Doa bagi negara Afrika Selatan
Afrika Selatan ada di persimpangan baik secara budaya, spiritual,
dan secara fisik. Skala kemiskinan dan penderitaan di benua Afrika
sungguh menakutkan. Di negara seperti Afrika Selatan, banyak tragedi
yang dialami termasuk adanya wabah AIDS. Salah seorang perwakilan
dari "Walk through the Bible" menceritakan secara terperinci tentang
bagaimana organisasi tersebut memberikan respon terhadap krisis yang
terjadi di Afrika Selatan. Tahun yang lalu organisasi ini
menyelenggarakan kursus 'Hope for Africa' yang merupakan jawaban
Allah terhadap masalah AIDS dan kursus ini mendapat sambutan yang
positif di seluruh Afrika. Sebuah konferensi telah diselenggarakan
pada minggu pertama di bulan Mei untuk memperlengkapi para pemimpin
gereja dengan pelayanan outreach dan penginjilan bagi penduduk
Afrika Selatan.
Sumber: Mission Network News, May
Sebuah pelayanan radio membantu para pendengarnya untuk menjadi
seorang yang "lebih dari para pemenang" di Afrika Selatan. Pelayanan
radio tersebut telah membuktikannya saat menghadapi tantangan di
masa-masa krisis yang melanda negara ini. Problema AIDS yang menjadi
pokok permasalahan. Di suatu tempat dimana stasiun-stasiun radio
Kristen tidak diijinkan masuk, Trans World Radio (TWR) menemukan
cara untuk menembus tempat-tempat tersebut. Perwakilan dari TWR
mengatakan bahwa stasiun-stasiun radio komunitas diperlukan untuk
memenuhi kuota materi keagamaan. "Saat ini kami sedang berusaha
menyediakan program-program di wilayah-wilayah strategis yang
berlandaskan pada ajaran Alkitabiah. Saat ini TWR merasa perlu untuk
memenuhi kebutuhan komunitas-komunitas ini dimana televisi tidak
bisa diakses dan dimana tingkat kemiskinan sangat tinggi."
Perwakilan dari TWR mengatakan bahwa salah satu proyek TWR yaitu
"Project Mofenyi" (moh-FAY-nee) telah meningkatkan kesadaran
terhadap AIDS. Program ini menyediakan beberapa cara untuk menolong
orang-orang memikirkan tentang perawatan di rumah, bagaimana
mengatasi kemiskinan, membawa perspektif Alkitabiah untuk
menunjukkan kepada mereka bagaimana mencegah mereka dari terinfeksi
HIV/AIDS, sekaligus memberitakan Injil dan mensharingkan tentang
Kabar Baik.
Sumber: Mission Network News, October 24th, 2003
Seorang Kristen menyelenggarakan konferensi pelatihan bisnis di kota
Durban, Afrika Selatan, dan kesaksiannya didengarkan oleh lebih dari
1000 mahasiswa dan para profesional yang mengikuti konferensi. Saat
konferensi berakhir, ada sebanyak 373 kartu respon dari peserta
konferensi yang telah berdoa untuk menerima Yesus sebagai
Juruselamat mereka secara pribadi dan 615 orang telah mendaftarkan
diri untuk mengikuti kelas-kelas follow-up yang ditawarkan di
seluruh kota.
Sumber: Advance, June 1, 2003
"Kami memulai hari ini di Afrika Sub-Sahara dimana sekitar 13 juta
anak menjadi yatim piatu karena HIV/AIDS." demikian laporan
perwakilan dari "AIDS, Orphans and Street Children" (AOSC) yang
bermitra dengan "Teen Mission International". Perwakilan tersebut
mengatakan bahwa AOSC membantu "Teen Mission" dalam menjangkau
anak-anak miskin dengan mencukupi kebutuhan fisik mereka.
"Kami sudah membangun 5 unit penyelamatan anak yatim. Kami
mempunyai 10 anggota staf nasional yang sudah selesai dari
Sekolah Alkitab dan Pelatihan dimana mereka bertugas untuk
menjangkau anak-anak tersebut. Dengan demikian, anak-anak itu
mempunyai tempat untuk bernaung dan mendapatkan pengobatan dasar
jika sakit. Kami juga mengajar mereka berkebun dan menanam
makanan untuk keperluan mereka. Selain itu, mereka juga
memberitakan Injil kepada orang-orang Afrika muda ini. Kami
mendirikan dan mengadakan Sekolah Minggu. Kami menyelenggarakan
Kamp Kristen sebulan sekali. Anak-anak akan datang dan mereka
mengikuti sekolah Injil Liburan."
