You are hererenungan / Miliki Hati yang Memberi

Miliki Hati yang Memberi


By suwandisetiawan - Posted on 24 April 2019

Laut Mati (Dead Sea) adalah danau air asin yang terletak di Lembah Yordan. Danau ini menyandang julukan demikian karena tidak ada flora dan fauna besar yang sanggup hidup di dalamnya.

Mengapa demikian?

Terletak 430,5 meter di bawah permukaan air laut, Laut Mati menjadi tempat terendah di muka bumi. Ia tidak mengalirkan air ke mana pun. Akibatnya, kadar garamnya sangat tinggi, hampir sepuluh kali lebih asin daripada air laut. Makhluk hidup makroskopis umumnya tidak dapat hidup di lingkungan dengan salinitas seekstrem ini.

Perairan ini “mati” karena hanya menerima air dan tidak pernah memberi.

Apakah hidup Anda sekarang ibarat Laut Mati? Selalu menerima tapi tak pernah memberi? Hati-hati, bisa-bisa tak ada yang sanggup bertahan di sekeliling Anda.

Mengapa perlu memberi?

Memang, lebih mudah untuk menerima daripada memberi. Namun, untuk tetap hidup, kita harus terus memberi.

Laut Mati tidak kondusif bagi kelangsungan hidup karena ia menjadi muara buntu bagi Sungai Yordan, serta beberapa sungai kering yang hanya berair saat hujan turun. Di sisi lain, tumbuhan dan hewan bisa hidup di Sungai Yordan, yang tidak hanya menerima (berasal dari mata air di hulu), tetapi juga memberi (mengalirkan air ke laut).

Berikut tiga alasan mengapa kita perlu terus memberi:

1. Memberi Adalah Keharusan

Tentunya Anda familiar dengan perumpamaan tentang talenta (Matius 25:14-30). Para hamba yang mendapat dua dan lima talenta mau mengusahakannya, sehingga berbuah laba masing-masing dua dan lima talenta lagi. Namun, hamba yang diberi satu talenta menyimpannya di dalam tanah dan tidak menghasilkan apa-apa.

Lalu, apa kata Tuhan mengenai hamba yang tidak memanfaatkan talentanya?

“Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam?” – Matius 25:26

Jahat dan malas adalah dosa. Tuhan marah karena hamba itu tidak menggunakan talentanya, lalu menghukumnya.

“Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.” – Matius 25: 30

Memberi tidak hanya terbatas pada hal materiil, seperti uang atau barang. Berikanlah apa yang Anda miliki, apa pun bentuknya—waktu, perhatian, pertolongan, semangat, pelayanan, kasih, bakat—untuk sesama. Semua orang bisa memberi.

Hindari pikiran seperti: “Saya sendiri masih kekurangan; bagaimana bisa memberi? Nanti saya malah makin miskin.”

Pada kenyataannya, mereka yang memberi tidak pernah menjadi miskin, bahkan semakin kaya dan kaya. Justru mereka yang tidak memberilah, yang akan semakin miskin. Kenapa?

“Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu.” – Matius 25:28

Hamba yang mengembangkan lima talenta mendapatkan lima talenta, sehingga total ia punya sepuluh talenta. Tuhan akan mengambil talenta dari orang yang tidak mengupayakannya dan menambahkannya kepada orang yang sudah punya sepuluh talenta.

To give is a must. Jadi, berilah—teruskan apa yang Allah berikan untuk Anda demi kebaikan sesama.

2. Anda Sudah Diberi Banyak

Percayakah Anda bahwa Anda sudah diberi banyak oleh Tuhan?

Dia memberkati Anda dengan waktu, kesehatan, akal budi, kepandaian, pendidikan yang baik, orang tua, keluarga, komunitas, sahabat, pekerjaan—dan terlebih, keselamatan. Allah memberikan Anak-Nya yang tunggal untuk menyelamatkan kita dari maut. Itu adalah harga yang sangat mahal, yang tak dapat kita bayar dengan apa pun juga.

“… sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” – Matius 20:28

Jika Yesus yang adalah Tuhan rela untuk memberi, sudah semestinya kita juga mau memberi. Sebagai pengikut Yesus, marilah kita ikuti teladan-Nya.

Yesus memberikan nyawa-Nya untuk kita. We have been given much. Apa yang sudah kita berikan untuk Dia?

3. Anda akan Mendapat Upahnya

Ada banyak ayat yang dapat kita temukan di Alkitab terkait “upah”. Tuhan berjanji akan memberikan upah kepada orang-orang yang mencari, memberi kepada sesama, dan mengikuti-Nya dengan sungguh-sungguh.

“Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir sajapun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya.” – Matius 10:42

Luar biasa, bantuan berupa secangkir air pun diingat dan dicatat oleh Tuhan! Jadi, kalau Anda memberi lebih banyak lagi, bayangkan betapa besar upah Anda di bumi dan di surga.

Selain itu, Allah juga meminta kita untuk berbuat baik kepada sesama, bahkan kepada musuh, tanpa mengharapkan pamrih.

“Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat.” – Lukas 6:35

Apakah Anda ingin menjadi Sungai Yordan yang terus memberikan airnya dan menjadi sumber kehidupan? Atau, Anda cukup puas menjadi Laut Mati, hanya membiarkan berkat-berkat Anda mandek di tempat, tanpa menumbuhkan apa-apa?

Bagi mereka yang mengaku murid Yesus, memberi bukanlah pilihan. Kita telah diberi banyak, maka kita pun harus memberi banyak. Percayalah bahwa di dalam Tuhan tidak ada yang sia-sia. Allah selalu ingat dan akan memberi upah bagi mereka yang terus memberi. Amin.

Source : https://gkdi.org/blog/memberi/

Tags