Bagaimana memahami Alkitab? Saya bahkan belum pernah belajar bahasa Yunani. Apakah saya harus menempuh pendidikan teologia dan memiliki satu seri lengkap buku tafsiran terlebih dahulu agar dapat memahami Alkitab? Atau, adakah metode tertentu bagi orang Kristen awam seperti saya untuk mempelajari Alkitab secara pribadi sehingga saya dapat mengalami kepenuhan dan sukacita? Dapatkah saya memahami apa yang dipaparkan di dalamnya dan mengaitkannya dengan situasi saat ini?
Jika Anda mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, mungkin buku ini yang Anda butuhkan untuk menolong Anda memahami Firman Allah.
Bagaimana memahami Alkitab? Saya bahkan belum pernah belajar bahasa Yunani. Apakah saya harus menempuh pendidikan teologia dan memiliki satu seri lengkap buku tafsiran terlebih dahulu agar dapat memahami Alkitab? Atau, adakah metode tertentu bagi orang Kristen awam seperti saya untuk mempelajari Alkitab secara pribadi sehingga saya dapat mengalami kepenuhan dan sukacita? Dapatkah saya memahami apa yang dipaparkan di dalamnya dan mengaitkannya dengan situasi saat ini?
Jika Anda mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, mungkin buku ini yang Anda butuhkan untuk menolong Anda memahami Firman Allah.
Tak seorang pun yang suka jika perkataannya dikutip di luar konteks. Jika hal ini terjadi, sekalipun kata-katanya telah dipilih dengan cermat, akan kehilangan kekuatan dan arti yang dimaksud. Perhatikan, sebagai contoh, pernyataan dari seorang presiden Amerika: "Saya lebih suka beremigrasi ke negara yang tidak berpura-pura mencintai kemerdekaan -- ke Rusia misalnya...." Setelah membaca kalimat ini, mungkin Anda akan memiliki kesan yang tidak menyenangkan terhadap orang ini. Kedengarannya sangat tidak patriotik. Mungkin Anda juga akan bertanya-tanya, orang Amerika seperti apakah ia sehingga mengucapkan kata-kata seperti itu. Dan Anda mungkin akan sangat terkejut, karena kalimat ini ditulis oleh pejuang hak asasi Amerika terkenal, Abraham Lincoln.
Permasalahan yang sebenarnya tidaklah terletak pada pernyataan Lincoln, tetapi pada bagaimana pernyataan itu diutarakan. Kata-kata itu dikutip di luar konteksnya. Kalimat ini tertulis dalam sebuah surat di mana Lincoln mengungkapkan dengan sedih berkenaan dengan kecenderungan berbahaya yang terjadi di Amerika. Ia merasa kuatir banyak orang hendak mengubah pernyataan "setiap orang diciptakan sama" menjadi "setiap orang diciptakan sama kecuali orang-orang bukan kulit putih." Jika hal ini terjadi, Lincoln berpendapat bahwa ia lebih senang tinggal di tempat yang pemerintahnya tidak berpura-pura menjunjung tinggi kemerdekaan. Konteks membuat segalanya berubah, karena kontekslah yang membuat kita mengerti dengan tepat apa yang dimaksud oleh Lincoln yang jujur.
Kata-kata manusia bukanlah satu-satunya hal yang dapat diputarbalikkan dengan cara mengubah konteksnya. Kadang-kadang Firman Tuhan direnggut dari tambatannya dan dibelokkan dari maksud sebenarnya. Apabila hal ini terjadi, berarti kita tidak menghargai Allah dengan cara mementingkan diri sendiri. Dan Allah disalahtafsirkan, disalahtempatkan, dan disalah mengerti. Hasil "perampokan" konteks ini jauh lebih berbahaya daripada membuat Abraham Lincoln menjadi orang yang tidak patriotik.
Kita harus sangat berhati-hati dalam mempelajari Alkitab. Merenggut bagian-bagian Alkitab dari konteksnya -- juga menambahkan asumsi-asumsi tertentu atau membenarkan suatu asumsi yang tidak benar -- merupakan suatu penghinaan terhadap sang Pencipta alam semesta. Dan hal itu akan menghancurkan usaha-usaha kita untuk menggali pesan Allah yang sesungguhnya.
Alkitab adalah pesan Allah kepada kita semua. Dia ingin kita memahaminya, dan Dia telah memberi Roh Kudus untuk menolong kita. Namun kita tidak akan pernah mengerti pesan-Nya -- dan memahami Alkitab dengan tepat -- jika kita mengabaikan prinsip-prinsip dasar penafsiran Alkitab.
Buku ini ditulis dengan dua alasan, yakni untuk meyakinkan bahwa Anda dapat memahami Alkitab, dan untuk memperkenalkan cara penafsiran dengan metode kontekstual. Ketika Anda mempelajari Kitab dari segala kitab ini dengan jujur, dikontrol oleh Roh Kudus dan sesuai dengan konteksnya, maka Anda akan menemukan bahwa Anda dapat memahami Alkitab.