Banyak anak Afrika Selatan yang datang kepada Kristus.
Sumber: Mission Network News, Feb 14, 2003
Di Sub-Sahara Afrika ada lebih dari 13 juta anak-anak menjadi yatim
piatu karena HIV/AIDS. Jacqui Bond melayani bersama dengan "AIDS,
Orphans and Street Children" (AOSC), partner dari Teen Missions
International. Bond mengatakan bahwa AOSC sedang menolong Teen
Missions untuk mencukupi kebutuhan fisik dari anak-anak itu.
"Kami telah membangun lima tempat yang kami sebut sebagai unit
penyelamatan anak-anak yatim piatu. Kami telah memiliki 10 staf
nasional yang sudah menyelesaikan Teen Missions Bible School dan
pelatihannya. Sekarang mereka sedang menjangkau dan melayani
anak-anak yatim piatu ini. Dengan demikian anak-anak itu punya
tempat tujuan ketika membutuhkan bantuan kesehatan. Kami juga
mengajarkan bagaimana berkebun dan menanam pohon untuk mencukupi
kebutuhan pangan mereka sendiri."
Selain itu, mereka juga menceritakan tentang Injil kepada para anak
dan remaja di sana. Mereka juga mengadakan Sekolah Minggu. Selain
itu, juga diadakan acara kemah Kristen sekali sebulan.
Sumber: Mission Network News, February 14th, 2003
Akhirnya, kerinduan umat Kristen di Afrika Selatan untuk menjangkau
bangsa mereka telah tercapai, dimana ada sekitar 180.000 orang yang
mendengar berita mengenai Yesus Kristus. Dengan membawa sebuah
proyektor tua dan generator portable, Jan melakukan perjalanan di
wilayah Afrika Selatan dan memutar film YESUS. Sebelum memutar film
tersebut di suatu wilayah, Jan menghubungi para pendeta lokal di
wilayah tersebut dan meminta mereka untuk melakukan pelayanan
follow-up bagi setiap orang yang memberikan respon, setelah
menyaksikan penayangan film YESUS. Jan bahkan tidak segan untuk
mengeluarkan uang dari dompetnya sendiri untuk melakukan
pelayanannya tersebut.
Sumber: Mission Network News, October 14th, 2004
"Dia adalah seorang wanita sederhana yang melakukan sesuatu yang
masuk akal dan realistik. Namun, justru dialah yang dipakai Yesus
untuk mendirikan sebuah gereja di perkampungan gelandangan yang
penduduknya berjumlah 450 orang.", seperti yang telah dilaporkan
oleh Danie Vermeulen, koordinator DAWN di Afrika Selatan. "Kerry
merupakan jemaat biasa dari gereja di Richards Bay, Afrika Selatan.
Dia menjadi tenaga sukarelawan untuk mengatur air dan makanan bagi
para wanita dengan bayi mereka yang sedang menunggu dokter di
Kwambonami. Suatu hari, ada banyak makanan yang tersisa dan dia
merasa bahwa Tuhan menghendaki ia supaya pergi ke daerah di Kamp
Slovo, untuk mencari apakah ada orang yang kelaparan di sana. Di
Slovo, dia menemukan ada 450 orang yang hidup di bawah garis
kemiskinan. Oleh kerena tersentuh dengan keadaan tersebut, maka dia
memutuskan untuk membawa makanan ke daerah tersebut setiap hari.
Pada hari yang ketiga, ada tiga orang yang mendekati dia. Ternyata
mereka adalah para pemimpin dari komunitas tersebut. "Kami ingin
berbicara dengan Anda. Mengapa Anda melakukan hal ini? Mengapa Anda
memberikan makanan kepada orang-orang ini?", tanya mereka. "Yesus
menghendaki agar saya melakukan hal ini.", jawab Kerry. "Jadi, di
perusahaan manakah Yesus bekerja?", tanya salah seorang dari mereka.
"Dia tidak bekerja untuk sebuah perusahaan." jawabnya. "Dia adalah
Tuhan." "Dapatkah kami bertemu Yesus, Tuhanmu itu? Jika dia mau
melihat 450 orang penghuni kampung gelandangan ini, maka Dia
pastilah Tuhan yang sebenarnya. Jika kami dapat bertemu Dia, maka
seluruh komunitas yang berada di sini akan melayani Dia.", kata
salah satu mereka. Kerry memberi tahu mereka bahwa dia akan
memperkenalkan Yesus pada hari Sabtu. Setelah itu, dia kembali ke
gerejanya. Dia meminta film mengenai Yesus dan 1000 bungkus makanan
untuk hari Sabtu, sehingga tiap orang akan cukup mendapat makanan
dan melihat bahwa pemeliharaan Tuhan tidak pernah berhenti, bahkan
dia memiliki lebih dari cukup untuk semua.
