapi Tuhan juga ikut campur dan mengatur segenap alam ini dan makhluk-Nya. Jelas bahwa pekerjaan ini juga diperbuat oleh Yesus Kristus, /TB #Ibrani 1:3*. Menurut ayat itu boleh dikatakan bahwa kuasa yang memang ada pada makhluk Allah tidak lain asalnya daripada kehendak Allah sendiri.

IV. PENGATURAN DAN PEMELIHARAAN ALLAH

Keterangan: - Pengaturan dan pemeliharaan Allah merupakan kuasa Allah yang berlaku atas makhluk-Nya dan ciptaan-Nya; dengan kuasa-Nya itu, semuanya diatur dan dipelihara sampai maksud Allah digenapkan dalam makhluk-Nya.

Bukti: - Alkitab membuktikan bahwa Allah mengatur dan memelihara segala ciptaan-Nya. Allah mengatur dan memelihara:

  1. Alam semesta, /TB #Mazmur 103:19; Daniel 4:35; Efesus 1:11*.
  2. Dunia ini, /TB #Ayub 37:5,10; Mazmur 104:14; 135:6,7*; /TB #Matius 5:45; 6:30*.
  3. Bintang-bintang dll. /TB #Mazmur 104:21,28; Matius 6:26; 10:29*.
  4. Bangsa-bangsa dan kerajaan-kerajaan, dan membatasinya, /TB #Ayub 12:23; Mazmur 22:29; 66:7; Kisah 17:26*.
  5. Kelahiran manusia dan nasibnya, /TB #1Samuel 16:1; Mazmur 139:16*; /TB #Yesaya 45:5; Yeremia 1:5; Galatia 1:15,16*.
  6. Keuntungan dan kemalangan manusia, /TB #Mazmur 75:7,8; Lukas 1:52*.
  7. Perkara-perkara yang kecil sekalipun, /TB #Matius 10:30*.
  8. Orang benar, sehingga terlepas dari bahaya, /TB #Mazmur 4:8; 5:12; 63:9; Mazmur 91:3; Roma 8:28*.
  9. Umat-Nya dalam hal ini Ia mencukupi keperluan mereka, /TB #Kejadian 22:8,14; Ulangan 8:3; Filipi 4:19*.
  10. Dalam hal ini Ia mengabulkan doa makhluk-Nya, /TB #Mazmur 68:11*; /TB #Yesaya 64:4; Matius 6:8,32,33*.
  11. Dalam hal Ia menyatakan kesalahan orang jahat serta menghukum mereka, /TB #Mazmur 7:13,14; 11:6; 2Petrus 2:9; Wahyu 20:11-15*.

Pengaturan dan pemeliharaan Allah juga berlaku atas perbuatan-perbuatan manusia yang bebas kehendaknya, /TB #Keluaran 12:36; 1Samuel 24:18*; /TB #Mazmur 33:14,15; Amsal 16:1; 19:21; 20:24; 21:1; Yeremia 10:23*; /TB #Filipi 2:13; Efesus 2:10; Yakobus 4:13-16*. Pengaturan dan pemeliharaan Allah juga berlaku atas perbuatan-perbuatan jahat manusia, /TB #2Samuel 16:10; 24:1; Roma 11:32; 2Tesalonika 2:11,12*. Berhubungan dengan perbuatan-perbuatan jahat manusia, maka pengaturan dan pemeliharaan Allah ialah:

  1. Kadang-kadang Ia menahan seseorang daripada dosa, /TB #Kejadian 20:6; 31:24; Mazmur 19:14; Hosea 2:6*.
  2. Kadang-kadang Ia tidak menahan seseorang daripada dosa, /TB #2Tawarikh 32:31; Mazmur 17:13,14; 81:13,14; Yesaya 53:4,10*; /TB #Hosea 4:17; Kisah 14:16; Roma 1:21,28; 3:25*.
  3. Kadang-kadang Ia mengatasi serta mengubah kejahatan agar mendatangkan kebaikan, /TB #Kejadian 50:20; Mazmur 76:11*; /TB #Yesaya 10:5-7; Kisah 4:27,28*.
  4. Kadang-kadang Ia membatasi kejahatan, /TB #Ayub 1:12*; /TB #Mazmur 124:2,3; 1Korintus 10:13; 2Tesalonika 2:7; Wahyu 20:2,3*.

Ada pula pengaturan dan pemeliharaan Allah yang harus dipertanggungjawabkan oleh makhluk-Nya. Tanggung jawab itu hanya dapat dilaksanakan oleh orang-orang yang sungguh percaya, yaitu ketaatan, doa, iman, dan pengharapan, /TB #Yohanes 14:13; 15:7; Markus 11:24*; /TB #Filipi 4:6,7; Yakobus 5:14-16*.

Bagian C. Asas Pengajaran Tentang Yesus Kristus

5. YESUS KRISTUS SUDAH ADA SEBELUM IA DILAHIRKAN

A. Bukti bahwa Yesus Kristus sudah ada sebelum dilahirkan ke dalam dunia

Dengan jelas Alkitab menulis bahwa Yesus Kristus sudah ada sebelum Ia dilahirkan ke dalam dunia ini. Lihat Yohanes 1:1-5; 8:58; 17:5,24; Kolose 1:13-17; Ibrani 1:2,8; 2:10. Yesus Kristus tidak pernah diciptakan. Ia selama-Nya ada, yaitu dari kekal sampai kekal. Yesus Kristus ialah Anak Tunggal Allah Bapa, dari kekal yang telah lalu sampai kekal yang akan datang. Lihat Yohanes 1:14,18; 3:16,18; 1Yohanes 4:9. Dalam Perjanjian Lama Yehova ialah Yesus Kristus yang dinyatakan kepada manusia. Hanya Ia saja yang dapat menyatakan Allah kepada manusia, Yohanes 1:18. Tuhan Yesus berkata, "Sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada" (Yohanes 8:58). Lihat juga Yohanes 3:13. Yesaya menyebut Yesus Kristus "Bapa Kekekalan", Yesaya 9:5. Lihat juga Kolose 1:17.

B. Kemuliaan Yesus Kristus sebelum Ia dilahirkan ke dalam dunia

Kemuliaan dan wujud Yesus Kristus dinyatakan dalam ayat-ayat yang berikut: Yohanes 17:5,24; Filipi 2:6,7; Kolose 1:15; Ibrani 1:3. Kita tidak mengetahui semua kemuliaan itu, tetapi Tuhan Yesus mengatakan bahwa diri-Nya berada "di pangkuan Bapa" (Yohanes 1:18), dan bahwa Ia telah dikasihi Bapa "sebelum dunia dijadikan" (Yohanes 17:24). Di dalam Allah yang Esa ada tiga Pribadi yang menjadi satu, dan hubungan antara tiga Pribadi itu tidak dapat kita mengerti dengan sempurna.

C. Pekerjaan Yesus Kristus sebelum Ia dilahirkan ke dalam dunia

Barangkali pekerjaan-pekerjaan Yesus Kristus sebelum Ia dilahirkan ke dalam dunia ini lebih banyak dan lebih besar daripada pekerjaan-pekerjaan sesudah Ia dilahirkan (Yohanes 21:25). Tetapi kita tahu bahwa pekerjaan-Nya yang terbesar dan terindah yaitu menyelamatkan manusia dari hukuman dosa. Pekerjaan-Nya sebelum Ia dilahirkan ke dalam dunia ini ada dua macam: menciptakan alam semesta, dan memelihara dan mengaturnya.

  1. Menciptakan: Dapat diketahui dari Yohanes 1:3; Kolose 1:16; Ibrani 11:3, dll., Bahwa alam semesta ini diciptakan oleh Yesus Kristus.
  2. Memelihara dan Mengatur: Dapat diketahui dari Kolose 1:17; dan Ibrani 1:3 bahwa alam ini diteguhkan, diatur dan dipelihara oleh Yesus Kristus.

D. Yesus Kristus menyatakan diri kepada manusia pada masa Perjanjian Lama.

Dari Kitab Kejadian sampai Kitab Maleakhi seringkali ada peristiwa-peristiwa yang menunjukkan bahwa Yesus Kristus menyatakan diri kepada kaum Israel. Penyataan itu berupa tanda-tanda yang menyatakan diri-Nya, dan penyataan-penyataan dalam wujud tubuh.

1. Tanda-tanda yang menyatakan Yesus Kristus

Sejak masa Taman Eden sampai masa Kaabah Salomo dihancurkan, dan ada banyak penyataan Allah yang kelihatan di atas bumi. Adam dan Hawa diizinkan melihat wajah Allah serta mendengar suara-Nya, Kejadian 3:8. Dalam ayat itu perkataan "bersembunyilah ... terhadap Tuhan Allah" atau dalam terjemahan lama "dari hadirat Tuhan" artinya "muka Tuhan Allah". Itu merupakan pernyataan Allah kepada mata dan telinga manusia.

Sesudah manusia jatuh ke dalam dosa, maka Allah menempatkan di sebelah Timur Taman Eden beberapa kerub dan pedang yang menyala-nyala dan menyambar-nyambar, yang merupakan penyataan Allah yang kelihatan kepada manusia. Kaindan Habel telah membawa persembahanya di hadapan hadirat Allah. Kain melarikan diri dari hadirat Allah. Allah berkata kepada Kain dari hal pembunuhan itu, Kejadian 4:4-16. Kepada nenek moyang orang Israel Tuhan telah menyatakan diri sehingga kelihatan kepada mereka; dan Ia juga berbicara secara langsung, Kejadian 17:1; 18:1; Kisah 7:2. Juga kepada Musa, dihadapan belukar yang menyala-nyala, Allah telah bersabda serta menyatakan diri-Nya, Keluaran 3:1-6. Melalui tiang api dan tiang awan, dan dalam Bait Allah, Tuhan sering menyatakan diri-Nya serta berkata kepada Musa dan Yosua, dan memberitahukan kehendak-Nya kepada Bani Israel, Keluaran 13:21; 14:15; 19:24; 20:1-26; 40:34-38; 1Raja 8:10,11; 2Tawarikh 5:13,14.

2. Penyataan dalam wujud tubuh

Di dalam Perjanjian Lama kita membaca tentang satu Pribadi yang bekerja demi nama Yehova, dan sering disebut Yehova (Tuhan), yang menerima sembah dari manusia. Ada kalanya Pribadi itu disebut "Malaikat Tuhan", atau "Tuhan", atau "Panglima Balatentara Tuhan", dll. Pribadi itu tidak lain daripada Yehova dalam Perjanjian Lama dan Yesus Kristus dalam Perjanjian Baru. Yehova dari Perjanjian Lama menjelma menjadi "Firman" (Logos-Perkataan) yaitu Yesus Kristus, Kejadian 16:10-13; 18:16-22; Kejadian 22:11,12; 32:24; 48:16; Keluaran 3:2; 23:20-25; 32:34; 33:21-23; Yosua 5:13-15; Hakim 13:3-20; Yesaya 63:9; Daniel 10:13; Zakharia 1:11,12; Maleakhi 3:1; Yohanes 1:1,2.

Dalam Keluaran 3:2 dan Keluaran 14:19 jelas bahwa tanda-tanda pernyataan Allah itu tidak lain dari penyataan Allah, dan kita percaya bahwa itu adalah penyataan Yesus Kristus sebelum Ia dilahirkan ke dalam dunia. Jadi, "Kemuliaan Tuhan", dan "Firman Tuhan" tidak lain adalah penyataan Allah, baik melalui penglihatan maupun melalui pendengaran. Di dalam Yohanes 1:14 kita membaca, "Firman itu telah menjadi manusia, dan diam diantara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa". Perkataan "Firman" (Logos) itu dipakai dalam Kitab Targums, yaitu kutipan dari Perjanjian Lama dalam Bahasa Babel, yang ditulis untuk orang Israel yang mengerti Bahasa Babel tetapi tidak mengerti bahasa Ibrani. Dalam Targums itu perkataan "Yehova" sering diterjemahkan menjadi "Firman Tuhan" sebab orang Israel takut menyebut perkataan "Yehova", yaitu nama yang paling suci dari Tuhan Allah.

Ini terdapat dalam ayat-ayat: Kejadian 3:8; 28:20, dll. Karena terjemahan Targums itu semua orang Israel mengerti bahwa terjemahan dalam "Firman Tuhan" artinya Allah. Oleh sebab itu bila Yohanes memakai perkataan "Firman" (Yohanes 1:1-14) semua orang Yahudi mengerti bahwa yang dimaksud ialah Yehova dari Perjanjian Lama. Rasul Yohanes mengatakan dengan jelas bahwa Yesus Kristus ialah Yehova, yaitu Allah. Dalam Perjanjian Lama yang ditulis dalam Bahasa Ibrani nama "Yehova" ditulis 6.800 kali. Dan jikalau dalam ayat-ayat dari Perjanjian Lama yang ditulis dalam Perjanjian Baru kata "Yehova" diterjemahkan dengan "Yehova Yesus", maka hal ini jelas sekali bagi semua orang. Bandingkanlah & Mazmur 102:26-28; dan Ibrani 1:10-12; Yesaya 6:1-10 dan Yohanes 12:37-41; Yesaya 40:3 dan Matius 3:3; Yeremia 23:6 dan Roma 3:21-26; 1Korintus 1:30.

E. Tiga contoh Nubuat mengenai Yesus Kristus

Dalam Perjanjian Lama terdapat tiga contoh yang melukiskan tentang Yesus Kristus:

  1. Domba Paskah yang tersembelih. Lukisan ini terdapat dalam Keluaran 12:1-28. Bukti bahwa Yesus Kristus adalah Domba Paskah kita, terdapat dalam perkataan Yohanes Pembaptis yaitu "Domba Allah". Lihat Yohanes 1:29. Di pulau Patmos Rasul Yohanes telah mendapat penglihatan mengenai Yesus Kristus sebagai Domba yang tersembelih, Wahyu 12:11.

  2. Hamba yang Setia. Lukisan ini terdapat dalam Mazmur 40:7-9. (Lihat Ibrani 10:5-10). Perkataan ini ada hubungannya dengan perkataan yang terdapat dalam Keluaran 21:2-6, yang di dalamnya hamba itu mencintai tuannya dan tidakmau lepas daripadanya. Dalam Mazmur 40:7 terdapat perkataan menusuk telinganya, yang sama dengan ditulis dalam Keluaran 21:6, Hal itu melukiskan Tuhan kita Yesus Kristus yang digenapkan dalam Injil Markus, yang menunjukkan Yesus Kristus sebagai Hamba Allah.

  3. Anak Kekasih. Lukisan ini terdapat dalam tiga ayat yang berikut: 2Samuel 7:14-16; Mazmur 2:7; 89:26-30. Pada waktu Tuhan Yesus Kristus dibaptiskan Allah Bapa menyebut Dia "Anak-Ku yang Kukasihi". Lihat dalam Alkitab TKB: Matius 3:17; Markus 1:11, Lukas 3:22. Pada waktu Yesus Kristus dipermuliakan di atas gunung, sekali lagi Ia disebut, "Anak-Ku yang Kukasihi", Matius 17:5 (TKB); Markus 9:7 (TKB); Lukas 9:35 (TKB/LAI). Lihat juga Yesaya 42:1 dan Efesus 1:6.


6. YEHOVA - ALLAH MENJELMA DALAM YESUS KRISTUS

A. Bukti

Alkitab mengajarkan dengan jelas, baik secara nubuat maupun melalui kenyataan, bahwa Yehova dalam Perjanjian Lama menjelma dalam Yesus Kristus, Mesias: Kejadian 3:15; Ulangan 18:18; Yesaya 9:5; Matius 1:18-25; Lukas 1:26-35; Yohanes 1:14; Kisah 10:38; Roma 8:3,4; Galatia 4:4; 1Timotius 3:16; Ibrani 2:14. Perkataan menjelma artinya mengambil rupa tubuh manusia menjadi manusia yang sesungguhnya.

B. Maksud Yesus Kristus Menjelma Menjadi Manusia


Alkitab mengajarkan bahwa maksud Yesus Kristus menjelma menjadi manusia ialah untuk menebus manusia: Kejadian 3:15; Yesaya 53:4,5; Matius 1:21; 20:28; Lukas 1:68-75; Yohanes 3:16,17; Galatia 4:4,5; 1Timotius 1:15; 1Yohanes 3:8; 4:10.

C. Penjelmaan Kristus menyatakan bahwa Ia merendahkan diri


Penjelmaan Yesus Kristus menjadi manusia menyatakan bahwa Ia merendahkan diri-Nya. Ini merupakan satu hal yang ajaib, rahasia yang terbesar dalam Injil, 1Timotius 3:16; Matius 11:27; Kolose 2:2. Yesus Kristus telah merendahkan diri-Nya ketika Ia, Anak Allah, mengambil tabiat manusia, yang jauh lebih rendah daripada tabiat Ketuhanan-Nya. Hal ini dapat kita baca dalam Galatia 4:4 dan Filipi 2:5-8.

D. Yesus Kristus mengenakan Tubuh Manusia untuk Selama-lamanya

Dalam Alkitab nyata sekali bahwa Yesus Kristus mengenakan tubuh manusia untuk selama-lamanya, sejak Ia dilahirkan oleh anak dara Maria. Itu berarti bahwa Yesus Kristus selama-lamanya tetap sebagai seorang manusia. Ada tiga alasan mengapa demikian.

1. Untuk menyatakan kesungguhan kemanusiaan Tuhan Yesus. Kristus ialah Allah - manusia, yang mempunyai tabiat Allah dan tabiat manusia. Yesus Kristus sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia. Ia adalah Anak Allah dan Ia juga Anak Manusia. Oleh sebab Yesus Kristus dengan Kehendak-Nya sendiri telah mengenakan sifat manusia, maka Ia tidak boleh menanggalkannya, melainkan Ia tetap sebagai Anak Manusia. Sekarang Ia adalah seorang manusia yang dipermuliakan dalam kemuliaan. Sesudah Tuhan Yesus dibangkitkan dari antara orang-orang mati, Ia tetap memiliki tubuh yang sama dengan tubuh manusia, tetapi itu adalah tubuh kemuliaan. Hal ini tertulis dalam ayat-ayat yang berikut: Matius 28:9; Lukas 24:3,15,30,31,40,42,50; Yohanes 20:17,22-29; 21:7,15. Waktu Tuhan Yesus naik ke sorga, Ia juga memiliki tubuh manusia yang dipermuliakan, Kisah 7:56; 9:4-6; Wahyu 1:9-18.

Pelajaran yang terdapat dalam surat-surat Para Rasul membuktikan bahwa tubuh kemanusiaan-Nya kekal. Roma 4:25; 6:3-5; 7:4; 8:11; 1Korintus 15:3-8,20,23; Efesus 5:30; Filipi 3:20,21; 1Tesalonika 4:14; Ibrani 2:14-16; 13:8.

Tubuh kemuliaan Kristus adalah sumber penyembuhan tubuh kita oleh pekerjaan Roh Kudus, Roma 8:11; Efesus 5:30. Tubuh kemuliaan itu adalah pancaran pengasihan-Nya dan pertolongan-Nya kepada kita, Ibrani 2:17,18; 4:14-16; 7:25. Tubuh kemuliaan itu adalah jaminan dan contoh dari tubuh kemuliaan yang dijanjikan untuk kita, 1Korintus 15:20-30; Filipi 3:20,21; 1Tesalonika 4:14-16; 1Yohanes 3:2.

2. Supaya Kristus dapat tetap menjadi Imam Besar yang mendoakan kita. Kalau tubuh kemanusiaan Tuhan Yesus tidak tetap maka Ia tidak dapat mendoakan kita sebagai Imam Besar, Roma 8:34; Ibrani 2:14-18; 3:1; Ibrani 4:14-16; 6:20; 7:23-28; 9:24; 12:2. "Imam besar itu perlu, dipersatukan dengan kemanusiaan kita supaya Ia dapat sama-sama merasakan kelemahan kita serta meminta anugerah dan pertolongan untuk kita" (Farr).

3. Diperlukan pada waktu Tuhan Yesus kembali dan berkerajaan di atas bumi. Kalau Tuhan Yesus tidak memiliki tubuh kemanusiaan itu, bagaimanakah Ia nanti dapat kembali dan berkerajaan di atas bumi? Kisah 1:11. Kelak Ia akan duduk di atas takhta-Nya sebagai Anak Daud yang mempusakai kerajaan Daud selama 1000 tahun lamanya, di mana akan ada damai sentosa di atas bumi ini, 2Samuel 7:12-16; Mazmur 89:3-5; 132:11; Yesaya 9:5,6; 55:3,4; Hosea 3:5; Amos 9:11.

E. Yesus Kristus adalah satu penyataan Allah

Ada tiga hal dari penyataan Allah dalam Yesus Kristus:

  1. Allah dibawa sampai kepada manusia. Kristus menjelma menjadi manusia adalah untuk keselamatan manusia. Selanjutnya hal itu merupakan penyataan Allah kepada manusia, dan menyatakan Allah di dalam manusia, Matius 1:23; Kolose 1:27. Penyataan Allah di dalam alam semesta ini dan dalam hal pemeliharaan-Nya masih kurang jelas, tetapi dalam Yesus, Anak Allah itu, Allah dinyatakan secara sempurna kepada kita.

  2. Terjadi persekutuan yang baru. Persekutuan antara Allah dan manusia, yang diputuskan oleh sebab dosa, telah dikembalikan dalam Kristus. Dengan demikian, Anak Allah yang mengenakan tubuh manusia itu telah mengadakan perdamaian dengan usahanya sendiri, oleh sebab itu Allah sendiri yang mengadakan, Lukas 19:10; Yohanes 6:33; 2Korintus 5:19; Ibrani 2:14.

  3. Ada suatu kejadian yang baru. Yesus Kristus disebut Anak Sulung dari antara orang-orang mati, supaya kita yang menjadi "saudara-Nya" oleh iman, dapat diubah mengikuti teladan-Nya, Roma 8:29; Kolose 1:18; 2Korintus 5:17. Ada yang mengatakan, "Firman itu telah menjelma menjadi manusia, supaya manusia kelak dapat mencapai keadaan seperti Firman yang menjelma".

F. Bagaimana Yesus Kristus Menjelma menjadi Manusia

esus Kristus tidak mempunyai ayah di atas bumi ini. Ibu-Nya mengandung sebab kuasa Roh Kudus, dan kelahiran Yesus Kristus ialah suatu kejadian baru dari Allah. Kelahiran-Nya merupakan suatu mujizat Allah, Allah telah menjadikan manusia dan Allah telah menjadikan satu tubuh untuk Tuhan Yesus Kristus. Seandainya Yesus seperti manusia biasa, tentu Ia juga akan menjadi orang yang berdosa seperti kita. Nyata dari ayat-ayat yang berikut bahwa Yesus Kristus diperanakkan secara ajaib, yaitu dengan mujizat Roh Kudus: Matius 1:18-20,22,25; Lukas 1:27-31,34,35,37,38; Yesaya 7:14. Ketuhanan dan kesucian Yesus Kristus menuntut supaya Ia dilahirkan oleh seorang anak dara. Oleh karena kehidupan Yesus Kristus yang ajaib dalam hal kesucian-Nya, dalam hal kebangkitan-Nya, dan dalam hal kenaikan-Nya, maka hal itu menuntut supaya Ia masuk ke dunia ini dengan cara yang ajaib juga.

Alkitab mengajarkan dengan tegas bahwa Yesus Kristus sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia. Ia memiliki sifat Ketuhanan dan sifat kemanusiaan. Kedua sifat ini akan kita selidiki dalam pasal-pasal yang berikut.


7. KETUHANAN YESUS KRISTUS



I. NUBUAT DALAM PERJANJIAN LAMA MENGENAI KETUHANAN YESUS KRISTUS

Ketuhanan Yesus Kristus dinubuatkan dalam perjanjian Lama, dan ayat-ayat mengenai Kristus itu dikutip dalam Perjanjian Baru.


Lihat Mazmur 2:2-9; 45:7,8; (bandingkan Ibrani 1:8,9); Mazmur 110:1; (bandingkan Matius 22:42-45); Yesaya 7:13,14; (bandingkan Matius 1:23); Yesaya 9:5,6; (bandingkan Yohanes 3:16; Titus 2:13); Mikha 5:1-3; (bandingkan Matius 2:6).


Yesus Kristus mengaku bahwa diri-Nya Allah

Dalam Yohanes 8:56-58; Yohanes 10:30-33 dan Matius 26:61-65 Yesus Kristus mengaku bahwa diri-Nya Allah.

II. SEBUTAN YANG MENYATAKAN KEILAHIAN YESUS KRISTUS

A. Dengan tegas Yesus Kristus disebut "Allah"

Dalam Yohanes 1:1; Ibrani 1:8; Yohanes 1:18, Yesus Kristus dengan tegas disebut Allah. Juga dalam Yohanes 20:28 Tomas menyebut Dia "Tuhanku dan Allahku". Pengakuan ini diterima oleh Yesus Kristus, dan dalam hal itu berarti Ia mengaku diri-Nya Allah. Lihat juga Titus 2:13; 1Yohanes 5:20.

B. Sebutan lain yang menyatakan Keilahian Yesus Kristus

Lukas 22:70 menyebut "Anak Allah". Sebutan Anak Allah ditulis empat puluh kali dalam Alkitab. Selain itu terdapat nama-nama lain yang setara dengan itu, ialah "Anak-Nya", "Anak-Ku", "Anak", yang sering dipakai. Dalam Yohanes 5:18 jelas bahwa itu adalah nama dari Allah yang diberikan kepada Kristus. Dari nama ini jelas bahwa Yesus Kristus disamakan dengan Allah. Yohanes 1:18 menyebut "Anak Tunggal". Lima kali Yohanes memakai sebutan itu untuk Tuhan Yesus. Nyata bahwa pendapat yang mengatakan Yesus Kristus Anak Allah sama seperti keadaan kita sebagai anak-anak Allah adalah tidak benar. Ayat ini boleh diterjemahkan "Allah Tunggal yang lahir" atau "Allah Tunggal yang Menjelma." Bacalah juga Markus 12:6. Dalam ayat-ayat tersebut Tuhan Yesus berkata tentang nabi-nabi sebagai hamba Allah, tetapi tentang diri-Nya Ia menyebut sebagai "Anak Tunggal yang dikasihi Allah."

Wahyu 22:12,13,16: Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir. Bandingkanlah Yesaya 41:4 dan Yesaya 44:6. Dalam dua ayat itu dikatakan tentang Yehova yang terdahulu dan yang terkemudian.

Wahyu 22:12,13,16: Alfa dan Omega. Yang Awal dan Yang Akhir. Bandingkanlah dengan Wahyu 1:18. Nyata dari ayat ini bahwa Alfa dan Omega ialah Allah Tuhan.

Kisah 3:14 "Yang Kudus dan Benar". Dari Hosea 11:9, juga dari Maleakhi 3:1; Lukas 2:11 dan Kisah 9:17 dan ayat-ayat yang lain nyata bahwa yang dimaksud "Yang Kudus" adalah Allah Tuhan. Bandingkanlah Yohanes 20:28 dan Ibrani 1:10. Sebutan "Tuhan" untuk Yesus Kristus dipakai beberapa ratus kali dalam Perjanjian Baru. Yesus Kristus disebut "Tuhan" sama seperti Allah juga disebut "Tuhan". Baca Kisah 4:26; 4:33. Dalam ayat dua puluh enam perkataan "Tuhan" ditujukan kepada Allah Bapa, dan dalam ayat tiga puluh tiga perkataan "Tuhan" ditujukan kepada Yesus Kristus. Periksalah Matius 22:43-45. Jikalau Daud menyebut Dia "Tuhan", bagaimana mungkin Ia anak Daud? Periksalah Filipi 2:11 dan Efesus 4:5. Jikalau ada yang meragukan ketuhanan Yesus Kristus sebagaimana yang diyakini oleh rasul-rasul Tuhan, sebaiknya ia membaca ayat-ayat yang di dalamnya menyebut "Tuhan".

Perlu diingat bahwa dalam Kitab Septuaginta perkataan "Yehova" selalu diterjemahkan "Tuhan". Jelas dari ayat-ayat itu bahwa kata "Tuhan" sesuai dengan kata "Yehova" dari Perjanjian Lama.

Kisah 10:36: "Tuhan dari semua orang".

1Korintus 2:8: "Tuhan yang mulia". Bacalah Mazmur 24:8-10. Memang Tuhan serta sekalian alam ialah Raja Kemuliaan.

Yesaya 9:5, TKB (a) "Ajaib". Bandingkanlah dengan Hakim 13:18. Kalau kita memperhatikan tentang "Malaikat Tuhan" dari Perjanjian Lama, maka nyatalah bahwa Ia adalah penyataan Allah yang kelihatan kepada manusia. (b) "Bapa Kekekalan", tidak perlu kita jelaskan lagi. Jelas bahwa nama ini hanya ditujukan kepada Allah saja, tetapi nyata juga bahwa dalam ayat ini "Seorang Putera", yaitu Tuhan Yesus Kristus, yang dibicarakan atau yang dimaksud dengan nama itu.

Dalam Ibrani 1:8 "Anak" disebut juga "Allah". Dalam Yohanes 20:28 Tomas menyebut Yesus Kristus "Allahku" dan Tuhan Yesus tidak menegur dia, hanya dengan lemah lembut Tuhan Yesus menyatakan bahwa seharusnya ia percaya sebelum melihat.

Matius 1:23: "Allah menyertai kita".

Titus 2:13: "Allah yang Mahabesar dan Juruselamat". Perkataan "dan" sepatutnya diartikan "yaitu", sebab di sini tidak dibicarakan dua oknum, melainkan satu, yaitu Allah Yang Mahabesar yaitu Juruselamat kita Yesus Kristus.

Roma 9:5: "Allah yang harus dipuji". Dalam Alkitab terdapat 16 nama yang jelas menyatakan sebutan bagi Allah, tetapi ditujukan kepada Yesus Kristus.

Sebutan itu sering dipakai bahkan ada juga yang dipakai ratusan kali. Oleh sebab itu kita wajib berkata serta percaya bahwa Yesus Kristus adalah Allah.

III. SIFAT-SIFAT ALLAH TERDAPAT DALAM YESUS KRISTUS

A. Yesus Kristus Mahakuasa

Matius 28:18: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi". Lihat juga Wahyu 1:8; Yohanes 17:2; Efesus 1:20-22. Yesus Kristus berkuasa atas alam semesta, neraka dan sorga. Di dalam dunia ini Tuhan Yesus berkuasa atas penyakit (Lukas 4:38-41); atas kematian (Yohanes 11:1-44; Lukas 7:14,15); atas segala kejadian, yaitu air dijadikan air anggur (Yohanes 2:1-11), dan atas angin dan gelombang (Matius 8:26,27). Di dalam neraka sekalipun Ia berkuasa atas setan dan roh-roh jahat (Lukas 4:35,41), dan atas malaikat-malaikat jahat (Efesus 6:11-18). Di dalam sorga, Tuhan Yesus berkuasa atas segala sesuatu (Efesus 1:20-23). Jadi, Tuhan Yesus berkuasa atas segala sesuatu, baik di atas bumi maupun di dalam sorga; Ibrani 1:3; 2:8; Matius 28:18.

B. Yesus Kristus Mahatahu

Yohanes 4:16-19: Yesus Kristus mengetahui segala perbuatan setiap orang, walaupun perbuatan itu tidak diketahui oleh orang lain.

Markus 2:8; Lukas 5:22; Yohanes 2:24,25: Yesus Kristus mengetahui rahasia pikiran manusia, serta isi hati semua orang. Bandingkanlah 2Tawarikh 6:30 dan Yeremia 17:9,10.

Yohanes 6:64: Yesus Kristus tahu dari permulaannya bahwa Yudas akan menyangkal Dia. Tuhan Yesus tahu apa yangakan timbul di dalam hati kita kelak di kemudian hari. Yohanes 1:48: Tuhan Yesus mengetahui dari jauh apa yang diperbuat oleh manusia, dan sudah mengenal Natanael sebelum Ia berjumpa dengan dia.

Lukas 22:10-12; Yohanes 13:1; Lukas 5:4-6: Yesus Kristus mengetahui apa yang akan diperbuat oleh Allah Bapa dan oleh manusia, walaupun perkara-perkara yang kecil, sampai kepada ikan-ikan di laut.

Yohanes 21:17; 16:30; Kolose 2:3: Yesus Kristus mengetahui segala sesuatu. Di dalam Dia tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan. Jelas dari ayat-ayat tersebut bahwa Yesus Kristus Mahatahu.

C. Yesus Kristus Mahahadir

Matius 18:20: Yesus Kristus hadir pada setiap tempat di mana ada dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Nya.

Matius 28:20: Yesus Kristus menyertai tiap-tiap orang yang pergi untuk memberitakan Injil agar banyak orang percaya kepada Dia.

Yohanes 14:20; 2Korintus 13:5: Yesus Kristus ada di dalam hati tiap-tiap orang yang percaya, dan Ia ada di dalam Bapa juga.

Efesus 1:23: Yesus Kristus memenuhi semua dan segala sesuatu. Jelas dari ayat-ayat tersebut bahwa Yesus Kristus ada pada segala tempat.

D. Yesus Kristus kekal

Yohanes 1:1 : "Pada mulanya".
Mikha 5:1 : "Yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala".
Kolose 1:17 : "Terlebih dahulu dari segala sesuatu".
Yesaya 9:5 : "Bapa yang kekal".
Yohanes 17:5: "Sebelum dunia ada".
Yohanes 8:58: "Sebelum Abraham jadi".
1Yohanes 1:1: "Yang ada sejak semula".
Ibrani 13:8 : "Tetap sama"
Wahyu 22:13 : "Yang pertama dan Yang terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir".

E. Yesus Kristus tidak berubah

Ibrani 13:8; Ibrani 1:12: Yesus Kristus tetap sama, dari kekal sampai kekal Ia tidak berubah. Guru-guru manusia akan berubah, tetapi Yesus Kristus tidak. Filipi 2:6; Kolose 2:9. Sebelum Yesus Kristus menjelma menjadi manusia dan sampai sekarangpun Ia setara dengan Allah. Di dalam Dia berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan.

IV. TUGAS KEILAHIANNYA

Tugas keilahian-Nya berarti jabatan atau pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh Yang Mahakuasa. Tugas Keilahian yang telah dilakukan oleh Yesus Kristus adalah:

Menciptakan alam semesta - Ibrani 1:10; Yohanes 1:3; Kolose 1:16.

Mengatur dan menetapkan segala sesuatu - Ibrani 1:3.

Alam ini tidak diatur oleh kuasanya sendiri dan tidak ditinggalkan oleh Allah, melainkan Yesus Kristus yang mengatur dan menetapkan alam ini.

Mengampuni dosa - Markus 2:5-10; Lukas 7:48. Pada waktu Yesus Kristus ada di bumi ini, dan sampai sekarang pun, Ia berkuasa mengampuni dosa. Itulah sebabnya orang-orang Farisi mengatakan bahwa Ia menghujat. Mereka tidak mengerti bahwa Ia juga Allah dan mempunyai kuasa untuk mengampuni dosa-dosa manusia. Tuhan Yesus mengajarkan bahwa setiap dosa adalah dosa terhadap Dia, (Lukas 7:40-47). Lihatlah Mazmur 51:4.

Membangkitkan orang mati - Yohanes 6:39,40,54; 11:25; Yohanes 5:21-26; Yohanes 1:4; 14:6; 17:3-5; 10:17,18.

Lima kali dikatakan bahwa Tuhan Yesus mempunyai kuasa untuk membangkitkan orang mati. Ada juga rasul dan nabi yang sudah membangkitkan orang mati, tetapi mereka melakukan hal itu bukan dengan kuasa mereka sendiri, melainkan dengan kuasa Allah. Tuhan Yesus membangkitkan orang mati dengan kuasa firman-Nya sendiri. Yesus Kristus kelak akan mengubah rupa tubuh kita pada waktu kedatangan-Nya, Filipi 3:21. Pada waktu itu tubuh kebangkitan kita akan menjadi serupa dengan tubuh-Nya yang mulia itu.

Menghukum manusia - 2Timotius 4:1; Yohanes 5:22,23. Yesus Kristus akan menghukum (menghakimi) semua orang yang hidup dan yang mati. Ia yang dahulu disalibkan akan duduk di atas takhta serta menghakimi semua orang.

Memberi hidup yang kekal - Yohanes 10:28; 17:2. Hanya Tuhan Yesus yang dapat memberi hidup yang kekal kepada manusia.

Dari semua keterangan di atas, nyatalah bahwa ada tujuh tugas Keilahian Yesus Kristus.

Segala sesuatu yang melambangkan Yehova Allah dalam Perjanjian Lama, dalam Perjanjian Baru menunjuk kepada Yesus Kristus

Mazmur 102:26-28: Bandingkan dengan Ibrani 1:10-12. Yang dikatakan dalam Ibrani itu ialah tentang Yesus Kristus.

Yesaya 40:3,4: Bandingkan dengan Matius 3:3; Lukas 1:68,69,76. Yesus Kristus ialah Tuhan yang didahului oleh utusan itu.

Yeremia 11:20; 17:10: Bandingkan dengan Wahyu 2:23. Apa yang dikatakan mengenai Yehova dalam Perjanjian Lama, digenapi oleh Yesus Kristus.

Yesaya 60:19; 10:17; Zakharia 2:5: Bandingkan dengan Lukas 2:32. Dalam Perjanjian Baru yang dimaksud dengan terang ialah Yesus Kristus.
Yesaya 8:1,3,10: Bandingkan dengan Yohanes 12:37-41.
Yesaya 8:13,14: Bandingkan dengan 1Petrus 2:7,8.
Yesaya 8:12,13: Bandingkan dengan 1Petrus 3:14,15.
Bilangan 21:6,7: Bandingkan dengan 1Korintus 10:9.
Mazmur 23:1; Yesaya 40:10,11: Bandingkan dengan Yohanes 10:11.
Yehezkiel 34:11,12,18: Bandingkan dengan Lukas 19:10.

Perhatikanlah: "Tuhan" dalam Perjanjian Lama yang dimaksud selalu adalah Allah. "Tuhan" dalam Perjanjian Baru yang dimaksud adalah Yesus Kristus kecuali kalau ayat-ayat sebelum dan sesudahnya menerangkan sesuatu.

Banyak perkataan dalam Perjanjian Lama yang dengan jelas membicarakan tentang Yehova Allah, dalam Perjanjian Baru jelas menunjuk kepada Yesus Kristus; dalam Perjanjian Baru Yesus Kristus sesuai dengan Yehova Allah dalam Perjanjian Lama.

Nama Allah Bapa sering dipersatukan dengan nama Yesus Kristus, Allah Anak

2Korintus 13:13; Matius 28:19; 1Tesalonika 3:11; 1Korintus 12:4-6; Titus 3:4,5; 2:13; Roma 1:7; Yakobus 1:1; Yohanes 14:23. "Kami" dan "Allah" dan "Bapa" dan "Aku"; 2Petrus 1:1; Kolose 2:2; Yohanes 17:3; Yohanes 14:1 dan Yeremia 17:5-7; Wahyu 5:13; 7:10 dan Yohanes 5:23.

Dalam banyak ayat nama Yesus Kristus dipersatukan dengan nama Allah Bapa. Kita tahu bahwa nama manusia yang fana tidak boleh dipersatukan dengan nama Allah Bapa.


V. YESUS KRISTUS WAJIB DISEMBAH

Matius 28:9; Lukas 24:52; Matius 14:39; Wahyu 22:8,9; Matius 4:9,10. Malaikat dan juga orang-orang yang benar telah menolak sembah dari manusia sebab mereka takut akan Allah; akan tetapi penyembahan semacam itu telah diterima oleh Tuhan Yesus.

1Korintus 1:2; 2Korintus 12:8,9; Kisah 7:59 - doa-doa juga dinaikkan kepada Yesus Kristus, dan memang patutlah demikian.

Mazmur 45:12; Yohanes 5:23; Wahyu 5:8,9,12,13 - Allah Bapa menghendaki supaya manusia menyembah kepada Yesus Kristus (Allah Anak) sama seperti mereka menyembah kepada Bapa.

Ibrani 1:6; Filipi 2:10,11 - Yesus Anak Allah wajib disembah sebagai Allah oleh malaikat dan manusia. Ia wajib disembah sama seperti Allah Bapa.

Oleh karena nama, sifat dan tugas keilahian-Nya; oleh karena sebutan-sebutan dalam Perjanjian Lama yang hanya ditujukan kepada Allah, dan di dalam Perjanjian Baru sebutan-sebutan itu ditujukan kepada Tuhan Yesus Kristus; oleh karena nama Allah Bapa dipersatukan dengan nama Yesus Kristus, dan cara itu yang dilarang bagi nama manusia; oleh karena Yesus Kristus wajib disembah sama seperti Allah Bapa disembah, maka semua ini menyatakan kepada kita bahwa dalam Firman-Nya, Allah memberitahukan bahwa Yesus Kristus ialah Allah. Dosa yang terbesar yaitu menolak Yesus Kristus, sebab orang yang menolak Dia menolak Allah juga.


VI. PENGAKUAN TUHAN YESUS TENTANG DIRINYA DAN PEKERJAANNYA

Bagaimana pengakuan Tuhan Yesus tentang diri-Nya dan pekerjaan-Nya? Apakah Ia menyadari bahwa diri-Nya adalah Allah? Baiklah kita menyelidiki beberapa bukti dari keempat injil.

1. Ketika Tuhan Yesus mengunjungi Bait Allah di Yerusalem Lukas 2:14-52. Patut kita perhatikan bagaimana Maria dan Tuhan Yesus menggunakan kata "Bapa". Maria berkata, "Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau." Tuhan Yesus menjawab, "Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?" Kita tahu bahwa mengajar di dalam Bait Allah itu bukan kepandaian dari Yusuf sebab ia tukang kayu, melainkan ini adalah pekerjaan Allah Bapa, dan dengan ini Tuhan Yesus mengakui Allah sebagai Bapa-Nya. Patut juga kita perhatikan bahwa pada waktu Yesus Kristus membicarakan tentang kaum keluarga-Nya atau orang tua-Nya, Ia tidak pernah menyebut "bapa-Nya", melainkan ibu-Nya saja, sebab Yusuf bukan bapa-Nya. Lihat Matius 12:48; Matius 3:33,34. Ketika Tuhan Yesus menyebut "Bapa-Ku", maka itulah pertama kalinya seorang manusia menyebut Allah sebagai "Bapanya". Tuhan Yesus mengajarkan kepada murid-murid-Nya berdoa, "Bapa kami yang di sorga", tetapi Ialah yang pertama-tama memakai perkataan "Bapa-Ku" terhadap Allah.

2. Waktu Tuhan Yesus dibaptiskan, Matius 3:13-17; Markus 1:9-11; Lukas 3:21. Tentunya Tuhan Yesus membenarkan pengakuan Yohanes Pembaptis, bahwa Yohanes Pembaptis hanyalah utusan yang mendahului Mesias, dan ia bukanlah Mesias itu. Oleh sebab Tuhan Yesus sudah dibaptiskan oleh Yohanes, maka Ia mengakui semua hal yang disaksikan oleh Yohanes tentang Dia. Apalagi ketika Roh Kudus turun ke atas-Nya dan Ia mendengar suara Allah Bapa, tentu Tuhan Yesus insaf bahwa hal yang sudah dinubuatkan dalam pasal-pasal Yesaya 42:1-25 dan Yesaya 61:1-11 digenapkan dalam diri-Nya, terutama yang dikatakan dalam Yesaya 42:1. Pada waktu Tuhan Yesus dibaptiskan maka Ia menyadari bahwa kedua hal itu digenapi, sebab tentunya Tuhan mengetahui segenap isi Perjanjian Lama, apalagi hal yang mengenai tentang diri-Nya. Lihat juga Lukas 4:16,17; Kisah 10:38; Matius 12:28.

3. Waktu Tuhan Yesus dicobai, Matius 4:1-11; Markus 1:12,13; Lukas 4:1-13. Kesadaran bahwa diri-Nya Anak Allah telah dipakai sebagai alasan oleh Iblis untuk mencobai Dia. Iblis sendiri juga menyadari bahwa Tuhan Yesus adalah Raja dunia yang akan mendirikan Kerajaan Allah, namun ia masih mencoba agar Tuhan tunduk kepadanya dan menyerahkan Kerajaan itu kepadanya, yaitu kepada Iblis. Dalam itu nyata bahwa Tuhan Yesus insaf bahwa Ialah yang akan mendirikan Kerajaan Allah di atas bumi.

4. Waktu Tuhan Yesus mengutus murid-murid-Nya dan mengutus tujuh puluh orang. Matius 10:1-42; Markus 3:13-19; 6:7-13; Lukas 9:1-6; 10:1-14. Tuhan Yesus telah memberi kuasa kepada mereka, sama seperti Ia juga telah menerima kuasa itu pada waktu Ia dibaptiskan. Hanya Allah saja yang dapat memberi kuasa untuk mengalahkan setan. Berita yang disampaikan oleh murid-murid itu berhubungan dengan mati atau hidup. Kalau orang menolak berita itu maka ia menolak Allah. Segala pekerjaan yang diamanatkan kepada mereka harus mereka lakukan dalam nama Yesus Kristus. Dan Tuhan menuntut kasih yang melebihi kasih kepada ibu bapa, Matius 10:34-39.

5. "Tetapi Aku berkata kepadamu". Matius pasal lima sampai pasal tujuh (Matius 5:1-7:29). Perhatikan bagaimana Tuhan Yesus memakai perkataan "Tetapi Aku berkata kepadamu". Tentu Tuhan Yesus menyadari bahwa diri-Nya adalah Allah, dan Ia diutus oleh Bapa-Nya untuk menyelamatkan manusia.


VII. PENGAKUAN YESUS KRISTUS ATAS KETUHANANNYA

Pengakuan yang paling berharga atas ketuhanan Yesus Kristus tentu adalah pengakuan yang diucapkan-Nya sendiri. Boleh jadi orang berkata bahwa pengakuan seseorang atas dirinya sendiri tidak berharga. Tetapi hal itu bergantung pada siapakah orang yang memberikan pengakuan? Orang-orang Farisi berkeberatan atas kesaksian Tuhan Yesus tentang diri-Nya, dan mereka berkata demikian: "Engkau bersaksi tentang diri-Mu, kesaksian-Mu tidak benar." Jawab Yesus kepada mereka, "Biarpun Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, namun kesaksian-Ku itu benar sebab Aku tahu darimana Aku datang dan ke mana Aku pergi ... Dan dalam kitab Tauratmu ada tertulis, bahwa kesaksian dua orang adalah sah; Akulah yang bersaksi tentang diri-Ku sendiri, dan juga Bapa, yang mengutus Aku, bersaksi tentang Aku" (Yohanes 8:13-18).

Berikut ini adalah beberapa pengakuan Yesus Kristus tentang diri-Nya sendiri:

  1. Ia mengaku mempunyai sifat-sifat ilahi, yaitu:
    kekal - Yohanes 8:58; 17:5.
    mahakuasa - Matius 28:20.
    mahatahu - Matius 11:27; Yohanes 2:23-25.
    mahahadir - Matius 18:20; Yohanes 3:13.

  2. Ia mengaku mempunyai kuasa mengadakan mujizat serta memberikan kuasaitu kepada orang lain (Matius 10:8; 11:5; 14:19-21; 15:30,31;Markus 6:41-44; Lukas 8:41-56; 9:1,2).

  3. Ia mengaku mempunyai kuasa yang hanya dimiliki oleh Allah sendiri:Menjadi Tuhan atas hari Sabat (Markus 2:28). Berkuasa mengampunidosa dan berkata-kata seperti Allah, dan untuk Allah (Matius 9:2-6;Markus 2:5-12; Lukas 5:20-26).

  4. Ia mengaku mengenal Allah Bapa secara sempurna, lebih dari pribadilain dapat mengenal-Nya (Matius 11:27; Lukas 10:22), dan mengaku Ia Anak Allah yang istimewa (Matius 10:32,33; 16:17-27).

  5. Ia berkata-kata dengan hikmat yang lebih tinggi dari manusia, danseorang pun tidak pernah berkata-kata seperti Dia (Yohanes 7:46).

  6. Ia menerima sembah dari manusia (Matius 14:33).
  7. Ia menyatakan akan menjadi hakim yang terakhir bagi manusia(Matius 7:21-23; 13:41-43; 19:28; 25:31-33; Markus 14:62;Lukas 9:26; 22:69,70).

Dari semua yang telah kita pelajari di atas, kita tahu bahwa semua orang wajib mengakui serta percaya bahwa Yesus Kristus adalah Allah. Dan Ia patut disembah oleh segala isi bumi ini.

Jikalau seseorang tidak mengakui Yesus Kristus ialah Allah, dengan demikian ia menganggap Yesus pendusta terbesar di dunia ini. Oleh karena mustahil Yesus pendusta maka haruslah kita menyambut Dia sebagai Allah Juruselamat kita, 1Timotius 2:3.

Bagaimanakah saudara meyakinkan orang yang tidak percaya akan Ketuhanan Yesus Kristus?


8. KEMANUSIAAN TUHAN YESUS KRISTUS

Kemanusiaan Yesus Kristus sama pentingnya dengan Ketuhanan-Nya. Sebab kalau Tuhan Yesus bukan sungguh-sungguh manusia, tentu Ia tidak dapat menjadi korban bagi dosa manusia. Yang menjadi korban harus benar-benar seorang manusia, tetapi manusia yang tidak berdosa.

"Dalam Yesus Kristus kita melihat kemanusiaan yang sejati dan kemanusiaan yang sempurna, yaitu kesempurnaan di luar Ketuhanan-Nya. Tuhan Yesus mengenakan sifat manusia sama seperti kita dan Ia bertumbuh secara jasmani dan bertambah-tambah dalam pengetahuan sama seperti kita, akan tetapi Ia tidak berdosa. Jadi, kemajuan di dalam Dia tidak dihalangi oleh dosa yang diwariskan kepada-Nya atau dosa yang diperbuatnya. Oleh sebab itulah Ia disebut Anak Manusia yang sempurna, yaitu seorang manusia yang sempurna" (Wiley).

A. Sebutan Manusiawi untuk Tuhan Yesus Kristus

Lukas 19:10, Kisah 7:36; Dalam ayat-ayat itu Yesus Kristus disebut Anak Manusia. Sebenarnya, kira-kira delapan puluh kali Yesus Kristus menyebut diri-Nya Anak Manusia. Dan sesudah Tuhan Yesus naik ke sorga serta dipermuliakan, Stefanus melihat Dia masih menyebut Dia Anak Manusia. Hal itu terjadi ketika Stefanus mati sahid serta melihat Dia di sebelah kanan Allah Bapa. Dalam Matius 1:21 Ia dinamai Yesus, yaitu nama kemanusiaan-Nya. Juga dalam Kisah 2:22 Ia disebut "Yesus orang Nazaret". Rasul Paulus dalam 1Timotius 2:5 tetap menyebut Yesus Kristus "manusia" meskipun Ia sudah naik ke sorga.

B. Yesus Kristus mempunyai tubuh dan jiwa manusia

Oleh sebab Allah Anak sudah menjelma, bukan berarti bahwa Ia hanya mempunyai tubuh manusia. Tuhan Yesus juga mempunyai jiwa manusia, Yohanes 1:14; Ibrani 2:14 "Firman" kekal (artinya Yesus Kristus) telah menjadi manusia yang mempunyai jiwa (Psukhe' yang sebenarnya berarti 'jiwa', diterjemahkan dalam ayat itu 'hati'). Kalau ada yang menyangkal bahwa Yesus Kristus mempunyai tubuh manusia, maka orang itu mempunyai roh antikristus (Yang melawan Kristus), Lihat 1Yohanes 4:2,3. Ini merupakan bukti yang nyata, bahwa roh yang bekerja dalam "Christian Science" (Ilmu Pengetahuan Kristen) yaitu roh Almasehudajal (Antikristus), sebab mereka itu menyangkal bahwa Yesus Kristus datang dalam tubuh manusia.

Perempuan Samaria mengenal Yesus Kristus sebagai seorang Yahudi, dari rupa-Nya dan perkataan-Nya. Sering para pelukis menggambar Yesus Kristus dengan memakai pagar bulan (Cahaya) keliling kepala-Nya, tetapi di dalam Alkitab tidak ada yang membuktikan hal itu. Lukas 24:39; Yohanes 20:26,27. Bahkan setelah kebangkitan-Nya Yesus Kristus tetap mempunyai tubuh yang sama dengan tubuh manusia, Kisah 7:55,56; Matius 26:64; Wahyu 1:13-17. Dalam kemuliaan-Nya Yesus Kristus sekarang mempunyai tubuh manusia. Dan Ia akan datang di awan-awan di langit sebagai "anak manusia". Waktu itu tubuh saleh-saleh-Nya (mempelai perempuan) akan diubah menjadi serupa dengan tubuh-Nya yang mulia itu, Filipi 3:21.

C. Yesus Kristus adalah seorang manusia

Ibu Yesus Kristus seorang manusia, dan nenek moyang-Nya juga manusia. Ia adalah anak Maria dan keturunan (benih) Daud. Maria adalah benar ibu Yesus Kristus, seperti Allah adalah benar Bapa-Nya. (Lukas 2:7; Kisah 2:30; 13:23; Roma 1:3; Galatia 4:4; Ibrani 7:14).

D. Apa yang dialami manusia juga dialami Yesus

Tuhan Yesus juga merasakan hal-hal yang berikut: Yesus Kristus sangat letih - Yohanes 4:6. Yesus Kristus tidur - Matius 8:24. Yesus Kristus merasa lapar - Matius 21:18. Yesus Kristus haus - Yohanes 19:28. Yesus Kristus menangis - Yohanes 11:35. Yesus Kristus mati - Yohanes 19:30.

Dari ayat-ayat ini nyata bahwa Yesus Kristus mempunyai keadaan tubuh seperti tubuh manusia. Dari Lukas 2:40-52 nyata bahwa Yesus Kristus bertubuh dalam pengetahuan dan jasmani-Nya sama seperti manusia biasa. Tentu Ia dididik di dalam keluarga-ya dan di dalam Bait Allah dan mempelajari sendiri Alkitab. Hanya dalam satu perkara Yesus Kristus sebagai manusia, dengan kehendak-Nya sendiri sengaja membatasi pengetahuan-Nya. Misalnya, pada waktu Ia ada di dunia ini Ia tidak tahu kapan Ia akan kembali lagi ke dunia ini.

Perhatikanlah Filipi 2:7. Janganlah kita menafsirkan ayat ini secara sembarangan. Dari ayat-ayat yang berhubungan dengan ayat ini dinyatakan bahwa Yesus Kristus menghampakan diri-Nya terutama dalam hal kemuliaan-Nya, dan bukan dalam hal pengetahuan-Nya. Yesus Kristus tidak menghampakan diri-Nya dalam sifat-sifat Ketuhanan-Nya, akan tetapi ada kalanya sifat-sifat Ketuhanan-Nya seolah-olah ditudungi.

Perhatikanlah Yohanes 3:34. Ayat ini menyatakan bahwa walaupun Yesus Kristus menghampakan diri-Nya dan membatasi diri-Nya dalam pengetahuan-Nya, tetapi Ia adalah Guru yang diurapi oleh Allah Bapa, dan ajaran-Nya diilhamkan oleh Bapa sehingga yang dikatakan-Nya itu adalah "Firman Allah". Lihat juga Yohanes 7:16; 12:48,49; 14:24. Sudah nyata bahwa seringkali sifat Ketuhanan dan kemahatahuan dinyatakan dalam Yesus Kristus pada waktu Ia masih mengenakan tubuh manusia yang belum dipermuliakan, akan tetapi secara manusia Ia adalah sungguh-sungguh manusia dalam hal pikiran-Nya juga.

Bandingkanlah Ibrani 4:15; 2:18 dan Yakobus 1:13. Sebagai manusia Yesus Kristus dicobai, tetapi sebagai Allah Ia tidak dapat dicobai. Yesus Kristus dicobai, tetapi tidak berdosa. Yesus Kristus dicobai lebih berat daripada manusia biasa, sebab Ia tahan menghadapi pencobaan yang bagaimanapun juga, dan Ia tidak berdosa. Ingatlah, tabiat duniawi bukanlah merupakan bagian dari tabiat asli manusia. Pada mulanya Allah menciptakan sifat manusia itu suci. Tabiat duniawi menjadi bagian dari sifat manusia sebagai akibat dari dosa. Yesus Kristus tidak memiliki tabiat duniawi, yaitu duniawi yang bertentangan dengan rohani. Periksalah Ibrani 2:14 dan Filipi 2:5-8. Tuhan Yesus mengenakan tabiat manusia (tetapi bukan tabiat duniawi) supaya Ia dapat menebus dosa manusia. Betapa ajaibnya kasih itu!

E. Yesus Kristus membatasi kuasa-Nya pada waktu Ia berada di dunia ini

Markus 1:35; Yohanes 6:15; Lukas 22:41-45; Ibrani 5:7, Yesus Kristus sering berdoa. Melalui doa-Nya Ia mendapatkan kemenangan dan kuasa untuk melakukan pekerjaan-Nya. Kalau Tuhan mendapatkan kuasa-Nya dengan berdoa, betapa perlunya kita berdoa.

Kisah 10:38, Yesus Kristus mendapat kuasa dalam melakukan tugas keilahian-Nya bukan dari sifat Ketuhanan yang ada pada diri-Nya, melainkan karena Roh Kudus yang di dalam diri-Nya. Selama Ia berada di dunia, Ia memperoleh kuasa-Nya dari Roh Kudus, sama halnya dengan manusia biasa.

Yohanes 14:12, Yesus Kristus membatasi kuasa-Nya pada waktu Ia berada di dunia ini. Dalam hal ini jelas bahwa Yesus Kristus memperoleh kuasa-Nya dari Roh Kudus, sama seperti manusia dan selama di dunia ini Ia juga menggunakan kuasa-Nya itu sesuai dengan keterbatasan manusia.

F. Yesus Kristus adalah sungguh-sungguh manusia dalam segala hal

Ibrani 2:17, Yesus Kristus sama dengan saudara-Nya dalam segala perkara, yaitu secara tubuh, dalam hal pikiran, dalam hal pengetahuan yang baik dan jahat, Ia sama seperti manusia biasa. Dalam segala tindakan Yesus Kristus sungguh seorang manusia sejati. Ia telah menjadi manusia supaya dapat menebus manusia (Filipi 2:5-8; 2Korintus 8:9). Ia telah mengambil sifat manusia supaya kita dapat mengambil bagian dalam kodrat ilahi. 2Petrus 1:4, Allah Bapa adalah sumber kemuliaan. Yesus Kristus ialah cahaya kemuliaan itu. Lihat Ibrani 1:3.



Pertanyaan : Bagaimanakah kita dapat menyesuaikan pelajaran Alkitabdari hal Ketuhanan Yesus Kristus dengan pelajaran Alkitabdari hal kemanusiaan Yesus Kristus?
Jawab : Kita tidak perlu menyesuaikannya. Itu bukan tugas kita. Mengenai hal ini baiklah kita menyelidiki ayat-ayat yang berikut: tiap-tiap ayat menyebutkan satu perkataan yang menyatakan kemanusiaan dan satu perkataan yang menyatakan Ketuhanan Yesus Kristus: Matius 8:24-26; Lukas 3:21,22; Yohanes 11:38,43,44; Lukas 9:28,29,35; Matius 16:16,17,21; Ibrani 1:6; 4:14,15. Kita dapat melihat bagaimana dalam ayat-ayat itu tercampur Ketuhanan dan Kemanusiaan Yesus Kristus.

G. Allah Anak, Yesus Kristus, tunduk kepada Allah Bapa

Dalam hal ini kita menyadari bahwa ada hal-hal yang sudah diterangkan. Tetapi nyata dari Alkitab bahwa Allah Anak yang telah menjelma, tunduk kepada Bapa. Yohanes 14:28: Allah Bapa lebih besar daripada Yesus Kristus, Allah Anak. Yohanes 5:19: Allah Anak tidak pernah melakukan suatu apa pun di luar kehendak Bapa.

Yohanes 8:29,42; Yohanes 10:18; 13:3; 8:26. Yesus Kristus diutus oleh Bapa, menerima perintah dari Bapa, menerima kuasa dari Bapa, dan menerima pesan-Nya dari Bapa.

Lukas 22:29; 1Korintus 15:24,27,28. Yesus Kristus mendapatkan Kerajaan-Nya dari Bapa, dan pada akhirnya kerajaan itu akan diserahkan kembali kepada Bapa-Nya, dan Kristus sendiri menundukkan diri kepada Bapa-Nya supaya Bapa menjadi semuanya di dalam sekalian.

Yesus Kristus sekarang dan selamanya akan tunduk kepada Allah Bapa. Allah Bapa menjadi pancaran Ketuhanan. Yesus Kristus ialah yang memancarkan Ketuhanan itu. Pancaran Ketuhanan itu dan Ia yang memancarkan Ketuhanan itu sama-sama sempurna, Kolose 2:9. Allah Bapa adalah sumber kemuliaan, tetapi Yesus Kristus ialah cahaya kemuliaan itu, Ibrani 1:3. Ayat-ayat di atas berhubungan dengan Allah Anak yang telah menjelma menjadi manusia.

H. Yesus Kristus tidak pernah berdosa

Meskipun Yesus Kristus sungguh-sungguh seorang manusia, namun Ia tidak mewarisi sifat dosa. Kita telah mempusakai dosa sebab kita keturunan Adam; tetapi karena kelahiran Yesus Kristus adalah oleh Roh Kudus, maka Ia tidak mempunyai dosa seperti manusia biasa. Karena kelahiran-Nya dengan cara yang demikian, maka hubungan Kristus dengan Allah tetap sempurna dan semata-mata lepas daripada dosa. Di samping itu, Yesus Kristus tidak pernah berbuat dosa (1Petrus 2:22). Sepanjang kehidupan-Nya Ia terlepas dari kesalahan; dan sebagai manusia Ia suci.

Tidak bersalah, tidak bercacat, terpisah dari orang-orang berdosa dan ditinggikan lebih tinggi dari langit, Ibrani 7:26. Akan tetapi Kristus memakai wujud tubuh manusia yang berdosa. Ini berarti bahwa tubuh Kristus serupa dengan tubuh kita, tetapi tubuh-Nya tidak di bawah pengaruh dosa. Memang Yesus Kristus suci sebab Ia mempunyai Roh Kudus yang bekerja dengan kepenuhan-Nya, dan Ia sendiri adalah sumber kesucian. Ajaib sekali bahwa Yesus Kristus telah mengenakan tabiat manusia tetapi tidak berdosa, supaya dapat menanggung hukuman dosa-dosa kita. Dengan kehendak-Nya sendiri Ia telah mengambil kelemahan dan keterbatasan manusia supaya di hadapan Allah Ia menjadi Imam besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa. Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai (Ibrani 2:17,18).

I. Yesus Kristus mempunyai tabiat ilahi dan tabiat manusiawi dalam satu Pribadi

Di dalam Yesus Kristus ada tabiat ilahi dan tabiat manusiawi, dan kedua tabiat itu sempurna dalam satu Pribadi. Kita tidak dapat mengatakan bahwa Yesus Kristus adalah dua Pribadi, dan janganlah kita bimbang akan kedua tabiat-Nya. Janganlah kita berkata bahwa Yesus Kristus adalah Allah dan manusia, melainkan Ia adalah Allah-manusia yaitu Allah dan manusia yang dipersatukan. Yesus Kristus selalu menggunakan kata "Aku" untuk diri-Nya, tidak pernah menyebut "Kita" terhadap diri-Nya sendiri. Tabiat ilahi dan tabiat manusiawi-Nya selalu bekerja bersama-sama. Tidak pernah kedua tabiat itu bertentangan. Kedua tabiat itu sama-sama bekerja dalam tiap-tiap pikiran, perkataan, dan perbuatan-Nya dan kedua tabiat itu bekerja dalam satu pribadi. Kedua tabiat itu tidak dapat diceraikan. Kita sepatutnya mengatakan: Allah-Manusia telah lahir ke dunia, merasai sengsara, mati di atas kayu salib dan menerima sebutan-sebutan ilahi serta menerima sembah manusia, telah melakukan banyak mujizat serta mengampuni dosa-dosa manusia.

Kedua tabiat ini ada di dalam diri Kristus; tetapi sebaliknya pekerjaan-pekerjaan Kristus dapat dilakukan oleh salah satu dari kedua tabiat dalam diri-Nya itu. Dengan ini jelaslah perkataan, "Sebelum Abraham jadi, Aku telah ada."

Itulah perlunya ada dua tabiat dalam diri Yesus Kristus supaya Ia dapat menjadi pengantara (Juru syafaat) antara Allah dan manusia. 1Timotius 2:5. Sebab Kristus mempunyai dua tabiat, maka Ia dapat bersekutu dengan Allah dan manusia. Dan dalam hal itu Ia setara dengan Allah, dan sama-sama merasakan kelemahan manusia. Oleh sebab Ia manusia, dapatlah Ia mengadakan perdamaian. Dan oleh sebab Ia Allah, maka pendamaian itu sangat berharga. Seorang Juruselamat yang hanya manusia tidak dapat memperdamaikan kita dengan Allah. Ibrani 2:17,18; 4:15,16; 7:25.

Mulai dari zaman rasul-rasul sampai kini ada banyak orang yang mengajarkan tentang Yesus secara salah. Pengajaran yang salah itu beralaskan atas salah satu dari kedua hal berikut: pertama, orang itu tidak mengakui atau tidak mengerti tentang kedua tabiat Tuhan Yesus, atau kedua tabiat itu disalah-artikan; kedua, orang itu tidak berpegang teguh pada keesaan Pribadi Yesus, atau tidak mengakui bahwa Tuhan Yesus adalah satu Pribadi.

9. SIFAT TUHAN YESUS KRISTUS


I. KESUCIAN TUHAN YESUS

A. Perkataan Alkitab tentang Kesucian Kristus

Kisah 4:27,30; Markus 1:24; Lukas 4:34; Kisah 3:14; 1Yohanes 2:20. Yesus Kristus itu suci, semata-mata suci. Ia adalah "Yang Kudus". Dalam Perjanjian Lama Yehova disebut "Yang Kudus". Yehova juga disebut "Yang Mahakudus orang Israel".

B. Apakah artinya kesucian?

Imamat 11:43-45, Ulangan 23:14: Suci berarti lepas dari kenajisan. Kalau Yesus Kristus adalah suci, berarti Ia bersih, jasmani, pikiran, dan jiwa-Nya. Bacalah 1Yohanes 3:3, perhatikan bagaimana Alkitab menyatakan bahwa Kristus itu amat suci.

Ibrani 7:26; 9:14; 1Petrus 1:19; 1Yohanes 3:5; 2Korintus 5:21; Ibrani 4:15; 1Yohanes 3:3. Dalam Alkitab ada banyak ayat dan lukisan yang menyatakan bahwa Yesus Kristus itu suci. Hanya Ia yang dapat dibandingkan dengan Terang, Yohanes 1:5; 8:12. Cahaya yang gilang-gemilang yang memancar dari wajah Tuhan Yesus pada waktu Ia dipermuliakan di atas bukit menyinarkan kesucian yang memang ada di dalam diri-Nya.

C. Bagaimana kesucian Kristus dinyatakan

Ibrani 1:9: Kesucian Tuhan Yesus dinyatakan dalam hal Ia mengasihi kebenaran dan membenci kejahatan. Tidak cukup jikalau hanya mengasihi kebenaran, tetapi kejahatan harus dibenci. Demikian pula tidak cukup kalau membenci kejahatan saja, kebenaran haruslah dikasihi. Ada orang yang mengasihi kebenaran tetapi tidak membenci kejahatan. Mereka suka memuji yang benar tetapi tidak suka menyalahkan (dan menegur) kejahatan. Sebaliknya ada orang yang membenci dosa, tetapi tidak mengasihi kebenaran. Dengan keras mereka itu menyalahkan dan menegur kejahatan, tetapi mereka tidak memuji kebenaran. Ingatlah bahwa kesucian Tuhan Yesus itu sempurna. Ia telah mengasihi kebenaran dan membenci kejahatan, 1Petrus 2:22; Yohanes 8:29; Matius 17:5. Bandingkanlah dengan Yohanes 12:49. Kesucian Tuhan Yesus dinyatakan dalam perbuatan-Nya dan perkataan-Nya; Ia tidak pernah berbuat dosa, dan Ia selalu berbuat hal yang berkenan kepada Allah, sedang semua perkataan-Nya dan pikiran-Nya menyenangkan hati Allah.

Kesucian yang sejati bukan hanya menuntut supaya kita tidak melakukan yang jahat, melainkan juga supaya kita selalu melakukan yang benar.

Ibrani 4:15: Kesucian Yesus Kristus dinyatakan dalam hal Ia senantiasa menang atas pencobaan. Ia digoda oleh dosa tetapi Ia selalu menang atas dosa.

Bacalah kotbah Tuhan Yesus di atas bukit (Matius 5:1-7:29), peristiwa Matius 5:48. Kesucian Kristus dinyatakan dalam hal Ia menuntut kesucian dalam diri rasul-rasul dan pengikut-pengikut-Nya, supaya mereka benar-benar bebas dari kejahatan.

Matius 23:13; 16:23; Yohanes 4:17,18; Matius 23:33: Kesucian Yesus Kristus dinyatakan dalam hal Ia dengan keras menegur orang yang berdosa.

1Petrus 2:24; 3:18; 2Korintus 5:21; Yohanes 10:17,18; Filipi 2:6-8; Galatia 3:13: Kesucian Yesus Kristus dinyatakan dalam hal Ia menjadi korban yang terbesar (Korban Pendamaian) untuk menyelamatkan manusia dari dosa yang Ia benci, serta memberikan kepada mereka kebenaran yang Ia kasihi. Bukti yang nyata dari kesucian Yesus Kristus yaitu Ia begitu membenci dosa dan mengasihi kebenaran, sehingga Ia lebih suka mati daripada berbuat dosa, mau meninggalkan kemuliaan ketuhanan-Nya serta mau mengambil rupa manusia, mati sebagai orang hukuman dan diceraikan dari Allah, supaya manusia menjadi orang yang tidak berdosa. Dengan rela hati Ia mau mengadakan korban apa saja asal dosa dihapuskan.

Matius 25:31,32,41; 2Tesalonika 1:7-9: Kesucian Yesus Kristus kelak dinyatakan dalam hukuman dahsyat yang akan dijatuhkan ke atas orang-orang yang tidak mau melepaskan dosa-dosanya.

Yesus Kristus mati supaya Ia dapat menceraikan manusia yang dikasihi-Nya dari dosa yang dibenci-Nya. Jikalau manusia tidak mau bercerai dari dosanya, tentu mereka dibiarkan dalam dosa itu sehingga kelak mereka mendapatkan hukuman. Hendaklah kita ingat bahwa Yesus Kristus, Juruselamat kita adalah suci. Kalau kita tidak dapat menyadari kesucian-Nya tentu kita tidak dapat mengerti kasih-Nya.

D. Kesaksian tentang kesucian Yesus Kristus

Kisah 3:14; 1Yohanes 3:5; 2Korintus 5:21; Kisah 4:27; 22:14; Lukas 23:41; Matius 27:19; Yohanes 19:4,6; Matius 27:3,4; Markus 1:23,24; Yohanes 8:46; 14:30; Ibrani 1:8,9; Matius 17:5. Perhatikanlah siapa yang menyaksikan tentang kesucian Kristus dalam ayat-ayat ini.

II. KASIH YESUS KRISTUS KEPADA ALLAH BAPA

A. Ketentuan kasih

Dalam Yohanes 14:31 dikatakan bahwa Yesus Kristus mengasihi Allah Bapa. Satu hal yang Tuhan Yesus ingin kita mengetahui yaitu Ia sangat mengasihi Allah Bapa-Nya. Kalau kita ingin mengetahui kasih yang sejati kepada Allah haruslah kita memandang kepada Yesus Kristus.

B. Bagaimana kasih kepada Bapa itu dinyatakan

Yohanes 14:21; 15:10: Kasih Kristus kepada Bapa dinyatakan dalam hal Ia selalu taat kepada apa yang diperintahkan Bapa kepada-Nya (1Yohanes 5:1-3).

Yohanes 6:38: Sebab Ia mentaati kehendak Allah Bapa, maka dengan sukacita Ia meninggalkan kemuliaan sorga datang ke dunia yang hina ini.

Filipi 2:8: Sebab Ia mentaati kehendak Allah Bapa, maka dengan sukacita Ia menanggung sengsara, dan mati di atas kayu salib.

Yohanes 10:15,17,18: Dengan kehendak-Nya sendiri Tuhan Yesus telah menyerahkan nyawa-Nya, dan itulah tujuan hidup-Nya, Lukas 9:51. Bukan hanya pada akhir kehidupan-Nya di bumi ini Tuhan Yesus menuju ke Yerusalem, tetapi sejak Ia mengenakan tubuh manusia, Ia telah menuju ke Golgota.

Orang-orang Yahudi yang berdiri di muka kubur Lazarus menangis serta berkata, "Lihatlah, betapa kasih-Nya kepadanya." Demikian pula apabila kita berdiri di sebelah salib Yesus Kristus, kita akan berkata, "Lihatlah, betapa kasih-Nya kepada Allah."

Yohanes 8:55: Kasih Yesus Kristus kepada Allah Bapa dinyatakan dalam hal Ia mengasihi dan menurut Firman Allah. Mengasihi Firman Allah berarti menuruti perintah Firman Allah itu, akan tetapi apa yang dikasihi dan yang dianggap indah tentu juga dituruti. Bagi Yesus Kristus Firman Allah sangat berharga sekali, dan Ia mengenal Firman itu sama seperti manusia mengenal dan mengasihi harta bendanya. Ia menurut Firman Allah berarti Ia mengasihi Bapa-Nya. Orang yang tidak mentaati Firman Allah, tidak mengasihi Allah.

Matius 26:39,42: Kasih Yesus Kristus kepada Bapa dinyatakan dalam hal Ia semata-mata tunduk kepada kehendak Bapa-Nya, walaupun kehendak Bapa itu menuntut hal-hal yang susah dan membawa dukacita kepada diri-Nya sendiri.

Mazmur 40:9: Kasih Yesus Kristus kepada Bapa dinyatakan dalam hal Ia dengan sukacita melakukan kehendak Bapa-Nya. Dalam ayat ini jelas bahwa kematian Yesus Kristus menjadi kehendak Bapa. Perhatikanlah Lukas 2:49 dan Yohanes 4:34.

Yohanes 8:29: Kasih Yesus Kristus kepada Bapa dinyatakan dalam hal Ia selalu berbuat hal-hal yang berkenan kepada Bapa. Hal ini berarti lebih daripada hanya menuruti perintah-perintah-Nya saja.

Seorang anak dapat melakukan segala sesuatu yang diperintahkan oleh bapanya kepadanya, tetapi anak yang setia tidak perlu menunggu hingga dia disuruh. Ia akan lebih dahulu berusaha mengetahui kehendak bapanya, lalu melakukannya sebelum disuruh. Tuhan Yesus selalu berusaha supaya dapat mengetahui apa yang menjadi kehendak Bapa-Nya, lalu Ia melakukan hal itu.

Yohanes 5:30: Kasih Yesus Kristus kepada Bapa-Nya dinyatakan dalam hal Ia mencari tahu kehendak Bapa-Nya. Tuhan Yesus telah berusaha untuk mengetahui dan melakukan kehendak Bapa-Nya. Seperti orang lain mencari emas, kesenangan, kehormatan, atau kehendaknya sendiri, demikianlah bahkan lebih dari itu, Ia mencari tahu dan melakukan kehendak Bapa-Nya.

Yohanes 17:4: Kasih Yesus Kristus kepada Bapa-Nya dinyatakan dalam hal Ia melakukan dan menyempurnakan pekerjaan yang diamanatkan oleh Bapa kepada-Nya.

Perhatikanlah: Bilamana pekerjaan itu telah digenapkan? Di atas kayu salib. Lihat Yohanes 19:30. Sebab utama yang membawa Yesus Kristus ke kayu salib ialah kasih-Nya kepada Allah, bukan kasih-Nya kepada manusia. Sering kita berkata tentang Allah Bapa yang mengasihi manusia melalui Yesus Kristus, dan memang itu benar, tetapi benar juga bahwa pengorbanan Yesus karena dosa manusia itu beralaskan pada ketaatan Yesus Kristus kepada kehendak Bapa-Nya yang sangat Ia kasihi.

Yohanes 7:18; 17:1,4: Kasih Yesus Kristus kepada Bapa-Nya dinyatakan dalam hal Ia hanya mempermuliakan Bapa-Nya. Keinginan Yesus Kristus yang terutama yaitu kemuliaan Bapa-Nya. Agar Bapa-Nya dipermuliakan Ia telah berusaha, berdoa, bekerja, menderita sampai mati. Tuhan Yesus telah mengajarkan bahwa hukum yang terutama yaitu, "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu." Matius 22:37,38. Kehidupan Tuhan Yesus telah menyatakan hukum ini dengan sempurna.


III. KASIH YESUS KRISTUS KEPADA MANUSIA

A. Siapa diantara manusia yang dikasihi oleh Tuhan

Efesus 5:25: Yesus Kristus mengasihi jemaat-Nya. Yesus Kristus mengasihi jemaat-Nya dengan suatu cara yang luar biasa. Walaupun seorang kaya dapat mengasihi semua manusia serta rela membagi-bagi hartanya, namun ia akan mengasihi isterinya dengan kasih yang khusus. Kristus juga mengasihi jemaat-Nya, yaitu mempelai perempuan-Nya, dengan kasih yang khusus. Patut kita membedakan antara kasih Kristus kepada segenap manusia dengan kasih-Nya yang istimewa kepada jemaat-Nya, yaitu tubuh-Nya dan mempelai perempuan-Nya.

Efesus 5:2, Galatia 2:20: Yesus Kristus mengasihi tiap-tiap orang yang percaya. Ia bukan hanya mengasihi jemaat-Nya secara keseluruhan, tetapi Ia juga mengasihi tiap-tiap orang yang percaya.

Yohanes 13:1: Yesus Kristus mengasihi milik-Nya sendiri yang ada di dalam dunia. Pada waktu Tuhan Yesus ada di dalam dunia ini, tidak semua orang menjadi milik-Nya, begitu juga sekarang, tidak semua orang di dalam dunia ini menjadi milik-Nya.

Pertanyaan : Siapakah yang menjadi milik Yesus Kristus?
Jawab : Yohanes 17:2,9,12. Yang menjadi milik Yesus Kristus ialah mereka yang telah diberikan oleh Allah Bapa kepada-Nya.

Bukti bahwa seseorang menjadi milik Kristus yaitu dalam hal orang itu datang kepada Kristus serta percaya akan Dia, lihat Yohanes 6:37. Orang-orang itu, yaitu milik Kristus yang telah diserahkan oleh Bapa kepada-Nya, dan mereka yang datang serta percaya kepada Kristus, menjadi satu kaum terpilih yang menyambut kasih Kristus, sehingga Yesus Kristus melayani mereka itu dengan cara yang istimewa, Yohanes 13:1. Tuhan juga akan memelihara mereka itu supaya mereka tidak binasa, lihat Yohanes 17:12 dan Yohanes 18:9. Yohanes 14:21 - Yesus Kristus mengasihi orang yang menerima dan memelihara hukum-hukum-Nya.

Perhatikanlah: Yesus Kristus sangat mengasihi murid-murid-Nya yang memeliharakan hukum-hukum-Nya, kepada mereka itu Tuhan Yesus menyatakan diri-Nya, Yohanes 15:10 - Orang-orang yang memeliharakan hukum-hukum-Nya ialah orang-orang yang tinggal di dalam kasih-Nya. Markus 3:35 - Siapakah yang melakukan kehendak Allah Bapa, memiliki persekutuan yang erat dengan Kristus seperti saudara. Dan orang itu ialah saudara atau ibu kepada Kristus. Boleh jadi seseorang mengasihi semua orang, akan tetapi ia akan mengasihi saudaranya atau ibunya secara istimewa.

Yohanes 15:9: Kasih Kristus kepada orang-orang yang memelihara hukum-hukum-Nya sama seperti kasih-Nya kepada Allah Bapa.

Matius 9:13; Lukas 19:10; Roma 5:6,8: Yesus Kristus mengasihi orang yang paling berdosa dan jahat, dan juga orang saleh; akan tetapi kasih-Nya kepada orang jahat tidak sama dengan kasih-Nya kepada orang saleh yang suci. Kasih Tuhan Yesus kepada orang berdosa dan kepada orang saleh berbeda; kepada orang berdosa Ia berkasihan, tetapi orang saleh berkenan kepada-Nya. Baik orang jahat maupun orang saleh semuanya dikasihi Yesus Kristus. Yang satu dikasihi Kristus sebab ia perlu ditolong dan diselamatkan, yang lain dikasihi Kristus sebab ia berkenan kepada-Nya. Tuhan Yesus mengasihi kedua kelompok itu.

Lukas 23:34: Yesus Kristus mengasihi musuh-Nya.

Yohanes 19:25-27: Yesus Kristus mengasihi saudara-Nya sekandung. Yesus Kristus mengasihi saudara-Nya dan kaum keluarga-Nya dengan kasih yang khusus. Keilahian-Nya menguduskan cinta kasih-Nya kepada kaum keluarga-Nya.

Markus 10:13-16: Yesus Kristus sangat mengasihi kanak-kanak serta menjagai mereka.

Perhatikanlah Matius 18:3,6,10: Semua orang, baik laki-laki baik perempuan yang tidak mengasihi kanak-kanak, berarti tidak mentaati Kristus.

Yohanes 11:5; Markus 10:21; Yohanes 19:26: Yesus Kristus telah mengasihi beberapa orang dengan cara yang istimewa. Walaupun Yesus Kristus mengasihi semua manusia, mengasihi jemaat-Nya, mengasihi tiap-tiap orang dalam jemaat, dan lebih-lebih Ia mengasihi orang yang memelihara hukum-hukum-Nya dan yang mentaati kehendak Bapa-Nya, akan tetapi semakin seseorang berserah kepada-Nya dan mengasihi Dia, orang itu semakin berkenan kepada Yesus Kristus, dan semakin dikasihi-Nya.

B. Bagaimana kasih Yesus Kristus kepada manusia dinyatakan

2Korintus 8:9: Kasih Yesus Kristus kepada manusia dinyatakan dalam hal Ia menjadi miskin supaya kita menjadi kaya oleh Dia. Betapa besar kekayaan yang ditinggalkan oleh Tuhan Yesus dan betapa besar kemiskinan yang telah Ia alami tertulis dalam Filipi 2:6-8. Betapa besar kekayaan yang kita peroleh dalam Yesus Kristus dinyatakan dalam Roma 8:16,17.

Efesus 5:2; Galatia 2:20; 1Yohanes 3:16; Yohanes 15:13: Kasih Tuhan Yesus kepada kita dinyatakan dalam hal Ia telah menyerahkan diri-Nya dan mati karena kita. Bukan hanya kematian Kristus yang merupakan korban karena kita, melainkan segenap kehidupan-Nya menjadi korban karena kita. Juga dalam hal Ia meninggalkan sorga dan menjelma menjadi Manusia, hal ini pun merupakan suatu korban yang ajaib (Filipi 2:6,7).

Lukas 7:48: Kasih Yesus Kristus kepada orang berdosa dinyatakan dalam hal Ia mengampuni mereka kalau mereka bertobat dan percaya akan Dia.

Wahyu 1:5: Kasih Yesus Kristus dinyatakan dalam hal Ia membasuh (menghapuskan) kita dari dosa-dosa kita dengan darah-Nya sendiri.

Lukas 15:4-7: Kasih Yesus Kristus kepada domba-domba-Nya yang terhilang dinyatakan dalam hal:

  1. Ia mencari sampai dapat.
  2. Ia bersukacita bilamana yang terhilang diketemukan kembali.
  3. Ia memanggil dan membawa pulang yang terhilang itu di atas bahu-Nyasendiri.

Yohanes 10:4; Yesaya 40:11: Kasih Tuhan Yesus kepada kawanan domba-Nya dinyatakan dalam hal Ia memelihara tiap-tiap domba-Nya.

Matius 8:17: Kasih Tuhan Yesus dinyatakan dalam hal Ia memikul kelemahan kita, dan menanggung penyakit kita.

Matius 14:14: Kasih Tuhan Yesus dinyatakan dalam hal Ia menaruh belas kasihan kepada orang banyak serta menyembuhkan orang-orang yang sakit.

Matius 15:32: Kasih Yesus Kristus dinyatakan dalam hal Ia mengasihi milik-Nya dan mencukupi segala keperluan mereka. Perhatikanlah Ibrani 13:8.

Wahyu 3:19: Kasih Yesus Kristus dinyatakan dalam hal Ia menegor serta mengajar mereka itu supaya bertobat.

Yohanes 11:33-36: Kasih Yesus Kristus dinyatakan dalam hal Ia turut menangis karena orang-orang yang dikasihi-Nya berdukacita.

Yohanes 14:1: Kasih Yesus Kristus kepada murid-murid-Nya dinyatakan dalam hal Ia menghibur mereka yang di dalam kesusahan dan dukacita. Inilah inti dari pasal ini. Perhatikanlah ayat Yohanes 14:1 dan ayat Yohanes 14:27.

Yohanes 14:27; Yohanes 15:11: Kasih Yesus Kristus kepada murid-murid-Nya dinyatakan dalam hal Ia memberikan damai dan sukacita-Nya kepada mereka.

Markus 3:5: Kasih Yesus Kristus kepada manusia dinyatakan dalam hal Ia berdukacita sebab mereka itu mengeraskan hati. Dari ayat-ayat lain dalam pasal ini nyata bahwa orang-orang itu sangat mengeraskan hati, sampai Tuhan marah kepada mereka. Walaupun begitu Yesus Kristus juga berdukacita oleh sebab mereka. Baik bila kita marah terhadap dosa, tetapi kemarahan kita haruslah kemarahan yang beralasan pada kasih.

Lukas 22:23; Yohanes 17:15; Lukas 23:34: Kasih Yesus Kristus kepada murid-murid-Nya dan kepada musuh-Nya dinyatakan dalam hal Ia mendoakan mereka. Ini adalah suatu pernyataan kasih yang indah sekali.

Lukas 24:38,39,40; Yohanes 20:24-29: Kasih Yesus Kristus kepada orang yang tidak percaya atau yang kurang percaya dinyatakan dalam hal Ia dengan sabar Ia mengajar orang yang keras kepala dan yang tidak mau percaya.

Markus 16:7: Kasih Yesus Kristus kepada seorang murid yang lemah dinyatakan dalam hal Ia sabar dan lemah lembut terhadap orang itu, yang telah jatuh ke dalam dosa dan menyangkali Dia.

Roma 8:37: Kasih Tuhan Yesus kepada orang yang percaya kepada Dia dinyatakan dalam hal Ia senantiasa memberi kemenangan kepadanya.


    Yohanes 19:26,27: Kasih Tuhan Yesus dinyatakan dalam hal Ia:
  1. Melupakan kesakitan dan kesengsaraan-Nya sendiri, hanya mengingatdan mengasihi orang lain yang berada dalam kesusahan.
  2. Memberikan tugas-Nya atau kewajiban-Nya kepada orang yangdikasihi-Nya. Kepada Rasul Yohanes yang dikasihi-Nya, YesusKristus telah menyerahkan kewajiban memelihara ibu-Nya.

Yohanes 13:1-5: Kasih Yesus Kristus kepada manusia dinyatakan dalam hal Ia melakukan pekerjaan yang biasa dilakukan oleh seorang hamba, pekerjaan yang dianggap hina oleh manusia, yaitu membasuh kaki murid-murid-Nya.

Perhatikanlah: Memang mudah melakukan pekerjaan yang hina untuk orang yang kita kasihi. Seorang ibu sering melakukan pekerjaan yang hina untuk anaknya yang dicintainya. Dan betapa ajaibnya kasih Tuhan Yesus, walaupun Ia menginsafi diri-Nya Anak Tunggal Allah, dan Bapa telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya, dan Ia telah datang dari Allah dan akan kembali kepada Allah, akan tetapi Ia menanggalkan jubah-Nya, mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya, kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu. Hal ini juga diperbuat-Nya kepada Yudas, ketika Iblis sudah menguasai hati Yudas. (Lihat ayat Yudas 1:2,10,11.)

Yohanes 15:15: Kasih Yesus Kristus kepada sahabat-sahabat-Nya dinyatakan dalam hal Ia menyatakan kepada mereka segala sesuatu yang Allah Bapa sudah nyatakan kepada-Nya. Bilamana kita baru saja mendapatkan suatu kebenaran atau pelajaran yang baik, tentu kita ingin segera pergi kepada orang yang kita kasihi untuk memberitahukan hal itu kepadanya. Begitu pula halnya dengan Tuhan Yesus, Ia memberitahukan kepada kita yang dikasihi-Nya semua hal yang sudah dinyatakan Bapa kepada-Nya.

Yohanes 10:3: Kasih Yesus Kristus kepada domba-domba-Nya dinyatakan dalam hal Ia memanggil masing-masing dengan namanya. Kelihatannya ini suatu perkara kecil, padahal sesungguhnya menyatakan kasih yang besar. Perhatikan bagaimana Tuhan memanggil Maria dengan namanya, Yohanes 20:16.

Yohanes 17:12; 18:8,9; Roma 8:35-39: Kasih Yesus Kristus kepada milik-Nya dinyatakan dalam hal Ia memelihara mereka supaya satu pun tidak terhilang.

Kisah 9:5; Matius 25:37-40,41-45: Kasih Yesus Kristus kepada murid-murid-Nya dinyatakan dalam hal Ia menyamakan dan mempersatukan diri-Nya dengan mereka itu, sehingga apapun yang diperbuat orang kepada yang terkecil dari mereka itu, sehingga apapun yang diperbuat orang kepada yang terkecil dari mereka itu, sama juga seperti berbuat kepada Dia.

Efesus 5:31-32: Kasih Yesus Kristus kepada jemaat-Nya dinyatakan dalam hal Ia meninggalkan Bapa-Nya di sorga lalu bersatu dengan jemaat-Nya, sehingga Ia dan jemaat-Nya dipersatukan. Ini adalah suatu rahasia yang besar.

Yohanes 14:21-23: Kasih Yesus Kristus kepada orang yang memegang dan melakukan perintah-Nya dinyatakan dalam hal Ia akan menyatakan diri-Nya kepada orang itu dan diam bersama-sama dengan dia.

Yohanes 14:2: Kasih Yesus Kristus kepada murid-murid-Nya dinyatakan dalam hal Ia telah pergi untuk menyediakan suatu tempat bagi mereka.

Yohanes 14:3: Kasih Yesus Kristus kepada saleh-saleh-Nya dinyatakan dalam hal Ia akan datang kembali kepada kita untuk membawa kita ke tempat-Nya, supaya kita tidak lagi terpisah dari Dia. Lihatlah 1Tesalonika 4:16,17.

Tuhan Yesus sendiri berkata, "Aku akan datang kembali." Ia tidak menyuruh seorang utusan. Tuhan Yesus akan menerima kita sebagai milik-Nya sehingga kita selalu bersama-sama dengan Dia. Ini berarti Tuhan Yesus sangat rindu kepada kita sehingga Ia akan membawa kita kepada diri-Nya sendiri. Kerinduan kita kepada Dia tidak sebanding dengan kerinduan-Nya kepada kita. Sorga menjadi tempat yang sunyi bagi Tuhan Yesus kalau kita tidak ada di sana. Begitu juga dunia ini sepatutnya menjadi suatu tempat yang sunyi bagi kita seandainya Tuhan Yesus tidak ada bersama kita. Perkataan ini mengandung kasih yang tidak terduga. Rupanya Tuhan bersukacita dalam hati-Nya atas hal ini, dan Ia sangat menantikan hal ini, dimana tidak ada perpisahan lagi antara Tuhan Yesus dengan kita.

Efesus 5:25-27: Dahulu kasih Yesus Kristus kepada jemaat-Nya dinyatakan dalam hal Ia telah menyerahkan diri-Nya bagi jemaat-Nya, sekarang kasih Yesus Kristus dinyatakan dalam hal Ia menguduskan dan menyucikan jemaat dengan pembasuhan air oleh firman Allah; dan kasih itu kelak akan dinyatakan dalam hal Ia akan menempatkan jemaat dihadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tak bercela.


IV. KASIH YESUS KRISTUS KEPADA JIWA-JIWA MANUSIA

Lukas 19:10: Anak Manusia telah datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang. Pada waktu Tuhan Yesus berada di bumi ini, hal itu menjadi keinginan-Nya yang terutama, dan bukan supaya Ia menerima kehormatan dan kekayaan atau suatu kerajaan. Di sorga Tuhan Yesus sudah memiliki kemuliaan yang lebih besar daripada yang ada di dalam dunia ini. Jiwa orang-orang yang terhilang lebih indah bagi-Nya daripada segala kemuliaan dunia ini. Jiwa satu orang lebih indah daripada segenap dunia ini.

Tiap-tiap jiwa sama indahnya bagi Dia, baik jiwa orang yang pandai, atau yang saleh, atau pun jiwa orang yang tinggal di hutan-hutan atau yang hina dina. Dalam Yohanes 4:6,7,10 kita dapat mengetahui bahwa Tuhan Yesus senantiasa berusaha mencari kesempatan untuk menyelamatkan jiwa yang terhilang. Dalam Yohanes 9:35 Tuhan Yesus berkata, "Percayakah engkau kepada Anak Manusia?" Dan lagi dalam Markus 2:4,5, "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni." Tuhan Yesus memakai tiap-tiap mujizat-Nya sebagai alat untuk menarik jiwa kepada diri-Nya. Demikian pula hendaklah setiap perbuatan kasih kita dipakai sebagai alat untuk menarik jiwa kepada Tuhan Yesus.

Lukas 15:4: Tuhan Yesus telah pergi untuk mencari yang sesat. Tuhan Yesus bukan hanya mengambil kesempatan dari orang-orang yang datang kepada-Nya saja, tetapi Ia juga mencari kesempatan untuk menarik jiwa-jiwa yang lain. Ia tidak hanya menerima orang yang datang kepada-Nya (seperti Nikodemus), Ia bahkan pergi mencari orang-orang yang sesat. Kalau kita mempunyai kasih yang sungguh-sungguh kepada jiwa yang terhilang, tentu kita akan pergi mencari dan membawa jiwa-jiwa yang terhilang itu kepada Tuhan.

Yohanes 4:32-34: Tuhan Yesus mendapatkan kepuasan hati-Nya dan kesukaan yang besar dalam hal Ia menyelamatkan orang yang sesat. Dalam melakukan pekerjaan-Nya Ia telah melupakan perasaan lapar, haus, dan lelah. Dalam melakukan pekerjaan-Nya Ia telah mendapat kesukaan dan kesegaran bagi tubuh-Nya.

Markus 3:20,21: Tuhan Yesus telah menyerahkan diri kepada pekerjaan-Nya sehingga Ia lupa akan keperluan diri-Nya sendiri sampai kaum keluarga-Nya mengatakan, "Ia tidak waras lagi."

Lukas 15:5-7: Tuhan Yesus sangat bersukacita atas jiwa-jiwa yang telah diselamatkan. Seperti seorang gembala bersukacita kalau sudah mendapat kembali dombanya yang tersesat, atau seperti seorang perempuan yang bersukacita ketika ia mendapatkan kembali dirhamnya yang hilang, atau seperti seorang pedagang yang bersukacita ketika mendapat sebuah mutiara yang mahal harganya, begitulah, bahkan lebih dari itu Tuhan Yesus bersukacita kalau ada satu jiwa diselamatkan.

Yohanes 5:40; Lukas 19:41,42; Matius 23:37: Tuhan Yesus sangat berdukacita oleh sebab jiwa-jiwa yang tidak mau diselamatkan atau yang tidak mau bertobat. Dukacita Tuhan oleh sebab orang yang sesat menolak keselamatan-Nya, melebihi dukacita seorang perempuan yang kematian anaknya.

Yohanes 10:11; Matius 20:28: Dengan senang hati Tuhan Yesus menyerahkan nyawa-Nya sendiri untuk menyelamatkan jiwa-jiwa manusia.


V. DOA TUHAN YESUS

A. Bukti Yesus Kristus berdoa

Ibrani 5:7: Pada masa Ia masih tinggal di bumi ini Ia menaikkan doa dan permintaan kepada Allah. Ia biasa dalam hal berdoa. Paling tidaknya perkataan doa atau berdoa disebut 25 kali yang ada hubungannya dengan Tuhan Yesus. Dan seringkali di bagian yang lain dinyatakan juga bahwa Ia berdoa. Keempat pengarang Injil menyebutkan hal ini. Salah satu sifat yang nyata dari Tuhan Yesus yaitu Ia suka berdoa.