Sebagai orang awam, Anda tidak perlu dibingungkan dengan
aturan-aturan rumit untuk memahami Alkitab. Ingat saja satu kata
dalam benak Anda: konteks. Seseorang pernah berkata, "Ada tiga
pedoman untuk berhasil menafsir Alkitab. Pertama adalah 'konteks.'
Kedua adalah 'konteks.' Ketiga adalah 'konteks.'" Penggunaan prinsip
dasar ini melibatkan empat unsur seperti digambarkan di bawah ini.
+ + + + + + + + + + + + + + + + Latar Belakang + + Yang + + Terkait + + + ---------- Kebenaran- + + Keseluruhan kebenaran + TEKS + Alkitab Dasar + + ---------- + + + Penerapan + + Secara Wajar + + + + + + + + + + + + + + + + + +
Diagram ini menggambarkan bagaimana keempat pedoman konteks
ini berkaitan dengan upaya memahami Alkitab. Keempat pedoman ini
adalah: latar belakang yang terkait, keseluruhan Alkitab, penerapan
secara wajar dan kebenaran-kebenaran dasar.
PEDOMAN KONTEKS 1: Latar Belakang yang Terkait
PEDOMAN KONTEKS 2: Keseluruhan Alkitab
PEDOMAN KONTEKS 3: Penerapan Secara Wajar
PEDOMAN KONTEKS 4: Kebenaran-kebenaran Dasar
PEDOMAN KONTEKS 1:
Latar Belakang yang Terkait
Hal ini mengacu pada ayat-ayat yang secara langsung mendahului
(sebelum) dan yang mengikuti (sesudah) bagian Alkitab tertentu.
Seseorang yang memperhatikan dengan cermat "bahan-bahan"
yang ada di sekitar bagian tersebut akan terhindar dari berbagai
kesalahan yang umumnya terjadi. Perhatikan beberapa contoh
berikut:
adalah tentang pengakuan dosa yang sering dikaitkan sebagai penentu
keselamatan. Namun adanya kata kita pada konteks sebelumnya membuat
hal ini jelas bahwa Yohanes tidak mengalamatkan kalimat ini kepada
orang-orang yang belum percaya. Melainkan lebih kepada orang-orang
yang telah percaya (
kepada mereka bagaimana berjalan bersama Allah yang telah menyelamatkan
mereka.
"Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan
mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas" sebagai larangan
bagi wanita untuk pergi ke salon kecantikan dan mengenakan perhiasan.
Namun bila kita membaca terus, kita akan menjumpai kalimat "tetapi
perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi." Jelas bahwa
sang rasul tidak mengatakan bahwa merapikan rambut atau mengenakan
perhiasan itu salah. Ia hanya mengatakan bahwa kaum wanita harus
memberi tekanan yang lebih besar pada kualitas pribadi di "dalam"
yang akan menghasilkan kecantikan karakter, bukan pada penampakan
luar.
kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada
Allah, -- yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan
dengan tidak membangkit-bangkit, maka hal itu akan diberikan
kepadanya." Kalimat ini banyak ditafsir sebagai janji bahwa kita akan
menerima kecakapan atau pengetahuan tanpa harus mempelajarinya
terlebih dahulu, dengan cara meminta melalui doa. Namun konteks
menunjukkan bahwa Yakobus sedang berbicara secara khusus tentang
pemberian hikmat untuk mengatasi ujian dan pencobaan.
dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang
diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan
benteng-benteng" telah dikutip oleh orang-orang yang cinta damai
untuk mendesak negara mereka melakukan perlucutan senjata. Namun
konteks membuatnya jelas bahwa Rasul Paulus mengacu pada peperangan
rohani antara orang-orang percaya melawan musuh-musuh yang tidak
kelihatan.
di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku" seringkali diartikan
bahwa jika iman kita cukup kuat, kita akan menerima kekuatan untuk
mencapai segala tujuan pribadi. Namun latar belakang bagian ini
menunjukkan bahwa Rasul Paulus berbicara secara khusus tentang
kekuatan Allah yang akan tetap kita terima, baik pada waktu
kekurangan maupun kelimpahan. Terlebih lagi bagian ini harus
diartikan bahwa kita dapat melakukan segala sesuatu yang Allah
inginkan melalui Yesus Kristus.
Kesalahan menafsir teks Alkitab dapat dihindari jika kita
memperhitungkan latar belakang yang terkait dari teks tersebut.
Memperhatikan ayat-ayat sebelum dan sesudahnya seharusnya merupakan
langkah awal yang lazim dan logis dalam menafsir Alkitab. Terlepas
dari itu, jika kita akan mengutip pembicaraan teman-teman kita, tentu
kita akan mempertimbangkan latar belakang pembicaraan mereka, bukan?