Pada hari Sabtu, setiap orang dapat makan sepuas mereka. Ini
merupakan makanan terbaik yang pernah mereka makan. Pada hari itu,
ada beberapa anak yang baru pertama kali makan daging selama hidup
mereka. Pada sore harinya, mereka menonton film mengenai Yesus.
Akhirnya, mereka menerima Yesus sebagai Juruselamat mereka. Sebuah
gereja didirikan di sana dan dikenal sebagai gereja Kamp Slovo --
melalui seorang wanita yang mau dipakai Yesus.", kata Vermeulen.
Sumber: Mission Network News, July 16, 2004
AFRIKA SELATAN
Di Afrika Selatan, jutaan orang sedang menderita kelaparan karena
mereka kekurangan makanan dan air. Perwakilan dari Trans World Radio
menggambarkan situasi itu sebagai berikut. "Kami menyaksikan situasi
dimana makanan mulai habis di banyak wilayah. Zimbabwe kemungkinan
wilayah yang terburuk saat ini, diikuti Swaziland dan Botswana dan
wilayah Northern Cape di Afrika Selatan. Jika hujan tidak segera
turun maka Afrika akan berada dalam situasi yang sulit. Perwakilan
ini juga mengatakan bahwa TWR merupakan organisasi vital karena
mereka mensharingkan informasi penting melalui siaran radio. Dengan
demikian, kami dapat menceritakan kepada orang banyak tentang hal-
hal yang benar terjadi. Siaran radio ini bisa digunakan untuk
meminta dukungan doa dari banyak orang di berbagai belahan dunia
agar terjadi perubahan di Afrika, sekaligus sebagai media untuk
mengirimkan informasi.
[Sumber: NEWSBRIEF--2003-12-23]
Pokok Doa:
- Berdoa agar banyak orang yang bertelut untuk mendoakan Afrika
Selatan sehingga bencana kelaparan yang dihadapi bisa segera
diatasi.
- Doakan supaya kesempatan ini bisa dipakai oleh organisasi Kristen
yang saat ini aktif melayani di Afrika Selatan untuk mensharingkan
tentang Kabar Baik kepada para penduduk.
ACSI (Association of Christian Schools International) meluncurkan
program ´School In A Bag´ bagi anak-anak para penderita AIDS di
Afrika Selatan. Satu dari sembilan orang Afrika Selatan terinfeksi
virus yang disebabkan oleh AIDS. Kebanyakan yang meninggal ini
adalah para orangtua, dan dampaknya ratusan anak menjadi yatim piatu
dan menjadi kepala keluarga. Perwakilan dari ASCI menjelaskan
tentang proyek pendidikan nontradisional ini. Biasanya program
pemberantasan buta huruf menggunakan alat-alat peraga bergambar
beruang Teddy dan es krim. Namun peraga tersebut sudah tidak cocok
lagi jika digunakan untuk mengajar anak-anak yang berusia 9-11 tahun
yang hidup di jalanan. Mereka telah dapat melihat kenyataan hidup.
Karena itu, ASCI akan menerapkan kurikulum yang mereka miliki."
Program dengan kurikulum baru tersebut akan diujicobakan bulan depan
bersama dengan pusat-pusat sumber baru. Diharapkan, proyek
pendidikan tersebut akan diluncurkan secara resmi pada Juni nanti.
"Kami sedang melatih para relawan untuk membagikan ´School in A Bag´
kepada anak-anak. Kami melatih mereka supaya bisa memberikan kursus
pendidikan dasar kepada anak-anak sesuai dengan kurikulum yang ada."
Kurikulum yang dibuat ASCI mencakup realita hidup di dunia yang
rusak ini dan mengarahkan anak-anak jalanan kepada pengharapan yang
bisa mereka miliki di dalam Yesus -- Allah yang mengasihi mereka dan
menginginkan mereka menjadi milik-Nya.