B. Bilamana Yesus Kristus berdoa

Lukas 6:12: Yesus Kristus berdoa pada waktu malam, dan seringkali sepanjang malam. Apa sebabnya pada waktu malam? Supaya Ia dapat melakukannya seorang diri, yaitu tanpa diganggu oleh orang lain pada waktu Ia mengadakan persekutuan dengan Bapa-Nya.

Markus 1:35: Tuhan Yesus bangun pagi-pagi benar, pada waktu hari masih gelap, untuk berdoa. Rupanya Tuhan ingin mencari tempat yang sunyi untuk berdoa agar dipersiapkan dan dikuatkan dalam melakukan pekerjaan-Nya pada hari itu.

Lukas 3:21,22; Markus 1:35,38; Lukas 6:12,13; 9:18,21,22: Tuhan Yesus berdoa sebelum Ia dibaptiskan dengan Roh Kudus, sebelum Ia mengabarkan Injil kepada orang banyak, sebelum Ia pergi ke suatu tempat untuk mengabarkan Injil, sebelum Ia memilih 12 orang rasul, sebelum Ia memberitahukan kepada rasul-rasul tentang kematian-Nya, sebelum melakukan setiap hal atau pekerjaan yang penting. Tuhan Yesus mempersiapkan diri-Nya untuk melakukan hal-hal yang penting dalam kehidupan-Nya dengan berdoa.

Matius 14:23; Yohanes 6:15: Tuhan Yesus berdoa sesudah Ia melakukan suatu pekerjaan besar (mujizat) dan sesudah terjadi hal-hal yang besar di dalam kehidupan-Nya. Mengapa demikian?

  1. Supaya diri-Nya dikuatkan lagi. Mujizat-mujizat danperbuatan-perbuatan-Nya yang besar memerlukan banyak kekuatantubuh dan roh Tuhan Yesus. Lihat Markus 5:30.

  2. Supaya Ia tidak jatuh dalam kesombongan, atau merasa puas ataspekerjaan yang sudah dilakukan-Nya. Yesus Kristus berperangaiseperti manusia biasa dan dicobai sama seperti kita, Ia melawandan mengalahkan pencobaan itu dengan senjata-senjata yang kitajuga harus pakai, yaitu Firman Tuhan dan berdoa. Seringkalikita berdoa sebelum terjadi hal-hal yang besar dalam kehidupankita, akan tetapi sangat perlu juga kita berdoa sesudah hal-halyang besar itu terjadi. Jikalau kita berdoa sesudah kitamelakukan perbuatan-perbuatan yang besar, tentu kita akan majudalam perbuatan yang lebih besar lagi. Seringkali kita memegahkandiri sebab perbuatan kita berhasil. Tuhan tidak mengizinkan kitaberbuat itu lagi. Jagalah diri sesudah melakukan perbuatan yangbesar dan baik, jangan sampai kita bermegah. Kesombongan karenakeberhasilan diri sendiri seringkali menjadi kuburan bagi banyakpekerjaan dalam ladang Tuhan. Janganlah kesombongan kita merusakpekerjaan kita yang baik!

Matius 14:19; Lukas 24:30: Tuhan Yesus berdoa sebelum Ia makan. Tuhan Yesus berdoa untuk hal-hal yang kecil dalam kehidupan-Nya. Sekali peristiwa murid-murid-Nya mengenali Dia sebab Ia berdoa sebelum mereka makan (Lukas 24:30,31). Sering kita lupa berdoa untuk hal-hal yang kecil. Rupanya tiap-tiap langkah kehidupan Tuhan Yesus disertai dengan doa.

Lukas 5:15,16: Pada waktu Tuhan Yesus sangat sibuk dalam pekerjaan-Nya dan pekerjaan itu sangat diberkati, maka Ia pun mengasingkan diri-Nya pergi ke tempat yang sunyi untuk berdoa. Ada banyak pekerjaan Tuhan yang terlalu sibuk dalam pekerjaan sehingga mereka merasa tidak ada lagi waktu untuk berdoa. Tetapi Tuhan Yesus tidak demikian: semakin sibuk, semakin banyak Ia berdoa. Ada kalanya Tuhan Yesus tidak sempat makan atau tidak mempunyai waktu untuk tidur, tetapi dalam keadaan demikianpun Ia selalu menyediakan waktu untuk berdoa. Banyak hamba Tuhan yang terkemuka juga sudah mengalami hal ini; sebaliknya banyak juga hamba Tuhan yang telah kehilangan kuasa sebab mereka mengabaikan doa, mereka membiarkan pekerjaan yang bertambah-tambah menyita waktu yang seharusnya dipakai untuk berdoa.

Markus 6:31,34,35,46: Yesus Kristus berdoa meskipun Ia merasa penat. Setelah seharian yang sibuk sekali sampai tidak ada kesempatan untuk makan, pada malamnya Tuhan Yesus berdoa semalaman (Markus 6:46). Ia sengaja membawa murid-murid-Nya ke tempat yang sunyi untuk beristirahat. Akan tetapi istirahat yang sangat mereka perlukan pada waktu itu telah disita oleh banyak orang yang datang mengerumuni mereka. Sepanjang hari itu Ia mengajar orang, menyembuhkan orang dan memberi makan kepada banyak orang, akan tetapi hari yang sibuk dan melelahkan bagi Tuhan Yesus itu diikuti oleh semalam-malaman berdoa.

Saudara-saudara, ada cara yang lebih baik untuk mengembalikan kekuatan kita selain dari tidur. Seringkali kita terlalu lelah sehingga kita tidak dapat tidur; dalam keadaan demikian, lebih baik kita bangun serta berdoa dengan sungguh-sungguh, dengan demikian kita mendapat istirahat yang sesungguhnya, dan setelah itu kita dapat kembali ke tempat tidur untuk tidur lelap.

Matius 26:36; Lukas 22:39-41: Tuhan Yesus berdoa sebelum datang pencobaan-pencobaan yang besar. Tuhan Yesus mempersiapkan diri dan menguatkan diri-Nya dengan berdoa untuk melawan pencobaan-pencobaan yang Ia ketahui akan datang. Oleh sebab itulah Ia selalu menang atas pencobaan. Rasul-rasul Tuhan, walaupun mereka telah diperingatkan oleh Tuhan, terus saja tidur, sehingga mereka jatuh dalam dosa, tetapi Tuhan Yesus tetap berdoa sehingga Ia dapat berdiri dengan teguh. Kita dapat melihat Tuhan Yesus berdiri dihadapan Pilatus dengan hati yang teduh dan tidak takut, sebab Ia telah lebih dahulu berdoa dalam Taman Getsemani pada malam itu.

Lukas 23:34,46: Tuhan Yesus berdoa pada akhir kehidupan-Nya di dunia ini. Perkataan yang terakhir ke luar dari mulut Tuhan Yesus yaitu doa. Kehidupan Tuhan Yesus dikuasai oleh doa dan dengan berdoa putus nyawa-Nya.

C. Di mana Tuhan Yesus berdoa

Matius 14:23; Markus 6:46; Lukas 6:12; Yohanes 6:15: Tuhan Yesus sering pergi ke gunung untuk berdoa. Perhatikanlah Lukas 22:39. Tuhan Yesus pergi ke gunung, tempat yang sunyi, karena Ia akan berdoa.

Markus 1:35: Tuhan Yesus berdoa di tempat yang sunyi. Walaupun kita ada di tempat yang ramai kita dapat menyendiri di tempat yang sunyi, mengasingkan diri dari orang banyak. Akan tetapi sebaiknya kita juga mengikuti teladan Tuhan Yesus, sering-sering pergi ke tempat yang sunyi, untuk menyendiri dengan Allah. Kalau orang Kristen tidak pernah pergi ke gunung atau ke tempat yang sepi untuk berdoa, tentu ia kerugian berkat besar, yang patut dialami oleh tiap-tiap anak Allah.

D. Dengan siapa Tuhan Yesus Berdoa

Matius 14:23: Tuhan Yesus berdoa seorang diri. Lukas 9:28: Tuhan Yesus berdoa dengan beberapa orang pilihan. Lukas 9:18: Tuhan Yesus berdoa bersama-sama dengan semua rasul-Nya. Mereka sekalian adalah bagaikan satu keluarga dan doa mereka itu merupakan doa rumah tangga. Matius 14:19: Tuhan Yesus berdoa waktu Ia berada di antara orang banyak. Orang-orang yang tidak mau berdoa di hadapan orang banyak dengan alasan apa yang dikatakan dalam Matius 6:6, maka orang itu tidak mengalaskan perbuatannya atas teladan Tuhan Yesus. Tuhan Yesus juga berdoa di hadapan orang banyak.

E. Untuk siapakah Tuhan Yesus berdoa

Yohanes 12:28: Tuhan Yesus berdoa supaya Allah Bapa dipermuliakan. Dalam setiap doa Kristus kita menjumpai hal ini. Dalam doa yang diajarkan Tuhan kepada murid-murid-Nya, permintaan pertama adalah supaya nama Allah dipermuliakan. (Lihat Matius 6:9).

Yohanes 17:1; Ibrani 5:7: Tuhan Yesus berdoa untuk diri-Nya sendiri. Dalam hal ini tidak dapat dikatakan bahwa Tuhan Yesus mempunyai sifat mementingkan diri sendiri. Ia berdoa kepada Bapa bukan supaya Bapa dipermuliakan Dia, tetapi hanya supaya Ia nanti mempermuliakan Bapa. Ia berdoa agar jangan Ia mati sebelum tiba waktunya untuk menjelaskan pekerjaan yang telah diamanatkan oleh Bapa kepada-Nya. Doa yang benar ialah doa yang tidak mementingkan diri sendiri.

Yohanes 14:16,17; 17:9,20: Tuhan Yesus berdoa bagi segala milik-Nya. Milik Kristus yang telah diberikan oleh Allah Bapa kepada-Nya, didoakan oleh Tuhan Yesus secara khusus dan lebih daripada Ia mendoakan orang-orang lain. Sekarang pun Ia di sebelah kanan Allah Bapa mendoakan semua milik-Nya. Lihat juga Ibrani 7:25; Roma 8:34; 1Yohanes 2:1.

Lukas 22:31,32: Tuhan Yesus berdoa untuk Petrus, yaitu salah seorang dari antara murid-murid-Nya. Tuhan Yesus tidak hanya berdoa bagi orang-orang yang percaya secara keseluruhan, melainkan Ia juga berdoa untuk tiap-tiap pribadi, yaitu tiap-tiap orang yang percaya. Ia juga berdoa untuk anda dan juga saya.


Lukas 23:34: Tuhan Yesus berdoa bagi musuh-musuh-Nya.

F. Bagaimana Tuhan Yesus berdoa

Yohanes 17:1: Pertama-tama Tuhan Yesus berdoa dengan mengingat kemuliaan Allah, yaitu supaya Allah dipermuliakan. Lihat Yakobus 4:3 dan Matius 6:9.

Matius 26:42: Dalam doa-Nya Tuhan Yesus selalu tunduk kepada kehendak Bapa-Nya. Ini bukan berarti bahwa doa Tuhan Yesus belum tentu didengar oleh Allah, sebab kehendak Allah selalu diketahui oleh Tuhan Yesus. Bandingkanlah dengan Yohanes 11:41,42.

Lukas 22:41: Tuhan Yesus bertelut waktu Ia berdoa.

Matius 26:39: Tuhan Yesus sujud waktu Ia berdoa. Jikalau Anak Allah yang tidak berdosa bertelut dan sujud waktu Ia berdoa, apalagi kita yang berdosa?

Matius 14:19; Yohanes 17:1: Tuhan Yesus berdoa dengan mata terbuka dan memandang ke atas. Bagi kita sebaiknya kita menutup mata waktu berdoa, supaya kita dapat melupakan dan meninggalkan sejenak dunia ini dari pikiran kita, tetapi ada juga suatu waktu di mana kita lebih baik membuka mata kita serta menengadah dan memandang wajah Allah seperti yang telah diperbuat Tuhan Yesus.

Lukas 22:44: Tuhan Yesus berdoa dengan sungguh-sungguh. "Sungguh-sungguh" dalam kalimat ini artinya dengan kerinduan yang sangat. Perhatikanlah! Dalam terjemahan LAI, dikatakan dalam ayat ini, "Ia sangat ketakutan." "Sangat ketakutan" lebih baik diterjemahkan seperti yang diterjemahkan oleh Dr. Shellabear, "Dalam sengsara-Nya" atau "dalam perlawanan-Nya". Ketakutan disebabkan oleh dosa. Tuhan Yesus tidak berdosa dan tidak ketakutan. "Kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan". Kita tahu bahwa Tuhan Yesus mempunyai kasih yang sempurna, tidak ada ketakutan di dalam Dia.

Ibrani 5:7: Tuhan Yesus berdoa dengan keluhan dan ratap tangis. Ada orang yang menganggap dirinya telah maju sekali dalam hal berdoa sehingga ia tidak perlu berteriak, sebab mereka menganggap bahwa mereka dikabulkan oleh iman, berdoa cukup dengan diam-diam saja. Mereka itu berarti telah lebih maju dari pada Tuhannya, atau justru mereka tidak tahu apa-apa mengenai doa yang sungguh-sungguh dalam Roh Kudus. Roh Kudus sendiri ada kalanya berdoa dalam kita dengan keluh kesah yang tidak dapat kita ucapkan (Roma 8:26). Janganlah iman kita diganti dengan kemalasan di dalam doa kita. Biarpun kita beriman, kita tetap sering mengalami pergumulan di dalam doa. Di lain pihak kalau seseorang berteriak dan menangis dan berkeluh-kesah, karena tabiat duniawinya, itu tidak benar.

Lukas 6:12: Tuhan Yesus berdoa lama, yaitu sepanjang malam. Lamanya seseorang berdoa juga penting. Dengan mesin-mesin segala pekerjaan manusia dapat dikerjakan dengan cepat, sehingga sekarang dengan mesin-mesin manusia dalam waktu berjam-jam. Akan tetapi tidak ada cara lain supaya pekerjaan berdoa dicepatkan.

Matius 26:44: Tuhan Yesus berdoa berulang-ulang. Ia berdoa tiga kali untuk satu perbuatan saja. Oleh karena perbuatan Yesus Kristus itu, tidak patut seseorang beranggapan kurang beriman kalau tidak memperoleh apa yang diminta dalam sekali berdoa. Jangan berpihak pada orang yang berkata, "Saya tidak berdoa lebih dari satu kali untuk satu permintaan."

Yohanes 11:41,42: Tuhan Yesus berdoa,

  1. dengan mengucap syukur. Dalam ayat ini Tuhan berterima kasihsebelum terjadi barang yang diminta-Nya (Lihat Filipi 4:6).
  2. dengan iman. Tuhan percaya bahwa Bapa telah memberi apa yang Iaminta. Bandingkan dengan 1Yohanes 5:14,15, dan jugaMarkus 11:24.

G. Kuasa doa Tuhan Yesus

Yohanes 11:41,42: Allah Bapa selalu mendengar doa Kristus, oleh sebab itu Ia selalu mendapat apa yang dipinta-Nya. Perhatikanlah! Yesus Kristus mengadakan banyak mujizat melalui doa, yang tidak dapat Ia lakukan dengan cara yang lain. Dengan doa Tuhan Yesus menyelamatkan Petrus pada waktu pelajaran dan peringatan-Nya tidak didengar oleh Petrus. Dengan berdoa juga, Ia mengalahkan pencobaan, membuat mujizat, melepaskan diri dari kematian, mempermuliakan Allah, menjelaskan pekerjaan yang diserahkan kepada-Nya oleh Bapa.


VI. YESUS KRISTUS LEMAH LEMBUT

A. Bukti Yesus Kristus lemah lembut

Matius 11:29; 2Korintus 10:1; Matius 21:5: Yesus Kristus itu lemah lembut. Pertanyaan: Apakah artinya lemah lembut? Lemah lembut ialah sifat yang berlawanan dengan kekerasan, dan yang menunjukkan sikap yang manis dan penuh kasih kepada orang lain. Di dalam Alkitab, sikap yang manis dan penuh kasih yang dimaksudkan adalah sikap kepada orang lain, teristimewa dalam hal memimpin orang ke jalan yang benar, yaitu orang yang telah melakukan suatu pelanggaran.

B. Bagaimana kelemahlembutan Yesus Kristus dinyatakan

Matius 12:20: Kelemahlembutan Kristus dinyatakan dalam hal Ia tidak mematahkan buluh yang patah terkulai dan tidak memadamkan sumbu yang pudar nyalanya. Tuhan Yesus bersikap lemah lembut terhadap orang yang bersusah hati, patah hati, dan api yang pudar nyalanya tidak Ia padamkan.

Lukas 7:28,48,50: Kelemahlembutan Tuhan Yesus dinyatakan dalam sikap-Nya yang lemah lembut ketika Ia memberitahukan kepada orang yang sangat berdosa (tetapi sudah bertobat dan dosa-dosanya diampuni) agar pergi dengan sejahtera.

Markus 5:33,34: Kelemahlembutan Tuhan Yesus dinyatakan dalam hal Ia dengan lemah lembut berkata kepada perempuan yang sakit, yang dengan diam-diam menjamah jubah-Nya, "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu."

Yohanes 20:29: Kelemahlembutan Yesus Kristus dinyatakan dalam hal Ia menegur dengan lemah lembut Tomas yang keras kepala dan kurang percaya.

Yohanes 21:15-17: Kelemahlembutan Tuhan Yesus dinyatakan dalam hal Ia menegur Petrus dengan lemah lembut sebab Petrus percaya pada kekuatan dirinya sendiri, Petrus kurang setia dan telah nyata-nyata menyangkal Tuhannya.

Yohanes 13:21,27: Kelemahlembutan Tuhan Yesus dinyatakan dalam hal Ia dengan penuh kasih dan lemah lembut menegur Yudas Iskariot yang menjual Dia.

Lukas 23:34: Kelemahlembutan Tuhan Yesus dinyatakan dalam hal mendoakan orang yang membunuh Dia.

Bagaimana semua ini menolong kita? Hadapilah Dia dalam doa karena Ia lemah lembut dan penuh kasih.


VII. YESUS KRISTUS RENDAH HATI

A. Bukti Yesus Kristus rendah hati
Matius 11:29, Yesus Kristus rendah hati.

B. Bagaimana kerendahan hati Tuhan Yesus dinyatakan

Yohanes 8:50: Kerendahan hati Tuhan Yesus dinyatakan dalam hal Ia tidak mencari hormat bagi diri-Nya sendiri.

Yesaya 42:2; Matius 12:19: Kerendahan hati Tuhan Yesus dinyatakan dalam hal Ia menyangkal pujian manusia dan tidak mencari ketenaran. Pada masa ini banyak pengikut Tuhan, pendeta, guru Injil, dan lain-lain yang hanya mencari nama. Tuhan Yesus berpesan kepada orang yang ditolong-Nya agar tidak mewartakan hal itu kepada orang lain.

Matius 9:10; Lukas 15:1,2: Kerendahan hati Tuhan Yesus dinyatakan dalam hal Ia bergaul dengan orang berdosa, bahkan orang-orang yang hina dan yang diasingkan.

Yesaya 50:5,6; Ibrani 12:3: Kerendahan hati Tuhan Yesus dinyatakan dalam hal Ia tidak memberontak atau menolak siksaan yang hebat dan yang tidak adil terhadap diri-Nya sendiri.

Yesaya 53:7: Kerendahan hati Tuhan Yesus dinyatakan dalam hal Ia tidak membuka mulut-Nya pada waktu Ia disiksa.

1Petrus 2:23; Matius 26:60-63; Lukas 23:8-10: Kerendahan hati Tuhan Yesus dinyatakan dalam hal Ia diam dan tidak menjawab pada waktu Ia dituduh. Perhatikanlah, Tuhan Yesus tidak membela atau membenarkan nama-Nya yang suci dan mulia: Pekerjaan itu diserahkan-Nya kepada Allah. Tuhan Yesus telah menyerahkan diri-Nya kepada Allah yang menghukum dengan adil, oleh sebab itu Allah memberi Dia suatu nama diatas segala nama (Filipi 2:9).

Matius 20:28: Kerendahan hati Tuhan Yesus dinyatakan dalam hal Ia datang ke dunia ini untuk melayani manusia, bukan supaya Ia dilayani.

Yohanes 13:4,5: Kerendahan hati Tuhan Yesus dinyatakan dalam hal Ia melakukan pekerjaan yang rendah dan hina.

Filipi 2:6,7: Kerendahan hati Tuhan Yesus dinyatakan dalam hal Ia memilih tempat yang paling rendah, yaitu menjadi hamba. Ia tidak memilih tempat yang tertinggi, yang layak bagi Allah. Kiranya Tuhan menolong kita memilih tempat yang paling rendah juga.

Filipi 2:8: Kerendahan hati Tuhan Yesus dinyatakan dalam hal Ia merendahkan diri-Nya sampai kepada kematian, yaitu kematian diatas salib. Sehubungan dengan ini Paulus meminta kepada kita: "Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus."


10. PEKERJAAN YESUS KRISTUS

Menurut Alkitab, pekerjaan Yesus Kristus dapat dibagi atas tiga bagian, yaitu pekerjaan sebagai nabi, pekerjaan sebagai imam, dan pekerjaan sebagai Raja. Seseorang berkata, "Yesus Kristus harus menjadi nabi untuk menyadarkan kita akan dosa-dosa kita; menjadi Imam untuk melepaskan kita dari hukuman dosa; menjadi Raja untuk melepaskan kita dari kuasa dosa."

Dalam Perjanjian Lama, Samuel ialah seorang nabi dan imam; Daud adalah seorang nabi dan raja; Melkisedek ialah imam dan raja. Hanya dalam Yesus Kristus ketiga jabatan itu dipersatukan dan digenapkan.

I. YESUS KRISTUS SEBAGAI NABI

A. Nubuat tentang Yesus Kristus sebagai Nabi

Dalam Ulangan 18:18 dinubuatkan bahwa Kristus akan menjadi seorang nabi. Berhubung dengan ini coba lihat Matius 13:57; 16:14; 21:11; Yohanes 1:21; 4:19; 6:14; 7:40; 9:17 dan terutama Kisah 3:22; 7:37.

Yesus Kristus sebagai nabi menyatakan dengan sempurna segenap kebenaran Allah. Ia telah menyatakan kehendak Allah tentang rencana penyelamatan manusia. Ia berkata-kata sebagai seorang yang memiliki kuasa (Matius 7:28,29), dan orang-orang mengakui bahwa Ia guru yang datang dari Allah (Yohanes 3:2).

B. Bidang pekerjaan Tuhan Yesus sebagai Nabi

Pekerjaan Tuhan Yesus sebagai Nabi (di dunia) dimulai di Sungai Yordan pada waktu Ia dibaptiskan dengan Roh Kudus, dan diakhiri di Kalvari ketika Ia mengorbankan diri-Nya karena dosa. Lihat Matius 4:23-25; Lukas 4:14-27; Kisah 2:22,23; Ibrani 9:26-28.

C. Pekerjaan sebagai Nabi ada dua macam

Pekerjaan seorang nabi ada dua macam. Pekerjaan seorang nabi yang terutama yaitu menyatakan kebenaran dan kehendak Allah. Kedua, bernubuat, yaitu memberitahukan apa-apa yang akan terjadi. Pekerjaannya ialah menjadi penyelidik dan peninjau. Seorang nabi juga mempunyai pengertian atas hal-hal yang sudah jadi, seperti Musa telah menulis dari hal penciptaan alam ini (pasal Kejadian 1:1-2:25). Sebutan yang mula-mula diberikan kepada seorang nabi yaitu peninjau, yaitu yang dapat melihat dari jauh. Juga nabi adalah orang yang dapat melihat hal-hal yang tidak kelihatan kepada orang-orang lain.

Jadi seorang nabi ialah orang yang berkata kepada orang banyak sebagai pengantara Allah. Pekerjaan seorang nabi diterangkan dalam Keluaran 4:10-17.

D. Cara bekerja seorang nabi

Dalam Perjanjian Lama seorang nabi menggenapkan pekerjaannya dengan tiga cara, yaitu dengan mengajar (pasal Matius 5:1-7:29), dengan bernubuat (Matius 24:1-51), dan dengan mujizat atau menyembuhkan orang, (Matius 8:1-9:38). Tuhan kita telah melakukan ketiga hal itu. Tuhan Yesus telah menggenapkan pekerjaan-Nya sebagai Nabi dengan cara yang berikut:

  1. Melalui perkataan-Nya yang penuh hikmat: Matius 5:2; 7:28,29;Yohanes 6:63; Wahyu 1:10,11.

  2. Melalui perbuatan-Nya yang ajaib, Yohanes 5:36; 10:25; 15:24;Kisah 2:22.

  3. Melalui teladan yang sempurna, Yohanes 13:15; 1Petrus 2:21-23.

  4. Dengan tidak membuka mulut-Nya ketika Ia dituduh. Matius 27:13,14;1Petrus 2:23.

  5. Mencurahkan Roh Kudus ke atas orang-orang percaya.Yohanes 14:26; 15:26; 1Petrus 1:10,11; 1Yohanes 2:20-27.

E. Keterangan yang lebih jelas mengenai pekerjaan Tuhan Yesus sebagai nabi

Sebagai nabi Tuhan Yesus telah menyatakan serta menerangkan kehendak Allah kepada kita. Dan Ia adalah pengantara antara Allah dan manusia untuk menyatakan dan menerangkan kehendak Allah. Pada masa ini seorang nabi tidak lain adalah orang yang mengajarkan dan menerangkan tentang Alkitab, dan mungkin juga disertai dengan mujizat dan nubuat. Tuhan Yesus telah mengajar orang-orang dengan perkataan-Nya, oleh Roh-Nya, dan dengan teladan-Nya. Seorang nabi ialah seorang yang oleh pertolongan Allah, mempunyai keinsafan akan kebenaran serta menyatakan kebenaran itu. Dengan perkataan lain, pekerjaan nabi yaitu memberitakan dan mengajarkan kebenaran yang sudah diterimanya dari Allah, dengan perantara iman dan pengalaman.

Sebenarnya, ada juga pekerjaan Kristus sebagai nabi dalam masa Perjanjian Lama, yaitu mempersiapkan manusia untuk kedatangan-Nya ke dalam dunia ini. Sewaktu Kristus ada di atas bumi ini, maka Ia adalah nabi yang sempurna. Meskipun Ia telah diurapi oleh Roh Kudus untuk melaksanakan pekerjaan-Nya tetapi segala pengetahuan dan kuasa memang ada di dalam diri-Nya. Pekerjaan Kristus sebagai nabi sekarang diteruskan oleh para pengabar Injil, dan oleh pekerjaan Roh Kudus yang menerangi hati manusia. Lihat Yohanes 16:12-14; Kisah 1:1.

II. YESUS KRISTUS SEBAGAI IMAM

A. Nubuat mengenai Yesus Kristus sebagai Imam

Dalam Mazmur 110:4 terdapat nubuat bahwa Yesus Kristus akan menjadi seorang imam. Lihatlah Ibrani 5:6; 6:20; 7:21. Kristus adalah seorang imam, tetapi Ia bukan keturunan Harun. Ia adalah imam "menurut peraturan Melkisedek", itu berarti bahwa pekerjaan imamat-Nya dikerjakan di dalam sorga, bukan di atas bumi saja, dan pekerjaan itu tidak berubah, melainkan kekal.

B. Bidang pekerjaan Kristus sebagai Imam

Pekerjaan Tuhan Yesus sebagai Imam telah dimulai pada waktu Ia menyerahkan diri-Nya di kayu salib sebagai korban karena dosa dan akan selesai pada waktu Ia kembali ke dunia untuk menduduki takhta-Nya (pasal Ibrani 8:1-9:28).

C. Cara kerja Kristus sebagai Imam

Imam ialah seorang pengantara, yaitu seorang yang berdoa kepada Allah yang adil bagi manusia yang berdosa, Imamat 4:16-18. Tidak berapa lama sesudah peristiwa air bah yang besar itu, beberapa orang dipilih dan di khususkan untuk jabatan imam. Kepada mereka diwajibkan mengadakan korban dosa serta berdoa kepada Allah untuk orang-orang berdosa yang tidak ada hak menghampiri Allah. Oleh sebab itu seorang imam harus mempersembahkan korban darah karena dosa. Tetapi hak itu hanya diberikan kepada imam. Mereka menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yang oleh korbannya dan doanya dosa diampuni. Itu adalah jabatan imam dalam Perjanjian Lama, dan di antara bangsa Israel jabatan itu diserahkan kepada keturunan Harun.

D. Ada tiga macam tugas imam

Dalam Perjanjian Lama tugas imam ada tiga macam, yaitu:
1. Mempersembahkan korban karena dosa dihadapan orang banyak,
2. memasuki tempat kudus serta mendoakan orang banyak,
3. dan keluar dari tempat itu serta memberkati orang banyak.

Tuhan Yesus sebagai Imam Besar telah melakukan ketiga tugas itu. Yang pertama, korban karena dosa telah dipersembahkan-Nya pada waktu Ia datang ke dunia ini serta menyerahkan diri-Nya di atas kayu salib sebagai korban karena dosa. Yang kedua, mendoakan orang-orang. Sampai sekarang Ia masih berbuat hal itu di dalam sorga di antara waktu kedatangan-Nya yang pertama dan yang kedua. Yang ketiga, memberi berkat (nikmat); Ia akan menggenapkan hal itu pada waktu Ia kembali ke dunia ini. Lihat Ibrani 9:27,28; 1Petrus 1:18-20; 2:24; Roma 8:34; Ibrani 7:25; 2Tesalonika 1:10; 1Petrus 1:4,5; Wahyu 11:15; 20:4.

Imam-imam dalam Perjanjian Lama boleh masuk ke dalam "Tempat Kudus" pada kemah dan kaabah, tetapi hanyalah Imam Besar yang boleh masuk ke dalam tempat "mahakudus" setahun sekali pada "hari pendamaian", Ibrani 9:6,7. Para ahli berpendapat bahwa kata-kata berkat yang diucapkan sesudah Imam Besar keluar dari tempat "mahakudus" terdapat dalam Bilangan 6:22-27.

Sekarang Yesus Kristus melakukan pekerjaan sebagai Imam di sebelah kanan Allah Bapa dalam sorga. Di situ Tuhan Yesus mendoakan kita dihadapan Bapa-Nya. Ini adalah pekerjaan yang penting sekali dan kita akan menyelidikinya dalam pelajaran tentang Kenaikan dan Kemuliaan Kristus.

III. YESUS KRISTUS SEBAGAI KORBAN PENDAMAIAN

A. Kepastian pendamaian itu dikerjakan oleh Yesus Kristus

Ini merupakan kelanjutan pekerjaan Kristus sebagai Imam. Kepastian pendamaian yang dikerjakan oleh Yesus Kristus itu dalam Alkitab dinyatakan sebagai berikut:

  1. dengan teladan (lukisan),

  2. dengan nubuat,
  3. dengan perkataan yang menyatakan pendamaian itu,
  4. dan dengan perkataan yang pasti.

1. Teladan

Dalam Perjanjian Lama terdapat banyak teladan atau lukisan tentang korban pendamaian Yesus Kristus. Berikut ini adalah beberapa contoh:

  1. Tuhan membuat sarung daripada kulit binatang untuk Adam dan Hawa, Kejadian 3:21.

  2. Habel mempersembahkan domba yang diterima baik oleh Tuhan Kejadian 4:4.

  3. Abraham mempersembahkan Ishak, Kejadian 22:1-19.

  4. Tuhan memerintahkan orang Israel mempersembahkan domba Paskah, Keluaran 12:1-51.

  5. Segala persembahan orang Lewi, Imamat 1:1-7:89.

  6. Ular tembaga yang dinaikkan, pasal dua puluh (Bilangan 21:10-20). Lihat Yohanes 3:14.

  7. Domba yang tersembelih, Yesaya 53:7. Lihat Yohanes 1:29; Wahyu 13:8.

Semua itu melukiskan kematian Kristus dan korban pendamaian yang telah Ia adakan untuk kita.

2. Nubuat

Dalam Perjanjian Lama terdapat banyak nubuat tentang Yesus Kristus, pekerjaan-Nya dan perangai-Nya. Sebenarnya, ada 333 lukisan dan nubuat mengenai kematian Kristus sebagai korban pendamaian. Kami menyebutkan beberapa seperti berikut:

  1. Yesus Kristus ialah benih perempuan, Kejadian 3:15. (Bukan benih laki-laki, sebab bukan seorang laki-laki yang menjadi bapa-Nya).

  2. Yesus Kristus ialah korban karena dosa, sebagaimana yang dikatakan dalam Mazmur 22:1-31.

  3. Yesus Kristus ialah juruselamat yang mati ganti kita, seperti dikatakan dalam pasal Yesaya 53:1-12.

  4. Yesus Kristus ialah, "Almasih yang dihapuskan", Daniel 9:26. Terjemahan lama (TKB).

  5. Yesus Kristus ialah "Gembala yang terbunuh", Zakharia 13:6,7.

3. Kata-kata yang menyatakan pendamaian oleh Kristus

Dalam Alkitab terdapat empat perkataan yang menyatakan pekerjaan pendamaian Yesus Kristus, yaitu:

  1. Pendamaian,

  2. Korban pendamaian (juga disebut pendamaian dan grafirat),

  3. Tebusan,

  4. Pengganti atau ganti kita.

Baiklah kita menyelidiki perkataan-perkataan ini sebab masing-masing menerangkan cara pekerjaan Yesus Kristus sebagai korban karena dosa dan Juruselamat kita.

a. Pendamaian

Perkataan ini, yang banyak terdapat dalam Perjanjian Baru, berarti suatu perubahan dari keadaan perseteruan menjadi keadaan persahabatan dan damai. Atau dengan perkataan lain, sikap Allah berubah kepada orang berdosa yang telah bertobat serta percaya akan kematian Kristus sebagai korban karena dosa. Artinya, perseteruan antara Allah dan manusia oleh karena dosa sudah dihapuskan dan diperdamaikan oleh korban karena dosa. Perubahan sikap Allah dalam hal ini beralaskan kepercayaan kepada Kristus sebagai korban karena dosa. Pendamaian ini dikerjakan oleh Yesus Kristus, sebagaimana tertulis nyata dari ayat-ayat yang berikut: Roma 5:10,11; 2Korintus 5:18,19; Efesus 2:16; Kolose 1:20-22.

Sudah nyata dari Roma 8:7; Efesus 2:15; dan Yakobus 4:4 bahwa ada perseteruan antara Allah dan manusia sebab dosa. Melalui korban pendamaian Yesus Kristus, perseteruan itu dihapuskan, yaitu bagi orang yang percaya akan Yesus Kristus. Ingatlah, Allah yang memperdamaikan diri-Nya dengan kita, bukan kita yang memperdamaikan diri kita dengan Allah. Yesus Kristus yang memperdamaikan dan Ia juga yang diperdamaikan.

b. Korban pendamaian atau grafirat

Perkataan ini terdapat dalam Perjanjian Lama dan Baru. Dalam Perjanjian Lama kata itu berasal dari perkataan Ibrani, dan dalam Perjanjian Baru berasal dari perkataan Yunani. Dalam bahasa Ibrani kata itu berarti "ditutupi", lihat Mazmur 32:1,2 dan Keluaran 30:10. Sebenarnya perkataan "Grafirat" berarti penutup. Dalam Perjanjian Lama kita sering membaca tentang tabut yang juga disebut "tabut perjanjian" dan "peti perjanjian". Diatas tabut itu ada penutup yang istimewa dan khusus. Penutup itu disebut tutup pendamaian atau tutup grafirat, dan berarti tempat rahmat Allah. Dalam bahasa Ibrani "tutup grafirat" sama juga dengan "korban pendamaian", yang berarti "penutup dosa", seperti yang terdapat dalam Mazmur 32:1. Oleh sebab itu nyata bahwa tutup grafirat dan korban pendamaian berarti suatu penutup dosa. Darah Yesus Kristus menutupi dosa kita.

Istilah yang dipakai dalam Perjanjian Lama itu sesuai dengan istilah dari Perjanjian Baru yang menyebut korban pendamaian atau pendamai. Hal itu berarti disenangkan, didamaikan, dan juga berarti dibayar hutang dosanya. Jadi, Allah disenangkan, didamaikan dengan kita, sebab Yesus Kristus telah membayar hutang dosa kita yang telah percaya akan Dia. Allah diperdamaikan dengan kita sebab Yesus Kristus telah membayar hutang dosa kita yang percaya akan Dia. Kita dapat membacanya dari Roma 3:25; 1Yohanes 2:2; 4:10; Ibrani 2:17. Kalau kita menggabungkan perkataan-perkataan itu dari Perjanjian Lama dan Baru maka kita dapat menyusunnya demikian: "Yesus Kristus telah mati di atas kayu salib untuk membayar hutang dosa kita. Ia telah mencurahkan darah-Nya menjadi tebusan bagi dosa-dosa kita sebagai tutup grafirat (rahmat), sehingga Allah tidak melihat dosa-dosa kita lagi, sebab itu Allah disenangkan, didamaikan serta mengubah sikap-Nya terhadap kita yang percaya kepada Yesus Kristus Anak-Nya." Yesus Kristus adalah korban pendamaian itu, dan kematian-Nya di atas kayu salib menjadi alasan bagi Allah yang adil untuk mengampuni manusia yang berdosa dengan tidak mengabaikan keadilan-Nya dan kebenaran-Nya.

c. Tebusan

Dalam Perjanjian Baru menebus berarti melepaskan diri dari perhambaan atau tawanan, ataupun kematian, dengan pembayaran, yaitu tebusan. Menebus dapat berarti membeli kembali. Keterangan mengenai menebus dan tebusan terdapat dalam Imamat 25:47-55. Manusia sama sekali "terjual di bawah kuasa dosa" (Roma 7:14), sudah menjadi hamba kepada dosa dan maut. Tuhan Yesus menebus kita dari dosa dan maut dengan korban diri-Nya sendiri. Darah-Nya telah menjadi tebusan kita yang dipersembahkan (atau dibayar) kepada Allah supaya kita dilepaskan dari dosa dan maut. Hal ini dapat kita baca dari ayat-ayat yang berikut: Matius 20:28; Galatia 3:13; 1Korintus 6:20; 1Petrus 1:18-20; 1Timotius 2:6; Roma 3:24; 1Korintus 1:30; Efesus 1:7; Kolose 1:14; Ibrani 9:12,15; Wahyu 5:9. Dari ayat tersebut kita mengetahui tentang kematian yang menggantikan kita, sebab darah Kristus dibayarkan guna kita untuk menebus orang-orang yang berada di bawah hukuman dosa oleh sebab dosa mereka.

d. Pengganti kita

Mengenai kematian Yesus Kristus menggantikan kita hanya ada empat ayat yang menggunakan perkataan "ganti". Lihat Yohanes 11:50-52 dan 2Korintus 5:21 dalam TKB. Dalam ayat lain dikatakan Yesus Kristus mati karena kita, atau untuk kita, atau bagi kita. Ada dua perkataan Yunani yang sering diterjemahkan dengan "karena" (TKB) dan "bagi" atau "untuk" (LAI). Banyak ahli bahasa Yunani mengakui bahwa kedua perkataan itu lebih tepat diterjemahkan "ganti". Perkataan Yunani itu yang pertama terdapat dalam Matius 20:28 dan Markus 10:45, sedang perkataan yang kedua yang berarti "ganti" terdapat dalam ayat-ayat yang berikut: Yohanes 11:50-52; Roma 5:6,8; 2Korintus 5:14,15,21; Galatia 1:4; 3:13; Efesus 5:2,25; 1Tesalonika 5:9,10; 1Timotius 2:6; Ibrani 2:9; 1Petrus 3:18. Dari ayat-ayat ini, juga sebelum dan sesudahnya, jelas bahwa maksud perkataan itu tidak lain adalah "ganti". Yesus Kristus telah mengambil tempat kita dan mati menggantikan kita. Ia telah menanggung hukuman dosa kita, dan mati menggantikan kita, orang berdosa. Hukuman yang harus kita terima telah ditanggung-Nya supaya kita lepas daripada hukuman itu. Baca Yesaya 53:6. Di samping banyak ahli bahasa Yunani yang mengakui bahwa perkataan yang diterjemahkan "karena" yang dimaksud adalah "ganti", ada bukti dalam lukisan-lukisan dalam Perjanjian Lama seperti berikut: "Domba Paskah", pasal Keluaran 12:1-51, "Kambing yang kena undi", Imamat 16:8, dll, dan dalam hal Allah telah memberikan domba ganti Ishak, Kejadian 22:13.

Ucapan Kayafas dalam Yohanes 11:50-52 sebenarnya merupakan suatu nubuat bahwa Yesus Kristus atau bangsa Israel harus mati, yaitu salah satu; kalau Yesus Kristus mati, maka bangsa Israel tidak jadi mati. Ayat lain yang membuktikan bahwa Yesus Kristus mati ganti kita terdapat dalam Ibrani 9:28, "Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang." Dalam ayat ini perkataan "menanggung" berarti "mengangkut", yaitu mengangkat dan membawa pergi. Inilah yang diperbuat oleh Yesus Kristus. Ia telah mengangkat dosa kita serta menghapuskan dosa itu, pada waktu Ia mati di atas kayu salib. Dalam hal ini Kristus bekerja sebagai Imam, meskipun Ia sendiri yang menjadi korban itu. Dalam Perjanjian Lama seorang imam harus mengadakan korban pendamaian karena dosa orang banyak. Begitu pula Yesus Kristus telah mengenakan perangai manusia supaya Ia menjadi Imam yang setiawan. Lihat Ibrani 2:17; 10:21,22.

4. Kristus ialah Korban Pendamaian dengan perkataan yang pasti

Dalam Perjanjian Lama terdapat banyak ayat yang mengemukakan dengan pasti tentang kematian Kristus dan korban pendamaian yang telah Ia adakan. Kalau ayat-ayat itu dikumpulkan dan didaftarkan adalah sebagai berikut:

  1. Dikatakan bahwa pusat korban pendamaian Kristus adalah:

    1. Kematian-Nya, Roma 5:10; Filipi 2:8; Ibrani 2:9-14; 9:16;Wahyu 5:6,9,12.

    2. Salib-Nya, 1Korintus 1:23; Galatia 3:1; 6:12; Efesus 2:16;Kolose 1:20.

    3. Darah-Nya, Matius 26:28; Markus 14:24; Lukas 22:20;Efesus 1:7; 2:13; Kolose 1:14; 1Yohanes 1:7; Ibrani 9:12,15;Wahyu 1:5; 5:9.

  2. Hubungan korban pendamaian itu dengan Allah:
    1. Berdasarkan kasih Allah, Yohanes 3:16.
    2. Menyatakan kesucian dan kebenaran Allah, Roma 3:25;2Korintus 5:21.

    3. Menyatakan kebesaran pengorbanan Allah, Yohanes 3:16; Roma 8:32;2Korintus 5:21; 1Yohanes 4:10.

    4. Merupakan alasan pendamaian kita, Roma 5:11; 2Korintus 5:18,19.

  3. Hubungan korban pendamaian itu dengan Taurat:
    1. Kristus telah dilahirkan di bawah hukum Taurat, Galatia 4:4,5.

    2. Kristus telah menanggung kutuknya, Galatia 3:13; Filipi 2:8
    3. .
    4. Kristus telah menggenapi kebenaran Taurat,Roma 5:18,19; 8:3,4; 10:4.

  4. Pengorbanan Kristus perlu sekali, Lukas 24:26; Galatia 2:21; 3:21;Ibrani 2:10.

  5. Pengorbanan Kristus dilakukan dengan kehendak-Nya sendiri;Yohanes 10:17,18; Galatia 2:20; Efesus 5:2; Ibrani 9:14; 10:7-9.

  6. Hanya korban pendamaian Kristus yang merupakan korban karena dosa;Kisah 4:12; Roma 3:20-28; Ibrani 1:3; 9:22; 10:12,14,26;1Petrus 3:18.

  7. Korban pendamaian Kristus adalah untuk orang lain, Matius 26:28;Roma 5:6; 2Korintus 5:14,15; Galatia 3:13,14.

  8. Korban pendamaian Kristus adalah untuk dosa manusia, Yohanes 1:29;Roma 3:25; Roma 5:8; 6:10; 8:3; 9:28; 1Petrus 2:24; 3:18; Wahyu 1:5.

  9. Korban pendamaian Kristus adalah bagi seluruh umat manusia.
    1. Bagi umat-Nya sendiri - Matius 1:21; Yohanes 10:11; Efesus 5:25;Ibrani 2:13,14; 1Yohanes 3:16.

    2. Bagi orang banyak - Matius 20:28; Markus 10:45; Ibrani 9:28.

    3. Bagi orang yang hilang - Matius 18:11; Markus 2:17;Lukas 5:32; 19:10.

    4. Bagi segenap dunia - Yohanes 1:29; 3:16; 6:51; 12:47;2Korintus 5:14,15; 1Timotius 2:6; Ibrani 2:9; 1Yohanes 2:2.

    5. Bagi tiap-tiap orang secara pribadi - Yohanes 3:16; Ibrani 2:9.

  10. Korban pendamaian Kristus sangat berfaedah serta membawa banyakberkat:
    1. Melalui pengorbanan Yesus Kristus, Ia menjadi juruselamat manusia,Matius 1:21.

    2. Melalui pengorbanan Yesus Kristus, kita dapat dibenarkan.Kisah 13:39.
    3. Melalui pengorbanan Yesus Kristus, kita dapat disucikan dari dosa,1Yohanes 1:7.

    4. Melalui pengorbanan Yesus Kristus kita dapat dikuduskan,Ibrani 13:12.
    5. Melalui pengorbanan Yesus Kristus kita mendapat kesembuhan tubuh,1Petrus 2:24; Yesaya 53:5; Matius 8:17.

    6. Melalui pengorbanan Yesus Kristus, berkat-berkat dicurahkan kepadasemua orang, Yohanes 14:13; Efesus 1:3; Ibrani 9:15.

IV. PERLUNYA KORBAN PENDAMAIAN

Korban pendamaian Kristus dituntut oleh dua hal, yaitu kesucian Allah dan dosa manusia. Hubungan antara Allah dan manusia telah dirusak oleh dosa. Hati nurani kita menyadarkan kita akan dosa-dosa kita dan pelanggaran-pelanggaran kita terhadap hukum Allah.

A. Kesucian Allah menuntut korban pendamaian

Allah yang suci tidak dapat melihat dosa dan Ia menuntut hukuman atas dosa itu. Dalam Perjanjian Lama kesucian Allah diutamakan. Pentingnya kesucian Allah terlihat dalam segenap hukum yang terdapat dalam Kitab Imamat, dan dalam hal manusia tidak boleh masuk ke dalam tempat kudus di dalam Kemah Suci, dan dalam hal dituntut korban darah dari orang berdosa. Manusia hanya dapat menghampiri Allah dengan korban darah.

Hukum Allah telah dilanggar oleh manusia, dan itu membawa hukuman mati atasnya. Hukum Allah terdiri dari dua bagian, yaitu hukum tentang hal yang baik dan jahat (hukum moral), dan hukum adat-istiadat. Hukum adat-istiadat dapat juga disebut hukum Imamat, yaitu hukum-hukum dari Kitab Imamat mengenai kebersihan diri, benda-benda, binatang-binatang dan makanan. Dalam hukum tentang hal yang baik dan jahat terlihat gambaran sifat Allah yang suci. Hal ini terdapat dalam Sepuluh Hukum Allah, dan dalam khotbah Tuhan Yesus di atas bukit (pasal Matius 5:1-7:28), dan dalam Hukum Baru yang diajarkan Tuhan Yesus kepada kita (Yohanes 15:12).

Hukum tentang hal yang baik dan yang jahat adalah hukum yang penting dan tetap, dan untuk semua manusia. Kita manusia yang berdosa, telah melanggar hukum tentang hal yang baik dan jahat itu sehingga membawa hukuman mati atas kita. Hukum adat-istiadat (pasal-pasal Imamat 11:1-15:33) hanya bagi kaum Israel dan tidak tetap. Sebenarnya Tuhan Yesus dalam Injil-Nya telah menggenapkan (menyempurnakan) hukum tentang hal yang baik dan yang jahat, tetapi Ia telah membatalkan hukum adat-istiadat, Roma 10:4; Kisah 10:9-16; 1Timotius 4:1-5. Hukum Taurat sebagai suatu jalan keselamatan telah dihapuskan oleh Yesus Kristus. Hukum Kristus lebih tinggi dari hukum Taurat dan menggantikan Taurat itu. Perjanjian Baru adalah hukum bagi orang Kristen.

B. Dosa manusia menuntut korban pendamaian

Kalau orang tidak mengerti tentang dosa tentu ia tidak akan mengerti tentang pendamaian. Kalau orang hanya memandang enteng akan dosa, tentu ia juga akan memandang enteng akan korban pendamaian Yesus Kristus. Dosa bukan hanya suatu kelemahan manusia, bukan hanya suatu penyakit, bukan hanya kesalahan terhadap manusia, tetapi dosa adalah durhaka kepada Allah, bersalah kepada Allah, perlawanan terhadap Allah, dan perseteruan dengan Allah; oleh sebab itu dosa harus dihukum, dan yang berdosa tidak lepas dari akibat dosa, yaitu hukuman. Dalam Alkitab diajarkan bahwa dosa mendatangkan murka Allah ke atas kita, membawa kebinasaan yang kekal bagi kita. Kita harus memandang dosa sebagaimana Allah memandangnya, barulah kita akan membenci dosa. Berhubung dengan kesucian Allah dan dosa manusia, bagaimanakah rahmat Allah dapat dinyatakan supaya kesucian dan kebenaran Allah tidak dihina?

Jawaban persoalan itu terdapat dalam korban pendamaian Yesus Kristus. Tuhan Allah telah menjatuhkan hukuman atas segala dosa manusia kepada Yesus Kristus yang telah menjelma menjadi manusia. Hanya Tuhan Yesus yang dapat menanggung hukuman itu sebab hanya Dialah manusia yang benar-benar suci. Memang Tuhan Allah menuntut supaya korban pendamaian itu semata-mata suci. Kesucian dan kebenaran Allah hanya dapat dipuaskan melalui hukuman yang dijatuhkan ke atas seorang manusia yang suci yang menjadi pengganti manusia, lalu Tuhan karena kasih-Nya kepada manusia memancarkan rahmat-Nya yang besar ke atas orang yang berdosa asalkan mereka bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus sebagai korban pendamaian.

Dapat juga dikatakan bahwa keadaan orang berdosa memerlukan suatu korban pendamaian sebab ia telah hilang di dalam dosanya dan kelak akan binasa. Lihat Efesus 2:12 dan Lukas 19:10. Lagipula hati nurani manusia yang berdosa hanya dapat disucikan oleh korban pendamaian. Apabila beban dan tanggungan yang berat menindih kita, bagaimana kita dapat melepaskannya? Hanya dengan menyadari bahwa Yesus Kristus telah menanggung beban dosa kita yang percaya akan Dia. Nubuat dalam Alkitab menuntut agar korban pendamaian digenapi. Dalam Alkitab dinubuatkan bahwa Yesus Kristus, Mesias yang Benar, akan merasai sengsara maut karena manusia, dan hal itu harus digenapi, dan sudah digenapi. Lihat Lukas 24:25-27,44; Yesaya 53:1-12, dan pasal-pasal Mazmur 22:1-31; 69:1-36.

V. BESAR DAN LUASNYA KORBAN PENDAMAIAN KRISTUS

Karena besar dan luasnya korban pendamaian Yesus Kristus itu, kita harus membedakan untuk siapa korban pendamaian itu mungkin berlaku dan sampai di mana hal itu memadai. Korban pendamaian itu cukup akan membawa keselamatan kepada tiap-tiap orang dalam dunia ini, dan oleh korban pendamaian itu segenap manusia dapat diselamatkan. Korban pendamaian itu tidak berlaku bagi tiap-tiap orang, tetapi dibatasi, hanya bagi orang-orang yang bertobat serta percaya dan menerima Yesus Kristus, korban pendamaian itu berlaku. Kedua hal itu tertulis di dalam 1Timotius 4:10. Ini berarti bahwa korban pendamaian itu cukup untuk menyelamatkan seluruh umat manusia, asal mereka mau; akan tetapi hasil korban pendamaian itu hanya berlaku atas orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Korban pendamaian itu dapat menyelamatkan semua orang, dan dalam hal itu tidak dibatasi. Tetapi dalam hal kepada siapa korban pendamaian itu berlaku, korban pendamaian itu dibatasi, hanya untuk orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Sebab itu kita dapat berkata bahwa korban pendamaian hanya dibatasi oleh ketidakpercayaan (penolakan). Jelas kepada kita bahwa manusia bertanggung jawab terhadap korban pendamaian Yesus Kristus:
Ibrani 2:9; 1Timotius 2:6; 4:10;
Titus 2:11; 1Yohanes 2:2; 2Petrus 3:9; Yesaya 53:6; 2Korintus 5:19;
Roma 14:15; 2Korintus 8:11; Yohanes 1:29; 3:16.

Ayat-ayat yang berikut menyatakan perhinggaan (atau tanggungan) korban pendamaian Kristus: Efesus 1:4,7; 1Timotius 4:10; 2Timotius 1:9,10; Yohanes 10:15,26,29; Yohanes 17:9,20,24; Efesus 5:25-27; Yohanes 3:16. Tuhan Allah mengasihi segenap dunia dan ingin supaya seluruh manusia diselamatkan. Ini nyata dari Yohanes 3:16, dan 2Petrus 3:9; akan tetapi Tuhan juga menuntut supaya semua orang percaya kepada Yesus Kristus, hal ini juga nyata dari perkataan "setiap orang" dalam Yohanes 3:16.

Yesus Kristus ialah Juruselamat semua orang, dalam hal:

  1. Korban pendamaian-Nya menahan hukuman dosa atas manusia, sertamemberi kesempatan kepada mereka untuk bertobat, 2Petrus 3:9;Matius 5:45; Kisah 14:17.

  2. Korban pendamaian-Nya telah menyediakan keselamatan untuk semuaorang, karena korban pendamaian itu menghapuskan halangan Allah untukmengampuni orang berdosa, kecuali kepada orang yang melawan Allahserta menolak Anak-Nya, Roma 5:8-10; 2Korintus 5:18-20.

  3. Korban pendamaian-Nya menjadi daya tarik yang kuat bagi orang yangberdosa untuk bertobat. Roh Kudus juga menarik orang berdosa,Roma 2:4; Yohanes 16:8; 2Korintus 5:18-20.

  4. Korban pendamaian-Nya menghilangkan kutuk terhadap alam ini,Yesaya 55:13; Roma 8:21,22.

  5. Korban pendamaian-Nya mengadakan keselamatan untuk segalakanak-kanak yang mati sebelum ia dapat percaya akan Kristus,Matius 18:10; 19:13-15. Pada pihak lain Kristus ialahJuruselamat hanya untuk orang yang percaya, sebab keselamatanberalaskan pertobatan dan kepercayaan (iman) Kisah 2:38.

Wajib kita ingat bahwa korban pendamaian Kristus adalah untuk tiap-tiap pribadi (Lihat Galatia 2:20) untuk jemaat-Nya, (Efesus 5:25-27) dan untuk orang berdosa, Roma 5:6-10; 1Timotius 1:15. Betapa luas dan besarnya korban pendamaian Kristus, sehingga banyak orang yang akan diselamatkan. Lihat Wahyu 5:9 dan Wahyu 7:9-15.

VI. HASIL KORBAN PENDAMAIAN KRISTUS

  1. Kesucian Allah terpelihara dan dipuaskan, pasal-pasalMazmur 22:1-31; Yesaya 53:1-12; dan Roma 3:25,26; 4:25; 8:3;Galatia 1:4; 3:13; Ibrani 9:15; 1Yohanes 2:2; 4:10.

  2. Hukum Allah yang dilanggar telah terpelihara dan dipuaskan sertakutuk atas manusia telah dihapuskan, Kejadian 2:17;Yehezkiel 18:4,20; Roma 6:23; Kolose 2:14; Galatia 3:13.

  3. Kasih Allah dinyatakan, dan dengan demikian manusia dibawa kepadapertobatan dan iman kepada Kristus, Yohanes 3:16; 15:13; Roma 5:8;1Petrus 2:21; 1Yohanes 4:9,10.

  4. Iblis dikalahkan, kuasa Iblis dihancurkan dan segala kuasa kegelapandikalahkan, Yohanes 12:31,32. Manusia tidak perlu lagi menjadihamba kepada dosa dan Iblis. Bagi orang-orang yang percaya maka kuasaIblis telah dikalahkan. Kematian Kristus telah membawa kebinasaanatas Iblis, meskipun kebinasaan itu belum digenapkan,Kolose 2:14,15; Ibrani 2:14.

Keterangan mengenai 2Korintus 5:21

Ayat ini membuktikan bahwa Kristus yang menanggung dosa kita, dan Ia benar-benar menjalani hukuman dosa itu.

Perhatikan tiga perkara ini:

  1. Tuhan kita tidak mewarisi dosa seperti kita telah mewarisi dosa. Iatidak mengenal dosa. Ia tidak berbuat dosa.

  2. Tuhan kita telah mewarisi beban dosa kita dalam hal "Ia telahdibuat-Nya menjadi dosa karena kita." Oleh sebab itu Kristus tidakmewarisi dosa dan tidak berdosa, maka ini berarti bahwa Ia telahmengambil tanggungan dosa kita. Kristus telah dihukum supaya orangyang percaya akan Dia dapat dibenarkan.

  3. Tuhan kita telah menanggung hukuman dosa kita. "Ia telahdijadikan-Nya menjadi dosa, yaitu korban karena dosa kita. Sebab Iadijadikan dosa, Ia harus menanggung hukuman dosa."

VII. YESUS KRISTUS SEBAGAI RAJA

Bagian yang ketiga dalam pekerjaan Yesus Kristus yaitu Ia sebagai Raja, termasuk asas pelajaran mengenai akhirat, dan akan dibahas sesudah pelajaran tentang kerajaan Tuhan seribu tahun. Kita akan menyelidiki bagian itu kelak.

11. KEMATIAN YESUS KRISTUS


I. PENTINGNYA KEMATIAN TUHAN YESUS

Kematian Yesus Kristus disebut dalam Perjanjian Baru lebih dari 175 kali. Selain itu sering juga disebut dalam ibarat dan nubuat dalam Perjanjian Lama. Dalam Ibrani 2:14 dikatakan bahwa Yesus Kristus telah menjadi sama dengan manusia dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan Iblis yang berkuasa atas maut.

Yesus Kristus menjelma menjadi manusia supaya Ia mati menggantikan kita. Yesus Kristus datang ke dalam dunia ini, untuk menjadi penebus kita, (Matius 20:28).

Kematian Yesus Kristus menjadi pokok yang dibicarakan oleh Musa dan Elia dan Yesus waktu mereka itu ada di dalam kemuliaan di atas gunung, Lukas 9:30,31. Yesus Kristus telah disalibkan supaya dengan darah-Nya Ia menebus orang-orang, dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa, supaya mereka itu menjadi suatu kerajaan dan menjadi imam-imam bagi Allah, Wahyu 5:8-12. Pentingnya kematian Yesus Kristus dinyatakan dalam kebangkitan-Nya, dan hal itu sesuai dengan nubuat, menurut 1Korintus 15:1,3,4.

A. Tujuan Kematian Yesus Kristus

Yesus Kristus telah mati karena dosa-dosa manusia, yaitu dosa yang menyebabkan dan yang menuntut kematian-Nya, Yesaya 53:5,8,11,12; 1Petrus 3:18; Roma 4:25; 1Korintus 15:3; 1Petrus 2:24. Bukan dosa-dosa-Nya sendiri yang ditanggung-Nya, melainkan dosa-dosa orang lain, sebab Ia sendiri tidak berdosa.

Kematian-Nya adalah karena kita dan untuk menggantikan kita, yaitu seorang yang benar yang wajib hidup, telah mati karena kita yang wajib dibunuh. Tuhan Yesus telah menyerahkan nyawa-Nya sebagai tebusan, yaitu tebusan untuk melepaskan kita dari kematian, Matius 20:28.

Nyawa Yesus Kristus telah menjadi korban karena dosa, dan oleh sebab kematian-Nya pengampunan diberikan kepada orang-orang berdosa yang bertobat dan percaya, Yesaya 53:10.

Darah Yesus Kristus telah menjadi korban pendamaian karena dosa-dosa kita. Oleh karena kematian-Nya dan oleh karena darah-Nya yang tertumpah itu maka murka Allah kepada kita telah dihapuskan, 1Yohanes 4:10; Roma 3:25. Allah itu suci, Ia harus membenci dosa. Kesucian Allah dan kebencian-Nya akan dosa harus dinyatakan. Murka-Nya kepada dosa harus dinyatakan atas orang berdosa atau atas seorang penggantinya. "Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi Tuhan telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian," Yesaya 53:6. Ia telah mati, "Karena pemberontakan umat-Ku, ia kena tulah," Yesaya 53:8. Siksa dosa kita telah jatuh atas Kristus dan kesucian Allah menuntut supaya Dia mati ganti kita, sebab kita sendiri tidak dapat menjadi korban karena dosa-dosa kita. Yesus Kristus mati untuk menebus kita dari laknat Taurat, yaitu dalam hal Ia terlaknat ganti kita, Galatia 3:10,13. Yesus Kristus mati menjadi domba Paskah kita, yaitu supaya darah-Nya menyebabkan Allah melalui kita, 1Korintus 5:7; Keluaran 12:13,23. Yesus Kristus mati untuk menebus orang yang di bawah Taurat supaya kita pun beroleh hak anak angkat, yaitu supaya kita dilepaskan daripada Taurat, dan menjadi anak-anak Allah Galatia 4:4,5. Yesus Kristus mati untuk melepaskan kita daripada zaman yang jahat ini. Kita telah dikuasai oleh zaman ini oleh sebab dosa-dosa kita. Tetapi sekarang kita telah menjadi anak-anak Allah dan tanah air kita ada di sorga, Galatia 1:4.

Tuhan Yesus mati supaya kita dapat dibawa oleh-Nya kepada Allah, 1Petrus 3:18. Perhatikanlah Yohanes 14:6. Kematian Kristus telah menghilangkan jurang pemisah antara Allah yang suci dan manusia yang berdosa.

Tuhan Yesus mati supaya Ia berbuah banyak, Yohanes 12:24. Tuhan Yesus mati dan bangkit lagi supaya Ia menjadi Tuhan bagi orang yang mati dan orang yang hidup, Roma 14:9.

B. Karena siapakah Kristus mati?

Tuhan Yesus mati "Karena kita", yaitu kita yang percaya kepada Dia, Roma 8:32; Efesus 5:2; Titus 2:14; 1Korintus 5:7; 2Korintus 5:21, Tuhan Yesus telah menyerahkan diri-Nya karena jemaat. Walaupun Yesus Kristus mati karena manusia sekalian maka Ia mati teristimewa karena mempelai perempuan-Nya yaitu jemaat-Nya, Efesus 5:25-27.

Tuhan Yesus telah menyerahkan diri-Nya karena seseorang yang percaya, dan bukan hanya karena seluruh jemaat, melainkan karena tiap-tiap orang yang percaya, supaya tiap-tiap orang yang percaya boleh berkata, "Ia telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku", Galatia 2:20.

Tuhan Yesus telah mati karena orang yang lemah, Roma 14:15; 1Korintus 8:11. Kristus tidak hanya mati karena orang-orang Kristen yang kuat, yang maju kerohaniannya, melainkan juga karena saudara-saudara seiman yang lemah imannya. Kalau kita ingat hal ini tentu kita akan lebih sabar menghadapi orang Kristen yang lemah, walaupun ia tidak maju sebagaimana yang kita kehendaki. Ingatlah bahwa ia saudara kita yang lemah, yang karenanya Kristus mati.

Yesus Kristus mati karena orang banyak, bukan karena beberapa orang saja, Matius 20:28.

Tuhan Yesus mati karena orang-orang berdosa dari tiap-tiap suku dan bahasa, dan kaum dan bangsa di dunia ini, Wahyu 5:9. Inilah alasan pekerjaan pemberitaan Injil, yaitu supaya kita pergi mencari dan mendapatkan orang-orang dari segala bangsa yang karena mereka Tuhan Yesus telah mati.

Tuhan Yesus mati karena segenap dunia, Yohanes 1:29. Oleh sebab kematian-Nya Allah dapat dan boleh memberikan rahmat-Nya kepada segenap dunia. Kematian Kristus cukup untuk semua manusia, asal mereka bertobat dan percaya kepada-Nya.

Tuhan Yesus telah menyerahkan diri-Nya menjadi tebusan semua orang, 1Timotius 2:6. Perhatikanlah, Tuhan Yesus mati karena semua manusia. Tebusan untuk segenap manusia sudah diadakan. Keselamatan tersedia bagi semua orang, sehingga rahmat Allah boleh diberitakan kepada segenap manusia. Tebusan karena dosa-dosa orang seisi dunia telah digenapkan. Pengampunan dosa sudah tersedia, yang perlu adalah orang datang dan menerima pengampunan itu dalam iman kepada Yesus Kristus.

Tuhan Yesus telah merasai maut karena tiap-tiap orang, Ibrani 2:9. Tuhan Yesus mati karena tiap-tiap orang. Bukan hanya karena seluruh umat manusia, melainkan karena tiap-tiap orang. Allah Bapa dapat memberikan rahmat kepada tiap-tiap orang dan memberikan keselamatan oleh sebab kematian Kristus.

Tuhan Yesus mati karena orang yang tidak benar, 1Petrus 3:18. Tuhan Yesus mati karena orang berdosa, Roma 5:8.

Tuhan Yesus mati karena orang fasik, Roma 5:6. Adakah orang yang tidak termasuk dalam kelompok-kelompok itu? "Tidak". Oleh sebab itu pelajaran mengenai pilihan, yaitu kita dipilih Allah sebelum dunia ini dijadikan, patut diajarkan kepada orang Kristen, bukan kepada orang yang belum percaya. Kepada orang yang belum percaya kita patut mengabarkan bahwa Kristus mati karena orang sekalian. Kita dapat melihatnya dari ayat-ayat yang berikut: Yohanes 3:16, "setiap orang", Wahyu 22:17 "barang siapa", 2Petrus 3:9 "jangan ada yang binasa".

II. HASIL KEMATIAN YESUS KRISTUS

A. Hasil kematian Yesus Kristus bagi manusia

Oleh kematian Kristus semua orang ditarik kepada Allah, Yohanes 12:32,33. Kematian Kristus menjadi suatu tarikan kepada semua manusia walaupun ada yang menolak tarikan itu sehingga binasa.

Kematian Tuhan Yesus mengadakan suatu korban pendamaian bagi seisi dunia, 1Yohanes 2:2. Perhatikanlah: Korban pendamaian itu menjadi alasan bagi Allah untuk memberikan rahmat-Nya kepada dunia ini. Segenap rahmat Allah beralaskan kematian Yesus Kristus. Dari sebab kematian-Nya Allah dapat memberikan rahmat-Nya kepada siapa pun.

Pertanyaan : Bagaimana Allah memberikan rahmat-Nya kepada orang-orang pada masa sebelum kematian Kristus?
Jawab : Anak Domba telah disembelih sejak permulaan dunia ini. Allah telah menetapkan kematian Kristus sejak permulaan. Mereka percaya kepada Juruselamat yang dijanjikan, Wahyu 13:8 (Lihat TKB).

Oleh kematian-Nya, Tuhan Yesus mengangkat dosa isi dunia ini, Yohanes 1:29. Kematian-Nya mengangkat dosa isi dunia supaya jalan kepada Allah terbuka dan pengampunan diberikan kepada semua orang. Oleh kematian Tuhan Yesus semua orang akan dibangkitkan dari kematian, Roma 5:18; 1Korintus 15:21,22. Kebangkitan itu dapat menjadi kebangkitan untuk memperoleh hidup kekal atau kebangkitan untuk memperoleh kebinasaan (Yohanes 5:28,29; Daniel 12:2). Yang mana dari kedua hal ini yang menjadi bagian kita, ditentukan oleh diri kita, apakah kita menerima atau menolak Yesus Kristus.

B. Hasil kematian Kristus bagi orang yang percaya

Yesaya 53:10. Oleh sebab Kristus menyerahkan diri-Nya sebagai korban penebus dosa, yaitu mati di salib, Ia melihat keturunan-Nya. Perhatikanlah: Satu kaum yang baru, yaitu anak-anak Allah, telah terbentuk oleh sebab kematian Kristus, lihat Yohanes 12:24. Oleh sebab Ia melihat keturunan-Nya (yaitu orang percaya) maka puaslah hati-Nya. Ibrani 9:23,26. Oleh pengorbanan diri-Nya sendiri Tuhan Yesus telah menghapuskan dosa. Jelas hal ini membicarakan dosa orang yang sudah percaya.

Galatia 3:13. Oleh kematian Tuhan Yesus orang yang percaya ditebus dari pada kutuk Taurat. Hukuman sebab pelanggaran kita terhadap Taurat telah berlaku atas Dia dan Taurat tidak dapat lagi menghukum orang percaya.

Kolose 2:14. Oleh kematian-Nya pada salib itu, Tuhan Yesus telah menghapuskan surat hutang kita, yaitu Taurat. Bukan hanya kutuk yang berlaku atas orang yang melanggar Taurat yang dihapuskan, bahkan Taurat itu sendiri juga telah dihapuskan oleh kematian Kristus, tidak berlaku lagi terhadap kita orang Kristen. Tuhan Yesus telah memenuhi segenap tuntutan lalu menghapuskan Taurat itu bagi kita yang percaya. Perhatikanlah Roma 7:1-4,6. Kita telah mati bagi hukum Taurat itu.

Efesus 2:14-16. Oleh kematian Tuhan Yesus, tembok pemisah antara orang Israel dan bangsa asing telah dirobohkan. Memang Tauratlah yang telah menceraikan bangsa Israel dan bangsa-bangsa lain. Taurat itu telah dihapuskan oleh Tuhan Yesus melalui pengorbanan tubuh-Nya dan sekarang di dalam Dia tidak ada orang Israel atau Yunani, melainkan sekaliannya satu dalam Kristus, Lihat Galatia 3:28. Darah Yesus Kristus mempersatukan segala bangsa.

Galatia 4:3-5. Oleh kematian Tuhan Yesus orang Yahudi yang percaya diluputkan daripada hukum Taurat dan diterima menjadi anak.

Efesus 2:11-13,19. Oleh kematian Kristus bangsa asing yang tidak termasuk kewarganegaraan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia, dijadikan berkat dalam Kristus oleh sebab percaya. Mereka dijadikan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah.

Roma 5:10. Oleh kematian Anak Allah itu, saleh-saleh yang dahulu berdosa diperdamaikan dengan Allah. Perseteruan diantara orang berdosa dan Allah sudah dihapuskan oleh Tuhan Yesus, dan Ia sudah memperdamaikan kita oleh darah-Nya. Lihat Kolose 1:20-22, Efesus 1:7. Oleh darah Tuhan Yesus orang yang percaya ditebus, yaitu mendapat pengampunan atas segala dosa mereka. Pengampunan dosa bukan merupakan satu hal yang kita perlu cari, melainkan sudah ada di dalam darah Kristus, kita hanya menerima saja apa yang sudah disediakan oleh Tuhan. 1Yohanes 1:7. Bagi orang yang hidup di dalam terang, maka darah Yesus Kristus menyucikan dia dari pada segala dosa.

Pertanyaan : Apakah ini berarti bahwa darah Yesus menyucikan kita dari hukuman yang datang dari sebab dosa, atau berarti darah Yesus menyucikan sampai dosa tidak ada lagi dalam orang yang percaya? Lihatlah Imamat 14:19,31; Imamat 16:30; Imamat 17:11; Yeremia 33:8; Mazmur 51:9; Wahyu 7:14; Ibrani 9:22,23; Efesus 1:7; Roma 3:25; Matius 26:28.
Jawab : Dari ayat-ayat di atas, nyata di dalam Alkitab bahwa disucikan oleh darah artinya disucikan dari segala dosa.

Oleh darah Tuhan Yesus orang yang percaya dibenarkan, Roma 5:9. "Dibenarkan" artinya kita dianggap benar oleh Tuhan. Tuhan tidak lagi melihat kesalahan dalam kita. Ini dapat terjadi sebab Tuhan Yesus telah menggantikan tempat kita. Ia sudah mengambil tempat kita di atas kayu salib serta dihukumkan oleh karena kita, dan Ia sudah memberikan kebenaran-Nya sendiri kepada kita. Oleh sebab itu kita diterima baik oleh Allah. Lihat 2Korintus 5:21.

Oleh sebab kematian Kristus, tidak ada makhluk yang dapat menuduh atau menyalahkan orang-orang pilihan Allah, yaitu orang-orang yang percaya akan Dia, Roma 8:33,34. Maka tidak ada lagi hukuman bagi orang yang ada di dalam Yesus Kristus, kematian Kristus telah menyelesaikan itu dengan sejelas-jelasnya, lihat Roma 8:1-3.

Oleh kematian Tuhan Yesus segenap jemaat yaitu tiap-tiap orang yang percaya, ditebus (dibeli) oleh Allah, dan sekarang semuanya menjadi milik-Nya atau kepunyaan Allah, Kisah 20:28; 1Korintus 6:20; Wahyu 5:9,10. Kita adalah kepunyaan Allah, bukan kepunyaan diri kita sendiri, atau kepunyaan dunia, atau kepunyaan Iblis, 1Petrus 2:9.

Oleh kematian Tuhan Yesus (pengorbanan diri-Nya) orang yang percaya akan Dia kuduskan, Ibrani 10:10. Kematian Kristus memisahkan kita daripada dunia ini serta membawa kita kepada Allah. Ini bukan berarti tiap-tiap orang Kristen dikuduskan dengan sempurna. Sebab kalau begitu mengapa Paulus mendoakan orang-orang Tesalonika supaya mereka dikuduskan dengan sempurna. Segala saleh boleh dikuduskan dengan sempurna kalau mereka menyerahkan diri kepada Allah dengan kerinduan untuk dikuduskan dengan sempurna.

Oleh pengorbanan diri-Nya sendiri. Tuhan Yesus telah menyempurnakan segala orang yang dikuduskan. Oleh kematian Kristus, orang yang dikuduskan disempurnakan sampai kekal, Ibrani 10:14.

Darah Tuhan Yesus menyucikan hati nurani (orang yang percaya) dari perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup, Ibrani 9:14.

Oleh darah Yesus orang yang percaya sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus. Ibrani 10:19,20.

Orang yang telah membasuh jubahnya dalam darah Kristus akan memperoleh hak atas pohon hayat dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu, Wahyu 7:14; 22:14; lihat juga Kejadian 3:22,24.

Oleh sebab kematian Kristus, entah kita berjaga-jaga entah kita tidur, kita hidup bersama-sama Dia, 1Tesalonika 5:10.

Oleh kuasa darah itu, semua orang yang telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba, akan berdiri di hadapan takhta Allah dan melayani Dia siang malam di Bait Suci-Nya (Wahyu 7:14,15).

Melalui kematian Tuhan Yesus, kita juga mati beserta-Nya, Galatia 2:20; 6:14; 2Korintus 5:14; Roma 6:3,6,8. Kita telah disalibkan dengan Kristus, dan diri kita yang lama juga telah dipaku pada kayu salib-Nya bersama-sama dengan Dia. Di dalam kebangkitan Kristus kita juga dibangkitkan beserta-Nya. Demikianlah keadaan kita oleh sebab kematian Kristus. Orang Kristen patut mencapai segala hal ini. Kalau kita telah disalibkan beserta Tuhan Yesus, kita patut senantiasa melihat diri kita telah tersalib di atas kayu salib, bukan kita yang hidup lagi, melainkan Tuhan yang hidup di dalam kita. Dan karena diri kita yang lama telah disalibkan, hendaknya kita memandang bahwa kita telah mati bagi dosa, tetapi hidup bagi Allah dalam Tuhan Yesus (Roma 6:11). Kita harus mati beserta Kristus supaya kita juga dapat hidup beserta-Nya dalam kebangkitan-Nya, dalam suatu kehidupan yang berkemenangan.

Dengan kematian-Nya, Tuhan Yesus telah memberikan kepada kita suatu teladan yang patut kita ikuti, 1Petrus 2:21; Matius 16:24. Perhatikanlah: Meninggalkan teladan bukanlah tujuan-Nya yang terutama, tetapi hal itu hanyalah sebagian daripada hasilnya.

Melalui kematian Anak Allah maka Allah Bapa menjamin akan memberikan segala sesuatu kepada orang yang percaya! Roma 8:32.

C. Hasil kematian Kristus terhadap Iblis dan kuasa-kuasa gelap

Yohanes 12:31 serta ayat-ayat sebelum dan sesudahnya. Oleh sebab kematian Kristus penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar. Iblis sedang merampas kekuasaan dalam dunia ini, akan tetapi ia telah ditentukan untuk kalah.

Ibrani 2:14. Oleh kematian-Nya, Yesus Kristus memusnahkan Iblis yang berkuasa atas maut.

Kolose 2:14,15. Dengan memakukan Tuhan Yesus pada kayu salib, Tuhan Allah telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan mereka tontonan umum dalam kemenangan-Nya atas mereka. Mengenai pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa kegelapan itu dapat kita baca di dalam Efesus 6:12. Di atas kayu salib Allah berperang melawan setan dan mengalahkan dia. Iblis beranggapan bahwa ia menang pada waktu Tuhan Yesus disalibkan, akan tetapi hal itu justru merupakan kekalahan bagi Iblis. Sekarangpun Iblis telah dikalahkan bagi kita orang Kristen.

D. Hasil kematian Kristus atas alam ini

Allah memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di surga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus, Kolose 1:19,20; 2Petrus 3:13. Sungguh ajaib pengorbanan Tuhan Yesus sebagai korban pendamaian.

12. KEBANGKITAN YESUS KRISTUS


I. BUKTI KEBANGKITAN YESUS KRISTUS

Ada banyak tanda yang membuktikan kebangkitan Yesus Kristus (Kisah 1:3). Kesaksian para rasul dan orang-orang yang mula-mula percaya adalah sangat berharga oleh sebab itu janganlah meremehkan peristiwa kebangkitan-Nya. Tuhan Yesus telah disalibkan, mati dan dikuburkan; lalu pada hari yang ketiga tubuh-Nya tidak berada lagi di dalam kubur itu walaupun kubur itu dimeteraikan dan dijaga oleh tentara-tentara Roma. Seorang malaikat telah memberitahukan kepada perempuan-perempuan yang pergi ke kubur itu pada dini hari, bahwa Yesus telah bangkit dan sudah mendahuluinya pergi ke Galilea, Matius 28:1-7. Kain kapan Tuhan telah terletak ditanah, dan dari kain kapan itu terbukti bahwa tubuh-Nya telah menerobos ke luar tanpa membuka atau mengoyakkan kain kapan itu, hanya kempis saja.

Tuhan Yesus telah menampakkan diri dalam "tubuh jasmani" kepada rasul-rasul-Nya dan meyakinkan bahwa tubuh-Nya itulah tubuh yang telah disalibkan. Di samping itu, rasul-rasul-Nya juga menyadari bahwa Tuhan Yesus telah mendapat kuasa yang baru dan ajaib, yang lebih besar daripada yang dinyatakan-Nya sebelum Ia disalibkan. Selama empat puluh hari, dari kebangkitan-Nya sampai kenaikan-Nya ke sorga, Ia menyatakan diri sebagai berikut: Kepada Maria Magdalena (Yohanes 20:15,16 dan Markus 16:9); kepada perempuan-perempuan yang lain (Matius 28:9,10); kepada Petrus (Lukas 24:34); kepada dua murid yang pergi ke Emaus (Lukas 24:13-35); kepada sepuluh orang rasul, Tomas tidak hadir (Yohanes 20:19); kepada sebelas rasul, Tomas hadir (Yohanes 20:26-29); kepada rasul-rasul waktu mereka mencari ikan di danau Tiberias (Yohanes 21:1-14); kepada orang banyak di atas gunung (Matius 28:16); kepada Yakobus (1Korintus 15:7); kepada lima ratus orang pada satu saat (1Korintus 15:6); kepada rasul-rasul dan yang lain-lain pada waktu Ia naik ke sorga (Lukas 24:50,51); dan terakhir sekali, tetapi bukan dalam empat puluh hari itu, Ia kelihatan kepada Rasul Paulus (1Korintus 15:8). Tidak jelas waktunya kapan Tuhan Yesus kelihatan kepada rasul-rasul dan orang banyak di atas gunung di Galilea. Boleh jadi waktu itulah Ia kelihatan kepada 500 orang lebih yang dikatakan oleh Rasul Paulus.

Satu bukti lagi dari kebangkitan Tuhan Yesus Kristus yang tidak dapat ditolak, yaitu perubahan besar dan nyata yang terjadi dalam hati rasul-rasul. Sesudah Tuhan dikuburkan mereka menjadi takut, kecewa, tidak percaya dan muram; tetapi sesudah kebangkitan Tuhan Yesus mereka tiba-tiba berubah, menjadi orang-orang yang percaya dan bersukacita. Bukti yang terbesar atas Kebangkitan Tuhan Yesus yaitu, karunia Roh Kudus kepada rasul-rasul dan murid-murid, dan oleh karunia itu mereka menjadi penginjil-penginjil yang giat dan berani, memiliki kuasa yang besar dalam memberitakan Firman Tuhan. (Lihat Kisah 4:33; 5:32; 10:4; Ibrani 2:4). Satu bukti lain mengenai kebangkitan Tuhan Yesus terdapat dalam Matius 27:52,53. Diterangkan bahwa sesudah Tuhan Yesus bangkit maka banyak kubur orang saleh terbuka dan mereka dibangkitkan serta kelihatan kepada banyak orang. Hal itu membuktikan dan menggenapkan perkataan Tuhan Yesus, "Akulah kebangkitan dan hidup." Itu adalah gambaran kebangkitan besar yang nanti akan terjadi.

Kebangkitan Kristus adalah kebangkitan tubuh

Kebangkitan Kristus adalah sungguh-sungguh kebangkitan tubuh, bukan hanya satu kebangkitan roh atau rohani. Kalau kebangkitan Tuhan Yesus hanya kebangkitan rohani saja, tentu mayat-Nya akan ketinggalan dalam kubur itu.

Tetapi ada bukti bahwa kubur itu kosong (Matius 28:6; Markus 16:6; Lukas 24:3,12; Yohanes 20:1,2). Kubur yang kosong itu disaksikan oleh sahabat-sahabat dan musuh-musuh-Nya; yaitu perempuan-perempuan, rasul-rasul, malaikat-malaikat dan prajurit-prajurit Romawi. Dalam Matius 28:11-15 dikatakan bahwa mayat itu tidak dicuri orang, sebab serdadu-serdadu Romawi diberi uang supaya mereka berkata bahwa mayat-Nya dicuri. Serdadu-serdadu itu pasti tidak membiarkan mayat Yesus dicuri sebab kalau begitu mereka harus dibunuh. Dan kalau mereka sungguh-sungguh tertidur bagaimanakah mereka tahu apa yang terjadi? Tentu kesaksian mereka tidak akan diterima oleh hakim yang benar. Lagipula kalau mayat Tuhan Yesus dicuri tentu kain kapannya tidak ditinggalkan seperti yang diterangkan di Alkitab, yaitu teratur baik. Pencuri tidak meninggalkan barang-barang dalam keadaan teratur.

Ada kebangkitan-kebangkitan lain dalam Alkitab yang sungguh-sungguh merupakan kebangkitan tubuh (Matius 9:18-26; Lukas 7:11-18; Yohanes 11:1-44). Kejadian-kejadian ini juga menunjukkan cara kebangkitan Tuhan Yesus, yaitu secara tubuh. Mengapa orang-orang Yahudi berkata, "Perintahkanlah untuk menjaga kubur itu sampai hari yang ketiga; jikalau tidak murid-murid-Nya mungkin datang untuk mencuri Dia", Kalau mereka itu tidak berbicara dari hal tubuh-Nya? Tentu mereka tidak dapat mencuri jiwa-Nya.

Orang-orang yang telah melihat Dia sesudah kebangkitan-Nya mengenal Dia serta mengakui bahwa Dia mempunyai tubuh yang mereka kenal, yaitu tubuh-Nya yang dahulu. Lubang bekas paku-Nya masih ada (Yohanes 20:27; Lukas 24:37-39). Memang ada saat-saat di mana Tuhan Yesus tidak dikenal oleh orang-orang, tetapi hal itu disebabkan Tuhan tidak kenal oleh orang-orang, tetapi hal itu disebabkan Tuhan tidak mau menyatakan diri-Nya pada waktu itu; hal itu terjadi karena pekerjaan Tuhan. Tomas telah mengenal Dia oleh sebab bekas luka-Nya, dan masih ada bekas luka-Nya sampai sekarang.

Sudah tentu rasul-rasul percaya bahwa kebangkitan Tuhan adalah kebangkitan tubuh. Paulus menulis pasal 1Korintus 15:1-58 untuk membuktikan hal itu. Yesus sendiri menyaksikannya juga sebelum dan sesudah kebangkitan-Nya (Matius 17:23; Lukas 24:39; Wahyu 1:18). Petrus menengok ke kubur yang kosong, dan setelah ia melihat letak kain kapan yang dipakai oleh Yesus, ia percaya. Kita patut menerima kesaksiannya itu. Setiap kali Tuhan Yesus menyatakan diri sesudah kebangkitan-Nya. Ia menyatakan bahwa Ia bukan hantu, atau roh, melainkan seorang manusia yang sungguh-sungguh mempunyai tubuh kebangkitan. Mereka telah melihat Dia, menjamah Dia, memegang Dia, mengenal Dia, dan Ia telah makan dan minum beserta dengan mereka.

Tentu banyak ayat-ayat dalam Alkitab yang tidak dapat kita mengerti kalau Tuhan Yesus tidak sungguh-sungguh bangkit dengan tubuh jasmani. Lihat Roma 8:11,23; Efesus 1:19,20; Filipi 3:20,21; 1Tesalonika 4:13-17. Kebangkitan Tuhan Yesus ialah kemenangan yang terbesar dalam segenap sejarah manusia.

II. KEBANGKITAN TUHAN YESUS ADALAH DASAR AGAMA KRISTEN

Dari semua agama, hanya agama Kristen yang menuntut agar setiap orang menerima ajaran-Nya, sebab Kristus, "Pendiri" agama itu, dibangkitkan dari antara orang-orang mati. Tidak ada pendiri lain yang dibangkitkan dari antara orang mati.

Dijelaskan dalam 1Korintus 15:1-58 bahwa agama Kristen itu mutlak bergantung pada kebangkitan Tuhan Yesus. Kalau Tuhan Yesus tidak bangkit dari antara orang mati, maka sia-sialah agama Kristen, tetapi sebab Ia sudah bangkit maka benarlah agama itu. Rasul Paulus berkata, "Andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami, dan sia-sialah kepercayaan kamu" (ayat 1Korintus 15:14). "Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka... kamu masih hidup dalam dosamu" (ayat 1Korintus 15:17). "Demikianlah binasa juga orang-orang yang mati dalam Kristus" (ayat 1Korintus 15:18). "Tetapi sesungguhnya Kristus sudah dibangkitkan dari antara orang mati" (ayat 1Korintus 15:20 TKB). Kalau kebangkitan Tuhan Yesus dicabut dari Injil, maka Injil itu sia-sia belaka. Kebangkitan Tuhan Yesus adalah inti Injil.

Rasul-rasul mengutamakan hal kebangkitan itu dan senantiasa memberitakannya, hal ini menunjukkan pentingnya asas pengajaran tentang kebangkitan itu (Kisah 2:24,32; 3:15; 4:10; 5:30; 10:40; 13:30,34; 17:31; 1Korintus 15:1-58; Filipi 3:21; 1Petrus 1:21,23).

Jemaat Kristus dibentuk atas kepercayaan kepada kebangkitan Kristus (Kisah 4:33). Pada waktu itu orang-orang yang percaya serta menyaksikan kebenaran ini menderita banyak aniaya. Walaupun demikian, pada waktu jemaat Kristus mulai berdiri, tidak ada orang yang dapat membuktikan bahwa Tuhan Yesus tidak bangkit, meskipun bukti-bukti itu dicari.

Sebetulnya kehormatan Tuhan Yesus ditegakkan atas kebangkitan-Nya. Sesudah bangkit Tuhan Yesus tinggal empat puluh hari lamanya di atas bumi ini, supaya kebangkitan-Nya dibuktikan oleh banyak orang dan tak dapat ditolak lagi. Tuhan Yesus telah membuktikan kebenaran perkataan-Nya dalam hal Ia bangkit dari antara orang-orang mati (Matius 12:39,40; Yohanes 2:20-22).

Orang-orang Kristen mengaku bahwa kebangkitan Kristus adalah dasar agama Kristen; musuh agama Kristen juga mengakui hal itu dan mereka mencoba hendak meniadakan kebangkitan itu. Musuh menolak segala bukti; sedangkan orang Kristen juga mengakui bahwa kalau Kristus tidak dibangkitkan dari antara orang mati, agama Kristen sia-sia belaka. Paulus telah menerangkan bahwa kalau Kristus tidak dibangkitkan, maka perubahan hati orang Kristen hanya dibuat-buat saja, dan pengikut-pengikut Kristus telah ditipu. Kalau Tuhan Yesus tidak dibangkitkan maka perbuatan-perbuatan-Nya yang suci dan mulia di dunia ini hanya beralaskan suatu dusta. Kita tahu bahwa hal itu mustahil, dan kita sudah mendapat banyak bukti bahwa Tuhan Yesus sudah bangkit. Kebangkitan Kristus disebutkan lebih dari seratus kali dalam Alkitab.

III. CARA KEBANGKITAN YESUS KRISTUS

A. Tuhan Yesus benar-benar mati

Rasul-rasul dan murid-murid Tuhan meyakinkan bahwa Tuhan Yesus benar-benar mati di atas kayu salib. Para ahli anatomi memang mengakui bahwa kalau seseorang mati sebab jantungnya pecah, (yaitu oleh sebab suatu dukacita yang merusak jantungnya), maka orang itu mengeluarkan darah dengan air. Itulah yang terjadi pada Tuhan Yesus, dan ini membuktikan bahwa Ia benar-benar mati. Kepala pasukan, prajurit-prajurit dan bahkan Pilatus telah mengakui bahwa Tuhan Yesus sudah mati (Markus 15:44,54; Yohanes 19:33). Sesudah Pilatus tahu bahwa Yesus sudah mati maka tubuh-Nya diberikan kepada Yusuf dari Arimatea (Matius 27:57,58). Perempuan-perempuan telah datang ke kubur dengan maksud akan meminyaki mayat Tuhan Yesus (Markus 16:1). Di samping segala kesaksian ini Tuhan Yesus sendiri telah mengatakan, "Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, selama-lamanya" (Wahyu 1:18).

B. Keadaan tubuh kebangkitan Kristus

Seperti dikatakan di atas, tubuh kebangkitan Kristus adalah tubuh yang nyata, yaitu tubuh yang berdaging dan bertulang (Lukas 24:36-43). Tubuh-Nya tidak lagi berdarah sebab darah-Nya telah tertumpah di atas kayu salib. Tubuh kita sekarang mendapat kekuatan dari darah, tetapi tubuh kebangkitan tidak; tubuh itu mendapat kekuatan langsung dari roh. Tubuh kebangkitan kita akan serupa dengan tubuh kebangkitan Tuhan Yesus (1Yohanes 3:2; Filipi 3:20,21). Ada banyak persamaan antara tubuh Tuhan Yesus sebelum Ia disalibkan dengan sesudah Ia bangkit, sehingga Ia dikenal oleh murid-murid-Nya (Yohanes 20:24-29). Rupanya hal ini menguatkan kepercayaan banyak orang bahwa saleh-saleh akan saling mengenal di dalam sorga. Tubuh yang sudah dilihat oleh Tomas adalah tubuh yang sekarang ada pada Tuhan Yesus.

Tubuh kebangkitan Tuhan Yesus lebih mulia dan lebih banyak kuasanya daripada tubuh-Nya sebelum Ia disalibkan. Tubuh Kebangkitan-Nya mempunyai sifat-sifat sorgawi, yaitu tubuh itu dapat menerobos kubur tanpa menggulingkan batunya, dan menembus pintu-pintu yang tertutup (Yohanes 20:19). Tubuh kebangkitan tidak dapat dibatasi seperti tubuh kita sekarang. Ada kalanya tubuh kebangkitan-Nya tidak dikenal oleh murid-murid-Nya (Yohanes 20:14,15; Lukas 24:13-16; Yohanes 21:4,12). Ada dua penjelasan mengenai hal ini. Pertama, boleh jadi hal itu sengaja diperbuat oleh Tuhan, sebab dikatakan bahwa "Ketika itu terbukalah mata mereka dan merekapun mengenal Dia." Kedua, dalam tubuh kebangkitan roh memerintah tubuh menurut kehendak roh, supaya roh dapat mengubah tubuh menurut kehendak-Nya. Nyata pula bahwa dalam tubuh Kebangkitan-Nya Tuhan berkuasa melenyapkan diri-Nya daripada pandangan manusia. Walaupun demikian Tuhan Yesus dapat memperkenalkan diri-Nya kepada orang-orang dengan perbuatan-perbuatan yang kecil, melalui cara-Nya Ia memecahkan roti, atau melalui suara-Nya. Dengan demikian kita dapat bertanya, "Apakah kita juga akan membawa beberapa sifat kita dalam kehidupan ini ke seberang sana, di sorga? Apakah kita dapat mengenal kekasih-kekasih kita melalui sifat-sifat mereka?"

Tubuh kebangkitan Kristus tidak dapat mati lagi. Sejak Tuhan Yesus dibangkitkan sampai selama-lamanya maka tubuh itu tidak mungkin mati (Roma 6:9,10; Wahyu 1:18, bandingkan dengan Lukas 20:36).

IV. KEBANGKITAN KRISTUS PATUT DIPERCAYAI

Dalam sepanjang sejarah manusia tidak ada mujizat yang lebih banyak disertai bukti yang nyata selain daripada kebangkitan Yesus Kristus.

Kebangkitan Tuhan Yesus terbukti merupakan hal yang pasti dalam sejarah dunia, dan patut dipercayai umat manusia. Beberapa hal sudah terjadi dalam dunia ini oleh sebab kebangkitan Yesus Kristus. Berikut ini kita akan menyelidiki beberapa di antaranya.

Kubur itu kosong. Apa sebabnya kosong? Bagaimanakah kubur itu menjadi kosong? Seorang pun tidak dapat memberi jawaban yang tepat atas persoalan itu, kecuali hanya mengakui bahwa Tuhan Yesus telah dibangkitkan. Kalau persoalan ini diselidiki betul-betul, maka orang terpaksa mengakui bahwa Ia telah bangkit. Renan, seorang Perancis yang tidak percaya, telah berkata demikian: "Orang-orang Kristen itu hidup dalam baunya kubur yang kosong." Memang betul, sebab Tuhan Yesus telah bangkit.

Hari Tuhan adalah hari Minggu, bukan hari Sabtu, yaitu hari khusus untuk berkumpul dan beribadat kepada Tuhan. Siapakah yang berani mengubah hal itu? Apakah sebabnya diubah? Renungkan baik-baik betapa kuatnya orang Yahudi memegang hari Sabat yang ditentukan menjadi hari perhentian dan ibadat dalam Taman Eden, dan yang disahkan dalam Taurat. Pada waktu itu orang-orang Yahudi lebih suka mati daripada berperang pada hari Sabat. Walaupun begitu sesudah kebangkitan Tuhan ada beberapa orang Yahudi yang mengubah hari yang pertama sebagai hari untuk beribadat, bukan hari yang ketujuh lagi. Hari itu adalah hari untuk memperingati Tuhan Yesus Kristus; hari itu disebut hari Tuhan. Bagaimanakah hal itu terjadi? Oleh sebab Tuhan Yesus Kristus telah bangkit pada Hari Tuhan, yaitu hari Minggu.

