You are hererenungan / Meneladani Salib Yesus dalam Masa-Masa Sulit
Meneladani Salib Yesus dalam Masa-Masa Sulit
Salib Yesus tentu bukan hal asing bagi mereka yang menyebut diri Kristen. Lihat saja bagaimana salib menghiasi dinding ruang tamu, kamar tidur, bahkan perhiasan seperti anting dan kalung.
Pertanyaannya, apakah salib Yesus sudah benar-benar mengubah hidup kita?
Apa makna salib Yesus dalam hidup kita?
Beberapa hari lalu, saya menyaksikan seorang saudari, yang mengenakan kalung salib cukup besar, sedang mengumbar emosi. Ia mengamuk, tangannya menuding-nuding rekan kerja yang berselisih paham dengannya, bahkan mengancam tidak akan memaafkan sang rekan selamanya. Saya terheran-heran karena salib Yesus yang dia kenakan tidak memberi pengaruh sama sekali pada karakternya.
Saya pun teringat kesaksian seorang saudara saat belum bertobat. Bertahun-tahun beliau melayani di sekolah minggu, tetapi berzinah dengan istri orang lain—dengan kalung salib menempel di tubuhnya.
Jadi, simbol salib yang dikenakan maupun dipajang tidak menjamin seseorang mengasihi Yesus. Bukan mustahil, perilakunya bertentangan dengan firman Tuhan dan teladan salib itu sendiri. Padahal, salib Yesus harusnya menjadi teladan dalam hidup kita.
“Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.” (1 Petrus 2:21)
Lalu, apa saja teladan salib Yesus?
Jika Anda sedang menghadapi kesulitan hidup, ingatlah salib Yesus dan teladani dua hal ini:
1. Kita sedang dilatih memiliki pikiran dan perasaan Kristus
“Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.” (Filipi 2:5-8)
Ketika Anda mengalami masa-masa berat dalam hidup, ketika Anda diperlakukan tidak adil, ketika Anda ditindas, dianiaya, difitnah, disalahpahami, disakiti, dikecewakan, bagaimana respon Anda? Apakah Anda marah dan mengamuk? Membalas menyakiti, membuat perhitungan, dan memberi orang itu pelajaran?
Marilah ikuti teladan Kristus. Ketika difitnah dan dicaci maki, Yesus tidak balas mencaci-maki (1 Petrus 2:23). Dia bahkan tak menjawab sepatah kata pun (Matius 27:12).
Yesus mengampuni.
Tidak hanya para serdadu yang menyiksa-Nya, serta khalayak ramai yang mencemooh dan menginginkan kematian-Nya, tetapi juga Pilatus, yang tahu Dia sebenarnya tidak bersalah (Mat 27:18). Yesus juga mengampuni penjahat yang disalib bersama-Nya yang ikut-ikutan mengolok-ngolok (Lukas 23:39). Bahkan dalam tekanan dan penderitaan hebat, Yesus berdoa meminta pengampunan untuk mereka (Lukas 23:34).
Jadikan salib sebagai pengingat agar kita memiliki pikiran dan perasaan Kristus. Salib-Nya adalah teladan bagi orang-orang yang mengaku Kristen dalam merespon setiap keadaan dan masalah yang datang dalam hidup.
Terlebih, Paulus berkata, “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus.”
Artinya, kita tidak perlu sendirian dalam menjalani kesukaran hidup. Ada saudara-saudari yang dapat membantu dan mendoakan Anda. Jangan pendam masalah Anda sendiri. Carilah orang-orang yang dapat Anda percaya—mereka yang meneladani salib Yesus—lalu curahkan beban hati Anda dan berdoalah bersama. Tuhan menempatkan mereka dalam kehidupan Anda bukan tanpa alasan. Dia ingin kita sama-sama berjuang mengikuti teladan Kristus.
2. Penderitaan adalah kasih karunia, kemuliaan, dan kehormatan
“… Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia.” (Ibrani 2:9b)
Berapa banyak di antara kita yang menganggap penderitaan atau cobaan adalah kutukan? Asumsi inilah membuat kita meragukan keberadaan Tuhan. Benarkah Tuhan mengasihi saya? Tidak pedulikah Tuhan kepada saya? Adakah Tuhan di masa-masa sulit hidup saya?
Ibrani mengatakan, penderitaan maut yang Yesus alami membuat Dia dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat. Bahkan, di dalam Kristus, maut adalah sebuah kasih karunia!
Jadi, cobalah ubah sudut pandang kita saat mengalami penderitaan atau masalah. Semua yang Anda lalui adalah kasih karunia Allah. Melalui kesulitan hidup, Anda sebenarnya diberi kehormatan untuk menjadi individu yang besar hati, yang bijaksana dan lemah lembut. Dengan memusatkan diri pada salib Yesus, alih-alih mengamuk atau balas menyakiti orang lain, Anda belajar menjadi pribadi yang mulia seperti Dia.
Masa-masa berat Anda adalah wujud kasih Allah supaya Anda semakin mirip Kristus dan mendapat bagian dalam kemuliaan-Nya. Itulah teladan salib yang sejati. “Karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak.” (Ibrani 12:6). Tuhan mengasihi Anda. Amin.
Source : https://gkdi.org/blog/meneladani-salib-yesus/
- suwandisetiawan's blog
- Login to post comments
- 887 reads