Namun terkadang, jika hal itu diterapkan terhadap Allah yang adalah
Penulis Alkitab, kita seringkali gagal dalam memberikan penghargaan
yang sama.
PEDOMAN KONTEKS 2:
Keseluruhan Alkitab
Pedoman kedua dari penafsiran kontekstual adalah mempertimbangkan
bagian tersebut dalam hubungannya dengan keseluruhan Alkitab. Hal ini
sangat penting karena akan mencegah orang yang mempelajari Alkitab
melakukan kesalahan fatal.
Tuhan Yesus sendiri menunjukkan betapa pentingnya mengenali
konteks suatu bagian dalam hubungannya dengan kerangka dari
keseluruhan Alkitab. Setelah berpuasa selama 40 hari dan 40 malam,
Dia dicobai Iblis. Sang Juruselamat mengutip Alkitab untuk mengatasi
tiga pencobaan unik dari Iblis. Mula-mula ia menyarankan agar Tuhan
menyatakan keilahian-Nya dengan cara mengubah batu menjadi roti.
Namun Tuhan Yesus menolak dengan mengutip
jawabannya. Iblis kemudian memutuskan untuk mengutip sedikit bagian
Alkitab untuk kepentingannya. Ia membawa Tuhan Yesus ke atas bubungan
bait Allah dan menganjurkan agar Dia menjatuhkan diri ke bawah. Si
jahat kemudian mengutip
malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas
tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu" (
Namun Yesus menjawab dengan perkataan, "Ada pula tertulis: Janganlah
engkau mencobai Tuhan, Allahmu!," dikutip dari
Perhatikan kata pula pada kalimat "ada pula tertulis." Dengan
demikian Tuhan Yesus menyatakan kepada Iblis bahwa Dia tidak dapat
menuntut janji dalam
dari
ayat Alkitab, mengabaikan latar belakangnya, dan menghubungkannya
dengan bagian-bagian lain untuk membenarkan apa yang ingin dilakukan
atau dikatakannya.
Kata-kata Yesus dalam
gambaran pentingnya menafsir satu bagian dalam kerangka keseluruhan
Alkitab.
"Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke
dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang
hilang dari umat Israel. Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga
sudah dekat...."
Yesus memerintahkan para rasul untuk mengajar hanya kepada
orang-orang Yahudi. Apakah hal ini berarti bahwa orang-orang Kristen
selama berabad-abad yang lalu telah melakukan kesalahan dengan
memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa asing? Tentu saja tidak!
Setelah kematian dan kebangkitan-Nya, Yesus memerintahkan orang-orang
yang sama agar menjadikan "semua bangsa murid-Ku" (
Mahasiswa teologia dengan segera mengetahui bahwa ketika berada di
dunia, Yesus hidup sebagai keturunan Yahudi di bawah wewenang hukum
Musa, dan pada saat itu pintu keselamatan belum terbuka bagi semua
orang sampai Dia harus mati di kayu salib.
Oleh karena itu, seorang pemula seharusnya tidak mencoba
menguraikan bagian yang sulit. Selagi membaca dan mempelajari
Alkitab, pertama-tama ia harus memenuhi pikirannya dengan
doktrin-doktrin dan bagian-bagian yang terlebih dahulu telah
dipahaminya, sebelum meneruskan pada bagian-bagian yang lebih sulit.
Membaca satu bagian dari Alkitab sebagai bagian yang
terpisah, sama seperti melihat sekeping jigsaw puzzle (mainan dari
gambar yang terpotong dan harus disusun lagi). Potongan-potongan itu
tidaklah berarti sampai kita melihatnya terletak pada tempat yang
tepat dalam gambar yang utuh. Seperti hal itu, Alkitab juga adalah
satu kesatuan yang utuh. Alkitab adalah Firman Allah, bukan sekadar
kumpulan kitab. Benar bahwa Alkitab ditulis selama jangka waktu lebih
dari 1500 tahun. Benar pula bahwa Alkitab ditulis oleh 40 orang yang
berbeda dan dalam tiga bahasa. Namun setiap orang menulis dalam
pimpinan Roh Kudus. Dan Roh yang sama itulah yang menjamin bahwa
setiap penulis menguatkan tulisan penulis lain, dan bahwa setiap
kitab memberi sumbangan terhadap kebenaran Allah secara menyeluruh.
Oleh karena kebenaran inilah, setiap orang Kristen harus
mengenal secara dekat pesan utama dari keseluruhan Alkitab. Semakin
baik kita menguasai pengajaran yang ada di dalamnya, semakin baik
kita memahami penggalan-penggalan yang berbeda. Dan bagian-bagian
yang sulit akan menjadi lebih mudah untuk dimengerti.