Jemaat Kristus adalah suatu perkumpulan yang ajaib. Jemaat Kristus itu sudah membawa banyak berkat kepada manusia dan dunia ini. Bagaimanakah terjadinya perkumpulan itu? Setelah Tuhan Yesus bangkit, Ia datang kepada murid-murid-Nya yang kecewa dan putus pengharapan, dan pada waktu itu Ia menghidupkan iman dan pengharapan mereka, lalu mereka segera pergi dengan iman kepada Tuhan yang bangkit untuk memberitakan kehidupan-Nya, kematian-Nya, kenaikan-Nya ke sorga dan kedatangan-Nya yang kedua kali. Banyak orang yang percaya akan berita itu, kemudian mereka berkumpul untuk menyelidiki Alkitab, untuk berdoa, untuk menyembah Kristus, dan melebarkan Kerajaan-Nya. Bagaimana terjadinya jemaat Kristus? Hanya satu jawaban, yaitu oleh sebab kebangkitan Tuhan Yesus Kristus!

Perjanjian Baru tidak akan ada kalau Tuhan Yesus tinggal tetap dalam kubur-Nya. Karena, cerita mengenai kehidupan dan kematian-Nya tetap terkubur beserta Dia. Perjanjian Baru ada oleh sebab kebangkitan Tuhan Yesus. Kebangkitan Tuhan Yesus telah menjadi puncak kehidupan-Nya, dan kalau tidak ada kebangkitan tentu tak ada cerita yang ajaib itu. Cerita yang ajaib itu beralaskan kebangkitan-Nya; dan Perjanjian Baru adalah kitab tentang kebangkitan Tuhan Yesus.

V. SAKSI-SAKSI KEBANGKITAN KRISTUS

Kebangkitan Tuhan Yesus disaksikan oleh lebih dari lima ratus orang pada satu waktu (1Korintus 15:3-9), dan oleh orang-orang yang lain juga. Di dalam pengadilan, dua atau tiga orang saksi sudah cukup untuk mengesahkan sesuatu. Kesaksian orang sebanyak itu tentu tidak dapat ditolak.

Suatu kesaksian akan lebih kuat kalau sifat orang yang memberikan kesaksian itu baik. Kalau sifat dan sikap saksi itu jahat tentu kesaksiannya kurang dapat dipercayai. Tak ada orang yang dapat menyalahkan kehidupan rasul-rasul dan murid-murid Tuhan yang menyaksikan kebangkitan-Nya. Kesucian mereka itu sudah menarik beribu-ribu orang, dan mereka telah menjadi teladan yang baik bagi semua orang selama hampir dua ribu tahun. Seorang saksi biasanya diselidiki lebih dahulu, dan kalau ia memang bermaksud baik, tentu kesaksiannya lebih dapat dipercayai. Mungkinkah para rasul itu mempunyai maksud yang tidak benar dalam menjadi saksi? Semuanya, kecuali satu, telah mati sahid oleh karena kesaksian mereka atas kebangkitan Tuhan Yesus. Mustahil mereka menyaksikan dusta bila kesaksian itu mendatangkan kematian kepada mereka. Mungkinkah orang mau mengorbankan nyawanya untuk suatu dusta?

Kesaksian dari penulis-penulis sejarah dunia membuktikan kebangkitan Tuhan. Ignatius, seorang penulis sejarah dunia yang terkenal, hidup pada waktu Tuhan Yesus berada di dunia, dan juga seorang Kristen yang mati sahid, telah berkata demikian: "Kristus benar-benar mati dan benar-benar bangkit. Aku tahu bahwa sesudah kebangkitan-Nya Ia tetap memiliki tubuh, dan saya percaya Ia masih tetap begitu." Dan ketika Tuhan Yesus datang kepada Petrus dan yang lain-lain Ia telah berkata, "Rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya." Tertullian juga seorang penulis sejarah dunia yang termasyhur yang telah menyaksikan kebenaran kebangkitan Tuhan, serta mengakui bahwa hal itu diketahui juga oleh Kaisar di negeri Roma. Kesaksian kedua orang ini tidak dapat ditolak oleh siapapun juga.

VI. HASIL KEBANGKITAN TUHAN YESUS KRISTUS

A. Oleh kebangkitan-Nya semua pengakuan Tuhan Yesus mengenai diri-Nya disahkan dan diteguhkan

Tuhan Yesus "dinyatakan oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa" (Roma 1:4). Kubur yang kosong mengesahkan bahwa Yesus Kristus adalah Allah. Oleh sebab kebangkitan Kristus maka rasul-rasul mendapat bukti yang baru dan pengertian yang baru yang lebih jelas mengenai diri Tuhan Yesus dan pekerjaan-Nya. Kebangkitan itu telah mempersiapkan rasul-rasul untuk menerima wahyu yang lebih jelas yang diberikan melalui kedatangan Roh Kudus pada hari Pentakosta (Lukas 24:45,49; Yohanes 20:22,23). Dengan kebangkitan Kristus Allah mengesahkan pekerjaan Kristus dan pengakuan Kristus atas diri-Nya; dan melalui kebangkitan itu tujuan dan maksud Kristus dijelaskan kepada rasul-rasul dan murid-murid-Nya.

Dalam Matius 12:38-42 dan Yohanes 2:13-22 Tuhan Yesus mengalaskan kuasa-Nya dan kebenaran pelajaran-Nya atas kebangkitan-Nya.

B. Oleh kebangkitan Kristus orang yang percaya diterima serta dibenarkan oleh Allah.

Kita dibenarkan hanya berdasarkan kebangkitan Kristus (Roma 4:25). Tuhan Yesus telah mati di atas kayu salib karena dosa-dosa manusia, tetapi Ia bangkit supaya kita dibenarkan. Kalau Tuhan tetap tinggal didalam kubur, pekerjaan penebusan tidak diterima oleh Allah. Tetapi oleh sebab Allah telah membangkitkan Dia, maka hal itu menyatakan bahwa pengorbanan-Nya karena dosa diterima baik oleh Allah. Orang berdosa yang bertobat serta percaya akan Tuhan Yesus Kristus boleh yakin bahwa ia telah dibenarkan di hadapan Allah. Hal ini dilukiskan dalam Lukas 1:21 di mana orang-orang Yahudi menunggu di luar Bait Allah menantikan imam besar ke luar, untuk mendapatkan kepastian bahwa korban sembelihannya diterima baik oleh Allah.

C. Oleh kebangkitan Kristus seorang Imam Besar ditetapkan untuk kita di sorga.

Kebangkitan Kristus mengesahkan pekerjaan-Nya selaku Imam Besar. Di dalam Roma 8:34 dikatakan bahwa Kristus duduk di sebelah kanan Allah dan menjadi Pembela bagi kita. (Lihat juga Ibrani 7:25) Kristus perlu mendoakan kita supaya kita mendapat pengampunan atas dosa-dosa yang kita lakukan sehari-hari.

Ia perlu duduk di sebelah kanan Allah supaya Iblis tidak dapat menuduh kita. Imam Besar kita senantiasa didengar oleh Allah Bapa (Yohanes 11:42), dan Ia selalu mendoakan kita supaya iman kita jangan gugur (Lukas 22:32). Walaupun kita jatuh dalam dosa atau dalam kesalahan, kita tidak akan binasa kalau kita bertobat, sebab Imam Besar kita mendoakan kita. Lihat 1Yohanes 2:1.

Tetapi di samping itu pekerjaan Imam Besar ialah berkenaan dengan pengudusan kita. Kita dapat dikuduskan oleh sebab Ia telah mempersembahkan tubuh-Nya satu kali untuk selama-lamanya (Lihat Ibrani 10:9-12 TKB). Oleh sebab itu kebangkitan menjadi suatu kuasa kebenaran, suatu alasan bagi anugerah yang membenarkan serta menguduskan kita. Ibrani 10:14,15 menyatakan bahwa pekerjaan pengudusan oleh kuasa Roh Kudus berhubungan erat dengan kebangkitan Kristus dan kedudukan-Nya sekarang di sebelah kanan Allah untuk kita.

D. Kebangkitan Kristus merupakan alasan bagi persekutuan rohani yang baru.

Tuhan Yesus yang telah dibangkitkan dan dipermuliakan merupakan alasan bagi persekutuan rohani yang baru. Tuhan Yesus adalah Anak Sulung yang lebih utama dari segala yang diciptakan, dan yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati (Kolose 1:15,18,19). Dalam Mazmur 2:7 dan Kisah 13:33 Tuhan Allah bersabda, "Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini". Pada hari apakah Kristus diperanakkan oleh Allah? Tentu pada hari kebangkitan-Nya. Yesus Kristus telah menjadi Anak Sulung di antara banyak saudara (Roma 8:29). Oleh sebab itu kita yang telah percaya pada Dia dan telah dilahirkan kembali, dan beserta dengan Dia, telah menjadi suatu kaum yang baru, yaitu kita yang diangkat anak oleh karena Yesus Kristus (Efesus 1:5). Kaum yang baru itu mendapatkan persekutuan rohani yang baru juga (Efesus 4:24; Kolose 3:9,10). Persekutuan baru itu ada di dalam Jemaat Kristus, yaitu tubuh-Nya.

E. Oleh kebangkitan Tuhan Yesus orang yang percaya mendapat kuasa yang cukup untuk hidup dan bekerja.

Dalam Perjanjian Baru ada dua ayat yang menyatakan kuasa Allah di dalam saleh-Nya, yaitu Efesus 1:19-22 dan Filipi 3:10. "Betapa hebat kuasanya ... yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati" dan seterusnya; dan "Yang Kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya", dan seterusnya.

Dalam Perjanjian Lama ukuran kuasa Tuhan yaitu kuasa-Nya yang membawa orang Israel ke luar dari negeri Mesir (Mikha 7:15). Dalam Perjanjian Baru ukuran kuasa Tuhan yaitu kuasa Tuhan yang membangkitkan Kristus dari antara orang-orang mati. Untuk dapat melihat kuasa Allah kita harus memandang kebangkitan Kristus dan apa yang dapat Ia perbuat bagi kita. Orang Kristen wajib dipersatukan dengan Kristus yang telah dibangkitkan; dengan demikian kita memperoleh kuasa untuk mengeluarkan buah-buahan bagi Allah. Alasan mengapa hanya sedikit orang-orang Kristen yang berbuah ialah karena mereka kurang sekali mengenal Kristus (Kolose 2:12). Kita patut hidup dalam kehidupan yang baru (Roma 6:4). Kuasa kebangkitan Kristus akan memberikan kepada kita hidup yang baru dan kuasa untuk mengeluarkan buah-buah bagi Allah. Kita patut hidup di dalam Kristus yang bangkit supaya hidup dalam kemenangan (Roma 7:4).

13. KENAIKAN DAN KEMULIAAN YESUS KRISTUS


I. ARTI KENAIKAN DAN KEMULIAAN YESUS KRISTUS

Arti kenaikan Yesus Kristus yaitu Ia dipisahkan dari murid-murid-Nya serta dibawa naik ke sorga. Peristiwa ini terjadi setelah kebangkitan-Nya, dengan disaksikan oleh para murid-Nya ketika mereka sedang berkumpul bersama Dia di bukit Zaitun. Peristiwa itu ditulis dalam Kisah 1:9-11.

Kemuliaan Kristus menyatakan pekerjaan Allah di mana Kristus yang telah dibangkitkan dan dinaikkan diberi tempat kuasa di sebelah kanan Allah. "Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi, dan segala lidah mengaku: 'Yesus Kristus adalah Tuhan,' bagi kemuliaan Allah Bapa!" (Filipi 2:9-11). Lihat juga Efesus 1:20,21 dan Ibrani 1:31.

A. Firman Allah tentang kenaikan dan kemuliaan Kristus

Hikmat telah diberikan kepada nabi-nabi pada masa Perjanjian Lama. Mazmur 110:1; 68:19. Di dalam penglihatan nabi-nabi itu melihat Yesus yang dinubuatkan bukan hanya lemah lembut dan rendah hati, tetapi juga sebagai Tuhan yang telah dinaikan dan dipermuliakan.

Tuhan Yesus sendiri telah beberapa kali memberitahukan lebih dahulu tentang kenaikan-Nya dan kemuliaan-Nya. Hal itu sudah selalu terbayang-bayang dihadapan mata-Nya. (Lukas 9:51; Yohanes 6:62; 20:17). Kenaikan atau kemuliaan Kristus disebut paling sedikit 33 kali dalam Perjanjian Baru.

Penulis-penulis Perjanjian Baru menulis tentang hal itu dalam ayat-ayat yang berikut: Markus 16:19; Lukas 24:51; Yohanes 3:13; Kisah 1:9-11; Efesus 4:8-10; Ibrani 10:12.

Pada waktu Stefanus mati ia diberi penglihatan tentang Kristus dalam kemuliaan-Nya. Ia telah melihat "Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah" (Kisah 7:55,56). Kenaikan dan kemuliaan Kristus telah diajarkan dan diberitakan oleh Petrus (Kisah 2:33,34; 5:31; 1Petrus 3:22), juga oleh Paulus (Efesus 4:8-10; Ibrani 4:14; 10:12; 1Timotius 3:16). Dari ayat-ayat di atas jelas bahwa Tuhan Yesus telah kembali ke sorga duduk di sebelah kanan Allah.

B. Perlunya Kenaikan dan Kemuliaan Kristus

Sesudah Tuhan Yesus bangkit dari antara orang-orang mati, maka Ia mempunyai tubuh kebangkitan. Tubuh kebangkitan itu tidak dapat dibatasi oleh pintu atau tembok atau lain-lain. Tubuh itu adalah tubuh yang mulia dan tentu sesuai dengan keadaan di bumi ini; oleh sebab itulah Tuhan Yesus harus naik ke sorga, suatu tempat yang sesuai dengan tubuh rohani-Nya. Lagi pula sifat Yesus Kristus yang lain daripada orang-orang di dunia ini menuntut supaya Ia keluar dari dunia ini dengan cara yang ajaib. Ia masuk ke dalam dunia ini dengan cara yang ajaib, maka patutlah Ia keluar dengan cara yang ajaib pula. Suatu kehidupan yang tidak berdosa wajib berakhir dengan cara yang ajaib dan mulia.

Kenaikan dan Kemuliaan Kristus perlu untuk melanjutkan dan menggenapkan pekerjaan tebusan. Pekerjaan-Nya belum selesai pada waktu Ia bangkit dari antara orang-orang mati. Ia harus menduduki tempat di sebelah kanan Allah. Dari situlah Ia akan mencurahkan karunia-karunia kepada orang-orang saleh, teristimewa karunia Roh Kudus.

Kristus perlu naik ke sorga dan dipermuliakan supaya Ia dapat melaksanakan pekerjaan-Nya supaya mendoakan kita di sebelah kanan Allah Bapa. Inilah pekerjaan-Nya sebagai Imam Besar kita.

Oleh sebab Kenaikan Tuhan Yesus dilihat oleh rasul-rasul-Nya maka mereka itu dapat memberikan jawaban kepada orang-orang yang mengolok-olok serta bertanya, "Dimanakah Mesias mu?" Rasul-rasul dapat menjawab, "Kami telah melihat Ia telah dinaikkan ke sorga." Jawaban itu membungkamkan mulut orang yang tidak mau percaya kepada kebangkitan Yesus Kristus.

Kenaikan dan Kemuliaan Kristus perlu supaya Ia menjadi Oknum yang dapat disembah oleh segala manusia. Waktu Ia berada di bumi hanya beberapa orang yang dapat menyembah Dia, tetapi bila Ia berada di sorga semua orang dapat menyembah Dia. Penyembahan itu harus beralaskan iman, bukan berdasarkan adanya satu pribadi yang kelihatan, seperti waktu Ia berada di atas bumi ini.

C. Kemuliaan Tuhan Yesus dan cara kenaikan-Nya ke sorga

Yesus Kristus naik ke sorga dengan tubuh yang nyata, dapat dilihat oleh rasul-rasul-Nya. Tuhan Yesus naik ke sorga dengan tubuh yang serupa dengan tubuh-Nya pada waktu Ia berada di bumi ini, hanya tubuh-Nya adalah tubuh yang dipermuliakan. Tangan bertanda luka bekas paku yang ditunjukkan kepada Tomas itu juga yang diulurkan untuk memberkati rasul-rasul-Nya pada waktu Ia naik ke sorga. Tangan itu juga yang mempersembahkan doa-doa kita kepada Bapa (Wahyu 8:3-5). Dan bilamana Tuhan kembali kita akan mengenal Dia oleh bekas luka pada tangan, kaki, dan rusuk-Nya. Tubuh kemuliaan-Nya itu bukan daging bercampur darah, melainkan tulang dan daging saja (Lukas 24:39), sebab darah-Nya telah tertumpah karena dosa-dosa manusia. Demikian pula tubuh orang-orang saleh yang akan diangkat akan serupa dengan tubuh kemuliaan Tuhan Yesus itu (1Korintus 14:51,52).

D. Yesus Kristus telah menembus segala langit

Dalam Ibrani 4:14; 7:26; dan Efesus 4:10, dikatakan bahwa Tuhan Yesus telah menebus dan ditinggikan dari segala langit. Kita tidak tahu berapa langit yang ada di antara tempat bumi dan takhta Allah dalam sorga. Hal ini berarti Tuhan Yesus telah mengalahkan segala kuasa kegelapan di langit. (Efesus 6:12), yang sudah tentu mencoba merintangi Dia supaya jangan sampai kepada Bapa-Nya dan mempersembahkan pekerjaan-Nya yang sudah digenapi kepada Bapa-Nya. Sebagaimana Imam Besar dahulu harus melalui tirai Kemah agar sampai kepada tempat yang paling kudus, begitu juga Tuhan Yesus telah menembusi langit sampai kehadirat Allah.

E. Kristus telah duduk di sebelah kanan Allah Bapa

Tuhan Yesus telah ditinggikan serta duduk di sebelah kanan Allah, Efesus 1:20,21; Kolose 2:15; 3:1; Kisah 5:31. Ia ditinggikan di atas segala kuasa dan pemerintah, meskipun kuasa kegelapan sudah melawan Dia dengan sedapat-dapatnya. Walaupun begitu Ia menang atas sekaliannya (Kolose 2:15). Hal ini menyatakan bahwa Ia benar-benar duduk pada kanan Allah, yaitu satu tempat yang pasti, dan tempat di mana Ia memegang kekuasaan. Oleh sebab itu Tuhan Yesus berkuasa atas segala makhluk dan lebih tinggi dari semuanya kecuali Allah Bapa sendiri.

Oleh sebab Tuhan Yesus telah duduk di sebelah kanan Allah maka Iblis tidak dapat datang lagi ke sana untuk menuduh kita dihadapan Allah. Lihat Zakharia 3:1; dan Wahyu 12:10. Itulah tempat Kristus mendoakan kita (Roma 8:34), tempat di mana Kristus diterima baik (Mazmur 110:1), tempat kekuasaan dan berkat yang terbesar (Kejadian 48:13-19; Mazmur 110:5). Segala kuasa dan hak ada pada Tuhan Yesus oleh sebab Ia telah menggenapi pekerjaan penebusan.

II. MAKSUD KENAIKAN DAN KEMULIAAN KRISTUS

A. Kristus kembali ke sorga untuk menjadi perintis kita

Tuhan Yesus telah masuk ke sorga untuk menjadi perintis bagi kita, Ibrani 6:20. Ia pergi mendahului kita untuk menentukan dan menyediakan tempat bagi kita. Bintang Timur yang gilang-gemilang itu disebut juga bintang perintis, yang memastikan fajar terang yang akan datang itu sudah dekat. Begitu juga Kristus mendahului kita ke surga supaya kita yang percaya akan dia pasti akan mengikuti dia ke situ. Karena di mana Tuhan kita berada di sanalah kita akan berada.

B. Kristus pergi untuk menyediakan tempat bagi umat-Nya

Yohanes 14:2,3. Tuhan Yesus pergi ke sorga untuk menyediakan tempat bagi kita masing-masing, yaitu untuk mempelai perempuan-Nya, Jemaat yang dikuduskan. Betapa indah tempat yang disediakan di sana untuk kita yang percaya akan Dia.

C. Tuhan Yesus menghadap Allah Bapa guna kita

Janganlah beranggapan bahwa kenaikan Tuhan Yesus ke sorga hanyalah perpindahan dari suatu tempat dalam alam ini ke tempat yang lain. Dengan kenaikan Kristus ke sorga maka ia telah menarik diri dari dunia ini dan masuk ke hadirat Allah. Dengan kenaikan Kristus ke sorga maka ia telah mengambil suatu pekerjaan baru, yaitu mendoakan kita serta menghadap hadirat Allah guna kepentingan kita" (Ibrani 9:24) Kristus ada disana menjadi Imam Besar yang bekerja dengan kita. Ibrani 7:27, "Ia sudah mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban ". Ia sudah mempersembahkan Diri-Nya dan darah-Nya sekali kepada Allah untuk kita. Dialah Imam yang mempersembahkan korban dan Dialah korban yang dipersembahkan. Selain itu Kristus ada dihadapan Allah sebagai pengantara antara Allah dan manusia (1Timotius 2:5). Dengan kehendak-Nya sendiri Tuhan Yesus melaksanakan pekerjaan itu. Berhubung dengan pekerjaan-Nya itu maka Ia tetap mendoakan kita yang percaya akan Dia. Seperti Tuhan Yesus telah mendoakan Petrus, sehingga Petrus mendapat kemenangan, begitu pun sekarang Tuhan mendoakan kita sehingga kita mendapat kemenangan. Pekerjaan Tuhan itu sangat berfaedah untuk kita dan besar kuasanya. Kita membaca dalam Ibrani 7:25, "Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. "Sebab ia hidup senantiasa untuk menjadi pengantara mereka." Pekerjaan ini diterangkan lebih mendalam dalam Roma 8:34 dan 1Yohanes 2:1.

Oleh sebab Tuhan Yesus telah naik ke sorga, maka Ia mengutus Roh Kudus untuk tinggal di dalam hati orang yang percaya kepada Dia dan yang menurut perintah-Nya. Roh kudus yang tinggal didalam kita berhubungan erat sekali dengan pekerjaan Kristus di dalam mendoakan kita. Itulah sebabnya Roh Kudus mau mendiami hati kita serta berdoa di dalam kita seperti Tuhan mendoakan kita di hadapan Allah Bapa, lihat Roma 8:26,27. Doa Kristus pada hadirat Allah bagi kita sama dengan Doa Roh Kudus di dalam kita, karena Roh Kudus menunjukkan perkara-perkara Kristus kepada kita. Kalau kita insaf bahwa Kristus mendoakan kita ke hadirat Allah, dan juga Roh Kudus berdoa di dalam kita; serta menyadari bahwa keduanya berkuasa, maka kita tidak akan takut sesuatupun dan kita tentu akan selalu mencapai kemenangan. Betapa indah pekerjaan Kristus untuk kita di sebelah kanan Allah.

D. Tuhan Yesus ada di sebelah kanan Allah untuk memenuhi segala sesuatu serta menunggu waktu-Nya untuk memerintah segenap alam

Tuhan Yesus memenuhi segala sesuatu dengan diri-Nya sendiri dan dengan pekerjaan-Nya (Efesus 4:10). Tuhan Yesus bukan Kristus untuk satu tempat saja melainkan untuk segenap alam. Lihatlah Yeremia 23:34. Dalam Kisah 2:34,35; 3:20,21; dan Ibrani 10:12 dijelaskan bahwa Kristus masih duduk di sebelah kanan Allah dan menunggu sehingga segala musuh-Nya menjadi tumpuan kaki-Nya dan Ia memerintah segala sesuatu. Karena Kristus telah menang di atas kayu salib dan pada hari kebangkitan-Nya, maka Ia sekarang sedang menunggu dengan kepastian untuk memperoleh penyempurnaan kemenangan-Nya. Dalam Kitab Wahyu kita melihat Kristus mencapai kemenangan-Nya dan kerajaan-Nya.

III. HASIL KENAIKAN DAN KEMULIAAN YESUS KRISTUS

A. Kenaikan dan kemuliaan Kristus memastikan kita untuk dapat menghadap hadirat Allah dengan hati yang berani

Oleh sebab Kristus, Imam Besar kita, berada di sebelah kanan Allah, maka baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita dan dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia (Ibrani 4:14-16). Imam Besar kita berada di hadapan takhta anugerah Allah untuk memohonkan kepada Allah pengampunan dan doa-doa permintaan kita. Janganlah kita takut menghampiri takhta anugerah Allah.

B. Kenaikan dan kemuliaan Kristus memberikan kepastian bahwa Roh Kudus dicurahkan atas orang yang mentaati perintah-Nya

Roh Kudus (Penghibur) itu diutus oleh Tuhan Yesus yang duduk di sebelah kanan Allah. Lihat Yohanes 15:26; 16:7; 7:39; Efesus 4:8; Kisah 2:33-36. Inilah karunia yang terpenting dan terbesar yang diberikan kepada orang-orang saleh yang menyerahkan diri seluruhnya kepada Tuhan.

C. Kenaikan dan kemuliaan Kristus memberi pengharapan kepada kita untuk mendapat tubuh yang tidak dapat binasa

Dalam 2Korintus 5:1-8 diterangkan tentang kerinduan orang Kristen untuk mendapat suatu tubuh yang tidak dapat binasa. Bagaimanakah hal itu terjadi diterangkan dalam 1Korintus 15:50-54. Dalam 1Yohanes 3:2 dan Filipi 3:20-21, dikemukakan bahwa tubuh yang tak dapat binasa lagi itu akan serupa dengan tubuh kebangkitan Kristus. Oleh sebab itu, kenaikan dan kemuliaan Kristus memberikan kepastian bahwa orang Kristen akan mendapat tubuh kebangkitan yang tak dapat binasa yang serupa dengan tubuh kemuliaan Tuhan Yesus.

D. Kenaikan dan kemuliaan Kristus menentukan Ia menjadi Kepala atas segala sesuatu dalam Jemaat

Segala sesuatu ditaklukkan di bawah kaki Kristus oleh karena Ia adalah Kepala Jemaat dan segala sesuatu yang ada, Efesus 1:2. Seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Yesus Kristus, Kolose 1:19. Lihat Kolose 2:9,10. Jelas bahwa Tuhan Yesus yang mencurahkan Roh Kudus atas jemaat, Kisah 2:33; Yohanes 7:39. Kristus yang dipermuliakan dan Ialah yang memberi karunia-karunia kepada jemaat, Efesus 4:8-12.

Bagian D. Asas Pengajaran Tentang Roh Kudus

14. PRIBADI ROH KUDUS

Tuhan Yesus, yang telah bangkit dari antara orang-orang mati, yang telah naik ke sorga serta dipermuliakan disebelah kanan Allah, ialah yang mengutus Roh Kudus agar tinggal di dalam hati orang-orang saleh. Roh Kudus itu tidak mempunyai tubuh bagi dirinya sendiri, kecuali orang-orang yang ditebus oleh Kristus menyerahkan tubuhnya kepada-Nya untuk menjadi tempat kediaman roh itu. Pada hari Pentakosta Roh Kudus mulai tinggal di dalam hati orang-orang yang ditebus oleh Kristus, yaitu yang menjadi tubuh Kristus dan jemaat-Nya. Pelajaran mengenai Roh Kudus penting sekali bagi jemaat Kristus. Marilah kita menyelidiki hal itu.

I. KEPRIBADIAN ROH KUDUS

Roh Kudus bukan suatu kuasa yang tidak memiliki kepribadian, dan bukan hanya suatu gerakan, Roh Kudus ialah satu pribadi yang pasti. Hal ini diajarkan dalam Alkitab seperti berikut:

A. Sebutan Ia dan Dia dipakai untuk Roh Kudus

Sebelum Ia dan Dia biasa dipakai hanya kepada suatu pribadi, dan dalam Yohanes 14:16,17; 15:16; 16:7-14; dua perkataan itu dipakai untuk Roh Kudus, yang membuktikan bahwa Ia adalah satu pribadi yang pasti.

B. Sifat-sifat suatu pribadi ada pada Roh Kudus

Roh Kudus mempunyai pengetahuan - 1Korintus 2:10,11.
Roh Kudus berkehendak - 1Korintus 12:11.
Roh Kudus mempunyai kasih - Roma 15:30.
Roh Kudus mempunyai pikiran - Roma 8:27.
Nyata bahwa sifat-sifat penting yang ada pada satu pribadi dimiliki oleh Roh Kudus.

C. Perbuatan Roh Kudus yang menyatakan Ia adalah satu pribadi

Roh Kudus menyelidiki segala sesuatu yang tersembunyi dalam diri Allah - 1Korintus 2:10.
Roh Kudus dapat berkata-kata kepada manusia - Wahyu 2:7; Kisah 13:2; 21:11.
Roh Kudus bersaksi tentang Kristus - Yohanes 15:26.
Roh Kudus memohon untuk kita - Roma 8:26.
Roh Kudus mengajarkan segala kebenaran - Yohanes 14:26; 16:12,14.
Roh Kudus memimpin orang-orang saleh - Kisah 16:6; Roma 8:14.
Roh Kudus memerintah - Kisah 16:6,7.
Roh Kudus memanggil manusia serta memberi jabatan kepada mereka Kisah 13:2; 20:28.
Roh Kudus telah melakukan banyak hal yang hanya dapat dilakukan oleh satu pribadi.

D. Hal-hal yang dapat dilakukan oleh manusia terhadap Roh Kudus

Roh Kudus dapat didukacitakan dan didurhakai - Kejadian 6:3; Yesaya 63:10; Kisah 7:51; Efesus 4:30. Roh Kudus dapat diolok-olok - Ibrani 10:29. Kepada Roh Kudus orang dapat berdusta - Kisah 5:3. Roh Kudus dapat diterima atau disambut - Yohanes 20:22; Kisah 19:2. Roh Kudus dapat dihujat - Matius 12:31-32. Sikap semacam itu hanya dapat dilakukan kepada satu pribadi.

E. Roh Kudus Menggantikan Tuhan Yesus di atas Bumi ini

Memang Tuhan Yesus adalah satu pribadi, dan ketika Ia di dunia ini orang-orang mengakui bahwa Ia adalah satu pribadi. Oleh sebab Tuhan Yesus mengutus Roh Kudus untuk menggantikan Dia (Yohanes 14:16-18), maka hal itu membuktikan bahwa Roh Kudus adalah satu pribadi; sebab hanya satu pribadi yang dapat menggantikan Tuhan Yesus. Roh Kudus bukan hanya satu kuasa yang melaluinya Allah bekerja, melainkan Ia adalah satu pribadi yang pasti. Satu pribadi mempunyai pengetahuan, kehendak dan niat dalam dirinya. Tuhan Yesus telah mengatakan bahwa Roh Kudus sebagai satu pribadi akan mengajarkan segala perkara kepada kita serta menyaksikan tentang Yesus Kristus. Kita patut menganggap Roh Kudus sebagai satu pribadi sama seperti kita memikirkan Tuhan Yesus adalah satu pribadi.

II. KETUHANAN ROH KUDUS

Roh Kudus adalah Pribadi ilahi; Ia adalah Allah. Ini adalah ajaran Alkitab. Roh Kudus adalah salah satu Pribadi dari Allah Tritunggal.

A. Sifat-sifat Ketuhanan ada pada Roh Kudus

Roh Kudus Kekal - Ibrani 9:14.
Roh Kudus Mahatahu - Yohanes 14:26; 16:13; 1Korintus 2:10.
Roh Kudus Mahakuasa. Hal ini dapat dilihat dalam hal Maria mengandung Yesus Kristus oleh kuasa Roh Kudus - Lukas 1:35.
Roh Kudus Mahahadir - Mazmur 139:7-10.
Sifat-sifat ini merupakan sifat-sifat ilahi dan sifat-sifat itu ada juga pada Roh Kudus.

B. Pekerjaan-pekerjaan ilahi dikerjakan oleh Roh Kudus

Roh Kudus berkuasa menciptakan -- Ayub 33:4; Mazmur 104:30 Roh Kudus berkuasa menghidupkan, yaitu Ia memberi hidup kepada manusia -- Yohanes 6:63; Roma 8:2,11 Melalui ilham ilahi Roh Kudus memakai para nabi dan rasul untuk bernubuat -- 2Samuel 23:2,3; 2Petrus 1:21. Roh Kudus melahirkan kembali orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus -- Yohanes 3:5-8.

C. Nama Roh Kudus disebut bersama-sama dengan nama-nama Allah dan nama Kristus

Nama Roh Kudus disamakan dengan Nama Kristus dalam Amanat Agung Kristus, Matius 28:19. Nama Roh Kudus disamakan dengan Nama Allah dan dengan Nama Anak Allah dalam doa nikmat, 2Korintus 13:13; dan dalam menjalankan pekerjaan jemaat - 1Korintus 12:4-6. Berdasarkan semuanya itu patutlah kita juga mengaku bahwa Roh Kudus adalah Allah.

D. Roh Kudus disebut Allah dan Tuhan

Dalam Kisah 5:3 Petrus memberitahukan kepada Ananias bahwa ia telah berdusta kepada Roh Kudus; dan dalam ayat yang berikutnya Petrus berkata kepadanya bahwa ia telah berdusta kepada Allah. Nyata bahwa Roh Kudus sesuai dengan Allah dan Ia adalah Allah. Dan di dalam 2Korintus 3:17,18 Tuhan dan Roh Kudus disamakan dan dipakai berganti-ganti.

E. Sebutan-sebutan dalam Perjanjian Lama yang jelas ditujukan kepada Tuhan dalam Perjanjian Baru ditunjukan kepada Roh Kudus.

Bandingkanlah Yesaya 6:8-10 dengan Kisah 28:25-27. Ayat-ayat tersebut juga dikenakan kepada Tuhan Yesus. Jadi rupanya Yesaya 6:3 juga ditujukan kepada Allah Tritunggal, sebab ayat tersebut dapat dikenakan pada tiap pribadi dari Allah Tritunggal itu, masing-masing dikenakan kepada Tiga Pribadi yang menjadi Allah yang Esa. Bandingkanlah Keluaran 16:7 dengan Ibrani 3:7-9 dan Mazmur 95:8-11. Oleh karena hal-hal ini dinyatakan dalam Perjanjian Baru maka nyatalah bahwa Roh Kudus adalah Allah.

F. Roh Kudus berbeda dengan Allah Bapa dan Allah Anak

Walaupun Roh Kudus adalah Allah, kita harus ingat bahwa Ia adalah satu Pribadi yang berbeda dengan Allah Bapa dan Allah Anak. Hal ini nyata dari ayat-ayat yang berikut: Lukas 3:21,22; Matius 28:19; Yohanes 14:16; 16:7; Kisah 2:33.

G. Roh Kudus mentaati perintah Allah Bapa dan Allah Anak

Dalam Alkitab jelas dikatakan bahwa Roh Kudus dengan sukarela mentaati perintah Allah Bapa dan Allah Anak. Kita dapat membaca dari ayat-ayat yang berikut: Yohanes 14:26; 15:26; 16:13,14.

III. NAMA-NAMA ROH KUDUS

Nama-nama Roh Kudus penting sekali sebab nama-nama itu menyatakan sifat-Nya dan pekerjaan-Nya. Berikut ini adalah beberapa nama yang terdapat dalam Alkitab.

A. Nama-nama Roh Kudus yang menyatakan hubungan-Nya dengan Allah Bapa

Roh Allah yang hidup - 2Korintus 3:3.
Roh Allah - 1Korintus 3:16.
Roh-Mu - Mazmur 104:30.
Roh Tuhan - Yesaya 11:2; 61:1.
Roh - Yohanes 3:6-8.

B. Nama-nama Roh Kudus yang menyatakan hubungan-Nya dengan Yesus Kristus

Roh Kristus - Roma 8:9.
Roh Anak-Nya - Galatia 4:6.
Roh Yesus Kristus - Filipi 1:19.
Roh Yesus - Kisah 16:7.

Dengan demikian jelas bahwa Roh Kudus diutus oleh Allah Bapa dan Allah Anak (Yohanes 14:26; 15:26). Patutlah kita ingat bahwa "Ketika Roh Kudus dicurahkan pada hari Pentakosta itu, maka Ia telah datang sebagai Roh Tuhan Yesus yang telah dipermuliakan, yaitu Roh Kristus yang menjelma menjadi manusia, disalibkan, dan dipermuliakan, yang bukan membawa kehidupan Allah kepada kita, melainkan kehidupan yang ada pada Pribadi Yesus Kristus." (Andrew Murray).

C. Nama-nama Roh Kudus yang menyatakan perangai dan pekerjaan-Nya

Roh Kudus - Lukas 11:13.
Roh Kekudusan - Roma 1:4.
Roh yang mengadili dan yang membakar - Yesaya 4:4. Nama ini menyatakan bahwa Ia menyelidiki, menghukum, dan menyucikan dengan api.
Roh Kebenaran - Yohanes 14:17; 15:26; 16:13. Roh Kudus adalah kebenaran, dan Ia bersaksi tentang kebenaran itu, dan memberitakan kebenaran itu.
Roh Kudus yang dijanjikan - Efesus 1:13. Ialah yang dijanjikan oleh Bapa dan Anak, Lukas 24:49; Kisah 1:4.
Roh yang memberi hidup_ - Roma 8:2.
Roh kasih karunia - Ibrani 10:29. Ialah yang memberitakan anugerah Allah.
Roh kemuliaan - 1Petrus 4:14.
Roh yang kekal - Ibrani 9:14.
Penghibur - Yohanes 14:26; 15:26; 16:7. Perkataan yang diterjemahkan "Penghibur" mempunyai arti lebih daripada itu. Memang perkataan itu berarti "orang yang mendampingi", yaitu orang yang berdiri di sisi kita untuk membela kita. Dalam 1Yohanes 2:1, perkataan itu diterjemahkan "Pengantara". Roh Kuduslah yang dipanggil ke sisi kita untuk menolong dan membela kita. Itulah nama yang mengandung kasih yang besar. Baiklah kita selalu ingat bahwa Roh Kudus senantiasa ada di dekat kita untuk menolong dan membela kita dalam segala kesusahan, pencobaan, bahaya atau apapun.

Kita wajib mengenal Roh Kudus menurut sifat-sifat yang dijelaskan dalam setiap nama-nama itu.

D. Tanda-tanda Roh Kudus

Ada beberapa benda atau hal-hal lain yang dipakai dalam Alkitab untuk menandakan Roh Kudus, yaitu burung merpati, air, api, angin, air anggur dan minyak.

Burung merpati menandakan Roh Kudus sebab burung itu dipakai pada waktu Yesus Kristus dibaptiskan. Matius 3:16; Markus 1:10; Lukas 3:22; Yohanes 1:32; Kejadian 1:2; 8:8-12. Pada burung merpati terdapat sifat-sifat seperti berikut: kasih, tulus hati, suka berdamai, lemah lembut dan tidak menyakiti. Merpati tidak mempunyai empedu, dan tidak mau berkelahi. Roh Kudus dapat didukacitakan tetapi Ia tidak menjadi marah.

Air menandakan Roh Kudus sebab air menyucikan. Yesaya 44:3; Wahyu 22:17; Yohanes 4:14; Yohanes 7:38,39. Air menandakan pembaharuan, kepuasan dan kepenuhan. Roh Kudus melakukan hal itu di dalam kita.

Api menandakan Roh Kudus sebab api itu menyelidiki, menyucikan, dan menerangi. 1Raja 18:38; Kisah 2:3; Yesaya 6:6,7; Matius 3:11,12; Lukas 3:16,17. Api itu menandakan kehadiran Allah, kuasa Allah, dan bagaimana Allah menyucikan.

Angin menandakan Roh Kudus sebab angin itu menyatakan kehidupan dan gerakan. Yohanes 3:3-8; Kisah 2:2; Kejadian 2:7; Yohanes 20:22. Ini menyatakan dua pekerjaan Roh Kudus di dalam manusia, yaitu melahirkan kembali dan membaptiskan dengan Roh Kudus. Angin membawa kehidupan dan menumbuhkan segala tanaman; begitu juga Roh Kudus bekerja di dalam kita.

Air anggur menandakan Roh Kudus sebab air anggur membuat orang menjadi berani dan bersemangat, Efesus 5:18; Kisah 2:13. Kehendak Allah ialah supaya Roh Kudus saja yang dapat membuat orang menjadi bersemangat; tetapi Iblis telah menipu manusia supaya mereka mencari kedua hal itu dalam air anggur.

Minyak menandakan Roh Kudus sebab Ia yang mengurapi, menguasai, dan menerangi manusia. 1Samuel 16:13; Keluaran 30:23-33; Mazmur 92:11; Yesaya 61:1-3; Mazmur 23:5; Kisah 10:38; Yakobus 5:14; 1Yoh 2:20,27. Roh Kudus mengurapi dan menguasai kita dalam melakukan pekerjaan dan dalam kehidupan kita, dan Ia juga menerangkan hati kita.

Untuk mengakhiri pasal ini kami kutip perkataan dari Andrew Murray: "Roh Kudus ada di dalam saya sebagai suatu kuasa atau satu Pribadi, yang mempunyai kehendak dan maksud terhadap saya. Saya menyerahkan seluruh pribadi saya kepada Roh Kudus, dan kepribadian saya tidak dihilangkan melainkan dibaharui dan dikuatkan. Alangkah baiknya melihat bagaimana Roh Kudus menguasai hal-hal yang sebelumnya diperintah oleh keinginan tubuh.

IV. BERDOSA ATAU BERSALAH KEPADA ROH KUDUS

Hal ini patut direnungkan baik-baik oleh orang-orang Kristen maupun orang-orang yang belum percaya, sebab dosa kepada Roh Kudus membawa akibat-akibat yang berat sekali. Ada dua bagian, yaitu dosa-dosa kepada Roh Kudus yang diperbuat oleh orang-orang yang tidak percaya dan yang diperbuat oleh orang-orang yang sudah percaya.

A. Berdosa atau bersalah kepada Roh Kudus yang diperbuat oleh orang-orang yang tidak percaya

Dalam Kisah 7:51-57 diterangkan bagaimana orang-orang melawan Roh Kudus yang sedang menarik hati mereka untuk datang kepada Tuhan Yesus. Dosa ini dilakukan oleh banyak orang di dalam dunia pada waktu ini.

Dalam Ibrani 10:29 dikemukakan tentang dosa orang-orang yang menghina (menginjak-injak) Roh Kudus. Bandingkan dengan Lukas 18:32. Kalau seseorang menolak kesaksian Roh Kudus dari hal Kristus maka orang itu menghina Roh Kudus.

Dalam Matius 12:31-32 ditulis tentang dosa karena menghujat Roh Kudus. Itulah dosa yang terbesar, sebab Tuhan Yesus berkata bahwa dosa itu tidak dapat diampuni. Rupanya dosa itu dilakukan bila seseorang mengatakan bahwa pekerjaan yang sebenarnya dilakukan oleh Allah dengan kuasa Roh Kudus itu dilakukan oleh Iblis. Lihat Matius 12:24,27,28.

B. Dosa atau kesalahan kepada Roh Kudus yang diperbuat oleh orang-orang yang percaya

Dalam Efesus 4:30,31 kita diminta agar tidak mendukacitakan Roh Kudus. Lihat Yesaya 63:10; Efesus 5:4; dan Galatia 5:17-21. Kalau orang-orang Kristen mengatakan hal-hal yang sia-sia atau jenaka (Efesus 5:4), atau kalau kita melakukan sesuatu seperti yang disebut dalam Galatia 5:17-21, mendukacitakan Roh Kudus. Janganlah kita mendukacitakan Dia supaya tidak terjadi atas kita apa yang disebut dalam Yesaya 63:10.

Dalam Kisah 5:3,4 diceritakan tentang seorang Kristen yang berdusta kepada Roh Kudus. Seringkali orang Kristen berkata, "Aku menyerahkan semuanya kepada Tuhan", padahal kenyataannya tidak, jadi itu adalah dusta. Ananias menginginkan supaya orang-orang menganggap ia telah menyerahkan semuanya kepada Tuhan. Bandingkanlah dengan pasal Yosua 7:1-26 dan 2Raja 5:20-27.

Dalam 1Tesalonika 5:19 kita diminta agar jangan memadamkan Roh Kudus. Itu berarti jangan memadamkan pekerjaan Roh Kudus di dalam hati kita sendiri, misalnya bila Roh Kudus mengajak serta memimpin kita di dalam kesucian. Juga dalam pelayanan kita untuk Tuhan, kalau kita tidak menurut perintah-Nya kepada kita maka kita memadamkan Roh Kudus. Janganlah kita menyalahkan pekerjaan orang lain dalam ladang Tuhan, sebab dengan demikian seringkali kita memadamkan Roh Kudus.

15. PEKERJAAN ROH KUDUS


I. PEKERJAAN ROH KUDUS SEBAGAI SALAH SATU DARI ALLAH TRITUNGGAL

Alkitab mengajarkan bahwa dalam tiap-tiap pekerjaan Allah, maka Bapa, Anak dan Roh Kudus bekerja bersama-sama. Di dalam pekerjaan menciptakan alam ini beserta isinya, di dalam menebus manusia, dan di dalam menyelamatkan manusia kita melihat pekerjaan daripada tiap-tiap Tritunggal sebagai berikut: dalam tiap-tiap pekerjaan Allah, maka kuasa untuk menciptakan berasal dari Bapa; kuasa untuk mengatur berasal dari Anak; dan kuasa untuk menyelenggarakan atau menyempurnakan berasal dari Roh Kudus. Oleh sebab itu dalam tiap-tiap pekerjaan Allah, bagian atau tugas Roh Kudus ialah menggenapkan apa yang dimaksudkan oleh Bapa dan yang diatur atau dilaksanakan oleh Anak- (Roma 11:36; 1Korintus 8:6).

"Dinyatakan dalam Alkitab bahwa segala pekerjaan berasal daripada Bapa, dengan melalui Anak, dan oleh Roh Kudus. Dan dalam hal manusia berbalik kepada Allah oleh jalan tebusan, manusia selalu menuju kepada Bapa, dengan melalui Anak, oleh Roh Kudus, (Efesus 2:18)" - Hodge.

II. PEKERJAAN ROH KUDUS DI DALAM ALAM SEMESTA

Dalam Alkitab nyata bahwa masing-masing mendapat satu bagian dalam pekerjaan penciptaan, yaitu: Allah Bapa - Kejadian 1:1. Allah Anak - Kolose 1:16; Ibrani 11:3. Allah Roh Kudus - Mazmur 33:6; 104:30.

Dalam pekerjaan penciptaan terlihat tiga kuasa yang bekerja, yaitu kuasa yang mengadakan, yang datang dari Bapa; kuasa yang mengatur dan membentuk, yang datang dari Anak; dan kuasa yang menyempurnakan dan menggenapkan yang datang dari Roh Kudus.

Pekerjaan istimewa dari Roh Kudus dalam penciptaan yaitu "membawa segenap kejadian kepada tujuannya yaitu mempermuliakan Allah". Kuyper.

Dengan perkataan lain, pekerjaan Roh Kudus ialah memelihara dan menyempurnakan kehidupan, membawa peraturan, kebaikan dan keelokan di dalam alam ini. Roh Kudus telah mengatur angkasa raya, Ayub 26:13; Mazmur 33:6; Yesaya 40:12,13.

Apakah pekerjaan Roh Kudus dalam alam ini hanya berhubungan dengan penciptaan-Nya yang sudah selesai, atau apakah Ia masih bekerja sampai sekarang? Alkitab menyatakan bahwa Ia masih bekerja dalam alam ini. Roh Kudus membaharui muka bumi dan makhluk-makhluk yang hidup dipelihara oleh-Nya (Mazmur 104:30). Roh Kudus memelihara tumbuh-tumbuhan (Mazmur 104:10-13). Roh Kudus memelihara binatang-binatang (Mazmur 104:11,12,14,21,27). Dunia yang telah menjadi kacau diperbaiki oleh Roh Kudus (Kejadian 1:2,3; 2:7). Dalam segala kejadian yang dikerjakan oleh Roh Kudus, rupanya kejadian itu terjadi menurut tingkatan yang makin lama makin tinggi. Pertama-tama yang terjadi adalah terang, yang tidak mempunyai kehidupan, lalu rumput dan tumbuh-tumbuhan, lalu binatang, lalu manusia, dan kemudian anak Manusia, yaitu Kristus, pada waktu Ia dikandung oleh kuasa Roh Kudus.

Dalam hal ini terlihat kemajuan, tetapi bukan kemajuan sebagaimana yang dikatakan dalam pengajaran yang sesat yaitu pengajaran evolusi (evolution).

III. PEKERJAAN ROH KUDUS DALAM ALKITAB

Dalam Alkitab Perjanjian Lama dan Baru, ada pekerjaan Roh Kudus yang penting sekali.

Roh Kudus telah menyatakan Wahyu; yaitu kebenaran baru yang tidak dapat diterima oleh pikiran manusia tanpa pertolongan Roh Kudus. Segenap Alkitab perlu diilhamkan untuk menyatakan kebenaran yang baru ataupun yang lama kepada manusia (2Timotius 3:16). Lihat juga ayat ini dalam terjemahan dari Firman Allah Yang Hidup dan Kabar Baik Masa Kini. Bukan berarti bahwa segenap Alkitab adalah suatu penyataan kebenaran yang baru, sebab dalam Alkitab terdapat juga kenyataan sejarah. Akan tetapi segenap Alkitab itu diilhamkan, baik bagian sejarahnya maupun bagian yang merupakan kebenaran baru yang manusia tidak dapat menerimanya tanpa pertolongan Roh Kudus. Perlu sekali segenap Alkitab diilhamkan oleh Allah supaya kebenaran yang dihadapkan kepada manusia tidak ada yang salah. Lihat 2Samuel 23:1,2; Yohanes 14:26; 15:26. Roh Kudus juga menerangi, yaitu Ia menerangi pikiran kita supaya dapat mengerti kebenaran yang diilhamkan oleh Tuhan.

Tanpa pertolongan Roh Kudus kita tidak dapat mengerti hal-hal tentang Allah (1Korintus 2:10-16; Efesus 1:17,18). Roh Kudus juga menjelaskan dan menempelak hati kita melalui pelajaran Alkitab. Oleh sebab itu kita mendapat berkat rohani dan bertambah-tambah secara rohani oleh sebab Firman Allah.

IV. PEKERJAAN ROH KUDUS DALAM KRISTUS

Roh Kudus telah melakukan satu pekerjaan yang pasti dan penting di dalam Yesus Kristus. Kesaksian-kesaksian tentang kedatangan Kristus telah diberitahukan oleh Roh Kudus (1Petrus 1:10-12; Wahyu 19:10). Roh Kudus juga ikut campur dalam pekerjaan Kristus sewaktu Ia di atas bumi ini, dan Ia juga ikut mengambil bagian dalam pekerjaan-Nya sekarang di sebelah kanan Allah.

A. Hubungan Roh Kudus dengan pekerjaan Kristus sewaktu Ia di atas bumi ini

Yesus Kristus telah dilahirkan oleh anak dara dengan kuasa Roh Kudus, Matius 1:20; Lukas 1:35.

Yesus Kristus dibaptiskan oleh Roh Kudus, Matius 3:16,17; Markus 1:9-11; Lukas 3:21. Yesus Kristus diurapi oleh Roh Kudus untuk melakukan pekerjaan-Nya, Kisah 10:38; Yesaya 61:1; Lukas 4:14,18. Yesus Kristus dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun untuk dicobai oleh Iblis, Matius 4:1-11; Lukas 4:1-13.

Roh Kudus ada di dalam Yesus Kristus untuk pekerjaan-Nya, yaitu mengabarkan Injil, menyembuhkan orang-orang sakit, dan mengusir setan,Matius 12:28; Lukas 4:16-22; Kisah 10:38. Oleh Roh Kudus Tuhan Yesus mati di atas kayu salib serta menyerahkan diri-Nya kepada Allah, Ibrani 9:14. Yesus Kristus dibangkitkan oleh kuasa Roh Kudus, Roma 8:11; 1Timotius 3:16. Roh Kudus menyertai Kristus dalam pekerjaan-Nya sesudah Ia dibangkitkan, Kisah 1:2.

B. Hubungan Roh Kudus dengan pekerjaan Yesus Kristus sekarang di sebelah kanan Allah

Roh Kudus telah dicurahkan atas jemaat oleh sebab doa Kristus dan sebab pekerjaan-Nya, Yohanes 15:26; Kisah 2:33; Efesus 4:8. Roh Kudus hadir di dalam jemaat sebagai wakil Kristus, Yohanes 14:16-18. Roh Kudus di dalam Jemaat, dan Kristus di dalam sorga bekerja bersama-sama dalam berdoa bagi kita, Roma 8:26,27,34. Doa Roh Kudus dan Mempelai Perempuan yaitu supaya Kristus segera kembali, Wahyu 22:17.

C. Nasihat berkenaan dengan pekerjaan Roh Kudus dalam Kristus

Yesus Kristus sungguh-sungguh seorang manusia. Ia telah hidup, berpikir, mengajar, menaklukkan dosa, dan mencapai kemenangan bagi Allah dengan kuasa Roh Kudus, yaitu kuasa yang kita semua boleh menerimanya. Kita juga harus bersandar pada Roh Kudus. Kalau Tuhan Yesus, Anak Tunggal Allah, telah melakukan semua yang disebut di atas dengan kuasa Roh Kudus, terlebih lagi kita harus bersandar sepenuhnya kepada Roh Kudus.

Kesempatan baik, keberhasilan, berkat, dan kemenangan ada pada kita sekalian oleh karena Roh Kudus. Roh Kudus, yang oleh kuasa-Nya Kristus dilahirkan, dapat juga melahirkan kita kembali yang mati dalam dosa. Roh Kudus yang telah menolong Yesus Kristus menyerahkan diri-Nya dengan tidak bercela kepada Allah, boleh diterima juga oleh kita, supaya kita menyerahkan diri kita kepada Allah dengan tidak bercela. Begitu pula Roh Kudus yang telah mengurapi Yesus Kristus dapat mengurapi kita semua. Yesus Kristus ialah teladan kita (1Yohanes 2:6), anak sulung dari antara banyak saudara. Segala sesuatu yang telah dicapai oleh Yesus Kristus oleh kuasa Roh Kudus, boleh juga dicapai oleh kita semua. Kalau kita menjunjung tinggi Roh Kudus maka Roh Kudus akan menghormati kita. Apakah kita juga mengutamakan Roh Kudus dalam pekerjaan kita?

V. PEKERJAAN ROH KUDUS DALAM ORANG-ORANG YANG TIDAK PERCAYA

Sebelum kita menyelidiki pekerjaan Roh Kudus di dalam jemaat, baiklah kita memperhatikan pekerjaan-Nya di dalam orang-orang di luar jemaat Kristus. Ada orang yang berkata bahwa Roh Kudus tidak bekerja di dalam orang-orang di luar jemaat Kristus, tetapi itu tidak benar. Sudah jelas dalam Alkitab bahwa ada tiga macam pekerjaan Roh Kudus di antara orang-orang yang ada di luar jemaat:

  1. Roh Kudus menahan kejahatan sehingga kehendak Allah digenapkan dalam dunia ini. Ialah yang "menahan" dan tidak membiarkan kejahatan digenapkan sampai si pendurhaka menyatakan dirinya (2Tesalonika 2:7).
  2. Roh Kudus menempelak isi dunia ini tentang dosa, dan kebenaran dan hukuman (Yohanes 16:8-11). Roh Kudus terutama menempelak orang-orang tentang dosa yang membawa kebinasaan, yaitu dosa menolak Yesus Kristus. "Akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku". Sesudah Tuhan Yesus naik kepada Bapa-Nya, kehidupan-Nya yang tidak bercela dihadapan orang-orang tidak lagi dapat menempelak mereka akan kejahatan mereka. Sebab itu Roh Kudus telah datang supaya Ia dapat menempelak isi dunia. "Akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi". Juga kenaikan Tuhan Yesus telah membuktikan bahwa perkataan-Nya tentang diri-Nya adalah benar, dan hal itupun dapat menempelak orang-orang dari hal kejahatan. Jikalau orang-orang tetap mengikuti Iblis, penguasa dunia ini, tentu mereka akan mendapat hukuman yang serupa dengan hukuman Iblis, yaitu dicampakkan ke dalam lautan api. Oleh sebab itulah Roh Kudus "menempelak akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum". Roh Kudus menginsafkan akan dosa, yaitu dosa manusia; akan kebenaran, yaitu kebenaran kepunyaan Kristus; dan akan hukuman, yaitu hukuman bagi Iblis.
  3. Roh Kudus menyaksikan tentang kebenaran yang ada dalam Yesus Kristus, serta menyatakan kebenaran pengabaran Injil dan kesaksian tentang Kristus (Yohanes 15:26,27; 14:16,17; Kisah 5:30-32). Kesaksian ini bukan hanya ditujukan kepada orang yang percaya saja, melainkan juga kepada orang berdosa. Rupanya Roh Kudus bekerja di dalam orang-orang berdosa dengan perantaraan orang-orang yang sudah percaya. Oleh sebab itu patut kita berhati-hati supaya kita masing-masing menjadi alat dalam tangan Roh Kudus dan supaya tidak ada dosa dalam diri kita sehingga menjadi penghalang bagi pekerjaan Roh Kudus. Tugas kita ialah mengabarkan Injil dan berharap kepada Roh Kudus agar Ia menempelak hati orang-orang yang mendengar. Lihat Kisah 2:4,37.

VI. PEKERJAAN ROH KUDUS DALAM JEMAAT KRISTUS

Roh Kudus ada di dalam jemaat Kristus - perhimpunan orang-orang yang percaya. Jemaat yang mula-mula telah menjadi saksi yang menyiarkan terang di dalam dunia yang tidak mengenal Allah ini.

"Dalam jemaat yang mula-mula terlihat dua sifat yang utama, yaitu: (1) Kasih satu kepada yang lain antara orang-orang Kristen. (2) Kasih kepada yang memusuhi mereka. Kasih itu nyata dalam hal kesabaran dan dalam hal menanggung aniaya. Dengan semangat yang berkobar-kobar mereka memberitakan Injil; dan mereka dikuatkan serta disucikan oleh iman mereka." - H.T. Sell.

Apa yang telah dimulai dalam jemaat yang mula-mula oleh Roh Kudus, Ia lanjutkan dan sempurnakan di dalam kita.

  1. Pada hari Pentakosta Roh Kudus telah mengadakan serta membangunkan tubuh Kristus, yaitu jemaat-Nya. Roh Kudus telah dicurahkan pada hari Pentakosta. Hari raya itu terjadi lima puluh hari sesudah hari raya Perjamuan Buah Bungaran. Pada hari raya Buah Bungaran biasanya seorang Imam Israel mempersembahkan gandum (padi) yang pertama-tama masak (dipotong). Maka pada hari Pentakosta di negeri Yerusalem, yaitu pada hari ketika imam sedang mempersembahkan dua buah roti unjukan kepada Allah, Roh Kudus telah turun ke atas jemaat itu, membangunkan dan mempersatukan mereka dan mempersembahkan jemaat itu kepada Allah sebagai satu perhimpunan orang-orang yang percaya - yaitu suatu perhimpunan orang-orang yang penuh dengan kuasa dan kehidupan Roh Kudus sendiri (Kis 2:1-4; Ef 1:22,23).
  2. Roh Kudus memiliki jemaat, yaitu Bait Allah. Lukisan mengenai bangunan ini baik sekali. Tiap-tiap orang yang percaya dibangunkan di atas alasan nabi-nabi dan rasul-rasul, dan Yesus Kristus adalah batu penjuru, dan segenap bangunan itu menjadi tempat kediaman Allah oleh Roh Kudus (Efesus 2:19-22).
  3. Roh Kudus adalah kepala yang memimpin jemaat ke dalam segenap kehendak Allah. Kami tidak membicarakan golongan dan aliran-aliran orang-orang Kristen. Kami hanya membicarakan tentang orang-orang yang sungguh-sungguh percaya dari segenap golongan dan aliran. Mereka yang sungguh-sungguh percaya dipersatukan dengan kepala, yaitu Yesus Kristus. Mereka yang menjadi tubuh Kristus dan menjadi jemaat yang sejati. Jemaat yang sejati itu dikepalai oleh Roh Kudus serta dipimpin oleh-Nya. Dalam pasal Kisah 15:1-41 diterangkan bagaimana Roh Kudus menjadi kepala jemaat di atas bumi ini, serta mengatur segala pelaksanaan-Nya. Pada waktu itu orang-orang yang percaya berkumpul di Yerusalem untuk berunding tentang bangsa asing yang sudah percaya. Tuhan Allah dengan Roh Kudus telah memimpin persidangan itu sehingga diputuskan bahwa bangsa-bangsa asing yang telah percaya memiliki hak dan kebebasan yang sama seperti orang-orang Yahudi yang telah percaya. Alangkah baiknya kalau tiap-tiap perhimpunan jemaat mau menyerahkan diri sepenuhnya kepada pimpinan Roh Kudus.

    Walaupun begitu Allah sudah dan tetap menyelenggarakan jemaat-Nya; dan Roh Kudus setia dalam memimpin jemaat itu ke dalam kehendak Allah.

  4. Roh Kudus masih membangun Tubuh Kristus dengan cara memanggil suatu kaum bagi nama Kristus. Maksud Allah bagi jemaat bukannya untuk mengkristenkan segenap dunia, melainkan untuk mengabarkan Injil kepada segenap dunia serta memilih satu kaum bagi Kristus yang menjadi milik-Nya, yang terdiri dari segala bangsa di dunia ini. Sesudah kebangkitan-Nya Tuhan Yesus menerangkan kepada murid-murid-Nya bahwa Allah tidak bermaksud supaya mereka mengetahui segala masa dan ketika yang ditetapkan oleh-Nya, melainkan supaya mereka mengerjakan tugas yang diserahkan kepada mereka, yaitu bersaksi. Dan kalau mereka hendak melakukan tugas itu dengan sebaik-baiknya haruslah mereka menantikan Roh Kudus yang telah dijanjikan (Kisah 1:1-8; 15:14-18).

Kelengkapan Roh Kudus bagi Jemaat

Karena itu mereka pergi ke segala tempat untuk mengumpulkan orang-orang dari segala bangsa agar menjadi mempelai perempuan Kristus, dan menggenapi apa yang dikatakan dalam Wahyu 5:9,10. Dalam Perjanjian Lama, Eliezer, hamba Abraham yang pergi mencari mempelai perempuan untuk Ishak, melukiskan hal itu.

Roh Kudus telah melengkapi jemaat-jemaat-Nya sehingga jemaat itu dapat melakukan dan menggenapkan maksud Allah (Efesus 4:7,8,11,12). Kalau kesucian jemaat tidak nyata di dalam kesaksiannya, maka kesaksian itu tidak akan berhasil. Oleh sebab itu Roh Kudus melengkapi jemaat dengan jalan mengeluarkan buah-buahan Roh Kudus dalam mereka itu. Dari segala buah-buah Roh, kasihlah yang terutama (Galatia 5:22,23).

Disamping buah-buah Roh itu, Roh Kudus juga memberikan karunia-karunia (1Korintus 12:1-11). Hanya oleh kelengkapan Roh Kudus itu dapatlah jemaat menggenapkan pekerjaan yang diamanatkan kepadanya.

"Buah-buah dan karunia-karunia Roh tidak sama. Buah-buah Roh adalah untuk sikap dan sifat kita; karunia-karunia yaitu perlengkapan kuasa. Karunia-karunia diberikan menurut kedaulatan kehendak Allah; buah-buah Roh itu menyatakan kehidupan yang halus dan merupakan suatu proses. Karunia-karunia berguna untuk pekerjaan pengabaran Injil; buah-buah Roh berguna untuk perangai yang halus. Karunia-karunia adalah untuk pelayanan istimewa; buah-buah Roh adalah sifat kehidupan. Karunia-karunia diberikan; buah-buah Roh adalah suatu kenyataan sifat. Karunia-karunia dapat diberikan sekaligus; buah-buah Roh harus di tanam dan bertumbuh perlahan-lahan. Jadi ada hubungan antara karunia-karunia Roh dan buah-buah Roh walaupun keduanya tidak sama.

"Segenap buah Roh termuat dalam kasih, tetapi kasih tidak termasuk dalam daftar karunia. Tidak semua orang yang percaya dapat bernubuat, tetapi semuanya harus mengasihi sesamanya. Kita boleh merindukan karunia-karunia, yang semata-mata ada di dalam kuasa Roh Kudus, tetapi mengeluarkan buah-buah Roh diwajibkan kepada kita. Karunia-karunia Roh tidak dapat menggantikan buah-buah Roh." Samuel Chadwick.

VII. PEKERJAAN ROH KUDUS DALAM PENGABARAN INJIL

Dengan ringkas kita dapat menyatakan pekerjaan Roh Kudus di dalam jemaat, terutama yang berhubungan dengan pekerjaan pengabaran Injil.

  1. Roh Kudus memilih pengabar Injil - Kisah 13:2.
  2. Roh Kudus mengutus pengabar Injil - Kisah 13:4.
  3. Roh Kudus memberi kuasa kepada pengabar Injil untuk mengabarkan Injil - Kisah 13:9.
  4. Roh Kudus menguatkan pengabar Injil pada waktu mereka dianiaya Kisah 13:52.
  5. Roh Kudus menyaksikan dan memeteraikan pekerjaan pengabar Injil - Kisah 15:8.
  6. Roh Kudus memimpin dalam mengatur pekerjaan pengabaran Injil - Kisah 15:28.
  7. Roh Kudus menahan para pengabar Injil agar tidak masuk ke ladang-ladang yang belum dibuka oleh Tuhan - Kisah 16:6,7.

VIII. PEKERJAAN ROH KUDUS DI DALAM ORANG YANG PERCAYA

Pekerjaan Roh Kudus dalam orang yang percaya merupakan pekerjaan yang besar dan luas. Dalam sepanjang kehidupan Kristen, Roh Kudus tetap bekerja di dalam kita, dari permulaan sekali, dalam tiap-tiap kemajuan rohani, sampai kepada kesempurnaan. Roh Kudus (seperti Kristus) tentu ikut ambil bagian dalam tiap-tiap pekerjaan keselamatan untuk kita, yaitu dalam hal pertobatan, dilahirkan kembali, pengudusan dan kepenuhan Roh Kudus, dan dalam segala kemajuan rohani. Semuanya itu akan dibahas dalam, pasal mengenai ASAS PELAJARAN TENTANG KESELAMATAN. Dalam pasal ini kita hanya mempelajari sebagian dari pertolongan dan pekerjaan Roh Kudus dalam orang yang percaya, tetapi bukan khusus mengenai hubungannya dengan pekerjaan keselamatan kita. Selanjutnya kita akan menyelidiki pekerjaan Roh Kudus yang terbesar di dalam kita, yaitu dipenuhi dengan Roh Kudus.

Beberapa pekerjaan Roh Kudus di dalam orang yang percaya

Roh Kudus itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita ini anak-anak Allah, Roma 8:16. Paulus tidak berkata dalam ayat ini "menyaksikan kepada Roh kita", melainkan "bersaksi bersama-sama dengan roh kita". Artinya ada dua oknum yang menyaksikan bahwa kita anak Allah: pertama, roh kita menyaksikan bahwa kita anak Allah; kedua, Roh Kudus menyaksikan beserta dengan roh kita bahwa kita anak Allah. Bagaimanakah Roh Kudus menyaksikan hal ini? Lihat Galatia 4:6.

Roh Kudus menguatkan dengan kuat kuasa-Nya dalam batin orang yang percaya, Efesus 3:16. Hasil kekuatan ini terlihat dalam ayat Efesus 3:17-19. Dalam ayat-ayat ini dinyatakan kuasa Roh Kudus bukan hanya dalam hal Ia memberikan kemenangan melainkan juga dalam hal:

1. Kristus mendiami kita. 2. Kita beralas dan berakar dalam kasih. 3. Kita bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus yang melampaui segala pengetahuan. Semuanya ini adalah hasil yang nyata bila kita mendapat segala kelimpahan atau kepenuhan Allah.

Roh Kudus itu membawa orang yang percaya kepada seluruh kebenaran, Yohanes 16:13. Perjanjian ini mula-mula diberikan kepada rasul-rasul tetapi sesungguhnya meliputi semua orang yang percaya (1Yohanes 2:20,27). Memang kita semua akan memperoleh kesempatan untuk diajar oleh Allah. Dan tiap-tiap orang yang percaya tidak bergantung kepada seorang guru manusia - "Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain". Ini bukan berarti bahwa kita tidak perlu belajar dari orang-orang lain yang sudah diajar oleh Roh Kudus. Jikalau Yohanes berpikir bahwa kita tidak perlu belajar dari orang lain tentu ia tidak menulis surat ini untuk menjadi pelajaran bagi orang lain. Hal ini juga tidak berarti bahwa kalau kita sudah diajar oleh Roh Kudus maka kita tidak perlu lagi memperdulikan Firman Allah. Sebab Roh Kudus justru akan memimpin kita semua kepada Firman Tuhan, dan itulah yang selalu dipakai oleh Roh Kudus dalam mengajar murid-murid-Nya yaitu kita (Efesus 6:17; Yohanes 6:63; Efesus 5:18,19; Bandingkan Kolose 3:16). Walaupun kita belajar banyak dari manusia tetapi kita tidak dapat bergantung semata-mata kepada manusia, sebab kita telah memiliki Guru Ilahi yaitu Roh Kudus.

Kita tidak akan dapat mengetahui kebenaran dengan sesungguhnya sebelum kebenaran itu diajarkan kepada kita oleh Roh Kudus. Siapa pun juga yang menjadi guru kita, ataupun kita belajar banyak dari Alkitab dalam bahasa aslinya, kita tidak dapat mengerti kebenaran itu kalau kita tidak diajar oleh Roh Kudus. Orang yang diajar oleh Roh Kudus, walaupun ia tidak tahu bahasa aslinya, akan lebih mengetahui Firman Allah daripada orang yang tidak diajar oleh Roh Kudus, meskipun ia pandai dalam bahasa aslinya.

Roh Kudus mengadakan buah-buah rohani di dalam orang-orang yang percaya, supaya mereka mencerminkan budi pekerti Kristen, Galatia 5:22,23. Segala sifat yang baik, sikap dan perbuatan yang sama seperti Kristus, semua itu adalah pekerjaan Roh Kudus dan buah Roh Kudus. Dalam ayat-ayat itu dikemukakan tentang suatu kehidupan yang mulia dan indah. Tiap-tiap perkataan dari ayat itu patut direnungkan baik-baik. Kasih-sukacita-damai sejahtera-kesabaran-kemurahan-kebaikan-kesetiaan-kelemahlembutan-penguasaan diri. Bukankah kita semua rindu mencapai kehidupan ini yang seperti kehidupan Kristus? Tetapi kehidupan ini bukanlah kehidupan yang memang ada pada kita, dan tidak dapat dicapai melalui usaha diri sendiri. Kehidupan yang memang ada pada kita diterangkan dalam Galatia 5:19-21. Pada saat kita menyadari bahwa kehendak tubuh adalah jahat dan kita tidak dapat melakukan apa-apa yang baik oleh kuasa tubuh, artinya pada waktu kita putus asa terhadap kuasa tubuh atau kekuatan diri sendiri, lalu kita menyerahkan diri kepada Roh Kudus supaya Ia tinggal dan bekerja di dalam kita, maka pada waktu itu barulah Roh Kudus menyatakan buah-buah-Nya dalam hidup kita. Maukah saudara memiliki buah-buah Roh dalam perangai dan kehidupan saudara? Hendaklah saudara menyangkali diri sendiri untuk mendapatkan kesucian, lalu biarlah Roh Kudus memerintah saudara untuk mengeluarkan buah-buah-Nya dalam hidup saudara. Pelajaran ini sesuai dengan yang diajarkan dalam Galatia 2:20.

Roh Kudus itu mengingatkan perkataan-perkataan Kristus kepada kita, Yohanes 14:26. kalau kita telah menaruh Firman Tuhan dalam hati kita, serta menghafalkannya, tentu Roh Kudus akan mengingatkan kepada kita ayat-ayat yang perlu bagi kita pada waktu kita ada dalam kesusahan, dukacita, takut, atau dalam keadaan apa saja. Dan Ia pun akan memperingatkan ayat-ayat yang perlu bilamana kita sedang membawa seseorang kepada Kristus.

Dalam 1Korintus 2:9-14 dikemukakan dua bagian pekerjaan Roh kudus:

1. Roh Kudus menyatakan kepada kita hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah, dan berkata-kata tentang karunia Allah dengan perkataan yang bukan diajarkan oleh hikmat manusia, yang merupakan kebodohan bagi manusia duniawi.

2. Roh Kudus menjelaskan pernyataan-Nya, yaitu memberikan kuasa untuk mengerti, mengetahui dan menerima pengajaran yang diajarkan-Nya. Roh kudus ialah pemberi ilham untuk Firman Allah yang dituliskan, dan Ia juga yang menulis dan menegaskan Firman itu. Kita akan dapat mengerti sebuah kitab dengan lebih mudah apabila si penulis itu ada di samping kita untuk menerangkan ini kitab itu. Begitu pun halnya kalau kita mempelajari Alkitab, Penulisnya, yaitu Roh Kudus ada di samping kita sambil menerangkan isi kitab itu kepada kita. Dengan pertolongan Roh Kudus semuanya menjadi jelas. Patut kita selalu berdoa seperti Daud dalam Mazmur 119:18. Kita tidak hanya perlu berpegang pada Alkitab yang sudah diilhamkan Allah, tetapi kita perlu juga mendapat penjelasan dalam batin kita mengenai isi kitab itu, yaitu dengan pertolongan Roh Kudus. Banyak orang telah tersesat sebab mereka mencoba memahami pernyataan yang rohani ini dengan pikiran jasmani saja.

Roh Kudus menolong orang yang percaya supaya ia dengan penuh kuasa dapat meneruskan kepada orang-orang lain kebenaran yang diajarkan oleh Roh Kudus kepadanya (1Korintus 2:1-5; 1Tesalonika 1:5; Kisah 1:8). Di sini kita mendapat kesimpulan:

  1. Kita perlu pernyataan kebenaran dari Roh Kudus, dan
  2. Kita perlu penjelasan tentang kebenaran dari Roh Kudus, dan
  3. Kita perlu kuasa dari Roh Kudus untuk memberitakan kebenaran yang telah dijelaskan-Nya itu kepada kita.

Kita selalu memerlukan pertolongan Roh Kudus. Yang menyebabkan gagalnya pekerjaan banyak pemberita Injil dan pekerja Kristen ialah karena mereka mencoba mengajarkan Firman Tuhan "Dengan perkataan budi yang membujuk orang", yaitu dengan ilmu-ilmu manusia dan dunia ini. Padahal kita perlu "keterangan dan kuasa Roh kudus".

Roh Kudus itu memimpin serta memberi kuasa kepada orang yang percaya dalam berdoa, Yudas 1:20; Efesus 6:18. Rasul-rasul tidak tahu bagaimana mereka harus berdoa, oleh sebab itu mereka meminta Tuhan Yesus mengajar mereka bagaimana harus berdoa, lihat Lukas 11:1 dan Roma 8:26. Roh Kuduslah yang mengajar kita berdoa. Dan doa yang berkenan kepada Tuhan yaitu doa di dalam Roh Kudus, yaitu Roh Kudus sendiri yang berdoa di dalam kita. Bilamana kita menghadap Takhta anugerah Tuhan kita patut mengakui bahwa kita tidak tahu bagaimana berdoa dengan sepatutnya, lalu kita meminta Roh Kudus agar memimpin doa kita menurut kehendak-Nya.

Kalau kita menghadap hadirat Tuhan dengan tidak memikirkan apa yang hendak kita minta, hal itu berarti kita tidak berdoa dalam Roh Kudus. Doa yang diilhamkan oleh Roh Kudus, atau yang dinaikkan oleh Roh Kudus sendiri di dalam kita, tentu didengar oleh Allah Bapa.

memuji dan mengucap syukur, Efesus 5:10-20. Dalam hal ini nyata bahwa Roh Kudus bukan hanya mengajar kita berdoa, tetapi juga mengajar kita mengucap syukur. Hal ini sangat penting bagi orang yang dipenuhi dengan Roh Kudus. Lihat Kisah 2:4,11 dan Efesus 2:18.

Roh Kudus menolong kita menyembah Allah, Filipi 3:3. Berdoa lain daripada menyembah: mengucap syukur lain daripada menyembah. Menyembah menyatakan persekutuan kita dengan Allah, atau kasih kita kepada Allah, atau rasa hormat kita terhadap Allah, atau cara kita mempermuliakan Dia dalam hati kita. Di dalam doa kita mengutamakan keperluan kita; dalam pengucapan syukur kita mengutamakan segala berkat-berkat kita; tetapi dalam penyembahan kita mengutamakan pribadi Allah Bapa sendiri. Doa yang sejati dilakukan oleh Roh Kudus di dalam hati kita, lihat Yohanes 4:23. Ingatlah bahwa seringkali orang menyembah menurut keinginan daging yang sebenarnya merupakan kebencian bagi Allah. Tidak semua penyembahan, meskipun dilakukan dengan ketulusan hati, dipimpin oleh Roh Kudus atau berkenan kepada Allah. Orang yang menyembah Allah harus menyembah Dia menurut pimpinan Roh kudus.

Roh Kudus memanggil orang-orang serta mengutus mereka untuk melakukan pekerjaan yang ditentukan-Nya, Kisah 13:2,4. Roh kudus menghendaki supaya tiap-tiap orang Kristen bersaksi bagi Kristus, namun Ia juga memanggil orang-orang untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu. Ada orang yang bertanya, "Di mana saya harus bekerja, di Kalimantan, atau di Irian, atau di Sumatra?" Sebetulnya hanya Roh Kudus yang menentukan. Tidak setiap orang Kristen dipanggil untuk menjadi utusan Injil. Tuhan sendiri mengetahui siapakah yang Ia panggil dan Ia tentu menyatakan kehendak-Nya kepada orang yang dipanggil-Nya itu.

Bagaimana Roh kudus memanggil seseorang? Dalam Kisah 13:2,4 hal itu tidak dijelaskan. Mungkin hal itu sengaja tidak dijelaskan agar orang-orang tidak beranggapan bahwa Tuhan memanggil seseorang hanya dengan satu cara. Yang penting dalam ayat ini, ialah Roh Kudus akan menyatakan kehendak-Nya dengan jelas dan pasti kepada orang-orang yang dipanggil-Nya. Memang seharusnya Roh Kudus yang mengutus seseorang, bukan kehendak orang itu. Bagaimana kita mengetahui panggilan Roh Kudus? Kita patut membuka hati untuk mendengar panggilan-Nya dan kita harus taat bila Tuhan memanggil.

Roh Kudus itu memimpin kita sehari-hari dalam tiap-tiap hal, ke mana kita harus pergi dan apa yang harus kita lakukan, Kisah 8:27-29; 16:6,7. Memang kita perlu mendapat pimpinan yang jelas dan tegas dari Roh Kudus dalam tiap-tiap perkara baik yang besar ataupun yang kecil. Umpamanya dalam hal membawa jiwa kepada Kristus. Tentunya Filipus telah melalui banyak orang dalam perjalanan ke Gaza sebelum Roh Kudus menyuruh dia naik ke dalam kereta itu. Dari peristiwa itu nyata bahwa Roh kudus mau memimpin kita dalam segala perkara kehidupan kita, dalam berdagang, bekerja, belajar, dan dalam setiap hal Tuhan mau memberikan hikmat-Nya kepada kita. Marilah kita melihat perjanjian yang jelas dan tegas dalam Yakobus 1:5-7:

Bagaimana kita mendapatkan hikmat itu? Ada lima langkah:

  1. Kita harus menyadari bahwa kita "kekurangan hikmat", yaitu bahwa kita ada kekuatan di dalam diri kita. Kekuatan diri sendiri harus dihilangkan.
  2. Kita harus rindu mengetahui jalan Allah serta Rindu melakukan kehendak Allah. Kalau kita sungguh-sungguh merindukannya, pasti kita akan memintanya dengan sungguh-sungguh. Hal ini penting. Dengan demikian jelas mengapa seringkali orang Kristen tidak dapat mengetahui kehendak Allah dan tidak mendapat pimpinan Roh Kudus. Hal itu disebabkan mereka tidak sungguh-sungguh mau melakukan apa yang dinyatakan oleh Roh Kudus kepada mereka. Tuhan akan menunjukkan jalan-Nya kepada orang yang lembut hati, lihat Mazmur 25:10. Dari Yohanes 7:17 kita dapat mengetahui bahwa orang yang sungguh-sungguh "mau melakukan" kehendak Allah, Tuhan akan memberitahukannya.
  3. Kita harus meminta dengan tekun supaya kita dipimpin oleh Tuhan.
  4. Kita harus yakin dalam hati bahwa tentu kita akan dipimpin oleh Tuhan (Lihat Yakobus 1:6,7).
  5. Kita harus mengikuti pimpinan itu langkah demi langkah. bagaimana pimpinan itu dinyatakan kepada kita tidak diberitahukan lebih dahulu, tetapi kita mengetahui bahwa Tuhan akan memimpin kita. Seringkali pimpinan itu hanya diberikan langkah demi langkah setiap saat. Sebetulnya satu langkah saja yang perlu kita ketahui, dan sesudah langkah itu dituruti, maka barulah kita akan mengetahui yang berikutnya. Ada orang yang bimbang sebab tidak mengetahui pimpinan Tuhan baginya untuk minggu depan, atau bulan depan, atau tahun depan. Bila saudara sudah mengetahui langkah yang di depan saudara, itu sudah cukup. Turutlah langkah itu dan Tuhan akan menunjukkan langkah yang berikutnya. Periksalah Bilangan 9:17-23. Pimpinan dari Tuhan adalah pimpinan yang tegas dan jelas, lihat Yohanes 1:5. Banyak orang yang bimbang dan kuatir apakah kalau pimpinan yang diperolehnya berasal dari Tuhan atau bukan. Tetapi kita berhak untuk mengetahuinya dengan pasti. Kita dapat menghadap takhta anugerah Allah untuk menyerahkan diri kita kepada Allah dan memberitahukan bahwa kita mau dan akan menurut pimpinan Tuhan asal pimpinan itu jelas kepada kita. Kita harus mengatakan demikian kepada Tuhan. "Ya Tuhan, jelaskanlah kiranya kehendak-Mu kepada hamba, hamba akan menurutinya" Tentu Tuhan mau menyatakan kehendak-Nya kepada kita, dan janganlah kita berbuat sesuatu kalau kehendak Allah belum jelas kepada kita. Tidak sepatutnya kita memberi saran kepada Allah tentang jalan yang harus dipakai-Nya untuk memimpin kita; misalnya, menuntut suatu tanda, atau dengan sembarangan saja menunjuk salah satu ayat dalam Alkitab. Kita harus minta hikmat dan pimpinan dari Tuhan, tetapi tidak patut bagi kita untuk menyuruh Tuhan memakai cara kita untuk menunjukkan kehendak-Nya kepada kita. Lihat 1Korintus 12:11. Setelah kita membaca semua yang sudah dikatakan di atas, ada dua hal yang nyata tentang pekerjaan Roh kudus dalam orang yang percaya.

Pertama: Kita semata-mata bergantung kepada Roh Kudus dalam segenap kehidupan kita.

Kedua: Betapa sempurna perlengkapan Tuhan bagi kehidupan dan pelayanan kita, dan betapa besar kesempatan yang diberikan kepada orang saleh melalui pekerjaan Roh Kudus di dalamnya. Kepandaian kita, pengetahuan kita, kerohanian kita, semua itu tidak penting, melainkan apa yang dapat dilakukan oleh Roh kudus di dalam kita kalau kita memberi kesempatan kepada-Nya, itulah yang bagi kita. Seringkali Roh Kudus memilih orang yang tidak memiliki bakat (kecakapan dan kepandaian) untuk memakai orang itu lebih daripada orang yang cakap dan yang pandai. Kehidupan Kristen tidak berada dalam kuasa diri sendiri, dan pelayanan Kristen itu tidak dikerjakan dengan kekuatan diri sendiri atau kepandaian diri sendiri, tetapi kehidupan Kristen itu ada di dalam kuasa Roh Kudus, begitu pula pelayanan Kristen. Roh kudus menghendaki dan rindu untuk menyempurnakan pekerjaan-Nya di dalam kita. Ia akan melakukan semua yang kita izinkan bagi Dia untuk bekerja di dalam kita.

16. BAPTISAN ROH KUDUS

A. Apakah baptisan Roh Kudus itu?

Di dalam Perjanjian Baru ada beberapa perkataan yang dipakai untuk menerangkan baptisan Roh Kudus: "Dibaptis dengan Roh Kudus", "Penuh dengan Roh Kudus", "turunlah Roh Kudus ke atas semua orang", "Roh Kudus dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga", "Aku mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku", "Terimalah Roh Kudus", "Kekuasaan dari tempat tinggi", dan "Roh Kudus telah mengurapi". Semua perkataan di atas menerangkan satu pekerjaan atau pengalaman, yaitu berkenaan dengan menyambut Roh Kudus. Lihat Kisah 1:5; 4:8; 10:44-46; 11:15-17; 19:2-6; Lukas 4:18; 24:49. Menyambut satu pribadi adalah satu pengalaman yang jelas dan pasti. Jadi orang yang mengalami itu dapat mengetahui apakah ia sudah menerima-Nya atau belum. Lihat Kisah 19:1,2 dan bandingkan dengan Kisah 8:12,15,16. Istilah "penuh dengan Roh Kudus" maupun "Dibaptis dengan Roh Kudus", sesungguhnya yang dimaksud adalah "dipenuhi dengan Roh Kudus".

Memang Roh Kuduslah yang melahirkan kembali orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus, Yohanes 3:3-5. Orang itu dibaptiskan ke dalam tubuh Kristus. Dengan demikian Roh Kudus ada pada tiap-tiap orang yang sungguh-sungguh percaya akan Kristus; akan tetapi itu bukan berarti bahwa tiap-tiap orang Kristen sudah dibaptiskan dengan Roh Kudus. Jelas dari Kisah 19:1,2 bahwa baptisan dengan Roh Kudus adalah pekerjaan Roh Kudus yang berbeda dengan kelahiran kembali sebagai kelanjutan dari kelahiran kembali itu. Baptisan Roh Kudus adalah suatu puncak gerakan yang pasti dan penting dalam kehidupan orang-orang yang sudah dilahirkan kembali. Dalam kelahiran kembali kita menerima hidup baru oleh pekerjaan Roh Kudus, yaitu diselamatkan, tetapi dalam hal dibaptiskan dengan Roh Kudus kita menerima kuasa untuk hidup dalam kesucian dan kuasa yang melengkapi kita untuk melayani Tuhan.

Berikut ini kita menyelidiki beberapa hal dalam Kisah para Rasul:

  1. Pada hari Pentakosta Roh Kudus telah turun ke atas sekelompok orang yang sudah dilahirkan kembali (Tuhan Yesus sudah mengatakannya dalam Yohanes 15:3 dan Yohanes 13:10) tetapi baru pada hari Pentakosta mereka itu dibaptiskan dengan Roh Kudus.
  2. Jelas dari Kisah 8:12 bahwa orang-orang Samaria itu sudah diselamatkan, tetapi dalam ayat Kisah 8:15,16 diterangkan bahwa sesudah rasul-rasul tiba di sana, rasul-rasul mendoakan mereka lalu mereka dibaptiskan dengan Roh Kudus. Nyatalah bahwa mereka dibaptis dengan Roh Kudus sesudah mereka dilahirkan kembali.
  3. Orang-orang dalam rumah Kornelius telah percaya akan Tuhan Yesus, lalu mereka dibaptiskan dengan Roh Kudus sehingga mereka dapat berkata-kata dalam berbagai-bagai bahasa. Di sini kita melihat dua hal yang dilakukan oleh Roh Kudus yaitu Roh Kudus membuat seseorang percaya dan dilahirkan kembali, dan orang itu dibaptiskan dengan Roh Kudus.
  4. Ketika orang-orang di Efesus baru percaya, mereka tidak dibaptiskan dengan Roh Kudus. Mereka hanya dibaptiskan dengan baptisan Yohanes, yaitu baptisan pertobatan, tetapi Paulus telah meminta mereka agar dibaptiskan dalam nama Tuhan Yesus lalu Paulus mendoakan mereka supaya mereka menerima Roh Kudus.

"Dari Kitab Kisah para Rasul kita dapat mengetahui bahwa Allah bekerja menurut kedaulatan-Nya sendiri, dan tidak menurut aturan-aturan asas pelajaran manusia. Meskipun demikian ada empat hal yang tegas:

  1. Kelahiran kembali dan menerima Roh Kudus adalah dua pengalaman yang berbeda dan tidak sama.
  2. Seseorang dapat diselamatkan tanpa dibaptis oleh Roh Kudus.
  3. Adakalanya seseorang langsung dibaptis oleh Roh Kudus pada waktu ia percaya (dilahirkan kembali).
  4. Seringkali Roh Kudus disambut sesudah seseorang diselamatkan Dr. Pardington.

Hati kita tidak layak dan kurang bersih untuk menerima Roh Kudus. Itulah sebabnya kita harus menerima Tuhan Yesus agar disucikan oleh darah-Nya, baru kita siap untuk menerima Roh Kudus dengan kepenuhan-Nya dan Kuasa-Nya.

Tuhan menghendaki supaya tiap-tiap orang Kristen dibaptiskan dengan Roh Kudus, dan terlebih baik kalau hal itu terjadi langsung setelah mereka dilahirkan kembali. Sayang sekali tidak banyak orang yang menyelidiki hal ini dalam jemaat sebagaimana yang dilakukan oleh rasul-rasul. Lihat Kisah 8:15; 19:1,2. Dari semua itu jelas bahwa orang-orang harus diselamatkan serta menyambut Yesus Kristus menjadi Juruselamatnya, barulah ia dapat menerima Roh Kudus.

Baptisan Roh Kudus tidak lain adalah menyambut satu pribadi yang hidup, yaitu Roh Kudus sendiri. Kita wajib menerima Dia sama seperti kita telah menerima Tuhan Yesus Kristus.

Kewajiban setiap orang Kristen untuk menerima Roh Kudus telah nyata pada hari Pentakosta itu. Pada hari itu Roh Kudus telah turun ke atas jemaat, yaitu Tubuh Kristus, tetapi Ia juga masuk ke dalam tiap-tiap orang yang berhimpun di situ. Lidah api itu hinggap di atas tiap-tiap orang, dan bukan satu lidah api di atas semua orang (Kisah 2:3).

Tidak cukup kalau seorang Kristen hanya menyadari bahwa Roh Kudus telah datang ke atas seluruh jemaat, tetapi setiap orang Kristen wajib mengalami hal itu untuk dirinya sendiri. Janganlah kita hanya mengetahui apa yang dapat dilakukan oleh Tuhan di dalam kita, melainkan kita wajib mengalaminya. Kewajiban ini juga dilukiskan dalam lukisan-lukisan dalam Perjanjian Lama. Imam-imam diurapi dengan minyak (Imamat 8:12) yang mengibaratkan baptisan dengan Roh Kudus atas tiap-tiap hamba Allah. Dalam hal menyucikan orang yang sakit kusta (pasal Imamat 14:1-45) ada suatu lambang bahwa Roh Kudus memeteraikan tiap-tiap orang yang telah dilahirkan kembali. Perhatikanlah bahwa darah yang dipercikkan lebih dahulu melambangkan pekerjaan keselamatan, lalu minyak yang dicurahkan melambangkan pekerjaan Roh Kudus dalam menyucikan kita. Orang Israel yang menyeberangi Sungai Yordan mengibaratkan orang-orang saleh yang memasuki Kanaan, yaitu kehidupan yang suci dan tempat perhentian. Bagi orang-orang Israel dan bagi kita sekarang, peristiwa ini merupakan sesuatu yang penting sekali. Dari Ibrani 4:1-11 nyata bahwa negeri Kanaan bukan melambangkan sorga, melainkan kehidupan kemenangan dalam Roh Kudus.

B. Roh Kudus sudah dijanjikan kepada kita

Kita didorong untuk melaksanakan kewajiban ini oleh perjanjian-perjanjian Tuhan. Tuhan Yesus sendiri telah berjanji akan mencurahkan Roh Kudus di dalam kita (Yohanes 7:37-39; 14:16; 16:7; Kisah 1:8). Rasul Petrus telah menjanjikan perjanjian ini serta mengajak orang-orang untuk menerimanya. Kisah 2:39; 5:32. Rasul Paulus juga memberitakannya serta mengajak orang-orang agar menerima Roh Kudus, Kisah 19:1,2.

C. Perintah Tuhan Yesus tentang Roh Kudus

Tuhan Yesus sendiri telah mewajibkan serta memerintahkan agar kita menerima Roh Kudus. Tuhan Yesus menyuruh murid-murid-Nya menunggu di Yerusalem untuk menerima Roh Kudus, Lukas 24:49. Hal itu juga diperintahkan kepada kita dalam Efesus 5:18. Ayat ini sama seperti ditujukan kepada murid-murid, tetapi juga ditujukan kepada kita sekarang. Dalam Yohanes 20:22 Tuhan bersabda, "Terimalah Roh Kudus". Ini menyatakan tugas manusia untuk menerima atau menyambut Tamu Sorgawi. "Tuhan mau mengaruniakan Roh Kudus kepada kita dan kita wajib menyambut Dia yang Tuhan ingin berikan kepada kita. Bila kita telah siap untuk menyambut Dia, maka Roh Kudus bersedia datang. Pada zaman dahulu, rasul-rasul dan orang-orang lain menyediakan hatinya untuk menyambut Roh Kudus itu dengan iman pada hari Pentakosta. Tuhan bersedia memberi dan kita hanya menerima saja, demikianlah caranya kita menyambut Roh Kudus." Dr. Elder Cumming.

D. Maksud Tuhan dalam memberikan Roh Kudus kepada kita

Roh Kudus diberikan kepada kita untuk menjadi wakil Allah yang mengerjakan di dalam kita kekudusan yang telah dikerjakan oleh Kristus pada kayu salib; dan supaya kita dikuasai oleh kuasa Roh Kudus untuk mencapai kemenangan atas dosa, dunia, kedagingan, dan setan; dan supaya kita mendapat kuasa yang melengkapi kita untuk melayani Tuhan.

Pada pokoknya Roh Kudus diberikan kepada kita untuk kesucian dan kuasa, kuasa untuk menjalani kehidupan Kristen dan untuk melaksanakan pekerjaan Tuhan.

Dalam Matius 3:11,12 kita membaca, "Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api. Alat penampi sudah ditangan-Nya. Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan." Ayat ini sama dengan yang disebutkan dalam Maleakhi 3:2, Roh Kudus adalah seperti api tukang pemurni logam. Ia dengan api membersihkan orang-orang yang menerima Dia,"Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api. "Ini tidak berarti bahwa ada dua pembaptisan, satu dengan Roh dan yang satu dengan api, melainkan api itu menerangkan betapa besarnya kuasa pembaptisan Roh Kudus. Artinya, jiwa yang dibaptiskan dengan Roh Allah adalah bagaikan satu jiwa yang menyala-nyala sebagai api. Api lebih berkuasa daripada zat-zat yang lain, khususnya api itu melambangkan Roh Kudus.

"Api memurnikan dan memisahkan segala sanga daripada emas, menghanguskan debu jerami, dan membersihkan segala macam kotoran. Api mengibaratkan pekerjaan Roh Kudus yang menyucikan jiwa daripada segala sanga dosa. Roh Kudus adalah seperti pemurni perak yang seolah-olah diletakkan di atas untuk menyucikan segala kenajisan, sehingga kita, seperti perak yang bersih, dapat memancarkan rupa Tuhan Yesus yang tidak bercacat, dan kita akan dikeluarkan dari dalam api itu bila pekerjaan-Nya sudah genap. Tuhan ingin agar kehidupan kita memancarkan Yesus Kristus kepada semua orang (2Korintus 3:18), yaitu supaya orang-orang dapat melihat Yesus Kristus di dalam kita. Kita wajib menjadi gambaran Tuhan Yesus Kristus di dalam dunia yang jahat ini.

"Api juga melindungi daripada bahaya. Binatang buas tidak berani mendekat kepada kawanan domba pada malam hari, kalau gembala sudah memasang api di tempat mereka, Zakharia 2:5. Roh Kudus itu melindungi dari kuasa kejahatan. Hati yang menyala-nyala dengan api Roh Kudus akan mengalahkan beribu-ribu pencobaan. Kalau air dituangkan ke atas besi yang panas sekali, maka air itu akan langsung mendidih dan dengan cepat pergi dari tempat itu. Begitu pula hati orang yang dipenuhi dengan Roh Kudus dilindungi terhadap pencobaan, dosa, dukacita, dan penyakit. "Dr. A.B. Simpson.