Sumber: Mission Network News, January 28th 2005
Kejahatan yang merajalela di Afrika Selatan menghantam dengan keras komunitas misi beberapa waktu yang lalu. Misionaris dari Trans World Radio (TWR), Doug dan Madeleen, ditodong dengan pistol dan diculik setelah mobil mereka dibajak dengan keji di Johannesburg. Para penculik itu mengancam akan membunuh mereka berdua. Ray dari TWR mendapat e-mail dan mengatakan bahwa telah terjadi suatu mukjizat. "Orang yang menodongkan senjata kepada mereka mengatakan, `Sebenarnya saya akan membunuhmu, namun ada banyak orang yang mendoakanmu, saya tidak jadi membunuhmu.`" Meski mereka selamat dan tidak terluka. Penculikan itu membuat para misionaris lain ketakutan. "Ketika penculikan itu terjadi, semua misionaris yang bekerja di sana dan mendengar peristiwa ini menjadi ketakutan. Selama bulan-bulan berikutnya, para misionaris khawatir kalau mereka juga diculik." Tak urung lagi, kekhawatiran dan ketidakstabilan kondisi itu menghambat kinerja mereka.
Diterjemahkan dari | : | Mission News, Oktober 2007 | Selengkapnya | : | http://www.MNNonline.org/article/10502 |
Pokok Doa
Dengan runtuhnya sistem masyarakat Zimbabwe, orang-orang Kristen terlatih dari Bible League (Persekutuan Alkitab) di gereja-gereja Sidang Jemaat Allah di Republik Afrika Selatan menyadari bahwa mereka berada di garis depan pelayanan. Diperkirakan ada tiga juta orang Zimbabwe yang mengungsi ke Afrika Selatan karena kekacauan sosial di tanah air mereka, dan orang-orang percaya Afrika Selatan menginjili dan memuridkan para pengungsi itu. Yang membuat pelayanan sulit dilakukan di Afrika Selatan adalah gelombang kekerasan "antiorang asing" terhadap para imigran dan pengungsi dari Zimbabwe. Orang-orang Kristen terlatih dari Bible League begitu bersemangat melayani di gereja, penjara, sekolah tinggi Alkitab, dan di jalanan Johannesburg di mana para pengungsi Zimbabwe tinggal. (t/Setyo)
Diterjemahkan dari:
Nama buletin | : | Body Life, Edisi Oktober 2008, Volume 26, No. 10 |
Nama kolom | : | World Christian Report |
Judul asli artikel | : | South Africa: RSA Churches Reach Out to Zimbabwe Refugees |
Penerbit | : | 120 Fellowship adult class at Lake Avenue Church, Pasadena |
Halaman | : | 4 |
Pokok doa:
Seorang mantan perwira polisi pada era apartheid Afrika Selatan datang dan membasuh kaki orang-orang yang dulu pernah ia perlakukan tidak baik saat ia masih memimpin salah satu pasukan yang paling ditakuti.
Pembasuhan kaki tersebut terjadi selama "persekutuan pria" yang diadakan untuk menindaklanjuti persekutuan "pria perkasa" yang dipimpin oleh Pendeta Angus Buchan pada bulan Mei, yang dihadiri oleh sekitar 140.000 orang. Adriaan Vlok bertanya kepada sekitar 500 orang pada persekutuan itu jika saja ada mantan polisi atau tentara di antara mereka yang berjuang untuk rezim apartheid dan bisa dia mintai maaf.
"Saat itu sangat emosional. Mereka menangis dan orang terakhir benar-benar tersentuh. Mereka memaafkan saya," kata Vlok kemudian di rumahnya di Pretoria. "Kebijakan apartheid sama sekali tidak berdasarkan kasih. Kebijakan tersebut menyakiti banyak orang." (t/Dian)
Diterjemahkan dari:
Nama buletin | : | Body Life, Edisi Juli 2009, Volume 27, No. 7 |
Nama kolom | : | World Christian Report |
Judul asli artikel | : | South Africa: Ex-Apartheid Policeman Washes Feet of Former Subordinates |
Penerbit | : | 120 Fellowship adult class at Lake Avenue Church, Pasadena |
Halaman | : | 3 |
Pokok Doa:
Mengucap syukur untuk para petobat baru di Afrika Selatan. Doakan agar Tuhan memberi kekuatan dan memampukan mereka untuk mengenal-Nya lebih dalam lagi, serta membagikan kesaksian hidup mereka kepada orang-orang di sekitar mereka.
Berdoa agar orang-orang percaya yang pernah menjadi korban kekerasan pada era apartheid di Afrika Selatan dapat dipulihkan kehidupannya oleh Tuhan.