PEDOMAN KONTEKS 3:
Penerapan Secara Wajar
Prinsip kontekstual ketiga adalah penerapan secara wajar, artinya
setiap kata yang dipakai diartikan sama seperti pemakaian umum. Kita
harus memberlakukan tata bahasa yang benar dan lazim pada Alkitab,
sama seperti pada buku-buku lain. jika kita membaca tulisan paparan
sebagai fakta, kita harus menerimanya sebagai cerita dari peristiwa
yang benar-benar terjadi, sebelum kita membuat penerapan secara
rohani atau mencari arti yang tersembunyi. Jika kita membaca cerita
perumpamaan, kita harus mencari pokok pikiran dari ilustrasi itu
terlebih dahulu. Berusahalah menerima segala tulisan secara harfiah
(literal), kecuali jika nyata-nyata kita tidak mungkin melakukannya
atau menganggapnya demikian. Kalimat-kalimat kiasan, pernyataan-
pernyataan puitis, simbol-simbol dan ungkapan-ungkapan biasanya cukup jelas sehingga mudah dikenali.
Sebagai contoh penyimpangan aturan penerapan secara wajar,
mari kita lihat bagaimana pemahaman beberapa orang tentang kisah
seekor keledai yang dapat berbicara yang terdapat dalam
ketakutan ketika melihat Malaikat Tuhan menampakkan diri tiga kali.
Sebanyak itu pula Bileam memukul keledai itu agar menuruti tujuannya.
Pada penampakan Malaikat Tuhan yang ketiga, keledai itu enggan melangkah
lagi dan berbicara, "Apakah yang kulakukan kepadamu, sampai engkau
memukul aku tiga kali?"
Nah, pernahkah Anda melihat Malaikat Tuhan dengan pedang
terhunus? Pernahkah Anda mendengar seekor keledai berbicara seperti
manusia? Untuk mempercayai bahwa hal ini benar-benar terjadi,
dibutuhkan keyakinan akan adanya mukjizat. Orang-orang tertentu
menyatakan bahwa kita tidak boleh mempercayai bagian ini secara
harfiah. Beberapa orang menegaskan bahwa peristiwa itu hanya suatu
penglihatan saja. Lainnya berpendapat bahwa penulis bagian Alkitab
ini bermaksud memberi kita sebuah alegori (kiasan) bahwa Malaikat
dengan pedang terhunus menggambarkan perasaan bersalah Bileam.
Sedangkan kaki yang terhimpit batu mewakili rasa pedih yang dialami
Bileam karena terus-menerus dituduh hati nuraninya.
Aturan dari penerapan secara wajar menuntut adanya penerimaan
bahwa kisah Bileam ini merupakan suatu peristiwa yang benar-benar
terjadi. Jika kita cenderung berpikir bahwa kisah ini merupakan
penglihatan atau alegori, mestinya ada petunjuk yang diberikan kepada
kita untuk konteks tersebut.
Ungkapan-ungkapan Kiasan
Penerapan secara wajar juga akan menghindarkan kita dari kebingungan
yang ditimbulkan oleh ungkapan-ungkapan kiasan. Terlepas dari hal
itu, kita sering menggunakannya dalam pembicaraan sehari-hari karena
ungkapan-ungkapan kiasan dapat menyatakan pikiran dan perasaan kita
dengan efektif. Kiasan adalah gambaran dalam kata-kata. Sebagai
contoh, pernyataan "kakiku mulai beku." Jika yang menyatakan ini
adalah seseorang yang sedang memancing ikan yang berada di bawah
permukaan lapisan es, kita tidak akan melihat kalimat yang
diucapkannya sebagai ungkapan kiasan. Kita tahu bahwa ia akan segera
meninggalkan tempat dingin itu dan pindah ke tempat yang hangat.
Namun jika seseorang membisikkan kalimat itu sambil mengendap
mendekati sebuah rumah untuk menangkap seorang perampok bersenjata,
kita akan tahu bahwa ia tentu tidak hendak menghangatkan kaki. Ia
ingin menyatakan, "Saya takut" dan "Saya berpikir dua kali untuk
melakukan penyergapan ini."
Tuhan Yesus kadang-kadang memakai ungkapan-ungkapan kiasan
untuk memancing pemikiran atau sebagai alat untuk mengajar. Biasanya
ungkapan kiasan tidak terlalu sulit dipahami bila kita mengerti
aturan penerapan secara wajar.