"Sesudah kita dibaptiskan dengan Roh Kudus maka pekerjaan Roh Kudus itu memberi kuasa dan memimpin kita ke dalam kehidupan yang berkemenangan atas dunia, kedagingan dan Iblis, dan ini adalah hal yang penting sekali." Dr. R.A. Torrey. Roh Kudus senantiasa menyatakan dan menekankan kemenangan Kristus untuk kita.

Segenap kesucian berasal dari Yesus Kristus yang telah mati di atas kayu salib, tetapi Roh Kudus yang mengerjakan di dalam kita. Nama Roh Kudus sudah menyatakan pekerjaan-Nya. Jadi kita tidak dapat mencapai kehidupan yang suci kalau tidak dibaptiskan dengan Roh Kudus. Dan kalau kita sudah dibaptiskan dengan Roh Kudus mau tak mau kita sudah mencapai kehidupan yang suci itu, jikalau kita tetap berjalan dengan Roh Kudus. Buah-buah Roh Kudus diberikan di dalam kehidupan kita yang suci itu, Galatia 5:22,23.

Di samping itu baptisan Roh Kudus diberikan kepada kita supaya kita dilengkapi untuk pekerjaan Tuhan, untuk memberitakan nama Tuhan, untuk melayani Dia. Hal itu nyata dalam ayat-ayat yang berikut: Kisah 1:5-8; Lukas 24:29; Kisah 2:4; 9:17,20; 1Korintus 12:4-14. Melalui baptisan Roh Kudus karunia-karunia diberikan supaya si penerima itu dilengkapi untuk melaksanakan pekerjaan Tuhan.

E. Bagaimanakah kita menerima baptisan Roh Kudus?

Sebelum membahas persoalan ini kami berharap para pembaca ingat bahwa baptisan itu perlu sekali bagi tiap-tiap orang Kristen. Dalam Kisah 2:38,39 dinyatakan bahwa baptisan Roh Kudus itu bagi setiap orang Kristen.

Untuk menerima baptisan Roh Kudus seseorang perlu bertobat lebih dahulu serta percaya akan Tuhan Yesus Kristus (Kisah 2:38), yaitu wajib diselamatkan lebih dahulu. Dalam Kisah 5:32 Rasul Petrus menerangkan bahwa Roh Kudus diberikan kepada orang-orang yang "mentaati Dia". Untuk menerima baptisan Roh Kudus seseorang harus menyerahkan kehendak dirinya sendiri dan segenap kehidupannya kepada Tuhan. Ia harus mati terhadap kehendaknya sendiri (Roma 6:13). Dalam Roma 12:1,2 Rasul Paulus mengajak orang-orang Kristen untuk mempersembahkan tubuhnya kepada Tuhan. Memang kita tidak dapat menyucikan diri kita sendiri, tetapi kita dapat menyerahkan diri kita kepada Allah yang suci. Menyerahkan diri dan mempersembahkan diri kita kepada Tuhan adalah bagian kita, atau pekerjaan kita untuk menerima baptisan Roh Kudus. Penyerahan ini harus dengan kerelaan hati, merupakan penyerahan seluruhnya dan untuk selama-lamanya. Pembaptisan mengibaratkan kematian dan kebangkitan. Dalam hal ini kita dibaptiskan ke dalam kematian Kristus dan dibangkitkan kepada hidup baru, artinya kita menyerahkan dan mempersembahkan diri kita kepada Tuhan kepada Roh Kudus dapat hidup dalam kita. Kita harus mati terhadap kehidupan diri sendiri lalu menerima segenap kehendak Tuhan bagi kita. Dalam Lukas 11:13 Tuhan Yesus menyatakan bahwa Allah Bapa rindu sekali untuk memberikan Roh Kudus kepada orang yang meminta kepada-Nya. Ini menyatakan bahwa kita harus percaya akan perjanjian Tuhan dan harus menyambut Roh Kudus dengan iman kepada perjanjian Allah. Seperti kita telah menyerahkan diri kita kepada Tuhan dengan kepastian yang mantap untuk suatu hal tertentu, demikian pun kita harus dengan kepastian yang mantap untuk menyambut Roh Kudus dengan iman kepada Allah. Dan jangan kuatir, tentu Tuhan akan melakukan bagian-Nya (pekerjaan-Nya), yaitu memberi Roh Kudus serta menguduskan kita.

Yang wajib diperbuat oleh orang Kristen supaya memperoleh baptisan Roh Kudus adalah seperti berikut:

  1. Menyerahkan diri seluruhnya kepada Tuhan, yaitu menyerahkan segenap diri, baik tubuh, roh dan kehendak kepada Tuhan, Kisah 5:32; Roma 12:1-3. Penyerahan itu harus disertai dengan pengakuan dosa kepada Tuhan dan permintaan ampun. Janganlah ada dosa yang tidak diakui. Semua dosa harus dibenci dan dibuang, juga segala kuasa gelap dan jimat.
  2. Meminta dengan pasti dari Tuhan supaya Roh Kudus diberikan, Lukas 11:13. Kalau kita bersikap pasti dan mantap dihadapan Tuhan, tentu Tuhan akan bersikap pasti dan mantap juga terhadap kita. Yang terpenting ialah, apakah kita sungguh-sungguh rindu dipenuhi dengan Roh Kudus? Apakah kita mau berdoa sehingga Tuhan mempersiapkan kita untuk menyambut Roh Kudus?
  3. Menyambut dengan yakin, ini merupakan pekerjaan iman, Lukas 11:13; Yohanes 14:13-16. Bila kita telah menggenapi semua tuntutan Tuhan ini tentu Tuhan sudah mengerjakan bagian-Nya di dalam kita (1Tesalonika 5:24), lalu kita wajib berbuat sesuai dengan keyakinan kita, yaitu yakin bahwa Tuhan sudah melaksanakan bagian-Nya di dalam kita.

"Jikalau Tuhan melihat dalam kita suatu penyerahan diri yang sungguh-sungguh kepada kehendak Tuhan, dan ketaatan terhadap perintah dan pimpinan Roh Kudus, kita boleh yakin bahwa baptisan Roh Kudus tidak akan ditahankan daripada kita. Tuhan memanggil kita agar kita membenci kehidupan yang mementingkan diri sendiri, itu merupakan panggilan untuk menyerahkan jiwa kita dan kehendak kita kepada kematian, supaya jiwa kita mendapat kehidupan yang baru yang dipimpin oleh Roh Kudus. Kalau hal ini belum dilaksanakan, maka itu berarti bahwa kita belum mati terhadap diri kita sendiri dan kebijaksanaan diri sendiri, jadi kita tidak mengetahui dan mengalami kebergantungan kepada Roh Kudus, yang memang amat penting dalam kehidupan rohani. Andrew Murray.

Apabila ketiga hal yang disebut di atas dilaksanakan pasti Tuhan akan memberi keyakinan dan kesaksian di dalam hati kita bahwa kita dipenuhi dengan Roh Kudus. Keyakinan dan kesaksian di dalam hati timbul pada waktu kita membaca Alkitab, atau pada saat kita berdoa, atau bersaksi bagi Tuhan Yesus dan di dalam kita taat kepada-Nya dan berjalan dengan Roh Kudus.

Sesudah kita dibaptiskan dengan Roh Kudus niscaya ada kemenangan atas dosa (Galatia 5:16). Kita patut tetap mentaati segala perintah Tuhan kepada kita (Efesus 4:30; 1Tesalonika 5:19), dan memakai kuasa Roh Kudus itu untuk bersaksi bagi Tuhan supaya pada waktu kita membagikannya kepada orang lain, Tuhan tetap mencurahkan ke dalam kita kepenuhan Roh Kudus itu. Kita tidak diperkenankan mabuk oleh air anggur, melainkan kita hendaknya penuh dengan Roh Kudus setiap hari, Efesus 5:18. Setiap hari kita patut mengalami kepenuhan Roh Kudus, sehingga hal itu akan menjadi kebiasaan dalam hidup kita. Dan untuk setiap pekerjaan yang baru dan yang besar bagi Tuhan, kita memerlukan lebih banyak kepenuhan Roh Kudus. Bejana kita patut diisi dengan minyak Roh Kudus setiap hari, lalu kita salurkan lagi sebagai berkat kepada orang lain. Hal ini dilukiskan dengan indah dalam cerita perempuan janda, dalam 2Raja 4:1-7.

Baptisan Roh Kudus berhubungan erat dengan kekudusan kita dan sebenarnya tidak dapat dipisahkan daripada kekudusan kita yang dibahas dalam Pasal mengenai Asas Pelajaran tentang Keselamatan. Baiklah saudara membandingkannya.

17. KARUNIA-KARUNIA ROH KUDUS

A. Karunia-karunia Roh Kudus berasal dari Tuhan yang telah naik ke surga

Setelah Tuhan Yesus naik ke sorga dan duduk di sebelah kanan Allah Bapa, lalu Ia memberikan karunia-karunia-Nya pada hari Pentakosta untuk melengkapi jemaat-Nya dengan kuasa dalam melakukan pekerjaan-Nya. Karunia-karunia ini merupakan kuasa Allah sendiri, bukan kecakapan manusia. Dalam jemaat di Korintus terdapat banyak orang yang salah mengerti bagaimana karunia-karunia ini patut dipakai di dalam jemaat. Begitu pula pada waktu ini ada banyak salah pengertian mengenai karunia-karunia ini. Ada banyak orang dalam jemaat pada masa ini yang tidak mau mengakui adanya mujizat-mujizat di dalam jemaat dan tidak mau mengakui tanda-tanda yang menyatakan kuasa Allah. Pada pihak lain di luar jemaat ada banyak orang yang bertenung (spiritisme) (1Samuel 28:7), yang melakukan hal-hal yang ajaib dengan kuasa Iblis untuk menipu banyak orang. "Hal-hal yang berlebih-lebihan, kefanatikan dan kesesatan daripada orang-orang Kristen yang pada dasarnya jujur dan bermaksud baik, berhubungan erat dengan manifestasi-manifestasi kuasa Iblis dalam Spiritisme. Sebab itu, orang Kristen yang bermaksud baik itu masuk ke dalam bahaya, yaitu mereka akan menerima tipuan ganti manifestasi kuasa ilahi, dan dengan demikian mereka menyebabkan orang lain meragu-ragukan realitas kuasa Allah yang sejati. Pada satu pihak ada bahayanya menganut kepercayaan mutlak pada naturalisme yang menolak segala sesuatu yang tidak dapat diterangkan dalam ilmu pengetahuan. Pada pihak lain ada bahaya supernaturalisme yang palsu, yang memalsukan dan meniru pekerjaan kuasa Allah atau menggantikannya dengan pekerjaan kuasa Iblis, dan hal ini merupakan salah satu tanda utama dari akhir zaman.

"Jaminan satu-satunya bagi keseimbangan dari dua keadaan yang ekstrim ialah jangan bersikap masa bodoh mengenai karunia-karunia rohani, melainkan mengerti dengan benar kuasa Allah yang sejati serta memakainya dan menyatakan kepada dunia sesuai dengan Firman Allah, serta menghindari hal-hal yang ekstrim dan berlebih-lebihan dari kesesatan manusia dan penipuan si Iblis." Dr. A.B. Simpson.

B. Karunia-Karunia Roh Kudus

Dalam pasal-pasal 1Korintus 12:1-14:40 Rasul Paulus memberikan pelajaran dan nasihat bagaimana karunia-karunia ini patut dipakai.

Karunia yang pertama (1Korintus 12:8) adalah berkata-kata dengan hikmat. Ini berarti menyelidiki segala sesuatu serta mengetahui bagaimana harus bertindak dalam hal itu. Arti karunia itu ialah penuh dengan akal budi Allah dalam segala masalah karunia yang berikutnya yaitu berkata-kata dengan pengetahuan. Ini berbeda dengan hikmat; karunia ini berhubungan dengan kebenaran atau perkataan yang menerangkan tentang kebenaran, berhubungan dengan pikiran, sedangkan hikmat berhubungan dengan tindakan. Pengetahuan ini menolong untuk menerapkan Firman Allah di dalam segala hal. Kedua hal ini melengkapi seseorang untuk melaksanakan pelayanan yang baik bagi Tuhan.

Berikutnya yaitu karunia iman. Ini bukan berarti iman yang mendatangkan keselamatan, melainkan iman untuk melakukan pekerjaan Kristus, iman yang memungkinkan jawaban atas doa kita. Dapat dikatakan juga bahwa itu adalah iman untuk melakukan perkara-perkara besar. Kemudian karunia untuk menyembuhkan. Ini berarti menyembuhkan orang seperti dalam Kisah 4:30 dan Yakobus 5:14-16. Lalu kuasa untuk mengadakan mujizat (tanda ajaib). Menyembuhkan orang dan mengadakan mujizat tidak sama, sebab tidak semua penyembuhan adalah mujizat. Contoh-contoh mujizat ialah kebutuhan yang dialami Elimas, kekebalan Paulus ketika ia digigit ular berbisa, atau kematian Ananias ketika ia berada di hadapan Petrus. Hal itu merupakan kejadian yang di luar hukum alam ini, suatu hukum sorgawi yang berlaku di dunia ini, seperti pada waktu Tuhan Yesus masuk ke dalam rumah padahal segala pintu dan jendela tertutup. Kedua hal itu, yaitu penyembuhan dan mujizat, wajib ada di dalam jemaat Kristus. Selanjutnya adalah karunia bernubuat. Karunia ini berkenaan dengan penyampaian Firman dari Allah. Ada kalanya karunia bernubuat mengandung unsur memberitahukan hal-hal yang akan terjadi tetapi pada umumnya artinya ialah menyampaikan Firman dari Allah. Seorang nabi mendapat pesan dari Allah lalu ia meneruskannya kepada orang banyak. Ia juga seorang yang menerangkan tentang Firman Tuhan kepada orang-orang. Ia dapat mengetahui pesan Allah untuk satu generasi. Lalu menyampaikannya kepada orang-orang itu. Dalam 1Korintus 14:3 diterangkan lebih jauh bahwa pekerjaan seorang nabi ialah meneguhkan iman, memberikan nasihat, dan memberikan penghiburan. Nabi itu berkata-kata dengan kuasa Roh Kudus, dan perkataannya adalah pesan dari Allah untuk manusia. Paulus mengutamakan karunia ini di atas segala-galanya (1Korintus 14:19).

Kemudian karunia membedakan bermacam-macam roh. Ini perlu sekali untuk dapat mengetahui apakah karunia-karunia itu berasal dari Roh Kudus atau hanya dari manusia, atau dari Iblis asalnya. Iblis sendiri sering datang kepada orang-orang saleh seperti malaikat terang, dengan maksud untuk menipu orang-orang pilihan juga, 2Korintus 11:14; Matius 24:24. Orang yang memiliki karunia ini akan tahu dan dapat membedakan apakah kuasa itu berasal dari Tuhan atau dari si Iblis.

Pada hari Pentakosta orang banyak mendengar karunia bahasa lidah dalam bahasa mereka masing-masing, kemungkinan besar mujizat itu terjadi dalam pendengaran orang-orang itu. Dalam jemaat di Korintus nyata bahwa karunia lidah bukanlah suatu bahasa yang pasti atau yang diketahui orang, melainkan bahasa roh yang perlu ditafsirkan. Ada kalanya karunia lidah sering dibuat-buat orang sehingga membawa kekacauan di dalam jemaat. Kita mau menerima karunia itu kalau karunia itu sesuai dengan yang dikatakan dalam pasal 1Korintus 14:1-40. Di dalam jemaat Korintus ada orang-orang yang memegahkan diri oleh sebab karunia lidah, padahal Rasul Paulus mendaftarkan karunia itu pada urutan yang paling akhir. Karunia menafsirkan bahasa lidah itu perlu supaya dapat dimengerti oleh jemaat, dan jemaat dapat dibangunkan. Dua karunia yang terakhir ini mengherankan tetapi faedahnya kurang sekali bila dibandingkan dengan karunia-karunia lain.

Ada beberapa orang Kristen yang berkata bahwa karunia lidah adalah tanda istimewa, dan orang yang berkarunia lidah menandakan bahwa ia sudah dibaptiskan dengan Roh Kudus. Mereka berpendapat bahwa hanya karunia itu saja yang menjadi tanda seseorang dibaptiskan dengan Roh Kudus. Sesungguhnya tidak ada satu ayat pun dalam Alkitab yang menerangkan bahwa hanya karunia lidah yang menandakan bahwa seseorang sudah dibaptiskan dengan Roh Kudus. Paulus menerangkan bahwa segala karunia ini dapat dijadikan tanda bahwa seseorang dibaptiskan dengan Roh kudus. Dalam Kisah para Rasul ditulis tentang sejarahnya dan dalam Korintus ditulis tentang asas pelajarannya, kedua hal itu perlu diperhatikan. Penjelasan tentang karunia lidah dibahas oleh penulis buku ini dalam Tafsiran Surat Korintus yang pertama pasal empatbelas (1Korintus 14:1-40), dengan judul "Uraian tentang karunia lidah" dan "Kesimpulan dari hal karunia lidah".

C. Karunia-karunia ini di bawah perintah Roh Kudus

Segala karunia roh ada di bawah perintah Roh Kudus, dan Ialah yang mengerjakan karunia-karunia ini dalam jemaat dan di dalam anggota-anggotanya. Oleh sebab itu tidak boleh seseorang memegahkan dirinya oleh sebab karunia-karunia yang diberikan kepadanya (Lihat 1Korintus 12:11). Semuanya dikerjakan semata-mata oleh kuasa Roh Kudus. Tuhan Yesus berkata, "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di atas bumi ... Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu". Tuhan yang mempunyai kuasa dan Ia menyertai kita. Sebab itu segala pujian patutlah dipersembahkan kepada-Nya. Dan jikalau seseorang memegahkan dirinya sebab karunia-karunia yang ada padanya, berarti ia menghina Tuhan. Kita tidak mempunyai kuasa apa-apa kalau Roh Kudus tidak menyertai kita. Kesombongan telah menyebabkan malaikat-malaikat jatuh, oleh sebab itu patut kita berjaga-jaga.

"Kita boleh meminta kepenuhan kuasa Roh Kudus asal hal itu dipakai untuk kemuliaan Tuhan. Orang-orang yang memakai kuasa itu dengan akal budinya akan mengalami bahwa kuasa itu terlipat ganda, tetapi orang-orang yang tidak mau memakai kuasa itu untuk kemuliaan Tuhan akan disalahkan oleh Tuhan sehingga kuasa itu diambil daripadanya". Dr. A.B. Simpson.

Orang-orang Kristen yang memiliki karunia-karunia yang penting tidak patut mengangkat dirinya lebih tinggi daripada orang-orang yang memiliki karunia-karunia yang kurang penting. Dalam pasal 1Korintus 12:1-31 dikemukakan bahwa satu anggota tubuh tidak boleh memegahkan dirinya lebih tinggi daripada yang lain, sebab semuanya sama pentingnya. Begitu pula dalam jemaat Kristus. Di dalam tubuh kita tiap-tiap anggota bekerja sama, maka demikian pula seharusnya dalam jemaat Kristus, yang satu menabur, yang lain menuai. Begitu juga orang-orang yang mempunyai karunia-karunia yang kurang penting tidak patut merasa iri kepada orang lain yang memiliki karunia yang lebih penting.

Satu hal yang nyata bahwa pekerjaan Roh Kudus tidak akan membawa kekacauan di dalam jemaat. Segala sesuatu di dalam jemaat patut dilakukan dengan sopan santun dan dengan teratur, 1Korintus 14:26,40.

D. Kita hendaknya merindukan karunia-karunia yang lebih tinggi, yang lebih berfaedah

Tidak salah kalau kita merindukan karunia-karunia Roh Kudus, tetapi hendaknya kita merindukan karunia-karunia yang akan lebih berguna untuk meneguhkan iman orang-orang di dalam jemaat, lihat 1Korintus 12:31 dan 1Korintus 14:1. Kita harus ingat bahwa kita tidak boleh memerintah Roh Kudus dalam menentukan karunia mana yang akan Ia berikan kepada kita. Kalau kita memakai suatu karunia dengan benar maka Tuhan akan menambahkan karunia-karunia yang lain.

{Lihat Tafsiran Surat Korintus yang disusun oleh penulis Kitab ini, yang dikeluarkan oleh Penerbit Kalam Hidup.}

Bagian E. Asas Pengajaran Tentang Manusia

18. PENCIPTAAN MANUSIA

A. Manusia diciptakan oleh Allah

Alkitab menyatakan dengan jelas dan tegas bahwa manusia diciptakan oleh Allah, manusia diciptakan dalam jangka waktu yang singkat dan berlangsung sebagai manusia dewasa yang sempurna, Kejadian 1:27; 2:7. Dalam bahasa Ibraninya, kata "menciptakan" dalam Kejadian 1:27 yang dipakai adalah "bara", tetapi dalam ayat Kejadian 1:25 kata yang dipakai adalah "asah", yang berkenan dengan binatang, yang liar dan yang jinak. Kedua kata itu tidak mengandung arti "bertumbuh" atau "berubah rupa" atau "menjadi lain". Perkataan "asah" berarti "membuat dengan memakai bahan-bahan" seperti membuat meja dari kayu. Istilah "bara" berarti "menjadikan dengan tidak memakai bahan apa-apa". Jadi, Alkitab tidak mengemukakan alasan apa pun sehingga ilmu pengetahuan atau manusia dapat berpikir bahwa tubuh manusia adalah keturunan dari binatang, apalagi pikirannya dan jiwanya. Alkitab menerangkan bahwa Allah menciptakan manusia langsung, Kejadian 1:27; 5:1,2. Cara Tuhan menjadikan manusia diterangkan dalam Kejadian 2:7 dan Kejadian 2:21,22. "Pelajaran evolusi (suatu jenis berkembang dan berubah sampai menjadi jenis baru yang lebih tinggi tingkatannya) tidak dapat didasarkan pada pasal Kejadian 1:1-2:25. Pengarang kitab Kejadian juga memakai perkataan Ibrani "yatsar" yang berarti "membuat", bukan bertumbuh atau bertambah-tambah... Tidak ada binatang yang dijadikan menurut gambar dan rupa Allah; badan binatang tidak dibuat atau diciptakan seperti badan manusia." Leader S. Keyser.

B. Semua manusia adalah keturunan Adam dan Hawa

Di dalam Alkitab ada banyak bukti bahwa semua manusia adalah keturunan Adam dan Hawa, Kejadian 1:27,28; 9:19. Akan tetapi ada bukti yang lain di samping bukti dari Alkitab. Ada bukti dari sejarah dunia: Sejarah negara-negara dan bangsa-bangsa dari seluruh dunia menunjukkan bukti bahwa segenap manusia asalnya dari satu pasang suami isteri di Asia. Ada pula bukti dari bahasa-bahasa manusia: Menurut para ahli yang menyelidiki asal-usul bahasa-bahasa di dunia, maka ada banyak tanda-tanda yang membuktikan bahwa semua bahasa yang terkenal di dunia ini berasal dari satu bahasa. Dan tidak ada bukti bahwa bahasa-bahasa yang tidak terkenal tidak berasal dari satu bahasa. Bukti dari ilmu jiwa manusia: Semua bangsa dan suku-suku bangsa di dunia ini, memiliki cara berpikir yang sama. Ini nyata dari adanya persamaan di dalam pepatahnya, adat-istiadatnya, budi pekertinya, dongeng-dongeng nenek moyang, dan kemungkinan segala bangsa menjadi orang Kristen. Ini membuktikan bahwa semua manusia hanya satu asalnya. Bukti dari ilmu tubuh manusia: Segala bangsa dapat mengadakan perkawinan antara bangsa dan mereka dapat memperoleh keturunan. Suhu tubuh segala bangsa sama panasnya. Segala bangsa mempunyai nadi yang sama banyaknya. Segala bangsa dapat diserang segala macam penyakit. Hal-hal demikian tidak dapat terjadi pada binatang, dan darah manusia selalu dapat dibedakan dari darah binatang, kalau dilihat dengan mikroskop.

Rasul Paulus menerangkan bahwa segenap umat manusia adalah keturunan Adam dan Hawa, dan dosa Adam dan Hawa diwariskan kepada segala manusia. Begitu pula di dalam Kristus ada keselamatan yang cukup untuk segala manusia, Roma 5:12,19; 1Korintus 15:21,22. Bandingkan Kisah 17:26.

C. Manusia diciptakan atas gambar dan rupa Allah

Alkitab menyatakan dengan jelas sekali bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, Kejadian 1:26,27; 1Korintus 11:7. Dalam dua hal manusia dijadikan menurut gambar dan rupa Allah, yaitu (1) hal kesucian, (2) sebagai suatu pribadi. Dalam hal kesucian berarti bahwa manusia dijadikan dengan pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat; manusia dijadikan suci dan tidak berdosa, Pengkhotbah 7:29; Efesus 4:24; Kolose 3:10. "Adam dijadikan dengan perangai yang suci, yaitu dengan kerinduan akan Allah: semua orang yang lahir setelah dia, dilahirkan dengan kerinduan untuk menjauhkan diri daripada Allah". Farr. Sebagai suatu pribadi berarti bahwa manusia dijadikan satu pribadi seperti Allah adalah satu pribadi; dan manusia mempunyai pengetahuan tentang dirinya sendiri, dan mempunyai kehendak diri sendiri. Ia mempunyai pengetahuan, perasaan dan kehendak. Tidak ada binatang yang demikian. Manusia mempunyai hati nurani yang dapat memberitahukan mana yang baik dan yang jahat. Akan tetapi bisikan kalbu bukan suatu ukuran atau patokan yang sempurna, sebab hati nurani mungkin diabaikan dan dimatikan. Oleh sebab itu perlu sekali kita selalu membaca Firman Tuhan supaya hati nurani kita disesuaikan dengan Firman itu.

Manusia memiliki kehendak bebas. Manusia boleh memilih yang baik atau yang jahat, dan karena itu manusia harus bertanggung jawab atas kelakuannya. Allah adalah Roh: dengan demikian Ia tidak mempunyai tubuh. Oleh sebab itu manusia tidak diciptakan menurut gambar Allah secara tubuh, walaupun tubuh manusia ajaib. Pada pihak lain kita tahu bahwa Tuhan Yesus Kristus ialah gambar Allah dan pada waktu yang akan datang kita akan serupa dengan Dia, 1Yohanes 3:2.

Manusia mempunyai tubuh, jiwa dan roh. Ia mempunyai bagian jasmani dan rohani. Bagian jasmani ialah tubuhnya, yang rohani yaitu roh dan jiwanya. Ada dua pandangan daripada ahli teologi yaitu yang mengatakan bahwa roh dan jiwa merupakan dua kesatuan dan yang mengatakan bahwa roh dan jiwa itu merupakan satu kesatuan. Alkitab tidak menjelaskan mengenai hal ini, jadi hal ini tidak dapat dipastikan. Oleh sebab itu sebaik-baiknya kita tidak perlu mencoba memastikan hal ini.

D. Hasil penciptaan manusia

Hasil dari penciptaan manusia ada tiga. Secara jasmani manusia elok dan mulia, Mazmur 139:14. Secara jiwa, pikirannya tidak dihalangi. Manusia telah mengetahui banyak hal dari sebab akal budinya. Karena pikirannya tidak dihalangi maka manusia dapat menamai segala jenis binatang, dan hal itu menandakan bahwa Adam pandai dan luas pengetahuannya. Secara rohani, ia mempunyai kesadaran yang tidak dihalangi dosa; ia mempunyai keinsafan akan hal-hal rohani dan mempunyai persekutuan dengan Allah yang tidak dihalangi. Secara jasmani, jiwa dan rohani manusia itu sempurna. Manusia yang diciptakan itu sungguh amat baik, Kejadian 1:31.

Oleh sebab segala bangsa di dunia ini berasal dari satu keturunan (Kisah 17:26), maka kita yang percaya akan Yesus Kristus wajib memberitahukan Injil kepada segala saudara kita. Pekerjaan pengabaran Injil memang ada hubungannya dengan penciptaan manusia.

I. MANUSIA JATUH KE DALAM DOSA

A. Ujian untuk manusia

Alkitab menyatakan bahwa sesudah manusia diciptakan, maka Allah menempatkan mereka di dalam Taman Eden di mana ditempatkan pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, Kejadian 2:8-17. Allah menempatkan pohon itu karena Ia hendak menguji manusia apakah manusia akan mentaati apa yang telah dipesankan Allah kepadanya. Kalau manusia mentaati peraturan itu maka tentu ia akan mendapat pahala, dan kalau tidak taat tentu ia akan mendapat hukuman. Di dalam Taman Eden itu hanya satu pohon yang buahnya tidak boleh dimakan oleh manusia. Itu merupakan suatu peraturan yang istimewa, karena tidak jelas apa sebabnya peraturan itu diberikan. Sepuluh hukum Tuhan adalah hukum yang nyata sebabnya, dan hukum itu dapat disebut sebagai hukum moral. Misalnya ada peraturan, "Jangan mencelupkan tangan ke dalam air" maka peraturan itu merupakan peraturan istimewa sebab kita tidak mengetahui alasannya, apa kebaikan dan keburukannya. Demikian pula Adam dan Hawa tidak mengetahui alasan dari peraturan Allah, "...pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya ..." Tuhan telah memberikan peraturan itu, dan Adam dan Hawa wajib mentaati perintah itu.

B. Maksud ujian untuk manusia

Apa sebabnya manusia perlu diuji oleh Allah? Ada tiga jawaban untuk pertanyaan itu.

Pertama, ujian itu perlu oleh sebab manusia memiliki kehendak bebas. Manusia dapat menentukan segala perbuatannya oleh kehendak dirinya sendiri. Oleh sebab itu manusia memerlukan sesuatu untuk menentukan pilihan yang sesuai dengan kehendak dirinya. Kalau tidak ada ujian untuk manusia apakah gunanya ia diberi kebebasan untuk menentukan perbuatannya? Misalnya: kita mengerti bahwa ikan laut bernafas dengan insang, dan insang itu sesuai dengan suasana air. Tetapi, insang tidak sesuai dengan suasana udara, jadi insang itu menuntut supaya ikan hidup dalam air. Begitu pula manusia, ia diberi hak dan kuasa untuk menentukan segala kelakuannya, oleh sebab itu haruslah ia diuji supaya kebebasan menentukan kelakuannya dapat bekerja atau berfungsi. Kalau manusia tidak diberi kuasa untuk menentukan sendiri kelakuannya maka itu bertentangan dengan perangainya.

Kedua, manusia diuji oleh Allah untuk membuktikan apakah ia mentaati perintah Allah dan setia kepada Allah. Tentu Allah yang telah menjadikan manusia berhak menguji manusia dan memberikan suatu hukum yang sesuai dengan keadaan batin mereka. Sebelum Adam bersekutu dengan Allah, ia harus diuji sebab persekutuan menuntut ketaatan dan kasih menuntut kesetiaan.

Ketiga, kita mengetahui dengan pasti bahwa apa yang telah diperintahkan oleh Tuhan kepada manusia adalah hal yang mendatangkan kebaikan untuk manusia. Oleh sebab itu perintah ini diberikan kepada manusia untuk membawa manusia kepada kehidupan yang lebih tinggi dan mulia. Adam dan Hawa diciptakan dalam keadaan suci dan dengan sifat yang ingin dekat kepada Allah. Jadi seandainya mereka telah memilih untuk mentaati perintah Allah, tentu hati nuraninya yang suci akan menyatakan tabiat dan kelakuan yang suci. Seandainya mereka dengan dalam ujian itu, tak dapat tiada kemenangan itu akan meneguhkan manusia di dalam kesucian. Akan tetapi, oleh sebab manusia sudah salah pilih dan sudah melanggar Firman Allah, maka hati nuraninya yang suci menjadi kotor oleh dosa, dan oleh karena itu akibat dan hukuman dosa ditanggung ke atas mereka dan atas segala keturunannya, sehingga dengan demikian mereka sekalian telah terjerumus di dalam dosa. Meskipun Adam dan Hawa telah diciptakan dengan perangai yang suci mereka itu mungkin juga dicobai dan mereka bahkan sudah dicobai.

C. Pencobaan manusia

Alkitab menerangkan bahwa Adam dan Hawa telah dicobai untuk berbuat dosa dengan melanggar perintah Allah yang istimewa, Kejadian 3:1-6; 2Korintus 11:3; 1Timotius 2:14. Ular telah dipakai sebagai alat dalam tangan Iblis untuk mencobai Adam dan Hawa, Kejadian 3:1,4; 2Korintus 11:3.

Iblis, makhluk yang telah jatuh sebelum manusia diciptakan, selalu berusaha menjatuhkan manusia. Ia cerdik sekali sehingga ia dapat memakai si ular. Boleh jadi ular asli adalah seekor binatang yang elok rupanya, dan boleh jadi ia berjalan dengan kaki (Kejadian 3:14). Sesudah Iblis memasuki ular itu lalu ia datang kepada Hawa dan mencobai dia. Iblis itu cerdik sekali, sebab sesudah ia mencobai Hawa sehingga jatuh, Hawa kemudian mencobai Adam. Pencobaan yang dilakukan dengan perantaraan Hawa akan jatuh lebih efektif daripada pencobaan yang datangnya langsung dari Iblis. Patut kita ingat bahwa maksud Iblis yang terutama ialah supaya Adam jatuh ke dalam dosa. Apakah sebabnya? Sebab Adam ialah kepala segala manusia dan raja atas segenap bumi (Kejadian 1:26-28; 1Korintus 11:7-9), dan ialah yang harus bertanggung jawab. Jatuhnya Adam ke dalam dosa mengakibatkan semua manusia tercemar dan ikut jatuh ke dalam dosa, dan itulah yang diinginkan oleh iblis.

D. Cara pencobaan itu.

Pencobaan terhadap Hawa itu dilakukan melalui 3 cara:

  1. Melalui tubuh. Iblis mencobai dengan perantaraan tubuh Hawa. Hawa telah melihat bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan, Kejadian 3:6[a].
  2. Melalui jiwa. Iblis mencobai Hawa dengan perantaraan pikirannya. Ia merasa bahwa pohon itu sedap kelihatannya (Kejadian 3:6[b]), yang menyangkut unsur kesenian, tetapi ia menjadi lebih tertarik karena ia berpikir bahwa pohon itu akan memberi pengertian, Kejadian 3:6[c].
  3. Melalui roh. Dengan rohnya Adam dan Hawa bersekutu dengan Allah. Iblis telah mencobai Hawa melalui rohnya dengan berkata bahwa kalau buah itu dimakan Hawa akan menjadi seperti Tuhan Allah dengan mengetahui yang baik dan yang jahat, Kejadian 3:5. Keinginannya untuk menjadi seperti Allah yang mengetahui baik dan jahat merupakan suatu cita-cita yang mulia, tetapi sesungguhnya itu adalah ambisi yang berpusat pada diri sendiri dan berasal dari Iblis, yaitu ambisi yang sama yang menyebabkan jatuhnya Iblis, Yesaya 14:14.

Apakah mereka mengetahui baik dan jahat sebelum mereka jatuh dalam dosa? Tentu! Mereka tahu bahwa mentaati perintah Allah adalah baik dan melanggar perintah itu adalah jahat. Jadi, tidak ada sesuatu yang ditambahkan kepada pengetahuannya kecuali mengetahui dan menginsafi bahwa diri mereka berdosa.

Perhatikanlah bahwa Iblis juga telah mencobai Tuhan Yesus dengan tiga cara tersebut, (Matius 4:1-11; Lukas 4:1-13). Sampai sekarang pun Iblis tetap mencobai segala manusia dengan cara seperti itu. Dalam 1Yohanes 2:16 terdapat (1) "keinginan daging" (2) "keinginan mata" (3) "keangkuhan hidup".

E. Jatuhnya manusia ke dalam dosa.

Alkitab menyatakan dengan jelas sekali bahwa Adam dan Hawa telah jatuh dari kesucian mereka yang mula-mula, ketika mereka melanggar perintah Allah yang istimewa itu, yaitu larangan untuk makan dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, Kejadian 3:6; Roma 5:12,19; 1Timotius 2:14. Itulah dosa manusia yang pertama, dan akibat dosa itu besar lagi hebat, dan hukumannya segera datang. Dr. R.A. Torrey telah mengemukakan lima hal mengenai dosa yang pertama itu:

  1. mendengar fitnah yang ditujukan terhadap Allah.
  2. kurang percaya akan perkataan Allah dan kasih Allah.
  3. memandang akan hal yang dilarang oleh Tuhan.
  4. ingin akan hal yang dilarang oleh Tuhan.
  5. melanggar perintah Tuhan.

Dosa Adam dan Hawa dilakukan atas kehendak diri mereka sendiri. Segala dosa disebabkan oleh pilihan kehendak manusia. Oleh sebab Adam dan Hawa telah diciptakan dalam keadaan suci, maka dosa datang dari luar mereka. Dosa itu asalnya dari Iblis dengan perantaraan ular. Dosa Adam dan dosa semua keturunannya tidak lain daripada dosa karena tidak percaya akan Firman Allah: mereka mempercayai perkataan Iblis. Oleh sebab itu wajib kita menerima nasihat ini: Kita tidak dapat sungguh-sungguh menjadi milik Allah kalau kehendak kita belum dimiliki Allah serta belum tunduk kepada-Nya. Artinya, kehendak kita harus dikuduskan serta dibebaskan sehingga kita dapat sungguh-sungguh mengasihi Tuhan. Inilah kemerdekaan yang sempurna.

F. Akibat dosa (akibat jatuhnya manusia ke dalam dosa)

Ketika si ular memberitahukan kepada Hawa bahwa mereka akan menjadi seperti Allah dengan mengetahui yang baik dan yang jahat, ular itu berdusta walaupun ada juga sebagian kata-katanya yang betul. Tuhan Allah tidak tahu tentang kejahatan sebab Allah tidak dapat melakukan kejahatan dan tidak dapat dicobai (Yakobus 1:13). Tetapi Adam dan Hawa sudah mengetahui kejahatan karena mereka melakukan atau mengalami kejahatan itu. Sejak saat itu, lebih mudah bagi mereka untuk melakukan kejahatan daripada kebenaran. Sejak saat itu pula perangai manusia dan semua keturunannya ada di dalam dosa.

Akibat dosa mereka ialah:

  1. Mereka merasa malu (Kejadian 3:7). Sebab mereka telah makan buah pohon itu, maka mereka melihat kenyataan diri mereka sendiri, dan mereka merasakan tekanan dosa mereka. Pada saat itu juga Tuhan telah mulai menyadarkan hati nurani mereka.

  • Mereka berusaha sendiri. Mereka telah menyemat daun pohon ara dan membuat cawat (Kejadian 3:7). Setelah Adam jatuh di dalam dosa, maka manusia selalu berusaha untuk menyelamatkan dirinya sendiri; ia telah mencobai menenun bagi dirinya sendiri suatu jubah kebenaran. Tudung itu bukan tudung darah dan bukan tudung yang berasal dari Allah, dan bukan jalan keselamatan dari Allah. Pengharapan manusia hanya di dalam menerima tudung kebenaran yang telah disediakan oleh Tuhan (Kejadian 3:21; Filipi 3:9).
  • Mereka menjadi takut (Kejadian 3:8-10). Sebelum Adam jatuh ke dalam dosa, ia tidak takut, ia dan Hawa bagaikan anak-anak yang selalu senang, mereka menemui Allah pada waktu kapan saja bila mereka mendengar suara-Nya. Tetapi kini sesuatu yang baru telah masuk ke dalam kehidupan manusia, yaitu ketakutan. Dosa telah membuat suatu rantai ketakutan yang sampai kini masih mengikat manusia.
  • Mereka mencoba menyembunyikan diri (Kejadian 3:8). Dengan bodoh Adam dan Hawa menyangka bahwa mereka dapat menyembunyikan diri mereka dari hadirat Allah. Keturunan mereka juga bodoh karena mereka pun masih mencoba menyembunyikan pelanggarannya, tidak mau menghadap Allah untuk mengakui dosa mereka dan mencari keampunan (Amsal 28:13).
  • Mereka telah mencoba membenarkan diri sendiri (Kejadian 3:12). Di sini kita melihat satu akibat dosa yang paling buruk. Meskipun mereka berdosa dan bersalah, tetapi mereka mencoba membenarkan diri sendiri. Bilamana seseorang mencoba membenarkan dirinya sendiri, ia selalu menyalahkan orang lain. Adam telah menyalahkan Hawa, tetapi lebih daripada itu ia telah menyalahkan Allah juga dalam perkataannya, "Perempuan yang Kautempatkan di sisiku" (Kejadian 3:12). Seolah-olah ia berkata, "Itu salah Tuhan sendiri, yang telah memberikan perempuan itu kepadaku, sebab kalau Tuhan tidak memberikan perempuan itu, tentu pelanggaran itu tidak terjadi. "Pada masa ini banyak orang berdosa yang juga mencoba menyalahkan Allah.
  • Mereka telah menyalahkan orang lain. Adam telah menyalahkan Hawa dari sebab dosanya sendiri, dan Hawa telah menyalahkan si ular (Iblis) dari sebab dosanya sendiri (Kejadian 3:12,13).
  • Sebab yang dikatakan di atas adalah akibat dosa di dalam pribadi manusia.

    G. Hukuman dosa

    Dosa selalu membawa hukuman, dan beberapa hukuman telah langsung ditanggung oleh Adam dan Hawa oleh sebab dosa mereka.

    1. Hukuman telah dijatuhkan kepada ular. Sebab ular itu telah menjadi alat Iblis, maka ular itu dikutuk (Kejadian 3:14; Mikha 7:17). Bahkan dalam Kerajaan Tuhan seribu tahun kutukan itu tetap berlaku atas ular itu (Yesaya 65:25). Ular itu mengibaratkan Iblis (Wahyu 12:9).

  • Hukuman telah dijatuhkan kepada perempuan, yaitu penderitaan pada waktu bersalin dan perempuan harus tunduk kepada suaminya (Kejadian 3:16; Yohanes 16:21). Akan tetapi berkat Injil, Injil mengurangi hukuman itu (1Timotius 2:15; 1Petrus 3:7).
  • Hukuman telah dijatuhkan kepada laki-laki. Hukuman ini berupa kesusahan dan kelelahan (Kej 3:17-19; Ayub 5:7; Pengkhotbah 2:22,23). Pekerjaan adalah suatu berkat, bukan laknat, tetapi laknat atas tanah menyebabkan pekerjaan lebih berat.
  • Hukuman telah dijatuhkan kepada bumi, oleh sebab manusia. Akibat hukuman itu bumi mengeluarkan semak duri dan rumput duri (Kej 3:18). Seperti ular, begitu pula duri adalah musuh manusia (Mat 7:16). Dalam Alkitab duri itu melukiskan kejahatan (Bil 33:55; 2Korintus 12:7). Pada waktu Tuhan Yesus disalib, Ia diberi mahkota duri. Pada masa Kerajaan Tuhan seribu tahun, laknat atas bumi akan dihapuskan (Yesaya 25:8).
  • Semua yang dikatakan di atas adalah akibat dari luar manusia, yaitu dari Allah.

    H. Dosa menyebabkan perceraian

    Dosa selalu membawa perceraian. Adam dan Hawa telah diceraikan dari tiga hal:

    1. Mereka dan keturunan mereka diceraikan dari pohon kehidupan. Dalam hal ini rahmat Allah dinyatakan, sebab seandainya manusia dapat hidup selama-lamanya dalam keadaan berdosa, maka hal itu menjadi bahaya besar. Oleh sebab itu Adam dan Hawa diusir dari pohon kehidupan tetapi oleh penebusan dan kebangkitan Kristus, keturunannya yang menerima Kristus akan dapat makan buah pohon itu (Wahyu 2:7; 22:14). Tubuh manusia akan menjadi rusak dan lemah, tetapi Tuhan telah menyediakan pohon kehidupan untuk meniadakan kerusakan itu. Hal ini nyata bahwa sebelum air bah, manusia berumur panjang sekali. "Mungkin, seandainya manusia tidak berdosa maka tubuhnya akan diangkat atau dibawa naik ke sorga tanpa melintasi kematian." (Strong). Dr. Campbell Morgan menerangkan bahwa kenaikan Yesus Kristus menjamin kebangkitan dan kenaikan semua manusia, jikalau sekiranya tidak ada dosa dalam manusia.

    2. Adam dan Hawa diceraikan (diusir) dari Taman Eden. Hal ini dilakukan supaya jangan sampai mereka makan buah pohon kehidupan itu. Mungkin jadi manusia dapat menghampiri Taman Eden pada sebelah Timur, di mana beberapa Kerub menjaga, dan di sana mereka menyembah serta mempersembahkan korban-korban kepada Allah. Barang kali itulah kaabah yang pertama.

    3. Adam dan Hawa diceraikan dari hadirat Allah yang dapat dilihat oleh mereka. Ketika Adam dan Hawa menyembunyikan diri mereka dari hadirat Allah, hal itu terjadi sebab mereka itu dalam keadaan berdosa, tidak layak memandang Allah atau bersekutu dengan Dia. Sejak saat itu manusia harus menghampiri Allah melalui seorang pengantara (1Timotius 2:5).

    I. Dosa menyebabkan kematian

    Oleh sebab hukuman Allah yang melarang manusia makan buah pohon pengetahuan baik dan jahat, maka Tuhan telah berfirman, "Sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati" (Kejadian 2:17). Kematian ini yang disebabkan oleh dosa meliputi 3 aspek:

    1. Kematian jasmani. Kematian jasmani adalah perceraian antara roh dan jasmani, yang menyebabkan kerusakan tubuh. Kematian telah datang kepada manusia dari sebab dosa, dan kematian adalah upah dosa (Roma 5:12; 6:23). Jikalau tidak ada dosa tentu Tuhan menentukan suatu jalan lain bagi orang saleh untuk dibawa ke sorga. Di dalam Kitab Tesalonika dinyatakan suatu jalan bagi saleh-saleh Tuhan untuk dibawa ke sorga selain dari kematian (1Tesalonika 4:17).

    2. Kematian rohani. Kematian rohani adalah perceraian roh manusia dari Allah (Matius 8:22; Lukas 15:32; Yohanes 5:24; 8:51; Roma 8:13; Efesus 2:1). Hukuman mati yang dijatuhkan kepada Adam dan Hawa terutama adalah kematian jiwa dan roh, yaitu perceraian dari Allah. Dengan demikian kematian itu telah dialami oleh Adam dan Hawa pada hari mereka telah makan buah yang dilarang itu (Kejadian 2:17). Hidup yang kekal bukan hanya berarti hidup secara jasmani untuk selama-lamanya. Demikian pula kematian bukan hanya berarti kematian secara tubuh saja (Roma 5:12-21). Ketika dosa telah masuk, maka roh itu mati, dan itulah sebabnya Tuhan Yesus berkata kepada Nikodemus, "Kamu harus dilahirkan kembali" (Yohanes 3:7). Lihat juga Lukas 15:24; Efesus 2:1; 1Timotius 5:6; Wahyu 3:1.

    3. Kematian Kekal. Kematian kekal adalah akibat kematian rohani, dan merupakan penggenapan dari kematian rohani. Kematian kekal adalah hukuman Tuhan atas orang yang tidak bertobat dan tidak percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Juruselamatnya, dan hukuman ini diberikan kepada tubuh dan roh orang berdosa (Matius 25:41; 2Tesalonika 1:9; Matius 10:28; Ibrani 10:31; Wahyu 14:11). Akan tetapi kematian rohani dan kematian kekal dapat dihapuskan oleh anugerah Tuhan yang telah menyediakan suatu grafirat (tebusan) dalam Tuhan Yesus (Kejadian 3:21; 4:4; Ibrani 9:22; Yohanes 5:24; 8:51).

    II. KEADAAN MANUSIA SEKARANG

    Alkitab menerangkan bahwa dosa telah masuk ke dalam semua manusia oleh sebab dosa Adam (Roma 5:12-19). Oleh sebab itu tiap-tiap manusia dilahirkan dalam dosa dan mempunyai sifat dosa (Roma 3:9-23; 11:32; Galatia 3:22; Mazmur 14:1-7; 51:7 Yesaya 53:6). Dosa tidak diadakan oleh Hukum-hukum Allah yang diberikan di atas bukit Sinai. Hukum-Hukum itu hanya menyatakan dosa yang memang sudah ada sebelumnya (Roma 5:20) (Roma 7:7-12). Manusia melakukan dosa oleh sebab sifat dosa yang sudah ada di dalam dirinya. Manusia adalah orang berdosa sebab tiap-tiap manusia penuh dengan dosa. Tuhan Allah telah berkata bahwa semua orang telah berdosa (Roma 3:10,23). Oleh sebab itu segenap dunia berada di bawah hukuman, murka, dan kutuk Allah (Roma 3:19; Galatia 3:10) (Efesus 2:3). Hukuman Allah menuntut supaya manusia betul-betul mentaati Hukum-Hukum Allah, tetapi tidak ada seorang manusia pun yang mentaati Hukum-hukum itu. Oleh sebab itu laknat hukum-hukum yang dilanggar itu akan ditanggungkan ke atas orang yang berdosa itu. Jadi murka Allah tinggal di atas semua orang yang tidak sungguh-sungguh percaya akan Yesus Kristus (Yohanes 3:36). Lain daripada itu, orang-orang yang belum dilahirkan kembali berarti masih menjadi anak-anak Iblis dan bukan anak-anak Allah (1Yohanes 3:8-10; Yohanes 8:44; 1Yohanes 5:19). Segenap manusia ditaklukkan oleh Iblis dan dosa sehingga mereka itu tidak dapat menolong diri mereka sendiri. Kita dapat melihat buktinya dalam seluruh pasal tujuh dari Kitab Roma Roma 7:1-23 dan Yohanes 8:13-36; Efesus 2:3. Jelas dari Alkitab bahwa dosa telah menguasai segenap perangai manusia. Pengertian mereka gelap (Efesus 4:18; 1Korintus 2:14). Hatinya licik dan sudah membatu (Yeremia 17:9,10). Hati nurani dan pikirannya telah cemar (2Korintus 7:5). Kehendaknya dilemahkan (Roma 7:18), dan (Roma 7:18). Oleh sebab semua ini, Injil menyatakan bahwa manusia berada di dalam keadaan berdosa dan sesat jiwanya. Manusia berada di bawah hukuman oleh sebab sifat dosanya dan sebab ia juga sudah melakukan dosa. Oleh sebab itu maka perlu sekali manusia dilahirkan kembali (Yohanes 3:3,7). Hukum-Hukum Allah itu menyatakan dosa di dalam tiap-tiap diri manusia.

    III. TANGGUNG JAWAB MANUSIA

    A. Tanggung jawab manusia oleh sebab ia bebas memilih

    Ketika Tuhan Allah menjadikan manusia serta menempatkan dia dalam Taman Eden, maka Tuhan telah mengaruniakan kepadanya kuasa untuk memilih. Oleh sebab Adam telah memilih untuk melanggar perintah Tuhan, maka akibatnya dosa yang hebat telah masuk ke dalam diri manusia. Meskipun Adam telah jatuh ke dalam dosa, hal itu tidak menghilangkan kuasanya untuk memilih, tetapi kuasa untuk memilih itu telah menyimpang dari kebenaran. Oleh karena itu maka penebusan di dalam Injil itu menggerakkan kehendak manusia, dan manusia harus memilih Injil. Dengan perkataan lain, manusia masih bebas memilih (menentukan) kehendaknya; yaitu ia masih bebas untuk memilih Yesus Kristus walaupun ia telah terjerumus ke dalam dosa. Bilamana seorang manusia memilih Yesus Kristus, maka Allah menopang kehendak yang lemah itu dengan kuat kuasa-Nya.

    Kehendak yang bebas berarti manusia bebas memilih, tetapi harus bertanggung jawab atas pilihan yang sesuai dengan kelakuan dan tabiatnya itu. Setiap kelakuan yang berasal dari kehendak yang bebas dikendalikan oleh niat hati. Walaupun begitu, niat hati bukanlah yang menyebabkan pilihan manusia. Manusia mempunyai beberapa niat hati, dan ia dapat memilih salah satu di antaranya. Maka, kehendak manusia itulah yang menentukan pilihannya. Manusia diberi kehendak bebas, dan di dalam hal itu pilihannya ditentukan oleh kehendaknya, bukan oleh niat hatinya.

    B. Tanggung jawab manusia oleh sebab bisikan hati nuraninya

    Manusia mempunyai perangai yang mengetahui yang baik dan yang jahat, oleh karena itu ia berkuasa untuk berbuat baik dan jahat. Ketika Adam jatuh dalam dosa maka hati nuraninya disadarkan. (Sebenarnya sebelum Adam jatuh ia juga telah mengetahui yang baik dan yang jahat. Ia telah mengetahui yang baik, yaitu mentaati perintah Tuhan, dan ia tahu juga bahwa melanggar perintah Tuhan adalah jahat. Tidak ada suatu pengetahuan yang ditambahkan kepada Adam sesudah ia berdosa. Ia hanya mengalami dosa, dan menyadari bahwa dirinya telanjang, dan ia tahu bahwa ia sudah bersalah dan berdosa sebab ia menjadi takut serta mencoba lari dari hadirat Tuhan Allah). Sesudah hati nuraninya disadarkan maka sejak saat itu Adam harus memilih yang baik atau yang jahat, sesuatu yang sudah diketahuinya, jadi hal itu merupakan suatu tanggung jawab baru baginya; bila ia ingin memilih yang baik.

    Hati nurani manusia adalah sifat pikirannya atau batinnya yang mengetahui yang baik dan yang jahat. Hati nurani itu lebih daripada keinginan untuk mentaati batasan-batasan atau undang-undang yang di luar hatinya sendiri, dan undang-undang itu berlainan pada setiap bangsa. Hati nurani membuat undang-undang bagi dirinya kalau tidak ada undang-undang lain (Roma 2:15). Oleh sebab perangai (batin) manusia telah dicemarkan oleh dosa, boleh jadi hati nuraninya kurang sekali memahami hal-hal yang baik dan yang jahat, atau mungkin hati nurani itu tidak berfungsi lagi sebab sering diabaikan (1Timotius 4:2). Sebab itu hati nurani bukanlah suatu pemimpin yang tidak dapat bersalah. "Sifat-sifat lain di dalam diri manusia bisa bersalah, begitu pula hati nurani. Sebab itu hati nurani wajib diterangi dan disucikan. Aneh sekali kalau sifat-sifat lain bisa bersalah tetapi hati nurani tidak. Jadi hati nurani itu juga dapat bersalah. "(L.S. Keyser).

    Hati nurani itu mempunyai batasan (ukuran) bagi dirinya. Batasan atau ukuran itu dapat dipengaruhi dari luar dan dapat juga dibuat oleh hati nurani itu sendiri, atau dapat juga karena dipaksakan oleh peraturan suatu bangsa. Oleh sebab itu hati nurani dapat juga kurang baik, atau salah, atau juga benar. Oleh karena bisikan kalbu dapat salah, dan oleh karena manusia telah dicemarkan oleh dosa, maka lebih baik hati nurani itu mentaati undang-undang yang telah dinyatakan oleh Tuhan Allah kepada manusia. Di Gunung Sinai Tuhan Allah telah memberikan undang-undang bagi hati nurani manusia, dan dengan itu Tuhan telah membuktikan kepada manusia bahwa "manusia telah kehilangan kemuliaan Allah", dan oleh sebab manusia "lemah karena daging" maka ia perlu mendapat seorang Juruselamat yang di luar dirinya sendiri, sama seperti manusia memerlukan undang-undang dari luar dirinya sendiri. Lihat Roma 8:3.

    Kalau begitu apakah pekerjaan hati nurani? Hati nurani menunjukkan kepada manusia suatu bidang pengertian tentang yang baik dan yang jahat. Bidang itu mungkin kecil atau luas, sesuai dengan pengertian yang dimiliki oleh orang itu. Tetapi bidang itu diberikan kepada tiap-tiap orang dan orang itu sendiri tahu apakah ia mau atau tidak mau mentaati bisikan dari hal yang baik dan yang jahat. Hati nurani tidak memaksa seseorang, hanya menasihatkan, dan manusia sendiri yang menentukan pilihannya. Sejauh mana seseorang mentaati bisikan hati nuraninya, ia akan merasakan apakah ia benar atau dipersalahkan. Hati nurani seseorang membuat dia bertanggung jawab atas perbuatan-perbuatannya.

    C. Tanggung jawab manusia berkenaan dengan kekekalan yang menjadi kodratnya.

    Manusia itu kekal. Manusia dijadikan menurut gambar dan rupa Allah. Ada dua rupa Allah di dalam manusia: manusia yang suci dan manusia yang pribadi. Tetapi kesucian manusia hilang ketika ia jatuh ke dalam dosa. Pada waktu ia mati secara rohani ia telah bercerai dari Allah. Kematian rohani adalah perceraian roh manusia dari Allah (1Timotius 5:6; Yakobus 5:20). Gambar Allah di dalam manusia (kesucian-Nya) sudah hilang oleh sebab dosa. Tetapi rupa Allah, yaitu dalam hal manusia adalah satu pribadi, tidak hilang. Sungguhpun manusia jatuh ke dalam dosa ia masih tinggal suatu pribadi. Kesucian manusia dapat hilang, tetapi pribadi manusia tidak dapat hilang atau rusak. Manusia itu kekal, yaitu pribadinya yang kekal.

    "Roh manusia sesungguhnya merupakan pribadi manusia, dan roh manusia yang menurut teladan Allah akan hidup sampai selama-lamanya. Pribadi manusia tidak akan berhenti. Roh manusia tidak lain adalah pribadi manusia yang akan tetap selama-lamanya meskipun tubuh manusia telah mati." (Wm. N. Clarke).

    Oleh sebab itu manusia mempunyai tanggung jawab yang penting, sebab ia akan hidup selama-lamanya baik dalam kehidupan kekal atau dalam kebinasaan kekal. Jadi manusia wajib menerima hidup kekal dari Anak Allah itu (Roma 6:23). Tuhan Allah mau mengaruniakan kepada kita kuasa Roh-Nya supaya kita dapat melakukan kehendak Allah (Roma 8:4). Inilah yang membawa tanggung jawab besar kepada kita, dan kita patut bertanya kepada diri kita sendiri, "Sudahkah saya menerima kuasa Roh Tuhan untuk melakukan kehendak-Nya?"

    19. ASAS PENGAJARAN TENTANG DOSA


    I. ASAL MULA DAN BUKTI DOSA

    A. Asal mula dosa tidak begitu nyata

    Dosa tidak berasal dari Allah. Allah itu kudus, dan Allah tidak dapat dicobai (Yakobus 1:13). Sebetulnya asal mula dosa tidak begitu nyata. Hanya di dalam Alkitab terdapat sedikit keterangan mengenai asal mula dosa itu. Mungkin di dalam Yohanes 9:3 Tuhan Yesus memberikan sedikit keterangan atas pertanyaan, "Mengapa Tuhan Allah membiarkan dosa masuk ke dunia", "Bukan dia (berbuat dosa) dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia". Dalam 2Tesalonika 2:7 dikatakan bahwa kedurhakaan itu bekerjanya secara rahasia, juga di dalam Wahyu 17:5; mengenai asal mula dosa memang membingungkan banyak orang.

    "Beberapa orang yang tidak percaya telah menyalahkan Alkitab oleh sebab dosa dan kesusahan dalam dunia. Akan tetapi Alkitab tidak mengadakan tentang dosa, melainkan Alkitab memberikan bukti bahwa dosa sudah ada di dalam dunia. Jikalau Alkitab tidak ada maka persoalan dosa akan lebih membingungkan manusia. Sebetulnya kalau tidak ada Alkitab maka asal mula dosa tidak dapat diduga dan tidak dapat diterangkan. Manusia tidak boleh menyalahkan Allah dalam hal Ia telah membiarkan dosa masuk ke dalam dunia ini. Pengertian kita tidak akan menjadi lebih jelas kalau kita menolak Alkitab yang menerangkan bagaimana dosa telah masuk dunia ini." (Leander S. Keyser).

    B. Asal mula dosa adalah dari si Iblis

    Alkitab menerangkan bahwa dosa asalnya dari suatu makhluk yang mempunyai kehendak bebas, yaitu si Iblis. Pada mulanya Iblis adalah seorang malaikat terang yang agung dan suci. Iblis telah memberontak serta mendurhaka kepada Allah, tetapi sebabnya kita tidak tahu. Hanya ada sedikit keterangan dalam Alkitab mengenai sebabnya dosa dalam diri si Iblis, yaitu kesombongan. Dosa berasal dari kehendak Iblis. Tuhan Allah telah menjadikan malaikat-malaikat dengan kehendak yang bebas, dan hal itu akan menjadi baik asal dipimpin dengan baik. Jadi rupanya dosa mulai ada ketika Iblis mendurhaka kepada Allah.

    Dalam Yesaya 14:12-17 diterangkan bahwa Bintang Timur, putera Fajar, telah jatuh dari langit karena mendurhaka kepada Allah. Perhatikan perkataan "Aku hendak" yang diulangi lima kali, dan akhirnya "Aku hendak menyamai Yang Mahatinggi!" (ayat Yesaya 14:14). Bandingkanlah hal itu dengan 2Tesalonika 2:4 di mana Antikristus, wakil Iblis, akan mengaku dirinya sebagai Allah. Juga dalam pasal Yehezkiel 28:1-26, di mana Nabi Yehezkiel menangisi atau meratapi Raja Soer itu, terdapat sedikit keterangan bahwa Iblis telah jatuh dari sebab kesombongannya (ayat Yehezkiel 28:17).

    "Menurut penafsiran Alkitab secara umum, makhluk pertama yang dianugerahi kehendak bebas adalah malaikat-malaikat. Dan dengan demikian, maka asal mulanya dosa dalam alam ini disebabkan makhluk yang bebas kehendaknya, sebab kalau tidak, dosa tidak menjadi dosa, hanya suatu kesalahan atau nasib. Rupanya beberapa malaikat telah mulai iri terhadap kuasa Allah, dan tidak melawan iri hati itu, lalu mendurhaka kepada Allah. Itulah asal mula jatuhnya beberapa malaikat ke dalam dosa. Dosa mengubah mereka sehingga mereka menjadi setan dan roh-roh jahat. Yang menjadi penghulunya adalah Iblis, yang paling mendurhaka kepada Allah." Leander S. Keyser.

    Jadi, rupanya dosa telah timbul di dalam Bintang Timur itu ketika kehendaknya menyimpang pada jalan yang salah, yaitu melawan Allah. Pada waktu beberapa malaikat berdosa, tidak semua malaikat ikut berdosa. Keadaan ini tidak sama dengan dosa Adam yang mendatangkan dosa ke atas segenap manusia.

    C. Asal mulanya dosa di dalam manusia

    Semua orang dilahirkan di dalam dosa, yaitu mereka mempunyai sifat dosa. Semua orang telah berdosa. "Tidak ada yang benar, seorangpun tidak" (Roma 3:10). Bagaimana hal ini terjadi? Alkitab memberikan jawaban atas persoalan itu. Dalam pasal Kejadian 3:1-24 diterangkan bagaimana dosa telah masuk ke dalam hati manusia. Dosa itu masuk karena empat hal:

    1. karena tertipu, 1Timotius 2:14 (TKB; FAYH; BIS)
    2. karena melanggar hukum Allah, Roma 5:19
    3. karena mendengar bujukan si ular, Kejadian 3:1-6 dan
    4. karena Iblis menggoda dan merusak, Wahyu 12:9 Sejak Iblis mendurhaka ia meneruskan niatnya yang jahat itu sampai sebatas yang diizinkan Allah. Oleh sebab itu kita tidak heran mendapati dia di dalam Taman Eden karena ia berusaha untuk menjatuhkan manusia. Nyata kepada kita bahwa dalam hal ini jatuhnya Bintang Timur ke dalam dosa sama dengan jatuhnya manusia ke dalam dosa, keduanya jatuh melalui kebebasan kehendak mereka sendiri, mereka salah memilih melawan hukum Allah yang mereka ketahui.

    D. Dosa memang ada

    Dosa memang ada di dalam dunia; ini merupakan kenyataan dan sangat hebat. Hanya ada tiga bukti yang akan kita perhatikan:

    1. Alkitab menerangkan dengan jelas sekali bahwa dosa memang ada. Banyak ayat yang membuktikan hal itu tetapi kami hanya menyebutkan tiga: Yohanes 1:29; Roma 3:23; Galatia 3:22.

  • Kesaksian manusia. Kesaksian manusia atas bukti dosa:
    1. telah dimasukkan dalam undang-undang negara-negara,
    2. telah diakui di dalam tiap-tiap agama, meskipun dalam agama yang salah.
    3. telah diakui oleh ahli-ahli filsafat dari berbagai negara.
  • Kesaksian dari hati nurani manusia. Hati nurani manusia menyaksikan adanya dosa. Tiap-tiap orang tahu bahwa ia berdosa. Tidak ada seorang dewasa yang tidak menyadari bahwa dirinya berdosa. Hati nurani telah menempelak semua anak-anak Adam. Akibat dosa yang hebat telah nyata dalam tubuh dan pikiran manusia, dan dalam hal semua manusia telah terjerumus ke dalam dosa.
  • E. Beberapa persoalan tentang dosa

    Jikalau dosa tidak dibiarkan dalam dunia ini bagaimanakah manusia dapat menyatakan kesetiaannya kepada Allah? Sebab ada dosa, manusia di dalam dunia ini dapat menyatakan kesetiaannya kepada Allah dan keberaniannya untuk melawan dosa itu. Ini bukan berarti bahwa dosa adalah suatu hal yang baik, melainkan hal yang jahat yang dipakai oleh Allah untuk menguji manusia; dan manusia perlu diuji supaya ia dapat menunjukkan kasihnya kepada Allah. Seandainya saudara memiliki sebuah alat listrik yang dapat diputar sehingga segala dosa dan kesusahan dan penyakit dalam dunia ini dilenyapkan, apakah yang akan saudara perbuat, apakah saudara akan memutar alat itu atau tidak? Kalau saya, saya tidak akan memutar alat itu sebab Allah tidak memutarnya. Dosa ialah mendurhakai Allah, tetapi dosa yang terbesar ialah tidak percaya (menolak) Yesus Kristus.

    Perhatikan bahwa manusia memiliki kuasa untuk menentukan kehendaknya, yaitu kuasa untuk memilih yang baik atau yang jahat. Hal ini nyata pada waktu Tuhan Yesus memanggil orang-orang yang menangkap ikan, memanggil Zakheus, perempuan Samaria, orang muda yang kaya, orang-orang Farisi dll. Didalam membawa jiwa kepada Tuhan Yesus, sebaiknya kita mengemukakan kepada orang itu kenyataan bahwa ia berdosa, lalu tunjukkan kepadanya keselamatan dari dosa dalam Tuhan kita Yesus Kristus.

    II. KEADAAN DAN CARA BEKERJANYA DOSA

    A. Hal yang bukan dosa

    Dosa bukan kemalangan yang kebetulan terjadi. Alkitab menyatakan bahwa dosa telah terjadi oleh kehendak Adam, dan dosa itu ditanggungkan kepadanya (Roma 5:19). Hal ini terbukti bahwa Tuhan Allah telah menyediakan korban penebusan dosa sebelum dunia ini dijadikan (1Petrus 1:19,20).

    Dosa bukan suatu penyakit atau kelemahan yang oleh sebab hal itu manusia tidak disalahkan. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa manusia harus menanggung akibat karena dosanya. Kalau dosa itu hanya suatu penyakit, tentu manusia tidak boleh dihukum karena dosa itu. Firman Tuhan menanggungkan kesalahan orang-orang berdosa ke atas diri mereka sendiri (Yehezkiel 18:4).

    Dosa bukan sesuatu yang diada-adakan. Dosa bukan hanya berarti tidak ada kebenaran. Dosa adalah perlawanan atau kedurhakaan yang pasti terhadap Allah (Mazmur 51:6). Dosa bukan suatu kemajuan dalam hal tahu yang baik dan yang jahat seperti yang dikatakan oleh si ular.

    Dosa bukan suatu hal yang harus dilakukan oleh seseorang karena ia tidak dapat menolaknya. Alkitab menerangkan kepada kita bahwa darah Yesus Kristus dapat menyucikan kita dari segala dosa (1Yohanes 1:7). Tuhan Allah telah menyediakan jalan dalam Injil itu supaya manusia dapat memilih yang benar dan dapat melepaskan dirinya dari dosa. Kuasa Allah yang menyertai kita akan menolong kita untuk memilih Yesus Kristus yang dapat mengalahkan dosa di dalam kita.

    B. Perkataan-perkataan dalam Perjanjian Lama mengenai dosa

    Di dalam Imamat 16:21 terdapat tiga perkataan untuk dosa, yaitu dosa, pelanggaran dan kesalahan.

    1. Dosa. Perkataan ini dalam bahasa Ibrani berarti "tidak kena" atau "tidak sampai". Ini dapat dihubungkan dengan anak panah yang "tidak kena" sasarannya. Dosa dalam perkataan ini berarti tidak kena, tidak sampai, atau menyimpang dari tujuan dan maksud Allah. Dalam perkataan ini termasuk bukan saja perbuatan-perbuatan dosa, tetapi juga keadaan hati dan maksud hati yang berdosa. Lihat Kejadian 4:7; Keluaran 9:27; Bilangan 6:11; Mazmur 51:4,6; Amsal 8:36.

  • Durhaka (TKB), pelanggaran/pemberontakan (LAI). Perkataan ini dalam bahasa Ibrani berarti melawan yang berhak, yaitu melawan perintah Allah, dan melakukan bidat, Mazmur 51:3; Amsal 28:2.
  • Kejahatan (TKB), kesalahan/kedurjanaan (LAI). Perkataan ini dalam bahasa Ibrani berarti "bengkok" atau "diputar". Ini berarti hati yang bengkok, yang diputar dari yang benar. Perkataan ini tidak terlalu mengenai perbuatan jahat, melainkan berkenaan dengan hati dan tabiat yang jahat (Kejadian 15:16; Mazmur 32:5; Yesaya 5:18). Ada juga beberapa perkataan yang lain untuk dosa, seperti: pendurhakaan, kejahatan, pelanggaran karena ketidaktahuan, penyimpangan, kebencian, kenakalan, dll. Kejadian 41:9; Imamat 4:13; Yehezkiel 34:6; Mazmur 119:21; Imamat 19:17; Mazmur 94:20.
  • C. Perkataan-perkataan dalam Perjanjian Baru untuk dosa

    1. Dosa (harmatia). Mengherankan bahwa perkataan yang paling umum untuk dosa dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru berarti "tidak mengenai sasaran". Perkataan ini ditulis 174 kali, 71 kali ada di dalam surat-surat Rasul Paulus. Perkataan ini bukan hanya mengenai perbuatan dosa, melainkan juga keadaan hati dan pikiran yang jahat. Perkataan ini berarti manusia ada dalam keadaan ditipu, Roma 3:23.

  • Pelanggaran (parabasis). Perkataan ini berarti menyimpang dari yang seharusnya. Perkataan ini selalu dipakai dalam hal pelanggaran terhadap hukum yang pasti, Roma 4:15. Hukum-hukum Allah menuntut supaya manusia mentaatinya, dan bilamana manusia tidak mau mentaatinya, berarti ia adalah pelanggar hukum dan berdosa, dan murka Allah akan jatuh ke atas dia, Roma 4:15.
  • Kejahatan (adikia). Perkataan ini sama artinya dengan perkataan yang diterangkan pada no.3 dalam daftar Perkataan-perkataan dalam Perjanjian Lama. Dalam 1Yohanes 1:9 diterjemahkan "kejahatan", juga dalam 1Yohanes 5:17 diterjemahkan "kejahatan". Perkataan ini menunjukkan suatu keadaan hati dan pikiran. Oleh sebab itu Yohanes berkata bahwa dosa-dosa kita diampuni dan kita dan kita disucikan dari kejahatan.
  • Durhaka (anomia). Kata ini dapat kita jumpai di dalam Alkitab terjemahan Bode (TKB). Perkataan ini juga terdapat dalam 1Yohanes 3:4 (TKB). Perkataan ini bukan berarti melanggar hukum dalam suatu perbuatan yang pasti, melainkan dalam hal tidak menuruti atau tidak memperdulikan hukum itu. Ini menerangkan tentang keadaan hati.
  • Kefasikan (asebeia). Ini berarti keadaan fasik, yaitu tidak ber-Tuhan. Kata ini mengandung arti bahwa tabiatnya berlawanan dengan tabiat Allah, Roma 1:18; Yudas 1:14,15.
  • Kesalahan (paraptoma). Perkataan ini berarti, "tidak berdiri teguh pada saat harus teguh", "tidak sampai kepada yang seharusnya," Matius 6:14,15; Galatia 6:1 (TKB); Yakobus 5:16 (TKB). Dari keterangan-keterangan di atas nyata bahwa dosa ialah perbuatan-perbuatan yang pasti dan juga suatu keadaan hati. Ada dosa yang disebabkan tidak melakukan yang patut dilakukan, dan ada dosa yang dilakukan dengan pasti seperti melanggar hukum. Oleh sebab itu kita memerlukan korban pendamaian Yesus Kristus bagi keadaan kita dan karena perbuatan-perbuatan kita.
  • Dalam Perjanjian Baru ada banyak kata lain yang di pakai untuk menyatakan dosa, misalnya: kefasikan, kelaliman, keinginan jahat, kecemaran, loba, dendam, kedengkian, pembunuhan, perkelahian, tipu daya, khianat, penghasut, pengumpat, kebencian, kemabukan, takabur, hawa nafsu, zinah, cemburu, menyembah berhala, percederaan, dan lain-lain.

    D. Keterangan Alkitab tentang dosa

    1. Roh Kudus menginsyafkan dunia "akan dosa karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku" (Yohanes 16:8,9). Menolak Yesus Kristus adalah dosa yang terbesar.

  • "Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa" (Yakobus 4:17). Tidak melakukan apa yang patut dilakukan adalah dosa.
  • "Dosa ialah pelanggaran hukum Allah" (1Yohanes 3:4). Ini adalah dosa yang pasti dilakukan.
  • "Semua kejahatan adalah dosa" (1Yohanes 5:17). Dalam hal ini termasuk perbuatan dosa dan keadaan hati yang berdosa.
  • "Dan segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman, adalah dosa" (Roma 14:23). Kurang beriman adalah dosa. Berdasarkan keterangan itu, maka tiap-tiap orang berdosa telah melanggar Firman Tuhan. Bacalah ayat-ayat tentang dosa yang berikut dalam Amsal 21:4; 24:9.
  • E. Keterangan asas pengajaran Kristen mengenai dosa

    1. "Dosa ialah tidak mentaati atau melanggar hukum Allah" (Westminster Catechism).

  • "Dosa ialah tidak mentaati hukum Allah, dalam hal perbuatan, pikiran, atau keadaan" (Dr. A.H. Strong).
  • F. Pertanyaan-pertanyaan mengenai dosa

    Apakah alat dosa yang terbesar? Pengkhotbah 5:5; Yakobus 3:1-12. Di manakah dosa bercokol di dalam diri manusia? Amsal 4:23; Yeremia 17:9; Matius 5:28. Hati manusia adalah tempat bercokolnya dosa, tetapi tiap-tiap perbuatan dosa adalah pekerjaan kehendak manusia. Seorang pun tidak ada yang dapat mengatakan bahwa ia telah mentaati sebagian besar hukum-hukum Allah, oleh sebab itu ia patut dimaafkan bila melanggar yang lainnya; orang itu tetap bersalah terhadap seluruhnya, Yakobus 2:10.

    III. AKIBAT DOSA

    A. Akibat dosa di dalam sorga dan di udara

    Dosa dan jatuhnya Iblis serta malaikatnya ke dalam dosa telah membawa beberapa akibat di dalam sorga dan di udara. Oleh sebab dosa maka sorga perlu disucikan, dan hal itu digenapkan di dalam darah Kristus (Ibrani 9:23,24). Yesus Kristus sendiri telah masuk ke dalam sorga yang benar. Rupanya di situlah tempat Iblis dahulu mendurhaka, dan dari situ pula Iblis telah dicampakkan. Sejak saat itu tempat bergerak Iblis adalah di udara, yaitu di bawah sorga. Iblis dan setannya menguasai udara dan dari situ mereka menyerang semua saleh Tuhan (Efesus 1:3; 2:6; 6:11,12). Akan datang kelak suatu hari bilamana Iblis dan para setannya akan dilemparkan ke bumi dan sejak saat itu ia hanya akan bergerak di bumi ini saja (Wahyu 12:7-12). Hal ini akan terjadi pada waktu Antikristus memerintah serta menipu dunia ini.

    B. Akibat dosa di dalam dunia ini

    Dosa dan jatuhnya Adam dan Hawa telah mendatangkan akibat-akibat di dalam dunia ini. Tanah dikutuk oleh sebab dosa manusia (Kejadian 3:17,18). Selama Kerajaan Tuhan seribu tahun nanti, kutuk ini akan dicabut (Yesaya 55:13). Dosa manusia membawa akibat pada dunia binatang. Ular juga dikutuk. Sejak terjadi air bah, hubungan manusia dan binatang menjadi hubungan ketakutan, binatang menjadi takut kepada manusia (Kejadian 9:2). Hal itu berlainan sekali dengan keadaan dalam Taman Eden sebelum manusia berdosa. Akibat dosa binatang-binatang menjadi liar. Hal ini jelas karena nanti pada masa Kerajaan seribu Tahun, binatang-binatang tidak menjadi liar lagi (Yesaya 11:6-9). Sebenarnya oleh sebab dosa dan jatuhnya manusia maka "segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin ... sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita" (Roma 8:19-23). Di dalam ayat-ayat Rasul Paulus telah menyatakan hubungan yang erat antara manusia dan binatang. Dosa manusia telah membawa binatang ke dalam "perhambaan kebinasaan", tetapi penebusan yang sempurna bagi manusia akan membawa kelepasan kepada binatang juga (ayat Roma 8:21). Pada masa Kerajaan Tuhan seribu tahun nanti segenap bumi dan isinya akan diperbaiki. Pada waktu itu Iblis akan dibelenggu. Terlebih lagi, bila tiba masanya langit baru dan bumi baru, maka segala sesuatu akan disempurnakan dan tidak akan ada dosa lagi, dan Iblis dan setan-setannya dilemparkan ke dalam lautan api. Pada waktu itu tidak akan ada lagi air mata, perkabungan, ratap tangis, dukacita dan maut sekalipun (Wahyu 21:1-5).

    C. Akibat dosa bagi segenap manusia

    Sebelum Adam jatuh ke dalam dosa ia mempunyai hubungan yang sempurna dengan Allah. Setelah ia berdosa maka hubungannya dengan Allah putus; ia sudah melanggar hukum Allah; dan hubungannya dengan sesama manusia menjadi kacau. Dosa adalah mendurhaka kepada Allah (1Samuel 15:23) atau tidak mengasihi Allah dengan segenap hati (Ulangan 6:5; Markus 12:30). Adam sudah bersalah dalam kedua hal itu. Dosa juga berarti melanggar hukum Allah dengan sengaja (Bilangan 15:30; Mazmur 19:13), atau melanggar hukum itu sebab tidak mengetahuinya (Bilangan 15:27; Ibrani 9:7). Adam tidak dapat mengatakan bahwa ia tidak tahu hukum Allah, dan meskipun ia tidak mengetahuinya, ia tidak dapat berdalih. Dosa Adam adalah sengaja melanggar hukum Allah yang pasti, yang sudah diketahuinya. Dosa adalah juga kesalahan kepada sesama manusia (Imamat 19:18; Markus 12:31). Dosa merusak hubungan antara sesama manusia, oleh sebab itulah anak sulung Adam dan Hawa tidak mengasihi adiknya seperti ia mengasihi dirinya sendiri, ia telah membenci serta membunuh adiknya. Nyata benar bahwa manusia sudah mutlak jatuh ke dalam dosa. Dosa sudah menguasai segenap diri manusia - baik roh, jiwa, maupun badan.

    1. Roh manusia telah kehilangan hubungannya dengan Allah. Manusia telah jauh dari hidup persekutuan dengan Allah (Efesus 4:18). Sekarang manusia tidak tahu tentang perkara-perkara Allah sebab manusia hanya berada di tingkat jasmani (1Korintus 2:14). Manusia harus dilahirkan kembali agar dapat melihat Kerajaan Allah (Yohanes 3:3).

  • Jiwa manusia telah dicemarkan. Pengertiannya menjadi gelap sebab dosa. Hatinya penipu (Yeremia 17:9). Pikiran hati manusia adalah jahat (Kejadian 6:5,12; 8:21; Mazmur 94:11; Roma 7:18).
  • Tubuh manusia menjadi fana dan takluk pada kematian (Roma 8:11).
  • Dengan demikian jelas bahwa oleh sebab dosa dan oleh sebab melawan Allah, roh manusia telah dipisahkan dari Allah, pikirannya menjadi gelap dan bodoh, tubuhnya bisa diserang penyakit serta takluk pada kematian. Manusia tidak dapat menolong dirinya sendiri dan tidak berpengharapan sebab ia berdosa. Manusia telah TERHILANG!

    Dosa ditanggungkan ke atas manusia. Tuhan telah menanggungkan dosa ke atas manusia. Hal ini patut dibedakan dengan hukuman dosa. Tanggungan dosa artinya manusia insaf bahwa dirinya harus menanggung dosanya dan patut dihukum. Hukuman dosa yaitu hukuman yang datang sesudah dosa dilakukan, baik hukuman yang memang mengikuti dosa itu ataupun hukuman yang pasti dari Allah atas dosa itu.

    Alkitab menyatakan bahwa orang berdosa adalah hamba dosa (Roma 6:17; 7:5,14), dalam keadaan mati (Efesus 2:1). Bagaimana dosa telah mengubah tingkah laku manusia dan Allah? (Lihat Galatia 3:10; Efesus 2:3). Siapakah yang lebih dahulu berusaha untuk mengadakan penebusan itu? (Lihat 2Korintus 5:18-21). Setelah manusia jatuh ke dalam dosa, maka pusat kehidupannya bukan lagi Allah, melainkan diri sendiri. Boleh jadi itulah sebabnya mengapa Tuhan Yesus menuntut supaya kita menyangkal diri serta mengangkat salib dan mengikut Dia (Matius 16:24).

    "Keadaan berdosa lebih ditujukan kepada oknum yang berdosa itu, bukan kepada perbuatan dosanya. Keadaan berdosa tidak menyatakan perbuatan orang berdosa melainkan menyatakan tingkah laku batinnya. Perbuatan dosa merupakan akibat dari keadaan berdosa di dalam batin; perbuatan dosa berasal dari perangai yang dinajiskan oleh dosa. Perangai yang dinajiskan oleh dosa lebih jahat daripada perbuatan dosa. Begitulah dosa dinyatakan dalam Perjanjian Baru. Bilamana hati nurani dilawan dengan melanggar kehendak Allah, maka pikiran orang itu digelapkan dan kehendaknya dilemahkan ... Pada permulaannya seseorang bertobat oleh sebab kelakuan-kelakuannya, tetapi sesudah ia bertumbuh ia akan bertobat oleh sebab keadaan hatinya atau keadaannya yang berdosa. Mula-mula ia berpikir bahwa ia harus memperbaiki banyak hal, tetapi bilamana ia telah sungguh-sungguh menginsafi dirinya sendiri, barulah ia merasakan bahwa dirinya perlu dilahirkan kembali." (James Denney).

    Dosa mendatangkan kematian - kematian tubuh, jiwa dan roh. Kematian roh membuka jalan bagi penyembahan berhala, kesombongan, hawa nafsu, dan segala kefasikan. Kematian kekal ialah kematian roh yang sudah ditentukan untuk selama-lamanya, dan ia keadaan berdosa serta tidak percaya yang kekal. "Alkitab mengajarkan bahwa kematian yaitu hukuman yang kekal untuk roh; roh kehilangan segala sukacita dan diceraikan dari Allah, dan akan mendapat hukuman Allah yang pasti atas dosa-dosanya oleh karena murka-Nya. "Dosa adalah keadaan durhaka", yang dimaksudkan ialah perbuatan dosa. "Upah dosa ialah maut, maksudnya adalah hukuman untuk dosa." (Watson).

    D. Hukuman Dosa

    Hukuman dosa tidak lain daripada tindakan Allah terhadap dosa, karena kesucian-Nya. Hukuman ialah kesusahan atau kesakitan yang diberikan oleh yang memberi hukuman kepada orang yang telah melanggar hukum itu. Maksud yang terutama dari hukuman dari dosa bukan untuk memperbaiki orang yang dihukum, dan bukan untuk menakut-nakuti orang-orang supaya jangan berbuat dosa, melainkan supaya kesucian Allah dibenarkan.

    E. Hukuman dosa bukan hanya akibat langsung dari perbuatan dosa itu

    Hukuman yang merupakan akibat langsung bagi orang berdosa berarti hukuman yang menimpa tubuh, jiwa, dan roh orang berdosa pada waktu sekarang. Umpamanya, seorang bapa telah melarang anaknya memanjat pohon untuk mencegah agar anaknya tidak jatuh. Tetapi anak itu tetap naik juga. Kemudian ia jatuh dan patah lengannya. Sesudah anak itu sembuh bapanya memberi hukuman kepadanya. Hukuman sebagai akibat langsung yaitu patah lengan, dan hukuman yang sudah ditentukan sebagai undang-undang ialah hukuman dari bapanya. "Hukuman yang langsung sebagai akibat dari perbuatan dosa merupakan sebagian dari hukuman dosa, tetapi bukan merupakan hukuman yang pasti. Di dalam tiap-tiap hukuman terdapat juga murka Allah ... Orang yang berpikir bahwa hanya ada hukuman langsung sebagai akibat dari perbuatan dosanya, maka orang itu lupa bahwa Allah berada dalam alam ini, dan Ia berkuasa atas segala-galanya; dan kalau seseorang jatuh dalam tangan Allah yang hidup (Ibrani 10:31), maka ia berarti jatuh ke dalam tangan Dia yang telah memberi hukum-hukum itu." (Farr).

    F. Hukuman dosa bukan berarti bahwa roh dan jiwa lenyap

    Semua roh manusia akan hidup selama-lamanya walaupun ia tidak mengenal Yesus Kristus. Itu berarti bukan hanya orang yang percaya kepada Kristus yang akan hidup selama-lamanya, dan orang yang tidak percaya akan lenyap, melainkan semuanya kekal. Perkataan yang diterjemahkan dengan arti "tidak binasa" ditulis enam kali di dalam Perjanjian Baru. Tiga kali perkataan itu berarti "tidak binasa" (Roma 2:7; 1Timotius 1:17 TKB; 2Timotius 1:10), dan tiga kali berarti "tidak ada kematian" (1Korintus 15:53,54; 1Timotius 6:16). Di dalam Perjanjian Baru bila perkataan "binasa" dipakai, hal itu bukan berarti benda atau orang itu dilenyapkan; hal itu dapat diartikan dengan "sudah rusak", atau lebih dalam berarti "tidak dapat dipakai lagi untuk maksud yang semula". Misalnya, dalam Matius 9:17 terdapat perkataan "dan kirbat itu juga binasalah" (TKB; 'dan kantong itupun hancur' LAI). Itu bukan berarti kantong kulit itu dilenyapkan, melainkan tidak dapat di pakai lagi untuk maksud yang semula. Ini nyata juga dalam Matius 26:8 di mana kata yang sama dalam bahasa Yunani diterjemahkan dengan "pemborosan". Perkataan "binasa" dengan arti yang di sebut di atas dipakai dalam Perjanjian Baru untuk menyatakan keadaan orang-orang yang menolak Yesus Kristus serta tidak bertobat, lihat Matius 7:13; Filipi 1:28; 1Timotius 6:9; Ibrani 10:39. Jelas bahwa hukuman dosa (kebinasaan) bukan berarti roh atau jiwa dilenyapkan, melainkan hidup selama-lamanya dalam keadaan binasa dan dihukum.

    G. Hukuman yang kekal dan pasti bagi orang berdosa

    Hukum yang pasti berarti hukuman akibat bagi orang berdosa, yaitu hukuman kekal yang diberikan oleh Tuhan. Hukuman itu dinyatakan dalam Alkitab dengan beberapa perkataan seperti berikut: "Bangkit untuk dihukum" Yohanes 5:28,29. "Murka dan geram; penderitaan dan kesesakan" Roma 2:8,9. "Lautan api "Wahyu 20:15. "Siksaan api kekal" Yudas 1:7. "Api yang kekal" Matius 25:41. "Lautan api yang menyala-nyala oleh api" Wahyu 19:20. "Kematian yang kedua" Wahyu 21:8. "Neraka" 2Petrus 2:4. "Kebinasaan selama-lamanya" 2Tesalonika 1:9. Semua perkataan diatas hanya satu artinya, yaitu hukuman bagi orang berdosa yang tidak bertobat. Akan tetapi hukuman yang kekal di dalam Alkitab sering disebut "Kematian" dan "Kebinasaan". Oleh sebab itu kalau kita dapat mengerti arti kedua perkataan itu (sebagaimana dipakai dalam Alkitab) tentu kita dapat mengerti hukuman kekal.

    1. Kematian

    Mengenai kematian sudah diterangkan dalam pasal sebelumnya. Kematian jasmani disebut dalam Yohanes 11:14; Kisah 2:24; Roma 8:38. Kematian Rohani disebut dalam Lukas 15:24; Yohanes 5:24; 8:51; Roma 8:13; Efesus 2:1; 1Timotius 5:6 dan Wahyu 3:1. Kematian kekal disebut dalam Matius 10:28; 25:41,46; 2Tesalonika 1:9; Wahyu 4:11.

    Kematian yang kekal mempunyai arti lebih daripada tinggal tetap selama-lamanya dalam keadaan mati rohani. Kematian kekal juga disebut "Kematian yang kedua" Wahyu 2:11; 20:6,14,15; 21:8. Dalam Wahyu 20:10 disebutkan suatu "lautan api" yaitu tempat di mana orang-orang disiksa siang malam tak ada hentinya, sebab ketika Iblis dilemparkan ke tempat itu, "binatang dan nabi palsu" itu sudah ada di sana seribu tahun lamanya, disiksa siang malam. Oleh sebab itu kematian yang kedua adalah suatu tempat siksaan yang tidak ada akhirnya; tempat itu adalah tempat siksaan yang nyata dan dapat dirasakan. "Dalam Alkitab dijelaskan bahwa kehidupan itu yang dimaksud bukan hanya bergerak secara jasmani saja, melainkan hidup didalam kebenaran dengan mengenal Allah, yaitu hidup beserta Kristus. Jadi, kematian itu bukan suatu keadaan tidak ada, dihapuskan atau dilenyapkan, melainkan berada dalam keadaan yang salah, keji, hina dan mengikuti Iblis." -Dr. Torrey (Lihat Wahyu 21:8).

    2. Kebinasaan

    Sudah diterangkan bahwa "binasa" berarti "rusak" yaitu tidak dapat dipakai lagi untuk maksud yang semestinya (Matius 9:17; 26:8). Akan tetapi "kebinasaan" juga dipakai dalam Alkitab untuk menerangkan hukuman yang pasti bagi orang yang berdosa. Kalau kita menyelidiki dan membandingkan Wahyu 17:8,11; 2Petrus 3:16; Filipi 3:19; 2Petrus 3:7 dengan Wahyu 19:20 dan Wahyu 20:10, maka nyata kepada kita bahwa "kebinasaan" berarti keadaan makhluk-makhluk yang disiksa dengan tidak ada akhirnya, dan keadaan itu diinsafi oleh orang yang disiksa. Telah dijelaskan dalam Wahyu 14:10,11; Matius 25:41; 2Tesalonika 1:9,10 bahwa siksaan itu tidak berhenti siang dan malam, sampai selama-lamanya. Perhatikanlah cerita tentang orang kaya dan Lazarus (Lukas 16:19-31). Banyak orang menganggap cerita ini sebagai perumpamaan, tetapi Tuhan Yesus tidak menyebut perumpamaan dalam cerita itu. Rupanya hal-hal berikut ini merupakan keadaan yang akan terjadi. Perhatikanlah bahwa orang kaya itu:

    1. masih dapat mengingat (Lukas 16:25),
    2. ia menyesal (Lukas 16:24),
    3. ia disiksa (Lukas 16:24),
    4. ia masih mempunyai perasaan sayang terhadap saudara-saudaranya (Lukas 16:28),
    5. ia dapat melihat Lazarus yang senang (Lukas 16:25),
    6. ia memohon kasihan dan kelepasan (Lukas 16:25 dan Lukas 16:26),
    7. ada jurang yang tak terseberangi antara saleh-saleh Tuhan dan orang-orang jahat (Lukas 16:26). Jelaslah bahwa siksaan bagi orang-orang yang tidak bertobat dan tidak percaya akan Tuhan Yesus Kristus adalah siksaan yang tidak ada akhirnya. Siksaan itu dahsyat sekali.

    H. Di manakah orang-orang akan tinggal sepanjang masa kekekalannya ?

    Jawaban untuk pertanyaan itu ada di dalam kehendak pribadi masing-masing. Satu hal yang nyata dari Alkitab ialah persoalan itu harus dipastikan dalam kehidupan sekarang ini. Lihat Lukas 16:26; Yohanes 5:28,29; 8:21,24; Ibrani 9:27.

    I. Ringkasan tentang hukuman yang kekal

    Akibat orang berdosa yaitu siksaan yang kekal. Siksa itu dinyatakan dengan perkataan-perkataan "murka", "geram", "siksaan" dan "hukuman kebinasaan" dalam ayat-ayat yang berikut: Roma 2:8,9; Yudas 1:7; 2Tesalonika 1:9.

    Hukuman dan siksaan itu kekal. Dalam Alkitab perkataan "selama-lamanya" sering dipakai. "Perkataan itu dipakai dalam menyatakan kehidupan Kristus (Yoh 12:34); Roh Kudus yang tetap tinggal di antara kaum-Nya (Yohanes 14:16); pekerjaan Imam Kristus (Ibrani 7:1-28); Firman Allah (1Pet 1:23); kebenaran orang percaya (2Kor 9:9). Perkataan itu juga dipakai untuk menyatakan akibat orang-orang berdosa (Yudas 1:13; 2Petrus 2:17). Dalam ayat-ayat itu tidak disebutkan bahwa ada suatu tempat yang menunjukkan bahwa keadaan di situ tidak sampai "selama-lamanya" (F.W. Grant).

    J. Tempat hukuman yang kekal

    Tempat hukuman yang kekal ialah neraka, (Markus 9:43-48). Api neraka disediakan khusus untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya (Matius 25:41). Api itu adalah api yang sungguh-sungguh, lihat Matius 7:19; Yohanes 15:6; Yes 66:24; Ibrani 6:8; 10:26,27; Wahyu 20:15; 21:8; Mat 13:30,41,42. Tuhan Allah merindukan supaya semua manusia diselamatkan, dan hal itu dibuktikan tatkala Ia mengutus Anak-Nya ke Golgota. Tuhan tidak mau seorang pun binasa (2Petrus 3:9), dan Tuhan telah menyediakan tebusan supaya jangan ada manusia yang binasa. Akan tetapi kalau manusia sengaja mengikuti Iblis tak dapat tidak ia akan menuju ke tempat yang disediakan untuk Iblis itu.

    Rupanya ada perbedaan tingkat hukuman dalam tempat itu (Luk 12:47,48; Roma 2:2-16). Tetapi ayat-ayat ini bukan berarti bahwa ada beberapa orang tidak akan dihukum, sebab semua orang telah berdosa dan melanggar terang yang ada padanya. Maksud kami dalam mengemukakan hal ini ialah untuk menerangkan bahwa hukum-hukum Allah adalah adil. Tiap-tiap orang dihukum sesuai dengan perbuatannya (Wahyu 20:12).

    Tempat hukuman yang kekal ialah di dalam lautan api, dan orang yang disiksa di dalamnya dapat merasakan dan menginsafi siksaan itu. Di dalam Lukas 16:19-31 dikatakan bahwa orang-orang jahat terus masuk ke tempat siksaan sesaat sesudah mati. Mereka itu akan dipanggil dan dibangkitkan dari tempat itu untuk menghadap takhta Allah (takhta putih yang besar) pada kebangkitan yang ke dua (Yohanes 5:28,29; Wahyu 20:11-15). Pengadilan itu bukan untuk orang yang percaya kepada Kristus, sebab mereka telah masuk dalam kebangkitan yang pertama (Wahyu 20:4; 1Tesalonika 4:14-17) dan mereka itu tidak akan kena hukuman lagi (Yohanes 5:24).

    Hukuman yang kekal itu dinamakan kematian yang kedua. Kematian yang pertama bukan berarti jiwa dan roh dihapuskan, dan begitu pula dalam kematian yang kedua (Wahyu 20:14; 21:8).

