You are hererenungan / Mencari Bahagia: Gampang atau Susah?

Mencari Bahagia: Gampang atau Susah?


By suwandisetiawan - Posted on 01 February 2019

“Kenapa, ya, orang lain kelihatannya lebih bahagia daripada saya?”

Mungkin ada di antara kita yang berpikir demikian. Atau, meski tak selalu merasa demikian, sedikitnya kita pernah mempertanyakan itu. Makna kebahagiaan berbeda-beda bagi setiap orang, karena situasi kita tidak sama. Namun, saya percaya setiap orang ingin bahagia dan akan mengejar kebahagiaan.

Jadi, di mana dan bagaimana cara mendapatkan kebahagiaan sejati?

Bahagia di Dalam Pencobaan

“Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.” – Yakobus 1:2-4

Menurut KBBI, ‘bahagia’ adalah keadaan atau perasaan senang dan tenteram (bebas dari segala yang menyusahkan). Saat jatuh dalam depresi, saya sulit mendefinisikan kebahagiaan. Bahkan saya lupa apa rasanya bahagia.

Saya ungkapkan ini kepada terapis saya, yang kemudian bertanya, “Apa yang Anda rasakan ketika saya memeluk Anda setiap selesai terapi?”

Saya bilang, dia memeluk saya layaknya seorang ibu terhadap anaknya. Itu membuat saya merasa hangat dan tenang, untuk sejenak ‘bebas dari segala hal yang menyusahkan.’

Perasaan bahagia mudah muncul ketika keadaan kita sedang mudah, lancar, dan mujur. Namun, saat kita dihadapkan pada cobaan, tantangan, dan masalah, Tuhan ingin kita menganggap setiap pengalaman tersebut sebagai suatu kebahagiaan.

Kenapa?

Karena Tuhan hadir dalam setiap musim kehidupan kita, termasuk saat kita di tengah ‘badai’. Tuhan ingin kita bertekun saat disempurnakan dalam proses-Nya. Menyadari itu akan memampukan kita melihat cahaya di balik awan. Kita dapat melihat gambaran besar dari situasi kita. Alih-alih berfokus pada penderitaan, kita dapat memandang Dia yang senantiasa menaungi kita dengan kasih-Nya.

Bahagia Adalah Sepenuhnya Percaya

“Berbahagialah orang, yang menaruh kepercayaannya pada TUHAN …” – Mazmur 40:4a

Saat mengalami depresi, saya seperti mengalami buta warna di tengah dunia yang berwarna-warni. Mereka yang buta warna tidak bisa mendefinisikan warna, seperti halnya saya tak bisa mendefinisikan kebahagiaan.

Ukuran kebahagiaan menurut Alkitab adalah ketika kita tidak menaruh kepercayaan dalam hal-hal fana, seperti uang, jabatan, atau penampilan, tetapi percaya pada kekekalan (Kolose 3:1-4).

Benda dan status tidak akan Anda bawa ke liang kubur. Namun, hal-hal yang murni dan sederhana—mereka yang berada di sisi Anda dalam susah dan senang, teman-teman yang tulus membantu Anda, kenangan indah bersama orang terkasih, firman Tuhan—itu akan menjadi bagian dari diri Anda sampai kapan pun.

Tidak apa jika saat ini Anda buta ‘warna kebahagiaan’. Percayalah pada tuntunan Tuhan, karena Dialah Sang Sumber Bahagia yang akan membuat hidup Anda kembali berwarna.

Kebahagiaan Menjadi Rumit Ketika Mencari di Tempat yang Salah

“Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia.” – Pengkhotbah 1:2

Dalam masa-masa sulit, kita akan mudah tergoda jika ditawari jalan pintas. Atau, disodori solusi instan yang dapat melarikan kita sejenak dari masalah. Namun, setelah semua berlalu, kita kembali terjebak dalam situasi serupa—dengan perasaan yang lebih buruk lagi.

Hidup di dalam Tuhan atau tidak, cobaan dan tantangan selalu ada. Yang membedakan adalah pilihan kita untuk tetap percaya pada pemeliharaan Tuhan. Segalanya akan sia-sia ketika kita mencari bahagia dalam kenikmatan dosa. Hanya di dalam Tuhan, Anda akan menemukan harapan baru dan kekuatan sejati.

Jadi, anggaplah itu kebahagiaan jika Anda berada dalam pencobaan. Berserahlah kepada Allah, dan carilah kebahagiaan di dalam-Nya. Percayalah, jika kita bersama Allah, semua kesukaran itu akan menempa kita menjadi pribadi Kristen yang lebih matang dan kuat.

Source : https://gkdi.org/blog/mencari-bahagia-gampang-atau-susah/

Tags