Pada suatu kesempatan, Tuhan Yesus berkata kepada Rasul
Petrus, "Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang
kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan
di dunia ini akan terlepas di sorga" (
bertanya apakah kata kunci di sini merupakan ungkapan kiasan atau
bukan. Kerajaan sorga bukanlah tempat yang dikelilingi tembok dengan
pintu yang membutuhkan kunci (dalam arti yang sesungguhnya) untuk
membukanya. Dalam konteks ini, kunci -- bahkan dalam Perjanjian Lama
(
membuka pintu kekristenan. Ia menggunakan wewenang tersebut di
kalangan orang Yahudi pada hari Pentakosta (
kalangan orang Samaria ketika menumpangkan tangan pada orang-orang
percaya karena pemberitaan Filipus (
kalangan orang-orang bukan Yahudi saat ia berkhotbah di rumah
Kornelius (
Tuhan berkata, "Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan
orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu menelan
rumah janda-janda..." (
menunjuk pada tindakan-tindakan mereka yang tidak jujur, bukan dalam
arti harfiah memakan kayu dan adukan semen sebuah rumah. Ketika Yesus
menyebut mereka "pemimpin-pemimpin buta" yang menapiskan nyamuk
tetapi menelan unta (
memperhatikan pelanggaran kecil atas hukum yang mereka buat sendiri
daripada menghargai persoalan-persoalan besar menyangkut keadilan dan
kebenaran.
Simbol-simbol
Beberapa khotbah dalam Alkitab menggunakan simbol. Sebuah simbol
biasanya adalah sebuah objek yang nampak atau melambangkan sesuatu
yang tidak kelihatan atau bersifat rohani. Banyak simbol dalam
Alkitab yang telah dijelaskan oleh penulisnya. Dalam
misalnya, diperlihatkan suatu gambaran patung besar dengan kepala
dari emas, dada dan lengan dari perak, perut dan paha dari perunggu,
dan kaki dari besi. Daniel kemudian menjelaskan bahwa itu adalah
gambaran kerajaan Babilon, Media Persia, Yunani dan Romawi. Kita
tidak perlu menerka artinya, karena secara khusus telah dinyatakan.
Meskipun beberapa simbol tidak dijelaskan, arti atau maksud
dari simbol-simbol tersebut akan terjelaskan dengan sendirinya.
Sebagai contoh, dalam
di antara tujuh kaki dian emas. Kita diberitahu bahwa tujuh kaki dian
tersebut melambangkan tujuh gereja di Asia Kecil yang kepadanya
Kristus berbicara (ayat
keterangan lebih lanjut mengenai kata-kata yang digunakan untuk
menggambarkan Tuhan (ayat
kaki-Nya mengkilap bagaikan tembaga membara dan dari mulut-Nya keluar
sebilah pedang tajam bermata dua. Namun secara umum arti simbol-simbol ini
tidaklah sulit dipahami jika kita melihat konteksnya. Kalimat "mata-Nya
bagaikan nyala api" menggambarkan bahwa Dia melihat dan membakar kejahatan
dalam gereja-gereja tersebut. Gambaran ini secara keseluruhan menegaskan
kekudusan Tuhan selagi Dia menyelidiki dan menghakimi gereja-gereja-Nya.
Kita tidak perlu berpikir untuk menempuh pendidikan teologia terlebih
dahulu sebelum mendalaminya.
PEDOMAN KONTEKS 4:
Kebenaran-kebenaran Dasar
Seseorang yang ingin memahami Alkitab harus
terlebih dahulu memusatkan perhatian pada hal-hal
pokok yang menjadi dasar iman Kristen. Ia harus
bertumbuh mantap dalam hal pemahaman rohani dan
dan hidup kekristenan, serta menolak daya tarik
topik-topik yang tidak utama yang dapat menyebabkan
penyimpangan atau kesalahan.
Rasul Paulus menegaskan prinsip-prinsip kebenaran yang
mendasar dalam suratnya yang kedua kepada Timotius. Ketika ia
menuliskannya dari dalam penjara, menunggu hukuman mati, ia
memprihatinkan beberapa orang yang mengaku Kristen yang terlibat
dalam perdebatan sia-sia mengenai hal-hal yang tidak utama. Oleh
karena itu, ia mendesak Timotius untuk mengajarkan
kebenaran-kebenaran utama, dan menunjuk pemimpin-pemimpin yang akan
terus mengajar mereka (
mengingatkan anak rohaninya ini untuk tidak terlibat dalam penyakit
bersilat kata. Kemudian ia memerintahkan Timotius untuk
memperingatkan jemaat yang suka beromong kosong tentang topik-topik
kecil dari Alkitab (
Agar berpijak pada hal-hal dasar, kita harus mengajarkan
doktrin-doktrin utama yang dapat diringkas sebagai berikut:
Jika kita berkonsentrasi pada kebenaran-kebenaran dasar ini,
kita akan terhindar dari pemborosan waktu pada persoalan-persoalan
yang tidak utama. Kita akan lebih terfokus pada aspek-aspek utama
dari hidup kristiani. Dan yang terpenting, Allah akan menghindarkan
kita dari kesalahan-kesalahan yang tidak perlu.
Jika kita menerapkan prinsip-prinsip kontekstual yang telah dijelaskan, kita akan melihat di dalamnya telah teringkas elemen-elemen dasar penafsiran Alkitab. Namun, kita juga akan sangat terbantu dengan menggunakan 12 pedoman yang menguraikan cara tersebut dengan lebih detil, sebagaimana dipaparkan di bawah ini.