    K. Masih adakah kesempatan bagi orang-orang yang sudah mau mendengar tentang keselamatan Yesus Kristus?

    Tidak ada satu ayat pun dalam Alkitab yang menawarkan hal itu. Dan semua orang telah memiliki terang yang cukup untuk dapat menghukumkan dia kalau terang itu tidak ditaatinya. Lihat Yohanes 14:6; Kisah 4:12; Roma 2:12-16.

    "Akibat yang akan diterima oleh orang-orang yang menolak keselamatan di dalam Yesus Kristus yang ditawarkan kepadanya yaitu siksaan yang dirasakan dan dialami tanpa ada akhirnya. Ini merupakan sesuatu yang dahsyat sekali, tetapi sesuai dengan isi Alkitab. Betapa hebatnya dosa menolak rahmat Allah yang telah memberikan Anak-Nya yang tunggal untuk menjadi Juruselamat kita. Orang yang tidak menginsyafi akan hebatnya dosa, dan tidak mengerti tentang kesucian Allah atau kemuliaan Kristus, serta apa yang dituntut oleh Kristus dari manusia, orang itu lebih suka memegang ajaran yang melemahkan hukuman atas orang yang tidak bertobat. Bila kita tahu betapa dahsyatnya dosa, dan tahu akan kesucian Allah yang sempurna, serta kemuliaan Yesus Kristus, tentu hati kita akan menuntut hukuman yang kekal bagi orang yang menolak Kristus, yang mengasihi dosa dan memilih dosa, dan yang lebih menyukai kegelapan daripada terang. " Dr. R.A. Torrey.

    Berhubung dengan asa ini, bagaimanakah saudara-saudara kita yang tidak bertobat dan yang menolak Kristus? Dr. R.A. Torrey menjawab, "Lebih baik kita mengakui hal-hal yang sungguh-sungguh nyata. Lebih baik kita berusaha menyelamatkan saudara-saudara kita dari bahaya dan tidak berbantah-bantah tentang hal-hal yang sungguh-sungguh nyata. Ketidakpercayaan kita bahwa topan akan datang tidak dapat mencegah datangnya topan itu. Kalau kita sungguh-sungguh mengasihi Tuhan, serta insaf akan kemuliaan-Nya dan apa yang dituntut oleh Tuhan dari manusia, tentu kita akan berkata bahwa orang-orang yang menolak dan menghina Kristus patut disiksa sampai selama-lamanya, walaupun orang itu saudara kita.

    "Misalnya seorang yang sangat kita kasihi melakukan kesalahan yang besar kepada seorang lain yang lebih kita kasihi, dan ia tetap berada di dalam kesalahannya, tentu kita akan menghendaki bahwa orang itu patut dihukum selama-lamanya.

    "Walaupun manusia telah berdosa, tetapi Tuhan memberikan rahmat-Nya dengan mengorbankan Anak-Nya sendiri supaya dapat menyelamatkan manusia. Jadi, kalau manusia tetap menolak rahmat-Nya serta menghina Anak Allah itu dan ia disiksa selama-lamanya, tentu kita harus mengaminkannya serta mengatakan, 'Benar dan adil hukuman-Mu, ya Allah!'

    "Bagaimanapun juga sudah nyata di dalam Alkitab bahwa orang-orang yang tidak bertobat serta menolak Kristus akan disiksa selama-lamanya. Senang atau tidak senang, kita harus percaya akan hal ini dan menunggu sampai kita tiba di sorga, dan di sanalah kelak kita dapat mengetahui apa sebabnya Tuhan mengatur demikian. Dalam hal ini tentu Tuhan mempunyai maksud yang berbudi. Walaupun kita tidak mengerti maksud itu. Manusia, yang paling berhikmat sekalipun, tidak dapat memerintah Tuhan dalam hal ini. Kita hanya dapat mengetahui hal-hal yang sudah dinyatakan Tuhan kepada kita. Sebagai kesimpulan ada dua hal yang jelas. Pertama: semakin dekat seseorang berjalan beserta Allah, dan semakin ia berserah kepada Tuhan dan pekerjaan-Nya, mereka akan semakin lebih mempercayai asas ini. Ada orang yang berkata, "Saya tidak dapat menerima asas itu sebab saya sangat mengasihi sesama manusia saya. ' Lebih baik orang itu menunjukkan kasihnya dengan menyerahkan dirinya bagi sesamanya manusia, seperti Yesus, agar jiwanya selamat, daripada menentang asas pelajaran ini, sebab kita sama sekali tidak dapat mengubah hal-hal yang sudah dipastikan Allah.

    "Orang Kristen yang duniawi tidak berpegang pada pengajaran tentang asas siksaan yang kekal. Banyak asas pengajaran yang salah mengenai hukuman yang kekal sudah diberitakan di dalam dunia, Lihat 1Timotius 4:1; 2Timotius 4:3. Kalau orang Kristen menolak kesucian, berarti ia juga menolak asas pengajaran yang benar. Jemaat yang duniawi, yang mengikuti kehendak dunia, juga tidak senang dengan asas pengajaran yang mengemukakan tentang hukuman yang kekal. Orang-orang yang berpegang pada asas yang salah mengenai hukuman dosa, akan segera kehilangan kuasa Allah. Boleh jadi orang itu pandai berkhotbah, tetapi satu hal yang jelas, ia tidak pandai menarik jiwa kepada Tuhan. Orang itu tidak dapat meminta kepada orang-orang lain untuk diperdamaikan dengan Allah. Orang semacam itu seringkali merusak iman orang yang sudah percaya kepada Tuhan. Kalau kita sungguh-sungguh percaya bahwa akan ada hukuman yang kekal, dan kalau hal itu tertanam dalam hati kita, tentu kita akan sangat berusaha supaya orang-orang yang terhilang dapat diselamatkan. Dan kalau kita telah meringankan hal ini, berarti kita tidak lagi bernyala-nyala dengan kasih Tuhan. Kalau kita sungguh-sungguh percaya kepada asas pengajaran yang diterangkan dalam Alkitab ini, tentu kita akan menyerahkan diri kepada Tuhan untuk dipakai bagi keselamatan orang-orang yang terhilang.

    "Janganlah menerima asas pengajaran ini secara akal saja. Sebab kalau saudara mencoba mengajarkan asas pengajaran ini dengan akal, maka saudara akan menjauhkan orang-orang dari Kristus. Tetapi kalau asas ini ditanamkan dalam hati yang penuh dengan kasih, sehingga hati kita terbeban untuk orang-orang berdosa, tentu tenaga kita, uang kita, dan segala yang ada pada kita akan kita pakai untuk keselamatan manusia, yaitu menyelamatkan mereka itu dari neraka, tempat siksaan yang pasti dialami dan dirasakan sampai selama-lamanya." (Dr. R.A. Torrey).

    Robert Murray Mc Cheyne, pengkhotbah yang termasyur di Skotlandia, selalu bersandar pada mimbar sambil menangis apabila ia berkhotbah tentang kebinasaan orang-orang yang tidak mau bertobat dan percaya kepada Tuhan Yesus. Itu merupakan teladan baik untuk tiap-tiap pengkhotbah.

    20. ASAS PENGAJARAN TENTANG KESELAMATAN

    Dalam pasal ini kita akan membahas asas pengajaran tentang keselamatan. Bagian-bagian yang akan diselidiki adalah mengenai: Kasih Karunia, pilihan dan takdir Allah, pertobatan, iman, kelahiran kembali, dibenarkan, diangkat sebagai anak, kesaksian Roh Kudus dan kesadaran akan keselamatan, dikuduskan, ayat-ayat peringatan, dan nasihat-nasihat bagi orang yang percaya, kesembuhan tubuh, ibadat orang Kristen, doa, pengucapan syukur dan puji-pujian kepada Allah, persepuluhan dan persembahan, dan kasih orang yang percaya.

    I. KASIH KARUNIA, PILIHAN DAN TAKDIR ALLAH

    Apakah kasih karunia Allah? Kasih karunia Allah ialah kasih Allah yang bekerja di dalam hati manusia. Kasih karunia Allah mempersiapkan kita dan membawa kita kepada pertobatan. Kasih karunia Allah sangat mempengaruhi kehidupan kita untuk menarik kita kepada Allah. Kasih karunia Allah itu disediakan bagi tiap-tiap orang di dunia ini. Kadang-kadang Tuhan harus berusaha di dalam diri seseorang, lebih daripada yang lain, untuk membawa dia kepada pertobatan. Melalui Roh Kudus Tuhan Allah menarik dan mengajak orang kepada Yesus Kristus dan pertobatan. Kemudian Tuhan Allah membawa orang itu kepada pilihan untuk memutuskan kehendaknya apakah ia mau bertobat dan menyambut Tuhan Yesus sebagai Juruselamatnya. Akan tetapi keputusan terakhir harus dari kehendak manusia. Demikian pula pilihan terakhir untuk menolak Kristus berasal dari diri manusia sendiri. Dan untuk kesalahan dalam memilih itu manusia harus bertanggung jawab dihadapan Allah. Jikalau hak untuk menentukan pilihan terakhir itu diambil dari manusia, maka kesalahan dan tanggung jawab juga diambil dari orang yang menolak Kristus.

    Berikut ini kami kutip beberapa ayat dari Alkitab: "Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat dihadapan-Nya. Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya. Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya" (Efesus 1:4-7). Yaitu orang-orang yang dipilih sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya. Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas kamu" (1Petrus 1:2).

    "Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Ku bangkitkan pada akhir zaman" (Yohanes 6:44). Roh Kuduslah yang mengerjakan dan menyatakan kasih karunia Allah. Seringkali Roh Kudus lama bekerja di dalam hati kita sebelum kita dilahirkan kembali. Ia mempersiapkan hati kita untuk pertobatan, dan itulah pekerjaan kasih karunia Allah. Pekerjaan Roh Kudus di dalam kita sama pentingnya dengan pekerjaan Kristus bagi kita di atas kayu salib. Tuhan Yesus telah menggenapkan pekerjaan keselamatan untuk kita dan sekarang Ia berada di Sorga mendoakan kita. Pekerjaan Roh Kudus ialah memimpin kita kepada Kristus. Roh Kudus bekerja melalui hati nurani seseorang, melalui Firman Tuhan dan melalui kesaksian para saleh yang mengetahui cara memakai Firman Tuhan dengan benar sehingga dapat menarik orang-orang kepada Yesus Kristus. Jadi dengan macam-macam cara Roh Kudus memanggil manusia.

    Panggilan itu adalah sebagai berikut: "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal" (Yohanes 3:16).

    " 'Marilah!' Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma!" (Wahyu 22:17).

    "Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat" (2Petrus 3:9).

    "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu (Matius 11:28).

    "Marilah, baiklah kita berperkara! - Firman Tuhan - sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba" (Yesaya 1:18).

    "Jawab mereka: Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu" (Kisah 16:31).

    Tuhan Yesus telah menggenapkan pekerjaan keselamatan yang cukup bagi seluruh umat manusia. Penggenapan keselamatan itu bergantung pada pertobatan dan iman kepada Yesus Kristus. Dengan perkataan lain keselamatan itu bergantung pada pihak manusia, apakah manusia mau menerima atau menolak keselamatan yang sudah disediakan oleh Tuhan Allah untuk semua manusia dengan cuma-cuma.

    Sejak permulaan dunia ini, karena kemahatahuan-Nya, Allah telah memilih orang-orang yang akan bertobat dan percaya kepada-Nya. Melalui kemahatahuan-Nya Tuhan Allah telah mentakdirkan untuk menyelamatkan mereka yang akan bertobat dan percaya kepada-Nya. Jemaat Kristus telah dipilih dan ditakdirkan untuk memperoleh keselamatan. Akan tetapi pilihan dan takdir didasarkan pada kemahatahuan Allah yang sudah mengetahui lebih dahulu. Orang-orang pilihan itu telah dipilih sebab Tuhan tahu bahwa mereka akan melaksanakan segala tuntutan panggilan Allah, yaitu bertobat dan percaya. Tuhan telah mengetahui lebih dahulu siapa yang akan menuruti panggilan itu. "Yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya. Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas kamu" (1Petrus 1:2).

    "Akan tetapi kami harus selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu, saudara-saudara, yang dikasihi Tuhan, sebab Allah dari mulanya telah memilih kamu untuk diselamatkan dalam Roh yang mengkuduskan kamu dan dalam kebenaran yang kamu percayai. Untuk itulah Ia telah memanggil kamu oleh Injil yang kami beritakan, sehingga kamu boleh memperoleh kemuliaan Yesus Kristus Tuhan kita" (2Tesalonika 2:13,14).

    "Allah dari mulanya telah memilih kamu". Saya mempunyai hak untuk menunjukkan dan mengenakan perkataan "Kamu" kepada siapa saja yang saya kehendaki. Demikian juga saudara. Seorangpun tidak dapat merampas hak itu dari kita. Apakah sebabnya? Sebab "Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat". Tuhan Allah telah memberikan Anak-Nya kepada "setiap orang" yang mau menerima Dia.

    Roh Kudus menyadarkan roh manusia melalui hati nurani, Firman Tuhan atau oleh kesaksian orang-orang saleh. Melalui hal-hal itu Roh Kudus mulai menempelak hati orang berdosa serta menolong dia menyadari bahwa dirinya berdosa dan terhilang, lalu menunjukkan kepadanya Anak Domba Allah yang mengangkut dosa isi dunia ini. Sementara Roh Kudus meneruskan pekerjaannya, bertambah keraslah tegoran terhadap dosa itu sehingga orang berdosa itu menginsyafi bahwa dirinya bersalah dihadapan Allah dan wajib dihukum. "Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsyafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman" (Yohanes 16:8). Pada waktu Roh Kudus menunjukkan seseorang kepada Anak Domba Allah, Ia menghilangkan keputusasaan dan ketakutan terhadap hukuman Allah di dalam hati orang itu, lalu timbullah pengharapan di dalam hati orang berdosa itu. Demikianlah orang berdosa itu dipimpin kepada pertobatan dan iman kepada Kristus; Ia dilahirkan kembali. Ia dibenarkan dihadapan Allah serta menjadi anak angkat Allah oleh karena Kristus Tuhan kita. Pengasihan dan panggilan Roh Kudus itu tidak lain daripada kasih karunia Allah yang juga disebut anugerah Tuhan kita Yesus Kristus.

    Kasih karunia Allah tidak perlu dibagi-bagi. Manusia tidak perlu memberi nama untuk bagian-bagian kasih karunia Allah. Bagian-bagian dan nama-nama itu hanya akan membuat orang bingung terhadap pekerjaan Roh Kudus di dalam hati manusia.

    Kita tidak perlu bingung mengenai takdir Allah, pilihan dan kasih karunia Allah. Takdir Allah dan pilihan Allah hanyalah penyataan kasih karunia Allah sejak permulaan dunia. "Karena Kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata" (Titus 2:11). Hak untuk menerima atau menolak kasih karunia Allah itu ditanggungkan kepada manusia. Baiklah saudara jangan menolak.

    Pilihan didasarkan atas kemahatahuan Allah, bukan atas takdir Allah. Allah memilih dan mentakdirkan keselamatan orang-orang berdasarkan kemahatahuan-Nya yang terlebih dahulu telah menyatakan kepada-Nya bahwa mereka akan bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus. Tuhan Allah telah mengetahui lebih dahulu sejak dunia ini dijadikan segala sesuatu yang akan diperbuat manusia. Segala sesuatu yang telah diketahui oleh Allah lebih dahulu bukan berarti sudah ditakdirkan.

    Oleh sebab itu baiklah kita pergi ke mana-mana untuk mengabarkan (memberitakan), "Marilah!, baiklah kita berperkara!", "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu"; Marilah! Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barang siapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma"; dan Barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya" (Yesaya 1:18; Matius 11:28; Wahyu 22:17; Yohanes 4:14).

    II. PERTOBATAN

    A. Pentingnya pertobatan

    Pertobatan sangat dipentingkan dalam Alkitab. Yohanes Pembaptis memulai pelayanannya dengan memanggil orang-orang agar bertobat. Begitu pula Tuhan mulai mengabarkan Injil dengan menyuruh semua orang bertobat (Matius 3:1,2,8; 4:17). Ketika Tuhan Yesus menyuruh tujuh puluh orang murid, Ia telah menyuruh mereka untuk mengabarkan tentang pertobatan (Markus 6:12; Lukas 24:47).

    Asas pengajaran tentang pertobatan banyak dipakai oleh Petrus (Kisah 2:38) dan Paulus (Kisah 20:21) dalam khotbah mereka. Tuhan Allah sangat rindu supaya semua orang diseluruh dunia bertobat (2Petrus 3:9; Kisah 17:30). Oleh sebab itu, kalau manusia tidak bertobat, tentu ia akan binasa (Lukas 13:3). Menyesal sekali sebab ada banyak pengabar Injil yang tidak pernah memberitakan tentang pertobatan. Kalau hal bertobat sangat perlu pada masa Tuhan Yesus, apalagi pada zaman yang penuh dosa ini. Tuntutan Tuhan untuk masuk ke dalam kerajaan sorga tidak pernah dikurangi atau diubah.

    B. Apakah pertobatan itu?

    Pertobatan adalah keadaan di mana seorang berdosa menyesal karena dosa-dosanya, yang dinyatakan kepadanya oleh terang Firman Tuhan dan gerakan Roh Kudus, sehingga dengan kehendaknya sendiri ia mengubah pikirannya dan hatinya lalu berbalik dari dosanya dan berpaling kepada Allah.

    C. Pertobatan yang sejati menyangkut tiga hal dalam diri seseorang:

    1. Pertobatan menyangkut pikiran seseorang.

    "Dan anak itu menjawab, Aku tidak mau. Tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga," Matius 21:30. Perkataan menyesal di sini berarti mengubah pikiran kita tentang dosa. Ini dilukiskan dalam perumpamaan Anak yang hilang dalam Lukas 15:11-31, dan juga dalam pasal Lukas 18:1-43. Melalui cara ini kita insaf bahwa diri kita berdosa, lihat Mazmur 32:5; Mazmur 51:1-19; Roma 1:32; 3:19,20.

    2. Pertobatan menyangkut perasaan hati.

    Rasul Paulus berkata, "Namun sekarang aku bersukacita, bukan karena kamu telah berdukacita, melainkan karena dukacitamu membuat kamu bertobat" (2Korintus 7:9). Ini adalah dukacita di dalam hati yang disebabkan oleh perbuatan yang melanggar hukum Allah. Lihat Mazmur 34:19; Lukas 10:13 dan Mazmur 51:4. Dapat dikatakan juga: memikul beban karena dosa, menyesal, mengeluh, dan berdukacita oleh sebab perbuatan. Pertobatan yang sejati mengakibatkan perubahan sikap hati yang benar.

    3. Pertobatan menyangkut kehendak seseorang.

    Salah satu perkataan Ibrani untuk bertobat berarti "berbalik". Anak yang hilang itu telah berkata, "Aku akan bangkit dan pergi kepada Bapaku". Anak yang hilang itu telah mengubah pikirannya, telah menyesal, dan telah bangkit serta berbalik kepada Bapanya. Orang yang bertobat merasa hancur hatinya oleh sebab dosa-dosa yang diperbuatnya, karena itu ia meninggalkan dosa itu. Lihat Mazmur 34:15; Yeremia 25:5; Kisah 2:38; Roma 2:4. Jikalau seseorang menyadari bahwa dirinya berdosa, dan hanya menyesali dosa itu, tetapi tidak meninggalkan dosa itu, maka itu bukanlah pertobatan yang sungguh. Dalam pertobatan yang sungguh-sungguh termasuk pengakuan dosa kepada Allah serta permintaan ampun, Mazmur 38:19; Lukas 18:13; Lukas 15:21. Perlu juga ada pengakuan kepada manusia, yaitu mengenai kesalahan yang diperbuat terhadap sesama manusia, lihat Matius 5:23,24; Yakobus 5:16. Dalam pertobatan yang sungguh-sungguh seseorang harus meninggalkan dosanya. Lihat Yesaya 55:7; Matius 3:8-10; Amsal 28:13. Dalam pertobatan yang sungguh-sungguh seseorang harus berbalik kepada Allah. Lihat 1Tesalonika 1:9; Kisah 26:18. Kita dapat menyesal, membenci diri sendiri, tetapi kita mungkin masih mengasihi dosa kita; bila kita sungguh-sungguh bertobat, kita membenci dosa dan mengasihi Juruselamat kita.

    D. Bagaimanakah seseorang bertobat?

    Bagaimanakah seseorang bertobat? Apakah hal itu hanya merupakan perbuatan diri sendiri? Pertobatan adalah karunia Allah, Ia menarik hati kita kepada pertobatan. Itulah pekerjaan Roh Kudus di dalam hati manusia. "Maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan" (Roma 2:4). Kita diperintahkan Allah untuk bertobat dan Ia akan memberikan dorongan pertobatan kepada barangsiapa yang mau memperhatikan gerakan Roh Kudus di dalam hatinya.

    Pertobatan terjadi oleh sebab seseorang mendengar Injil Kristus (sebab Roh Kudus menyertai pekabaran Injil). Oleh sebab itu Tuhan Allah memakai pengabar Injil untuk membawa pertobatan kepada manusia. Lihat Kisah 2:37-41; dan Yunus 3:5-10. Jadi, karena Injil itu akan membawa pertobatan kepada seseorang, maka Injil itu harus dikabarkan dengan kuat kuasa Roh Kudus (1Tesalonika 1:5-10). Bilamana seorang pengabar Injil memberitakan tentang Yesus Kristus yang disalibkan, dibangkitkan, dan dipermuliakan, maka hal itu membawa orang-orang kepada pertobatan. Lihat Yohanes 12:32. Adakalanya teguran dari seorang saudara seiman mendatangkan pertobatan (2Timotius 2:24,25). Adakalanya hajaran dan hukuman Allah mendatangkan pertobatan (Wahyu 3:19; Ibrani 12:6,10,11).

    E. Bukti Pertobatan

    Pertobatan bukan hanya untuk orang-orang yang baru mau percaya kepada Tuhan Yesus. Orang-orang yang sudah percaya pun perlu bertobat (Wahyu 2:5; 3:2,3,19). Bilamana Roh Kudus menempelak hati seorang Kristen mengenai suatu dosa, maka ia wajib segera bertobat serta mengakuinya supaya dosa itu ditutupi oleh darah Yesus Kristus. Bukti-bukti pertobatan ialah: orang itu sungguh-sungguh menyesal oleh sebab dosa-dosanya, merendahkan dirinya serta mengakui bahwa dirinya bersalah (Lukas 10:13; Yoel 2:12,13; Ayub 42:5,6). Orang itu mengakui dosanya serta berdoa kepada Allah meminta pengampunan (Hosea 14:1-3; Lukas 18:13,14). Orang itu berpaling dari segala kejahatannya, berhalanya, kekejiannya, dan pikirannya yang jahat (Matius 12:41; Yesaya 55:7). Inilah bukti-bukti yang penting dari suatu pertobatan, dan inilah yang paling dipentingkan dalam Alkitab. Perhatikanlah bahwa perkataan "berbalik" sering dipakai di dalam Alkitab, lihat Kisah 3:19. Orang yang bertobat berbalik kepada Allah serta bersandar kepada-Nya dan melayani Dia (Kisah 26:20; 1Samuel 7:3; Matius 3:8). Dalam pertobatan seseorang harus meninggalkan dosanya serta berbalik kepada Allah (1Tesalonika 1:9). Pertobatan itu selain berhenti berbuat jahat, juga harus berbuat baik, lihat Lukas 3:10-14. Membetulkan kesalahan adalah bukti pertobatan. Misalkan seorang telah mencuri, lalu ia bertobat; tentu ia akan mengembalikan barang curian itu kalau pertobatannya sungguh-sungguh. Pertobatan itu dibuktikan oleh perbuatan, yaitu tindakan untuk menyelesaikan dosa-dosa dan kesalahannya - menyelesaikan dihadapan Allah dan dihadapan manusia. Dengan menyelesaikan dosa dan kesalahan kita tidak dapat memperoleh keselamatan, sebab keselamatan diberikan oleh sebab iman; akan tetapi menyelesaikan dosa-dosa ialah suatu bukti pertobatan. Lihat Matius 5:23-25; 3:8. Pertobatan terdiri dari dua bagian: satu dari pihak Tuhan dan satu dari pihak manusia. Pertobatan bukan hanya suatu tindakan dari pihak manusia saja yang dilakukan hanya oleh kuasa manusia tanpa pertolongan dari Tuhan. Sebaliknya, pertobatan juga bukan suatu tindakan dari pihak Tuhan saja tanpa reaksi manusia. Pikiran yang salah mengenai hal ini akan menyebabkan putus asa atau kurang perhatian terhadap pertobatan. Kemurahan Allah menarik kita kepada pertobatan, Roma 2:4; Kisah 11:18. Tuhan memberikan pertobatan dengan membantu dan memberikan dorongan kepada kita agar kita mau bertobat.

    Pertobatan meliputi penyesalan dan dukacita karena dosa. Dalam hal ini orang berdosa berpihak kepada sikap Tuhan terhadap dosa. Mempunyai pikiran yang sama seperti Tuhan mengenai dosa; membenci dosa sama seperti Tuhan membenci dosa.

    F. Hasil Pertobatan

    Bilamana seseorang bertobat maka ada sukacita besar pada malaikat-malaikat Allah (Lukas 15:7-10). Pertobatan juga membawa sukacita kepada Allah sendiri, tetapi siapakah yang bersukacita dihadapan malaikat Allah (Lukas 15:10, TKB)? Apakah saudara-saudaranya yang sudah ada di seberang sana juga mengetahui bahwa ada seorang yang bertobat?

    Pertobatan dan iman mendatangkan pengampunan dosa (Yesaya 55:7; Kisah 3:19). Di luar pertobatan tidak ada jalan untuk mendapatkan pengampunan dosa. Pertobatan itu sendiri tidak mendatangkan pengampunan tetapi Allah Bapa memberikan pengampunan oleh sebab seseorang bertobat dari dosanya. Seseorang tidak dapat dikatakan sungguh-sungguh bertobat kecuali bila ia menginsafi betapa buruknya dosanya pada pandangan Allah.

    Dan Roh Kudus hanya dicurahkan atas orang-orang yang bertobat. Kalau seorang Kristen keras kepala serta tidak mau bertobat maka orang itu tidak mungkin mendapat kepenuhan Roh Kudus dalam kehidupannya. Pertobatan, iman dan pengampunan dosa adalah tiga langkah dalam keselamatan. Masing-masing merupakan satu langkah yang pasti tetapi ketiganya tidak dapat diceraikan dalam keselamatan kita.

    III. IMAN

    A. Pentingnya iman

    Iman sangat penting bagi orang Kristen (Ibrani 11:6). Tuhan Yesus mengutamakan dan menuntut iman dalam hati orang-orang yang percaya akan Dia; dan iman selalu dihargai-Nya.

    B. Apakah iman itu ?

    Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Dasar dan keyakinan ini ialah Firman Allah (Ibrani 11:1). Lihat juga ayat-ayat yang berikut: Ibrani 11:7,11,17-19,22,30. Perkataan Ibrani yang diterjemahkan "iman" sebenarnya berarti "menyokong" atau "meneguhkan". Perkataan Yunani yang diterjemahkan "iman" atau "percaya" sebenarnya berarti "berharap kepadanya" atau "bersandar padanya". Jadi kita disokong oleh Allah, dan yakin bahwa kita bersandar kepada-Nya. Itulah iman. Iman mengandung unsur ilahi dan kemanusiaan. Iman adalah karunia Allah dan juga tindakan manusia. Dasar iman adalah Firman Allah, Roma 4:20,21. Tujuan iman adalah Pribadi Yesus Kristus. Iman yang menyelamatkan ialah iman kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat.

    C. Iman secara umum meliputi tiga hal:

    1. Keyakinan yang timbul berdasarkan pengetahuan (Mazmur 9:11; Roma 10:17). Iman bukan percaya akan sesuatu yang tidak ada buktinya, melainkan iman beralaskan pada bukti yang paling baik dan teguh, yaitu Firman Allah. Bukti yang lain di luar Firman Allah (yang tidak dapat berdusta) tidak perlu. "Bagaimanakah seseorang dapat percaya kepada apa yang belum didengarnya?" Haruskah orang itu harus mendengar lebih dahulu barulah ia dapat percaya. Iman bukan suatu tindakan yang membabi buta, bukan seolah-olah berjalan dalam kegelapan. Kita harus percaya dengan hati tetapi juga dengan pengetahuan. Dalam Alkitab percaya dengan segenap hati berarti dengan segenap pikiran, hati, dan kehendak.

    2. Keyakinan sehingga mengakui kebenarannya (Markus 12:32). Begitulah tuntutan Tuhan Yesus kepada orang yang meminta kesembuhan dari pada-Nya. "Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?" Dan orang itu menjawab, "Ya Tuhan, kami percaya." Kita harus tahu bahwa Yesus Kristus ialah Juruselamat dunia ini, tetapi kita harus mengakui kebenarannya dalam hati kita. Lihat Yohanes 1:12.

    3. Keyakinan sehingga bertindak untuk menerapkannya bagi diri sendiri, Yohanes 1:12; 2:24. Iman adalah bagaikan seorang yang menerima cek dari bank, tetapi ia harus pergi ke bank itu untuk menandatanganinya, baru ia menerima uang itu. Haruskah kita mengalami dan menerapkan kepada diri kita sendiri hal-hal tentang Kristus dan pekerjaan-Nya yang kita ketahui dan yang kita akui kebenarannya. Kalau hanya mengetahui saja, maka itu bukan iman. Boleh jadi seseorang tahu bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan tetapi ia tetap menolak Dia sebagai Juruselamatnya. Pengetahuan tentang Allah tidak cukup sebab pengetahuan itu tidak menentukan apakah ia menerima atau menolak hal-hal itu. Begitu juga hanya mengakui kebenarannya bukanlah iman. Mungkin juga seseorang mengakui bahwa hal ini benar tetapi ia tidak menyerahkan hatinya kepada Kristus. Oleh sebab itu kita perlu menerapkan semua itu bagi diri kita sendiri, dan hal itu sama dengan sungguh-sungguh bersandar kepada Kristus. Jadi jelaslah bahwa tiga hal ini perlu untuk menyatakan iman yang sungguh. Iman adalah suatu tindakan dalam kehendak manusia. Kehendak seseorang mempengaruhi pikirannya tentang kebenaran. Bandingkan Wahyu 2:21 dan Wahyu 22:17.

    D. Iman kepada Allah

    Iman atau percaya kepada Allah berarti yakin bahwa kesaksian Firman Allah itu benar walaupun tidak ada bukti di luar kesaksian itu, dan yakin bahwa janji Allah akan digenapkan walaupun ada banyak rintangan terhadap janji itu (1Yohanes 5:10; Yohanes 5:24; Kisah 27:22-25 Roma 4:3; 4:19-21).Percaya kepada Allah berarti bersandar kepada Dia dan Firman-Nya serta berharap akan janji-Nya dan berharap akan Dia sendiri.

    E. Iman kepada Yesus Kristus

    Iman kepada Yesus Kristus berarti bersandar kepada Dia, dan mendapat sokongan daripada-Nya. Itu berarti kita yakin bahwa Ia akan melakukan semua hal itu (2Timotius 1:12, TKB; FAYH). Kalau kita bersandar pada Dia kita tidak akan jatuh atau kecewa (Yohanes 14:1; Matius 9:21,22,29; Lukas 7:48-50; Yohanes 14:12 Matius 15:25,28; 8:8-10). Kita mempunyai hak untuk beriman dan bersandar pada Yesus Kristus atas semua hal yang sudah Ia janjikan kepada kita. Untuk pertolongan, penyembuhan, kuasa, atau kemenangan, semua itu juga akan kita peroleh (Matius 9:29).

    F. Iman di dalam doa

    Iman di dalam doa ialah pengharapan yang teguh atau keyakinan bahwa kita akan menerima apa yang kita minta, tanpa keragu-raguan (Yakobus 1:5-7; Markus 11:24). Doa yang disertai iman menimbulkan keyakinan bahwa apa yang kita minta itu sudah kita peroleh, sebab Allah telah mendengar doa itu serta memberikannya kepada kita. Lihat 1Yohanes 5:14,15.

    G. Iman yang menyelamatkan

    Perkataan "iman yang menyelamatkan" yang dimaksud bukanlah iman yang lain daripada biasa, melainkan iman yang membawa keselamatan kepada kita. Iman yang menyelamatkan yaitu iman kepada Pribadi Juruselamat. Iman yang menyelamatkan ialah penyerahan jiwa yang najis dan berdosa kepada Tuhan serta menyambut Yesus Kristus sebagai sumber pengampunan, kesucian, dan kehidupan (Matius 11:28,29; Kisah 16:31; Yohanes 1:12; 20:31; Efesus 3:17; Wahyu 3:20).

    Iman yang menyelamatkan yaitu percaya dengan hati, Roma 10:9,10. Iman yang hanya ada dalam alam pikiran sebagai pengetahuan tidak cukup untuk memberikan keselamatan. Dalam Alkitab "hati" berarti pikiran, perasaan, dan kehendak. Selidikilah Ibrani 11:7,8,17,19,20,22,24-26,28, Yesus Kristus menyatakan diri-Nya kepada kita sebagai penanggung dosa kita, dan iman yang menyelamatkan menerima Dia seperti demikian serta berharap hanya kepada darah-Nya untuk menebus kita dari dosa. Yesus Kristus juga menyatakan diri-Nya kepada kita sebagai pelepas kita dari kuasa dosa (Yohanes 8:34,36). Kita wajib menerima Dia seperti demikian. Dan Yesus Kristus juga menyatakan diri-Nya kepada kita sebagai Tuhan dan Guru kita. Wajiblah kita menerima Dia seperti demikian serta menyerahkan pikiran kita semata-mata kepada pengajaran-Nya dan nyawa kita kepada perintah-Nya (Yohanes 13:13).

    Iman yang menyelamatkan ialah iman yang menginsafkan diri kita bahwa kita akan binasa, yang sungguh-sungguh rindu untuk diselamatkan, yang meninggalkan segala pengharapan selain daripada Tuhan Yesus, yang berseru kepada-Nya untuk meminta pengampunan, yang mengaku Yesus Kristus adalah Tuhan (Roma 10:9,13,14).

    Ada beberapa tuntutan di dalam iman yang menyelamatkan :

    1. Harus percaya bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah, Yohanes 20:31.
    2. Harus percaya kepada Injil, Roma 1:16; 1Korintus 15:1-4. Dengan perkataan lain itu berarti kita harus percaya bahwa Yesus Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, dan dibangkitkan oleh Allah, supaya kita dibenarkan, dan percaya bahwa Ia mau dan dapat menyelamatkan kita (Roma 10:9; 1:4; 4:25; Ibrani 7:25; Lukas 7:48-50).

    H. Hasil iman kepada Yesus Kristus

    Kita diselamatkan dan dosa-dosa kita diampuni oleh sebab iman kepada Yesus Kristus (Efesus 2:8; Kisah 10:43). Kita dibenarkan oleh sebab iman kepada Kristus (Roma 3:28; 5:1; Filipi 3:9). Kita mendapat hidup yang kekal oleh sebab iman kepada Yesus Kristus (Yohanes 20:31). Pada saat kita diselamatkan maka Kristus tinggal di dalam hati kita (Efesus 3:17). Bukan hanya iman secara sembarangan yang menyelamatkan kita, melainkan iman kepada Yesus Kristus; Ialah tujuan iman kita (Kisah 10:43; 16:31; 1Yohanes 3:23). Tubuh kita disembuhkan oleh iman kepada Kristus (Yakobus 5:14,15; Matius 9:22,29). Doa kita dikabulkan Allah oleh sebab iman (Matius 21:22; Markus 11:24; Yakobus 1:5-7). Ada banyak hal dan berkat yang diberikan kepada kita oleh sebab iman kepada Kristus. Apabila saudara ingin mengetahui beberapa diantaranya, saudara dapat menyelidiki ayat-ayat yang berikut: Seluruh pasal sebelas dari Surat Ibrani (Ibrani 11:1-40); dan Yohanes 1:12; 2Petrus 1:4,5; Kisah 15:9; 1Yohanes 5:4,5; Efesus 6:16; 1Petrus 1:8; Yohanes 7:38,39; Matius 21:21; Yohanes 14:12. Iman kita seharusnya bertambah-tambah sebab iman itu hidup (2Korintus 10:5; 1Tesalonika 1:10; 1Tesalonika 1:3).

    I. Asalnya iman

    Sebagaimana pertobatan adalah karunia Allah demikian pula iman (Ibrani 12:2), dan segala karunia Allah adalah untuk semua orang. Tuhan tidak memandang rupa orang. Firman Allah dipakai oleh Allah sebagai dasar iman, dan Firman itu tersedia bagi tiap-tiap orang (Roma 12:3; 1Korintus 2:4,5; 12:4,8,9; Roma 10:17). Sebagai orang Kristen kita memandang kepada Yesus Kristus, bukan kepada suasana di sekitar kita; dan janji Kristus dalam Firman-Nya menjadi dasar iman kita. Kalau kita rindu untuk mendapatkan iman yang lebih kuat, wajiblah kita memakai iman yang ada pada kita, maka iman kita akan bertambah-tambah (Matius 25:29). Berdoa dan membaca Firman Tuhan adalah cara untuk menambah iman kita (Lukas 22:32; 17:5). Iman bertambah-tambah di dalam diri kita oleh karena pekerjaan Roh Kudus di dalam kita dan oleh sebab ketaatan kita kepada perintah Kristus serta di dalam hal kita memandang akan Dia (Galatia 5:22; Matius 14:30,31).

    J. Hubungan pertobatan dengan iman

    Alkitab menghubungkan pertobatan dengan iman (Kisah 20:21). Pertobatan adalah suatu sikap terhadap Allah sendiri, sebab Allahlah yang murka oleh sebab dosa-dosa kita. Iman adalah suatu sikap terhadap Yesus Kristus, sebab Ialah yang telah menanggung dosa-dosa kita. "Jarang sekali seorang dapat berdukacita karena dosa-dosanya dengan tidak berharap kepada rahmat Allah. Kita tidak patut berdukacita karena dosa dengan dasar akibatnya yang dahsyat bagi kita, melainkan kita harus berdukacita karena dosa oleh sebab hal itu merupakan kebencian bagi Allah dan bertentangan dengan kesucian dan kasih Allah. Kematian Kristus di kayu salib itulah yang mula-mula membangunkan pertobatan di dalam kita (Yohanes 12:23-33). Oleh sebab itu segala khotbah mengenai pertobatan harus dilengkapi dengan khotbah tentang iman (Matius 3:2-12; Kisah 19:4). Bertobat (berpaling) kepada Allah harus berkaitan dengan iman (percaya) kepada Tuhan kita Yesus Kristus (Kisah 20:21; Lukas 15:10,24; 19:8,9; juga Galatia 3:7)." - A.H. Strong.

    Jelas di dalam Kisah 2:38 bahwa pertobatan dan iman kepada Kristus tidak dapat diceraikan, sebab baptisan dalam nama Yesus Kristus memang menuntut iman kepada Dia. Dalam pertobatan, hal yang terpenting yaitu sikap menolak Kristus berubah menjadi sikap menerima dan percaya akan Dia.

    K. Hubungan iman dengan pekerjaan

    Keselamatan kita tidak bergantung pada perbuatan baik (amal) kita. Keselamatan kita semata-mata bergantung pada iman kepada Kristus. Akan tetapi, sesudah kita diselamatkan tak dapat tidak kita akan melakukan perbuatan (amal) yang baik sebab hal itulah yang berkenan kepada Bapa kita dalam sorga, dan sebab kita rindu untuk menjadi sama seperti Kristus. Iman ialah suatu sikap terhadap Yesus Kristus tetapi perbuatan baik adalah hasil dari iman.

    Rasul Paulus dan Rasul Yakobus tidak berselisih paham dalam hal ini (Yakobus 2:14-26; Roma 4:1-12). Rasul Paulus berkata, "Manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena melakukan hukum Taurat." Rasul Yakobus menyatakan tentang hasil iman yang kelihatan kepada manusia, yaitu perbuatan-perbuatan baik. Perbuatan baik menyertai iman yang mendahuluinya. Iman membawa kita kepada perbuatan-perbuatan yang baik. Iman yang tidak membawa kita kepada ketaatan akan perintah Yesus Kristus adalah iman yang mati (Yakobus 2:14-26).

    L. Nasihat yang berfaedah

    Pada zaman kasih karunia ini patutkah kita hanya berkhotbah dari hal iman, atau patutkah disertai pertobatan? Apakah yang dikhotbahkan oleh Petrus (Kisah 2:38), dan Paulus (Kisah 17:30; 20:21; 26:20)? Apakah hal itu termasuk di dalam Amanat Agung Yesus Kristus kepada kita? (Lukas 24:45-49).

    Ada beberapa ukuran iman: iman yang kecil atau kurang percaya (Matius 6:30); iman yang besar (Matius 8:10); iman yang teguh (Ibrani 10:22); dan diperkuat dalam imannya (Roma 4:20).

    IV. KELAHIRAN KEMBALI

    A. Pentingnya kelahiran kembali

    Kelahiran kembali adalah asas pengajaran yang sangat penting dan patut diketahui dengan benar. Hanya melalui kelahiran kembali kita dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Tak ada jalan lain untuk menjadi seorang Kristen. Kelahiran kembali adalah pintu masuk Kerajaan Allah dan cara untuk menjadi murid Yesus Kristus; dan orang yang tidak masuk dari pintu itu tidak akan dapat masuk, ia akan tetap tinggal di luar.

    B. Perlunya kelahiran kembali

    Di mana ada manusia, di situ ada dosa; dan di mana ada dosa, di situ manusia perlu dilahirkan kembali. Tuhan Yesus telah berkata, "Jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah" (Yohanes 3:3). Tidak ada kecualinya, dari semua bangsa dan apapun pangkatnya. Orang yang tidak dilahirkan kembali berarti terhilang dan akan binasa. Yang dilahirkan oleh daging berarti harus dilahirkan kembali oleh Roh Allah (Yohanes 3:3-7). Manusia harus dilahirkan kembali oleh sebab Adam dan Hawa telah jatuh ke dalam dosa, demikian pula keturunannya. Jadi, kalau manusia mau diangkat dari keadaan itu kepada suatu tingkat yang lebih tinggi, hanya satu jalan yaitu dilahirkan kembali (Roma 8:7; 1Korintus 2:14; Galatia 5:19-21).

    Tuhan Yesus Kristus telah memberikan perintahnya agar manusia dilahirkan kembali (Yohanes 3:7). Dalam hal ini bukanlah manusia boleh kalau ia mau, melainkan ini adalah suatu keharusan. Lagipula tidak ada hal lain yang dapat menggantikan kelahiran kembali. Amal, agama, pengetahuan, baptisan, usaha memperbaiki diri, menjadi anggota gereja, semuanya tidak cukup dan tidak dapat menyelamatkan seseorang (Galatia 6:15).

    "Apa yang dilahirkan dari daging adalah daging." Yang berasal daripada daging adalah daging, oleh sebab itu haruslah seseorang dilahirkan kembali supaya genap perkataan "Apa yang dilahirkan dari Roh adalah Roh" (Yohanes 3:5-6). Tabiat tubuh atau kedagingan tidak akan berkenan kepada Allah (Galatia 5:20,21; Yeremia 13:23). Oleh sebab itu, manusia tidak perlu memperbaiki tabiatnya yang lama, melainkan ia harus mendapat tabiat yang baru.

    Semua manusia sudah mati di dalam dosa dan kejahatannya (Efesus 2:1). Dalam keadaan demikian manusia tidak dapat bergaul atau bersekutu dengan Allah. Dosa telah menceraikan dia dari Allah, dan hanya apabila ia dilahirkan kembali barulah ia dapat bersekutu lagi dengan Allah. Di samping itu kesucian Allah menuntut supaya manusia dilahirkan kembali (Ibrani 12:14).

    Manusia perlu mendapat hidup yang baru dan perubahan yang terjadi melalui kehidupan yang baru itu. Tabiat manusia bukanlah seperti sebuah mangga yang mentah yang perlu menjadi sempurna hanya dengan menjadi lebih matang; tetapi manusia adalah seperti sebuah mangga yang bibitnya busuk oleh sebab ulat dosa, yang kalau dibiarkan saja, pasti akan binasa. Usaha memperbaiki diri sendiri sama halnya dengan memetik buah yang busuk dari pohon, lalu mengikatkan buah mangga yang baik pada pohon itu dengan tali. Jadi, kelahiran kembali itu penting sekali.

    C. Apakah kelahiran Kembali itu?

    Di dalam Alkitab ada beberapa perkataan yang dipakai untuk menerangkan tentang kelahiran kembali:

    dilahirkan kembali (Yohanes 3:3)
    dilahirkan dari Allah (Yohanes 1:13; 1Yohanes 3:9; 4:7; 5:1,4,18)
    dilahirkan dari Roh (Yohanes 3:5,6)
    dihidupkan (Efesus 2:1,5; Kolose 2:13)
    pindah dari dalam maut ke dalam hidup (Yohanes 5:24; 1Yohanes 3:14)
    ciptaan baru (2Korintus 5:17; Galatia 6:15)
    mengambil bagian dalam kodrat Ilahi (2Petrus 1:4)
    hati yang baru dan Roh yang baru (Yehezkiel 36:26)
    pembaharuan (Matius 19:28; Titus 3:5)
    (Dua ayat yang terakhir akan diterangkan dengan jelas)

    Dilahirkan kembali yaitu Allah mengaruniakan hidup baru di dalam Kristus oleh pekerjaan Roh Kudus, dengan perantaraan Firman Allah, kepada jiwa yang mati dalam dosa dan kejahatan. DR. A.J. Gordon menjelaskan tentang kelahiran kembali demikian: "Dilahirkan kembali berarti menerima kodrat ilahi oleh pekerjaan Roh Kudus dengan perantara Firman Allah. DR. R.A. Torrey menerangkan hal itu demikian: "Dalam kelahiran kembali Allah memberikan perangai-Nya yang suci dan berbudi, yaitu perangai yang berpikir seperti Allah (Kolose 3:10), berperasaan akan seperti Allah, dan berkehendak seperti Allah (1Yohanes 3:14; 4:7,8)."

    Kelahiran kembali yaitu suatu ciptaan baru (2Korintus 5:17; Galatia 6:15). Orang yang dilahirkan kembali pindah dari dalam maut ke dalam hidup yang baru (1Yohanes 3:14; Efesus 2:1,4,5). Itulah pekerjaan Roh Kudus, dan oleh sebab itu kita boleh berkata bahwa orang itu telah dilahirkan dari Allah (Yohanes 1:13).

    Jelas dari ayat-ayat di atas bahwa kelahiran kembali bukan baptisan; dan baptisan tidak dapat membuat seseorang dilahirkan kembali. Ada orang yang sudah dibaptiskan tetapi belum dilahirkan kembali; dan ada orang yang sudah dilahirkan kembali tetapi belum dibaptiskan. Ayat-ayat di atas tidak menyatakan tentang pembaptisan. Dalam Galatia 6:15 dikemukakan bahwa kelahiran kembali berbeda dengan sunat dan syarat-syarat lain yang lahiriah. Begitu juga hal itu dinyatakan dalam 1Korintus 4:15. Dalam ayat itu Paulus memberitahukan bahwa orang-orang saleh di Korintus dilahirkan kembali dalam Injil Yesus Kristus. Tetapi Paulus juga berkata dalam 1Korintus 1:14,17 bahwa ia tidak membaptiskan orang-orang di sana. Tidak mungkin Paulus berkata demikian mengenai pembaptisan, kalau mereka itu dilahirkan kembali melalui pembaptisan. Dari semua itu nyata bahwa baptisan bukan kelahiran kembali.

    Dalam Kisah 8:13,20-23 dikemukakan bahwa baptisan bukan kelahiran kembali. Dalam ayat itu diberitahukan bahwa Simon telah dibaptiskan, tetapi hatinya seperti empedu yang pahit dan terjerat dalam kejahatan. Rupanya Simon itu belum dilahirkan kembali, walaupun ia sudah dibaptiskan. Pada pihak lain, nyata sekali bahwa si penjahat di atas kayu salib itu telah diselamatkan, sebab Tuhan Yesus berkata, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus" (Lukas 23:43) tetapi ia tidak dibaptiskan. Di samping itu kita membaca tentang Roh Kudus yang dicurahkan ke atas orang-orang di dalam rumah Kornelius, dan mereka menerima karunia lidah seperti yang terjadi pada Hari Pentakosta, dan semua itu terjadi sebelum mereka itu dibaptiskan (Kisah 10:44-48). Tentu tidak ada orang yang berani mengatakan bahwa mereka itu belum dilahirkan kembali. Nyata di sini bahwa mereka itu dilahirkan kembali dahulu, baru kemudian dibaptiskan. Sebenarnya, hanya darah Yesus Kristus yang dapat menyucikan kita dari dosa (1Yohanes 1:7), bukan air baptisan. Jikalau kelahiran kembali terjadi melalui pembaptisan, mengapa semua Rasul telah berkhotbah, "Bertobatlah dan percayalah kepada Yesus Kristus!"? Bila demikian, mereka hanya perlu menyuruh orang-orang agar dibaptiskan saja.

    Baptisan hanyalah suatu tanda yang kelihatan, yang membuktikan suatu pekerjaan yang sudah dilakukan di dalam hati nurani. Hati nurani tidak dapat disucikan oleh pembasuhan air. Rasul-rasul Tuhan selalu menyuruh orang-orang percaya lebih dahulu, baru kemudian dibaptiskan. Pekerjaan itu terjadi oleh sebab iman, lalu orang itu dibaptiskan untuk menyatakan imannya kepada orang-orang lain.

    Ada tiga ayat yang patut kita selidiki baik-baik yang menyatakan bahwa Firman Allah dipakai oleh Roh Kudus untuk melahirkan kembali orang-orang yang percaya. Dalam 1Petrus 1:23 dikatakan bahwa kelahiran kembali terjadi karena Firman Allah. Dalam Yakobus 1:18 dikatakan bahwa itu terjadi karena Firman Allah yang benar. Dalam Korintus 4:15 dikatakan bahwa itu terjadi karena Injil (yaitu Firman Allah). Tuhan Yesus juga berkata, "Kamu memang sudah bersih karena Firman yang telah Kukatakan" (Yohanes 15:3). Dan "Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; Firman-Mu adalah kebenaran" (Yohanes 17:17). Dan Rasul Paulus berkata, "Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan Firman" (Efesus 5:26). Dengan memakai ayat-ayat itu kita akan dapat memahami perkataan Tuhan Yesus kepada Nikodemus, "Jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah" (Yohanes 3:5). Mengapa Tuhan berkata tentang air dan Roh? Dr. R.A. Torrey berpendapat bahwa "air" dalam perkataan itu melukiskan kesucian atau pembasuhan-Ku yang terjadi oleh Firman Allah; Roh Kudus melahirkan kembali seseorang dengan perantaraan Firman Allah. Boleh jadi air itu melukiskan Firman Allah. Kita tahu bahwa Roh Kudus bekerja dengan memakai Firman Allah, sebab Firman Allah adalah Pedang Roh Kudus (Efesus 6:17).

    Di sini kami memberikan sedikit keterangan mengenai Titus 3:5; Efesus 5:26, dan Matius 19:28. Ada satu perkataan dalam bahasa Yunani yang berarti dilahirkan kembali, atau "dijadikan ciptaan baru". Perkataan itu hanya dipakai dua kali dalam Perjanjian Baru, yaitu dalam Matius 19:28 dan Titus 3:5. Dalam Perjanjian Baru yang diterjemahkan oleh Dr. Bode, perkataan dalam Matius 19:28 itu diterjemahkan "Pada masa kejadian alam yang baharu", sedangkan dalam terjemahan Dr. Shellabear dikatakan, "Dalam kejadian yang baharu". Perkataan itu sesungguhnya berarti "dilahirkan kembali" dan "diciptakan baru", tetapi karena di sini hal itu berkenaan dengan dunia atau alam ini, jadi lebih tepat diterjemahkan "kejadian yang baharu". Dalam kedua terjemahan itu, dalam Titus 3:5 perkataan tersebut diterjemahkan, "kejadian yang baharu". Akan tetapi arti perkataan itu tidak lain adalah "diciptakan baru" atau "dilahirkan kembali", sebab jelas di situ bahwa kelahiran kembali yang dibicarakan oleh Rasul Paulus. Oleh sebab itu dalam Titus 3:5 perkataan "kejadian yang baharu" (TKB) pantas diganti dengan perkataan "Kelahiran kembali" (LAI).

    Selanjutnya, dalam Titus 3:5 dan Efesus 5:26 terdapat satu perkataan Yunani "loutron", yang hanya berarti "pembasuhan". Akan tetapi dalam terjemahan yang baru (LAI) dipakai "Permandian" untuk kata "loutron". Terjemahan itu sebenarnya salah. Dalam bahasa Yunani hanya kata "baptiso" yang berarti "baptisan", dan dalam dua ayat tersebut "baptiso" tidak dipakai. Oleh sebab itu terjemahan Dr. Shellabear-lah yang tepat dengan bahasa Yunaninya. Terjemahannya demikian: "melainkan menurut seperti rahmat-Nya juga, dalam pembasuhan kejadian baharu, dan dalam hal kita dibaharui oleh Roh Kudus" (Titus 3:5). Dan, "Setelah sudah disucikan dengan pembasuhan air itu oleh perkataan Allah" (Efesus 5:26). Rasul Paulus memakai kata "baptiso" 19 kali dengan maksud "baptisan" atau "dibaptiskan". Seandainya Rasul Paulus bermaksud memakai kata "baptisan" dalam ayat-ayat ini, mengapa ia tidak memakai kata "baptiso"? Jelas bahwa Paulus tidak bermaksud memakai perkataan "baptiso". Dr. Thayer dalam kamusnya Yunani-Inggris menerangkan "Loutron" demikian: "tempat mandi, mandi, hal memandikan dan membasuhkan". Kata "louo" dalam Alkitab dipakai 6 kali, semuanya berarti "basuh". Oleh sebab perkataan "baptisan" (dalam terjemahan Dr. Bode) digunakan salah dalam kedua ayat itu, maka ada orang yang salah mengerti, yaitu bahwa baptisan itu sama dengan kelahiran kembali; padahal banyak ayat dalam Alkitab menyatakan bahwa baptisan tidak sama dengan kelahiran kembali, dan tidak mendatangkan kelahiran kembali kepada kita. Kelahiran kembali ialah pekerjaan Roh Kudus dalam hati nurani seseorang yang percaya kepada Kristus.

    Kelahiran kembali mendatangkan perubahan besar di dalam kehidupan kita, sebab ingatan kita dibaharui, yaitu segenap pikiran, perasaan dan kehendak hati kita. Dan bukan itu saja, kita dibaharui dengan mengambil bagian dalam kodrat ilahi (2Petrus 1:4). Orang yang tidak dilahirkan kembali, yang masih tetap dalam tabiat duniawi, tidak akan mengerti hal ini dan tidak dapat mengerti tentang perkara-perkara Roh (1Korintus 2:14); pikiran najis (Galatia 5:19-21), dan kehendaknya bertentangan dengan Allah (Roma 8:7). Meskipun dia adalah seorang terpelajar, sopan, ataupun yang halus kelakuannya, ia tetap tidak berkenan kepada Allah kalau ia belum dilahirkan kembali. Bagi orang yang telah dilahirkan kembali, maka segala hal yang sudah lama berlalu, dan semuanya menjadi baru (2Korintus 5:17). "Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku daripada pikiranmu" (Yesaya 55:9). Betapa indahnya kelahiran kembali itu! kita didapati dalam keadaan terjerumus di dalam dosa cemar tetapi diangkat Allah, dilahirkan kembali, dan mendapat bagian dalam kodrat ilahi.

    D. Tanda-tanda dan hasil kelahiran kembali

    Orang yang dilahirkan kembali mengalami beberapa hal yang ajaib:

    1. Ia mengalami perubahan dalam perasaannya. Dahulu ia adalah seteru Allah (Roma 8:7), tetapi sekarang ia mengasihi Allah (Roma 5:5; 1Yohanes 4:19). Dahulu ia membenci sesama manusia (Titus 3:3), tetapi sekarang ia mengasihi mereka (Roma 5:5; 1Yohanes 3:14).
    2. Ia mengalami perubahan dalam kehidupannya dan kelakuannya. Kehidupan yang lama, yaitu hidup di dalam dosa, telah berlalu (1Yohanes 3:9; 5:18). Dan sebagai gantinya, ia hidup di dalam kebenaran (1Yohanes 2:29).
    3. Ia menerima kuasa untuk mengalahkan dunia ini dan mengalahkan dosa-dosanya (1Yohanes 5:4). Tetapi rahasia kemenangannya yaitu kuasa Roh Kudus yang patut disambut (Galatia 5:16) dan di dalam hal tetap tinggal di dalam Yesus Kristus (1Yohanes 3:6).

    Orang yang dilahirkan kembali dapat merasakan lagi persekutuan dengan Allah, sebagaimana yang dahulu terjadi dalam taman Eden. Orang itu memperoleh kehidupan rohani dan benarlah perkataan Rasul Paulus tentang dia: "Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu ... dihidupkan" (Efesus 2:1,5).

    E. Hubungan kelahiran kembali dengan pertobatan dan iman

    Kita sudah mengetahui bahwa pertobatan dan iman berhubungan erat sekali. Jadi, jelas juga bahwa pertobatan dan iman juga berhubungan erat dengan kelahiran kembali. Sebenarnya ketiga hal itu tidak dapat diceraikan. Pertobatan dan iman adalah bagian atau pekerjaan manusia, dan kelahiran kembali adalah bagian atau pekerjaan Allah melalui Roh Kudus di dalam hati manusia. Bilamana ketiga hal itu telah terjadi dalam diri seseorang, maka ia diselamatkan, ia mendapat hidup yang kekal. Bilamana ia menerima Tuhan Yesus Kristus, maka Tuhan melakukan ini di dalam hatinya. "Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah" (Yohanes 1:12,13). Inilah jawaban kepada pertanyaan Nikodemus: "Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?" (Yohanes 3:9).

    Di dalam terjemahan Klinkert Bode, Yohanes 1:13 itu dimulai dengan kata "yang kejadiannya", tetapi sebenarnya "yang diperanakkan" lebih tepat dengan bahasa aslinya. Dalam naskah aslinya yang dimaksud dalam perkataan itu berarti lebih dari satu orang. Hanya satu naskah dalam bahasa Latin yang kemudian diterjemahkannya dengan arti hanya satu orang. Karena itu, ayat ini tidak mungkin berkenaan dengan Kristus, melainkan orang-orang yang menerima Kristus yang dikatakan dalam ayat Yohanes 1:12. Ireneus (abad kedua) dan Tertullian (abad ketiga) menafsirkan ayat Yohanes 1:13 adalah berkenaan dengan Kristus untuk memperkuat asas bahwa Yesus Kristus diperanakkan oleh seorang anak dara. Tetapi tidaklah demikian menurut naskah-naskah lama. Mereka tidak berhak mengubah Alkitab, mereka bukan rasul-rasul. Jadi, sesuai dengan naskah dalam bahasa Yunani yang lama, haruslah diterjemahkan dengan: "Yang diperanakkan", dan yang dimaksudkan ialah orang-orang yang dikatakan dalam ayat Yohanes 1:12.

    F. Kesaksian Roh Kudus

    Bilamana seseorang telah dilahirkan kembali maka Roh Kudus bersaksi dalam hati orang itu bahwa orang itu telah menjadi anakmu Allah. "Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah" (Roma 8:16). Lihatlah Roma 8:15; Galatia 4:6; 1Yohanes 5:6,10.

    V. MENGENAI HAL DIBENARKAN

    A. Apakah maksudnya dibenarkan itu?

    Dibenarkan berkenaan dengan perubahan dalam hubungan, yaitu hubungan antara Allah dan orang yang percaya kepada Tuhan Yesus. Dikuduskan berkenaan dengan perubahan keadaan, yaitu keadaan orang yang percaya kepada Tuhan Yesus. Dibenarkan adalah perbuatan Allah sebagai hakim, yang oleh karena Yesus Kristus Ia membenarkan orang berdosa yang telah percaya kepada Kristus; dan hukuman dosa tidak lagi dipertanggungkan ke atas orang itu, dan orang itu mulai berkenan kepada Allah. Dengan perkataan lain, dibenarkan adalah suatu perbuatan Allah sebagai hakim dalam mengampuni dosa-dosa manusia, serta melepaskan mereka dari hukuman dosa itu, dan menerima mereka sebagai orang benar dihadapan-Nya, oleh sebab mereka telah percaya dan menerima Kristus menjadi korban dosa mereka. Dalam Alkitab perkataan dibenarkan berarti dianggap benar. Bilamana seseorang berdosa menerima Kristus sebagai korban karena dosa-dosanya, dan percaya akan Dia, maka Allah dapat dan akan menganggap orang itu benar dihadapan-Nya. Kalau kita menyelidiki perkataan "dibenarkan" dalam Alkitab, kita akan mengetahui bahwa itu berarti "dianggap benar", "disebut benar", "memperhitungkan sebagai kebenaran". Lihat Ulangan 25:1; Keluaran 23:7; Yesaya 5:23; Lukas 16:15; Roma 2:13; 3:23,24; 4:2-8; Lukas 8:14.

    Bilamana Allah membenarkan orang berdosa, keadilan Allah tidak dilanggar sebab orang berdosa itu telah percaya kepada Yesus Kristus sebagai korban karena dosanya, dan sebab Yesus Kristus telah menanggung hukuman dosa orang itu di kayu salib.

    B. Ada dua hal bagi orang yang dibenarkan

    1. Dosanya diampuni dan hukumannya dibatalkan. Jikalau seseorang dibenarkan, maka tak dapat tidak dosanya diampuni dan hukumannya dibatalkan, sebab bagaimanakah seseorang dapat dibenarkan kalau hukuman dosanya masih akan ditanggungkan kepadanya? Ada beberapa ayat dalam Alkitab yang menyatakan bahwa pengampunan dosa termasuk di dalam hal dibenarkan. Lihatlah Roma 3:24,25; Efesus 1:7; Kisah 13:38,39; Mazmur 32:2; 130:4; Mikha 7:18; Yohanes 3:16. Bagi orang yang ada di dalam Kristus hukuman dosanya dibatalkan sebab Tuhan Yesus telah menanggung hukuman dosa orang itu sebagai penggantinya.

  • Orang yang dibenarkan dikembalikan ke dalam keadaan berkenan kepada Allah. Hal ini dijelaskan di dalam perumpamaan anak yang hilang (Lukas 15:22-24). Lihat juga Roma 5:1,2. Keadaan berkenan kepada Allah yaitu keadaan seseorang dapat bersahabat kembali dengan Allah (2Korintus 5:18), keadaan itu disebut juga didamaikan dengan Allah. Menjadi anak Allah, yaitu keadaan menjadi anak angkat Allah (Yohanes 1:12; Roma 8:15).
  • C. Bagaimana seseorang dibenarkan

    Manusia dibenarkan sama sekali bukan karena melakukan Hukum Taurat, Roma 3:20-23; Galatia 2:16. Hukum Taurat menyatakan dosa dalam hati seseorang tetapi tidak dapat membenarkan, sebab semua orang telah berdosa. Maksud Taurat yaitu menyatakan dosa serta memimpin manusia kepada Kristus. Walaupun seseorang hanya melanggar satu Hukum Taurat, tetapi laknat Taurat itu ditanggungkan ke atasnya (Galatia 3:10), jadi mustahil ia dibenarkan oleh Taurat itu.

    Manusia dibenarkan oleh karunia Allah karena kasih karunia-Nya, Roma 3:24. Amal dan segala perbuatan baik manusia tidak dapat melayakkan dia untuk dapat dibenarkan. Manusia dibenarkan hanya karena kasih karunia Allah. Hanya Allah pokok kebenaran, Mazmur 71:16; Yesaya 45:24; Yeremia 23:6. Hanya sebab Salib Yesus Kristus Allah dapat membenarkan manusia, yaitu melalui tebusan yang ada di dalam Yesus Kristus. Darah Kristus yang tertumpah (kematian-Nya) menjadi dasar kebenaran kita (2Korintus 5:21; Roma 5:9), dan kebangkitan-Nya menjadi keteguhan kebenaran kita (Roma 4:25). Itu adalah dari pihak Allah, dan dari pihak manusia, manusia harus percaya kepada Yesus Kristus sebagai korban penggantinya (1Petrus 2:24; Roma 3:26; 4:3-5; 5:1; Galatia 2:16; 3:22). Bukan amal (perbuatan baik) kita yang membenarkan kita, melainkan iman kepada pekerjaan Kristus di atas kayu salib. Sayang sekali sebab ada orang yang berpikir bahwa ia harus membantu pekerjaan Kristus dengan beramal dan berbuat baik, tetapi sebenarnya bukan demikian. Kita harus membuang segala usaha diri kita sendiri dan merasakan kekecewaan atas segala perbuatan kita lalu menyerahkan diri kepada Yesus Kristus serta percaya bahwa Ia membenarkan orang berdosa yang bertobat dan percaya. Semua orang harus dibenarkan dengan cara demikian. Dan barangsiapa yang bertobat dan percaya pasti ia dibenarkan (Kisah 13:39).

    Perbuatan seseorang mengikuti imannya, dan orang yang dibenarkan akan menyatakan imannya melalui perbuatannya (Yakobus 2:14,18-24). Kalau seseorang mengatakan bahwa ia beriman atau percaya tetapi perbuatannya tidak ada yang sesuai dengan imannya itu, maka orang itu tidak dapat dibenarkan. Iman yang dibenarkan yaitu iman yang sungguh-sungguh, yang menggerakkan hati seseorang supaya bertindak sesuai dengan iman dan kebenaran itu. Memang kita dibenarkan oleh iman, bukan karena perbuatan kita, tetapi iman sejati pasti diikuti dengan perbuatan. Iman yang berkenan pada Tuhan, dan olehnya kita dibenarkan, selalu memimpin kita kepada perbuatan-perbuatan yang nyata kepada manusia. Bukti iman nyata dengan jelas dalam Galatia 2:16-21, dan terutama ayat dua puluh (Galatia 2:20) menyatakan bahwa orang yang dibenarkan tidak lagi hidup seperti dahulu, melainkan Kristus yang hidup di dalamnya. Bilamana Kristus mendiami kita, maka perbuatan yang baik, yang berkenan kepada-Nya pasti akan menyertai kita.

    Tuhan Yesus telah bertukar tempat dengan orang-orang yang percaya dan yang dibenarkan. Yesus Kristus telah menggantikan kita, yaitu menjadi kutuk karena kita (Galatia 3:13). Ia telah dijadikan dosa karena kita (2Korintus 5:21). Tuhan Allah telah berbuat kepada Kristus sama seperti kepada seorang berdosa (Yesaya 53:6; Matius 27:46). Dan bilamana kita dibenarkan maka kita mengambil bagian dalam kodrat Kristus, kita diterima oleh Bapa. Kita dibenarkan oleh Allah di dalam Kristus.

    Dibenarkan lebih daripada diampuni. Pengampunan berarti dosa-dosa dihilangkan, tetapi hal dibenarkan merupakan satu hal yang positif, yaitu orang mendapat suatu kebenaran yang sempurna. Yesus Kristus dipersatukan dengan orang yang percaya sedemikian rupa sehingga Allah menanggungkan dosa-dosa mereka kepada Kristus. Dan orang yang percaya itu dipersatukan dengan Kristus sedemikian rupa sehingga kebenaran Kristus diberikan kepadanya. Allah melihat kita di dalam Yesus Kristus serta menganggap kita sama benar dengan Dia.

    Pada saat seorang percaya kepada Kristus, maka pada saat itu juga ia dipersatukan dengan Kristus dan dibenarkan (Kisah 13:39).

    D. Hasil pembenaran

    Bagi orang yang sudah dibenarkan kesalahannya tidak diperhitungkan (Mazmur 32:2). Seorang pun tidak dapat menuduh orang yang dibenarkan (Roma 8:33,34), dan tidak ada hukuman lagi atas mereka (Roma 8:1). Orang yang dibenarkan hidup dalam damai sejahtera dengan Allah (Roma 5:1). Orang yang dibenarkan diselamatkan dari murka Allah (Roma 5:9; Yohanes 5:24) yang akan dijatuhkan ke atas dunia ini bagi yang menolak Yesus Kristus. Bagi orang yang percaya maka hukuman atas dosa sudah berlalu. Dosa-dosa kita telah dipikul oleh Yesus Kristus dikayu salib (1Petrus 2:24; Galatia 3:13). Akan tetapi tiap-tiap orang yang percaya harus menghadap takhta pengadilan Yesus Kristus. Lihat 2Korintus 5:10; 1Korintus 3:11-15; Roma 14:10. Pada waktu itu kelak pelayanan kita akan diperhitungkan oleh Tuhan. Semua pekerjaan dan perbuatan yang kita lakukan sesudah kita diselamatkan akan diperhitungkan oleh Kristus. Kemudian kita akan mendapat balasan atas tiap-tiap perbuatan kita (sesudah kita percaya), perbuatan yang baik maupun yang jahat.

    E. Hubungan antara kelahiran kembali dan pembenaran

    Kelahiran kembali dan pembenaran adalah dua bagian dari satu pekerjaan Allah. Kelahiran kembali adalah pekerjaan Kristus oleh Roh Kudus yang diperbuat di dalam kita; pembenaran adalah pekerjaan Kristus yang diperbuat karena kita dihadapan takhta Allah. Pekerjaan itu dialaskan pada korban perdamaian Kristus dan iman kita. Kelahiran kembali berkenaan dengan perubahan keadaan kita; pembenaran berkenaan dengan hubungan kita dengan Allah. Pada waktu Allah melahirkan kita kembali, pada saat itu Ia membenarkan kita.

    F. Nasihat yang berfaedah

    Iblis paling suka menuduh dan menyiksa orang-orang saleh agar mereka putus asa. Tetapi kita harus lari ke Golgota sebab tidak ada hukuman lagi ke atas orang yang ada di dalam Yesus Kristus (Roma 8:1). Tetapi tegoran terhadap dosa yang datang dari Roh Kudus memimpin kita kepada pengakuan dosa itu dan perdamaian. Bawalah tegoran terhadap dosa saudara ke Golgota dengan mengakui dosa itu serta meninggalkannya.

    VI. MENJADI ANAK ANGKAT

    Hanya ada satu jalan untuk menjadi keluarga Allah, yaitu dengan dilahirkan kembali. Orang yang percaya diangkat menjadi anak Allah ketika ia dilahirkan kembali (Yohanes 1:12). Dalam hal menjadi anak angkat, orang yang dilahirkan kembali diakui atau diberi hak sebagai anak-anak Allah. Dalam satu segi dijadikan anak angkat menyatakan dan mengesahkan bahwa kita telah dilahirkan kembali, kita telah menjadi anak Allah, dianggap sebagai anak yang dewasa dengan memiliki segala haknya; seolah-olah yang muda menjadi dewasa (Galatia 4:1-7).

    A. Arti menjadi anak angkat

    Menjadi anak angkat berarti diangkat menjadi anak; dijadikan anak sendiri dengan mendapat segala hak seperti anak sendiri. Perkataan itu hanya dikenakan kepada orang-orang yang percaya seperti yang disebut dalam Roma 8:15,23; 9:4; Efesus 1:5; Galatia 4:5. Perkataan itu dipakai untuk menyatakan anak-anak Allah. Dalam kelahiran kembali kita menerima kedudukan dan hak sebagai anak-anak Allah.

    B. Dasar untuk menjadi anak angkat

    Dasar untuk menjadi anak angkat adalah kasih karunia Allah, dan pekerjaan Yesus Kristus bagi kita (Efesus 1:3-6).

    C. Siapa yang menjadi anak angkat

    Hanya orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus yang diangkat Tuhan Allah menjadi anak-anak-Nya, Galatia 4:4-7; Yohanes 1:12.

    D. Saat menjadi anak angkat Allah

    Orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus dijadikan anak angkat pada waktu ia dilahirkan kembali, Yohanes 1:12; 1Yohanes 3:1,2; Galatia 3:26.

    Penggenapan penyataan hak kita sebagai anak angkat, yaitu penyataan kepada segenap dunia bahwa kita anak-anak Allah, masih belum terjadi, belum kita alami, tetapi hal itu akan terjadi pada waktu kedatangan Tuhan Yesus Kristus yang kedua kali. Lihat Kolose 3:4.

    E. Bukti bahwa kita diangkat menjadi anak-anak Allah

    Bukti bahwa kita diangkat menjadi anak-anak Allah yaitu kesaksian Roh Allah di dalam hati kita yang menyatakan bahwa kita sudah menjadi anak-anak Allah, sehingga kita dapat berkata, "Ya Abba, ya Bapa." Galatia 4:6; Roma 8:15,16.

    F. Hasil menjadi anak angkat

    Hasil menjadi anak angkat Allah adalah:
    Kita dapat menyebut Allah itu Bapa kita, Galatia 4:6.
    Kita dilepaskan dari ketakutan, Roma 8:15.
    Kita dapat melayani Tuhan dengan kebebasan sebagai anak-anak, Galatia 4:6,7.
    Kita menjadi sewaris dengan Yesus Kristus, Roma 8:17; 1Korintus 3:21,23.
    Kita menerima tegoran yang berasal dari Bapa, Allah, Ibrani 12:5-11.
    Kita akan mendapat warisan yang kekal, 1Petrus 1:4.
    Kita dipimpin oleh Roh Kudus, Roma 8:4; Galatia 5:18.
    Kita menaruh harap kepada Allah, Galatia 4:5,6.
    Kita memperoleh hak untuk menghadap takhta anugerah Allah, Efesus 3:12; Ibrani 4:16.
    Kita mengasihi saudara-saudara, 1Yohanes 2:9-11; 5:1.
    Kita mentaati perintah Tuhan, 1Yohanes 5:1-3.

    VII. KESAKSIAN ROH KUDUS DAN KEINSAFAN AKAN KESELAMATAN KITA

    A. Kesaksian Roh Kudus

    Perkataan "Kesaksian Roh Kudus" berarti bukti di dalam hati nurani kita dan kesaksian Roh Kudus yang menyaksikan bahwa kita telah menjadi anak-anak Allah serta telah diselamatkan. Roh Kudus menyatakan hal itu dalam hati nurani orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Sebaiknya tiap-tiap orang Kristen patut mengetahui dengan pasti bilamana, di mana, dan bagaimana ia diselamatkan. Tuhan juga menginginkan kita mengetahui hal itu dan telah memberikan beberapa ayat di dalam Alkitab yang menyatakan hal itu kepada kita. Ada kesaksian tentang hal itu di dalam Perjanjian Lama dari Habel, Henokh, dan Ayub (Ibrani 11:4,5; Ayub 19:25). Demikian pula dari Daud dan Yesaya (Mazmur 32:5; 103:1,3,12; Yesaya 6:7). Dalam Perjanjian Baru terdapat banyak ayat yang membuktikan hal itu. Dalam Kisah 2:46 dan Kisah 16:34 dikatakan tentang kesukaan yang datang oleh sebab kesaksian itu. Lihat pula Kisah 8:39; Roma 8:14-16; Galatia 4:6; 1Yohanes 5:6-12. Dari ayat-ayat itu nyata bahwa Roh Kudus menyaksikan dalam hati orang yang percaya tentang kenyataan sebagai anak Allah dan tentang keselamatannya.

    Bilamana seseorang dilahirkan kembali maka Roh Kudus menyaksikan dalam hatinya bahwa ia adalah anak Allah. "Roh itu bersaksi bersama-sama dengan Roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah" (Roma 8:16). Roh kita menyaksikan bahwa kita ini anak-anak Allah dalam hal kita berseru "Ya Abba, ya Bapa". Tetapi Roh Kudus juga menyaksikan dalam hati kita, bahwa kita dilahirkan kembali, kita telah menjadi anak-anak Allah. Kesaksian Roh Kudus itu penting sekali, sebab hal itu berhubungan dengan keselamatan kita. Tuhan Allah telah memberikan kesaksian ini sebab Ia tidak mau kita kuatir atau ragu-ragu, Ia tidak mau kita digodai Iblis sehingga hati kita menjadi syak. Tiap-tiap orang Kristen harus dapat memandang akan Allah serta menyeru "Ya Abba, ya Bapa" dengan kesadaran di dalam hatinya bahwa ia telah menjadi anak Allah. Dan tiap-tiap orang Kristen harus mendapat kesaksian Roh Kudus dalam hatinya bahwa ia telah menjadi anak Allah. Bila kita tahu dengan pasti bahwa kita adalah anak Allah, barulah kita dapat berharap dan percaya akan Dia dalam kesusahan apa pun juga.

    B. Keinsafan akan keselamatan kita

    Tuhan Allah menghendaki agar tiap-tiap orang Kristen benar-benar menginsafi bahwa ia telah memperoleh hidup yang kekal dan diselamatkan; Tuhan telah mengutus Rasul Yohanes untuk menulis suratnya yang pertama supaya tiap-tiap orang yang percaya kepada nama Anak Allah, menginsafi dan tahu dengan pasti bahwa ia telah memperoleh hidup yang kekal (1Yohanes 5:13). Itulah hak tiap-tiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Orang yang percaya kepada Tuhan Yesus boleh mengetahui dan yakin bahwa ia telah menjadi anak Allah, karena Firman Allah berkata demikian (Yohanes 1:12).

    Kita dapat mengetahui bahwa kita memperoleh hidup yang kekal oleh sebab apa yang tertulis dalam Alkitab, yaitu oleh karena kesaksian Allah sendiri, terutama kesaksian-Nya dalam surat Yohanes yang pertama (1Yohanes 5:13). Kesaksian Alkitab adalah kesaksian Allah. Kita tahu bahwa itu benar, dan tiap-tiap orang yang percaya boleh menginsafi hal itu. Apa yang disaksikan dalam Alkitab tentang keselamatan dan hidup yang kekal diterangkan dalam ayat-ayat berikut: Yohanes 3:36; 5:24; 6:47; 1:12; Kisah 10:43. Ayat-ayat itu menyatakan kepada kita apakah kita percaya atau tidak, menyatakan apakah kita sudah menerima Kristus di dalam hati kita atau belum. Kalau kita sungguh-sungguh percaya kepada Kristus, maka kita memiliki kesaksian Allah bahwa dosa-dosa kita telah diampuni, kita telah mendapat hidup yang kekal dan telah menjadi anak Allah. Kata "tahu" ada 33 kali dalam Surat Yohanes yang pertama.

    Kita tahu bahwa kita telah lepas dari kematian dan memperoleh hidup oleh sebab kesaksian kehidupan itu yang ada pada kita. Seseorang yang hidup menyadari bahwa kehidupan itu ada di dalam dirinya. Begitu pula orang yang mempunyai hidup rohani, ia insaf bahwa dirinya hidup. Sebab ia mengasihi saudara-saudaranya maka ia tahu bahwa ia mempunyai hidup (1Yohanes 3:14). Tetapi kasih yang bagaimanakah yang menentukan bahwa kita hidup? Kasih itu diterangkan dalam 1Yohanes 3:16-18. Kalau kita menyerahkan diri kita untuk saudara-saudara kita, maka hal itu membuktikan bahwa ada kasih di dalam kita. Boleh jadi kita dipanggil untuk sungguh-sungguh menyerahkan nyawa kita bagi saudara-saudara kita, untuk membuktikan kasih kita. Akan tetapi meskipun kita tidak dipanggil untuk sungguh-sungguh menyerahkan nyawa kita bagi saudara-saudara kita, tentu kita semua dipanggil untuk menyerahkan nyawa kita dalam hal melayani mereka. Kita dipanggil untuk memberikan milik kita kepada saudara-saudara kita yang berkekurangan. Relakah kita melakukan hal itu? Kalau ada saudara kita yang di dalam kekurangan, dan kita mampu menolong dia tetapi kita tidak mau melakukannya, berarti tidak ada kasih di dalam kita, dan kita tidak mempunyai hidup.

    VIII. MENGENAL HAL DIKUDUSKAN

    A. Pentingnya pengudusan

    Tuhan Allah memerintahkan kepada semua orang yang telah ditebus oleh darah Yesus Kristus: "Kuduslah kamu, sebab Aku kudus" (1Petrus 1:16). Dan Tuhan juga menyuruh kita menjadi sempurna seperti Ia adalah sempurna (Matius 5:48). Manusia tidak dapat menuruti perintah ini dengan kuasanya sendiri. Oleh sebab itu Tuhan menyediakan jalan supaya kita, oleh kuasa Allah, dapat mentaati perintah itu. Kalau tidak, tentu Tuhan akan mengolok-olok kita. Puji syukur kepada Allah, Ia telah menyediakan jalan di dalam Yesus Kristus, "Yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita, Ia membenarkan dan menguduskan, dan menebus kita" (1Korintus 1:30). "Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu" (1Tesalonika 4:3). Alangkah baiknya bila pelajaran Alkitab tentang pengudusan diketahui dan dialami oleh semua anak-anak Allah sehingga terjadi suatu gerakan kesucian dalam jemaat Kristus.

    Perkataan "pengudusan", "suci", atau "disucikan" dan perkataan-perkataan lain yang sama artinya ada 1400 kali dalam Firman Allah. Mengenai hal pengudusan penting sekali sebab hal itu berkenaan dengan hubungan kita dengan Allah, dan hal itu perlu sekali untuk mempersiapkan kita dalam melayani Tuhan. "Sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan" (Ibrani 12:14).

    B. Hubungan pengudusan dengan hal dibaptiskan dengan Roh Kudus

    Sebenarnya tidak ada pengudusan atau kesucian di luar baptisan dengan Roh Kudus. Baptisan dengan Roh Kudus itulah yang menguduskan kita. Menyerahkan diri, mempersembahkan segenap diri kepada Tuhan serta menerima Roh Kudus adalah suatu hal yang pasti dan nyata, suatu titik tolak di dalam kehidupan Kristen. Itulah permulaan pengudusan di dalam hati orang yang percaya. Tetapi kelanjutan pengudusan itu ialah menghasilkan buah-buah Roh Kudus sebagai pernyataan bahwa Roh Kudus ada di dalam kita. Bagian kita yaitu menyerahkan dan mempersembahkan diri kepada Tuhan lalu menyambut Roh Kudus ke dalam hati kita dengan iman. Bagian Allah yaitu menyucikan dan menguduskan serta memenuhi hati kita dengan Roh Kudus.

    Evan Roberts, pendeta yang telah membawa kebangunan rohani yang besar di dalam sebuah jemaat di Inggris (bagian Wales), mengatakan: "Kalau seseorang sudah diselamatkan, maka itu merupakan satu hal, tetapi dibaptiskan dengan Roh Kudus adalah satu hal yang lain lagi." Roberts berkata bahwa ia telah menerima dari Tuhan empat perintah kepada orang-orang berdosa, yaitu: 1) mengaku kepada Allah setiap dosa yang sudah dilakukan; 2) kalau ada kekuatiran atau tempelakan terhadap sesuatu di dalam kehidupannya haruslah ia menjauhkan diri dari hal itu; 3) menyerahkan diri semata-mata kepada Roh Kudus; 4) mengakui Kristus dihadapan orang lain. Dan perintah-Nya kepada orang Kristen hanya satu, yaitu "membuka hati kepada Roh Kudus, meminta Tuhan Allah memenuhi hatinya dengan Roh Kudus, dan percaya bahwa Allah sungguh-sungguh melakukan hal itu. Kemudian ia hanya memerlukan satu hal, yaitu taat serta menuruti perintah Tuhan kepadanya". Pelajaran itu dipakai Tuhan untuk mendatangkan kebangunan rohani yang besar di dalam jemaat.

    C. Perlunya seseorang dikuduskan

    Biasanya seseorang belum sungguh mendapat penyataan atau mengerti tentang kekejian hatinya sebelum ia dilahirkan kembali. Sesudah itu Roh Kudus melalui Firman Allah mulai menyatakan hal itu kepadanya (Roma 7:1-24). Seringkali terjadi bahwa seorang Kristen pada suatu saat berada di puncak kemenangan atas dosa dan pada saat yang lain berada di lembah kekalahan. Orang Kristen itu mengetahui bahwa ia tidak dapat mengalahkan dosa di dalam dirinya. Ia dapat merasakan bahwa ada sesuatu di dalam dirinya yang berlawanan dengan Allah, yang mengalahkan dirinya. Lalu ia mulai melawan musuh yang ada di dalam jiwanya itu. Ia berjanji kepada Allah bahwa ia tidak akan berbuat dosa lagi, tetapi janjinya tidak dapat digenapi, dan kehendaknya tidak mampu untuk menang. Kasih kepada dosa memang telah hilang tetapi kuasa dosa di dalam dirinya belum dihancurkan. Begitulah pengalaman orang-orang Kristen, dan keadaan itu bisa digambarkan dengan perjalanan orang-orang Israel di padang belantara. Hal itu diterangkan oleh Rasul Paulus dalam pasal Roma 7:1-24.

    Jadi apakah artinya hal itu bagi orang Kristen? Sebetulnya orang itu sudah mengenal Yesus Kristus sebagai kebenaran tetapi belum mengenal Dia sebagai kekudusan. Bila seorang dilahirkan kembali maka kasih akan dosa ditiadakan tetapi kuasa dosa tidak dihancurkan. Kemenangan atas kuasa dosa hanya diperoleh bilamana orang itu menerima Roh Kudus dan bila Kristus yang bangkit itu mendiami hatinya. Di dalam pasal Roma 7:1-24 dikatakan bahwa Roh Kudus menyertai orang yang percaya dan menyatakan kepadanya keadaan hatinya. Dalam pasal Roma 8:1-39 dikemukakan bahwa Roh Kudus ada di dalam hati orang yang percaya serta memberi kemenangan atas kuasa dosa.

    Seperti dikatakan di atas, kepada orang Kristen yang hidup dalam tabiat duniawi Tuhan Allah memberikan suatu penyataan tentang dirinya yang lama dan tentang kejahatan tabiatnya yang telah jatuh di dalam dosa. Jadi, wajiblah diri yang lama itu diserahkan kepada Allah untuk disalibkan dan agar kita dilepaskan dari kuasanya. Kita harus tetap membiarkan diri yang lama itu di dalam tangan Tuhan dan tidak berkuasa lagi atas kita.

    D. Apakah pengudusan itu?

    Pengudusan merupakan kasih karunia Allah; melalui kasih karunia itu orang yang percaya menjadi kudus atau suci serta mendapat kuasa untuk mengalahkan dosa. Dikuduskan artinya disucikan, diceraikan dari segala yang jahat dan najis (2Tawarikh 29:5,15-18; Imamat 11:14; 20:7; 1Tawarikh 15:12,44; Keluaran 19:20-22; 1Tesalonika 4:3,7; 5:22,23; Ibrani 9:13). Oleh sebab tidak ada kesucian di dalam manusia dan sumber kesucian hanyalah Allah sendiri, maka manusia tidak dapat menguduskan dirinya sendiri. Pekerjaan itu haruslah dilakukan oleh Allah. Tetapi ada juga arti lain untuk perkataan "dikuduskan", yaitu diserahkan dan dipersembahkan kepada Allah. Ini adalah bagian manusia dan memang manusia harus dengan kehendak-Nya sendiri mempersembahkan dirinya kepada Allah. Setelah itu barulah Tuhan menguduskan apa yang kita persembahkan kepada-Nya. Tanpa dipenuhi dengan Roh Kudus tidak ada kekudusan di dalam kita. Pekerjaan Roh Kudus adalah menguduskan kita. Kita menyebut Yesus Kristus Pengudus kita, tetapi Ia bekerja melalui Roh Kudus.

    Ada tiga bagian pada pihak orang yang percaya dan dua bagian pada pihak Allah. Orang yang percaya harus menjauhkan diri dari dunia dan dosa; mempersatukan diri dengan kematian dan kebangkitan Kristus, dan menyerahkan serta mempersembahkan dirinya kepada Allah. Lalu Tuhan akan menyucikan dan memenuhi dia dengan Roh Kudus. Hal ini berbeda dengan hal diselamatkan, dan hal ini terjadinya sesudah keselamatan itu.

    1) Menjauhkan diri dari dunia dan dosa. Memang kita harus menjauhkan diri kita dari segala yang najis, dan dari kasih kepada dunia; lihat 2Korintus 6:17 dan 1Yohanes 2:15. Kita harus melepaskan pegangan kita pada dosa dan dunia ini. Dalam suatu jemaat ada seorang saleh yang dipenuhi dengan Roh Kudus; ia bersaksi dalam jemaat itu tentang kehidupan kemenangan dalam Kristus. Lalu ada seorang lain berkata, "Saya bersedia memberikan segenap dunia, seandainya saya bisa bersaksi seperti itu, tetapi rasanya saya tidak dapat mengalami yang sedemikian". Orang yang telah bersaksi itu menjawab, "Begitulah juga harganya bagi saya - segenap dunia - saya sudah bercerai daripada dunia, dan tuan akan bisa bersaksi demikian dengan harga yang sama".

    2) Di samping menjauhkan diri dari dunia dan dosa haruslah orang itu mempersatukan dirinya dengan kematian dan kebangkitan Kristus, yaitu mengalami kematian beserta dengan Kristus. Sebab hanya ada satu tempat di mana manusia mendapat kelepasan dari dirinya yang lama dan kehidupan bagi dirinya sendiri, yaitu pada kayu salib Kristus (Roma 6:6,8,11; Galatia 2:20). Kematian semacam itu membawa hidup yang baru, yaitu hidup kebangkitan; Kristus yang dibangkitkan mendiami hati orang itu. Seluruh pasal enam dari Kitab Roma (Roma 6:1-23) menjelaskan tentang kita dipersatukan dengan Kristus dalam kematian-Nya dan kebangkitan-Nya. Dan orang yang telah dipersatukan dengan Kristus tidak lagi dikuasai oleh dosa melainkan di bawah kasih karunia (Roma 6:14). Bukan hanya kita yang dipersatukan dengan Kristus tetapi Ia pun dipersatukan dengan kita dalam hal Ia mendiami hati kita (Galatia 2:20). Hal ini dinyatakan dalam syair Dr. A.B. Simpson:

    Dulu ada orang lain dalam 'ku,
    Anak dunia, hamba Setan dia;
    Telah dipaku ke salib Yesus,
    Tak hubunganya lagi padaku.
    S'karang Yesus hidup dalam aku,
    Hidup-Nya menjadi hidupku;
    Mati serta-Nya jadi hidupku,
    Hidup-Hu t'lah bangkit dalam 'ku.

    3) Sesudah kita dipersatukan dengan Kristus dalam kematian dan kebangkitan-Nya, kita patut menyerahkan dan mempersembahkan diri kita kepada Allah; menyerahkan diri seluruhnya kepada Allah sebagai korban yang hidup (Roma 12:1,2), dengan kesadaran bahwa kita sudah dibeli dengan harga tunai; dan sebab itu kita patut memuliakan Allah dengan tubuh kita (1Korintus 6:20).

    Dari pihak Allah, Ia menyucikan dan memenuhi dengan Roh Kudus. Dan seperti yang dikatakan di atas, maka tentang hal dikuduskan tidak dapat dipisahkan dari hal dipenuhi dengan Roh Kudus. Bilamana kita mempersembahkan diri dan hidup kita kepada Allah serta menyambut Roh Kudus di dalam hati kita, maka dengan demikian kita mengizinkan Tuhan menguduskan kita. Apa yang dipersembahkan di atas mezbah, akan dikuduskan oleh Tuhan (Matius 23:19). Jelas dikemukakan di dalam Matius 3:11,12 bahwa pekerjaan Roh Kudus ialah menyucikan kita. Bilamana seseorang dipenuhi dengan Roh Kudus maka ia mendapat kuasa untuk mengalahkan dosa serta mendapat kuasa dalam melayani Tuhan (Kisah 1:8). Orang-orang yang telah percaya di Efesus tidak memiliki kuasa itu (Kisah 19:2-6). Lalu Rasul Paulus berdoa untuk mereka dan mereka dibaptiskan dengan Roh Kudus. Inilah kuasa yang menjadikan kita saksi-saksi Kristus (Kisah 1:8).

    Pekerjaan Roh Kudus ialah semata-mata meninggikan dan mengutamakan Yesus Kristus (Yohanes 15:26; 16:13-15). Oleh pekerjaan Roh Kudus Yesus Kristus sungguh-sungguh hidup di dalam diri orang yang percaya. Karena itu hal dikuduskan bukanlah suatu berkat, melainkan berkenaan dengan satu pribadi yang hidup dan diam di dalam kita, yaitu Kristus. Hal ini dikemukakan oleh Dr. A.B. Simpson dalam syairnya:

    Dulu yang kucari yakni berkat-Hu, S'karang yang kurindu hanya Tuhanku;
    Dulu hal merasa yang kuinginlah, S'karang yang kucinta Firman sajalah;
    Dulu kuberharap t'rima 'nugrah-Nya, S'karang ku beroleh Dia yang memb'ri;
    Dulu ku bernanti kesembuhan-Nya, S'karang ku mendapat Tabib Almasih.
    Dapat Tuhan Yesus, dapat s'muanya;
    S'mua dalam Yesus, dan Yesus s'muanya.

    Pengudusan merupakan suatu hal yang terjadi secara jelas dan pasti. Hal itu terjadi pada suatu saat yang pasti secara mutlak, dan merupakan suatu pekerjaan yang dilangsungkan terus-menerus. Tentang hal itu diterangkan dalam bagian yang berikut.

    E. Bilamanakah seseorang dikuduskan?

    Dalam satu segi pengudusan itu mulai pada waktu seseorang dilahirkan kembali, sebab kelahiran kembali mempersiapkan seseorang untuk menerima Roh Kudus dan menyerahkan serta mempersembahkan dirinya kepada Tuhan. Demikian juga Roh Kudus tinggal di dalam orang yang baru dilahirkan kembali, tetapi Ia tidak tinggal dengan kepenuhan-Nya. Sebab tiap-tiap orang yang sudah dilahirkan kembali harus dengan tegas dan pasti menyerahkan dirinya kepada Allah untuk dikuduskan dan dibaptiskan dengan Roh Kudus (Lukas 24:29; Kisah 1:5,8; 19:2).

    Pengudusan dalam menjauhkan diri dari dunia dan segala yang najis dan jahat adalah satu hal yang terjadi pada suatu saat secara pasti dan seketika itu juga (Galatia 6:14). Kita harus menganggap diri kita mati terhadap dosa, dunia ini dan kesenangannya. Kita dapat melepaskan semua itu dengan satu tindakan yang pasti, yaitu menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Dengan demikian keinginan akan dunia dan kesenangannya akan lepas dari kita seperti daun yang layu dan gugur dari pohonnya. Pada waktu itu Yesus Kristus menjadi pusat pandangan kita dan daya tarik utama bagi hati kita.

    Seringkali orang mencoba menghilangkan dosa dan keinginan duniawi dengan kuasanya sendiri. Usaha itu bagaikan mencoba mengeluarkan udara dari gelas dengan pompa, tetapi mustahil usaha itu berhasil sebab makin dipompa makin tipis udara itu dan selalu masih tinggal sedikit dalam gelas itu. Tetapi ada jalan yang mudah untuk mengeluarkan udara itu, yaitu mengisi gelas itu dengan air. Cara untuk menghilangkan dosa-dosa dan keinginan-keinginan duniawi ialah dipenuhi dengan Roh Kudus.

    Pengudusan dalam kita mempersembahkan diri kita kepada Tuhan adalah satu hal yang terjadi pada suatu saat secara pasti dan seketika itu juga (Roma 12:1,2). Tindakan ini tidak perlu sering diulangi. Seorang isteri tidak perlu menyatakan setiap hari bahwa ia menyerahkan diri kepada suaminya, sebab hal itu sudah diperbuat sekali saja pada hari pernikahannya.

    Pengudusan dengan disucikan oleh Allah dan dibaptiskan dengan Roh Kudus adalah satu hal yang terjadi pada suatu saat secara pasti dan seketika itu juga (Yohanes 1:5). Pada Hari Pentakosta Roh Kudus datang dengan sekonyong-konyong, begitu pula di Samaria (Kisah 8:14-17), dan di dalam rumah Kornelius (Kisah 10:44). Pada masa sekarang juga orang-orang yang percaya dapat dibaptiskan dengan Roh Kudus dengan jelas dan pasti, dengan keinsafan bahwa hal itu sudah terjadi. Kita patut mengejar dan mencapai kekudusan itu (Ibrani 12:14).

