You are hererenungan / Tekun Membaca Firman Tuhan, Cukupkah?

Tekun Membaca Firman Tuhan, Cukupkah?


By suwandisetiawan - Posted on 16 July 2019

Ketika beribadah, bersaat teduh, belajar, atau mengajar firman Tuhan, bisa dipastikan kita akan membuka Alkitab dan menelusuri isinya. Lalu, pernahkah kita bertanya kenapa kita harus melakukannya? Apakah karena kita haus akan kebenaran? Apakah sebagai bukti bahwa kita menguasai materi-materi rohani atau mampu menghafal banyak ayat?

Sebenarnya untuk apa, sih, kita bertekun membaca firman Tuhan?
Tujuan Membaca Firman Tuhan

Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku. – Mazmur 119:105

Ayat-ayat firman Tuhan tidak hanya untuk dibaca dan dihafalkan. Firman berisi suara Tuhan sendiri. Firman adalah panduan yang Tuhan berikan kepada kita agar dapat menjalani hidup dan menyelesaikan setiap masalah melalui cara Tuhan.

Jadi, tujuan bertekun membaca firman Tuhan adalah agar kita:

1. Dapat Menjadi Terang Dunia

Alkitab terdiri dari dua bagian, yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Perjanjian Lama memuat janji-janji Allah tentang kedatangan Yesus, sang Penebus. Perjanjian Baru berisi penggenapan janji tersebut, karya keselamatan yang Yesus lakukan bagi manusia.

Di atas semua itu, firman Tuhan mengandung kebenaran Allah, yang bisa kita pelajari lewat pengalaman tokoh-tokoh Alkitab. Ada tokoh yang lurus dan taat (misal, Yusuf dan Daniel), ada yang licik dan tekun (contohnya, Yakub), ada pula yang tidak taat (Yunus), atau mengalami pertobatan besar (Paulus).

Allah tidak membuat para tokoh ini hanya dikenal karena hal baik-baiknya saja. Dia membiarkan segala yang baik maupun buruk tercantum di dalam firman supaya kita tahu kebenaran Allah.

Dengan membaca firman Tuhan, kita tahu mana yang benar dan tidak benar menurut standar Allah. Firman ibarat pelita yang menerangi kehidupan kita. Kalau kita hidup seturut firman-Nya, hidup kita akan menjadi berkat bagi orang lain. Kita menjadi terang di dalam keluarga, di tempat kerja, di lingkungan perumahan, bahkan bukan mustahil, di lingkup-lingkup yang lebih besar lagi.

“Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” – Matius 5:16

2. Semakin Mirip Yesus

Sebagai murid Yesus, setiap hari kita tentu konsisten saat teduh. Ada yang rutin melakukannya selama bertahun-tahun, beberapa bulan terakhir, atau mungkin baru belakangan ini. Entah sudah lama atau masih baru, cobalah Anda renungkan: Sudahkah saya mempraktikkan firman Tuhan yang saya baca?

“Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia?” – Yakobus 2:14

Firman Tuhan bukanlah sekadar bacaan rutin, melainkan makanan rohani yang menjadikan karakter dan perbuatan kita semakin mirip Yesus. Dengan membaca firman tanpa mempraktikkan isinya, kita sama saja dengan kaum Farisi dan ahli Taurat yang munafik. Namun, melaksanakan firman Tuhan menjadi tanda bahwa kita adalah murid Yesus yang sejati.

“Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna … bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman.” – Yakobus 2:22-24

Karakter-karakter Kristus apa saja yang sudah Anda miliki saat ini? Perbuatan-perbuatan Kristus apa yang Anda lakukan setiap hari?

Kalau dari tahun ke tahun hidup rohani kita tidak bertumbuh, padahal setiap hari saat teduh, kita perlu mengecek hati kita: jangan-jangan kita belum menjadi pelaku firman. Mereka yang belum mengenal Allah akan melihat kita seperti tong kosong yang nyaring bunyinya karena tidak menghidupi firman yang kita pelajari.

3. Membawa Orang Lain kepada Keselamatan

Yesuspun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu. – Matius 4:23

Dahulu Yesus memberitakan Injil dengan berjalan kaki ke tempat-tempat jauh. Kondisi jalan saat itu belum sebaik sekarang, belum ada telepon, apalagi mobil atau motor.

Sekarang kita hidup di zaman yang jauh lebih nyaman; ada kendaraan, media sosial, dan internet. Jadi, gunakanlah semua sarana itu untuk memberitakan Injil—kepada orang-orang terdekat yang belum mengenal Allah, kepada yang berbeban berat, yang sakit, yang putus asa—agar mereka diselamatkan saat percaya dan berkomitmen mengikuti Yesus.

“Lalu Ia berkata kepada mereka: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.” – Markus 16:15

Siap atau tidak siap, diterima atau ditolak, dikasihi atau dibenci, kita harus memberitakan Injil kalau kita serius mengasihi Tuhan. Janganlah kita egois. Kita sudah merasakan berbagai perubahan positif melalui firman; ajaklah orang lain untuk mengenal Kristus agar hidup mereka juga diubahkan.

Firman Tuhan menyentuh hidup berbagai macam orang secara luar biasa, dari generasi ke generasi. Banyak orang sudah membuktikan, termasuk Anda dan saya, bagaimana hidup kita berubah lebih baik ketika kita mau tunduk dan melakukan firman Tuhan. Jika saat ini Anda masih enggan membaca Alkitab atau bersaat teduh, cobalah terapkan hal-hal berikut atau renungkan ini.

Marilah kita menjadi murid Yesus yang hidupnya menjadi terang dunia, dengan selalu merenungkan dan mempraktikkan firman Tuhan, serta giat memberitakannya kepada sebanyak mungkin orang. Amin.

Source : https://gkdi.org/blog/firman-tuhan-2/

Tags