JENIS TULISAN | : | SEJARAH/BIOGRAFI (Kejadian sampai Ester, kecuali Imamat) |
SITUASI ROHANI DAN BUDAYA | : | Allah menjangkau manusia di mana mereka berada dan mewahyukan diri dan kebenaran-Nya secara bertahap. |
AJUKAN PERTANYAAN KUNCI | : | Apa yang terjadi? Kapan? Mengapa hal itu dicatat? Apa yang dinyatakannya tentang Allah? Tentang sejarah manusia? Pelajaran praktis apakah bagi kita saat ini? |
JENIS TULISAN | : | INJIL (Matius sampai Yohanes): Kelahiran, pengajaran, mujizat, penderitaan, kematian, dan kebangkitan Kristus |
SITUASI ROHANI DAN BUDAYA | : | Yesus berbicara terutama kepada orang-orang Yahudi yang hidup di bawah hukum Taurat dan yang beribadah di bait Allah. Gambaran-gambaran tersebut terdapat di dalam semua Injil. |
AJUKAN PERTANYAAN KUNCI | : | Apa maksud tindakan dan perkataan Tuhan bagi orang-orang pada zaman-Nya? Bagaimana saya dapat menerapkannya pada kehidupan saat ini? |
JENIS TULISAN | : | KISAH PARA RASUL |
SITUASI ROHANI DAN BUDAYA | : | Kabar baik tentang keselamatan melalui Kristus diterima bukan saja oleh kaum Yahudi, tetapi juga oleh bangsa-bangsa asing. Masa transisi dari kepercayaan Yudaisme kepada kekristenan berlangsung secara berangsur-angsur. |
AJUKAN PERTANYAAN KUNCI | : | Unsur apakah yang terdapat dalam pengalaman dan pengajaran para rasul yang memiliki arti penting pada masa transisi tersebut? Manakah yang dapat saya terapkan dalam kehidupan? |
JENIS TULISAN | : | SURAT-SURAT PARA RASUL (Roma sampai Yudas): Surat-surat yang ditulis dan ditujukan kepada gereja-gereja dan/atau pemimpin-pemimpin gereja. |
SITUASI ROHANI DAN BUDAYA | : | Kepada gereja-gereja dan para pemimpinnya telah diberikan petunjuk-petunjuk teliti tentang iman kepada Allah dan petunjuk-petunjuk praktis bagi gereja segala zaman. |
AJUKAN PERTANYAAN KUNCI | : | Siapa penulis surat ini? Mengapa surat ini ditulis? Kepada siapa surat ini ditujukan? Apa garis besar isi surat ini? Doktrin dasar apa yang ingin diajarkan? Bagaimana menerapkannya dalam hidup saya? Dalam gereja? Pada orang non-Kristen? |
JENIS TULISAN | : | WAHYU Gambaran rencana Allah tentang akhir zaman dalam bahasa simbolik. |
SITUASI ROHANI DAN BUDAYA | : | Sebuah pesan bagi gereja-gereja pada akhir abad pertama dan bagi semua orang percaya segala zaman. Berbicara tentang peristiwa yang akan terjadi di masa depan. |
AJUKAN PERTANYAAN KUNCI | : | Mengapa kitab ini ditulis? Kepada siapa kitab ini ditujukan? Apa yang dibicarakan di dalamnya? Nilai apakah yang ingin disampaikan kepada pembaca mula-mula? Tuntunan apakah yang kita dapat darinya? |
Dr. Irving Jensen, guru besar Alkitab dari Bryan College, yang pemahaman Alkitab induktifnya telah dikenal secara luas, memulai pelajaran metode pemahaman Alkitab di kelasnya dengan menunjukkan empat hal pokok untuk melakukan pemahaman Alkitab, yakni: Alkitab, mata, pensil, dan kertas.
Hal pertama adalah Alkitab. Anda dapat menggunakan Alkitab Terjemahan Baru terbitan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) sebagai pedoman pembacaan. Juga tidak tertutup kemungkinan Anda menggunakan Alkitab dalam bahasa Indonesia sehari-hari sebagai pembanding. Namun itu saja belumlah cukup. Akan sangat menolong bila Anda juga menggunakan Alkitab bahasa Inggris dan Alkitab khusus untuk pemahaman Alkitab.
Khusus untuk Alkitab bahasa Inggris, haruslah dipilih dengan bijaksana. Pertama-tama Anda harus mempertimbangkan versi yang akan digunakan, sebelum membeli Alkitab tersebut. Berbagai penjelasan dan catatan khusus yang ada di dalamnya akan memberi berbagai informasi yang berguna, menghemat waktu dan mencegah Anda menarik kesimpulan yang salah. Mari kita perhatikan beberapa versi Alkitab bahasa Inggris yang dapat kita gunakan dalam pemahaman Alkitab.