    Pengudusan dalam menjauhkan diri dari segala yang najis dan jahat serta mempersatukan diri dengan kematian dan kebangkitan Kristus sepatutnya terjadi sekaligus, yaitu mempersembahkan diri seluruhnya kepada Allah dan dikuduskan oleh Tuhan serta dipenuhi dengan Roh Kudus. Hal itu dapat terjadi pada suatu saat tertentu secara pasti. Mempersembahkan diri seluruhnya kepada Allah, disucikan oleh Tuhan dengan baptisan Roh Kudus, dua hal itu sepatutnya terjadi sekaligus, yaitu pada suatu saat tertentu secara pasti. Tiap-tiap pekerjaan yang baik harus ada permulaanya, begitu pula orang-orang Kristen patut mengetahui kapan saatnya ia mencari dan kapan ia dikuduskan.

    Sesudah terjadi penyerahan yang pasti dan jelas, maka pekerjaan pengudusan dilangsungkan dan diteruskan. Itulah pekerjaan Roh Kudus di dalam diri orang yang percaya. Dengan demikian kita bertumbuh dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan Yesus (2Petrus 3:18). Hal itu merupakan satu kemajuan dalam kehidupan Kristen. Kita harus mencapai segala sasaran yang menjadi rencana Allah bagi kita, yang untuk rencana itu Kristus telah mencapai kita (Filipi 3:12-15). Kehidupan Kristen merupakan suatu peperangan melawan dosa, dunia, dan Iblis; dan kita harus selalu dalam keadaan siap melawan di dalam perlawanan itu. Sama seperti orang Israel, sesudah mereka itu masuk ke negeri Kanaan, masih ada banyak tanah yang wajib mereka rebut dari musuh. Pada waktu itu terjadi banyak peperangan. Demikian pulalah kehidupan orang yang dikuduskan dan dibaptiskan dengan Roh Kudus. Tetapi orang yang telah dikuduskan itu tidak berperang sendiri melawan dosa, diri yang lama, dunia, dan Iblis, melainkan ia menyerahkan semua musuhnya kepada Tuhan, dan Kristus yang hidup di dalam dirinya itulah yang mengalahkan segala musuh itu. Hal ini dilukiskan dalam Yosua 5:13,14, di mana Tuhan telah menunjukkan diri-Nya sebagai Panglima bala tentara Tuhan; dan dalam 2Tawarikh 20:15, di mana Tuhan berfirman, "Sebab bukan kamu yang akan berperang, melainkan Allah". Tuhan Yesus, Panglima bala tentara Tuhan, akan mengalahkan segala musuh itu.

    Di samping itu, di dalam kelangsungan pengudusan itu Tuhan menghendaki kita "menjadi serupa dengan gambaran Kristus" (Roma 8:29; 2Korintus 3:18; Filipi 1:6; Kolose 3:10; Efesus 4:15). Dari sehari-hari kita patut makin menjadi serupa dengan gambaran Kristus.

    Mengenai kelangsungan pengudusan, pelajarilah seluruh pasal tiga Kitab Kolose (Kolose 3:1-25). Perhatikan perkataan-perkataan yang berikut: "carilah" ayat Kolose 3:1; "pikirkanlah" ayat Kolose 3:2; "matikanlah" ayat Kolose 3:5; "kenakanlah" ayat Kolose 3:12; "kasih" dan "damai sejahtera" ayat Kolose 3:14,15; "perkataan Kristus" ayat Kolose 3:16. Nasihat yang berkenaan dengan perkataan-perkataan itu sangat berfaedah bagi orang yang ingin bertumbuh dalam hal kekudusan. Perhatikanlah juga ayat-ayat berikut yang berisi pelajaran yang sangat menolong dalam hal kesucian: Roma 12:9-21; 14:21; 15:1,2; 1Korintus 13:1-13; 2Korintus 6:17-7:1. Pelajaran lain yang sangat menolong juga dalam kehidupan kesucian terdapat dalam tiga perkataan "memandangnya", "berkuasa", dan "menyerahkan", dalam Roma 6:11-13.

    F. Bagaimanakah seseorang dikuduskan?

    Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus mengambil bagian dalam menguduskan kita (1Tesalonika 5:23; Efesus 5:25,26; Ibrani 13:12; 2Tesalonika 2:13; Roma 8:2; 1Petrus 1:2). Orang yang percaya sepatutnya menjauhkan dirinya dari kejahatan serta mempersatukan dirinya dengan kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, lalu mempersembahkan diri seluruhnya kepada Allah, barulah Tuhan menguduskan serta membaptiskan dia dengan Roh Kudus. Tetapi baiklah kita memperhatikan apa yang menjadi alasan dari pengudusan itu.

    Kita dikuduskan oleh Firman Tuhan (Yohanes 17:17; 15:3). Penting sekali perkataan Allah dalam pengudusan, sebab Firman itu menyatakan betapa perlunya kita disucikan. Firman Tuhan adalah seperti cermin yang menyatakan noda-noda yang Tuhan lihat di dalam kita.

    Kita dikuduskan oleh darah Kristus (Yohanes 1:7). Firman Tuhan menyatakan dosa kita dan darah Kristus menyucikan kita dari segala dosa. Darah Kristus adalah pancaran di mana kita senantiasa pergi untuk mendapatkan kesucian.

    Segala ganjaran dan pengajaran Tuhan kepada kita juga dipakai untuk pengudusan kita (Ibrani 12:10). Di samping itu, tiap-tiap carang di dalam Tuhan yang berbuah dibersihkan supaya makin lebat lagi ia berbuah (Yohanes 15:2). "Dibersihkan" dalam ayat itu berarti cabang yang tidak baik dipotong.

    Kita dikuduskan oleh iman (Kisah 26:18; 15:19), dan patut kita tetap memandang diri kita mati bagi dosa (Roma 6:11). Penggenapan pengudusan, itu bergantung pada ketetapan dan keteguhan kita di dalam iman (Kolose 1:21-23).

    G. Hasil pengudusan

    Ada beberapa hasil pengudusan yang patut kita perhatikan. Kerinduan hati seseorang yang telah dikuduskan tidak lain hanyalah menyempurnakan pengudusannya dengan takut akan Allah (2Korintus 7:1; Kolose 3:8).

    Orang yang dikuduskan akan mengganti pikiran duniawinya dengan pikiran Kristus. Ia dapat menang atas pencobaan untuk marah, iri hati, cemburu, dan dengki. Kristus akan menguasai pikirannya dan kehendaknya, bertakhta di dalam hatinya, dan keakuannya akan tetap disalibkan. Roh Kudus selalu meninggikan Yesus Kristus, jadi bila seseorang dipenuhi dengan Roh Kudus maka Kristus diberi tempat tertinggi dan terutama di dalam hati dan kehidupannya. Kehidupan orang yang demikian dinyatakan dalam syair Dr. A.B. Simpson:

    Tak'ku, Ya Kristus dicinta-tinggikan;
    Tak'ku, Ya Kristus dilihat-dengar;
    Tak'ku, Ya Kristus dalam tiap kelakuan;
    Tak'ku, Ya Hu, dalam pikir-kata.

    Orang yang sudah dikuduskan tidak lagi menyukai kesenangan-kesenangan dunia ini sebab Kristuslah yang menjadi kesenangan dalam segenap kehidupannya. Persoalan-persoalan yang membimbangkan orang-orang yang setengah Kristen dan setengah duniawi, dijawab dan diselesaikan oleh Kristus. Segenap perbuatannya dilaksanakan dengan maksud untuk mempermuliakan Tuhan Yesus dengan kesadaran bahwa Ia akan segera datang. Orang itu tidak akan senang pergi ke suatu tempat di mana ia tidak dapat membawa Kristus sertanya, atau melakukan sesuatu yang tidak berkenan kepada-Nya.

    Kehendak orang yang dikuduskan senantiasa diserahkan kepada Tuhan sehingga ia selalu berkata, "Bukanlah kehendakku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi" (Lukas 22:42).

    Perkataan orang yang dikuduskan akan "senantiasa penuh kasih, dan tidak hambar" (Kolose 4:6). "Barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang yang sempurna" (Yakobus 3:2). Perkataan orang itu akan meneguhkan dan membangunkan orang-orang.

    Apabila seorang dipenuhi dengan Roh Kudus ia mendapat kekuatan untuk melawan dosa dan Iblis. Dengan kuasa kita sendiri kita bagaikan karung kosong yang tidak dapat berdiri tegak; tetapi jikalau karung itu diisi dengan beras tentu dapat berdiri tegak. Demikianlah kekuatan kita yang dipenuhi Roh Kudus.

    Pelajaran ini sebaiknya dipelajari bersama-sama dengan pelajaran tentang Baptisan Roh Kudus.

    IX. AYAT-AYAT PERINGATAN DALAM ALKITAB

    Kita sudah mempelajari asas-asas pelajaran Alkitab tentang keteguhan dan keselamatan orang-orang yang percaya. Setelah kita membahas pelajaran tentang kekudusan, maka baiklah kita mempelajari tentang ketekunan orang-orang yang percaya dan berusaha sampai akhir.

    Tuhan Allah berkuasa menyelamatkan dengan sempurna orang-orang yang datang kepada-Nya melalui Yesus Kristus. Allah berkuasa memelihara kita supaya kita tidak jatuh. Tetapi Ia tidak akan memelihara kita kalau kita tidak menghendaki untuk dipelihara. Pada waktu kita berkehendak untuk dipelihara oleh Allah, maka segala kuasa-Nya dilimpahkan kepada kita untuk mengalahkan dosa dan Iblis. Segala sesuatu yang telah ditakdirkan Tuhan Allah akan terjadi, dan Allah berkuasa melakukan kehendak-Nya, tetapi Ia menghormati kehendak kita. Tuhan Allah tidak memaksa kita, tidak melawan kehendak diri kita. Dengan macam-macam daya upaya Allah mengajak kita tetapi Ia tidak memaksa kita untuk menurut Yesus Kristus, Anak-Nya. Kita harus menyatakan kehendak kita sendiri untuk mengikuti Dia.

    Ada beberapa orang yang memegang jabatan penting di dalam jemaat Kristus yang menjadi murtad. Mereka tidak lagi percaya akan asas Alkitab dan Firman Tuhan. Ada juga orang-orang yang dengan sengaja berbalik dari Yesus Kristus. Oleh sebab itu Tuhan memberikan beberapa ayat peringatan di dalam Alkitab, bukan supaya kita takut sehingga putus asa, tetapi untuk menjaga agar kita sampai kepada kehendak Allah, dan supaya kita tetap bertahan dan berusaha sampai kepada kesudahan. Kita patut menyelidiki diri kita apakah kita tetap tegak di dalam iman. Untuk setiap ayat peringatan ada lima ayat yang menyatakan jaminan keselamatan orang yang percaya.

    Walaupun begitu ayat-ayat peringatan itu tertulis dalam Alkitab, dan Tuhan memberikan ayat-ayat itu dengan suatu maksud. Maksudnya ialah supaya kita tetap berjaga-jaga dan tekun sampai kesudahan. Oleh sebab itulah juga kami telah mengumpulkan ayat-ayat peringatan itu supaya para pembaca dapat mempelajarinya, dan berjaga-jaga, dan bertahan sampai kepada kesudahannya.

    Ayat-ayat itu adalah: 1Korintus 9:27; 2Petrus 1:1-11; 1Yohanes 5:4; 1Korintus 11:19; 1Yohanes 2:19; Ibrani 10:25-29; 2Timotius 2:19; Ibrani 6:4-6,11,12; 2Petrus 2:20-22; 1Korintus 10:12; 2Petrus 3:14; 1Petrus 1:1-9; Ibrani 3:6,12-14; Ibrani 4:1; Efesus 5:15; Efesus 6:10; 1Timotius 6:12; Kolose 1:23; Wahyu 2:10,11,17,26; 1Korintus 6:9,10; 16:13; Wahyu 22:15; 2Korintus 7:1; Galatia 5:19-21; Efesus 5:5; Ibrani 12:14.

    Apakah kita diselamatkan oleh sebab kita berjaga-jaga dan bertekun dan berusaha? Tidak! Tetapi hal-hal itu menyatakan hubungan kita dengan Kristus, menyatakan kasih kita dan ketaatan kita kepada Kristus. Sebaliknya, apakah kita diselamatkan oleh iman jikalau kita tetap dalam dosa-dosa kita? Tidak! Lihatlah 1Korintus 6:9,10; Wahyu 22:15 dan Galatia 5:19-21.

    X. PENYEMBUHAN TUBUH

    Dasar Penyembuhan dalam Alkitab

    "Manusia mempunyai dua sifat, yaitu sifat jasmani (badani) dan sifat rohani. Manusia yang telah jatuh ke dalam dosa, sudah mempengaruhi dua tabiat itu. Penyakit telah mengena tubuhnya; dan dosa telah menajiskan jiwanya. Tetapi syukur, tebusan yang sempurna itu meliputi kedua sifat itu, serta membawa hidup baru bagi tubuh dan hidup baru bagi roh. Penebus kita, Yesus Kristus, telah mengulurkan tangan-Nya kepada orang berdosa dan orang yang sakit untuk menawarkan keselamatan jiwa dan kesembuhan tubuh. Ia telah menyerahkan diri-Nya kepada kita sebagai Juruselamat yang sempurna. Roh-Nya yang mendiami kita menjadi hidup bagi roh kita, dan tubuh kebangkitan-Nya menjadi hidup bagi tubuh kita". DR.A.B. Simpson.

    Segala berkat Tuhan sampai kepada kita berdasarkan korban pendamaian (tebusan) Yesus Kristus, dan penyembuhan tubuh termasuk di dalam tebusan itu.

    Kalau jemaat Kristus merindukan penyembuhan tubuh seperti yang terjadi dalam jemaat yang mula-mula, maka iman kita harus beralaskan pada Perjanjian Tuhan dalam Alkitab. Perjanjian pertama untuk penyembuhan tubuh dalam Alkitab terdapat dalam Keluaran 15:25,26. Dalam ayat itu ditulis sebutan bagi Tuhan, yaitu "Yehova-Rafa", yang artinya "Tuhanlah yang menyembuhkan engkau". Mazmur 105:37 menyatakan bagaimana perjanjian dalam Keluaran itu digenapi oleh Tuhan. Dalam Mazmur 103:2,3 penulis memuji-muji Allah yang mengampuni dosa dan dengan ayat yang sama ia juga memberitahukan bahwa Allah menyembuhkan segala penyakit kita. Di dalam ayat itu tidak disebutkan adanya seorang tabib, hanya dengan berharap dan percaya kepada Allah.

    "Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya - dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh" (Yesaya 53:4,5). Di sini terdapat suatu gambaran Penebus yang datang dan Injil yang dinubuatkan. Jelas bahwa yang dibicarakan di sini ialah penebusan dari dosa dan dari penyakit. Perhatikan artinya perkataan "dipikulnya". Perkataan dalam Yesaya itu dikutip di dalam Mat 8:16,17. Ayat ini dikutip untuk memberitahukan apa sebabnya Tuhan Yesus menyembuhkan orang yang sakit. Bukannya Tuhan Yesus ingin menunjukkan ketuhanan-Nya, melainkan Ia mau menggenapkan pekerjaan-Nya sesuai dengan sifat-Nya yang dinubuatkan oleh Nabi Yesaya itu. Kalau Ia tidak menyembuhkan orang-orang sakit, tentu Ia tidak bekerja sesuai dengan sifat-Nya. Dan kalau sekarang Ia tidak menyembuhkan orang sakit tentu Ia bukan "Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin, maupun hari ini, dan sampai selama-lamanya" (Ibrani 13:8). Tuhan Yesus menyembuhkan orang sakit yang datang kepada-Nya. Dan "semua orang yang menjamah-Nya menjadi sembuh" (Matius 14:36). Karena itu pada masa ini juga Tuhan dapat menyembuhkan kita.

    Dr.A.J. Gordon menerangkan tentang Matius 8:17 dan Yesaya 53:4,5 demikian: "Di atas kayu salib Tuhan Yesus telah memikul dosa-dosa kita dan penyakit kita ditanggung-Nya, supaya genaplah, 'Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita' (yaitu oleh Allah); demikian pula Allah telah membuat Dia (yang tidak pernah sakit) menjadi sakit karena kita. Dia yang hati-Nya telah digerakkan oleh karena kesakitan kita (yang merupakan buah-buah dosa), Ia juga telah menanggung kesakitan kita (yang merupakan hukuman dosa): Ayat-ayat ini menyatakan bahwa Kristus telah merasai kesakitan kita menggantikan kita".

    Yesus Kristus telah memikul dosa-dosa kita dan Ia telah menanggung kesakitan-kesakitan kita. Maka, seringkali di dalam pekerjaan-Nya Tuhan Yesus mengatakan, "Dosamu sudah diampuni" dan "sembuhlah engkau". Kedua perkataan ini sejajar dan tidak boleh dipisahkan satu dari yang lain. Jelas bahwa Penebus kita tidak dapat mengangkut dosa-dosa kita dengan tidak mencabut akar-akar kesakitan yang telah ditanamkan ke dalam tubuh kita oleh dosa itu.

    Dalam Markus 16:15-18 Tuhan Yesus memberikan pesan yang utama dan yang terbesar. Pesan itu disertai dengan janji keselamatan dan janji penyembuhan. Tuhan telah berjanji bahwa tanda-tanda akan menyertai orang-orang percaya. Perhatikanlah bahwa janji ini tidak khusus ditujukan kepada rasul-rasul saja, melainkan kepada siapa saja yang percaya. Oleh sebab itu tak benar bila seseorang berkata bahwa janji ini hanya untuk rasul-rasul. Janji-janji ini untuk semua orang yang percaya. Orang-orang yang mengabarkan Injil harus memberitahukan tentang janji kesembuhan ini. Orang itu tidak perlu takut menumpangkan tangannya ke atas orang-orang yang sakit. Kita tidak berhak menuntut supaya orang-orang percaya kepada berita itu jikalau kita tidak menunjukkan tanda-tanda yang telah dikatakan itu. Janganlah kita berpendapat bahwa sebagian janji itu (yaitu tentang penyembuhan) hanya ditujukan kepada para rasul oleh sebab kita tidak tahu memakainya. Oleh sebab tanda-tanda semacam itulah jemaat di Yerusalem didirikan; demikian pula di Samaria dan tempat-tempat yang lain. Pada zaman para Rasul, mujizat itu dibuat oleh orang-orang yang bukan rasul, seperti Filipus dan Stefanus. Sebenarnya hanya ketidakpercayaan yang melemahkan janji itu, serta menghilangkan mujizat kesembuhan dari kita. Menyembuhkan orang sakit adalah bagian dari pesan Kristus, sama seperti mengabarkan Injil dan membaptiskan orang.

    Di samping janji yang disebutkan di atas, kita patut memperhatikan juga janji Tuhan Yesus dalam Yohanes 14:12,13. Dan baik kita ingat bahwa karunia menyembuhkan orang sakit merupakan suatu hal yang umum dalam jemaat yang mula-mula (1Korintus 12:9-30). Tetapi bagaimanakah karunia itu akan diteruskan sesudah rasul-rasul meninggal? Jawabannya terdapat dalam Yakobus 5:14,15. Roh Kudus telah memberikan pesan itu kepada kita melalui Yakobus; dan jangan lupa, Paulus menyebut Yakobus sebagai "sokoguru" jemaat (Galatia 2:9). Perhatikanlah bahwa kuasa ini tidak diberikan kepada rasul-rasul, yang pada waktu itu hampir semuanya sudah meninggal; tetapi kuasa ini diberikan kepada para penatua jemaat yang mudah dipanggil oleh anggota jemaatnya yang sakit. Sebaiknya selama ada jemaat dan para penatua penyembuhan orang sakit patut dilaksanakan. Pesan ini diberikan pada waktu zaman rasul-rasul hampir berakhir, dan itu juga membuktikan bahwa Tuhan ingin tetap melaksanakan hal ini dalam jemaat-Nya.

    Kita patut menyelidiki bagaimana pesan ini dilaksanakan, yaitu dengan "Doa yang lahir dari iman" dan dengan "mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan". Mengolesi minyak di sini sama dengan yang terdapat dalam Markus 6:13, yaitu yang biasa dilakukan oleh rasul-rasul. Ini bukan mengolesi dengan obat. Dengan mengolesi di sini melukiskan kuasa Roh Kudus. Minyak selalu melambangkan Roh Kudus. Ini menandakan pekerjaan Roh Kudus yang memberikan hidup kebangkitan Tuhan Yesus kepada tubuh orang sakit itu. Orang yang sakit itulah yang wajib memanggil penatua-penatua jemaat. Hal itu merupakan pengakuan dan pernyataan imannya kepada Yesus Kristus. Tidak ada pengampunan dosa atau kesembuhan tubuh tanpa pengakuan akan Kristus. Ada banyak orang yang lebih suka mendapat kesembuhan ilahi secara diam-diam, tidak mau mengakui dihadapan umum bahwa ia telah datang kepada Tabib sorgawi itu. Hal itu tidak benar! Tuhan menghendaki supaya orang-orang yang disembuhkan dengan terus terang mengakui imannya kepada Tuhan Yesus". - Dr.A.J. Gordon.

    Yakobus 5:14 adalah pesan Tuhan yang diwajibkan kepada kita. Itulah jalan yang ditunjukkan Tuhan kepada kita untuk mendapatkan penyembuhan tubuh. Pesan dan janji ini mendatangkan iman kepada kita. Tetapi janganlah kita lupa bahwa ada hubungan antara dosa dan penyakit. Melalui penyakit mungkin Tuhan sedang menghajar kita. Oleh sebab itu, pada waktu kita menderita sakit kita patut mencari hadirat Tuhan serta menyelidiki hati kita, dan mendengar apa yang Tuhan mau katakan kepada kita. Kemudian kita mengakui dosa dan kesalahan kita, sebab dalam janji itu Tuhan menjanjikan pengampunan dosa dan penyembuhan tubuh.

    Sehubungan dengan pelajaran ini, sebaiknya kita menyelidiki ayat-ayat berikut: 3Yohanes 1:2; Efesus 5:30; Roma 8:11; 2Korintus 4:10,11; Ibrani 13:8.

    Beberapa pertanyaan tentang penyembuhan:

    1. Bolehkah kita menggunakan obat? Biarlah Tuhan memimpin kita di dalam hal itu tiap kali pada waktu kita sakit.
    2. Jikalau seseorang menggunakan obat atau pergi ke dokter, apakah ia kurang beriman? Mungkin ya! Dan mungkin tidak! Biarlah Tuhan sendiri yang menjawab pertanyaan itu.

  • Jikalau seseorang percaya kepada Tuhan dan tidak mau menggunakan obat, apakah kita harus menyalahkan dia atau menyokong imannya? Tentunya kita harus menyokong imannya!
  • XI. IBADAT ORANG KRISTEN

    Ibadat orang Kristen dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: berdoa, mengucap syukur, dan pemberian persepuluhan dan persembahan kepada Tuhan. Mengucap syukur meliputi juga pujian, menyanyi dan makan minum Perjamuan Tuhan. Di dalam berdoa wajib disertai dengan pembacaan Alkitab.

    (I). BERDOA

    Berdoa adalah persekutuan antara pribadi dengan pribadi, antara manusia dengan Allah; yaitu manusia yang diterima Allah oleh karena telah menjadikan Yesus Kristus Juruselamatnya dan Penebusnya. Dalam doa termasuk: meninggikan dan menyembah Allah, mengucap syukur dan mengaku dosa kepada Allah, memohon sesuatu dari Allah, serta bersekutu dengan Allah. Doa-doa Daud dan Salomo adalah contoh doa dalam Perjanjian Lama (1Raja 8:22-53; Mazmur 51:1-19). Dalam Perjanjian Baru Tuhan Yesus dan rasul-rasul telah memberikan contoh-contoh doa kepada kita. Hal itu akan dilihat pada bagian yang berikut.

    "Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang saleh" (Efesus 6:18). Ayat ini menyatakan betapa pentingnya berdoa. Perhatikan perkataan "setiap waktu", "yang tak putus-putusnya" dan "segala orang saleh". Kita patut "menaikkan permohonan yang tak putus-putusnya", bukan mengantuk, melainkan berjaga-jaga.

    A. Pentingnya berdoa

    Apakah sebabnya kita perlu berdoa dengan tekun pada setiap waktu?

    1. Sebab Iblis ada, dan ia setiap saat melawan kita dengan sekuat-kuatnya. Kita sedang bergumul dengan dia (Efesus 6:12), jadi kita harus menggunakan selengkap senjata Allah untuk menghadapi hal itu, lalu berdoa (ayat Efesus 6:18).
    2. Sebab berdoa adalah cara yang ditentukan Allah bagi kita untuk memperoleh sesuatu dari Allah. Kekurangan kita dalam hal-hal rohani disebabkan kita kurang berdoa (Yakobus 4:2).
    3. Sebab rasul-rasul Kristus (yang telah ditentukan Tuhan untuk menjadi teladan kita) menganggap berdoa adalah pekerjaan mereka yang terpenting (Kisah 6:2-4).
    4. Salah satu sebab yang terutama yaitu karena berdoa sangat dipentingkan oleh Yesus Kristus (Markus 1:35; Lukas 6:12). Dan juga pada waktu ini berdoa adalah pekerjaan mereka yang utama bagi Tuhan kita yang ada di sebelah kanan Allah (Ibrani 7:25; Roma 8:34).
    5. Sebab berdoa ditentukan oleh Allah sebagai jalan bagi kita untuk mendapatkan kasih karunia dan pertolongan pertama pada masa kita memerlukannya (Ibrani 4:16). Kita mendapat kasih karunia kalau kita rajin berdoa.
    6. Sebab berdoa adalah cara yang ditentukan oleh Tuhan bagi kita untuk mendapatkan sukacita yang penuh (Yohanes 16:24).
    7. Sebab berdoa dengan mengucap syukur adalah cara yang ditentukan oleh Allah bagi kita untuk menghilangkan kekuatiran serta mendapatkan damai sejahtera (Filipi 4:6,7).
    8. Sebab berdoa adalah cara yang ditentukan Allah bagi kita untuk menerima Roh Kudus (Lukas 11:13).
    9. Sebab kalau kita tidak berdoa, kita berdosa (1Samuel 12:23).
    B. Siapakah yang dapat berdoa supaya Allah mengabulkan doanya?

    Orang yang membiarkan kejahatan di dalam hatinya niscaya doanya tidak didengar oleh Allah (Mazmur 66:18). Tuhan membenci dosa, dan sikap kita juga patut demikian. Boleh jadi itulah sebabnya doa kita tidak didengar.

    Orang yang tidak mau mendengar dan mentaati hukum Allah, doanya juga menjadi suatu kebencian kepada Allah serta tidak didengar oleh-Nya (Amsal 28:9). Kalau kita memalingkan telinga kita terhadap Firman Allah, maka Ia akan memalingkan telinga-Nya terhadap doa kita (Zakharia 7:11-13).

    Tuhan Allah tidak mendengar doa orang yang menyumbat telinganya terhadap tangisan orang miskin (Amsal 21:13). Pepatah orang-orang duniawi adalah: "Tuhan menolong orang yang menolong dirinya sendiri". Tetapi sebenarnya Tuhan menolong orang yang menolong orang-orang lain.

    Orang berdosa yang menyesal dan mencela dirinya oleh sebab dosanya, yang mau mendapat pengampunan, maka doanya didengar oleh Allah (Lukas 18:13,14). Kita patut mengajak orang-orang berdosa supaya mereka berdoa dan berseru kepada Allah (Roma 10:13), sebab berdoa adalah pekerjaan iman. Berdoa adalah tindakan dari orang-orang yang mau diselamatkan.

    Orang-orang yang percaya kepada nama Anak Allah itu doanya didengar oleh Allah (1Yohanes 5:13-15). Janji-janji di dalam Perjanjian Baru tidak dapat diterapkan kepada setiap orang. Janji-janji untuk orang-orang yang percaya hanya dapat diterapkan kepada orang yang sudah percaya. Begitu pula janji-janji untuk orang yang menyerahkan diri seluruhnya kepada Allah, haruslah diterapkan hanya kepada orang yang sudah menyerahkan diri seluruhnya kepada Allah. Bila ada janji yang memakai perkataan "kami" dan "kamu" patutlah kita menyelidiki siapakah yang dimaksudkan, dan apakah kita termasuk di antara orang-orang yang dimaksudkan itu.

    Allah mendengar doa orang yang benar (Mazmur 34:16,18; Amsal 15:29; 15:8).

    Allah mendengar doa orang yang suci atau orang yang saleh (Mazmur 32:6). Bahasa asli yang dipakai dalam ayat ini untuk menyebut orang suci atau orang saleh, di ayat yang lain diterjemahkan "berrahmat" atau "yang beragama", tetapi arti yang sebenarnya dari kata itu adalah "kemurahan". Tiap-tiap orang saleh patut menjadi orang yang berkemurahan. Doa orang itu didengar oleh Allah.

    Orang-orang yang takut akan Allah serta memelihara hukum-hukum Allah doanya didengar Allah (Mazmur 145:19; 1Yohanes 3:22). Takut akan Allah berarti memberi hormat, berbakti dan taat kepada Allah (Ibrani 12:28,29; 1Petrus 2:17; Wahyu 14:7; 2Korintus 7:1; 2Samuel 23:3; Amsal 8:13; 16:6; Yesaya 11:2,3; Mazmur 2:11; 25:14; 33:18; 34:8,10; Wahyu 19:5; Mazmur 115:11; 118:4). Kalau kita taat kepada Firman Allah, Ia akan mendengar doa kita. Memelihara hukum-hukum Allah berarti lebih dari mentaati saja, itu berarti menghormati dan menjaganya sebagai barang yang indah dan patut dijagai. Kalau kita tidak sungguh-sungguh mengindahkan perkataan Allah, tentu Allah tidak akan mengindahkan doa kita.

    Orang yang tinggal di dalam Kristus dan perkataan Kristus ada di dalam dia, ialah orang yang doanya didengar Allah dan dikabulkan (Yohanes 15:7). Inilah rahasia bagi orang yang ingin didengar doanya. Apakah artinya tinggal di dalam Kristus? Artinya tetap di dalam persatuan dengan Kristus. Tetap di dalam hubungan dengan Kristus sama seperti hubungan antara pohon anggur dan cabangnya yang sehat dan hidup, yang tetap mengeluarkan buah dari pohon anggur itu. Cabang itu tidak mempunyai kehidupan pada dirinya sendiri. Airnya dan kekuatannya diperoleh dari pohon anggur itu. Daunnya, bunganya, buahnya, semuanya berasal dari kehidupan pohon anggur itu. Begitu pula kita yang tinggal di dalam Tuhan Yesus tidak mempunyai kehidupan sendiri yang terpisah dari Kristus, tetapi kita menerima kehidupan dari Kristus. Kita wajib berusaha supaya kita tidak mempunyai pikiran, peraturan, perasaan, dan kehendak sendiri, juga bekerja dan mengeluarkan buah dengan usaha kita sendiri, melainkan kita harus membiarkan Kristus yang berpikir, berkehendak, bekerja dan mengeluarkan buah-buah-Nya melalui kita. Bilamana kita sungguh-sungguh melakukan hal itu, maka kita dapat meminta segala sesuatu, dan akan dikabulkan. Dan kalau kita tetap tinggal di dalam Kristus, tentu kita tidak meminta sesuatu yang tidak sesuai dengan kehendak-Nya.

    Orang yang duduk di dalam lindungan yang Mahatinggi, yang mengasihi Allah serta kenal akan nama-Nya, ialah yang doanya didengar Allah (Mazmur 91:1,14,15). Apa artinya duduk di dalam lindungan yang Mahatinggi? Tempat perlindungan berarti tempat di mana seseorang dapat menyembunyikan diri supaya terlindung dari bahaya. Hal itu berarti kita menempatkan diri kita dalam tempat persembunyian, tempat perlindungan yang Mahatinggi, supaya kita dijaga dan dilindungi oleh Allah terhadap segala bahaya. Kita menyerahkan diri kita dan segala keadaan kita ke dalam tangan Allah serta percaya dan harap kepada-Nya. Mengenal nama-Nya berarti mengetahui Dia sebagaimana Ia telah menyatakan diri-Nya kepada kita. Dan kita hanya dapat mengetahui Dia sedemikian bila kita menyelidiki Alkitab.

    Orang yang bersukacita dalam Allah dan menyerahkan jalannya kepada Allah serta berharap kepada-Nya, ialah yang doanya didengar Allah (Mazmur 37:4,5). Apakah saudara sudah menyerahkan segenap jalan saudara kepada Allah? Serahkan semuanya kepada-Nya, pimpinan dan segala sesuatu yang akan terjadi pada masa datang, maka jalan saudara akan menjadi sebegitu dekat kepada Tuhan supaya Ia dapat mendengar segala seruan saudara.

    Orang yang rendah hati dan orang miskin doanya didengar Allah (Mazmur 9:13; 10:17; 69:34; 102:18). Orang miskin tidak dipandang oleh dunia ini tetapi mereka dihargai oleh Allah di sorga.

    Doa anak-anak Allah yang menderita akan didengar oleh Allah (Yakobus 5:13). Kalau ada seseorang yang sedang bersusah hati, hendaklah ia lebih banyak berdoa. Tiap-tiap kesusahan mendorong kita untuk berdoa dan memastikan bahwa Tuhan akan mendengar: lihat Matius 11:28.

    Ayat-ayat lain yang menerangkan tentang doa-doa siapakah yang didengar Allah adalah: Keluaran 22:22,23; Yakobus 1:5; Kisah 10:24,31,32; 11:14.

    C. Kepada siapakah kita patut berdoa?

    Kita dapat berdoa kepada Allah Bapa (Kisah 12:5). Seringkali orang-orang beriman berdoa bukan kepada Allah. Seringkali Allah tidak dipikirkan pada waktu ia berdoa, tetapi yang dipikirkan adalah orang lain, atau keperluannya, dan tidak menginsafi bahwa ia datang menghadap hadirat Allah, Allah Yang Mahakuasa, Yang Mahakasih, yang kepada-Nya ia meminta pertolongan. Bila kita berdoa kita menghadap hadirat Allah, jadi kita harus membuang segala pikiran duniawi atau hal-hal yang tidak sesuai dengan doa kita, lalu meminta Roh Kudus membawa kita kepada hadirat Allah dan memberikan kesadaran kepada kita bahwa Allah sungguh-sungguh mendengar kita. Roh Kudus dapat menolong kita untuk menginsafkan bahwa Allah sungguh-sungguh menyertai kita pada waktu kita berdoa. Dalam Alkitab doa yang dinaikkan kepada Allah Bapa dimulai dengan beberapa perkataan sebagai berikut: Ya Bapa yang kudus, Bapa yang benar, Ya Bapa kami yang di sorga, Ya Tuhan dll. Periksalah ayat-ayat yang berikut: Yohanes 17:1; 17:11; 17:25; Matius 6:9; Kisah 4:24; Efesus 1:17; 3:14.

    Kita dapat berdoa kepada Tuhan Yesus Kristus, Anak Allah (Kisah 7:59; 2Korintus 12:8,9; Kisah 9:9,10,13,17,20,21; 2Timotius 2:22; 1Korintus 1:2; Roma 10:12,13). Berdoa kepada Tuhan Yesus adalah kebiasaan orang Kristen yang mula-mula. Pada waktu itu orang Kristen dinamai "orang yang menyeru nama Yesus Kristus".

    Di dalam Alkitab tidak ada doa kepada Roh Kudus. Kita dapat berdoa dalam Roh Kudus, yaitu Ia yang menolong kita berdoa. Sebaiknya kita berdoa kepada Allah Bapa dan Allah Anak, dengan kuasa Roh Kudus, yaitu dengan pertolongan Roh Kudus. Periksalah Roma 8:15,16,26,27; Efesus 6:18; Yudas 1:20; Zakharia 12:10.

    D. Untuk siapakah kita patut berdoa?

    Kita patut berdoa untuk diri sendiri. Ini bukan berarti menyayangi diri sendiri. Kita patut berdoa untuk diri sendiri supaya Allah dipermuliakan di dalam kita, lihat Mazmur 50:15. Kalau kita banyak berdoa untuk diri sendiri, tentu Tuhan dipermuliakan di dalam kita, dan di samping itu kita menjadi berkat yang lebih besar kepada orang lain. Seringkali Tuhan Yesus berdoa untuk diri-Nya sendiri. Kalau seseorang mendoakan orang-orang lain tetapi untuk diri sendiri tidak, maka itu adalah tanda yang kurang baik. Lihatlah 1Tawarikh 4:10; Mazmur 106:4,5; 2Korintus 12:7,8; Ibrani 5:7; Yohanes 17:1.

    Orang-orang yang percaya kepada Kristus patut berdoa untuk saudara-saudaranya yang seiman (Yakobus 5:16; Roma 1:9).

    Kita patut berdoa untuk semua pengabar Injil (Efesus 6:19,20; Kolose 4:3; 2Tesalonika 3:1,2; Kisah 13:2,3; Matius 9:38). Semua orang percaya hendaklah dengan yakin dan tekun berdoa bagi tiap-tiap orang yang menyerahkan dirinya kepada Allah untuk mengabarkan Injil. Seringkali terjadi bahwa seorang pengabar Injil kurang memiliki kuasa Roh sebab anggota-anggota jemaatnya kurang berdoa untuk dia.

    Kita patut mendoakan orang-orang yang telah kita bawa kepada Tuhan Yesus, yaitu anak-anak iman kita (1Tesalonika 3:9-13). Tuhan Yesus telah berbuat demikian (Yohanes 17:9-26), dan juga para Rasul Paulus. Pada masa ini banyak para pengabar Injil yang kurang mendoakan anak-anak iman mereka.

    Kita patut berdoa untuk saudara-saudara seiman kita yang menderita sakit (Yakobus 5:14-16)

    Kita patut berdoa untuk saudara kita yang berbuat dosa (1Yoh 5:16), kalau dosa kita itu bukan dosa yang mendatangkan maut. Tidak ada faedahnya berdoa untuk orang yang berdosa kepada Roh Kudus; lihat Matius 12:32.

    Kita patut berdoa untuk orang-orang saleh (Ef 6:18). Semua orang yang percaya dari segala zaman termasuk dalam doa Tuhan Yesus di dalam Yohanes 17:9-20. Sebab itu kita patut untuk mendoakan segenap jemaat Kristus. Mengherankan bahwa hanya sedikit orang Kristen yang berdoa untuk orang-orang lain. Tiap-tiap anak Allah adalah saudara kita dan patut kita doakan.

    Kita patut mendoakan anak-anak kita (1Tawarikh 29:19)

    Kita patut mendoakan pemerintah negara kita (1Timotius 2:2,3). Pada masa sekarang banyak orang yang bersalah dalam hal ini. Banyak orang menyalahkan pemerintah negaranya, tetapi sesungguhnya hal itu tidak sesuai dengan Firman Tuhan, lihat Yudas 1:8,9; 2Petrus 2:10,11; 1Petrus 2:17. Kalau orang-orang Kristen mendoakan pemerintah negaranya akan bertambah baik.

    Kita patut berdoa untuk bangsa Israel (Roma 10:1; Yoel 2:17; Yesaya 62:6,7). Orang-orang yang berdoa untuk bangsa Israel akan mendapat berkat yang istimewa (Mazmur 122:6,7). Bangsa Israel adalah bangsa yang sangat dikasihi Allah (Zakharia 2:7,8,10-12).

    Kita patut berdoa untuk orang yang menyiksa dan menganiaya kita (Lukas 6:28; Matius 5:44). Bacalah Lukas 23:34 dan Kisah 7:60. Kita diwajibkan untuk mendoakan orang-orang yang bersalah kepada kita (Roma 12:20,21).

    E. Bilamana kita patut berdoa?

    Orang-orang suci dalam Alkitab berdoa tiga kali sehari, yaitu pagi, tengah hari, dan petang (Daniel 6:11; Mazmur 55:18; Kisah 10:9,30). Lihat juga Mazmur 119:146,147; Markus 1:35.

    Tuhan Yesus, yang menjadi teladan kita, berdoa semalam-malaman kepada Allah (Luk 6:12). Tuhan berdoa sepanjang malam sebab keesokan harinya Ia akan memilih kedua belas Rasul, dan itu adalah satu hal yang amat penting. Tuhan Yesus juga berdoa sepanjang malam pada saat lain ketika Ia di dalam suatu keadaan yang penting sekali, yaitu orang-orang hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia Raja, lihat Yoh 6:15 dan Mar 6:46-48. Ini merupakan satu teladan yang baik sekali dan patut kita ikuti. Mengherankan sebab ada juga orang Kristen yang tidak setuju dengan berdoa sepanjang malam. Mereka mengatakan bahwa iman yang benar akan menerima apa yang dimintanya pada waktu diminta. Bukankah Tuhan mempunyai iman? Ia sering berdoa sepanjang malam. Lihat Yesaya 40:31. Berdoa sepanjang malam kepada Allah tentu diikuti oleh kuasa sepanjang hari di hadapan manusia. John Livingston, dari Skotlandia, pada suatu malam berdoa sepanjang malam bersama dengan beberapa orang lain, lalu pada esoknya ia berkhotbah dengan kuasa Allah sehingga 500 orang diselamatkan atau mengalami berkat rohani pada hari itu.

    Kita patut mengucap syukur setiap kali kita makan (Matius 14:19; Kisah 27:35; 1Timotius 4:4,5).

    Kita patut berdoa kepada Allah pada waktu kesesakan (Mazmur 50:15; Mazmur81:8; 77:2,3; 86:7), pada masa peperangan (1Tawarikh 5:20), dan bila musuh-musuh menyerang kita (1Tawarikh 14:8,9,11).

    Kita patut berdoa kepada Allah pada waktu kita merasakan tekanan dosa-dosa kita, yaitu bila kita merasa jauh dari Allah dan kita rindu kembali kepada-Nya. Ganjaran dari Allah merupakan suatu pendorong untuk berdoa.

    Kita patut berdoa senantiasa, dengan tidak tawar hati, pada setiap waktu (Lukas 18:1; Efesus 6:18; 1Tesalonika 5:17). Hati kita patut berseru kepada Allah pada setiap waktu. Segenap hidup kita haruslah menjadi satu doa kepada Allah. Orang-orang Kristen patut senantiasa hidup dalam semangat berdoa. Kita yang beriman kepada Allah selalu mempunyai kesempatan untuk menyeru Dia. Pengharapan kepada Allah selalu diteguhkan dalam doa yang tekun.

    F. Tempat berdoa

    Kita boleh, dan patut berdoa kepada Allah di segala tempat. Tempat tidak penting, yang penting ialah berdoa dengan roh dan kebenaran (Yohanes 4:20-24). Akan tetapi dalam Alkitab kita disuruh masuk ke dalam kamar kita, di tempat yang tidak kelihatan oleh orang lain, dan di situlah kita berdoa (Matius 6:6). Dengan demikian kita diasingkan dari dunia untuk bersekutu dengan Allah. Hal ini untuk menjaga supaya kita tidak berdoa dengan pura-pura supaya didengar manusia, seperti orang-orang Farisi. Selain itu Tuhan Yesus juga memberikan teladan kepada kita ketika Ia pergi ke gunung untuk berdoa. Itulah tempat yang sunyi di mana Ia menjauhkan diri dari manusia, untuk menyendiri beserta dengan Allah (Matius 14:23). Rasul-rasul Tuhan berdoa dalam penjara (Kisah 16:25). Penjarapun mungkin jadi pintu surga. Kita patut berdoa kepada Allah bila ajal kita dekat; kita dapat berdoa bersama-sama dengan orang-orang yang percaya; di antara orang-orang yang tidak percaya; dan di mana-mana tempat (Yunus 2:2; Yohanes 17:1; Kisah 27:35; 1Timotius 2:8).

    G. Untuk apakah kita berdoa?

    1. Berdoa tentang Allah dan Kerajaan-Nya
    2. Berdoa untuk para pengabar Injil
    3. Berdoa untuk berkat-berkat rohani
    4. Berdoa untuk berkat jasmani

    1. Berdoa tentang Allah dan Kerajaan-Nya

    Kita patut berdoa supaya Allah dipermuliakan (Matius 6:9). Mengho mati dan mempermuliakan Allah patut menjadi kerinduan dan tujuan kita yang utama. Segala doa kita hendaknya bertujuan untuk mendatangkan kemuliaan bagi Tuhan, lihat Yohanes 17:1; 12:27,28. Apakah saudara sungguh-sungguh rindu dan ingin supaya Allah dipermuliakan dalam segala doa saudara? Apakah saudara sering berdoa demikian? Apakah tujuan itu memenuhi segala doa saudara?

    Kita patut berdoa supaya Kerajaan Allah datang (Matius 6:10). Kerajaan Allah pasti akan datang, apakah kita mendoakan hal itu atau tidak, tetapi doa-doa kita akan mempercepat kedatangan Kerajaan itu. Kebanyakan orang Kristen tidak menyadari bahwa kedatangan Kerajaan Allah dapat dipercepat oleh sebab doa orang-orang saleh, atau kedatangan-Nya dirintangi sebab orang-orang saleh tidak berdoa. Orang yang sungguh-sungguh sudah dilahirkan kembali tentu akan sangat merindukan supaya Kerajaan Allah segera datang. Walaupun begitu doa ini sering diucapkan tanpa memikirkan apa maksudnya.

    Kita patut berdoa supaya Raja yang ditentukan oleh Allah, yaitu Tuhan Yesus Kristus, segera datang (Wahyu 22:20). Kerajaan itu tidak akan datang sebelum Rajanya datang. Banyak orang berdoa supaya Kerajaan Allah datang, tetapi jarang orang berdoa supaya Rajanya datang. Inilah puncak kerinduan orang-orang Kristen, dan inilah doa yang terakhir dalam Alkitab. Segenap nubuat dari Alkitab diarahkan kepada hal ini. Apakah saudara berdoa untuk hal ini?

    Kita patut berdoa supaya kehendak Allah jadi di atas bumi ini seperti di dalam surga (Mat 6:10). Bagi orang-orang yang sungguh-sungguh menjadi anak Allah, inilah yang paling dirindukan daripada segala sesuatu dalam dunia ini. Kita wajib dengan segenap hati berdoa. "Jadilah kehendak-Mu, ya Allah." Itulah yang patut menjadi doa yang terutama bagi orang Kristen.

    Kita patut berdoa supaya pekerjaan Tuhan dihidupkan, yaitu supaya terjadi gerakan dan kebangunan rohani di dalam jemaat Tuhan.

    Perhatikanlah bahwa pekerjaan Tuhan harus dihidupkan, dan umat Allah harus mendapat suatu gerakan dari Tuhan. Saleh-saleh Tuhan yang sudah menjadi lemah perlu dikuatkan. Tuhan Allah mau mengabulkan doa untuk kebangunan rohani di antara umat Allah. Dalam sejarah Israel dan dalam sejarah gereja juga Tuhan Allah telah memberikan kebangunan rohani itu. Tuhan berkenan mengabulkan doa-doa orang saleh. Kebangunan rohani sering terjadi meskipun orang yang memimpinnya tidak pandai berkhotbah, akan tetapi tidak pernah terjadi kebangunan rohani kalau tidak ada orang yang berdoa. Bilamana jemaat Tuhan suci dan bersih kelakuannya, pada waktu itu Tuhan akan menarik orang-orang berdosa ke dalam jemaat. Tuhan tidak mau menarik orang-orang berdosa ke dalam jemaat yang tidak suci. Pada masa sekarang doa ini sangat perlu didoakan dengan tekun dalam jemaat Kristus.

    2. Berdoa untuk para pengabar Injil

    Kita patut berdoa kepada Tuhan yang mempunyai tuaian itu supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu (Matius 9:37,38). Sepanjang waktu sejarah jemaat Tuhan, sekarang masanya doa ini sangat diperlukan. Kiranya kita mentaati pesan ini. Ladang Tuhan sudah kuning dan siap untuk dituai, tetapi, masih banyak diperlukan orang-orang untuk menuai. Ada banyak pekerja di dalam ladang Tuhan yang tidak dipanggil oleh Tuhan. Cara untuk mendapatkan pekerja-pekerja yang baik bagi ladang Tuhan yaitu berdoa untuk mereka. Bacalah Kisah 1:24. Jikalau Paulus dan Barnabas terlebih dahulu berdoa kepada Allah tentang Markus harus dibawa atau tidak, dan mereka tidak mencoba memutuskannya sendiri, sudah tentu ayat Kisah 15:39 yang kurang menyenangkan itu tidak perlu ditulis. Banyak percekcokan yang terjadi di antara pengabar-pengabar Injil akan dapat dihindarkan kalau mereka mentaati Kisah 1:24.

    Kita patut berdoa supaya Allah membukakan pintu bagi orang-orang yang memberitakan Firman Allah (Kol 4:3). Inilah jalan yang terbaik supaya pintu pengabaran Injil terbuka. Orang-orang yang merasa dirinya dipanggil oleh Allah tetapi tidak menemukan tempat untuk bekerja, patut berdoa demikian. Dan kalau ada tempat yang memerlukan pemberitaan Injil tetapi pintu tidak terbuka, maka inilah cara untuk membuka pintu itu. Tuhan sudah membukakan pintu bagi Rasul Paulus pada waktu ia di dalam penjara, dalam hal ia menulis banyak surat kepada jemaat-jemaat Tuhan. Surat-surat Paulus itu masih ada pada kita sekarang dan melalui surat-surat itu Injil dikabarkan kepada banyak orang. Banyak pintu bagi orang kafir dibukakan melalui doa. Kalau orang-orang saleh berdoa kepada Allah, doa-doa mereka akan membuka lebih banyak pintu daripada permintaan kepada pemerintah-pemerintah dunia.

    Kita patut berdoa supaya pengabar-pengabar Injil diberikan karunia dalam memberitakan rahasia Injil, sehingga mereka dapat memberitakannya dengan berani, sebagaimana yang sepatutnya (Efesus 6:19,20). Bukan hanya pintu-pintu yang perlu dibukakan, melainkan mulut-mulut juga. Masih diperlukan pengabar-pengabar Injil yang berkata-kata dengan keberanian hati, dan orang-orang saleh patut berdoa supaya hal itu terjadi. Kalau hal itu perlu bagi Rasul Paulus, sudah tentu perlu juga bagi kita sekarang ini.

    Kita patut berdoa untuk pengabar-pengabar Injil supaya Firman Tuhan makin luas diberitakan dan dipermuliakan. Jangan menyalahkan pengabar-pengabar Injil, melainkan doakanlah mereka. Di samping itu patut kita berdoa supaya para pengabar Injil berpakaian kebenaran (Mazmur 132:9). Ingatlah, Iblis paling suka menyerang pengabar-pengabar Injil, oleh sebab itu kita wajib mendoakan mereka dengan tekun supaya kebenaran menjadi jubah mereka. Baiklah kita ingat bahwa oleh kejatuhan mereka Allah dihina dan oleh kebenaran mereka Allah dipermuliakan.

    3. Berdoa untuk berkat-berkat rohani

    Kita patut berdoa untuk pengampunan dosa-dosa kita (Matius 6:12; Mazmur 25:11; 51:3; Lukas 18:13; Hosea 14:2; Keluaran 34:9; 32:31,32; 1Raja 8:47-50; Kisah 8:22). Allah Bapa kita telah menyediakan pengampunan dosa untuk kita orang-orang saleh, yaitu dengan darah Kristus; tetapi jelas dikemukakan dalam Alkitab bahwa Tuhan menghendaki kita, orang Kristen, mengakui dosa kita serta berdoa untuk pengampunan itu. Kalau kita berdoa kepada Allah dan meminta pengampunan dosa; dan karena kita tahu bahwa Tuhan sudah mengampuni maka tidak perlu kita meminta ampun sekali lagi untuk dosa itu.

    Kita patut berdoa agar Tuhan menyelidiki kita dan menguji kita (Mazmur 139:23,24; 51:11; 19:13). Anak Tuhan yang sungguh-sungguh akan merindukan supaya tiap-tiap hal yang jahat di dalam dirinya diselidiki dan dinyatakan kepadanya. Pekerjaan itu tidak dapat dilakukan dengan benar oleh kita sendiri, melainkan Allah yang harus melaksanakannya; dan Ia akan melaksanakan hal itu, sebab di dalam doa kita meminta Ia melakukannya. Hal ini wajib sering dilakukan. Dosa, sifat mengasihi diri sendiri, tabiat duniawi, dan keinginan untuk menurut dunia selalu mengelilingi kita seperti udara, dan hal-hal itu sering masuk ke dalam hati kita walaupun kita tidak menginsafinya. Oleh sebab itu patutlah tiap-tiap hari kita menghadap Allah dan membuka hati kita kepada-Nya, serta meminta Dia menyelidiki hati dan kelakuan kita untuk menyatakan segala sesuatu di dalam kita yang tidak berkenan kepada-Nya. Tentunya hal itu kadang-kadang menyakiti kita, akan tetapi akan memperbaiki diri kita serta berfaedah bagi kita.

    Kita patut berdoa supaya Allah menjadikan di dalam kita suatu hati yang bersih (Mazmur 51:12). Mustahil manusia dapat menyucikan hatinya sendiri. Hati yang bersih merupakan suatu pekerjaan Allah. Tuhan mau melakukan hal itu sesuai dengan doa kita. Tuhan berkenan menjadikan di dalam kita suatu hati yang suka akan kebenaran dan yang membenci dosa.

    Kita patut berdoa supaya Allah menyokong dan membimbing kita, memegang kita dalam tangan-Nya (Mazmur 119:117). Jikalau Allah membimbing dan memegang kita dalam tangan-Nya tentu kita akan selamat. Memang mustahil kita berdiri sendiri. Jalannya terlalu licin dan kita akan mudah tergelincir. "Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh" (1Korintus 10:12). Allah dapat, dan bersedia memegang kita supaya kita tidak jatuh, dan caranya ialah dengan banyak berdoa dengan kerendahan hati; lihat 1Korintus 10:13.

    Kita patut berdoa supaya Tuhan tidak menghindarkan kita dari dosa congkak (Mazm 19:14, TKB). Ini berarti dosa-dosa yang diperbuat dengan kecongkakan, dengan mempermainkan rahmat Allah. Kita patut berdoa supaya Allah menahan kita sehingga kita tidak menyimpang dari perintah-perintah-Nya (Mazmur 119:10). Domba itu mudah tersesat, begitu pula dengan tiap-tiap anak Adam. Oleh sebab itu hendaklah kita selalu berseru dan berharap kepada Allah supaya Ia memelihara kita pada jalan yang betul.

    Kita patut berdoa supaya Tuhan tidak membawa kita masuk ke dalam pencobaan (Mat 6:13; Mar 14:38). Kalau kita benar-benar mengetahui kelemahan diri kita dan kalau kita rendah hati, tentu doa ini akan sering kita ucapkan. Orang yang demikian tidak akan bermain-main dengan pencobaan, melainkan ia akan lari dari pencobaan itu serta meminta Tuhan menjauhkan dia daripadanya. Banyak orang yang telah maju dalam hal rohani jatuh sebab mereka lupa dan tidak menaikkan doa ini.

    Kita patut berdoa supaya Tuhan melepaskan kita dari si jahat (Matius 6:13). Tiap-tiap orang yang menyelidiki Perjanjian Baru dan yang sudah mulai menjalankan kehidupan Kristen itu tentu akan menginsafi bahwa ada suatu kuasa yang dahsyat, cerdik dan jahat, yaitu Iblis. Perlindungan dan kelepasan dari kuasa itu hanyalah di dalam Allah, dan kita dapat memperolehnya hanya dengan senantiasa berdoa.

    Kita patut berdoa supaya Tuhan mengawasi mulut kita dan menjaga pintu bibir kita (Mazmur 141:3). "Tidak seorangpun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan" (Yak 3:8), akan tetapi Allah dapat menaklukkan lidah kita sebagaimana doa kita.

    Kita patut berdoa supaya Allah menunjukkan jalan-Nya kepada kita, agar kita hidup menurut kebenaran-Nya (Mazmur 86:11; 119:33; 25:4; 143:10).

    Kita patut berdoa supaya Tuhan mengajar kita bagaimana kita harus berdoa, Lukas 11:1; Roma 8:26.

    Kita patut berdoa supaya Tuhan membukakan mata kita untuk melihat hal-hal ajaib dalam Firman-Nya (Mazmur 119:18). Kita tidak akan dapat menyadari hal-hal ajaib dalam Firman Tuhan bila Tuhan sendiri tidak membukakan mata kita untuk melihatnya. Hal ini akan Tuhan lakukan kalau kita berdoa memintanya. Dengan berdoa kita dapat melihat hal-hal rohani yang indah, yang tak dapat dilihat oleh orang yang tidak berdoa. Meskipun seorang pandai sekali dalam bahasa asli Alkitab, tetapi keahlian orang itu tidak dapat membukakan matanya yang telah dibutakan oleh dosa. Jikalau seorang buta memakai kaca mata yang terbaik sekalipun ia tetap tidak dapat melihat permainya alam ini; begitu pula orang yang tidak berdoa tidak dapat melihat permainya kebenaran Firman Allah, walaupun ia memakai kaca mata pengetahuan bahasa Yunani dan Ibrani sekalipun. Orang yang celik matanya dapat melihat lebih banyak keindahan alam ini dari pada orang buta walaupun si buta itu memakai kaca mata yang terbaik. Begitu juga orang yang celik mata rohaninya dapat melihat lebih banyak keindahan Firman Allah, walaupun ia tidak terpelajar, daripada orang yang terpelajar yang tertutup mata rohaninya. Seorang yang duduk satu jam saja di bawah kaki Yesus, akan lebih banyak melihat keindahan Firman Tuhan, daripada orang yang duduk empat tahun pada kaki manusia yang menganggap dirinya berbudi, tetapi sebenarnya bodoh (Roma 1:22; Markus 10:51). Setiap orang Kristen harus belajar dalam "sekolah doa". Baik orang terpelajar maupun orang yang bodoh akan tahu bahwa keindahan Firman Tuhan hanya dapat dilihat dengan berdoa. Setiap kali kita membuka Alkitab untuk membacanya, baiklah kita berdoa, "Celikkan mataku, ya Tuhan, supaya aku dapat melihat hal-hal yang ajaib dari dalam Firman-Mu".

    Kita patut berdoa supaya Tuhan memimpin kita (Mazmur 31:4; 27:11; 139:24). Siapakah yang mengetahui jalan yang patut diturutnya? Ada bahaya pada sebelah kanan dan kiri, tetapi puji Tuhan, sebab selalu ada tangan yang tidak dapat bersalah yang memimpin kita dengan selamat. Melalui doa tangan Tuhan itu dapat kita pegang (dan kita dipegang oleh-Nya). Tiap-tiap langkah kita harus dipimpin oleh Tuhan. Hanya Tuhan yang dapat memimpin kita pada jalan yang benar (Mazmur 27:11).

    Kita patut berdoa supaya Tuhan memberikan roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Yesus Kristus dengan benar (Efesus 1:16-19). Kita dapat mengenal Kristus hanya oleh karena roh hikmat yang diberikan oleh Allah sesuai dengan doa kita. Apabila kita telah menerima roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Yesus Kristus dengan benar, maka mata hati kita menjadi terang, sehingga kita mengetahui pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya; betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus dan betapa hebatnya kuasa-Nya bagi kita yang percaya.

    Kita patut berdoa supaya kita mengetahui kehendak Allah dengan sempurna, sehingga hidup kita layak di hadapan-Nya, serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan dapat memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah (Kolose 1:9,10).

    Kita patut berdoa supaya kita dipenuhi dengan pengetahuan akan kehendak Allah, dan dikuatkan oleh kuasa Roh Kudus, dan supaya Yesus Kristus mendiami hati kita oleh iman, dan kita berakar serta berdasar di dalam kasih (Efesus 3:14-19). Ini adalah suatu doa yang mulia dan tidak ada hentinya.

    Kita patut berdoa supaya kita bertambah-tambah dan berkelimpahan dalam kasih seorang terhadap yang lain dan terhadap semua orang (1Tesalonika 3:12). Kalau saudara insaf bahwa saudara masih kurang dalam hal kasih, inilah jalan untuk mendapatkan kasih itu. "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu."

    Kita patut berdoa supaya Allah menguduskan segenap diri kita, yaitu roh, jiwa serta tubuh kita, agar terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita (1Tesalonika 5:23,24). Perhatikan bahwa Tuhan rindu menguduskan segenap diri kita dengan sempurna. Kurang dari itu tidak memuaskan hati Tuhan ataupun hati seorang yang bersungguh-sungguh menjadi anak Allah.

    Kita patut berdoa supaya kita dipenuhi oleh Roh Kudus, yaitu menerima karunia Roh Kudus (Kisah 2:38; Lukas 24:49; Efesus 5:18; Yohanes 20:22; Kisah 19:1,2; Lukas 11:13; Kisah 8:15).

    Kita patut berdoa supaya kita tinggal tetap di dalam Allah, selalu bersekutu dengan Dia, serta selalu memandang kepada keindahan-Nya (Mazmur 27:4). Daud tidak selalu rindu akan berkat dan karunia Allah, tetapi ia rindu kepada Allah sendiri. Bilamana sukacita keselamatan kita telah hilang, kita patut berdoa supaya Tuhan mengembalikan sukacita itu (Mazmur 51:14).

    4. Berdoa untuk berkat jasmani

    Tuhan telah banyak menyediakan berkat jasmani untuk kita yang percaya kepada Yesus Kristus, dan kita patut berdoa untuk berkat-berkat itu. Kita patut berdoa untuk hikmat (Yakobus 1:5); untuk rezeki kita sehari-hari (Matius 6:11); untuk kesembuhan tubuh kita (Yakobus 5:14-16); untuk hal-hal yang sesuai dengan kehendak Allah (1Yohanes 5:14,15); untuk segala sesuatu yang kita perlukan (Filipi 4:6,19). Sebagai orang Kristen kita hidup tanpa kekuatiran atau kebimbangan. Tetapi hal ini hanya dapat dilakukan oleh Tuhan kalau tiap-tiap keperluan kita dihadapkan kepada Allah di dalam doa. Dengan demikian barulah digenapkan, "Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus." (ayat Filipi 4:7).

    H. Bagaimana kita harus berdoa

    Kita harus berdoa dalam nama Yesus Kristus (Yohanes 14:13,14; 15:16). Apakah artinya berdoa dalam nama Yesus Kristus? Cobalah periksa ayat-ayat yang berikut: Lukas 24:47; Matius 7:22; Markus 9:38,39; Kisah 3:6; 1Korintus 6:11; Efesus 5:20; Kolose 3:17; Yakobus 5:14; Yohanes 16:23. Berdoa dalam nama Tuhan Yesus berarti berdoa dan meminta dengan kesadaran dan keyakinan bahwa kita akan mendapat apa yang kita minta oleh sebab kasih karunia dan kebajikan Tuhan Yesus, karena Ia telah diterima baik oleh Allah Bapa-Nya. Tuhan Yesus memberi hak dan kuasa kepada tiap-tiap orang yang percaya kepada-Nya untuk memakai nama-Nya dalam meminta segala sesuatu yang disimpan-Nya di dalam sorga bagi mereka itu. Sebenarnya kita tidak memiliki apa-apa yang tersimpan di dalam sorga, tetapi Tuhan Yesus memiliki segala sesuatu yang tersimpan di situ. Dan kalau kita meminta dari Allah atas nama kita sendiri atau sebab jasa-jasa kita, tentu kita tidak akan mendapatkan apa yang kita minta itu. Kita patut selalu dalam keadaan berkenan kepada Tuhan supaya kita dapat menerima apa yang kita minta daripada-Nya (1Yohanes 3:22). Dalam hal inilah doa orang Kristen berbeda dengan doa-doa orang kafir. Doa orang Kristen selalu dinaikkan dalam nama Tuhan Yesus.

    Dalam terjemahan lama (TKB) dikatakan bahwa kita harus berdoa dan berseru kepada Allah dengan sebenarnya (Mazmur 145:18). Apakah artinya berseru kepada-Nya dengan sebenarnya? Berseru kepada Allah dengan "Sebenarnya" berarti" dengan hati yang tulus dan tidak berpura-pura". Berseru kepada Tuhan dengan sebenarnya artinya memohon sesuatu yang sungguh-sungguh kita rindukan dan percaya dengan yakin bahwa Tuhan akan memberikannya. Sering orang meminta dari Allah sesuatu yang mereka tidak sungguh-sungguh rindu untuk memperolehnya. Dan sering juga orang meminta sesuatu dari Allah dengan hati yang tidak percaya bahwa Allah akan memberikan hal itu kepadanya. Sebelum kita meminta sesuatu dari Allah, baiklah kita bertanya kepada diri kita sendiri, "Apakah saya sungguh-sungguh memerlukan hal ini ?" Dan: "Percayakah saya bahwa Tuhan akan memberikan hal itu kepada saya?" Banyak doa memakai nama Tuhan dengan sia-sia sebab orang itu tidak percaya Tuhan akan memberikan apa yang dimintanya.

    Kita harus berdoa kepada Tuhan dengan segenap hati (Yeremia 29:12,13; Ulangan 4:29). Seringkali orang berdoa dengan tulus hati tetapi bukan dengan segenap hati. Doa yang demikian kurang dihargai oleh Tuhan. Bilamana kita berdoa dengan segenap hati kita, tentu doa kita dikabulkan dengan segenap hati Tuhan. Di Taman Getsemani Tuhan Yesus berdoa dengan sungguh-sungguh (Lukas 22:44). Dalam Roma 15:30 Rasul Paulus meminta agar kita bergumul dalam doa. Bergumul dalam ayat itu berarti berusaha, berjuang, bertekun. Pada masa sekarang ini hanya sedikit orang yang berdoa demikian. Kita patut bersikap demikian di dalam segala doa kita. Doa semacam itu tentu dikabulkan oleh Allah. Bacalah Kejadian 32:26; Ibrani 5:7

    Kita patut berdoa dengan bertekun (Roma 12:12; Kolose 4:2; Lukas 18:1-8). Janganlah kita berhenti berdoa kalau permintaan itu belum dikabulkan pada pertama kali kita berdoa. Seringkali seorang yang mengalami hal itu segera berpendapat bahwa "bukan kehendak Allah untuk memberikan hal itu kepadanya". Itu adalah kemalasan dalam berdoa. Iman kita sering diuji oleh Tuhan. Lihat Matius 20:31; 15:23-28. Seringkali juga kita merasa yakin benar bahwa apa yang kita minta itu sudah dikabulkan dan tentu akan diberikan. Lihat Yohanes 11:4; 1Yohanes 5:14,15; Markus 11:24. Pada waktu itu tidak perlu meminta untuk hal itu lagi dari Tuhan, melainkan kita mengucap syukur untuk hal itu. Ada orang yang berpendapat bahwa kalau kita berulang-ulang meminta, hal itu menandakan kita kurang beriman; tetapi sebenarnya bukan demikian. Kita tahu bahwa Tuhan Yesus berdoa tiga kali untuk satu permintaan, lihat Matius 26:44

    Jangan kita mengulang-ulangi dan menambah-nambah perkataan dalam doa, sebab kita tidak didengar karena kita menambah-nambah perkataan dalam doa kita (Matius 6:7).

    Kita patut berdoa dengan berpuasa (Daniel 9:3; Kisah 14:23; 13:2,3). Itu bukan berarti bahwa kita harus berpuasa tiap-tiap kali kita berdoa. Tetapi dalam beberapa hal yang penting kita patut berdoa dengan berpuasa. Bilamana kita menahan diri selama beberapa waktu dari hal-hal duniawi yang mengikat kita, dan kita memusatkan diri seluruhnya untuk berdoa, maka doa kita akan berkuasa di hadapan Tuhan. Setiap persoalan yang besar dan penting dalam kehidupan kita patut diputuskan dengan jalan demikian, lihat Matius 9:15.

    Pada waktu kita berpaling dari Allah, kita patut berdoa kepada Allah dengan merendahkan diri, menyesal serta meninggalkan dosa-dosa kita (2Tawarikh 7:14). Inilah penawaran untuk segala kesusahan di dunia ini. Perhatikanlah bahwa umat Allahlah yang harus merendahkan diri serta mengaku dosa-dosanya.

    Kita patut berdoa dengan disertai ucapan syukur kepada Tuhan (Filipi 4:6; Kolose 4:2). Bilamana kita menghadap Allah Bapa dalam doa, kita patut mengucap syukur oleh karena segala berkat yang telah diberikan oleh Bapa sorgawi kita. Banyak doa kita tidak berkenan di hadapan Allah sebab tidak disertai ucapan syukur. Tuhan Allah berdukacita kalau kita melalaikan kewajiban ini, lihat Lukas 17:17,18.

    Kita patut berdoa bersama-sama dengan orang lain, dengan sepakat (Matius 18:19,20). Dalam Alkitab Tuhan sering berpesan supaya kita berdoa bersama-sama, dan doa semacam itu mengandung kuasa yang luar biasa dan selalu diberkati oleh Allah. Hal ini bukan berarti hanya bersama-sama meminta, tetapi harus sehati dan sepakat dalam permintaan itu. Bilamana Roh Kudus menaruh satu permohonan yang sama dalam hati dua orang dan mereka sepakat dalam permintaan itu, tentu ada kuasa yang besar dalam doa-doa mereka. Kalau mereka sepakat di dalam permintaan mereka, tentu mereka lebih berani dalam meminta.

    Kita patut berdoa dengan penuh kepercayaan bahwa kita akan menerima apa yang kita minta (Matius 21:22). Percaya dalam ayat ini bukan berarti hanya percaya kepada Allah secara umum, tetapi ini berarti kita percaya dan yakin bahwa kita sudah menerima apa yang kita minta, lihat Yakobus 1:5,6 dan Markus 11:24. Tuhan Allah menghormati dan menghargai iman semacam itu. Bagaimanakah kita dapat memiliki iman yang semacam itu? Kita dapat memilikinya dari Firman Allah, melalui janji-janji-Nya (Roma 4:20,21; 10:17); dan dari Roh Kudus yang mengajar kita (Roma 8:26,27).

    Kita patut berdoa dalam Roh Kudus (Efesus 6:18; Roma 8:26,27; Yudas 1:20). Kita hendaknya selalu berdoa menurut pimpinan dan kuasa Roh Kudus. Mungkin terjadi bahwa kehendak daging kita menginginkan kita berdoa untuk beberapa hal, tetapi kita tidak boleh menuruti kehendak daging, baik dalam pencobaan ataupun dalam doa. Tiap-tiap kehendak diri kita harus diserahkan kepada Roh Kudus, serta mencari pimpinan-Nya dalam segala doa kita. Sering kali doa-doa kita menuruti kehendak diri kita, oleh sebab itu tidak dikabulkan Allah. Kita harus menuruti pimpinan Roh Kudus dalam doa kita. Sebagaimana murid-murid Tuhan Yesus telah meminta kepada-Nya: "Tuhan, ajarlah kami berdoa", begitu pula kita patut meminta dari Roh Kudus. Dan kalau kita memintanya, tentu kita akan memperolehnya, Yohanes 14:16; 16:7.

    I. Halangan-halangan di dalam doa; alasan mengapa banyak permintaan doa tidak dikabulkan

    Seringkali doa tidak dikabulkan sebab orang itu meminta dengan maksud menyayangi diri sendiri, atau ingin menuruti kehendak diri sendiri (Yakobus 4:3). Tiap-tiap orang yang berdoa hendaknya bertujuan supaya dengan tujuan dengan dikabulkannya doa kita Allah juga dipermuliakan. Kalau kita berdoa dengan tujuan untuk memperoleh sesuatu kesenangan bagi diri sendiri atau supaya diri kita dipuji, tentu doa itu tidak akan dikabulkan oleh Allah.

    Doa tidak dikabulkan kalau ada dosa yang menceraikan orang itu dari Allah (Yesaya 59:1,2; Mazmur 66:18). Kalau kita sudah berdoa kepada Tuhan tetapi Tuhan lama tidak memberikan apa yang kita minta, janganlah segera berpendapat bahwa Tuhan tidak berkehendak mengabulkan permintaan itu. Lebih baik kita bertanya dulu kepada Tuhan apakah masih ada dosa di dalam kita yang menceraikan kita daripada-Nya, yang menyebabkan Ia tidak mendengar doa kita. Kalau kita membiarkan dosa yang ada di dalam kita tentu Tuhan tidak akan mendengarkan doa kita.

    Kalau orang yang berdoa menyimpan berhala di dalam hatinya tentu doanya tidak dikabulkan (Yehezkiel 14:3). Ada juga orang-orang Kristen yang masih menyimpan berhala di dalam hatinya. Mereka tidak mengaku bahwa hal-hal itu adalah berhala, tetapi sebenarnya itu merupakan berhala. Apa saja yang Tuhan Yesus inginkan agar kita melepaskan diri dari padanya, tetapi kita tidak mau, maka hal itu menjadi berhala. Sering Tuhan Allah tidak mengabulkan doa kita sebab Ia menghendaki kita insaf bahwa kita masih menyimpan berhala di dalam hati kita. Banyak orang Kristen di Indonesia yang tetap menggunakan jimat, tiup-tiupan, guna-guna, ikat pinggang merah, batu licin, mantera, doti-doti, suanggi, sihir, hobatan, keris, berhubungan dengan orang mati, dll., semua itu adalah berhala. Kalau Tuhan sudah menjadi pelindung kita, untuk apa lagi kita percaya kepada benda-benda mati dan roh-roh jahat? Semua itu menjadi berhala dan Tuhan tidak akan mendengar doa orang yang masih menggunakan benda-benda itu atau yang percaya kepada benda-benda itu.

    Sering doa kita tidak dikabulkan oleh sebab kita tidak mau mengampuni seseorang atau sebab kita masih menaruh dendam kepadanya. Doa seringkali terhalang oleh hal itu. Tuhan Allah mengabulkan doa kita sebab dosa-dosa kita sudah diampuni, tetapi kalau kita tidak mengampuni orang lain tentu kita tidak berhak untuk menuntut agar Tuhan mendengar doa kita. Kalau kita menaruh dendam terhadap orang lain, tentu telinga Allah tertutup bagi doa kita.

    Sering doa kita tidak dikabulkan sebab kita tidak percaya; kita bimbang apakah benar-benar kita akan memperoleh apa yang telah dijanjikan oleh Tuhan kepada kita (Yakobus 1:5-7; Markus 11:24). Allah menuntut agar kita dengan kesungguhan hati percaya akan Firman-Nya. Kalau kita bimbang terhadap janji-janji Allah, hal itu sama dengan menganggap Allah sebagai pendusta.

    Boleh jadi doa suami dan isteri tidak dikabulkan sebab hubungan suami isteri itu tidak sesuai dengan isi Alkitab (1Petrus 3:6,7).

    J. Hasil Doa

    Doa menggerakkan tangan yang Mahakuasa, tangan yang menggerakkan alam ini, dan tangan yang menggerakkan hati manusia. Doa itu mengandung kuasa yang luar biasa (Yakobus 5:16-18; 1Raja 18:37,38). Banyak orang Kristen tidak memiliki Kuasa dalam kehidupannya, dan banyak pula jemaat Tuhan yang demikian. Alasannya dikemukakan di dalam Yakobus 4:2, "Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa."

    Apa juga yang kita minta di dalam doa akan kita peroleh (Yohanes 14:13,14). Segala sesuatu yang kita minta dari Allah akan dapat kita peroleh kalau kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya (1Yohanes 3:22). Jikalau kita minta sesuatu menurut kehendak Tuhan, niscaya Ia akan mendengarkan kita, dan tentu kita memperoleh apa yang kita minta (1Yohanes 5:14,15).

    K. Contoh-contoh doa dalam Alkitab

    Akan sangat menolong bagi kita apabila kita menyelidiki doa Tuhan Yesus Kristus yang terdapat dalam ayat-ayat berikut: Matius 6:9-13; Lukas 11:2-4; Yohanes 11:40-43; 12:27,28; 17:1-26; Matius 26:29,42; Lukas 23:34; Matius 27:46; Matius 11:25,26.

    Disamping itu kita perlu juga menyelidiki doa Rasul Paulus dan Yohanes: Kisah 9:5,6; Roma 16:25-27; Efesus 1:16-20; Efesus 3:14-21; Filipi 1:9-11; Kolose 1:9-14; 1Tesalonika 3:10-13; 2Tesalonika 1:11,12; Ibrani 13:20,21; Wahyu 22:20.

    Demikian pula doa Abraham dan perempuan Kanaan: Kejadian 18:23-33; Matius 15:22-28.

    (II). UCAPAN SYUKUR DAN PUJI-PUJIAN KEPADA ALLAH

    Kehidupan orang-orang Kristen tidak sempurna kalau tidak disertai dengan banyak ucapan syukur. Ucapan syukur adalah hal yang sangat dipentingkan dalam Alkitab. Hal ini jelas oleh sebab banyak ayat dan pasal yang berisi ucapan syukur kepada Allah. Maka diwajibkan kepada orang-orang Kristen untuk mengucap syukur dan memuji-muji Allah (Mazmur 92:2,3,5; 107:8,15,21,31; 103:1,2; Efesus 5:4; Kolose 3:15,17; 1Tesalonika 5:18). Kita melanggar hukum Allah kalau kita tidak mengucap syukur kepada Allah untuk segala berkat yang telah dilimpahkan-Nya ke atas kita. Semangat orang-orang Kristen yang mula-mula ialah senantiasa mengucap syukur dan menaikkan puji-pujian kepada Allah (Lukas 24:52,53; Kisah 2:46,47). Segenap Alkitab penuh dengan ucapan syukur dan puji-pujian kepada Allah. Orang-orang yang dipenuhi dengan Roh Kudus akan sering mengucap syukur (Efesus 5:18-20). Hal itu mempermuliakan Allah, di samping itu dapat menarik orang-orang lain untuk percaya kepada Tuhan Yesus Kristus (Yohanes 11:41,42). Kalau kita menginginkan doa yang sempurna maka doa kita haruslah disertai dengan ucapan syukur (Filipi 4:6).

    Kita patut mengucap syukur kepada Allah oleh sebab Ia telah memberikan Yesus Kristus menjadi Juruselamat kita. Kita patut mengucap syukur untuk pengampunan dosa dan kelepasan dari kuasa dosa. Kita patut mengucap syukur untuk segala sesuatu yang Tuhan Yesus telah perbuat bagi kita; dan oleh sebab Tuhan telah mengabulkan doa kita. Kita patut mengucap syukur untuk Roh Kudus dan karunia-karunia Roh itu; dan karena orang-orang yang baru bertobat.

    Kita patut mengucap syukur dalam segala hal dan untuk segala hal (Filipi 4:6; 1Tesalonika 5:18; Efesus 5:20). Oleh sebab pada masa ini telah beredar ajaran palsu berkenaan dengan mengucap syukur untuk segala hal, maka kita perlu berhenti sejenak untuk bertanya,"Apakah yang dimaksud Paulus ketika ia berkata, "Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan serta Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita' (Efesus 5:20)?" Apakah Paulus bermaksud bahwa kita patut mengucap syukur atas kejahatan dan juga kebaikan, tanpa membedakannya.

    Akhir-akhir ini telah muncul beberapa penafsir Alkitab yang mengemukakan tafsiran yang ekstrim. Contohnya: Mereka mengatakan, "Andaikata seorang anak laki-laki telah terjerumus ke dalam dunia narkotik sehingga ia menjadi pecandu heroin, atau seorang anak perempuan telah menjadi pelacur, selayaknya ibu mereka patut mengucap syukur kepada Allah untuk hal itu." Apakah Paulus mengajar kita untuk mengucap syukur kepada Allah Bapa untuk hal-hal demikian?

    Ayat yang sejajar dengan Efesus 5:20 yaitu Kolose 3:17, berbunyi: "Segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita". Apakah ketika Paulus berkata "Lakukanlah semuanya itu", termasuk kejahatan juga? Tidak mungkin! Jadi, bilamana Ia berkata, "Ucaplah syukur atas segala sesuatu", tidak mungkin bahwa kejahatan juga termasuk.

    Efesus 5:20 menyatakan kebenaran tafsiran itu. Paulus telah menasihati orang Kristen agar jangan hidup di dalam dosa, sebagaimana keadaan mereka dahulu. Sikap yang tepat terhadap kejahatan dan dosa ialah, "menanggalkan" (Efesus 4:22). Dan "buanglah" (Efesus 4:25) kejahatan dan dosa itu. Perkataan kotor tidak boleh diucapkan (Efesus 4:29); perbuatan kotor tidak boleh dilakukan (Efesus 5:5). Kejahatan harus ditelanjangi, dan orang Kristen tidak boleh terlibat dalamnya (Efesus 5:11). Tidak masuk akal kalau Paulus mengajar kita agar mengucap syukur kepada Allah untuk kejahatan. Kejahatan adalah hal yang seharusnya dilawan dan dikalahkan dengan kebaikan (Roma 12:21), bukan merupakan suatu hal yang untuknya kita patut mengucap syukur kepada Allah. Kita patut mengucap syukur dengan tidak putus-putus (1Tesalonika 2:13). Pujian kepada Allah akan memenuhi hati kita dengan sukacita.

    (III). PERSEPULUHAN DAN PERSEMBAHAN

    A. Peraturan Perjanjian Lama tentang Persepuluhan dan Persembahan kepada Tuhan

    Persepuluhan Tuhan berarti satu persepuluh daripada segala hasil, pemberian, pendapatan, dan gaji yang wajib dipersembahkan kepada Allah Bapa kita "yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati" (1Timotius 6:17). Dengan perkataan lain, kita wajib memberikan kepada Tuhan satu persepuluh dari seluruh gaji atau pendapatan kita, dari segenap hasil tanah dan kebun, dan dari hasil ternak kita, dan dari segala bunga uang dan keuntungan kita. Itulah yang disebut persepuluhan Tuhan.

    B. Persepuluhan Tuhan itu telah ada sebelum Taurat Musa

    Pemberian persepuluhan kepada Allah sudah dilakukan orang-orang sejak purbakala, baik oleh orang Ibrani maupun bangsa-bangsa lain. Sebelum Musa memberikan Taurat kepada bani Israel, sudah menjadi kebiasaan bagi mereka untuk memberi persepuluhan kepada Tuhan. Rupanya hal itu telah ditanamkan di dalam hati nurani manusia sejak purbakala. Kita dapat mengetahuinya dari Kitab Kejadian. Abraham telah memberi persepuluhan kepada Melkisedek, imam Allah (Kejadian 14:18-20). Ketika Yakub di Bethel ia berjanji akan memberi persepuluhan kepada Allah. Kalau cerita itu diselidiki, maka rupanya hal memberi persepuluhan itu adalah sebagai pengakuan kesalahannya karena ia belum memberikan persepuluhan, dan sejak itu ia mulai melakukannya (Kejadian 28:20-22). Oleh sebab memberi persepuluhan itu sudah ada sebelum Taurat, maka hal itu diwajibkan kepada semua manusia.

    C. Persepuluhan diteguhkan dalam Taurat

    Tentang memberi persepuluhan kepada Tuhan telah diteguhkan oleh Allah dalam Taurat (Imamat 27:30-33; Bilangan 18:21-26; Ulangan 12:17-19; 14:22-29; 26:12-15). Walaupun persepuluhan itu telah dilaksanakan sebelum zaman Nabi Musa, tetapi hal itu wajib pula dimuat dalam Taurat. Dan itulah yang menjadi alasan bagi bangsa Israel untuk memberikan persepuluhan termasuk dalam Taurat. Oleh karena persepuluhan termasuk dalam Taurat, maka hal itu diwajibkan kepada segenap bangsa Israel.

    D. Tujuan memberi persepuluhan

    Segala sesuatu yang ada pada kita adalah karunia dari Allah. Segala hasil tanah, hasil ternak, kesehatan tubuh, sehingga kita dapat bekerja dan memperoleh hasil, gaji, atau upah, semuanya itu asalnya dari Allah, dan kita wajib berharap kepada Allah untuk semua itu. Dalam hal memberi persepuluhan kepada Tuhan seseorang mengakui dan menyatakan bahwa ia sangat berharap dan bersandar kepada Allah untuk segala keperluannya. Orang yang memberi persepuluhan mengucap syukur kepada Allah atas segala sesuatu yang sebenarnya berasal dari tangan Allah. Orang itu mengakui bahwa ia tidak dapat hidup sendiri di luar pertolongan Tuhan. Sebenarnya dalam hal ini ia memberikan semuanya kepada Allah dan Allah mengembalikan sembilan persepuluh untuk keperluan orang itu. Kepada orang-orang yang mentaati Firman Tuhan itu, maka Ia berjanji akan memberikan berbagai macam berkat yang indah (Ulangan 14:29; Maleakhi 3:10).

    E. Peraturan Perjanjian Baru tentang persepuluhan dan persembahan kepada Tuhan

    Oleh sebab hal memberi persepuluhan itu telah ditetapkan sebelum ada Taurat; dan dalam Kitab Maleakhi kita juga diperintahkan untuk melaksanakannya (Maleakhi 3:8-10); dan Firman Tuhan melalui Maleakhi itu tidak pernah dibatalkan oleh Tuhan, jadi wajiblah orang-orang Kristen memberi persepuluhan kepada Tuhan. Tetapi janganlah kita memikirkan hal itu sebagai perintah, melainkan sebagai suatu berkat, suatu perjanjian yang indah sekali. Tuhan ingin agar kita menguji Dia, supaya janji Tuhan itu digenapkan dan diteguhkan. "Ujilah Aku, firman Tuhan semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan." Ini bukan suatu tanggungan berat, melainkan suatu berkat yang Tuhan mau curahkan kepada kita.

    F. Peraturan memberi persepuluhan disahkan oleh Kristus

    Ketika orang-orang Farisi datang hendak mencobai Tuhan Yesus dengan berkata, "Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?" Orang-orang Farisi itu berharap supaya Tuhan Yesus bersalah terhadap Kaisar. Mereka menyangka bahwa Tuhan akan berkata, "Berikan persembahanmu hanya kepada Tuhan saja". Dengan demikian mereka mendapat kesempatan untuk menyalahkan Tuhan Yesus terhadap Kaisar. Tetapi Tuhan menjawab demikian: "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan" (Matius 22:16-21). Apakah yang "wajib diberikan kepada Allah" itu? Tentu persepuluhan Tuhan. Dalam hal ini Tuhan Yesus telah menyatakan tentang persepuluhan, dan dengan demikian hal memberi persepuluhan kepada Tuhan disahkan oleh Tuhan Yesus sendiri.

    Tetapi pada bagian lain Tuhan juga mengesahkan persepuluhan itu, lihat Matius 23:23 dan Lukas 11:42. Dalam ayat-ayat itu Tuhan tidak menegur orang-orang Farisi dan para ahli Taurat tentang persepuluhan, sebab mereka memberikan persepuluhan, meskipun dari selasih, adas manis dan jintan, melainkan Tuhan menegur tentang keadilan, belas kasihan, dan kesetiaan yang tidak ada pada mereka. Tuhan Yesus berkata bahwa hal yang hal penting itu harus dilakukan. Tetapi perhatikanlah bahwa Tuhan juga berkata, "Dan yang lain jangan diabaikan". Artinya, mereka itu wajib melakukan hal yang lebih penting, tetapi janganlah mereka mengabaikan hal memberi persepuluhan, sampai kepada persepuluhan selasih, adas manis dan jintan (rempah-rempah). Dengan perkataan itu Tuhan Yesus telah mengesahkan tentang memberi persepuluhan, dan oleh sebab kita orang Kristen kita wajib mentaatinya.

    G. Rasul-rasul menetapkan tentang memberi persepuluhan dan persembahan kepada Tuhan

    Dalam Ibrani 7:1-10 penulis tidak bermaksud memberi pelajaran tentang persepuluhan, melainkan ia memberikan pelajaran tentang Tuhan Yesus sebagai Imam Besar kita, yang lebih besar dari imam-imam keturunan Harun. Akan tetapi mengenai persepuluhan dikatakan empat kali dalam ayat-ayat itu. Kalau seandainya orang-orang Kristen tidak perlu memberi persepuluhan, tentu penulis tidak memakai lukisan tentang Melkisedek yang di dalam lukisan itu banyak mengemukakan tentang persepuluhan. Satu hal yang nyata yaitu tidak ada alasan apa pun dalam Perjanjian Baru yang membatalkan persepuluhan, justru mengesahkan.

    Di samping itu rasul-rasul mengajarkan agar orang-orang Kristen tetap memberikan persembahan-persembahan mereka pada waktu-waktu tertentu. Bacalah 1Korintus 16:1,2 dan Kisah 20:7. Jelas bahwa jemaat yang mula-mula berhimpun pada hari yang pertama dalam seminggu (hari Minggu). Dan pada tiap-tiap hari pertama itu orang-orang Kristen diajar memberi persembahan tetap kepada Tuhan. Persembahan itu adalah persembahan sukarela, sesuai dengan berkat yang ia terima dari Tuhan pada Minggu itu.

    Sejarah gereja menyatakan bahwa setelah zaman rasul-rasul pemimpin-pemimpin jemaat Kristus berpegang teguh pada peraturan memberi persepuluhan.

    H. Persepuluhan sebagai alat Tuhan untuk membiayai para pengabar Injil

    Rasul Paulus menerangkan kepada kita bahwa Tuhan telah menetapkan mereka yang memberitakan Injil harus hidup dari pemberitaan Injil itu (1Korintus 9:14). Hal itu lebih diteguhkan oleh lukisan-lukisan dalam ayat 1Korintus 9:7-11, juga dalam Galatia 6:6 Rasul Paulus memberi pesan tentang hal itu.

    Dalam Perjanjian Lama imam-imam dan orang-orang Lewi hidup dari persepuluhan orang-orang Israel. Begitu pula Tuhan menghendaki supaya para pengabar Injil hidup dari persepuluhan orang-orang Kristen. Oleh sebab perkataan Tuhan Yesus dalam Matius 23:23 dan Lukas 11:42 (yang diterangkan di atas), maka pesan dalam Maleakhi 3:10 diwajibkan bagi orang-orang Kristen.

    Rasul Paulus pada mulanya tidak menerima pemberian apa-apa dari jemaat di Korintus. Tetapi kemudian Rasul Paulus mengakui bahwa hal itu salah, dan ia meminta ampun dari jemaat itu (2Korintus 12:13). Paulus memberitahukan bahwa jemaat di Korintus masih terbelakang dibandingkan dengan jemaat-jemaat yang lain hanya karena jemaat Korintus tidak membiayai Rasul Paulus. Saya kira banyak gembala sidang patut meminta ampun karena kelalaian mereka dalam mengajarkan persepuluhan kepada jemaat mereka.

    I. Berkat dan hasil memberi persepuluhan

    Tuhan telah berjanji bahwa Ia akan memberi banyak berkat jasmani kepada orang-orang yang memberikan persepuluhan (2Tawarikh 31:10; Mazmur 50:14,15; Amsal 3:9,10; Maleakhi 3:10). Tuhan akan memberkati ladang, sawah, kebun, pohon-pohon, ternak, usaha, mata pencaharian dan kesehatan tubuh orang yang memberi persepuluhan itu. Sisanya yang sembilan persepuluh akan diperbanyak oleh Tuhan lebih daripada sepuluh persepuluh yang ada pada orang yang tidak memberi persepuluhan.

    Banyak orang yang mempunyai perusahaan, atau pabrik, dan banyak orang yang bekerja sehari-hari untuk penghidupannya, memberikan kesaksian bahwa sesudah ia mulai memberi persepuluhan secara tetap maka Tuhan sangat memberkati perusahaannya atau pabriknya atau pekerjaannya.

    Dalam Kitab 1Raja 17:8-16 ada cerita tentang Nabi Elia dan perempuan janda. Oleh sebab perempuan janda itu lebih dahulu memberi makan kepada nabi Allah, maka tepung dan minyaknya tidak habis. Ini merupakan pelajaran bagi kita sekarang, yaitu ada berkat jasmani untuk orang-orang Kristen yang menyokong secara tetap pengabar Injil dalam jemaat.

    Kalau seorang Kristen mencuri hak Allah dengan tidak memberi persepuluhan (Maleakhi 3:8-10), maka sebenarnya ia mencuri berkat dari dirinya sendiri. (Perkataan "menipu Allah" dapat juga diterjemahkan "mencuri dari Allah").

    Berkat rohani bagi orang yang memberi persepuluhan itu jauh lebih indah daripada berkat-berkat jasmaninya. Patut diketahui bahwa berkat-berkat yang dijanjikan dalam Maleakhi 3:10 juga mengandung berkat-berkat rohani.

    Kasih karunia Allah kepada kita tidak dapat diduga. Tuhan Yesus sangat kaya tetapi Ia menjadi miskin karena kita supaya oleh karena kemiskinan-Nya kita menjadi kaya (2Korintus 8:9). Kasih karunia Tuhan yang memberi pengampunan dan menebus kita sangat indah. Kalau kita menyadari akan kasih karunia Allah kepada kita, maka kita akan memberikan lebih daripada hanya persepuluhan saja; kita akan memberi dengan kerelaan dan bukan paksaan atau dukacita (2Korintus 9:6,7). Kepada orang yang memberi dengan kerelaan hati, Allah akan melimpahkan kasih karunia-Nya (ayat 2Korintus 9:8); dan Tuhan akan melipatgandakan hasilnya (ayat 2Korintus 9:10); dan orang itu akan diperkaya dalam segala kemurahan hati (ayat 2Korintus 9:11).

    Orang-orang saleh dalam jemaat di Makedonia merasakan sukacita yang meluap selagi dicobai dengan berat, dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan (2Korintus 8:2). Mereka telah memberi lebih daripada kemampuan mereka (ayat 2Korintus 8:3). Apakah sebabnya? Sebab mereka pertama-tama memberikan diri mereka sendiri kepada Allah (ayat 2Korintus 8:5). Dan inilah yang ingin kami katakan, yaitu: memberi persepuluhan adalah sebagian dari menyerahkan diri seluruhnya kepada Allah. Memberi persepuluhan mengajar kita dalam hal beriman kepada Allah; melalui hal ini kita dapat mengetahui bahwa Allah selalu mencukupkan segala keperluan kita, dan dengan demikian jiwa kita diberkati dan kasih kita kepada Allah makin bertambah-tambah.

    Orang Kristen yang memberi dengan kerelaan hati dapat mengetahui bahwa Tuhan mengembalikan lebih daripada yang kita berikan. Perjanjian dalam Filipi 4:19 diberikan sebab mereka telah memberi dengan rela hati. Hal ini jelas dalam ayat-ayat sebelum ayat sembilan belas (Filipi 4:10-19; Filipi 4:6-9). Sebenarnya orang Kristen hanya boleh menuntut penggenapan perjanjian ini jikalau ia memberi persepuluhan kepada Tuhan.

    Bila seorang Kristen dengan setia memberi persepuluhan kepada Tuhan maka orang itu sangat diberkati dengan berkat-berkat rohani. Begitu pula bila anggota-anggota suatu jemaat memberi persepuluhan dengan setia maka jemaat itu akan maju dalam hal-hal rohani. Hal ini dibuktikan oleh banyak orang dan jemaat-jemaat yang mengalami hal itu.

    J. Kemurahan hati orang-orang Kristen

    Ada banyak pesan dalam Alkitab yang menganjurkan agar orang-orang Kristen bermurah hati kepada semua orang dan terutama kepada orang-orang Kristen lain yang berkekurangan. Selidikilah ayat-ayat yang berikut: Lukas 12:33; Filipi 4:10-19; 2Korintus 9:1-15; Roma 12:8; Ibrani 13:16; 2Korintus 8:1-9.

    XII. KASIH ORANG YANG PERCAYA

    (I). KASIH KEPADA ALLAH

    Kasih kepada Allah merupakan suatu tuntutan yang terutama bagi orang Kristen. Hukum Allah yang besar dan terutama ialah: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu" (Matius 22:37).

    A. Bukti kasih kepada Allah

    Kita sebagai orang Kristen wajib menyelidiki diri kita sendiri apakah kita sungguh-sungguh mengasihi Allah sebagaimana yang dikehendaki-Nya. Bila kita mengasihi Allah, maka akan ada buktinya. Kita membuktikan kasih kita kepada Allah dalam hal kita memeliharakan hukum-hukum Allah (1Yohanes 5:3). Tetapi bukan hanya itu, sebab kalau kita mengasihi Allah tentu kita akan melayani dan berbakti kepada-Nya (Ulangan 10:12; 1Tesalonika 1:3). Kalau kita mengasihi Tuhan kita akan bekerja bagi-Nya. Bukti yang terbesar bahwa saudara seorang Kristen ialah: saudara mengasihi Allah dan Yesus Kristus dan sesama orang Kristen juga.

