You are hererenungan / Saat Bimbang Melanda Hidup Orang Percaya
Saat Bimbang Melanda Hidup Orang Percaya
Adakalanya kita bimbang dalam mengambil sebuah keputusan, terutama jika menyangkut hal penting. Misalnya, kita ragu haruskah berhenti kerja dan memulai usaha sendiri. Untuk melanjutkan atau menyudahi hubungan asmara dengan seseorang. Untuk mengasihi orang yang sepertinya tak layak dikasihi. Atau, apakah rencana kita, yang sudah diiringi doa dan kerja keras akan membuahkan hasil.
Di sebagian besar kasus, penyebab utama kebimbangan adalah karena kita tidak percaya. Kita tidak yakin keputusan yang diambil akan memberi keuntungan, menyelesaikan masalah, menciptakan perubahan positif, atau baik bagi masa depan kita.
Apakah saat ini Anda sedang bimbang menjalani kehidupan sebagai orang percaya? Apa yang harus dilakukan untuk mengatasinya?
Mulai Tenggelam karena Bimbang (Matius 14:22-33)
Kebimbangan datang dalam berbagai bentuk. Tidak semua orang bisa langsung yakin pada penyertaan Tuhan di masa-masa sulit hidupnya. Ada yang bimbang untuk melakukan sesuatu yang benar, misalnya melaporkan kecurangan dalam kerja kelompok. Mungkin ada yang ragu perlukah menaati firman Tuhan yang rasanya berat untuk dijalankan, misalnya mengampuni orang lain.
Jika Anda sudah bertahun-tahun menjadi seorang Kristen, tapi kadang mengalami kebimbangan, Anda tidak sendiri. Saya mengalaminya, dan Petrus pernah mengalaminya.
Bersama kesebelas murid lain, Petrus melakukan penginjilan bersama-sama Yesus setiap hari. Ia melihat langsung berbagai hal luar biasa yang Yesus kerjakan—tapi tetap saja, ia merasa bimbang. Bahkan, salah satu keraguan Petrus terjadi persis setelah ia melihat mukjizat Yesus memberi makan lima ribu orang (Matius 14:13-21).
Usai peristiwa itu, Yesus menyuruh para murid naik perahu mendahului-Nya ke seberang. Ketika perahu mereka dilanda angin sakal, Yesus mendatangi mereka dengan berjalan di atas air. Pemandangan tak lazim itu tentu membuat murid-murid-Nya ketakutan. Uniknya, meyakinkan mereka bahwa diri-Nya bukan hantu, Petrus meminta Yesus membuktikannya dengan meminta ia berjalan di atas air menghampiri-Nya.
Kata Yesus: “Datanglah!” Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. – Matius 14:29
Mengapa Petrus “sanggup” berjalan di atas air?
Karena ia percaya kepada Yesus dan berfokus kepada-Nya.
Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: “Tuhan, tolonglah aku!” – Matius 14:30
Petrus mulai tenggelam saat hatinya bimbang. Tiupan angin seolah menyadarkannya bahwa tidak mungkin manusia bisa berjalan di atas air. Padahal, Petrus sudah membuktikan kalau itu mungkin terjadi saat ia percaya sepenuhnya kepada Yesus.
Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: “Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?” – Matius 14:31
Sering kali kita gagal melakukan hal-hal tertentu bukan karena tidak mampu, tapi karena kita bimbang. Kita tidak percaya pada penyertaan Tuhan, meskipun sudah berkali-kali Dia membuktikan kasih-Nya kepada kita.
Gunung Bisa Kita Pindahkan Saat Percaya (Matius 21:18-22)
Dalam perjalanan kembali ke Betania bersama murid-murid-Nya, Yesus lihat sebatang pohon ara yang tidak berbuah. Yesus lalu berkata bahwa pohon itu takkan berbuah lagi selama-lamanya, dan seketika, pohon itu menjadi kering. Melihatnya, para murid pun tercengang dan bertanya-tanya bagaimana itu bisa terjadi.
Yesus menjawab mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu percaya dan tidak bimbang, kamu bukan saja akan dapat berbuat apa yang Kuperbuat dengan pohon ara itu, tetapi juga jikalau kamu berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! hal itu akan terjadi. – Matius 21:21
Melalui peristiwa ini, Yesus menunjukkan bahwa jika kita percaya dan tidak bimbang, kita pasti bisa melakukan berbagai perkara besar.
Lihatlah berbagai penemuan yang memudahkan hidup kita sekarang. Pesawat terbang, telepon, internet, kapal selam—hal-hal yang tadinya dianggap mustahil oleh manusia kini ada. Mengapa para penemu berhasil membuatnya? Karena mereka yakin dan percaya. Mereka tetap optimis meskipun banyak orang mengejek rancangan mereka, meragukan, bahkan mungkin mengatai mereka gila.
Kalau para penemu itu bisa mewujudkan hal-hal besar, mengapa kita sebagai murid Yesus malah pesimis, takut, dan akhirnya tidak menghasilkan apa-apa?
Petrus, Lukas, Yohanes, Matius, Paulus, dan rasul-rasul lainnya pun sama seperti kita. Mereka mengalami pergumulan hidup yang tidak mudah selama melayani Yesus dan menginjil ke berbagai tempat. Namun, karena yakin dan percaya, mereka bisa mengerjakan apa yang Yesus kerjakan, melakukan mukjizat yang Yesus lakukan, dan dengan itu, memuliakan nama Tuhan.
Tak ada yang mustahil bagi orang yang percaya, karena Roh Allah turut bekerja di antara kita. Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban (2 Timotius 1:7). Jangan biarkan rasa bimbang menghalangi kita dalam bertindak dalam kebenaran, baik bagi Allah maupun sesama, dalam pekerjaan sehari-hari ataupun ibadah. Jangan bimbang, tapi percayalah kepada Yesus!
Source : https://gkdi.org/blog/bimbang/
- suwandisetiawan's blog
- Login to post comments
- 919 reads