Terjemahan Alkitab Dalam Bahasa Inggris
Alkitab untuk Pemahaman
Pada masa kini tidaklah sulit mencari buku-buku yang dirancang untuk memperlengkapi pembaca dalam mempelajari Alkitab secara pribadi. Di bawah ini kami sarankan beberapa di antaranya.
Konkordansi
Ensiklopedia Alkitab
Ensiklopedia Alkitab biasanya merupakan titik mula yang baik untuk memahami dengan lebih dalam sebuah kitab atau topik khusus.
Buku pegangan pemahaman Alkitab berisi antara lain: bahan-bahan pengantar, latar belakang, tabel-tabel informasi, atlas, gambar-gambar dan komentar ringkas.
Kamus Alkitab
Kamus Alkitab memuat penjelasan kata-kata penting dalam Alkitab.
Tafsiran Alkitab
Atlas Alkitab
Atlas dapat menjadi petunjuk yang berharga untuk menempatkan orang dan lokasi pada sudut pandang yang tepat.
Untuk memperoleh pemahaman yang lebih luas tentang arti kata, sejarah dan konteks linguistik dalam Alkitab, buku-buku berikut ini sangat baik.
Semua ayat dalam topik-topik khusus dikumpulkan dan diklasifikasikan.
* Nave's Topical Bible, diterbitkan oleh Moody Press. Pengantar Alkitab
Pengantar Alkitab menawarkan pandangan tentang penulis, teologia, dan latar belakang sejarah.
Tafsiran adalah buku yang menguraikan dan menjelaskan teks Alkitab. Tafsiran yang baik melibatkan setiap ayat -- memberi arti kata, menjelaskan latar belakang, dan menawarkan rujukan dari bagian-bagian lain Alkitab. Sebagian besar tafsiran adalah hasil studi yang cermat, tekun dan dilandasi doa. Beberapa di antaranya diterbitkan dalam satu atau dua volume, lainnya dalam satu seri lengkap. Tafsiran sangat diperlukan bagi pemahaman Alkitab yang efektif, tetapi harus digunakan secara tepat. Sebelum Anda menggali sendiri suatu bagian Alkitab dengan teliti, kami tidak menganjurkan Anda memakai buku tafsiran.
Setelah Anda berusaha sebaik-baiknya untuk memahami suatu bagian, barulah Anda membandingkannya dengan tiga atau empat tafsiran yang baik. Jika Anda menggunakan tafsiran sebelum berusaha menggalinya sendiri, hal itu akan mempersempit wawasan pemikiran Anda. Jika Anda hanya bersandar pada apa yang ditulis orang lain, Anda akan kehilangan gairah dalam menggali dan sukacita dari proses kreatif yang dipimpin Roh Kudus dalam pemahaman Alkitab.
Manfaat efektif apakah yang dapat diberikan buku-buku tafsiran yang baik ketika Anda melakukan pemahaman Alkitab? Di bawah ini ada beberapa hal yang mungkin Anda harapkan.
Untuk memahami bagian-bagian Alkitab yang mengungkapkan nubuatan,
orang Kristen harus mengetahui dua hukum, dan mengikuti enam aturan
penafsiran.
DUA HUKUM
1. Hukum Referensi Ganda. Kadang-kadang nubuatan tertuju pada
manusia, tetapi memiliki elemen-elemen yang dapat diterapkan pada
makhluk adikodrati atau manusia di masa yang akan datang. Sebagai
contoh, pada kisah pengutukan ular setelah kejatuhan manusia dalam
dosa, Allah mengatakan bahwa Dia akan mengadakan permusuhan antara
ular dan perempuan (
Iblis, yang berbicara melalui ular untuk mencobai Hawa. Dia sedang
menubuatkan pergumulan antara Kristus dan Iblis (
Nubuatan dalam
tertuju pada raja-raja Israel. Namun dalam setiap penggenapannya, tidak
dapat dibatasi hanya pada orang-orang tersebut ketika mereka muncul dalam
sejarah. Keduanya mengacu pada Iblis, memberi informasi tentang ia
yang tidak terdapat di tempat lain dalam Alkitab.
2. Hukum Perspektif Nubuatan. Para nabi sering menggambarkan
peristiwa-peristiwa di masa yang akan datang dalam suatu gambaran
tanpa menunjukkan pemisahan dalam hal waktu. Hal ini dapat
diumpamakan seperti memandang puncak-puncak gunung dengan sekali
pandang tanpa memperhatikan lembah-lembah di antara puncak.
Yesus menggunakan hukum perspektif nubuatan ketika Dia
membacakan Kitab Suci di sebuah sinagoga di Nazaret. Dia membuka
gulungan kitab Yesaya dan membaca:
"Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk
menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah
mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang
tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan
orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan
telah datang" (Lukas 4:18-19 ).