    Kasih kepada Allah dibuktikan dalam hal kita membenci dosa (Mazmur 97:10), dan tidak mengasihi dunia (1Yohanes 2:15). Orang yang mengasihi Allah tidak akan merindukan atau mengasihi hal-hal duniawi. Kasih kepada Allah juga dibuktikan dalam hal kita mengasihi saudara-saudara kita (1Yohanes 4:20,21). "Saudara" dalam ayat itu berarti orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Mustahil seseorang mengasihi Allah dan mengasihi dosa pada waktu yang sama.

    B. Hasil kasih kepada Allah

    Seorang yang sungguh-sungguh mengasihi Allah akan mendapat banyak berkat dari Allah (Ulangan 5:10; 7:9; Keluaran 20:6; Mazmur 69:36; 91:4). Dalam Perjanjian Baru dikemukakan banyak janji berkat kepada orang-orang yang mengasihi Allah. Orang itu akan dikenal oleh Allah (1Korintus 8:3). Mahkota kehidupan akan diberikan kepadanya (Yakobus 1:12). Ia akan menjadi ahli waris kerajaan yang telah dijanjikan kepadanya (Yakobus 2:5). Hal-hal indah yang belum pernah dilihat oleh mata atau timbul di dalam hati manusia disediakan untuk orang-orang yang mengasihi Allah (1Korintus 2:9). Segala kejadian dan keadaan akan mendatangkan kebaikan bagi orang yang mengasihi Allah, dan di akhirat kelak orang itu akan dipermuliakan (Roma 8:28-30).

    C. Kasih berasal dari Allah

    Kasih berasal dari Tuhan Allah dan orang-orang yang lahir dari Allah akan mengasihi Allah, sebab kasih itu dicurahkan ke dalam hatinya (1Yohanes 4:7). Kita mengasihi Allah sebab Ia telah lebih dahulu mengasihi kita, dan bila kita merenungkan kasih Allah kepada kita maka kasih kita kepada-Nya semakin bertambah-tambah (1Yohanes 4:19). Dengan mempelajari dan menyelidiki Firman Tuhan (Alkitab) dan dengan berdoa maka kasih kita kepada Allah bertambah-tambah (2Tesalonika 3:5).

    (II). KASIH KEPADA KRISTUS

    Kasih kita kepada Yesus Kristus membuktikan kasih kita kepada Allah (Yohanes 8:42). Kalau kita mengasihi Allah tentu kita percaya kepada Anak Allah itu. Sebenarnya Tuhan Yesus menuntut dari murid-murid, rasul-rasul, dan para pengikut-Nya kasih yang lebih besar daripada kasih kepada ibu, bapa dan saudara-saudaranya (Matius 10:35-38). Dalam Lukas 14:26 dikatakan bahwa kita harus membenci ibu, bapa dan saudara kita. Itu bukan berarti kita harus membenci mereka, sebab orang Kristen tidak boleh membenci orang lain. "Benci" dalam ayat itu adalah untuk perbandingan. Maksudnya, kasih kita kepada Kristus haruslah sedemikian besar sehingga bila dibandingkan dengan kasih kita kepada ibu, bapa dan saudara kita seolah-olah kita membenci mereka, sebab jauh sekali perbedaan antara keduanya. Kalau seseorang tidak mengasihi Kristus, maka jelas bahwa orang itu bukanlah anak Allah (1Korintus 16:22). Dan semua orang yang tidak mengasihi Kristus akan binasa.

    A. Bukti kasih kepada Kristus

    Kita membuktikan kasih kita kepada Kristus dalam hal kita memelihara hukum-hukum-Nya (Yohanes 14:15,21,23); dalam hal kita hidup bagi Kristus (2Korintus 5:14,15); dalam hal kita memelihara domba-domba Kristus (Yohanes 21:15-17); dalam hal kita melayani Kristus (Lukas 7:44-47). Seorang yang mengasihi Kristus dengan sukacita akan menyerahkan segala sesuatu bagi Kristus (Filipi 3:7,8); dan kita akan rela menderita kesusahan atau mati karena Kristus (Kisah 21:13). Kasih kita kepada Kristus dinyatakan dalam hal kita rindu untuk diam bersama-sama dengan Dia (2Korintus 5:8; Filipi 1:23); dan dalam hal kita merindukan kedatangan-Nya yang kedua kali (2Timotius 4:8; Wahyu 22:20).

    B. Hasil kasih kepada Kristus

    Semua orang yang mengasihi Kristus dikasihi oleh Allah dan Kristus (Yohanes 14:21-23). Tuhan Allah mengasihi semua manusia, tetapi kasih-Nya lebih besar kepada orang-orang yang mengasihi Anak-Nya. Allah mengasihi mereka itu sama seperti Ia mengasihi Anak-Nya (Yohanes 17:23). Kristus menyatakan diri-Nya kepada orang yang mengasihi Dia (Yohanes 17:15,16,23; 16:14). Allah Bapa dan Kristus diam di dalam orang-orang yang mengasihi Kristus. Karunia Allah, yaitu Roh Kudus, diberikan kepada orang-orang yang mengasihi Kristus (Yohanes 14:15-17).

    Kasih kepada Tuhan Yesus akan terus-menerus bertambah di dalam kita, bila kita insaf betapa besarnya dosa-dosa kita dan betapa besar kasih Tuhan Yesus kepada kita sehingga Ia mengampuni dosa-dosa kita (Lukas 7:47-50). Hal ini dilukiskan dalam kehidupan Rasul Paulus dan Yohanes. Lihat 1Timotius 1:12-15; Galatia 2:20; 1Yohanes 4:10.

    (III). KASIH KEPADA MANUSIA

    Allah itu kasih (1Yohanes 4:8), dan Ia telah membuktikan kasih itu di dalam Tuhan Yesus yang mati di atas kayu salib untuk kita. Sebab itu wajiblah kita mengasihi Allah. Tetapi kita tidak dapat mengasihi Allah kalau kita tidak mengasihi saudara-saudara kita (1Yohanes 4:21). Kasih lebih besar daripada iman dan pengharapan (1Korintus 13:13). Kasih adalah hal yang terbesar dan terutama dalam dunia ini. Sebab kasih itu asalnya dari Allah, maka Ia telah menyediakan jalan supaya kasih itu dicurahkan di dalam hati kita. "Karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita" (Roma 5:5). Oleh sebab itu orang-orang Kristen tidak dapat mengasihi dengan benar di luar pertolongan Roh Kudus.

    Tetapi syukurlah! Bila kita dipenuhi Roh Kudus, maka kita akan sungguh-sungguh mengasihi saudara kita dan sesama manusia, bahkan seteru kita.

    Kita patut mengasihi saudara-saudara kita seiman, yaitu semua orang saleh (1Petrus 2:17; Efesus 1:15). Memang orang Kristen harus mengasihi semua orang, tetapi terutama ia patut mengasihi saudara-saudara Kristen yang lain (Galatia 6:10). Kita patut mengasihi sesama kita (Matius 19:19; 22:39). (Siapakah sesama manusia itu dapat kita ketahui dalam Lukas 10:29-37). Di samping itu patutlah kita mengasihi semua orang, juga lawan dan musuh kita (1Tesalonika 3:12; Matius 5:44). Di samping itu patutlah kita mengasihi satu kepada yang lain (Efesus 5:25; Titus 2:4). Suami dan isteri patut mengasihi satu kepada yang lain (Efesus 5:25; Titus 2:4).

    Bukti kasih kepada manusia

    Kita membuktikan kasih kita kepada orang lain dalam hal kita tidak mengerjakan suatu kejahatan kepadanya (Roma 3:10), melainkan kita berbuat baik kepada semua orang (Galatia 6:10). Kasih kita dinyatakan dalam hal kita melayani orang-orang lain (Galatia 5:13). Tuhan Yesus telah memberikan teladan dalam hal Ia melayani orang lain (Yohanes 13:1-5), lihat Filipi 2:4-7. Kasih kita dinyatakan dalam hal kita menanggung beban sesama kita (Galatia 6:2), dan dalam hal kita mengampuni serta menghibur orang yang berdosa (2Korintus 2:7,8; Galatia 6:1).

    Kasih kita buktikan dalam hal kita tidak berbuat sesuatu yang menjadi batu antukan kepada saudara kita yang lain (Roma 14:15,21), dan dalam hal kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera (Roma 14:19). Kasih kita dinyatakan dalam hal kita berbuat baik kepada orang lain serta memberi pinjaman kepadanya (Lukas 6:35; 1Yohanes 3:17). Kasih kita dinyatakan dalam hal kita menegur seseorang yang berbuat salah (Amsal 27:5; Matius 18:15-17), dan dalam hal kita mendoakan mereka (Matius 5:44). Pelajaran lain mengenai kasih terdapat dalam ayat-ayat yang berikut: Roma 12:10; 1Korintus 13:4-7; Yohanes 15:13; 1Yohanes 3:16.

    Kasih adalah buah Roh Kudus (Galatia 5:22; Roma 5:5), dan kita patut berdoa kepada Allah supaya kita bertambah-tambah di dalam kasih (Filipi 1:9). Kalau kita ingin mengasihi orang-orang lain, maka sebaiknya kita membiarkan Tuhan Yesus berdiam di dalam hati kita (Galatia 2:20).

    21. ASAS PENGAJARAN TENTANG JEMAAT KRISTUS


    I. ASAL MULA DAN ARTI JEMAAT KRISTUS

    Jemaat Kristus adalah suatu perhimpunan orang-orang yang telah bertobat dari dosa-dosa mereka, dan telah percaya kepada Yesus Kristus, dan telah dilahirkan kembali oleh pekerjaan Roh Kudus, dan telah dipersatukan dengan Kristus, Kepala mereka, yang senantiasa menyertai mereka (Yohanes 3:7; Kisah 5:14; 11:24). Jemaat adalah tubuh Kristus, dan Kristus adalah Kepalanya (Efesus 1:22,23). Jemaat adalah kabah (tempat kediaman) Roh Kudus (Efesus 2:21,22); dan jemaat itu telah dipersatukan dengan Kristus sebagai satu tubuh (Efesus 5:30,31); dan sebagai anak dara yang suci ia dipertunangkan kepada Kristus (2Korintus 11:2-4).

    Yesus Kristus disebut Kepala Jemaat dan Gembala Agung, Mempelai Laki-laki, Imam Besar dan Batu Penjuru. Anggota-anggota jemaat disebut imam-imam, mempelai perempuan, isteri, kawanan domba, tiang-tiang dan batu-batu yang hidup.

    Dalam Perjanjian Baru ada suatu istilah dalam bahasa Yunani untuk jemaat, yaitu "Eklesia", yang berarti "Orang-orang yang dipanggil". Perkataan-perkataan yang berarti "memanggil" atau yang berhubungan dengan "panggil" terdapat dalam ayat-ayat yang berikut: Roma 8:30; 1Kor 1:9; 2Tesalonika 2:14; 1Petrus 2:9; Roma 1:6,7; 8:28; 1Korintus 1:1,2; Yudas 1:1; Matius 16:18; 18:17.

    Dari ayat-ayat diatas dijelaskan bahwa jemaat telah dipanggil kepada Kristus, dan ada dibawah perintah Kristus. Jadi, jemaat adalah orang-orang yang telah dipanggil (2Timotius 1:9). Jemaat Kristus lebih besar daripada suatu golongan atau bagian dalam jemaat. Suatu golongan tidak dapat mengatakan, "Kami adalah jemaat yang sejati" adalah orang-orang dari antara banyak golongan dan dari antara banyak bangsa dimana-mana tempat. Perkataan "Gereja" lebih cenderung berarti "rumah" atau "Rumah Tuhan". Kata itu berasal dari perkataan Yunani "Kuriakon" yang berarti "milik Tuhan" dan perkataan "Kuraika" yang berarti "rumah Tuhan".

    Tuhan Yesus telah memberi pelajaran tentang jemaat-Nya kepada rasul-rasul dan orang-orang yang percaya kepada Dia, lihat Mat 16:18; Markus 11:17; Matius 18:17. Di dalam doa-Nya (pasal Yohanes 17:1-26) Tuhan telah mempersiapkan murid-murid-Nya untuk jemaat yang akan didirikan.

    Susunan anggaran dasar jemaat adalah seperti berikut: &&Kepala jemaat : Yesus Kristus, Efesus 1:22,23. Anggota-anggota jemaat-Nya : Orang-orang yang sudah dilahirkan kembali, Yohanes 3:1-18. Kerinduan Kristus untuk jemaat-Nya : Segenap pasal Yohanes 17:1-26, Efesus 4:13; 5:27; 1Tesalonika 3:13; Kolose 1:28. Pemimpin-pemimpin jemaat : Pemimpin-pemimpin harus menjadi hamba kepada Kristus dan kepada anggota-anggota jemaat, Efesus 6:6; 2Petrus 1:1; 2Korintus 4:5; Yohanes 13:5,14. Tujuan jemaat : supaya Allah dan Kristus dapat tinggal di dalam hati kita, Yohanes 17:3; Yohanes 14:23; supaya Injil Kristus dikabarkan kepada semua orang, Markus 16:15; Matius 28:19,20. Disiplin jemaat : Lihat Matius 18:15-20; dan pasal 1Korintus 6:1-20. Anggaran rumah tangga jemaat : Khotbah Kristus di atas bukit, pasal Matius 5:1-7:29.

    A. Jemaat Kristus terbentuk pada hari Pentakosta

    Terbentuknya jemaat yaitu pada hari Pentakosta. Sebelum hari itu sudah ada orang-orang yang telah percaya kepada Tuhan Yesus, tetapi pada hari itulah jemaat terbentuk. Murid-murid Tuhan berhimpun dengan sehati di Yerusalem dan tiba-tiba Roh Kudus turun keatas mereka, dan demikian jemaat Kristus terbentuk. Akan tetapi dasar jemaat telah ditetapkan oleh Tuhan Yesus sendiri, yang telah berkata, "Di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku" (Matius 16:18,19). Batu karang ini tidak lain adalah Yesus Kristus sendiri, bukan Petrus. Sebenarnya Petrus tidak diangkat lebih tinggi daripada rasul-rasul lain, seperti yang nyata dalam ayat-ayat: Yohanes 20:19-23; Matius 18:18. Dalam ayat-ayat itu kuasa untuk mengikat dan melepaskan diberikan kepada semua rasul dan kepada segenap jemaat. Tuhan Yesus berkata, "Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru. Barang siapa jatuh keatas batu itu, ia akan hancur, dan barang siapa ditimpa batu itu, ia akan remuk" (Lukas 20:17,18). Kalau ayat itu dibandingkan dengan Matius 18:18; 16:18,19; 1Korintus 3:11; 1Petrus 2:6; dan Efesus 2:20, nyata bahwa dalam hal ini tidak ada perbedaan antara rasul-rasul. Jelas juga dari ayat itu bahwa Tuhan Yesus Kristuslah batu penjuru jemaat. Kesaksian Petrus baik sekali, tetapi hal itu tidak menjadi dasar bagi jemaat. Memang kesaksian itu patut menjadi kesaksian tiap-tiap orang Kristen, dan kesaksian itu telah menjadi asas pelajaran orang Kristen. Tuhan Yesus Kristus yang mendirikan jemaat dan Ia adalah dasar jemaat. Jemaat didirikan oleh rasul-rasul dan orang-orang percaya. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambahkan jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan, akan tetapi Tuhan menambahi jumlah mereka setelah mereka sendiri bertobat dan percaya (Kisah 11:24).

    Jemaat yang mula-mula itu mempunyai tempat-tempat tertentu untuk berhimpun, misalnya: dalam bilik yang di atas (Kisah 1:13), dalam Kabah (Kisah 5:12), dalam rumah-rumah anggota (Kisah 2:46; 12:12). Maka mereka berhimpun pada waktu-waktu tertentu, yaitu pada mulanya setiap hari (Kisah 21:46), kemudian pada tiap-tiap hari yang pertama dalam seminggu (Kisah 20:7; Wahyu 1:10). Ada juga jam-jam tertentu untuk berdoa (Kisah 3:1; 10:9). Dan setiap hari bertambahlah orang yang diselamatkan (Kisah 2:47; 1:15; 2:41; 4:4).

    Jemaat itu meluas sampai ke Yudea dan Samaria seperti yang dikatakan dalam Kisah 8:1-25. Kemudian meluas lagi sampai ke Antiokhia di Siria, dan Rasul Paulus menjadi pemimpinnya seperti Petrus dan Yakobus menjadi pemimpin jemaat di Yerusalem. Sebenarnya bilamana ada dua, tiga, atau lebih orang yang percaya berhimpun untuk menyembah kepada Tuhan Yesus, maka disitulah terbentuk jemaat Kristus.

    B. Dalam Perjanjian Baru ada dua arti untuk Jemaat

    Perkataan jemaat mempunyai dua arti dalam Perjanjian Baru. Pertama, jemaat yang tidak kelihatan. Ini berarti perhimpunan semua orang saleh sepanjang masa yang dipersatukan dengan Allah oleh iman kepada Kristus, baik di dalam sorga maupun di atas bumi (Ef 1:2; 3:21; Ibrani 12:23). Itulah jemaat seperti yang dilihat oleh Allah. Kedua, jemaat yang kelihatan. Ini berarti perhimpunan orang-orang yang percaya yang dipersatukan dengan Allah oleh iman kepada Kristus. Tetapi ada juga diantaranya orang-orang yang mengaku sebagai orang Kristen. Namun tidak pernah bertobat atau sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan. Jemaat yang kelihatan itu dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

    1. Suatu perkumpulan kecil di dalam rumah orang yang percaya, Roma 16:5; dan Filemon 1:2.
    2. Jemaat di dalam suatu kota atau daerah, 1Kor 1:2; 1Tesalonika 1:1.
    3. Seluruh jemaat dalam satu negara atau kerajaan, Galatia 1:2.

    Dalam sebuah jemaat yang kelihatan terdapat orang-orang yang sungguh-sungguh percaya dan dilahirkan kembali, ada pula orang-orang yang mentaati peraturan jemaat tetapi mereka belum dilahirkan kembali, meskipun nama mereka tercatat dalam daftar anggota jemaat itu. Hal ini diterangkan dalam perumpamaan tentang gandum dan lalang, dan tentang ikan yang baik dan yang tidak baik (Matius 13:24-43,47-52).

    Jemaat secara keseluruhan berarti segenap jemaat dari segala bangsa dan dari semua negara. Suatu golongan atau tatacara jemaat hanyalah merupakan sebagian daripada jemaat secara keseluruhan. Tiap-tiap orang Kristen patut mencari dan menjadi anggota dalam jemaat dimana segenap Injil diberitakan. Yang dimaksud "Jemaat yang sejati" ialah semua orang yang telah bertobat dan percaya kepada Kristus serta sungguh-sungguh telah dilahirkan kembali. Baiklah kita menyelidiki lebih jauh tentang jemaat yang kelihatan.

    C. Lukisan-lukisan tentang Jemaat

    Jemaat Kristus dilukiskan seperti suatu tubuh, seperti kabah, seperti mempelai perempuan dan seperti ranting-ranting. Jemaat adalah tubuh Kristus dan Kristus ialah Kepalanya. Jadi ada hubungan yang erat sekali antara Kristus dan jemaat. Sesungguhnya hal itu lebih daripada suatu hubungan, itu adalah persatuan dengan Kristus. Seperti Kristus dan Allah Bapa itu satu, begitu pula kita dengan Kristus (Yohanes 17:21). Keduanya dapat hidup dari satu pancaran, sama seperti kepala dan tubuh manusia. Tuhan Yesus ialah Kepala Jemaat dan pemberi kehidupan kepada jemaat (Efesus 5:23,24; 1:22,23; Kolose 1:18; 2:19). Kristuslah pusat persatuannya dan dengan kuasa-Nya jemaat makin bertambah-tambah (Efesus 4:15,16; Kolose 2:19). Demikian juga ada hubungan yang erat sekali di antara anggota-anggota jemaat seperti yang diterangkan dalam 1Korintus 12:12-27; Roma 12:4,5; Efesus 4:1-4,15,16. Anggota-anggota "Tubuh" itu wajib bekerja sama, serta saling menolong dan saling membantu supaya Kepala itu ditinggikan dan dipermuliakan; dan supaya tubuh itu bertambah suci, menuju kesempurnaan, sesuai dengan teladan Kristus (Efesus 4:12,13). Mengenai Tuhan Yesus sebagai pusat persatuan jemaat dilukiskan dengan roda dan jari-jarinya. Lebih dekat dengan pusat roda jari-jari itu lebih dekat satu kepada yang lain. Demikian pula keadaan kita dengan Kristus, sebagai pusat roda itu. Makin lebih dekat kepada Kristus, makin lebih dekat pula anggota-anggota satu dengan yang lain.

    Jemaat itulah kabah (tempat tinggal) bagi Roh Kudus (Efesus 2:21,22). Rasul Paulus menyebutkan Yesus Kristus "Dasar" jemaat (1Korintus 3:9-17). Petrus dan Paulus menyebutkan Yesus Kristus "Batu Penjuru" jemaat (Efesus 2:20; 1Petrus 2:4-8).

    Ada satu pasal dimana Rasul Paulus menjelaskan tentang tiap-tiap orang Kristen sebagai anggota tubuh Kristus dan sebagai kabah Roh Kudus (1Korintus 6:15,19). Lalu Rasul Petrus berkata bahwa orang-orang Kristen adalah batu-batu yang hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, dan imam-imam yang kudus (1Petrus 2:5). Rasul-rasul mengerti bahwa Tuhan sendiri berkata, "Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu, Aku datang kembali kepadamu" (Yohanes 14:18). Mereka mengerti bahwa Tuhan Yesus akan tetap mendoakan mereka di hadapan Allah, dan Tuhan Yesus akan menyertai mereka dengan perantaraan Roh Kudus. Seperti Kristus adalah kabah Roh Kudus yang mendiami Dia dengan tidak dibatasi, demikian pula jemaat yang menjadi Tubuh-Nya adalah kabah Roh Kudus yang dikaruniakan kepada jemaat itu dengan perantaraan Kepalanya yang hidup, yaitu Kristus. Sebagaimana Allah hanya dapat dilihat dalam Kristus, demikian pula Roh Kudus hanya dapat dilihat dalam jemaat itu. Selanjutnya, sebagaimana Kristus adalah teladan Allah begitu pun jemaat adalah teladan Kristus; dan kelak bila anggota jemaat dipermuliakan maka mereka itu akan menjadi serupa dengan Dia. "Jemaat Kristus dan kerajaan Kristus, yaitu kerajaan Kristus di atas bumi, tidak sama. Dalam arti lain keduanya sama, sebab sebagaimana rajanya demikian pun kerajaannya. Pada waktu ini Raja itu ada di dalam dunia melalui Roh Kudus, dan tidak kelihatan. Demikianlah Kerajaan Kristus itu ada didalam hati orang yang percaya dan tidak kelihatan. Tentu Raja itu akan datang kembali dengan kemuliaan dan dalam kenyataan, sebagaimana kerajaan-Nya nanti datang di dalam kenyataan dan dengan kemuliaan. Dengan perkataan lain, Kerajaan Kristus sudah ada di sini, tetapi belum tampak, dan kelak akan dinyatakan. Sekarang kerajaan rohani itu diatur oleh Roh Kudus, dan kerajaan rohani itu ada sejak hari Pentakosta sampai hari kedatangan-Nya kelak (Parousia). Pada waktu Ia datang dalam kemuliaan-Nya pada waktu Ia mengambil kekuasaan-Nya lalu memerintah (Wahyu 11:17), pada waktu Ia, yang sekarang telah pergi ke tempat yang jauh untuk menerima kerajaan-Nya, kembali dan mengambil kuasa untuk memerintah (Lukas 19:15), barulah yang tidak kelihatan akan dinyatakan dengan terus terang dalam kerajaan itu, dan pada waktu itu kuasa untuk memerintah akan diserahkan oleh Roh Kudus kepada Yesus Kristus". Dr. A.J. Gordon.

    Jemaat adalah mempelai perempuan, dan Tuhan Yesus adalah mempelai laki-laki. Memang hal ini merupakan satu rahasia, tetapi benar (2Korintus 11:2; Efesus 5:25-27; Wahyu 19:7-9; 22:17). Tuhan Yesus sangat mengasihi mempelai perempuan-Nya (jemaat-Nya) sehingga nanti Ia akan menghadapkan mempelai perempuan itu kepada Allah dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, dan dalam keadaan kudus. Rupanya hal itu akan terjadi pada perkawinan Anak Domba, yang dikatakan dalam kitab Wahyu. Peristiwa itu tentu merupakan suatu peristiwa yang sangat mulia dan penuh kesukaan.

    Jemaat ataupun anggota-anggotanya dilukiskan sebagai ranting-ranting dan Kristus adalah pokok anggur (Yohanes 15:1-10; Roma 11:24). Hal itu menyatakan bahwa anggota-anggota jemaat tidak dapat hidup kalau terpisah dari Tuhan Yesus.

    II. MENGATUR JEMAAT DAN ANGGOTA-ANGGOTANYA

    A. Mengatur Jemaat

    Dalam jemaat yang mula-mula, anggota-anggotanya telah menyadari bahwa di dalam suatu jemaat perlu ada beberapa peraturan, lalu mereka mulai mengatur jemaat itu. Sebelum hari Pentakosta mereka telah memilih seseorang yang menggantikan Yudas (Kisah 1:15-26). Pada waktu Rasul Paulus berjalan keliling mengabarkan Injil di tempat-tempat itu ia menentukan ketua-ketua di dalam jemaat-jemaat yang baru terbentuk itu (Kisah 14:23). Dan rupanya peraturan itu tetap dijalankan dalam jemaat-jemaat selanjutnya (Titus 1:5).

    Dalam hal mengatur jemaat kita meneguhkan jemaat itu serta memberikan cara bagaimana jemaat itu dapat bertambah-tambah dan bagaimana jemaat itu melaksanakan tugasnya, yaitu mengabarkan Injil ke seluruh dunia. Orang-orang Kristen bebas untuk mengatur jemaat asal mereka mentaati segenap Perjanjian Baru. Akan tetapi kalau suatu perhimpunan menganggap bahwa jemaatnya sempurna, yang paling benar, dan melebihi segenap jemaat yang lain, maka orang-orang itu menabur bibit perpecahan. Memang orang-orang Kristen bebas mengatur jemaatnya, tetapi tidak boleh ada suatu golongan yang berpendapat bahwa hanya jemaatnya yang benar.

    Ingatlah bahwa peraturan jemaat itu hanyalah sebagai kaki pelita, bukan pelitanya. Kaki pelita hanya menolong pelita, dan kalau pelita sudah padam maka kakinya tidak berfaedah lagi (Wahyu 2:5).

    Mula-mula peraturan jemaat itu sederhana sekali, tetapi makin lama makin bertambah peraturannya. Kita patut menjaga supaya tidak ada peraturan-peraturan yang kurang penting, dan segala peraturan harus dialaskan pada Perjanjian Baru. Pada mulanya, jemaat Kristus adalah perhimpunan beberapa orang yang sudah diselamatkan oleh Tuhan Yesus Kristus. Itulah perhimpunan yang suci, lalu berkembang menjadi perhimpunan asas yang benar, selanjutnya menjadi perhimpunan yang dikepalai oleh ketua-ketua dan uskup-uskup. Kita harus menjaga agar asas pengajaran yang diberitakan tetap benar, tetapi terutama kita harus berjaga-jaga supaya jemaat tetap merupakan suatu perhimpunan yang suci.

    B. Anggota-anggota Jemaat

    Tiap-tiap anggota jemaat harus percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan yang menebusnya (Matius 16:16-18; Kisah 2:38,39). Seluruh khotbah Petrus dalam Kisah para Rasul dua menerangkan hal ini. Tiap-tiap anggota wajib diselamatkan, yaitu dilahirkan kembali (Kisah 2:47, bandingkan dengan Yohanes 3:3,5). Dalam jemaat yang mula-mula anggota-anggotanya harus "bertambah di dalam Tuhan" sebelum bertumbuh di dalam jemaat (Kisah 5:14; 11:24). Tiap-tiap anggota harus sudah bertobat, lalu dibaptiskan dengan nama Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus (Kisah 2:38-41; 10:47,48; 22:16; Matius 28:19; Roma 10:9,10). Tiap-tiap anggota harus percaya serta mentaati pengajaran rasul-rasul (Kisah 2:42; Efesus 2:20), yang tidak lain adalah pengajaran Alkitab.

    C. Jabatan dalam Jemaat

    Dalam jemaat yang mula-mula sudah ada pemilihan orang-orang untuk menerima jabatan, yaitu, penatua pemilik jemaat dan diaken (Kisah 1:15-26; 14:23; Titus 1:5; Kisah 6:3). Dalam jemaat yang mula-mula itu hanya ada dua jabatan, yaitu ketua (penatua) atau uskup (penilik jemaat) dan syamas atau diaken (pelayan jemaat). Sesudah zaman rasul-rasul jemaat mulai membedakan antara ketua dan uskup, padahal pada mulanya kedua jabatan itu sama. Waktu itu uskup ditinggikan, lihat Kisah 20:17,28; Filipi 1:1; 1Timotius 3:1,8; Titus 1:5,7; 1Petrus 5:1. Perkataan "uskup" dalam bahasa Yunani artinya "pengatur", dan "ketua" berarti orang yang tua yang mempunyai banyak pengalaman dan berakal budi. Diaken berarti pelayan atau pembela jemaat. Jadi, ketua atau uskup ialah orang yang mengatur hal-hal rohani dalam jemaat dan diaken mengatur perkara jasmani dan juga membantu dalam hal rohani. Diaken itu mula-mula ditentukan dalam Kisah 6:1-6, dan mereka itu diberi pekerjaan mengatur makanan. Tetapi dua dari mereka (Stefanus dan Filipus) telah melakukan pekerjaan rohani, dan rupa-rupanya yang lain juga demikian. Memang tuntutan bagi mereka itu adalah tuntutan rohani sama seperti untuk ketua-ketua (Kisah 6:3). Diaken mulai ditentukan mulai tahun 33 (Kisah 6:1-6), dan ketua-ketua ini mulai ditentukan mulai tahun 45 (Kisah 11:30). Akan tetapi dalam jemaat yang mula-mula itu terdapat dua jabatan lagi, yaitu diaken perempuan (Filipi 4:2,3; Roma 16:1), dan pemberitaan Injil (Evangelist) (Efesus 4:11). Pengabar Injil biasanya berjalan berkeliling diantara jemaat-jemaat, tetapi diaken perempuan itu bekerja dalam jemaatnya sendiri.

    Pada mulanya jelas bahwa atas kehendak semua jemaat rasul-rasul itu menjadi pengurus jemaat. Akan tetapi rasul-rasul juga menyerahkan pekerjaan menjadi pengurus itu kepada orang lain, seperti Timotius dan Titus.

    Rasul Paulus dalam Efesus 4:11 menyebutkan pejabat-pejabat sebagai: rasul, nabi, pemberita Injil (evangelist), gembala dan guru. Gembala dan guru patut dipersatukan sebab tugas keduanya tidak dapat diceraikan. Pada masa sekarang tidak lagi rasul dan nabi-nabi, yaitu dalam hal bernubuat tentang hal-hal yang akan datang. Sekarang nabi tidak lain adalah orang yang menyampaikan Sabda Allah kepada manusia, dan dalam hal itu ia sama dengan gembala sidang atau pemberita injil. Pemberita injil (evangelist), gembala sidang dan guru masih ada sampai sekarang. Gembala sama dengan yang mula-mula disebut ketua atau uskup. Jabatan diaken pada masa kini hampir sama dengan jabatan majelis gereja.

    D. Kewajiban Pejabat dalam Jemaat

    Di dalam jemaat pada waktu ini hanya ada tiga macam jabatan yang sesuai dengan keadaan pada masa jemaat yang mula-mula yaitu Gembala Sidang, Pemberita Injil (evangelist) dan Majelis Gereja. Kewajiban Gembala Sidang dan Majelis Gereja akan diselidiki pada bagian selanjutnya karena kedua jabatan itu penting bagi jemaat Kristus pada masa kini.

    1. Kewajiban Gembala Sidang

    Gembala Sidang wajib menjadi teladan rohani serta guru untuk hal-hal rohani baik kepada umum maupun kepada setiap pribadi anggota jemaatnya (Kisah 20:20,21,35; 1Tesalonika 5:12; Ibrani 13:7,17; 1Timotius 2:1-4,8; 4:12-16; 5:1,19-22; 6:10-14,20,21; 2Timotius 1:6-8; 2:1-6,15,23,24; 4:1-8). Berdoa dan menjadi tauladan rohani sama pentingnya dan lebih penting daripada pekerjaan berkhotbah. Gembala Sidang patut menjadi pembawa jiwa, membawa orang-orang kepada Tuhan Yesus, dan menjadi teladan bagi anggota-anggotanya dalam hal itu, supaya mereka menuruti teladannya. Di samping itu Gembala Sidang wajib melakukan tanda Ezrar (Perjamuan Tuhan dan Pembaptisan) pada waktu-waktu yang ditetapkan dalam jemaat (Matius 28:19,20; 1Korintus 11:20-54). Gembala Sidang wajib menjadi ketua bagian tata usaha jemaat dan ketua bagian yang bertugas menjalankan disiplin (1Korintus 5:4,5).

    2. Kewajiban Majelis Gereja

    Majelis Gereja harus menjadi penolong Gembala Sidang dalam hal-hal rohani, dan mengatur hal-hal jasmani (Kisah 6:1-6; 8:20; Roma 12:7; 1Korintus 12:28; Filipi 1:1). Majelis Gereja harus membantu Gembala Sidang dalam mengunjungi dan menolong anggota-anggotanya yang sakit, yang miskin, serta anggota-anggota yang perlu ditolong baik dalam hal-hal rohani maupun jasmani (1Timotius 3:8-13; Kisah 6:1-4; Roma 16:1,2; 1Timotius 3:11). Sebenarnya, yang diwajibkan kepada Gembala Sidang diwajibkan juga kepada Majelis Gereja; dan tuntutan rohani untuk keduanya juga sama.

    E. Sistem pengaturan dalam Jemaat

    Pada umumnya, ada tiga sistem pengaturan dalam jemaat, yaitu Episcopal, Presbyterian dan Congregational. Tiap-tiap jemaat termasuk dalam salah satu dari ketiga golongan itu meskipun tidak disebut demikian. Dalam gereja Roma Katolik kekuasaan tertinggi ada di dalam tangan Paus. Hal itu tidak benar dan tidak beralaskan Alkitab.

    Episcopal berarti pemerintahan oleh uskup-uskup. Uskup adalah pendeta (Gembala Sidang) yang diangkat lebih tinggi daripada pendeta-pendeta biasa supaya ia mengatur dan memerintah jemaat.

    Presbyterian berarti pemerintahan oleh ketua-ketua serta anggota-anggota. Dalam perkataan lain "ketua-ketua" termasuk juga pendeta-pendeta.

    Congregational berarti pemerintahan oleh anggota-anggota, yaitu anggota-anggota dalam jemaat setempat, tidak ada ikatan dengan jemaat-jemaat lain.

    Walaupun ada jemaat-jemaat yang dengan tepat menuruti salah satu dari ketiga sistem ini serta berusaha membuktikan bahwa sistemnya berasal dari Perjanjian Baru, tetapi sebenarnya Perjanjian Baru tidak mengemukakan satu sistem yang pasti dan tetap. Sistem pengaturan dalam Perjanjian Baru bukan semata-mata Episcopal, walaupun ada yang cenderung kepada sistem itu. Setiap jemaat mempunyai hak untuk mengatur sendiri, dan pendeta-pendeta serta ketua-ketua mempunyai hak untuk ikut mengambil bagian dalam mengatur jemaat. Jemaat-jemaat yang mula-mula diatur oleh rasul-rasul, tetapi setiap jemaat berdiri sendiri dan tidak digabungkan. Jadi, masing-masing mempunyai kuasa untuk mengurus persoalannya sendiri serta berdiri sendiri; akan tetapi Rasul Paulus telah memberikan hak kepada orang-orang di dalam jemaat untuk melantik ketua-ketua dan gembala-gembala sidang. Bacalah ayat-ayat berikut: Kisah 20:17,28; 14:23,24; Titus 1:5; Kisah 1:23-26; 6:3-6; 13:2,3; 15:2,4,22,30; 2Korintus 8:19; Matius 18:17; 1Korintus 5:4,5,13. Tiap-tiap jemaat berhak menjalankan disiplin serta mengucilkan seseorang yang bersalah (Matius 18:17; 1Korintus 5:1-5; 2Tesalonika 3:6). Tiap jemaat memilih pemimpin-pemimpinnya sendiri (Kisah 1:26; 6:1-6).

    III. PENYEMBAHAN DAN TANDA ESRAR DALAM JEMAAT

    Kewajiban yang terutama bagi orang Kristen yaitu menyembah dan mempermuliakan Allah (Yohanes 4:23); dan kedua yaitu supaya ia menjadi suci (Efesus 1:4-6; 1Petrus 1:15; Efesus 5:27; Roma 12:1; Kolose 1:22). Juga jemaat diwajibkan mengabarkan Injil ke seluruh dunia kepada semua bangsa, mengajar mereka untuk melakukan segala sesuatu yang telah diperintahkan Tuhan Yesus, dan membaptiskan mereka dalam nama Bapa, dan Anak, dan Roh Kudus (Matius 28:19,20; Markus 16:15-18; Kisah 2:1-47; 5:42; 6:5-8; Efesus 3:8; Kisah 15:7). Dengan perkataan lain jemaat wajib memberitakan Yesus Kristus serta menyatakan Kristus melalui kehidupan yang suci. Selain itu tiap-tiap orang Kristen wajib disempurnakan sampai menjadi seperti teladan Yesus Kristus (Efesus 4:11-15). Tiap-tiap orang Kristen harus dibaptis dan dipenuhi dengan Roh Kudus (Matius 3:11; Markus 1:8; Lukas 3:16; Yohanes 1:33; Kisah 1:4,5; 19:2; 1Petrus 1:12). Perjanjian-perjanjian itu adalah untuk semua orang Kristen, dan tuntutan-tuntutan itu diwajibkan kepada semua orang Kristen pada masa ini juga. Sebenarnya kita tidak dapat hidup dalam kesucian kalau kita tidak dipenuhi dengan Roh Kudus. Jadi kalau kita dipenuhi dengan Roh Kudus barulah kita dapat menjadi saksi-saksi yang baik bagi Tuhan Yesus (Kisah 1:8; 8:1-4).

    Kebaktian umum dalam jemaat yang mula-mula meliputi tujuh bagian, yaitu: Puji-pujian (yaitu menyanyi dan bermazmur), berdoa, bernubuat (1Korintus 14:3,26,29-31), membaca Alkitab serta memberikan penjelasannya, membaca surat rasul-rasul, penyerahan persembahan dan persepuluhan, dan mengadakan Perjamuan Tuhan. Sikap dalam berbakti: sederhana, penuh rasa hormat dan takut akan Allah, dengan ucapan syukur dan dengan bersukacita (Kisah 2:46,47; Lukas 24:52,53).

    Kalau kita mempelajari Perjanjian Baru kita akan mengerti bagaimana jemaat yang mula-mula itu menyembah. Tuhan Yesus dan murid-murid-Nya menyanyikan puji-pujian (Mar 14:26, bandingkan dengan Ef 5:19). Orang-orang yang percaya berkumpul untuk berdoa sebelum hari Pentakosta (Kisah 1:14). Mereka biasa memecahkan roti (yang tidak lain adalah Perjamuan Tuhan), serta berdoa (Kisah 2:42,46; 20:7). Mereka biasa berhimpun pada hari Minggu (Yohanes 20:19; Kisah 20:7).

    Justin Martyr menulis bagaimana kebaktian Kristen dilakukan semasa hidupnya, "Pada hari Minggu setelah orang-orang berhimpun lalu dibacakan surat-surat Rasul dan Kitab para Nabi. Kemudian si pemimpin memberi nasihat supaya orang-orang saleh itu mengikuti jejak rasul-rasul dan nabi-nabi itu serta meniru kelakuan mereka. Sesudah itu mereka berdoa. Kemudian Perjamuan Tuhan diadakan lalu persembahan-persembahan diberikan kepada Tuhan.

    A. Hari untuk berbakti yaitu hari Minggu

    Sudah jelas bahwa orang-orang Kristen yang mula-mula biasa berkumpul pada hari pertama dalam Minggu. Hari Minggu umumnya disebut "Hari Tuhan" dalam jemaat yang mula-mula. Mereka tidak lagi memegang hari Sabat (hari Sabtu) orang-orang Yahudi. Sudah nyata bahwa perubahan itu dikehendaki Tuhan oleh sebab: 1) Teladan Yesus Kristus, 2) Pesan Rasul-Rasul, 3) Dibiasakan dalam jemaat yang mula-mula.

    Hari yang pertama (hari kebangkitan Tuhan) disahkan oleh Tuhan Yesus dengan beberapa kali sesudah kebangkitan-Nya Ia berhimpun dengan murid-murid-Nya pada hari itu (Yohanes 20:1,19,26). Kemudian rasul-rasul juga mensahkan perubahan itu; rupanya hal itu menuruti teladan Yesus Kristus sesudah Ia bangkit, yang dikatakan-Nya kepada rasul-rasul-Nya dalam masa empat puluh hari. Selidikilah Kisah 1:1,2; 20:7; 1Korintus 16:1,2; Wahyu 1:10. Prinsip-prinsip yang menjadi pedoman dalam memeliharakan Hari Tuhan (hari Minggu) terdapat dalam ayat-ayat yang berikut: Yesaya 58:13; Yohanes 4:24; Markus 2:27,28.

    B. Tanda Esrar dalam jemaat

    Tanda Esrar adalah suatu syarat atau peraturan yang dipesankan oleh Tuhan Yesus, yang menyatakan atau mengibaratkan bahwa keselamatan adalah oleh Kristus. Ada DUA, dan hanya ada DUA tanda Esrar dalam jemaat Kristus, yaitu Baptisan, dan Perjamuan Tuhan. Barangsiapa menambah dengan yang lain lagi berarti tidak sesuai dengan isi Alkitab. Tanda Esrar tidak lain adalah tanda-tanda persatuan orang-orang Kristen dengan Tuhan sendiri. Dalam jemaat yang mula-mula tiap-tiap tanda Esrar diberikan dan disahkan oleh Tuhan Yesus sendiri. Jadi jelas bahwa dalam Alkitab hanya ada DUA tanda Esrar yang diberikan oleh Tuhan Yesus.

    1. Baptisan
    2. Perjamuan Tuhan

    1. Baptisan

    Pada umumnya baptisan adalah tanda bahwa orang itu sudah menjadi pengikut Kristus. Lebih dalam lagi dan lebih lanjut baptisan adalah tanda bahwa oleh iman orang itu telah dipersatukan dengan Yesus Kristus. Itulah tandanya bahwa ia telah dilahirkan kembali karena ia telah dipersatukan dengan Kristus (Matius 28:19,20; Markus 16:15,16; Kisah 2:38; Roma 6:3-5; Kolose 2:11,12; Kisah 19:4). Dalam Matius 21:25 Tuhan Yesus mengesahkan baptisan oleh Yohanes (Matius 3:13-17). Baptisan adalah tanda bahwa orang itu sudah bertobat serta percaya kepada Yesus Kristus, dan itu merupakan pengakuan kepada umum bahwa ia telah menjadi pengikut Kristus. Selain itu baptisan juga merupakan tanda bahwa oleh iman orang itu sudah mengambil bagian dalam kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.

    a. Siapa yang patut dibaptiskan

    Jelas dalam Alkitab bahwa hanya orang yang percaya yang patut dibaptiskan, yaitu yang sudah bertobat serta sudah percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamatnya. Atau, dengan perkataan lain, hanya orang yang sudah dilahirkan kembali yang patut dibaptiskan (Kisah 2:37-41; 8:12; Roma 6:1-4; 1Korintus 10:1,2; Kolose 2:12; Matius 28:19; Kisah 18:8; 19:4). Bagaimana mungkin anak-anak kecil dapat bertobat serta percaya kepada Yesus Kristus ? Tentu hanya orang yang sudah cukup umurnya yang dapat melakukan hal itu. Baptisan sekali-kali tidak menghapuskan dosa seseorang, oleh karena baptisan itu hanya suatu tanda bahwa dosa-dosanya sudah terhapus di dalam darah Yesus Kristus, sebab ia telah percaya dan dilahirkan kembali. Dalam Perjanjian Baru perkataan bertobat selalu mendahului perkataan baptisan (Matius 3:2,36; Kisah 2:37-41; 8:12; 18:8; 19:4). Hal itu menyatakan bahwa kanak-kanak tidak layak untuk dibaptiskan sebab mereka belum percaya. Dalam sebagian besar jemaat pada masa sekarang, orang Kristen mempersembahkan anak-anak mereka kepada Tuhan, yaitu Gembala Sidang menggendong kanak-kanak itu atau menumpangkan tangan ke atasnya, lalu mendoakan mereka serta menyerahkan mereka kepada Tuhan. Lihat Matius 19:14; 1Samuel 1:27,28; Lukas 2:23-28). Pada waktu itu ibu bapa anak itu berjanji di hadapan jemaat bahwa anak itu akan diajar tentang Firman Tuhan dan keselamatan di dalam Kristus.

    b. Cara baptisan

    Kebanyakan para ahli bahasa Yunani berpendapat bahwa "Baptiso" hanya berarti baptisan selam. Demikian pula banyak ahli dan guru-guru besar mengakui bahwa baptisan yang sah yaitu baptisan selam. Kepercayaan itu diteguhkan oleh ayat-ayat yang berikut: Markus 1:5,8,10; Yohanes 3:23; Kisah 8:38,39; Roma 6:3,4; 1Korintus 10:1,2; Kolose 2:12.

    2. Perjamuan Tuhan

    Perjamuan Tuhan diberikan kepada jemaat serta disahkan oleh Yesus Kristus (Matius 26:26-30; Markus 14:22-24; Lukas 22:19,20; 1Korintus 11:23-25). Perjamuan Tuhan adalah tanda Esra yang diadakan oleh Yesus Kristus dan diwajibkan kepada orang-orang Kristen. Perjamuan Tuhan menandakan persekutuan orang-orang Kristen dengan Kristus, dan bahwa orang-orang Kristen yang makan dan minum Perjamuan itu tetap mempunyai persekutuan dengan Tuhan Yesus dalam kematian dan kebangkitan-Nya. Dengan makan dan minum Perjamuan Tuhan kita bersekutu dengan Kristus, dan oleh iman kita makan daging Kristus serta minum darah-Nya, lihat Yohanes 6:51-58. Perjamuan Tuhan harus dimakan dengan iman. Kalau hal itu hanya dilaksanakan secara jasmani saja, maka orang yang makan dan minum perjamuan itu salah besar. Perjamuan Tuhan haruslah dilakukan dengan sikap rohani yang benar. Orang-orang yang ikut makan dan minum dalam perjamuan itu wajib menyelidiki hatinya sendiri dan jangan membiarkan dosa di dalam hatinya. Bila kita makan dan minum dengan sikap rohani yang benar dan disertai iman, tentu kita berkenan kepada Kristus dan jiwa serta tubuh kita disucikan di dalam darah-Nya. Dengan hal itu kita memasyhurkan kematian Kristus sampai pada kedatangan-Nya yang kedua kali. Nanti bilamana Tuhan kembali ke dunia, maka hal itu tidak perlu lagi dilakukan. Dengan cara yang ajaib di dalam Perjamuan Tuhan kita dipersatukan dengan Yesus Kristus. Biasanya hanya orang-orang yang sudah dibaptiskan yang diperbolehkan ikut makan dan minum Perjamuan Tuhan.

    Pelajaran Alkitab dan keyakinan orang-orang Protestan tentang Perjamuan Tuhan adalah demikian: Roti dan anggur itu sesudahnya dipersembahkan kepada Tuhan tidak berubah menjadi daging dan darah Kristus, tetapi tetap sebagai roti dan anggur. Tidak ada jalan untuk menerima Kristus dengan makan atau minum. Akan tetapi Perjamuan Tuhan lebih daripada sekedar perjamuan peringatan untuk Tuhan. Kalau roti itu dimakan dan anggur itu diminum dengan iman, dan dengan cara rohani, maka hal itu membawa hubungan yang erat dengan Tuhan Yesus, dan lebih lagi menguatkan persatuan dengan Dia, yang sesungguhnya tidak didapati melalui cara lain. Dengan iman dan dengan sikap rohani kita makan daging dan minum darah Kristus.

    Pelajaran rohani dari hal Perjamuan Tuhan dan persekutuan kita dengan Dia terdapat dalam Yohanes 6:48-58. Kalau Perjamuan Tuhan dimakan dengan sikap yang benar maka kita dapat menginsafi serta mengalami apa yang dikatakan Tuhan Yesus dalam Yohanes pasal enam itu.

    Jadi dapat dikatakan, bahwa baptisan adalah tanda Esrar yang melambangkan kelahiran kembali; dan Perjamuan Tuhan adalah Tanda Esrar yang melambangkan kekudusan. Pertama-tama melambangkan persatuan kita dengan Kristus, kedua melambangkan keadaan kita yang tinggal tetap di dalam Kristus.

    IV. PEKERJAAN JEMAAT DAN PAHALA BAGI JEMAAT

    A. Pekerjaan Jemaat

    Pekerjaan jemaat itu ada dua, yaitu meneguhkan orang-orang yang percaya dan mengabarkan Injil.

    1. Meneguhkan orang-orang yang percaya yaitu mengajarkan dan meneguhkan orang-orang saleh dalam anugerah Tuhan dan kebenaran yang ada di dalam Injil. Sesudah orang-orang percaya, maka mereka itu patut diajar tentang asas pelajaran yang benar, dan mereka patut dipenuhi dengan Roh Kudus. Ada lima unsur yang membantu dalam meneguhkan jemaat Kristus, yaitu: a) Pengabar-pengabar Injil (Efesus 4:11-13); b) Alkitab (Kolose 3:16; Ibrani 5:14; 1Petrus 2:2); c) Roh Kudus (Galatia 5:25; Efesus 5:18); d) Karunia-karunia Roh Kudus (1Korintus 12:4-12); e) Kedua Tanda Esrar (1Korintus 11:26).

    Tuhan Yesus memanggil kita supaya kita menerima Dia dan mengikuti Dia. Kita diselamatkan oleh kasih karunia dan kita juga bertambah-tambah dalam kasih karunia dan pengetahuan akan Tuhan (2Petrus 3:18). Kita bukan hanya diangkat dari lumpur dosa, tetapi kita juga dibangunkan menjadi suatu kabah yang suci, tempat kediaman Allah (Efesus 2:21).

    2. Mengabarkan Injil merupakan usaha jemaat supaya orang-orang berdosa diselamatkan, yaitu dilepaskan dari perhambaan dosa-dosa mereka dan dari hukuman yang kekal. Kita tidak dapat membawa segenap dunia kepada Kristus tetapi kita harus membawa Kristus kepada segenap dunia, yaitu kepada manusia disegala tempat. Jadi pekerjaan jemaat adalah mengabarkan Injil kepada segala bangsa. Dalam masa ini tidak semua orang mau menerima Injil, jadi tidak semuanya mau menerima Kristus (pasal Matius 13:1-58). Kalau begitu apakah kewajiban kita dalam hal ini? Kita harus menjadi saksi, memberitakan Injil kepada seluruh bangsa (Matius 28:19,20; Markus 16:15; Kisah 1:8). Dan apakah yang akan terjadi? Beberapa orang akan percaya dan beberapa orang tidak. Markus 16:16 mengemukakan hal itu. Apakah yang masih diperbuat oleh Tuhan dalam masa kasih karunia ini? "Tuhan masih menilik orang kafir serta memilih daripadanya suatu kaum untuk Nama-Nya" (Kisah 15:14, TKB). Kalau kita mengerti hal itu, kita dapat mengatur pekerjaan kita sesuai dengan maksud dan peraturan Tuhan.

    B. Disiplin dalam Jemaat

    Disiplin dalam jemaat, yaitu membetulkan kesalahan atau dosa anggota jemaat, adalah tanggungjawab segenap jemaat dan Majelis Gereja, dan kalau tidak dapat dibetulkan mereka itu dikucilkan dari jemaat. Melaksanakan disiplin juga merupakan salah satu hal untuk meneguhkan orang Kristen. Kalau dosa dibiarkan dalam jemaat maka hal itu akan menajiskan segenap jemaat (1Korintus 5:1-8). Sama seperti satu mangga yang busuk dibiarkan di dalam keranjang, maka mangga itu akan membusukkan semuanya.

    Ada dua macam kesalahan, yaitu kesalahan terhadap satu atau dua orang anggota dan kesalahan terhadap jemaat. Disiplin untuk kesalahan antara dua anggota terdapat dalam Matius 5:23,24 dan Matius 18:15-17. Pertama-tama orang yang bersalah ditegur, dan kalau ia mau mendengar teguran itu serta bertobat, maka selesailah persoalan itu. Tetapi kalau orang yang bersalah itu tidak mau mendengar teguran itu, orang yang mempersalahkan dia wajib membawa dua orang saksi, dan kalau ia tidak mau mendengar mereka, maka perkara itu haruslah dibawa kepada segenap jemaat dengan perantaraan Majelis Gereja. Kalau hal ini ditaati dengan benar, tentu jarang terjadi perselisihan di dalam jemaat. Sayang sekali bahwa seringkali perselisihan itu dibawa ke hadapan segenap jemaat sebelum Gembala Sidang dan Majelis mendapat kesempatan untuk memecahkan persoalannya dan memperdamaikan orang-orang itu. Lalu, kalau orang itu tidak mau bertobat serta meminta ampun dan menyelesaikan hal itu maka tidak ada jalan lain dari mengucilkan dia dari jemaat itu (1Korintus 5:5,13). Dalam hal ini orang yang bersalah itu dipandang sebagai orang kafir. Tetapi meskipun demikian, kalau ia bertobat dan menyelesaikan hal itu, maka harus ia diampuni serta diterima kembali dalam jemaat (2Korintus 2:5-8). Suatu jemaat tidak dapat diteguhkan dan tidak dapat bertumbuh kalau tidak suci (2Korintus 7:11,12).

    Disiplin untuk kesalahan terhadap segenap jemaat terdapat dalam 1Korintus 5:3-5; 2Korintus 2:6-8; 2Tesalonika 3:6; 1Korintus 5:9,11,12. Dalam ayat-ayat ini terdapat disiplin yang merupakan teguran kepada satu anggota, juga teguran kepada satu anggota di hadapan beberapa orang, dan di hadapan jemaat seluruhnya. Ada juga disiplin yang menyatakan agar anggota-anggota jemaat melepaskan diri mereka dari persekutuan dengan orang yang bersalah itu dengan pengharapan ia akan bertobat (1Korintus 5:9,11,12). Sebaiknya hal itu dilakukan sebelum orang itu dikucilkan dari jemaat. Akhirnya terdapat disiplin yang mengucilkan seseorang dari jemaat sebab dosanya dan sebab ia tidak mau bertobat (1Korintus 5:5,13). Kalau ada satu anggota yang dikucilkan, maka ia patut dikasihani dan didoakan, dan yang lain patut mencari jalan supaya ia bertobat lalu mengembalikan dia ke dalam jemaat. Menghadapi hal itu anggota-anggota jemaat harus bersikap seperti yang dikatakan dalam Galatia 6:1 dan Yakobus 5:19-20.

    C. Pahala yang disediakan Allah untuk Jemaat yang sejati

    Ada dua lukisan yang menyatakan keadaan jemaat pada masa ini, yaitu garam dan terang. Garam mengasinkan dan mencegah kerusakan. Demikianlah seharusnya jemaat bagi manusia pada masa ini. Hanya jemaat Kristus yang dapat mengasinkan dunia ini (Matius 5:13). Terang mengibaratkan kesaksian jemaat dalam dunia ini (Matius 5:14). Terang itu patut disinarkan oleh kesucian asas pelajaran dan kesucian kehidupan anggota-anggota jemaat itu.

    Ada tiga lukisan yang menyatakan hubungan jemaat dengan Kristus pada masa yang akan datang. Ketiga lukisan itu adalah mempelai perempuan, permaisuri, dan permata yang indah. Sebagai anak dara yang menjadi mempelai perempuan, jemaat itu dinikahkan dengan Kristus (Efesus 5:27; 2Korintus 11:2; Wahyu 21:9). Sebagai permaisuri jemaat itu akan ikut memerintah bersama dengan Kristus (1Petrus 2:9; Wahyu 1:6; 3:21; 20:6). Sebagai permata yang indah, jemaat itu adalah seperti sebuah kota, yaitu Yerusalem Baru yang turun dari sorga (Wahyu 21:9-11). Pada masa yang akan datang jemaat itu akan menyatakan pujian, kasih karunia dan kemuliaan Allah (Efesus 1:6,12; 3:10). Orang-orang yang telah percaya kepada Yesus Kristus akan hidup sampai selama-lamanya, dan hal ini merupakan pahala yang ajaib sekali.

    22. ASAS PENGAJARAN TENTANG IBLIS DAN MALAIKAT


    I. ASAS PENGAJARAN TENTANG IBLIS

    A. Iblis benar-benar ada

    Benarkah bahwa Iblis itu ada? Benarkah bahwa Iblis itu adalah suatu pribadi? Jawaban untuk kedua pertanyaan itu terdapat dalam Alkitab, yaitu, Iblis memang sungguh-sungguh ada, dan Iblis adalah suatu pribadi yang pasti. Hal ini terbukti oleh karena: Iblis bergaul dengan pribadi-pribadi yang lain, seperti anak-anak Allah (Ayub 1:6; 2:1; Zakharia 3:1). Iblis bersifat seperti suatu pribadi, ia berkata-kata (Ayub 1:7; 2:2), ia mencobai orang-orang (Yohanes 13:2; Kisah 5:3). Sikap rasul-rasul kepada Iblis adalah sikap kepada suatu pribadi (Yakobus 4:7; 1Petrus 5:8,9); begitu pula sikap malaikat-malaikat kepadanya (Yudas 1:9; Wahyu 2:1-3); dan juga sikap Tuhan Yesus kepadanya (Matius 4:1-11; Lukas 10:18). Ayat-ayat berikut juga membuktikan bahwa Iblis itu ada: Matius 13:19; Efesus 6:11,12.

    Iblis ialah penghulu malaikat-malaikat jahat dan jin-jin. Kita patut mengetahui pengajaran Alkitab tentang hal Iblis; dan pengajaran itu haruslah mendorong kita supaya semata-mata bersandar pada Allah serta banyak berdoa. Bila kita akan belajar tentang Iblis, baiklah kita berdoa supaya kita dibungkus dengan darah Kristus.

    Di dalam Alkitab disebutkan beberapa julukan untuk Iblis, yaitu dalam ayat-ayat berikut: Wahyu 9:11; Matius 12:24,27; 2Korintus 6:15; Matius 4:1; Zakharia 3:1; 1Petrus 5:8; Wahyu 12:9; 2Korintus 4:4; Yohanes 8:44; Yesaya 14:12; Yohanes 12:31; Efesus 2:2; 1Tesalonika 3:5; Matius 13:19.

    B. Asal mula si Iblis

    Keadaan Iblis yang mula-mula dikemukakan di dalam Yesaya 14:12-20 dan Yehezkiel 28:11-19. Dari ayat-ayat itu kita tahu bahwa mula-mula Iblis adalah suatu malaikat yang tinggi kedudukannya, sangat mulia, sangat bagus (elok), dan diciptakan sempurna. Akan tetapi oleh sebab kemuliaannya, timbullah kesombongan dan iri hati di dalam hatinya sehingga ia menuntut penyembahan yang hanya patut diberikan kepada Allah. Maka oleh sebab dosa itu ia jatuh dan kedudukan serta kuasa yang ada padanya diambil oleh Allah. Lalu ia menjadi musuh Allah dan manusia serta melawan Allah dan manusia (Kolose 1:16; 1Timotius 3:6; 2Petrus 2:4; Yudas 1:6,9).

    Dalam Yehezkiel 28:2 dikatakan mengenai seorang manusia, yaitu Raja Tirus. Tetapi dalam ayat Yehezkiel 28:12 dari pasal itu mulai dibicarakan seorang raja yang lain, yaitu kuasa yang ada di belakang takhta raja Tirus itu, yaitu Iblis. Dari ayat Yehezkiel 28:12 ada orang yang menyangka bahwa ada suatu Taman Eden sebelum Taman Eden dalam Kitab Kejadian. Akan tetapi ayat ini tidak cukup untuk membuktikannya. Boleh jadi ada suatu taman Firdaus Allah sebelum taman Firdaus yang didiami oleh Adam, tetapi kita harus berhati-hati dalam hal-hal yang demikian. Semua itu hanya persangkaan orang dan tidak boleh dianggap sebagai sesuatu yang pasti. Kita patut berhati-hati mengenai hal-hal yang tidak jelas dalam Alkitab. Begitu pula mengenai pendapat beberapa orang bahwa ada suatu golongan makhluk yang hidup sebelum Adam dan diam di atas bumi sebelum terjadi keadaan campur baur (Kejadian 1:2; TKB), dan oleh sebab dosa-dosanya maka dunia dihukum sehingga keadaannya menjadi tidak berbentuk. Keadaan dunia yang tidak berbentuk dan kosong itu pasti, tetapi tentang makhluk-makhluk itu tidak pasti. Itu hanya persangkaan manusia dan tidak ada buktinya dalam Alkitab. Satu hal yang nyata, yaitu Iblis adalah suatu makhluk yang sempurna sejak hari penciptaan-Nya sampai kecurangan terdapat padanya (Yehezkiel 28:15).

    C. Jatuhnya Iblis

    Di dalam pasal Yesaya 14:1-32 dan Yehezkiel 28:1-26 terdapat cerita tentang jatuhnya Iblis dan sebab dari kejatuhan itu. Alasan dari kejatuhan itu adalah karena kesombongan dan kehendak dirinya yang ingin ditinggikan melebihi Allah. Dalam pasal Yesaya 14:1-32 banyak terdapat perkataan "Aku hendak". Dari hal ini jelas bahwa ia menghendaki apa yang hanya patut bagi Allah saja. Ia ingin menjadi seperti Allah Yang Mahakuasa. Hal itu sama seperti perbuatan manusia durhaka (Antikristus) (2Tesalonika 2:4). Iblis akan menjelma dalam diri Antikristus itu dengan maksud akan melawan Allah lagi. Dalam Yehezkiel 28:1-26 dinyatakan juga apa sebabnya kejatuhan Iblis itu, yaitu kesombongan atas keelokannya, hikmat, kuasa dan kemuliaan yang dimilikinya (Yehezkiel 28:17). Oleh sebab itu ia berdosa maka ia dicampakkan ke bumi (Yehezkiel 28:17). Barangkali pembuangannya itu adalah yang dikatakan oleh Tuhan Yesus dalam Lukas 10:18.

    D. Pekerjaan Iblis

    Meskipun Iblis telah dicampakkan dari tempat yang tinggi di sorga, ia tidak dibatasi pada suatu tempat yang pasti. Akan tetapi, tempat bergeraknya adalah di udara dan di atas bumi (Efesus 6:11; 1Petrus 5:8). Sesudah dicampakkan dari sorga ia mulai menyerang manusia (peristiwa di taman Firdaus). Tentu jatuhnya Iblis itu terjadi sebelum manusia dijadikan sebab Iblis sudah berada di Taman Firdaus sebagai Iblis yang mencobai Hawa, sebagai musuh Allah dan manusia.

    Iblis tetap melawan orang-orang saleh (1Petrus 5:8; Ayub 1:7). Iblislah yang mengadakan dan menyebabkan dosa dalam dunia ini (Kejadian 3:1-6). Pada umumnya Iblis yang menyebabkan kesakitan dalam dunia ini (Kisah 10:38; Lukas 13:16). Boleh jadi Iblis mempunyai kuasa maut untuk orang-orang yang tidak percaya, tetapi pada kayu salib Tuhan telah mengalahkan dia, yang mempunyai kuasa maut itu, serta membuat ia tidak berdaya (Ibrani 2:14; Kolose 2:15). Oleh sebab itu Iblis tidak lagi memegang kuasa maut atas kita, orang-orang percaya. Iblis mencoba serta menggoda orang-orang supaya berdosa (1Tawarikh 21:1; Matius 4:1-9). Iblis menjerat manusia (1Timotius 3:7). Iblis membutakan pikiran manusia supaya jangan percaya (2Korintus 4:4). Iblis menaruh maksud-maksud jahat dalam hati manusia (Yohanes 13:2; Kisah 5:3). Iblis menabur bibit lalang di antara bibit-bibit yang baik (Matius 13:25; Markus 4:15). Iblis merupakan dirinya sebagai malaikat terang (2Korintus 11:14-15). Iblis melawan, menyerang, dan merintangi hamba-hamba Allah (Daniel 10:13; Zakharia 3:1; Lukas 22:31; 2Korintus 12:7; 1Tesalonika 2:18). Iblis mendakwa saudara-saudara kita (Wahyu 12:9,10). Hal ini tidak dapat kita mengerti dengan jelas, tetapi hal itu terjadi; akan tetapi kita memiliki penolong bicara dihadapan Allah Bapa, yaitu Yesus Kristus. Kita akan merasa heran melihat segala pekerjaan Iblis itu. Meskipun Iblis adalah makhluk yang jauh lebih berkuasa daripada manusia, tetapi ia bukan yang mahakuasa. Ia bukan yang mahatahu. Ia tidak ada di mana-mana tempat. Kuasa Iblis telah dibatasi dan ia semata-mata takluk kepada Allah (Ayub 1:10,12; 2:6). Apalagi kuasa Iblis telah dihancurkan (untuk orang yang percaya) di atas kayu salib dan pada hari kebangkitan Tuhan (Yohanes 12:31,32; 16:11; 1Yohanes 3:8; Kolose 2:15; Ibrani 2:14).

    E. Sikap kita terhadap Iblis

    Bagaimanakah sepatutnya sikap orang-orang Kristen terhadap Iblis? Kita wajib mengetahui daya upayanya (2Korintus 2:11). Janganlah kita berbantah-bantah dengan dia, mencerca dia, atau menghardik dia (Yudas 8:9). Janganlah kita memberi tempat kepada Iblis (Efesus 4:27) meskipun ia berusaha mencari tempat dalam hati kita. Kita patut berjaga-jaga sebab Iblis itu seperti singa yang mengaung yang berjalan keliling mencari orang yang dapat ditelannya (1Petrus 5:8). Kalau kita abaikan musuh yang begitu besar itu, tentu kita akan mendapat kesusahan. Kita wajib melawan dan menolak Iblis dengan iman dan dengan nama Tuhan Yesus Kristus (1Petrus 5:9; Yakobus 4:7), maka ia akan lari dari kita. Kita hanya dapat melawan dan menolak si Iblis. Kalau kita memakai selengkap senjata Allah (Efesus 6:13-18) - selidikilah tentang senjata Allah itu. Ingatlah, Iblis sudah dikalahkan oleh Tuhan Yesus (Kolose 2:15; Ibrani 2:14); dan kita telah dilepaskan dari segala kuasa kegelapan itu (Kolose 1:13) serta dipindahkan ke dalam kerajaan Kristus. Jadi kita senantiasa dapat mengalahkan Iblis dengan darah Kristus dan dalam nama Tuhan Yesus (Wahyu 12:11; Lukas 10:17,18). Segenap hidup kita wajib senantiasa diserahkan kepada Allah.

    F. Nasib si Iblis

    Nasib si Iblis sudah pasti. Perhatikanlah bagaimana kejatuhannya sampai kepada hukuman yang kekal.

    1. Pada mulanya di dalam sorga ia memiliki kedudukan yang tertinggi dari antara makhluk yang dijadikan. Hal ini tertulis dalam pasal Yesaya 14:1-32 dan Yehezkiel 28:1-26.
    2. Pasal-pasal itu juga menerangkan kejatuhannya dan bagaimana ia dicampakkan dari sorga. Rupanya ia masih diizinkan untuk masuk ke dalam sorga serta mengadukan perbuatan orang-orang (Ayub 1:6; Wahyu 12:9,10).
    3. Sekarang ia disebut "Penguasa kerajaan angkasa" (Efesus 2:2). Kelak ia tidak dapat lagi masuk ke sorga untuk mengadukan orang-orang dihadapan Allah dan ia juga akan dilemparkan Allah dari udara (Wahyu 12:7-9,12,13), yaitu pada waktu Tuhan datang dalam awan-awan di angkasa untuk melantik jemaat-Nya.
    4. Pada waktu Tuhan Yesus kembali untuk mendirikan kerajaan-Nya 1000 tahun lamanya maka Iblis akan dilemparkan ke dalam jurang maut (Wahyu 20:1-3). Kemudian setelah kerajaan Tuhan 1000 tahun itu Iblis akan dilepaskan untuk seketika saja, dan dalam waktu itu ia akan menyesatkan lagi bangsa-bangsa pada keempat penjuru bumi (Wahyu 20:7-9).
    5. Setelah itu Iblis dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang (Wahyu 20:10). Iblis tidak akan bertobat dan tidak akan diselamatkan. Iblis tetap selamanya akan melawan Allah, oleh sebab itu akhirnya Iblis dimasukkan ke dalam lautan api dan belerang untuk selama-lamanya.

    Pekerjaan Iblis telah dibinasakan oleh kematian Tuhan Yesus (1Yohanes 3:8), oleh sebab itu segala pekerjaannya akan sia-sia belaka. Juga oleh kematian Tuhan Yesus, Iblis dilemparkan ke luar (Yohanes 12:31). Kerajaan Iblis dikalahkan dan dibinasakan di atas Bukit Golgota pada waktu Tuhan Yesus disalibkan. Walaupun kita belum melihat kebinasaan itu digenapkan dengan sempurna, tetapi hal itu sudah ditentukan oleh Allah. Iblis sudah dikalahkan, lihat Lukas 10:18.

    II. MALAIKAT-MALAIKAT YANG JAHAT

    Pada awal mulanya segala yang diciptakan Allah itu baik. Malaikat-malaikat dijadikan dalam keadaan suci, tetapi ia telah jatuh ke dalam dosa. Dengan demikian ia berubah menjadi jahat. Ada dua tingkatan di antara makhluk-makhluk yang jahat itu, yaitu malaikat-malaikat jahat dan jin-jin (roh-roh jahat). Jadi hanya ada satu Iblis atau Setan, tetapi banyak jin.

    A. Malaikat-malaikat jahat

    Ini adalah makhluk-makhluk bangsa roh-roh yang rupanya mereka dijadikan agar menolong Iblis sebelum ia jatuh, tetapi rupanya mereka berkehendak mengikut Iblis di dalam dosanya. Tentang malaikat-malaikat yang jahat dibicarakan dalam Efesus 6:12, di mana mereka itu disebut pemerintah dan penguasa, penghulu-penghulu dunia yang gelap, dan roh-roh jahat di udara.

    Malaikat-malaikat itu telah jatuh ke dalam dosa. Dalam 2Petrus 2:4 dikatakan mereka itu telah "berdosa"; dan dalam Yudas 1:6 dikatakan mereka itu "tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka". Dosa mereka tidak dijelaskan kepada kita. Rupanya mereka itu telah mengikuti Iblis pada waktu ia memberontak terhadap Allah di sorga. Karena perbuatan mereka itu beberapa di antara mereka dilemparkan ke dalam neraka, ke dalam gua-gua yang gelap (2Petrus 2:4). Mereka berdosa, mendurhaka, dan teguh dalam kejahatannya. Hukuman mereka telah dipastikan, yaitu api neraka (Matius 25:41). Mereka itu tidak akan bertobat dan tidak dapat diselamatkan. Kelak orang-orang saleh Tuhan akan menghakimi malaikat-malaikat yang jahat (1Korintus 6:3). Kalau kita menyelidiki semua ayat dalam Alkitab mengenai malaikat-malaikat, kita dapat mengetahui bahwa rupanya mereka itu memiliki suatu tubuh halus yang lebih berkuasa dari tubuh manusia dan yang tidak dibatasi seperti tubuh manusia.

    B. Roh-roh jahat

    Tidak ada keterangan apa-apa dalam Alkitab yang menyatakan bahwa roh-roh jahat mempunyai tubuh. Jadi kemungkinan mereka ialah roh-roh yang tidak bertubuh, yang suka masuk ke dalam tubuh manusia atau binatang. Mengenai asal-mula roh-roh jahat itu tidak diterangkan dalam Alkitab. Ada beberapa orang yang menyangka bahwa roh-roh jahat itu adalah roh-roh suatu bangsa yang hidup sebelum Adam, tetapi sebagaimana telah dikatakan di atas bahwa hal itu tidak ada buktinya dalam Alkitab, oleh sebab itu kita tidak boleh menerimanya sebagai satu hal yang sudah pasti. Itu hanyalah persangkaan manusia.

    Roh-roh jahat itu berbahaya, mengerikan, dan jahat (Matius 8:28; 9:33; 10:1; Markus 1:23; 5:2-5; 9:17,20; Lukas 6:18; 9:39). Mereka itu mempunyai kepala (Matius 12:24). Mereka berada di bawah kuasa si Iblis dan bekerja baginya (Matius 12:26). Rupanya jumlah mereka banyak sekali, sebab sudah banyak yang masuk pada satu orang saja (Markus 5:9).

    Pekerjaan roh-roh jahat itu semata-mata hanyalah melakukan kejahatan, dan mereka membangkitkan hal-hal yang jahat dalam hati manusia (Matius 10:1; Markus 5:2). Mereka merusak pikiran orang sehingga orang itu menjadi gila (Markus 5:4,5). Juga mereka itu dapat mendatangkan penyakit kepada orang-orang (Lukas 9:37-42). Maksudnya bukanlah setiap penyakit datangnya dari roh-roh jahat, tetapi ada juga penyakit-penyakit yang dibawa oleh Iblis atau roh jahat kepada manusia (Lukas 13:16). Mereka itu memasuki tubuh manusia dan binatang (Markus 5:8,11-13). "Mereka itu biasa ada dalam kegelapan. - Mereka membenci nama Tuhan Yesus Kristus dan mengolok-olok kenyataan bahwa Alkitab itu diilhamkan oleh Allah". -Farr.

    Oleh sebab itulah kuasanya dibatasi. Tempat roh-roh yang jahat itu ialah jurang maut. (Lukas 8:31). Kelak pada waktu yang telah ditentukan Allah, roh-roh jahat itu akan disiksa (Matius 8:29). Hukuman mereka sama dengan hukuman yang diberikan kepada Iblis. Roh-roh jahat itu tunduk kepada Tuhan Yesus (Matius 8:29,31; Kisah 19:15; Yakobus 2:19). Orang Kristen tidak perlu takut kepada roh-roh jahat sebab orang Kristen memiliki senjata yang sangat kuasa, yaitu NAMA TUHAN YESUS KRISTUS. Kita memiliki seluruh perlengkapan senjata Allah (Efesus 6:13) dan diselimuti dengan darah Kristus (Wahyu 12:11). Kita sendiri memiliki senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng (2Korintus 10:4).

    Dalam masa Perjanjian Baru dan juga sekarang ini masih ada orang yang dirasuk setan. Ada juga orang yang hanya diperalat oleh Iblis. Bila seseorang dirasuk oleh setan, maka ia ada di bawah kuasa setan itu, tetapi yang hanya diperalat tidak sepenuhnya di bawah kuasanya. Orang-orang yang diperalat oleh Iblis contohnya ialah orang-orang yang menyimpang dari pengajaran yang benar (1Timotius 4:1), dan yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini (2Korintus 4:4). Murid-murid Tuhan bersukacita sebab roh-roh jahat itu tunduk kepada mereka ketika mereka memakai nama Tuhan Yesus (Lukas 10:17). Kuasa yang sama telah diberikan oleh Tuhan kepada semua pengikut-Nya (Markus 16:17). Oleh sebab itu kita berani pergi ke seluruh dunia untuk mewakili dan menjadi utusan-Nya yang mempunyai segala kuasa baik dalam sorga maupun di atas bumi (Matius 28:18,19).

    Kita mempunyai hak dan kuasa untuk mengusir roh-roh jahat dari orang-orang yang dirasuknya. Akan tetapi pekerjaan itu menuntut ketekunan doa dan puasa dari kita (Matius 17:21; 10:1). Dalam pekerjaan itu kita harus dipimpin oleh Roh Kudus dan perlu mendapat hubungan doa dari teman-teman yang sehati (Matius 18:19; Markus 16:15-18).

    III. TENTANG BERHUBUNGAN DENGAN ROH ATAU MENYEMBAH ROH

    Rupanya jemaat di Kolose mulai berbuat pelanggaran dengan beribadah kepada malaikat-malaikat, oleh sebab itu Rasul Paulus menulis surat kepada jemaat itu (Kolose 2:18). Penganut-penganut ajaran sesat dalam jemaat itu mencoba-coba membawa kesalahan itu ke dalam jemaat. Oleh sebab surat Rasul Paulus, hal itu dapat dicegah.

    Pada akhir zaman ini penyembahan kepada roh-roh serta berhubungan dengan roh-roh makin bertambah-tambah. Kita membaca dalam Alkitab tentang "roh-roh penyesat" dan "ajaran-ajaran setan" (1Timotius 4:1). Sebenarnya hal itu bukan merupakan suatu hal yang baru, melainkan sudah lama, bahkan sejak dari purbakala. Di dalam Alkitab semua hal itu dilarang dan dianggap sama dengan menyembah berhala (1Samuel 15:23), dan tidak diperkenankan oleh Tuhan (Ulangan 18:9-12). Menurut Taurat ahli sihir janganlah dibiarkan hidup (Keluaran 22:18). Demikian pula orang yang menjadi petenung atau peramal (Imamat 20:27). Ayat-ayat lainnya yang mengemukakan hal itu adalah: Maleakhi 3:5; Wahyu 21:8; 22:15.

    Segala sesuatu yang berhubungan dengan roh-roh jahat dilarang dalam Alkitab, misalnya: guna-guna dan mantera (Yesaya 47:9-13; Kisah 8:11; 16:16; 19:19; Wahyu 22:15). Bertenung atau meramal dilarang (Ulangan 18:10-12). Dalam cerita Lazarus (Lukas 16:19-31), Lazarus tidak diperkenankan pergi kepada orang kaya itu, juga tidak diperkenankan kembali ke dunia. Daud juga tahu bahwa hal itu tidak diizinkan oleh Allah (2Samuel 12:22,23). Mengenai Saul dan perempuan petenung yang memanggil arwah Samuel itu, tidak jelas dikatakan apakah benar-benar Samuel yang datang atau Iblis yang merupakan diri seperti Samuel dan berkata-kata dengan perempuan itu. Barangkali dengan izin istimewa dari Allah Samuel sungguh-sungguh datang. Kalau Samuel benar-benar datang, tentu hal itu bukan karena panggilan perempuan itu, melainkan karena perintah Tuhan. Satu hal yang nyata yaitu Saul telah kehilangan kerajaannya oleh sebab perbuatannya itu (1Tawarikh 10:13,14). Jadi biarpun seseorang dapat melakukan hal-hal yang luar biasa dan dapat menyatakan hal-hal yang akan terjadi, hal itu tidak berarti bahwa ia mempunyai hubungan dengan Allah, bahkan mungkin juga hal itu menyatakan hubungannya dengan si Iblis. Jadi, meramal atau melakukan telaah (Imamat 19:26; Yehezkiel 21:21) juga dilarang oleh Tuhan. Juga mengamat-amati peredaran bintang (astrologi) untuk mengetahui sesuatu yang akan terjadi (Yesaya 47:13). Hal-hal lain yang dilarang diterangkan dalam Keluaran 8:7; Bilangan 23:23; 24:1.

    Semua itu sangat bertentangan dengan pimpinan Roh Kudus kepada kita, orang-orang Kristen. Selain itu juga tidak sepadan dengan kasih Allah kepada kita dan dengan pimpinan Roh Kudus (Roma 8:28,38,39).

    Pada zaman akhir ini, "ajaran-ajaran setan" akan bertambah-tambah (1Timotius 4:1). Pada masa Antikristus kelak berkuasa di dunia ini akan ada nabi palsu yang dapat menurunkan api dari langit dengan pertolongan Iblis (Wahyu 13:13). Tuhan Yesus sendiri akan menolak serta menghukum beberapa orang yang tidak benar yang berkata bahwa mereka telah melakukan mujizat demi nama Tuhan (Matius 7:22,23). Tuhan tidak pernah mengenal mereka itu.

    Ada satu hal untuk menguji segala ajaran setan-setan itu, yaitu dalam hal kepercayaannya dan pengakuannya akan Yesus Kristus. - Tentang ketuhanan-Nya dan kemanusiaan-Nya; tentang kematian-Nya dan kebangkitan-Nya (1Yohanes 4:1-13). Kita patut menguji segala roh untuk mengetahui apakah itu roh yang baik atau roh yang jahat. Kitab 2Tesalonika, Timotius pertama dan kedua, dan surat Yohanes pertama memberikan keterangan tentang ajaran-ajaran sesat yang akan ada pada akhir zaman ini.

    IV. MALAIKAT-MALAIKAT YANG BAIK

    A. Asal mula malaikat

    Kita tidak dapat mengetahui kapan Allah menjadikan malaikat-malaikat. Dalam Ayub 38:7 malaikat-malaikat disebut "bintang fajar" dan "anak Allah". Oleh sebab ayat itu dan hal-hal yang lain dalam Alkitab kami berpendapat bahwa malaikat-malaikat dijadikan sebelum dunia ini dijadikan. Tetapi dalam Kolose 1:16 dikemukakan bahwa mereka itu diciptakan oleh Anak Allah dan untuk Dia. Malaikat-malaikat tidak sama dengan manusia, mereka lebih berkuasa dalam keadaannya sekarang (Mazmur 8:6; Ibrani 2:6,7).

    B. Perangai malaikat

    Malaikat yang baik tetap dalam sifatnya yang baik dan tidak berdosa. Sebagaimana malaikat-malaikat yang durhaka itu tetap di dalam kejahatannya, demikian pula yang baik tetap di dalam kebenaran. Malaikat disebut "suci" atau "kudus" (Markus 8:38, lihat juga #Ulangan 33:2; Zakharia 14:5; Kisah 10:22; 2Korintus 11:14). Malaikat-malaikat itu adalah makhluk roh, dan Alkitab menyebut mereka itu "roh-roh yang melayani" (Ibrani 1:14). Rupanya malaikat-malaikat itu memiliki tubuh halus yang sesuai dengan keadaan mereka sendiri. Kadang-kadang malaikat kelihatan kepada manusia sebagaimana adanya dan adakalanya dalam rupa manusia (pasal Kejadian 19:1-29; Hakim 2:1; 6:11-22; Matius 1:20; Lukas 1:26; Yohanes 20:12).

    Malaikat lebih tinggi dan lebih berkuasa daripada manusia (Bilangan 22:23; Kisah 12:7). Mereka tidak terdiri atas jenis lelaki atau perempuan, dan mereka tidak bertambah-tambah jumlahnya (Luk 20:35). Dalam Alkitab (menurut tata bahasa Yunani) mereka selalu disebut sebagai laki-laki. Malaikat tidak mati (Lukas 20:36). Malaikat berpengetahuan dan besar kuasanya (2Samuel 14:17; Mazmur 103:20; 2Tesalonika 1:7; 2Petrus 2:11); dan merekalah makhluk yang mulia (Matius 28:2,3).

    C. Pekerjaan malaikat

    Tuhan telah memberi suatu tugas kepada malaikat-malaikat, yaitu menolong melaksanakan kehendak Allah bagi orang-orang saleh, dan juga orang-orang jahat. Taurat diberikan dengan perantara malaikat (Kisah 7:53; Galatia 3:19; Ibrani 2:2). Malaikat memimpin hal-hal yang berhubungan dengan kerajaan-kerajaan dan negara-negara (Daniel 10:12,13,21; 11:1; 12:1). Malaikat menolong dan memelihara orang-orang saleh (1Raja 19:5; Mazmur 91:11; Daniel 6:22; Kisah 12:15; 27:23,24; Ibrani 1:14). Rupanya malaikat juga bertugas menjagai anak-anak (Matius 18:10). Malaikat-malaikat membawa hamba-hamba Allah ke sorga (Lukas 16:22). Nanti bilamana Tuhan Yesus kembali ke dunia ini, malaikat-malaikat-Nya akan menyertai Dia (Matius 25:31; 2Tesalonika 1:7,8). Malaikat akan melaksanakan hukuman Allah ke atas orang-orang jahat (Matius 13:24-30,39-42,47-50). Malaikat-malaikat menahan hukuman atas dunia ini oleh karena hamba-hamba Allah (Wahyu 7:1-3). Malaikat-malaikat akan menghimpunkan semua umat pilihan Allah (Matius 24:31).

    D. Tempat kediaman malaikat

    Dalam Perjanjian Baru ada beberapa ayat yang menunjukkan bahwa tempat kediaman malaikat adalah di dalam sorga (Mar 12:25; Luk 1:19; 12:8,9); akan tetapi agak mengherankan sebab dalam Kejadian 28:12 (Ibrani; TKB), dan juga pada Yohanes 1:51 (Yunani; TKB) dikatakan bahwa malaikat "naik turun", bukan turun lalu naik. Nyata dari ayat-ayat itu bahwa malaikat mempunyai hubungan yang erat sekali dengan dunia ini, dan dunia ini menjadi tempat pekerjaannya.

    E. Tingkatan-tingkatan malaikat

    Malaikat itu banyak sekali jumlahnya, barangkali tidak terhitung banyaknya (Mazmur 68:18; Ibrani 12:22). Tuhan Yesus pernah berkata bahwa Ia dapat memanggil lebih dari dua belas legion malaikat, berarti lebih dari 72.000.

    Rupanya ada tingkatan-tingkatan di antara malaikat. Kita tahu bahwa ada dua malaikat yang lebih tinggi daripada yang lain, yaitu Mikhael dan Gabriel. Mikhael disebut "penghulu malaikat" dalam Yudas 1:9. Rupanya Mikhael merupakan utusan istimewa bagi bangsa Israel (Daniel 10:13,21; 12:1; Wahyu 12:7).

    Gabriel adalah malaikat pembawa rahmat dan janji (Daniel 8:16-26; 9:21,22; Lukas 1:19,26). Dalam Perjanjian Baru ada suatu pernyataan tentang malaikat-malaikat: "segala malaikat, kuasa dan kekuatan" (1Petrus 3:22), dan "segala pemerintah dan penguasa dan kekuasaan" (Efesus 1:21). Bagaimanapun juga pangkatnya, malaikat tidak boleh disembah oleh manusia. Malaikat-malaikat yang benar tidak pernah menerima sembah dari manusia, dan sebaliknya mereka itu menyembah Allah (Wahyu 22:8,9; Ibrani 1:6).

    Keadaan kita, orang-orang berdosa, yang telah ditebus oleh darah Kristus, lebih mulia daripada keadaan malaikat-malaikat. Ada juga hal-hal yang tidak diketahui oleh malaikat-malaikat (1Petrus 1:12). Mereka itu tidak dapat merasakan kesukaan seperti yang dialami oleh orang-orang saleh yang diselamatkan.

    23. ASAS PENGAJARAN TENTANG SORGA DAN NERAKA


    I. SORGA

    Dalam Alkitab lebih banyak ditulis tentang keadaan dan berkat kekal bagi orang-orang yang percaya daripada tentang keadaan dan kebinasaan kekal bagi orang-orang yang menolak Tuhan Yesus Kristus. Kasih karunia Allah yang memberi peringatan kepada orang-orang jahat, juga memastikan berkat kekal bagi orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus. Kita akan mempelajari tentang sorga dalam lima bagian sebagai berikut: &1) Di mana letak sorga, &2) Sorga itu kekal, &3) Kesucian sorga, &4) Penduduk sorga, &5) Pusat kerinduan (daya tarik) bagi penduduknya yaitu Kristus.

    Lanjutan 00807

    A. Di mana letak sorga

    Surga bukan hanya suatu keadaan yang baik; melainkan juga suatu tempat yang pasti dan nyata. Hal ini jelas sebab pada hari kenaikan-Nya Tuhan Yesus telah kembali ke sorga, ke suatu tempat yang pasti (Kisah 1:9). Apalagi pada waktu itu Tuhan telah mempunyai tubuh manusia, yaitu tubuh yang pasti. Memang tubuh itu adalah tubuh kebangkitan, akan tetapi itu adalah tubuh yang sesungguhnya. Bagi tubuh itu haruslah ada tempat yang pasti. Begitu pula kita mengetahui bahwa takhta Allah ada di dalam sorga dan takhta itu haruslah merupakan suatu tempat yang pasti. Tuhan Yesus sendiri telah berjanji kepada penjahat di kayu salib di sampingnya bahwa hari itu juga ia akan bersama-sama dengan Dia di dalam Firdaus (Lukas 23:43). Tuhan Yesus sendiri telah berkata bahwa ada banyak tempat kediaman di dalam "rumah Bapa-Nya" (Yohanes 14:2); tentu yang dibicarakan-Nya itu adalah suatu tempat yang pasti. Dalam Surat Ibrani dikatakan bahwa kita menanti-nantikan tanah air yang lebih baik, yaitu suatu tempat yang pasti (Ibrani 11:10,16). Yohanes telah memberikan pernyataan tentang Yerusalem Baru yang tidak dapat tidak adalah suatu tempat yang pasti (Wahyu 21:1-3). Di tempat itu kelak kita akan melihat wajah Tuhan Yesus Kristus (Wahyu 22:4). Tuhan Yesus telah meminta kepada Bapa-Nya supaya orang-orang saleh ada bersama-sama dengan Dia serta memandang kemuliaan-Nya (Yohanes 17:24). Pada suatu ketika seorang anak perempuan ditanya oleh seorang pengolok, "Di manakah sorga itu?" dan anak itu menjawab, "Di mana Tuhan Yesus ada di situlah sorga".

    Kita patut memperhatikan tentang kemuliaan tempat yang pasti itu. Dalam Wahyu 21:10-26 diterangkan tentang kemuliaan dan keadaan Yerusalem Baru itu, dan dalam pasal Wahyu 22:1-5 kemuliaannya dijelaskan lagi. Kami tidak akan membahas ayat-ayat itu, tetapi kami harap para pembaca memperhatikan kemuliaan tempat itu. Ada juga ayat-ayat lain yang membicarakan tentang kemuliaan kita bila nanti kita bersama-sama Tuhan Yesus di dalam sorga, yaitu Kolose 3:4; Roma 8:18; Yohanes 17:22.

    Tuhan Yesus sendiri telah berjanji bahwa Ia akan menyediakan tempat kediaman bagi kita masing-masing yang percaya (Yohanes 14:1-3). Tuhan juga telah berjanji akan kembali, untuk menjemput kita pergi ke tempat itu. Ada satu pertanyaan yang timbul yaitu, bagaimanakah keadaan tempat tinggal yang kita nantikan itu? Barangkali hanya ada beberapa petunjuk dalam Alkitab tentang hal itu, dan tidak salah kalau kita mempelajarinya. Dalam Matius 6:20 Tuhan Yesus menyuruh kita menghimpunkan harta benda kita di sorga. Juga dalam 1Korintus 3:12-15 kita membaca mengenai ujian api atas pekerjaan-pekerjaan kita untuk Kristus. Jelas dari ayat-ayat itu bahwa hanya emas, perak, dan batu yang indah-indah yang tinggal tetap. Jadi kalau tempat kediaman kita dalam sorga itu dihiasinya dengan harta benda yang telah kita kumpulkan di sana, dan dengan emas, perak, dan batu indah yang tahan api dari pekerjaan kita untuk Tuhan, bagaimanakah kelak hiasan untuk tempat tinggal saudara dan saya? Sebagian harta benda kita yang disimpan di dalam sorga adalah uang dan persepuluhan dan yang telah kita berikan untuk pekerjaan Tuhan.

    B. Sorga itu kekal

    Tuhan Yesus telah menjanjikan hidup yang kekal kepada tiap-tiap orang yang percaya akan Dia (Yohanes 3:16), dan Tuhan menjanjikan hukuman kekal kepada orang-orang yang tidak percaya (Matius 25:46). Dari ayat itu kita dapat memastikan bahwa kedua tempat itu kekal. Dalam Wahyu 22:5 dikatakan bahwa mereka yang ada di Yerusalem Baru itu akan memerintah sebagai raja selama-lamanya. Maka sorga itu disebut "kota Allah" yaitu "kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah" (Ibrani 11:10). Tempat itu disebut "suatu tanah air yang lebih baik" (Ibrani 11:16), dan sebuah "kerajaan yang tidak tergoncangkan" (Ibrani 12:28). Perkataan kekal atau selama-lamanya dihubungkan dengan sorga dalam 2Korintus 5:1; 1Petrus 5:10; 2Petrus 1:11.

    C. Kesucian sorga

    Sorga adalah tempat yang sama sekali tidak terdapat di dalam sesuatu yang najis, atau orang yang melakukan kekejian atau dusta. Tempat itu semata-mata suci (Wahyu 21:27). Segala yang najis atau penyembah berhala harus tinggal di luar tempat itu (Wahyu 22:15). Mengenai orang yang tidak boleh masuk sorga dijelaskan di dalam 1Korintus 6:9,10. Maka air mata, maut, perkabungan, ratap tangis, atau dukacita tidak akan ada lagi disitu (Wahyu 7:16; 21:4), sebab hal yang lama sudah lenyap. Iblis tidak ada lagi di situ, oleh sebab itu orang-orang saleh di dalam surga tidak dapat dicobai. Tidak ada lagi kerinduan untuk berbuat dosa. Tidak ada lagi kematian (Lukas 20:35,36), dan keadaan di situ semata-mata baik dan senang. Penduduk di negeri itu akan menjadi sama seperti Dia, yaitu dalam keadaan yang suci (1Yohanes 3:2,3). Di dalam sorga nanti tiap-tiap kerinduan yang baik dapat dicapai.

    Ibadat dan sembahyang penduduk sorga itu sempurna. Di dunia ini sering hati kita menuduh bahwa ibadat kita kurang daripada yang kita rindukan atau maksudkan, tetapi tidak demikian di sorga. Di sana tidak ada halangan untuk menyembah Tuhan, dan ibadat kita akan sempurna. Dalam Kitab Wahyu dijelaskan tentang ibadat orang-orang di dalam sorga (Wahyu 4:8-12; 6:9-13; 7:9-12; 19:1-6). Ibadat di sorga itu sempurna, mulia, dan penuh dengan sukacita.

    D. Penduduk sorga

    Semua orang saleh yang tinggal di dalam sorga itu adalah orang-orang yang benar dan rohnya telah disempurnakan (Ibrani 12:23). Keselamatannya sempurna dan teguh. Orang-orang saleh itu berbahagia dan segala perbuatan menyertai mereka ke dalam tempat mulia itu (Wahyu 14:13). Segala perbuatan kita bagi Tuhan Yesus Kristus akan kelihatan kepada semua orang di dalam sorga. Hal itu patut mendorong kita untuk melakukan dengan sepenuhnya kehendak Allah bagi kehidupan kita. Penduduk negeri itu akan menjadi suatu kerajaan dan iman-iman bagi Allah (Wahyu 5:10). Orang-orang saleh di dalam sorga akan bercahaya seperti matahari dalam kerajaan Bapa mereka (Matius 13:43), dan orang-orang yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran akan bercahaya seperti bintang-bintang (Daniel 12:3).

    Di dalam sorga orang-orang saleh akan saling mengenal. Jadi kita akan mengenal Abraham, Ishak, dan Yakub (Matius 8:11), dan kalau kita mengenal mereka itu maka tentu kita akan mengenal juga orang-orang lain. Kita akan mengenal orang-orang lain seperti kita dikenal oleh mereka (1Korintus 13:12). Tubuh kebangkitan kita akan berbeda dengan tubuh kita sekarang (1Korintus 15:41-42), dan tentunya pengetahuan kita akan bertambah, tidak seperti sekarang ini, pengetahuan kita terbatas; sebab itu kita akan saling mengenal.

    Orang-orang saleh di dalam sorga akan mengenakan tubuh baru yang kelihatan (Lukas 24:39). Mereka itu akan mendapat tubuh kebangkitan, yaitu tubuh sorgawi, yang sangat besar kuasanya dan yang sesuai dengan keadaan yang sempurna itu (1Korintus 15:35-58). Tubuh kebangkitan itu tidak akan binasa (1Korintus 15:42). Keadaan kita sebagai anak-anak Allah akan nyata sekali dalam tubuh kebangkitan sebab kita akan serupa dengan Tuhan kita Yesus Kristus.

