You are hererenungan / Jaga Lidah Anda dari 4 Hal Ini

Jaga Lidah Anda dari 4 Hal Ini


By suwandisetiawan - Posted on 20 June 2019

Lidah adalah bagian anggota tubuh yang kecil, tetapi dapat membuat segala perkara menjadi besar (Yakobus 3:5). Dengan perkataan, kita dipercaya dan tidak dipercaya. Dipuji dan dicemooh. Kata-kata menentukan masa depan (Amsal 18:21). Dan, karena kata-kata jugalah kita terlepas dari masalah atau malah terjerat masalah (Amsal 21:23).

Seseorang mungkin bisa memaafkan perbuatan orang lain terhadap dirinya, tapi akan sulit melupakan perkataannya. Karena itu, sangatlah penting untuk menjaga ucapan yang keluar dari lidah kita.

Namun, kejahatan lidah tidak hanya berkisar seputar fitnah, dusta, atau verbal bullying. Ada sejumlah dampak buruk lain yang dapat dipicu oleh perkataan. Apa saja itu?
Lidah: Si Kecil yang Berbahaya

Berikut empat kesalahan yang kerap kita lakukan, entah sadar maupun tidak, dengan lidah kita.

1. Perkataan yang Sia-Sia

Tetapi ada orang yang tidak sampai pada tujuan itu dan yang sesat dalam omongan yang sia-sia. – 1 Timotius 1:6

Omongan yang sia-sia adalah ucapan yang tidak jelas, belum terbukti, yang membuat lawan bicara kita sulit memahami pesan yang ingin disampaikan, atau tidak ada faedahnya.

Perkataan yang “lain di bibir, lain di hati” juga termasuk omongan yang sia-sia. Misalnya, orang yang memiliki pengetahuan tentang firman bisa jadi hanya mengutip apa yang kedengarannya benar—bukan karena itu keluar dari keyakinannya sendiri. Berhati-hatilah dengan hal ini. Anda menunjukkan seakan-akan Anda hebat, punya hidup rohani yang sempurna. Padahal, kenyataannya Anda butuh bantuan dan bimbingan, atau harus memperbaiki kelemahan Anda.

Ucapan sia-sia membuat kita tidak mencapai tujuan yang diinginkan, yaitu pertolongan untuk menjaga hati kita tetap benar di hadapan Tuhan. Jadi, jangan sampai akibat lidah yang sembarangan mengucap, kita justru gagal memperoleh nasihat dan arahan agar tidak salah langkah.

2. Tidak Bisa Mengekang Lidah

Jika Anda bertemu seseorang yang giat beribadah dan melayani dengan luar biasa, tapi sering melontarkan kata-kata kotor, kasar, tidak pantas, tidak membangun, dan menjatuhkan orang lain, bagaimana pandangan Anda terhadap orang tersebut?

Saya yakin Anda tak akan terpesona, apalagi terkagum-kagum dengan ibadah atau pelayanannya. Sebaliknya, mungkin Anda akan berkomentar, “Percuma dia beribadah, kata-katanya tidak mencerminkan orang yang mengaku percaya Yesus.”

Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya. – Yakobus 1:26

Bagi Tuhan, ibadah menjadi sia-sia ketika kita tidak bisa mengekang lidah. Saat sedang marah, apakah Anda mengeluarkan sederet nama satwa, umpatan, atau hujatan kasar? Apakah Anda mudah berbohong dan sulit berkata jujur? Ketika tidak suka atau kecewa dengan seseorang, apakah Anda menyebarkan keburukannya dan sengaja membentuk opini publik agar menyetujui ketidaksenangan Anda terhadap dirinya?

Jika hal-hal di atas masih terjadi, berarti Anda belum mengekang lidah Anda.

Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia. – Efesus 4:29

Saat Anda marah, ingatlah bahwa Anda punya kendali atas lidah Anda. Gunakan kata-kata yang membangun, bukan yang menjatuhkan dan membuat orang lain merasa tidak berharga. Disiplinkan, didik, dan bimbing dia dengan ucapan Anda. Jangan malah sengaja menghancurkan hatinya, atau membuat orang lain terlihat bodoh. Bukannya mendapat hormat, bisa jadi Anda malah dapat musuh dan tidak berbuah di dalam Tuhan.

Lidah lembut adalah pohon kehidupan, tetapi lidah curang melukai hati. – Amsal 15:4

3. Asal Bicara

Urutan kedua Sepuluh Perintah Allah berbunyi, “Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan (Keluaran 20:7).”

Seorang tentara Amalek dari pihak Saul yang lolos dari peperangan melawan Daud mengarang cerita kematian Saul agar ia dianggap berjasa (2 Samuel 1:2-16). Ia mengatakan telah membunuh Saul atas permintaannya sendiri. Tentara itu akhirnya mati diparang karena perkataannya justru menjadi bukti bahwa ia telah membunuh orang yang diurapi Tuhan (ayat 16).

Kebiasaan “asal bunyi” seperti ini, apalagi sampai berbohong, bisa menjadi senjata makan tuan. Oleh karena itu, bijaklah dalam berkata-kata. Bicarakan hal yang benar, baik, serta bermanfaat bagi diri sendiri dan sesama, bukan agar Anda terlihat pintar, saleh, atau keren.

Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya. – Amsal 18:21

4. Terlalu Cepat Menilai Orang

“Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah.” – Yakobus 1:19

Jika Anda mendapatkan info atau rumor tentang seseorang, jangan langsung percaya begitu saja, apalagi diteruskan kepada orang lain sebagai bahan gosip. Usahakan tidak hanya mendengar dari pihak penyampai cerita, tetapi cari tahu the rest of the story dari pihak pertama yang benar-benar mengalaminya.

Kenapa?

Kadang kala, sebagai pihak kesekian dari rantai informasi, kita mendapatkan cerita yang bias atau sudah menyimpang dari inti masalah. Dengan membuat penilaian hanya berdasarkan kabar yang belum terbukti, kita sudah bersikap tidak adil terhadap orang yang bersangkutan.

Waspada dalam Berucap

“Tetapi tidak seorangpun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan. Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah, dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi.” – Yakobus 3:8-10

Kita semua pasti pernah salah ucap, baik yang disengaja maupun tidak, sehingga melukai hati orang lain (Yohanes 3:2). Namun, jangan khawatir, belum terlambat untuk mengubah kebiasaan bicara kita. Mari kita belajar menjaga lidah dari ucapan yang sia-sia, untuk bijak memikirkan dampak ucapan kita, serta lambat dalam berkata-kata. Tuhan Yesus memberkati.

Source : https://gkdi.org/blog/jaga-lidah-anda/

Tags