Kemudian Yesus menutup gulungan kitab tersebut. Orang-orang yang
telah mengenal
mengapa Yesus berhenti di tengah-tengah ayat kedua. Dia tidak
membacanya karena bagian terakhir dari ayat
pembalasan Allah kita, untuk menghibur semua orang berkabung," mengacu
pada masa kesengsaraan. Jadi bagian pertama
nubuatan tentang kedatangan Yesus yang pertama; sedangkan bagian terakhir
adalah nubuatan tentang kedatangan-Nya yang kedua. Nabi Yesaya melihat
semuanya itu dengan sekali pandang. Ia tidak mengetahui bahwa sedikitnya
ada rentang waktu duaribu tahun memisahkan kedua fase dalam nubuatannya.
Nubuatan dalam
Bagian pertama digenapi saat Pentakosta, seperti yang dikatakan Rasul
Petrus dalam khotbahnya (
kedua, yang mengacu pada bulan yang berubah menjadi darah dan
tanda-tanda adikodrati lainnya, belum digenapi pada awal masa gereja
mula-mula (
kesengsaraan yang mendahului kedatangan kembali Kristus dengan segala
kemuliaan-Nya.
ENAM ATURAN
Banyak orang merasa bahwa mereka tidak mungkin dapat memahami Alkitab, tidak peduli seberapa keras mereka mencoba. Bill dan Gwen Petroski juga merasakan hal tersebut sampai sesuatu terjadi dan membukakan jalan bagi mereka. Inilah kisah mereka.
"Salah satu berkat terbesar dalam hidup kami adalah mengetahui bahwa kami dapat membaca dan memahami Alkitab. Kami berdua tumbuh dalam kepercayaan yang tidak menekankan pada kebenaran Alkitab.
"Setelah menikah, kami mulai memikirkan hal-hal rohani. Kami merasa tidak puas sama sekali. Kami ingin anak-anak kami mengenal Allah dan memiliki nilai-nilai kristiani. Karena itu kami mulai menyelidiki Alkitab.
"Kemudian pada suatu saat kami menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat pribadi. Kami mulai menghadiri gereja yang mengkhotbahkan kebenaran Alkitab dan mendengar Firman Tuhan. Perlahan-lahan kami mulai menyadari bahwa Alkitab adalah milik kami dan kami dapat membaca dan mempelajarinya bagi diri kami sendiri."
Gwen: "Saya masih ingat dengan jelas ketika pertama kali membaca kitab Ibrani. Suatu Minggu pagi saya membacanya sampai selesai. Airmata saya mengalir, dan hal ini masih terjadi jika saya menyadari bahwa tembok pemisah antara Allah dan saya telah dirubuhkan, dan kini saya memiliki jalan kepada Allah."
Bill: "Ketika pertama kali membaca
"Sekarang kami tahu bahwa Alkitab adalah milik kami. Sementara kami terus membaca dan mempelajarinya, kami merasa Alkitab lebih berarti lagi bagi kami daripada sebelumnya. Kami mencoba menerapkan pengajaran-pengajarannya dalam kehidupan, sehingga anak-anak kami dapat melihat bahwa Firman Tuhan sungguh nyata bagi mereka."
Kesaksian Bill dan Gwen ini mengungkapkan getaran hati mereka karena menemukan kekayaan kebenaran rohani melalui pemahaman Alkitab pribadi. Roh Kudus melayani setiap orang percaya dengan cara-Nya yang khusus melalui Firman Tuhan, tetapi Dia juga memberikan pemahaman kepada orang-orang non-Kristen yang membaca Alkitab dengan kesungguhan hati mencari Allah.
Carl Armerding menceritakan kisah tentang seorang gembala domba di Australia dan istrinya yang mengenal Kristus dengan cara demikian. Mereka mulai membaca kitab Roma dari Alkitab tua milik keluarga untuk melewatkan waktu senggang di malam hari. Setelah beberapa waktu, pria itu berkata, "Istriku, jika isi buku ini benar, kita adalah pendosa-pendosa di hadapan Allah. Kita adalah orang-orang hukuman." Sebagai kesimpulan dari pembacaan mereka selama beberapa hari, pria itu berseru, "Istriku, bila buku ini benar, kita tidak perlu terus-menerus menjadi orang-orang hukuman. Seseorang bernama Yesus Kristus telah mengambil alih hukuman kita dengan cara mati bagi kita. Namun Dia hidup kembali dan Dia ingin kita percaya kepada-Nya."
Sungguhpun orang-orang ini memiliki pendidikan yang sangat terbatas, mereka mampu memperoleh kebenaran dasar yang diperlukan bagi keselamatan mereka dari Alkitab. Ketika mereka membaca Alkitab, mereka makin menemukan bahwa Alkitab diperuntukkan bagi mereka.
Alkitab juga diperuntukkan bagi Anda. Alkitab diperuntukkan bagi semua orang.
Pertanyaan-pertanyaan tentang sebuah perikop dari Alkitab.
Pertanyaan-pertanyaan tentang sebuah perikop dari Alkitab.