    Dalam keadaan yang sempurna itu tentu ada persekutuan yang sempurna. Kita akan duduk bersama-sama dengan para nabi, rasul-rasul, orang-orang yang mati sahid dan orang-orang yang telah melakukan hal-hal ajaib demi nama Tuhan Yesus. Persekutuan yang sempurna akan terlihat dalam perjamuan kawin Anak Domba Allah (Wahyu 19:7-9). Tetapi, yang terlebih indah yaitu persekutuan dengan Allah yang akan diam bersama-sama dengan manusia (Wahyu 21:3). Betapa mulianya pula persekutuan kita dengan orang-orang yang telah kita bawa kepada Kristus.

    Kita akan mengalami sukacita yang besar di dalam sorga, sukacita karena pengampunan dosa dan keselamatan. Di dunia ini meskipun kita berjalan dalam lembah kesukaran, sering pula kita mengalami sukacita di dalam hati kita; apalagi di seberang sana, di sorga. Sukacita yang terutama ialah bertemu muka dengan Yesus Kristus. Sukacita yang lain ialah sukacita yang disebabkan oleh orang-orang yang telah kita bawa kepada Kristus (1Tesalonika 2:19). Selain itu adalah sukacita sebab kita bertemu lagi dengan kekasih-kekasih kita yang telah mendahului kita ke sana. Kita yang dibasuh dengan darah Kristus akan mengalami sukacita yang penuh.

    Sorga bukan hanya suatu tempat di mana kita akan berhenti dan bersukacita saja, melainkan kita akan melayani Allah dan Tuhan Yesus sampai selama-lamanya (Wahyu 22:3; 7:15). Pelayanan kita di dunia ini sering tidak sampai kepada tujuan yang sebenarnya sebab kita lemah. Di sana kita akan mendapat kuasa untuk melayani Tuhan dengan cara yang semata-mata berkenan kepada Allah.

    Tuhan telah menyediakan banyak berkat dan pahala untuk kita yang telah melayani dan mengasihi Dia. Apa yang tidak pernah timbul di dalam hati kita telah disediakan untuk kita (1Korintus 2:9). Suatu warisan telah disediakan untuk kita (1Petrus 1:4; Yakobus 2:5). Boleh jadi kita tidak mendapat warisan di dalam dunia ini, tetapi kita mempunyai warisan yang pasti di dalam sorga, yang lebih indah dari segala sesuatu yang terdapat di dalam dunia ini. Bahkan kerajaan pun dijanjikan kepada orang-orang yang setia (Lukas 12:32; 22:28,29,30).

    Ada juga pahala-pahala yang diberikan kepada kita sesuai dengan kesetiaan dan pekerjaan kita di atas bumi ini (1Korintus 3:11-15; Roma 14:10; 2Korintus 5:10). Demikian pula suatu mahkota kebenaran akan dikaruniakan kepada semua orang yang merindukan kedatangan Tuhan Yesus Kristus (2Timotius 4:8). Orang-orang yang setia dan baik pekerjaannya akan mendapat kuasa atas beberapa negeri sesuai dengan pekerjaannya di atas bumi ini (Lukas 19:12-19).

    Mengenai pahala yang lain terdapat di dalam tujuh surat di dalam pasal Wahyu 2:1-3:22. Pahala itu akan dikaruniakan kepada orang-orang yang menang. Orang saleh yang menang akan: diberi makan dari pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah (Wahyu 2:7); ia tidak akan menderita apa-apa oleh kematian yang kedua (Wahyu 2:11); ia akan diberi manna yang tersembunyi (Wahyu 2:17); ia akan diberi karunia kuasa atas bangsa-bangsa (Wahyu 2:26); ia akan dikenakan pakaian putih dan namanya tidak akan dihapus dari kitab Kehidupan (Wahyu 3:5); ia akan dijadikan sokoguru di dalam Bait Suci Allah (Wahyu 3:12); dan ia akan duduk bersama-sama dengan Bapa di atas takhta-Nya (Wahyu 3:21). Itu bukan berarti bahwa tiap-tiap orang akan memperoleh semuanya, tetapi ia akan mendapat apa yang layak baginya.

    E. Pusat kerinduan (daya tarik) penduduknya yaitu Kristus

    Mengingat semua yang indah itu, Rasul Paulus lebih suka meninggalkan dunia ini supaya dapat bersama-sama dengan Tuhan (2Korintus 5:8). Dalam Wahyu 1:13-18 dijelaskan tentang Tuhan Yesus dan kemuliaan-Nya, dan tentu kerinduan orang-orang saleh yaitu untuk bertemu dengan Dia dan bersama-sama dengan Dia. Di dalam sorga kelak segala makhluk, manusia ataupun malaikat-malaikat, semuanya menyembah Yesus Kristus serta meletakkan mahkotanya pada kaki-Nya sebab hanya Dia saja yang layak dipermuliakan (Wahyu 5:6-13; 4:10,11). Memang Tuhan Yesus adalah Raja segala Raja, dan Tuan di atas segala tuan (Wahyu 19:16). "Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu" (Wahyu 22:14). "Roh dan pengantin perempuan itu berkata: 'Marilah!' Dan barangsiapa yang mendengarnya, hendaklah ia berkata: 'Marilah!' Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma!" (Wahyu 22:17).

    II. NERAKA

    Tuhan Allah menghadapkan manusia kepada dua macam akhirat, sorga dan neraka. Demikian pula ada dua pribadi yang disembah manusia, Yesus Kristus atau Iblis. Setiap orang harus memilih salah satu, Kristus atau Iblis, sorga atau neraka. Jikalau seseorang memilih Kristus maka pasti ia akan masuk ke sorga, dan kalau seseorang memilih Iblis maka pasti ia akan masuk ke neraka. Tiap-tiap orang yang menolak Tuhan Yesus berarti ia memilih Iblis, biarpun ia menginsafi hal itu atau tidak.

    Neraka telah dijadikan untuk Iblis dan malaikat-malaikat yang jahat, tetapi manusia yang menolak Kristus serta memilih Iblis mau tak mau akan menyertai Iblis dalam tempatnya. Alkitab tidak menyatakan dengan jelas di mana neraka itu, tetapi neraka itu pasti ada. Satu hal yang nyata ialah, orang-orang di tempat itu terpisah dari Allah dan tidak mendapat pertolongan lagi dari Allah.

    Sebutan untuk neraka di dalam Alkitab

    Dalam Alkitab terdapat empat perkataan untuk neraka dalam bahasa asli. Perkataan yang umum dipakai dalam Perjanjian Lama ialah "sheol" (syiol), yang berarti "alam maut" atau "kubur". Seringkali kata itu dipakai dengan arti yang jelas sekali yaitu suatu tempat siksaan, dan kadang-kadang kata "api" disebut besertanya.

    Dalam Perjanjian Baru ada satu perkataan yang sama artinya dengan "syiol", yaitu "hades". Perkataan itu selalu ada hubungannya dengan arti kerusakan dan kegelapan. Kata itu juga berarti "dunia orang mati" atau "alam maut". Perkataan itu ditulis sepuluh kali dalam Perjanjian Baru, yaitu: Matius 11:23; Lukas 10:15; Matius 16:18; Lukas 16:23; Kisah 2:27,31; Wahyu 1:18; 6:8; 20:13,14. Adalagi satu perkataan dalam Perjanjian Baru yaitu "gehenna", yang selalu berarti suatu tempat siksaan oleh sebab kelakuan jahat. Perkataan itu terdapat dalam ayat-ayat yang berikut: Matius 5:22,29,30; 10:28; 18:9; 23:15,33; Lukas 12:5; Markus 9:43,45,47; Yakobus 3:6. Dalam 2Petrus 2:4 terdapat perkataan "tartarus", yaitu tempat Iblis dan malaikat-malaikat yang jahat.

    Istilah-istilah yang dipakai dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru itu menyatakan satu tempat saja. Roh Kudus memakai empat istilah itu dari segi kekristenan, dan Ia menghendaki kita mengartikannya satu hal, yaitu suatu tempat siksaan oleh sebab kelakuan jahat, tempat yang dikuasai Iblis, tempat siksaan bagi Iblis dan malaikat-malaikat yang jahat.

    Keadaan neraka dijelaskan lebih jauh seperti berikut: api yang kekal (Matius 25:41); lubang jurang maut (Wahyu 9:2,11); kegelapan yang paling gelap (Matius 8:12); siksaan (Wahyu 14:10,11); tempat siksaan kekal (Matius 25:46); murka dan hukuman Allah (Roma 2:5); kematian yang kedua (Wahyu 21:8); hukuman kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan (2Tesalonika 1:9); dosa yang kekal (Markus 3:29); lautan api yang menyala-nyala oleh belerang (Wahyu 19:20; 20:10,14,15). Jelas sekali dari Wahyu 20:14 bahwa neraka itu akan dilemparkan ke dalam lautan api yang menyala-nyala oleh belerang. Demikian pula semua orang yang namanya tidak tertulis di dalam Kitab Kehidupan akan dilemparkan ke situ (Wahyu 20:15). Di dalam Wahyu 20:10 diterangkan juga bahwa siksaan di tempat itu akan sampai selama-lamanya.

    Kesucian Allah menuntut siksaan atas dosa. Kesucian Allah telah menyebabkan siksaan atas Yesus Kristus di kayu salib, supaya manusia diselamatkan. Jadi kalau orang-orang menolak keselamatan dari Kristus itu, tentu kesucian Allah menuntut siksaan atas orang-orang itu, dan tempat siksaan itu adalah neraka.

    Dalam bab 19 yang membahas tentang "Hukuman Atas Dosa" sudah diterangkan mengenai hukuman dosa, dan juga diterangkan dengan singkat bahwa kebinasaan yang kekal tidak berarti jiwa itu ditiadakan atau dilenyapkan. Dalam bab itu disebutkan ayat yang membuktikan bahwa siksaan atas orang berdosa, yang menolak Tuhan Yesus, adalah siksaan yang kekal. Oleh sebab siksaan atas orang-orang yang menolak Yesus Kristus itu kekal tentu tempat siksaan itu kekal juga. Perkataan-perkataan yang berarti kekal, yang dipakai untuk menyatakan keadaan Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus, juga yang dipakai untuk menyatakan kesenangan orang-orang yang diselamatkan, dan untuk sorga, juga dipakai untuk neraka. Andaikata yang satu tidak kekal tentu yang lainpun tidak kekal (lihat Matius 25:46).

    Dalam cerita tentang Lazarus dan orang kaya di dalam Lukas 16:19-31, terdapat beberapa hal yang pasti yaitu: 1) Tidak ada pengampunan sesudah kematian; 2) Orang kaya itu berdoa supaya siksaannya dikurangi, tetapi tidak dapat; 3) Orang kaya itu berdoa meminta supaya seseorang diutus kembali ke dunia untuk memberitahukan bahwa neraka sungguh-sungguh ada dan janganlah orang-orang datang ke sana, tetapi tidak diizinkan. Ayat-ayat lain dalam Perjanjian Baru juga menerangkan bahwa siksaan itu kekal, oleh sebab itu jelas bahwa sesudah kematian jiwa tidak lenyap begitu saja.

    Dalam Wahyu 19:20 kita membaca bahwa pendurhaka (Antikristus) dan nabi-nabi palsu dilemparkan ke dalam lautan api yang menyala-nyala oleh belerang, lalu sesudah kerajaan Tuhan seribu tahun Iblis sendiri yang dilemparkan ke situ, bersama-sama dengan mereka (Wahyu 20:10). Jiwa orang-orang itu tidak lenyap.

    Tuhan Yesus sendiri berkata mengenai Yudas bahwa "lebih baik kalau orang itu tidak dilahirkan". Pernyataan itu membantah ajaran sesat yang mengatakan bahwa semua orang akan diampuni dan akhirnya diperdamaikan dengan Allah. Ajaran sesat itu didasarkan pada salah pengertian mengenai Efesus 1:9,10 dan Kolose 1:19,20. Kalau orang-orang berdosa pada akhirnya dapat diperdamaikan dengan Allah, tentunya keadaan itu lebih baik daripada "tidak dilahirkan". Tetapi Tuhan Yesus dengan terus terang mengatakan bahwa lebih baik orang itu tidak dilahirkan. Dan perhatikanlah, di dalam Kolose 1:20 tidak dikatakan bahwa mereka yang di dalam neraka akan diperdamaikan dengan Allah. Oleh sebab itu baiklah kita memperhatikan syarat-syarat ini sebelum menentukan suatu asas pengajaran, yaitu: ayat yang kurang jelas tidak boleh dipakai sebagai dasar suatu asas pengajaran bilamana ada ayat-ayat lain yang jelas bertentangan dengan pengajaran itu. Banyak ayat yang membuktikan bahwa neraka dan siksaannya itu kekal. Oleh karena semua itu, doa-doa untuk orang yang sudah mati tidak berfaedah, tidak akan menghasilkan apa-apa.

    Para pengabar Injil perlu berkhotbah tentang neraka dan siksa yang kekal, untuk mengingatkan orang-orang supaya mereka lari kepada Yesus Kristus serta bertobat. Robert McCheyne (seorang pengabar Injil yang masyhur di Skotlandia) berkata demikian, "Kecuali dengan mencucurkan air mata, seorang pengabar Injil tidak pantas berkhotbah tentang neraka dan siksaan kekal". Karena ia selalu berkhotbah tentang siksaan kekal dengan kesungguhan hati dan dengan mencucurkan air mata, maka banyak orang yang telah bertobat serta percaya kepada Tuhan Yesus.

    24. ASAS PENGAJARAN TENTANG AKHIRAT


    I. RINGKASAN MENGENAI URUTAN RENCANA KEDATANGAN TUHAN YESUS KRISTUS YANG KEDUA KALI

    "Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang" (Yohanes 16:13).

        1. Janji Tuhan:                    Yohanes 14:2,3
                                           Yohanes 14:28
                                           Yohanes 16:16
                                           Yohanes 16:22
        2. Kesetiaan Tuhan:                2Petrus 3:9
                                           Ibrani 10:23,25
                                           Ibrani 10:37
                                           Yakobus 5:8
                                           Wahyu 22:20
        3. Pengharapan Jemaat:             Ibrani 9:28
                                           Filipi 3:20
                                           Roma 8:23
                                           1Korintus 1:7
                                           Titus 2:13
                                           2Tesalonika 3:5
                                           1Tesalonika 1:10
        4. Pelantikan Jemaat.              1Tesalonika 4:16
           Mempelai Laki-laki datang       1Korintus 15:52
           untuk Jemaat-Nya, yaitu mempelai 1Tesalonika 4:14
           perempuan-Nya.  (Bagian pertama
           dari kedatangan Tuhan yang
           kedua kali.)
        5. Kebangkitan orang-orang yang    1Tesalonika 4:16
           di dalam Kristus.  (Bagian      1Korintus 15:22,23
           pertama dari kebangkitan yang   1Korintus 15:52
           pertama):                       1Korintus 15:42-52
        6. Orang-orang saleh yang masih    1Tesalonika 4:15
           hidup diubahkan.                1Korintus 15:51,52
                                           Filipi 3:20,21
                                           1Korintus 15:49
                                           1Korintus 15:53
        7. Diangkat dalam awan menyongsong 1Tesalonika 4:17
           Tuhan di angkasa.               2Tesalonika 2:1
        8. Orang-orang saleh akan          1Tesalonika 4:17
           selama-lamanya bersama-sama     Yohanes 14:3
           dengan Tuhan.                   Yohanes 12:26
                                           Wahyu 3:12
                                           Yohanes 17:24
                                           Yohanes 10:28
                                           1Tesalonika 5:10
        9. Kursi pengadilan Kristus        2Korintus 5:10
           (Hanya untuk orang-orang saleh.) Roma 14:10-12
                                           Wahyu 22:12
        10. Pekerjaan tiap-tiap orang      1Korintus 3:12-17
            diuji dan dinyatakan.          1Korintus 4:5
                                           Matius 25:14-30
                                           Lukas 19:12-27
        11. Pekerjaan yang baik.           1Korintus 3:14
                                           Efesus 6:8
        12. Pekerjaan yang tidak baik.     1Korintus 3:15-17
                                           Kolose 3:25
        13. Pahala untuk pelayanan         1Korintus 3:8
            dan pekerjaan kita bagi Tuhan. Filipi 3:14
                                           Kolose 3:24
                                           Yakobus 2:5
                                           Yakobus 1:12
                                           Wahyu 2:10
                                           2Timotius 4:8
                                           1Petrus 5:4
                                           1Korintus 9:25
                                           1Korintus 2:9
                                           1Korintus 4:5
        14. Perkawinan Anak Domba          Wahyu 19:7,8
            dengan Jemaat-Nya:             Efesus 5:25-27
        15. Masa kesengsaraan              Daniel 12:1
            di dunia ini.                  Matius 24:21
                                           Wahyu 11:3
                                           Wahyu 13:5
        16. Si Pendurhaka (Antikristus)    Wahyu 16:12-21
            menghimpunkan orang-orang      Wahyu 19:17-21
            pada peperangan Harmagedon     2Tesalonika 2:8
            lalu ia dilempar ke dalam
            lautan api.
        17. Kedatangan Tuhan Yesus         Kisah 1:11
            sebagai Raja di atas dunia.    Matius 24:29,30
            (Bagian yang kedua dari        Markus 13:26
            kedatangan Tuhan yang kedua    Lukas 21:27
            kali):                         Zakharia 2:10
                                           Matius 25:31
                                           Wahyu 19:11-21
                                           Daniel 7:13,14
                                           Yesaya 26:21
                                           Mikha 1:3
                                           Yesaya 59:20
                                           Zakharia 14:4,5
                                           Wahyu 1:7
                                           2Tesalonika 1:7
                                           2Tesalonika 2:8
        18. Kedatangan Tuhan bersama       Wahyu 19:14
            dengan saleh-saleh-Nya.        Wahyu 17:14
                                           Zakharia 14:5
                                           Yudas 1:14
                                           1Tesalonika 3:13
                                           Kolose 3:4
                                           1Yohanes 3:2
        19. Kebangkitan menuju kehidupan.  Wahyu 20:4
            (Bagian kedua dari kebangkitan Wahyu 20:5
            yang pertama).                 Yohanes 5:29
                                           Wahyu 20:6
                                           Daniel 12:2
        20. Bangsa-bangsa diadili          Matius 25:31-46
            Tuhan Yesus Kristus:           Kisah 17:31
                                           Daniel 2:44
        21. Kerajaan seribu tahun.         Daniel 2:44
                                           Lukas 1:32
                                           Mazmur 72:8,11
                                           Mazmur 2:6
                                           Mikha 4:7
                                           1Korintus 15:25
                                           Wahyu 11:15
                                           Zakharia 9:10
                                           Yeremia 23:5
                                           Yesaya 9:6
                                           Yesaya 24:23
                                           Zefanya 3:15
                                           Wahyu 20:2-7
                                           Wahyu 19:15,16
        22. Tuhan Yesus Kristus akan       2Timotius 2:12
            memerintah bersama-sama        Roma 8:17
            para saleh-Nya.                Wahyu 3:21
                                           Wahyu 5:9,10
                                           Wahyu 1:6
                                           Wahyu 20:4,6
                                           1Korintus 6:2
        23.  Iblis dirantai.               1Korintus 6:2
                                           Wahyu 20:1,2
        24. Iblis dilepaskan seketika      Wahyu 20:7-10
            lamanya; pemberontakannya
            dan hukuman baginya.
        25. Kebangkitan menuju kebinasaan. Yohanes 5:29
            (Kebangkitan yang kedua).      Daniel 12:2
                                           Wahyu 20:12,13
                                           Wahyu 20:5
        26. Langit dan bumi yang lama      Matius 24:35
            lenyap.                        2Petrus 3:10-13
                                           Wahyu 20:11
                                           Yesaya 51:6
                                           Ibrani 1:11,12
        27. Penghakiman di depan           Yohanes 5:22
            takhta Putih. (Hanya untuk     Kisah 17:31
            orang-orang yang tidak         Wahyu 20:11-13
            selamat).
        28. Lautan api yang menyala-nyala  Wahyu 21:8
            oleh belerang, yaitu kematian  Wahyu 20:14,15
            yang kedua, musuh yang         1Korintus 15:26
            terakhir.
        29. Langit yang baru dan bumi      Wahyu 21:5
            yang baru.                     2Petrus 3:13
                                           Yesaya 65:17
                                           Wahyu 21:1
        30. Yerusalem yang baru.           Wahyu 21:2,9-27
                                           Wahyu 3:12
        31.  Keindahan kota itu.           Wahyu 21:12-14
                                           Wahyu 21:18,19
                                           Wahyu 21:22
        32. Kemuliaan dan kesucian         Wahyu 21:22-27
            kota itu.                      Wahyu 21:11
        33. Allah diam bersama-sama        Wahyu 21:3
            dengan manusia.
        34. Allah menjadi semua di         1Korintus 15:24-28
            dalam semua.
        35.  Peringatan dan ajakan.        Wahyu 22:11,12
                                           Wahyu 22:17

    Lanjutan 00814

    II. KEDATANGAN TUHAN YESUS KRISTUS YANG KEDUA KALI

    A. Bukti kedatangan Kristus yang kedua kali

    Tuhan Yesus pasti akan kembali. Hal ini mutlak sama seperti Firman Allah adalah mutlak. Tuhan Yesus sendiri telah berjanji bahwa Ia akan kembali, dan masih banyak bukti lain tentang hal itu di dalam Alkitab (Yohanes 14:3; Matius 24:27,36; Markus 13:26; Lukas 21:27; Wahyu 22:7,20). Berita tentang kedatangan Kristus yang kedua kalinya itu terdapat dalam segenap Alkitab. Daniel telah menubuatkan tentang hal itu (Daniel 7:13,14). Demikian pula Zakharia (#Zakharia 14:4), Yesaya dan Yehezkiel telah bernubuat mengenai hal itu (Yesaya 45:23; Yehezkiel 21:25-27). Rasul-rasul Tuhan menyatakan hal itu dalam pengajarannya (Kisah 3:20,21; 2Petrus 1:16; 2Tesalonika 1:7; Yakobus 5:8; Yudas 1:14; 1Yohanes 2:28; Wahyu 1:7). Malaikat-malaikat juga telah mewartakannya (Kisah 1:11). Tentang kedatangan Tuhan yang kedua kali disebutkan 318 kali dalam Perjanjian Baru (antara lain: Ibrani 9:28; Filipi 3:20,21; 1Tesalonika 4:16,17).

    B. Pentingnya kedatangan Tuhan yang kedua kali

    Banyak nubuat dalam Perjanjian Lama tentang Tuhan Yesus akan digenapkan pada waktu kedatangan Tuhan yang kedua kali. Dengan keyakinan itu kita dapat menghibur orang-orang saleh yang berdukacita (1Tesalonika 4:18). Kedatangan Kristus yang kedua kali itu menjadi pengharapan yang penuh bahagia bagi tiap-tiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus (Tit 2:13). Asas pengajaran tentang kedatangan Tuhan dibenci dan diolok-olok oleh orang-orang yang tidak percaya (2Petrus 3:3,4). Kepastian kedatangan Tuhan yang kedua kali itu patut meneguhkan kita untuk berjaga-jaga, setia, rajin berdoa, dan tinggal tetap di dalam Kristus (Matius 24:44-46; Lukas 21:34-36; 1Yohanes 2:28). Tuhan telah menjanjikan suatu berkat besar kepada orang yang tetap menantikan kedatangan-Nya (Lukas 12:35-37).

    C. Arti dan cara kedatangan Tuhan

    Kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali bukan berarti saat kematian orang yang percaya. Kematian adalah musuh kita; dan musuh itu akan dikalahkan pada waktu Tuhan Yesus datang (1Korintus 15:50-57). Pada hari kematian orang saleh tidak akan ada "bunyi sangkakala" dan "seruan" dari penghulu malaikat, tidak ada kebangkitan orang-orang saleh dan hal-hal lain yang dikatakan dalam 1Tesalonika 4:16,17. Kedatangan-Nya bukan berarti saat kematian orang-orang Kristen. Dalam pasal Yohanes 21:15-25 Tuhan sendiri membedakan antara kematian dan kedatangan-Nya yang kedua kali. Di situ Tuhan Yesus memberitahukan bahwa Petrus akan mati tetapi tentang Yohanes Ia berkata demikian: "Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu". Jadi beberapa rasul salah mengerti perkataan itu dan berpendapat bahwa Yohanes tidak akan mati, tetapi akan tetap hidup sampai kedatangan-Nya.

    Kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali bukan berarti kedatangan Roh Kudus. Roh Kudus sendiri adalah satu pribadi yang pasti, dan kedatangan-Nya bukan kedatangan Kristus. Dalam Alkitab terdapat banyak ayat tentang kedatangan Kristus yang ditulis sesudah Roh Kudus datang pada Hari Pentakosta (Filipi 3:21; 1Tesalonika 4:16; 2Timotius 4:8), jadi jelas bahwa yang dimaksudkan bukanlah kedatangan Roh Kudus. Lihatlah Yohanes 14:15-18. Apa yang dikatakan dalam 1Tesalonika 4:16,17 tidak terjadi pada waktu Roh Kudus turun atas kita.

    Kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali bukan berarti kebinasaan Yerusalem. Kedatangan Kristus adalah suatu penghiburan, sedang kebinasaan Yerusalem adalah penghukuman. Kira-kira dua puluh tahun setelah Yerusalem dibinasakan Rasul Yohanes menulis Kitab Wahyu yang menyatakan kedatangan Tuhan yang kedua kali. "Pengharapan yang penuh bahagia", bagi jemaat itu masih belum terjadi, oleh karena itu sekarang ini kita menantikan kedatangan-Nya.

    D. Kedatangan Tuhan yang kedua kali terdiri atas dua bagian

    Kalau semua ayat tentang kedatangan Tuhan yang kedua kali itu diselidiki dengan teliti, maka nyatalah bahwa kedatangan Tuhan yang kedua kali itu terdiri atas dua bagian. Pada bagian yang pertama Tuhan Yesus datang hanya sampai di angkasa dan dari sana Ia memanggil orang-orang saleh-Nya naik ke awan-awan untuk menyongsong Tuhan Yesus. Pada bagian yang pertama Tuhan datang untuk orang-orang saleh-Nya, yaitu untuk menjemput mereka. Tentang kedatangan-Nya bagian pertama dikemukakan dalam 1Tesalonika 4:16,17. Bagian yang pertama itu disebut PELANTIKAN JEMAAT. Pada bagian yang pertama Tuhan tidak sampai ke bumi ini. Pada bagian yang kedua Tuhan Yesus turun bersama-sama dengan orang-orang saleh-Nya ke dunia ini untuk memerintah serta mendirikan kerajaan-Nya di atas bumi ini seribu tahun lamanya. Itulah yang disebut PENYATAAN KRISTUS sebab Ia dinyatakan kepada semua orang di bumi ini.

    Di antara bagian pertama (pelantikan jemaat) dan bagian kedua (pernyataan Kristus) terjadilah masa kesengsaraan di atas bumi ini. Masa itu pendek, kira-kira hanya tujuh tahun lamanya. Pada waktu terjadi masa kesengsaraan di atas bumi ini, jemaat Kristus yang sudah dilantik itu tinggal di dalam sorga bersama-sama dengan Tuhan Yesus.

    Dalam Perjanjian Baru ada tiga perkataan dalam bahasa Yunani yang dipakai untuk kedatangan Tuhan yang kedua kali. Perkataan "Parousia" berarti "ada" (hadir) atau "ada di sini", dan diterjemahkan "kedatangan". Perkataan itu sering dipakai, yaitu dalam 1Tesalonika 3:13; 1Tesalonika 2:19; 1Tesalonika 5:23; 2Tesalonika 2:1,8,9. Biasanya perkataan "Parousia" dipakai untuk menjelaskan bagian yang pertama (pelantikan jemaat), bukan untuk kedatangan Tuhan yang kedua kali. Akan tetapi sekali atau dua kali perkataan itu dipakai juga dalam mengemukakan bagian yang kedua. Perkataan "epiphaneia" (epifaneia) berarti "penyataan" atau "cahaya penyataan", dan diterjemahkan dengan "kedatangan" atau "penyataan". Perkataan itu biasanya dipakai untuk menyatakan bagian yang kedua dari kedatangan Tuhan yang kedua kali. Perkataan "epifaneia" itu terdapat dalam ayat-ayat: 2Tesalonika 2:8; 1Timotius 6:14; 2Timotius 1:10; 2Timotius 4:1,8; Titus 2:13. Perkataan "apokalupsis" berarti "penyataan", seolah-olah barang yang diselimuti dibuka selimutnya supaya terlihat. Perkataan "apokalupsis" sering dipakai misalnya dalam ayat-ayat Roma 2:5; 16:25; 1Korintus 1:7; 14:6,26; 2Korintus 12:1,7; Galatia 1:12; 2:2; Efesus 1:17; 3:3; 1Petrus 1:13; Wahyu 1:1. Perkataan "apokalupsis" biasanya dipakai untuk menyatakan bagian yang kedua dalam kedatangan Tuhan yang kedua kali itu. Adakalanya ketiga perkataan itu tidak dipakai dengan arti yang seharusnya, misalnya kata "apokalupsis" yang biasanya dipakai untuk menyatakan kedatangan Kristus bagian kedua kadang-kadang dipakai untuk menyatakan kedatangan Kristus bagian pertama.

    "Pelantikan Jemaat terjadi bilamana orang-orang saleh yang percaya diangkat ke awan-awan untuk menyongsong Tuhan Yesus di sana, yaitu sebelum masa kesengsaraan. Penyataan Kristus itu akan terjadi pada waktu Ia datang beserta dengan saleh-saleh-Nya, setelah masa kesengsaraan itu berakhir, untuk menghakimi dunia ini dengan kebenaran. Pada saat pelantikan jemaat Tuhan datang ke angkasa (awan-awan) untuk menjemput orang-orang saleh-Nya. Pada waktu itu Tuhan datang sebagai mempelai laki-laki untuk menjemput mempelai perempuan-Nya untuk memerintah bangsa-bangsa dan segenap dunia. Pada masa pelantikan jemaat-Nya, Tuhan Yesus datang hanya sampai ke awan-awan untuk mengangkat orang-orang saleh-Nya (1Tesalonika 4:17). Pada waktu penyataan Kristus, Ia datang ke dunia ini dan kaki-Nya berpijak pada bukit Zaitun dari tempat mana Ia telah naik ke sorga (Zakharia 14:4). W.E. Blackstone.

    E. Penjelasan mengenai dua bagian kedatangan Tuhan

    Kita telah mencoba membedakan ayat-ayat yang berhubungan dengan kedatangan Tuhan bagian pertama dan ayat-ayat yang berhubungan dengan kedatangan Tuhan bagian kedua. Hal ini merupakan suatu pekerjaan yang sulit bagi kami, akan tetapi kami berharap agar hal ini dapat berfaedah bagi jemaat. Tentunya banyak doa telah dinaikkan kepada Tuhan untuk meminta pertolongan-Nya dalam pekerjaan ini.

    Ayat-ayat berikut ini berhubungan dengan bagian pertama dari kedatangan Tuhan Yesus: 1Tesalonika 4:16,17; Filipi 3:20,21; Ibrani 9:28; Yohanes 14:3; Titus 2:13; 1Yohanes 3:2; Kolose 3:4; 2Tesalonika 2:1-3; 1Korintus 15:51-53; 1Tesalonika 5:1-5; Wahyu 3:3; Lukas 12:38,39; Matius 24:42-44.

    Pada bagian yang pertama dalam kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali itu ada beberapa hal yang akan terjadi, yaitu: 1) Tuhan Yesus akan turun dari sorga dengan sorak; 2) Penghulu Malaikat akan berseru; 3) Sangkakala Allah akan berbunyi; 4) Orang-orang yang telah mati dalam Kristus akan dibangkitkan lebih dahulu, yaitu dibangkitkan dari kuburnya; 5) Lalu kita, orang-orang Kristen yang masih hidup di bumi ini akan bersama-sama dengan mereka itu diangkat ke dalam awan-awan; 6) Pada waktu itu orang-orang saleh yang diangkat itu akan diubah oleh Tuhan dan diberi tubuh kebangkitan, yaitu tubuh kemuliaan, yang tidak dapat binasa, lihat Filipi 3:20,21; 1Korintus 15:51-53; 7) Orang-orang saleh, baik yang dibangkitkan dari antara orang mati, maupun yang masih hidup, tubuhnya diubahkan, dan mereka akan bertemu dengan Tuhan di udara; 8) Mereka akan selalu tinggal bersama-sama dengan Tuhan Yesus Kristus. Itulah bagian yang pertama dalam kebangkitan yang pertama.

    Ayat-ayat yang berikut menyatakan bagian yang kedua dari kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali: Matius 25:31,32; Zakharia 14:4,5; Kisah 1:11; Wahyu 1:7; Matius 24:26,27,30; Yesaya 25:9; Yeremia 23:5,6; Kisah 15:16,17; Mazmur 72:8-11; Wahyu 20:10; 19:11-21; 20:24; 16:15; 2Petrus 3:10,12,13. Ini terjadi pada waktu Tuhan Yesus datang bersama-sama orang-orang saleh-Nya untuk menyatakan diri-Nya serta mendirikan kerajaan seribu tahun. Kedatangan Tuhan Yesus yang pertama pada waktu Ia lahir di dunia ini sampai kenaikan-Nya ke sorga, memerlukan waktu tiga puluh tiga tahun lamanya, tetapi kedatangan-Nya yang kedua kali kelak tidak akan terbatas waktunya.

    Sebenarnya 2Tesalonika 2:7,8 mengemukakan tentang kedua bagian dari kedatangan Tuhan itu sebab ada hal yang mengenai bagian yang disebut dalam ayat itu yang mengenai bagian pertama dan ada hal yang mengenai bagian yang kedua. Dalam ayat 2Tesalonika 2:7 dikatakan bahwa kedurhakaan itu telah mulai bekerja secara rahasia. Kuasa yang menahan pekerjaan durhaka itu tidak lain adalah Roh Kudus di dalam jemaat yaitu di dalam diri orang-orang saleh. Bilamana jemaat yaitu orang-orang saleh Tuhan sudah dilantik, maka Roh Kudus tidak mempunyai tempat tinggal lagi di dunia ini (sebab jemaat dan orang-orang saleh adalah kaabah-Nya) dan Roh Kudus itu naik bersama-sama dengan jemaat Tuhan. Tetapi itu bukan berarti bahwa Roh Kudus tidak bekerja lagi dalam dunia ini atau dalam hati manusia di dunia ini. Pada waktu itu Roh Kudus akan bekerja seperti Ia telah bekerja dalam masa Perjanjian Lama. Hanya Ia tidak mempunyai kaabah lagi di dunia. Roh Kudus itu diangkat bersama-sama dengan jemaat Tuhan, pada waktu mereka dilantik, yaitu pada waktu kedatangan Tuhan bagian pertama. Akan tetapi yang dikatakan dalam ayat 2Tesalonika 2:8, yaitu kebinasaan sipendurhaka (AntiKristus) akan terjadi pada waktu Tuhan kembali ke dunia ini untuk memerintah, yaitu bagian yang kedua dari kedatangan-Nya.

    Oleh karena ayat-ayat yang menyatakan kedatangan Tuhan bagian pertama kami bedakan dari ayat-ayat yang menyatakan kedatangan Tuhan bagian kedua, berikut ini akan dijelaskan tentang Tuhan Yesus yang "datang seperti pencuri". Ada beberapa bagian dalam Perjanjian Baru yang mengatakan bahwa Tuhan akan datang seperti seorang pencuri, yaitu 1Tesalonika 5:1-6; Wahyu 3:3; 16:15; 2Petrus 3:10-12; Lukas 12:38,39; Matius 24:42-44.

    Jelas dari perkataan Tuhan Yesus dalam Matius dan Lukas bahwa Tuhan menghendaki supaya orang-orang saleh, yaitu jemaat-Nya, tetap berjaga-jaga menantikan kedatangan-Nya yang kedua kali. Dari kedua pernyataan itu jelas bahwa kedatangan-Nya akan terjadi seperti datangnya seorang pencuri, yaitu kepada orang-orang yang tidak berjaga-jaga dan tidak menunggu kedatangan-Nya. Hal itu sesuai dengan perkataan Rasul Paulus dalam 1Tesalonika 5:1-5. Rasul Paulus juga berkata bahwa hari Tuhan akan datang seperti pencuri (ayat 1Tesalonika 5:1,2). Tetapi kepada siapakah Ia akan datang seperti pencuri? Tentunya bukan kepada orang-orang saleh di Tesalonika. Hal itu nyata dari ayat 1Tesalonika 5:4,5, sebab mereka menunggu Tuhan dan siap untuk menyambut kedatangan-Nya. Demikian pula bukan kepada orang-orang saleh yang sekarang berjaga-jaga dan menunggu kedatangan-Nya.

    Dalam 1Tesalonika 5:4 Rasul Paulus membedakan antara jemaat yang sejati dengan kegelapan yang ada pada dunia ini dan pada orang-orang berdosa. Sebab kedatangan Kristus seperti pencuri, hal itu merupakan jerat kepada dunia ini dan orang berdosa. Tuhan datang dengan membawa hukuman kepada dunia ini, dan dunia ini tidak sempat melepaskan diri-Nya, lihat 1Tesalonika 5:3. Lalu dalam ayat 1Tesalonika 5:4 Paulus berkata, "Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri". Perhatikanlah, Tuhan dengan setia selalu memberitahukan kepada orang-orang saleh-Nya tentang hal-hal yang akan mereka alami. Artinya Tuhan selalu menerangkan kepada orang-orang saleh-Nya nubuat yang akan terjadi atas orang-orang saleh itu. Ingatlah baik-baik bahwa Tuhan mewajibkan kepada orang-orang saleh-Nya agar mereka berjaga-jaga setiap saat. Tentunya hal ini bukan suatu pekerjaan yang mudah. Tak seorang pun tahu bilamana hari atau jamnya Tuhan akan datang. Tetapi tentang hal itu orang-orang saleh adalah anak-anak terang, bukan di dalam gelap. Mereka tahu tanda-tanda kedatangan-Nya, dan bilamana hal-hal dan tanda-tanda itu terjadi, maka mereka akan "bangkit dan mengangkat muka sebab penyelamatan mereka sudah dekat" (Lukas 21:28). Kalau begitu, tentu kedatangan-Nya seperti seorang pencuri bagi orang-orang yang tidak percaya, bagi orang-orang di dalam jemaat yang tidak berjaga-jaga, yang tidak siap serta tidak menunggu kedatangan-Nya. Berdasarkan semua itulah maka 1Tesalonika 5:1-5 menyatakan bagian yang pertama dalam kedatangan Tuhan yang kedua kali.

    Semua itu sesuai dengan apa yang dikatakan Tuhan Yesus kepada jemaat di Sardis, "Jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri dan engkau tidak tahu pada waktu manakah Aku tiba-tiba datang kepadamu" (Wahyu 3:3). Tentunya akan ada juga orang dalam jemaat yang tidak berjaga-jaga, oleh sebab itu peringatan ini diberikan sama seperti di dalam Matius dan Lukas. Wahyu 3:3 berarti juga berhubungan dengan bagian pertama dalam kedatangan Tuhan itu, tetapi mengenai orang-orang yang tidak siap dan tidak berjaga-jaga.

    Dalam Wahyu 16:15 Tuhan berkata bahwa Ia akan datang seperti seorang pencuri. Hal itu berkenaan dengan bagian yang kedua dalam kedatangan Tuhan yang kedua kali. Ayat itu seperti suatu sisipan di antara hukuman-hukuman selama masa kesengsaraan. Dalam ayat itu tidak dikemukakan suatu perjanjian apapun mengenai pelantikan jemaat. Diberitahukan bahwa mereka yang tidak berjaga-jaga kelak akan dinyatakan dihadapan semua manusia di bumi ini, dan malaikat-malaikat juga, bahwa mereka itu telanjang, tidak dilindungi terhadap hukuman-hukuman dan kesusahan yang datang ke dunia ini. Memang ayat itu sukar ditafsirkan, bilamana kita ingat hubungannya dengan Wahyu 3:3 dan Wahyu 3:18. Akan tetapi menurut pendapat kami, orang-orang di Sardis yang tidak berjaga-jaga dan orang-orang yang telanjang di Laodikea akan bersama-sama merasai hukuman dunia ini bersama dengan orang-orang berdosa yang dikatakan dalam 1Tesalonika 5:3 dan lain-lain. Mereka yang di Sardis dan di Laodikea diberi kesempatan yang baik sekali, akan tetapi mereka tidak menggunakan kesempatan itu, maka oleh sebab kealpaan hilanglah pakaian mereka dan Tuhan datang kepada mereka seperti seorang pencuri untuk menghukum mereka.

    Oleh sebab semua itu kita dapat mengatakan bahwa kedatangan Tuhan untuk melantik jemaat-Nya adalah seperti seorang pencuri yang mengejutkan orang-orang berdosa dan orang-orang dalam jemaat yang tidak berjaga-jaga. Begitu pun dalam bagian yang kedua pada akhir masa kesengsaraan itu, kedatangan Tuhan ke dunia ini akan seperti seorang pencuri kepada orang-orang berdosa dan orang-orang yang lengah, yang tidak berjaga-jaga. Mungkin ada yang bertanya, "Kepada siapakah perkataan dalam Wahyu 16:15 itu ditujukan? Kepada jemaat atau kepada yang lain ?" Tentu bukan kepada jemaat. Kami hanya dapat mengatakan bahwa hal itu ditujukan kepada orang-orang dalam masa kesengsaraan itu, di mana mereka seharusnya berjaga-jaga. Barangkali orang-orang dalam jemaat yang tidak berjaga-jaga pada waktu Tuhan datang melantik jemaat-Nya akan tertinggal di bumi ini dan merasakan kesengsaraan itu.

    Dalam 2Petrus 3:10-12 Rasul Paulus mengemukakan dengan jelas tentang hukuman-hukuman yang terjadi pada bagian yang kedua dalam kedatangan Tuhan yang kedua kali.

    Tentang keadaan orang-orang di dunia ini pada waktu Tuhan Yesus hampir datang untuk melantik jemaat-Nya diterangkan dalam: Matius 24:37-42; Lukas 21:34-36.

    F. Saat kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali

    Yang kami maksudkan di sini ialah kedatangan Tuhan di atas awan-awan untuk melantik jemaat-Nya. Inilah bagian yang pertama dalam rencana kedatangan-Nya yang kedua kali. Kita tidak dapat menentukan secara pasti kapan hari atau jamnya Tuhan Yesus akan datang untuk melantik orang-orang saleh-Nya (Matius 24:36,42; Markus 13:32). Sebenarnya maksud Tuhan bukan supaya kita tidak tahu waktunya, tetapi supaya kita selalu berjaga-jaga. Saat kedatangan Tuhan itu sudah ada dalam pengetahuan Allah Bapa dan sudah dipastikan oleh-Nya, tetapi hal itu merupakan rahasia bagi diri-Nya sendiri (Kisah 1:7). Kedatangan Tuhan Yesus Kristus yang kedua kali itu akan terjadi pada waktu yang tidak disangka-sangka oleh manusia (Matius 24:44). Pada waktu Tuhan datang dunia ini tetap dalam keadaannya yang biasa, semua orang tetap sibuk dalam pekerjaannya dan kesenangannya (Lukas 17:26-30).

    Pada akhir zaman, yaitu menjelang kedatangan Tuhan Yesus kembali untuk jemaat-Nya, akan terjadi masa yang sukar; banyak orang menjadi murtad, berpaling kepada roh-roh penyesat, dan ajaran setan-setan sehingga sukar sekali mendapati orang-orang yang masih beriman (1Timotius 4:1; 2Timotius 3:1-5; Lukas 18:8). Kita banyak dinasihati agar selalu berjaga-jaga dan menantikan kedatangan Tuhan (Markus 13:34,36; Lukas 12:35,36; Matius 24:42,44; 25:13). Jadi, hal itu berarti kedatangan Tuhan dapat terjadi pada setiap waktu yang tidak terduga. Dari semua hal yang dinubuatkan dalam Alkitab yang harus terjadi sebelum Tuhan Yesus datang untuk melantik jemaat-Nya, tidak ada satupun yang belum digenapi pada masa ini. Jadi saat kedatangan-Nya itu sudah dekat.

    Mungkin ada orang yang bertanya: "Tidakkah semua orang di dunia ini akan diselamatkan sebelum Tuhan Yesus datang kembali?" Jawaban untuk pertanyaan itu terdapat dalam Matius 24:14; 25:31,32; 2Tesalonika 2:1-4; Lukas 18:8; 21:35; 2Timotius 3:1-5. Dari ayat-ayat tersebut jelas bahwa tidak semua orang akan percaya sebelum Tuhan Yesus datang. Juga dalam Matius 24:14 diterangkan tentang maksud Tuhan untuk masa sekarang ini. Diterangkan di situ bahwa Injil itu akan diwartakan ke seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, bukan semua bangsa akan diselamatkan dan menerima Injil itu. Hal ini diterangkan lebih jelas lagi dalam Kisah 15:14,16,17. Maksud Tuhan sekarang yaitu memilih suatu bangsa bagi nama-Nya dari segala bangsa di dunia ini. Ia menginginkan supaya mempelai perempuan Kristus diambil dari tiap-tiap suku, dan bahasa, dan bangsa, dari seluruh dunia. Tetapi hal itu tidak berarti semua orang di dunia akan diselamatkan.

    III. HAL-HAL YANG TERJADI SESAAT SESUDAH PELANTIKAN JEMAAT

    Sebelumnya kita telah membahas tentang pelantikan jemaat serta hal-hal yang terjadi pada waktu itu, yang merupakan bagian yang pertama dari kedatangan Tuhan Yesus yang kedua. Berikut ini kita akan membahas hal-hal yang terjadi setelah pelantikan jemaat, sebelum Tuhan Yesus menyatakan diri-Nya di dunia ini, yang merupakan bagian kedua dari kedatangan-Nya. Hal itu terjadi seperti suatu selingan, seolah-olah disisipkan di antara bagian pertama dan kedua dalam kedatangan Tuhan. Kita akan membahasnya dalam dua bagian, yaitu: 1) hal-hal yang terjadi di sorga dan 2) hal-hal yang terjadi di atas bumi ini.

    A. Hal-hal yang terjadi di dalam sorga

    Setiap orang Kristen harus menghadap kursi pengadilan Yesus Kristus, bukan untuk mendapat hukuman atas dosa-dosanya, melainkan untuk memberi pertanggungan jawab atas pekerjaannya atau pelayanannya. Dosa-dosa kita, orang Kristen, telah dihukum di atas kayu salib, yaitu dosa-dosa yang karenanya kita sudah bertobat serta meminta ampun dari Tuhan Yesus Kristus. Akan tetapi kalau ada dosa di dalam kita yang tidak kita akui dan kita tidak bertobat dari dosa itu, maka tak dapat tidak dosa itu akan dihakimi di depan takhta pengadilan Yesus Kristus (Kolose 3:25).

    Jadi semua orang yang percaya, harus berdiri di hadapan kursi pengadilan Yesus Kristus (2Korintus 5:10; Roma 14:10-12; Wahyu 22:12). Hal itu akan terjadi di dalam sorga sesudah jemaat-Nya dilantik. Tujuan pengadilan itu adalah untuk menentukan pahala-pahala bagi kita yang sesuai dengan pekerjaan dan pelayanan kita masing-masing. Hal ini dapat kita ketahui juga melalui perumpamaan tentang talenta dan tentang uang mina (Matius 25:14-30; Lukas 19:11-27). Pahala yang akan kita terima sesuai dengan pekerjaan kita untuk Tuhan, yaitu sesuai dengan pekerjaan yang kita bangunkan di atas dasar yang teguh, yaitu Yesus Kristus. Boleh jadi seseorang dapat diselamatkan tetapi pekerjaannya hangus dalam api (1Korintus 3:12-17). Pada pihak lain ia dapat juga membangun dengan bahan emas, perak, dan batu indah yang dapat tahan api. Oleh sebab segala pekerjaan kita bagi Tuhan akan diuji dengan api maka baiklah kita bekerja sehari-hari sambil mengingat akan hal itu (1Korintus 3:8).

    Tentang pahala bagi orang-orang yang setia dan yang menang terdapat dalam: Filipi 3:14; Kolose 3:24; Yakobus 2:5; 1:12; 2Timotius 4:8; 1Petrus 5:4; 1Korintus 9:25; 1Korintus 2:9; 1Korintus 4:5. Kita juga patut mengetahui tentang pahala-pahala yang dijanjikan kepada orang-orang yang menang, dalam surat-surat kepada ketujuh jemaat dalam pasal-pasal Wahyu 2:1-3:22, di samping pahala-pahala itu ialah segala berkat bagi penduduk Yerusalem Baru (pasal-pasal Wahyu 21:1-22:21).

    Kemudian sesudah kursi pengadilan Kristus dan pahala-pahala yang diberikan kepada orang-orang saleh, terjadilah perkawinan Anak Domba Allah dan Perjamuan Kawin Anak Domba itu (Wahyu 19:7-9; Efesus 5:25-27). Tidak dinyatakan dengan jelas kepada kita hal-hal yang berhubungan dengan Perkawinan Anak Domba itu, tetapi tentunya pada saat itu jemaat dihadapkan kepada Allah Bapa oleh Yesus Kristus dalam segala kemuliaan sorgawi. Hal itu akan merupakan suatu peristiwa yang sangat indah, tak dapat dilukiskan.

    B. Hal-hal yang terjadi di atas bumi

    Ada tiga hal yang akan terjadi pada waktu itu, yaitu masa kesengsaraan di mana si pendurhaka (Antikristus) akan menyatakan diri dan kemudian dibinasakan, dan peperangan Harmagedon.

    C. Masa kesengsaraan (kesukaran)

    Masa kesengsaraan merupakan suatu masa yang pendek antara saat pelantikan jemaat dan saat penyataan Kristus, yaitu kira-kira tujuh tahun lamanya (Daniel 9:27; Wahyu 3:10; 11:3; 13:5). Pada mulanya banyak orang Yahudi akan pulang kembali ke Palestina, mereka tidak percaya kepada Yesus dan mereka mendirikan kaabah di Yerusalem, lalu mereka mengadakan perjanjian dengan si pendurhaka (Antikristus) (Daniel 9:27; Yohanes 5:43). Setelah tiga setengah tahun si pendurhaka atau anti Kristus itu dinyatakan (2Tesalonika 2:3), lalu si pendurhaka itu membunuh "dua saksi Allah" yang telah menubuatkan tentang masa itu, dan ia juga menghentikan korban sembelihan di dalam kaabah. Kemudian si pendurhaka itu mendirikan patungnya di atas tempat kudus (Daniel 9:27; 11:31; 12:11). Lalu Setan yang murka itu beserta malaikat-malaikat pengikutnya dibuangkan ke dalam dunia sebab waktunya telah singkat, diikuti tiga setengah tahun yang akhir dari tujuh tahun itu di mana negeri yang kudus itu diinjak-injak (Daniel 9:26; Lukas 21:24; Wahyu 11:2) dan terjadilah masa kesengsaraan yang besar itu (Yeremia 30:7; Daniel 12:1; Matius 24:21; Wahyu 13:14,17). Masa kesengsaraan yang terbesar itu terjadi pada waktu anti Kristus dan Nabi Palsu menguasai dunia ini. Akan diberikan hukuman mati kepada orang yang tidak menyembah patung binatang itu, dan orang yang tidak menerima tandanya akan disiksa (Wahyu 13:15-17). Sepertiga dari orang Yahudi yang ada di Palestina pada waktu itu akan melalui masa kesengsaraan itu dengan selamat (Zakharia 13:8,9) dan mereka itu akan dikumpulkan oleh Tuhan di Yerusalem dan akan disucikan dari kesalahan mereka. Lalu kerajaan-kerajaan akan menyerang Yerusalem dan isi negeri Yerusalem ditawan oleh raja-raja itu. Sisa orang-orang Israel itu akan tetap bersandar kepada Tuhan. Pada waktu itu raja-raja dunia ini akan berhimpun untuk berperang melawan Allah dan Mesias (Mazmur 2:1-3; Wahyu 16:14,16; 17:14; 19:19). Lalu Tuhan sendiri akan turun dari sorga beserta dengan orang-orang saleh-Nya untuk membinasakan segala musuh-Nya serta melepaskan kaum pilihan-Nya.

    D. Si Pendurhaka (Antikristus)

    Dikemukakan dalam Alkitab bahwa ada sesuatu golongan kejahatan di dunia ini yang diantaranya banyak Antikristus (1Yohanes 2:18). Pada akhir zaman si pendurhaka itu akan dinyatakan sebagai kepala dalam hal agama dan politik, dan Iblis sendiri yang akan menguasai dirinya. Di dalam Alkitab ditulis beberapa sebutan untuk Antikristus yang menyatakan sifat dan pekerjaannya. Ia dikatakan sebagai tanduk kecil di antara sepuluh tanduk dalam Daniel 7:7,8. Sepuluh tanduk itu mengibaratkan golongan politik yang terakhir sebelum Tuhan datang. Ia dinamai "Raja dengan muka yang garang" (Daniel 8:23). Rupanya dalam #Zakharia 11:15-17 ia disebut "gembala yang pandir, yang meninggalkan domba-domba". Tuhan Yesus telah menyebut tentang dia dalam Yohanes 5:43. Dalam 2Tesalonika 2:3 ia disebut "manusia durhaka". Dalam pasal Wahyu 13:1-18 ia dinyatakan sebagai "binatang" yang mengumpulkan kerajaan-kerajaan dunia dalam golongan yang akhir itu (selidiki juga pasal Daniel 7:1-28 yang berhubungan dengan pasal Wahyu 13:1-18). Dalam Wahyu 13:1-18 perdana menterinya disebut "nabi palsu" dan dinyatakan sebagai "binatang" kedua yang bertanduk dua (bandingkan Wahyu 19:20 dan Wahyu 20:10). Juga dalam pasal Wahyu 17:1-18 ia dinyatakan sebagai "binatang" yang menjadi kepala dari segala kekuasaan agama dan politik. Binatang itu, yaitu Antikristus, ialah suatu pribadi (bukan suatu peraturan politik) yang menjadi kepala golongan politik dan agama untuk seluruh dunia. Hal itu jelas dari Wahyu 13:18 dan 2Tesalonika 2:3. Nama binatang itu ialah sebuah bilangan (666), dan ia adalah seorang manusia yang dikuasai Iblis.

    Pekerjaan Antikristus itu dinyatakan dalam ayat-ayat yang telah disebut di atas. Ia melawan Allah dan kebenaran-Nya. Ia meninggikan dirinya serta mengaku dirinya Allah. Iblis memberi kekuasaan besar kepadanya, yaitu kuasa dalam hal politik dan agama. Kita tidak mengetahui kapan ia menyatakan diri di dunia ini. Kita hanya mengetahui bahwa ia akan muncul pada akhir zaman dan ia tidak dapat dinyatakan dengan jelas hingga jemaat Tuhan dilantik (2Tesalonika 2:1-12). Pada akhirnya Antikristus itu akan dilemparkan hidup-hidup ke dalam lautan api yang menyala-nyala oleh belerang (Wahyu 19:20; 2Tesalonika 2:8).

    E. Peperangan Harmagedon

    Selama masa kesengsaraan itu hukuman lepas hukuman dijatuhkan ke atas orang-orang berdosa dan atas kerajaan "binatang" itu. Akhirnya murka Allah dicurahkan ke atas kerajaan si pendurhaka itu. Orang-orang berdosa tidak mau bertobat, melainkan makin lama mereka makin mengeraskan hati sehingga berani melawan Allah dengan terus terang. Anak-anak durhaka itu di bawah pimpinan Antikristus akan berkumpul di suatu tempat yang bernama Harmagedon di Palestina. Mereka datang dari sebelah timur dan utara dengan maksud untuk membinasakan bangsa Yahudi serta berperang melawan Yesus Kristus. Hal-hal yang akan terjadi pada waktu itu akan diterangkan dalam Wahyu 16:12-21; 19:17-21; dan 1Tesalonika 2:7. Pada waktu itu Tuhan datang beserta dengan orang-orang saleh-Nya dan membinasakan Antikristus dan Nabi Palsu itu. Dahsyat sekali hukuman Allah atas mereka, dan akhirnya binatang dan Nabi Palsu itu dilemparkan ke dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang. Orang-orang yang telah menjadi pengikut mereka itu dibunuh dengan hujan batu, pedang Tuhan, dan gempa bumi yang amat hebat. Dalam Perjanjian Lama juga ada ayat-ayat yang menyatakan tentang peperangan itu (Yesaya 29:1-8; Yoel 2:11; 3:9-17; Zakharia 14:12-15). Sebenarnya ini bukan suatu peperangan sebab mereka itu hanya bersiap-siap mau melawan orang-orang Yahudi dan Tuhan Yesus, tetapi pada waktu itu Tuhan datang beserta dengan orang-orang saleh-Nya dan bala tentara sorga lalu membinasakan mereka semua.

    IV. PENYATAAN KRISTUS

    Saat penyataan Kristus berarti saat kedatangan-Nya beserta orang-orang saleh-Nya ke atas bumi ini, untuk mendirikan kerajaan-Nya di atas bumi ini selama seribu tahun. Tentunya tindakan Tuhan yang pertama-tama pada waktu Ia datang yaitu membinasakan si pendurhaka (Antikristus) dan Nabi Palsu serta orang-orang durhaka yang mengikut mereka dalam peperangan Harmagedon itu. Penyataan Kristus termasuk bagian kedua dalam kedatangan Kristus yang kedua kali. Pada waktu itu Tuhan akan datang beserta dengan semua orang saleh-Nya dari sorga. Kedatangan itu dinyatakan dalam Wahyu 19:11-21; 1:7; Daniel 7:13,14; Zakharia 14:4,5; 2Tesalonika 2:8.

    "Yesus Kristus akan nyata dan kelihatan kepada semua orang di dunia ini. Kedatangan-Nya di awan-awan hanya akan kelihatan oleh orang-orang yang akan dilantik saja. Yohanes telah melihat penyataan Kristus ketika ia berkata, 'Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia'; dan itulah yang dimaksudkan oleh Tuhan ketika Ia berkata, 'Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit; dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya'" - Dr. A.B. Simpson.

    Pada waktu penyataan Kristus, orang-orang Yahudi akan melihat Dia serta insaf bahwa Ialah Mesias yang telah mereka salibkan, lalu mereka akan bertobat serta percaya kepada Tuhan Yesus. Pada waktu itu suatu bangsa akan dilahirkan hanya dalam waktu sehari (Zakharia 12:10-12; Yesaya 66:8); dan musuh orang-orang Israel akan dibinasakan. Ingat, inilah bagian kedua dalam kedatangan Yesus Kristus. Berikut ini adalah ayat-ayat lain yang berhubungan dengan penyataan Kristus: Matius 24:29,30; Markus 14:62; Matius 26:64; Zakharia 12:10; Yudas 1:14; 1Tesalonika 3:13.

    Pada waktu penyataan Kristus, sebelum Tuhan mendirikan kerajaan-Nya di atas bumi ini, tentunya ada kebangkitan orang-orang saleh yang mati sahid dalam masa kesengsaraan itu (Wahyu 6:9-11; 20:4-6). Ada orang yang berpendapat bahwa kebangkitan itu adalah bagian terakhir atau penggenapan kebangkitan yang pertama.

    A. Hukuman atas bangsa-bangsa

    Dalam waktu yang singkat sesudah Tuhan kembali ke dunia ada beberapa hukuman dijatuhkan untuk mempersiapkan dunia ini bagi kerajaan-Nya seribu tahun lamanya (Wahyu 20:4). Maka bangsa-bangsa di dunia ini akan diadili dan dihukum menurut perbuatan mereka terhadap orang-orang Yahudi dan terhadap orang-orang saleh Tuhan. Hukuman itu dikatakan oleh Tuhan Yesus dalam Matius 25:31-46; Kisah 17:31. Bangsa-bangsa itu dihukum atas perbuatan mereka yang dilakukan sebelum Tuhan kembali ke dunia ini. Yohanes telah melihat beberapa takhta (Wahyu 20:4), maka boleh jadi ada beberapa macam hukuman yang tidak diterangkan jelas dalam ayat itu. Jadi jelaslah bahwa dunia ini akan dibersihkan dan disiapkan untuk Kerajaan Tuhan 1000 tahun lamanya. Pada waktu itu kebenaran akan memerintah di atas bumi.

    B. Kerajaan Tuhan seribu tahun

    Kerajaan Tuhan seribu tahun di atas bumi ini disebut "Millennium". Perkataan "millennium" berasal dari bahasa Latin dan artinya "seribu tahun". Dalam pasal Wahyu 20:1-15 kerajaan seribu tahun itu disebut enam kali. Itu merupakan suatu masa yang pasti dan dalam pasal itu dikatakan hal-hal yang terjadi sebelum dan sesudahnya. Kerajaan Tuhan seribu tahun lamanya mulai pada waktu Tuhan Yesus Kristus datang ke dunia ini beserta dengan orang-orang saleh-Nya untuk berkerajaan di atas seluruh muka bumi ini.

    1. Hal-hal yang terjadi dalam kerajaan Tuhan seribu tahun itu

    Baiklah kita memperhatikan hal-hal yang akan terjadi pada saat sebelum kerajaan Tuhan itu. Sebelumnya, Antikristus dan Nabi Palsu telah dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang. Orang-orang durhaka dalam peperangan Harmagedon telah dibinasakan dan bangsa-bangsa (kerajaan-kerajaan) telah diadili dan dihukum. Masa kesengsaraan sudah lalu dan Tuhan beserta orang-orang saleh-Nya telah turun ke bumi.

    Dalam pasal Wahyu 20:1-14 kita mengetahui bahwa dalam kerajaan Tuhan itu, Iblis akan dirantai di dalam jurang maut. Orang-orang saleh Tuhan di dalam tubuh kebangkitan bersama-sama dengan Tuhan Yesus di atas bumi ini. Pada waktu itu orang-orang Yahudi akan percaya kepada Mesias mereka dan akan diselamatkan, lalu mereka itu akan membawa berita keselamatan itu kepada orang-orang di seluruh dunia yang pada waktu itu belum percaya kepada Yesus Kristus. Lihat Zakharia 8:13-23 dan bandingkan dengan Kisah 15:14-17. Bangsa Yahudi akan menjadi bangsa yang terkemuka di dunia ini, dan kerajaan-kerajaan lain akan terpaksa mengaku dan menyembah Yesus Kristus. Pada waktu itu Yerusalem akan menjadi ibu kota seluruh dunia (Yesaya 2:1-4; Zakharia 14:16). Pada waktu itu Tuhan Yesus akan memerintah kerajaan itu dengan keadilan dan kebenaran (Yesaya 11:4; Mazmur 98:9). Dunia ini akan diubah dan diperbaiki (Roma 8:19-21; Yesaya 65:17-25; 35:1; 55:13). Binatang yang buaspun akan menjadi jinak.

    Orang-orang saleh Tuhan akan memerintah bersama dengan Tuhan. Mereka itu akan mendapat bagian dalam hal memerintah dunia ini selama seribu tahun.

    Orang-orang Yahudi akan menjadi terkemuka dalam masa itu. Pada waktu itu mereka akan diselamatkan (bandingkan Yeremia 23:5,6 dan Roma 11:26). Tuhan Allah telah mengadakan suatu perjanjian yang kekal dengan Daud dan perjanjian itu tidak akan pernah dibatalkan (pasal 2Samuel 7:1-29). Ia berjanji bahwa senantiasa akan ada seorang yang akan duduk di atas takhta Daud (Yeremia 33:17). Dan ketika Tuhan Yesus datang di dunia zaman dahulu, hanya Ia yang berhak atas takhta itu, bahkan sampai sekarang juga (Lukas 1:32). Bilamana Tuhan datang kembali maka Ia akan duduk di atas takhta Daud itu (Yesaya 9:6,7). Pada waktu itu orang-orang Yahudi akan menjadi suatu berkat besar di dunia ini (Zakharia 8:13), dan orang-orang lain akan mencari Allah bangsa Yahudi itu (Zakharia 8:23). Pada waktu sekarang ini orang-orang Yahudi mulai kembali ke tanah air mereka, tetapi dalam kerajaan Tuhan seribu tahun kelak hal ini digenapkan. Mereka akan disucikan dari segala kecemaran mereka dan diberi hati baru (Yehezkiel 27:23,25; 36:25-27,29). Pada waktu itu padang belantara akan menjadi seperti Taman Eden dan bilangan kaum itu akan bertambah-tambah. Maka Yerusalem akan di sebut sebagai "kota kebenaran".

    Sehubungan dengan semuanya ini maka di dunia ini akan mengalami suatu masa damai. Dalam peperangan Harmagedon tidak semua orang dibinasakan melainkan hanya para bala tentara si pendurhaka itu. Sebagian besar manusia akan tetap tinggal di tanah airnya dan mereka akan hidup dalam kerajaan seribu tahun itu. Semuanya akan mengakui Yesus Kristus dan semuanya akan tunduk kepada-Nya (Yesaya 45:23; Roma 14:11). Kalau ada orang yang mendurhaka kepada perintah Tuhan maka ia akan dibinasakan, dan semua kerajaan akan tunduk kepada Tuhan Yesus Kristus (Zak 14:16-19). Pada masa kerajaan seribu tahun itu tidak akan ada peperangan, orang-orang akan menghancurkan alat-alat peperangan dan menjadikannya alat-alat pertanian seperti bajak, dll. (Yesaya 2:4; Mikha 4:3, bandingkan dengan ketujuh ayat yang pertama dalam pasal-pasal itu). Tuhan Yesus Kristus akan memerintah dengan kebenaran dan dengan tongkat besi (Yesaya 11:4; Mazmur 98:9; Wahyu 2:27; 12:5; 19:15), raja-raja, para pembesar dan semua bangsa akan menyembah Kristus (Mazmur 2:8; Wahyu 15:4; Zakharia 14:16; Yesaya 49:7; Mazmur 72:8-11). Dunia ini akan penuh dengan pengetahuan akan Tuhan seperti air laut yang menutupi dasarnya (Yesaya 11:9).

    2. Maksud kerajaan seribu tahun

    Kerajaan Tuhan yang seribu tahun lamanya itu akan menjadi zaman keemasan atau masa yang terbaik di atas bumi ini. Akan tetapi masa itu juga merupakan suatu masa ujian bagi manusia sama seperti masa-masa sebelumnya. Pada masa itu dunia ini akan mengalami keadaan yang terbaik. Selama waktu itu Iblis dirantai sehingga ia tidak dapat menggoda orang-orang, dan Tuhan Yesus memerintah dengan kebenaran.

    "Maksud Allah yaitu menguji manusia dalam masa seribu tahun itu untuk melihat apakah manusia akan mentaati perintah-Nya atau tidak. Tuhan sudah menguji manusia dalam masa tidak ada dosa, dalam masa di mana manusia bergantung pada tempelakan hati nurani, dalam masa pemerintahan manusia, dalam masa perjanjian, dalam masa Taurat, dan sekarang manusia sedang diuji dalam masa kasih karunia. Dalam kerajaan seribu tahun itu manusia akan diuji dalam masa kebenaran. Ujian itu akan menyatakan apakah manusia akan berkenan kepada Allah atau tidak dalam suasana yang terbaik, yaitu dengan Iblis diikat, keadaan dunia akan diperbaiki, damai di dunia, dan Tuhan Yesus memerintah dengan keadilan dan kebenaran". - Charles Feinberg. Tetapi walaupun demikian manusia dalam keadaan hatinya yang sebenarnya tidak dapat berkenan kepada Allah, meskipun dalam suasana yang terbaik sekalipun.

    Sesudah kerajaan seribu tahun itu maka Iblis akan dilepaskan untuk waktu yang singkat. Lalu ia mulai menggoda manusia lagi dan banyak orang yang akan terpikat oleh Iblis itu (Wahyu 20:7-9) serta melawan Allah. Hal itu menunjukkan bahwa selama seribu tahun itu hati manusia belum diubahkan. Mereka itu telah tunduk kepada Kristus secara lahir, tetapi akhirnya mereka mendurhakai kepada Kristus. Hal itu juga menyatakan betapa perlunya manusia dilahirkan baru. Hal itu juga menyatakan bahwa manusia tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri meskipun dalam suasana yang terbaik. Oleh sebab itu manusia tidak dapat berdalih.

    C. Durhaka yang terakhir

    Sesudah kerajaan Tuhan seribu tahun, maka Iblis akan dilepaskan dari jurang maut. Pada waktu itu Iblis akan menggoda manusia dan bangsa-bangsa dan manusia, dan mengajak mereka berontak kepada Tuhan Yesus Kristus (Wahyu 20:7-10). Kita akan merasa heran sebab ribuan manusia akan mengikuti Iblis dalam maksudnya yang jahat itu. Jumlah mereka adalah seperti pasir di tepi laut. Maksud si Iblis adalah akan melawan Kristus dan orang-orang saleh-Nya, dan mereka mulai menyerang negeri yang dikasihi (Yerusalem) itu. Pada waktu itu kesabaran Allah terhadap dosa, orang-orang berdosa dan makhluk yang berdosa, sudah habis. Lalu Tuhan Allah menurunkan api dari sorga ke atas mereka itu dan Iblis dilemparkan ke dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang. Di situ Iblis akan disiksa selama-lamanya dan ia tidak dapat lagi menggoda manusia atau pun malaikat. Itulah akhir dosa.

    D. Kebangkitan menuju kebinasaan

    Ketika Yesus berada di bumi ini Ia telah berkata bahwa semua orang mati itu akan mendengar suara-Nya lalu bangkit (Yohanes 5:28,29). Bagi orang yang berbuat jahat kebangkitan itu akan menjadi kebangkitan menuju kebinasaan. Rasul Paulus juga berkhotbah mengenai kebangkitan dalam Kisah 17:31,32, sebab kebangkitan itu adalah salah satu bagian dalam Injil. Akan tetapi kebangkitan orang-orang yang percaya tidak sama waktunya dengan kebangkitan orang-orang yang tidak percaya. Kebangkitan orang-orang yang percaya akan terjadi pada waktu pelantikan jemaat yaitu pada bagian pertama dalam kedatangan Tuhan yang kedua kali, sebelum kerajaan seribu tahun. Kebangkitan orang-orang yang tidak percaya akan terjadi sesudah kerajaan seribu tahun (Wahyu 20:5,12). Tuhan Yesus mengatakan (Yohanes 5:29) itu adalah kebangkitan menuju kebinasaan, sebab mereka itu akan dibinasakan (Wahyu 20:15).

    E. Penghakiman Takhta Putih

    Dosa orang-orang yang percaya telah dihukum di atas kayu salib. Kelak orang yang percaya harus berdiri dihadapan takhta pengadilan Yesus Kristus untuk membuat perhitungan mengenai pekerjaan dan pelayanannya. Hal itu sudah dibahas dan tidak perlu diulangi lagi. Jadi tinggal orang-orang berdosa saja yang harus dihukum.

    Hanya orang-orang berdosa yang tidak percaya yang akan berdiri di hadapan penghakiman Takhta Putih itu. Di situlah hukuman yang terakhir dijatuhkan ke atas orang-orang berdosa, dan itulah akhir dari hukuman atas dosa. Hukuman Takhta Putih diterangkan dalam Wahyu 20:11-15. Tuhan Yesus Kristus adalah Hakim yang duduk di atas takhta itu (Yohanes 5:22; Kisah 17:31). Mereka itu diadili sesuai dengan apa yang tertulis dalam kitab-kitab Allah. Barangsiapa yang namanya tidak tertulis dalam Kitab Kehidupan, ia akan dilemparkan ke dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang. Semua orang mati yang tidak percaya akan dibangkitkan untuk dihakimi di depan Takhta Putih itu, pasti akan dilemparkan ke dalam lautan api. Tidak ada keterangan dalam ayat-ayat tersebut tentang seorangpun yang lepas dari hukuman itu. Kitab Kehidupan ada di situ tetapi orang-orang yang namanya tertulis dalam Kitab itu tidak ada.

    F. Langit yang baru dan bumi yang baru

    Rupanya langit dan bumi ini akan lenyap pada waktu orang-orang berdosa menghadap takhta Putih (Wahyu 20:11; Matius 24:35; 2Petrus 3:10-13), supaya pada waktu itu hanya Takhta Allah yang tetap teguh. Seolah-olah Tuhan Allah menginginkan segala makhluk sorga, orang-orang saleh, orang-orang jahat dan roh-roh jahat sekalipun hanya memandang kepada Allah pada waktu Ia memberikan hukuman yang terakhir atas dosa itu. Kejadian itu dahsyat. Langit dan bumi yang lama itu akan lenyap sehingga tidak tampak lagi bekasnya. Api dari Allah akan menghanguskan dan melenyapkan semuanya, seperti yang dikatakan oleh Petrus. Lalu Tuhan mengadakan langit dan bumi yang baru, dan itulah yang dilihat oleh Yohanes dalam Wahyu 21:1-27 dan Wahyu 22:1-21. Akan ada orang-orang baru yang tinggal di Yerusalem Baru yang terdapat di bumi yang baru dan langit yang baru itu, yang semuanya semata-mata suci.

    Di dalam langit yang baru dan bumi yang baru itu tidak ada sesuatu yang najis, melainkan sekaliannya suci. Allah sendiri akan diam di Yerusalem Baru itu bersama-sama dengan manusia yang telah ditebus-Nya. Segala akibat dosa telah dihapuskan (Wahyu 21:4). Air Kehidupan diberikan kepada semuanya (Wahyu 21:6). Kota itu lebih mulia dari apa yang dapat kita bayangkan (Wahyu 21:11-27). Tidak perlu lagi Bait Suci sebab Allah dan Anak Domba adalah Bait Sucinya (Wahyu 21:22). Tidak perlu lagi matahari atau bulan sebab Allah dan Anak Domba itu adalah lampunya (Wahyu 21:23). Rupanya akan ada bangsa-bangsa baru di bumi baru itu (Wahyu 21:24). Sungai air kehidupan ada di situ (Wahyu 22:1). Pohon kehidupan ada di situ (Wahyu 22:2). Penduduk negeri itu akan melayani Tuhan sepanjang abad yang kekal (Wahyu 22:3). Tuhan telah menyediakan suatu pekerjaan bagi masing-masing kita, dan pekerjaan itu akan dilakukan dengan sempurna tanpa diganggu oleh Iblis seperti yang terjadi di atas bumi yang lama. Pada waktu itu Allah akan menjadi semua di dalam semua (1Korintus 15:24-28). Dengan demikian nyatalah kemenangan Allah atas dosa dan Setan.

    G. Peringatan dan ajakan

    Pada pasal yang terakhir dalam Alkitab, Tuhan Allah memberikan dua ayat peringatan dan satu ayat ajakan. Wahyu 22:11,12 berisi peringatan kepada orang yang tidak mau bertobat dan peringatan kepada semua orang saleh bahwa Tuhan akan datang segera. Tetapi Tuhan tidak menutup Alkitab ini tanpa ajakan kepada orang-orang yang mau bertobat (Wahyu 22:17). Maka Roh Kudus memanggil semua orang. Mempelai perempuan (jemaat) memanggil semua orang. Dan barangsiapa yang mendengarnya, hendaklah ia berkata: "marilah". Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mau, hendaklah ia berkata: "Marilah". Barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma! "Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu berkenaan itu; sesungguhnya, hari ini adalah hari penyelamatan itu" (2Korintus 6:2).

    "Supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikkan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus" (Efesus 2:7).

    "Alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya" (Roma 11:33).

    "Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu tak kedapatan tak bercacat dan tak berdosa dihadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia" (2Petrus 3:14).

    "Bagi Dia, yang berkuasa menjaga supaya jangan kamu tersandung dan yang membawa kamu dengan tak ternoda dan penuh kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya, Allah yang Esa, Juruselamat kita oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, bagi Dia adalah kemuliaan, kebesaran, kekuatan dan kuasa, sebelum segala abad dan sekarang dan sampai selama-lamanya. Amin" (Yudas 1:24,25).

    "Maka Allah damai sejahtera, yang oleh darah perjanjian yang kekal telah membawa kembali dari antara orang mati Gembala Agung segala domba, yaitu Yesus, Tuhan kita, kiranya memperlengkapi kamu dengan segala yang baik untuk melakukan kehendak-Nya, dan mengerjakan di dalam kita apa yang berkenan kepada-Nya, oleh Yesus Kristus. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin" (Ibrani 13:20,21).

    "Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman: 'Ya, Aku datang segera! Amin, datanglah, Tuhan Yesus!'" (Wahyu 22:20).

    Bagian F. Lampiran

    I. PREMILLENNIALISME

    Kedatangan Tuhan Yesus adalah sebelum kerajaan Seribu Tahun

    Penjelasan yang tegas tentang Premillennialisme sangat perlu untuk jemaat Tuhan pada dewasa ini.

    Premillennialisme berarti kita percaya kepada "pengharapan kita yang penuh bahagia" (Titus 2:13), yaitu kedatangan Tuhan Yesus Kristus Juruselamat kita yang terjadi sebelum kerajaan seribu tahun, dan Ia sendiri yang akan datang. Hal itu akan terjadi pada saat kapan saja, dalam waktu yang tidak lama lagi.

    Premillennialisme mengajarkan bahwa kerajaan Tuhan Yesus akan didirikan di atas bumi ini selama seribu tahun, dan kerajaan itu akan berlangsung pada waktu Tuhan Yesus kembali ke dunia ini. Sebaliknya, Postmillennialisme (post = sesudah, millennium = 1000 tahun) mengajarkan bahwa Tuhan Yesus akan datang sesudah seribu tahun itu. Sedangkan Amillennialisme (tak ada millennium) mengatakan bahwa tak ada kerajaan seribu tahun, melainkan masa itu akan selesai dengan hukuman akhir, dan barulah akan terjadi bumi yang baru dan langit yang baru.

    "Perlu diketahui bahwa Premillennialisme ialah salah satu cara menafsirkan Alkitab, bukan merupakan bagian dari keselamatan kita. Seseorang dapat juga dilahirkan kembali dengan tidak memegang ajaran Premillennialisme. Jadi orang yang berpegang pada paham Premillennialisme janganlah menyebut orang yang bukan Premillennial itu "bidat". Dan sebaliknya kelompok Postmillennialisme janganlah menyebut orang Premillennial itu "bidat".

    Alkitab dan sejarah gereja menyatakan dengan terus terang bahwa jemaat yang mula-mula pasti berpegang pada Premillennialisme. Kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali merupakan "pengharapan yang penuh bahagia" bagi jemaat yang mula-mula pada waktu mereka menderita aniaya dan siksa di bawah pemerintahan kerajaan Romawi. Pada zaman Agustinus terjadilah perubahan pada penafsiran nubuat Alkitab; kemudian dalam abad-abad kegelapan (sebelum Reformasi) pengharapan akan kedatangan Tuhan yang akan terjadi pada waktu yang tak disangka-sangka itu menjadi kabur. Pada waktu Reformasi mereka tidak memperhatikan pengajaran itu. Tetapi dalam tiga abad yang terakhir ini pengajaran tentang ajaran Premillennialisme dihidupkan kembali.

    Postmillennialisme mengatakan bahwa orang-orang Kristen dengan usaha sendiri akan mencapai masa keemasan itu (kerajaan 1000 tahun) tanpa Tuhan hadir di dunia ini secara badani. Mereka mengatakan bahwa orang Kristen sendiri akan menyediakan dan memperbaiki dunia ini untuk kedatangan Tuhan.

    "Postmillennialisme berkembang pada akhir abad 19 dan permulaan abad 20. Pada abad 19 banyak terjadi kebangunan-kebangunan rohani yang besar di Inggris dan Amerika Serikat, dan hal itu menghasilkan kemajuan besar dalam pengabaran Injil oleh misi-misi Protestan. Perluasan pengabaran Injil itu telah sampai ke tiap-tiap benua dan sampai juga ke daerah-daerah pedalaman negara-negara. Waktu itu terjadi beberapa perbaikan sosial, dan kemajuan dalam beberapa bidang. Hal-hal itu disangka merupakan langkah-langkah yang menuju pada kerajaan seribu tahun itu. Terlebih pula mereka bertambah yakin akan hampirnya kedatangan kerajaan seribu tahun itu dengan lahirnya satu perserikatan bangsa-bangsa yang dinamai 'League of Nations'. Banyak orang yang menyangka bahwa perserikatan Bangsa-Bangsa itu akan dapat menjamin perdamaian dunia yang dirindukan manusia sejak berabad-abad lamanya. Lalu munculah perang dunia yang kedua. Perang dunia yang kedua itu telah membingungkan kelompok Postmillennialisme serta menghancurkan impian-impian mereka tentang perdamaian itu. Sekarang hampir-hampir tak terdengar lagi sesuatu dari kelompok itu tentang nubuat Alkitab.

    "Amillennialisme bukanlah suatu cara penafsiran Alkitab, melainkan suatu tantangan terhadap tafsiran Premillennialisme dan Postmillennialisme. Tak ada suatu susunan asas Amillennialisme. Ajaran Amillennialisme lebih menitikberatkan kepada kedatangan Tuhan Yesus yang pertama kali dan korban perdamaian-Nya daripada kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali". Mereka yang berpegang pada Amillennialisme berpendapat bahwa millennium yang dinubuatkan adalah yang sedang berlangsung pada masa sekarang. Paham ini tidak menganggap millennium itu suatu masa keemasan yang kelak terjadi, melainkan menyamakan millennium itu suatu dengan masa sekarang, yang disebut "masa Injil". Pengajaran itu juga tidak membedakan maksud Allah terhadap bangsa Israel dan maksud-Nya terhadap jemaat Kristen. Selanjutnya, mereka berpegang pada pendirian bahwa pada masa ini Iblis sedang dirantai.

    "Premillennialisme adalah sebagai teropong. Pandangan terhadap Alkitab oleh pengajaran Premillennialisme adalah sebagai teropong untuk memandang dari jauh kepada keseluruhannya. Kita yakin bahwa pengajaran Premillennialisme sesuai dengan isi Alkitab.

    "Perjanjian Lama dan Baru tidak menyebutkan perhitungan tahun (tawarikh) yang tepat, oleh sebab itu kalau seseorang mencoba menentukan hari dan tahun kedatangan Tuhan pasti ia akan salah menentukan. Menentukan hari kedatangan Tuhan dan mementingkan hal-hal kecil dalam nubuat akan menyebabkan kekeliruan dan berbahaya bagi kita. Adakalanya seseorang salah sangka tentang si pendurhaka (Antikristus), misalnya orang-orang menyangka Napoleon, Kaisar Wilhelm II atau Mussolini dan lain-lain adalah si pendurhaka itu. Sejarah dunia sekarang ini tidak menerangkan tentang nubuat Alkitab, tetapi nubuat Alkitab mungkin menerangkan bahwa sejarah dunia sekarang ini.

    "Adakalanya orang yang berpegang pada Premillennialisme salah memusatkan perhatiannya. Mereka berusaha mengetahui tentang kedatangan Antikristus, bukan kedatangan Kristus. Oleh sebab itu ada orang yang menyalahkan pengajaran itu. Akan tetapi seorang yang sungguh-sungguh mengerti serta menurut pengajaran Premillennialisme, ia akan sangat memperhatikan serta mentaati Amanat Agung dari Tuhan Yesus (mengabarkan Injil kepada seluruh dunia), bukan hanya memperhatikan masa kesengsaraan itu saja. Orang yang sungguh-sungguh menuruti pengajaran Premillennialisme akan menjadi seorang yang dapat diajar dan yang gemar menyelidiki Alkitab. Ia mengetahui keperluan orang-orang Kristen dan orang-orang yang belum mengenal Kristus; Ia adalah seorang yang taat kepada suara Roh Kudus.

    "Asas pengajaran itu menjadi dasar pikiran kita, filsafat kita, dan perbuatan kita. Pengajaran itu memberi arti kepada segenap hidup dan pelayanan kita.

    "Pengajaran Premillennialisme itu memberikan pandangan yang patut mengenai penciptaan dan kesudahan segala sesuatu. Pengajaran itu mengakui bahwa Tuhan telah mempunyai rencana, peraturan dan maksud untuk dunia ini serta manusia yang mendiaminya. Rasul Petrus dengan ilham dari Roh Kudus telah berkata kepada orang banyak di Serambi Salomo: 'agar Tuhan ... mengutus Yesus yang dari semula diuntukkan bagimu sebagai Kristus. Kristus itu harus tinggal di sorga sampai waktu pemulihan segala sesuatu, seperti yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi-nabi-Nya yang kudus di zaman dahulu. Kisah 3:20,21.

    "Yang dimaksud dalam pelajaran nabi-nabi tentang waktu pemulihan segala sesuatu' (Kisah 3:21) ialah zaman keemasan dan keberkatan di dunia ini pada waktu laknat dosa dicabut (Yesaya 11:1-9; Roma 8:19-23); dan kerajaan Israel akan didirikan lagi, (Yesaya 11:10; 12:6; Ulangan 4:27-31; 31:9; Hosea 3:4,5, dll).

    "Waktu pemulihan segala sesuatu, menunjuk ke belakang kepada penciptaan yang mula-mula dan maksud Tuhan atas penciptaan itu. Para penganut ajaran Premillennialisme itu juga percaya akan karya Allah yang menciptakan segala sesuatu oleh kuasa perintah-Nya. Sungguhpun mereka tidak mempersoalkan perkara-perkara yang kecil, baik yang telah lalu maupun yang belum digenapkan, namun mereka telah memiliki kepastian tentang yang lalu dan yang akan terjadi. Oleh sebab mereka percaya kepada Tuhan Yesus dan Alkitab, mereka mengenal sang Khalik itu serta membuktikan bahwa Ia setia. Bagi mereka, dunia ini bukan suatu jam besar yang kelak akan berhenti, melainkan dunia ini juga akan mengalami suatu masa keemasan yang akan terjadi di atas bumi ini, setelah itu akan mendapat langit yang baru dan bumi yang baru.

    "Ajaran Premillennialisme memberi arti kepada sejarah dunia dan dorongan kepada pelayanan kita. Alkitab menyatakan bahwa Allah mempunyai hubungan yang erat dengan manusia dan 'mata Tuhan menjelajah seluruh bumi', dan 'Kebenaran meninggikan derajat bangsa, tetapi dosa adalah noda bangsa'.

    "Sejarah dunia berjalan terus sampai kepada akhirnya; berjalan terus dari mulai menerima tanggung jawab sampai kepada saat menerima hukuman. Alkitab menyatakan masa-masa di mana Tuhan Allah mempunyai hubungan yang istimewa dengan manusia. Tiap-tiap masa itu sudah diakhiri dengan hukuman, dan masa kasih karunia inipun akan diakhiri dengan hukuman.

    "Ajaran Premillennialisme itu mengutamakan tanggung jawab jemaat untuk mengabarkan Injil kepada seluruh dunia dan hubungan tugas itu dengan kedatangan Tuhan Yesus yang ke dua kali. Ajaran itu membenarkan bahwa sisa orang Israel akan kembali ke tanah air mereka serta mendirikan negaranya di sana. Andaikata kembalinya bangsa Israel ke tanah air mereka tidak dinubuatkan dalam Alkitab, tentunya hal itu sangat luar biasa, sebab Alkitab adalah kitab yang dianggap orang adi kodrati (super natural); sebab biasanya apabila suatu bangsa dikalahkan dan diusir dari tanah airnya, mereka tidak dapat kembali lagi. Ajaran itu juga membenarkan hukuman melalui masa kesengsaraan atas bangsa-bangsa dunia ini, yang kemudian diikuti oleh "Waktu pemulihan segala sesuatu". Di luar tinjauan Premillennialisme sejarah dunia merupakan suatu rahasia dan kebodohan.

    "Orang yang menurut ajaran Premillennialisme wajib mengetahui pesan Kristus kepada jemaat-Nya yang harus dilaksanakan dalam masa antara Tuhan Yesus naik ke sorga sampai saat Ia akan datang kembali. Pesan itu ialah 'Kamu akan menjadi saksi-Ku ... sampai ke ujung bumi', yang dikatakan-Nya sebelum Ia naik ke sorga. Lalu malaikat berkata kepada murid-murid Yesus pada waktu itu: 'Yesus ini, yang terangkat ke surga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga', Kisah 1:8,11.

    "Orang Kristen yang menuruti ajaran Premillennialisme memperhatikan benar-benar tugasnya pada masa ini dan tidak kuatir terhadap hal-hal yang akan datang. Ia melihat serta mengerti segala sesuatu yang terjadi di dunia ini sebagaimana adanya, dan ia bersuka cita dalam pengharapan akan kedatangan Tuhan yang kedua kali. Ia seorang yang rajin melakukan segala kewajibannya sebagai orang Kristen, dan ia tidak dibingungkan oleh keributan yang melanda dunia ini. Ia insaf bahwa sejarah dunia tentu akan menggenapkan kehendak Tuhan.

    "Ajaran Premillennialisme membedakan nilai hal-hal yang kekal dengan yang tidak kekal. Suatu pengadilan umum pada akhir masa ini merupakan hal yang samar-samar bagi sebagian besar orang Kristen. Di samping itu mereka tidak merasakan pentingnya pengadilan semacam itu sehingga mereka menganggap masih ada banyak waktu untuk bersiap-siap menghadapi pengadilan itu".

    Namun, kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali itu dapat terjadi pada saat kapan saja dan Ia sendiri yang akan datang, jadi hal ini menyatakan betapa penting dan hebatnya saat kita sekalian harus menghadap takhta pengadilan Kristus, dan mungkin kita segera dipanggil ke situ untuk mempertanggungjawabkan perbuatan kita, 1Korintus 3:9-15; 2Korintus 5:9-11; Roma 14:10.

    Oleh sebab orang Kristen harus menghadap takhta pengadilan Kristus, hal itupun patut menimbulkan keinsafan bahwa kehidupan kita adalah suatu amanat suci daripada Allah. Oleh sebab itu kita harus merebut tiap-tiap kesempatan hari demi hari untuk mempermuliakan dan melayani Allah. Ajaran Premillennialisme membenarkan pepatah, "Hanya ada satu kehidupan bagi kita yang akan cepat berlalu, tetapi yang kita buat untuk Kristus tak akan berlalu". Hanya emas, perak, dan batu-batu indah yang tahan uji pada waktu pengadilan Kristus.

    "Ajaran Premillennialisme membenarkan pengajaran Alkitab bahwa kita janganlah mementingkan hal-hal duniawi, baik berkat-berkatnya maupun kepahitan-kepahitannya yang menyebabkan putus asa. Semua itu tidak sebanding dengan kemuliaan yang akan diberikan kepada anak-anak Allah. Jadi, baiklah kita tetap giat di dalam pekerjaan kita tanpa memperdulikan balasan dari dunia ini, baik pujian maupun kecamannya. Yang kita rindukan hanyalah perkataan Tuhan kepada kita: 'baik sekali perbuatanmu itu, hak hambaku yang baik dan setia'.

    "Jelas kepada kita, bahwa asas Premillennialisme memusatkan perhatian kita kepada nilai-nilai yang sejati. Ajaran itu menekankan tanggung jawab kita dan pahala-pahala bagi orang-orang yang setia. Perumpamaan tentang talenta (Matius 25:14-30) dan perumpamaan tentang uang mina (pasal Lukas 19:11-27) adalah hal-hal yang sangat penting bagi orang Kristen yang berpegang pada Premillennialisme. Janji Tuhan Juruselamat, kepada kita adalah, "Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya, Wahyu 22:12.

    "Ajaran Premillennialisme menekankan bahwa kita, orang Kristen, memiliki dua kewarganegaraan. Alkitab mengatakan bahwa kita adalah warganegara dari suatu negara, tetapi juga warganegara dari kerajaan Allah. Prinsip-prinsip kewarganegaraan dunia ini diterangkan dalam Roma 13:1-7 dan 1Petrus 2:13-17. Pemerintahan manusia dibentuk oleh Allah untuk kebaikan manusia, dan mereka yang memerintah harus bertanggung jawab kepada Allah. Orang Kristen wajib mentaati undang-undang negara, menghormati yang berwajib serta menjadi warganegara yang baik, sebagai saksi Kristen.

    "Orang Kristen juga harus menginsafi bahwa pemerintahan manusia dibatasi oleh yang Mahakuasa. Rasul Petrus mengatakan, "Tunduklah, karena Allah, kepada semua lembaga manusia" (1Petrus 2:13), juga dihadapan Mahkamah Agama bangsa Yahudi, 'Kita harus lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia' (Kisah 5:29). Dengan kata lain Rasul Petrus menuntut haknya untuk mengabarkan Injil, tetapi ia mengakui bahwa dapat juga ia diusir dari kabah ketika ia mengabarkan Injil.

    "Pada saat seseorang percaya kepada Tuhan Yesus, saat itulah ia menjadi warganegara kerajaan Allah. Kolose 1:13 mengatakan bahwa Allah 'memindahkan kita ke dalam kerajaan Anak-Nya yang kekasih'. Orang-orang yang percaya adalah 'anak-anak kerajaan' (Matius 13:38) walaupun pada waktu ini Raja itu belum datang. Jikalau mereka itu tidak dilahirkan kembali tentu mereka tidak dapat melihat kerajaan Allah (Yohanes 3:3). Oleh sebab mereka menjadi warganegara Kerajaan Allah, maka patutlah mereka mencari lebih dahulu hal-hal tentang kerajaan itu (Matius 6:33).

    "Tujuan kewarganegaraan surga ialah memberitahukan tentang Yesus Kristus, bahwa Ia adalah Tuhan dan Juruselamat, dan di samping itu melaksanakan kewajibannya sebagai warganegara tanah airnya. Kita patut 'tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia' (Filipi 2:15). Orang Kristen bertanggung jawab kepada pemerintahan manusia dan kepada kerajaan Allah, itulah yang ditekankan oleh ajaran Premillennialisme.

    "Ajaran Premillennialisme memberi dorongan yang kuat sekali dalam hal kesucian hidup dan pengharapan pada masa ini. Kita diajar untuk tidak berkuatir tentang sesuatu, tetapi hal itu tidak berarti bahwa kita harus bersikap tidak peduli. 1Yohanes 3:2,3 mengatakan: 'Akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya. Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.' Banyak nasihat mengenai hal itu di dalam Alkitab. 'Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik,' Titus 2:11-14. Demikian pula 2Petrus 3:11-14. Dan 1Tesalonika 5:1-11 menyatakan dengan tegas bahwa orang-orang yang percaya ialah 'anak-anak terang' dan mereka wajib berjaga-jaga dan bersiap menantikan kedatangan Tuhan yang kedua kali.

    "Kepada hamba yang setia dan taat pada pujian, 'Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang' (Matius 24:46). Tetapi ayat-ayat yang berikut ini merupakan peringatan yang keras: 'Akan tetapi apabila hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya: Tuanku tidak datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba lain, dan makan-minum bersama-sama pemabuk-pemabuk, maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangka-sangkanya, dan pada saat yang tidak diketahuinya, dan akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang munafik. Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi' (Matius 24:48-51). Oleh sebab kedatangan Tuhan sudah dekat, hendaklah orang Kristen yang Premillenial itu berhati-hati, jangan saling memukul dengan teman-temannya yang sama-sama melayani Tuhan.

    "Bagi anak-anak terang kedatangan Tuhan yang sudah dekat itu bagaikan pelita dalam malam yang gelap. Hal itu memberi kesabaran kepada-Nya seperti yang dikatakan oleh Tuhan, 'Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu', Lukas 21:19. Hal itu patut mengajar kita menjadi rajin dan hidup suci. Kita mengingat perkataan Tuhan, 'Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri dihadapan Anak Manusia, Lukas 21:36.

    "Kedatangan Tuhan yang dapat terjadi pada setiap saat itu ditegaskan oleh perkataan ini: 'Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat' Lukas 21:28.

    "Ajaran Premillennialisme memberikan pandangan yang patut mengenai penciptaan dan kesudahan segala sesuatu, memberikan arti kepada sejarah dunia, memberikan dorongan bagi pelayanan, menyatakan perbedaan nilai hal-hal yang kekal dengan yang tidak kekal, menginsafkan kita akan tanggung jawab dunia ini dan juga sebagai warganegara kerajaan Allah, serta memberikan dorongan kepada kita untuk hidup suci dan untuk tetap berpegang kepada pengharapan kita pada akhir zaman ini.

    "Orang yang berpegang pada ajaran Premillennialisme bukanlah orang yang pesimis (yang selalu berpengharapan/berpandangan tidak baik dalam menghadapi segala hal), melainkan ia adalah orang yang optimis (yang selalu berpengharapan/berpandangan baik dalam menghadapi segala hal).