You are hererenungan / Belajar dari 12 Murid Yesus: Prinsip-Prinsip Tugas Perutusan
Belajar dari 12 Murid Yesus: Prinsip-Prinsip Tugas Perutusan
Yesus memilih kedua belas murid-Nya untuk suatu tujuan, yaitu menjadi perpanjangan tangan-Nya dalam misi memberitakan Kerajaan Surga. Matius 10 menunjukkan bagaimana 12 murid Yesus diberi kuasa mengusir roh jahat, serta menyembuhkan berbagai penyakit dan kelemahan. Mukjizat-mukjizat tersebut adalah sebagian dari tugas perutusan Tuhan untuk mereka.
Sebagai pengikut Yesus, sudah seharusnya kita ambil bagian dalam tugas perutusan seperti yang dilakukan para rasul. Dan, perutusan itu dimulai ketika kita dibaptis. Namun, mungkin ada di antara kita yang bingung bagaimana cara memulainya. Atau, kita terkendala oleh sejumlah kekhawatiran yang membuat kita ragu untuk maju.
Untuk itu, mari kita buka Matius 10 dan belajar apa saja pesan yang diberikan kepada 12 murid Yesus sebelum mereka diutus untuk menginjil.
4 Prinsip Tugas Perutusan Berdasarkan Pesan Kepada 12 murid Yesus
Berikut empat prinsip yang dapat kita terapkan dalam tugas perutusan sesuai perkataan Yesus kepada murid-murid-Nya.
1. Mulai dari yang terdekat
Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: “Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel. Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat.” – Matius 10:5-7
Pesan pertama Yesus adalah agar murid-murid-Nya fokus pada domba-domba yang hilang dari umat Israel terlebih dulu. Bukan berarti Yesus pilih kasih terhadap bangsa lain. Justru karena mengingat ini tugas pemuridan pertama mereka, Dia ingin murid-murid-Nya bekerja dari lingkar terdalam. Ibarat strategi marketing: mulailah dari yang terdekat, yang juga dapat diartikan, memulai dari yang termudah untuk dijangkau.
Sebagai pengikut Kristus, belajarlah memberitakan Kerajaan Surga kepada orang-orang terdekat kita dahulu. Kita awali misi keselamatan dari lingkup keluarga, teman dekat, dan orang-orang di sekitar.
2. Pulihkan hubungan
“Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma.” – Matius 10:8
Zaman dahulu, para pesakit, penderita kusta, dan mereka yang kerasukan setan adalah orang-orang yang secara sosial terbuang. Tidak diterima oleh masyarakat. Apa yang dilakukan Yesus, yang juga Dia perintahkan pada murid-murid-Nya, adalah memulihkan kembali hubungan orang-orang tersebut. Dengan sembuh secara fisik, mereka akan diterima kembali dalam lingkungan sosial, dan terlebih, dapat merasakan kasih Tuhan.
Di sekitar kita, banyak orang yang mungkin sehat secara fisik, tetapi hati mereka sakit. Mereka mengalami kepahitan, dendam, ketakutan, mistrust (curiga), baik dengan sesama maupun Tuhan. Menjadi tugas kita sebagai murid Yesus untuk menyembuhkan orang-orang tersebut. Kita pulihkan hubungan mereka dan membawa mereka kepada Tuhan.
3. Jangan khawatir, beriman saja
“Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu. Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Apabila kamu masuk kota atau desa, carilah di situ seorang yang layak dan tinggallah padanya sampai kamu berangkat.” – Matius 10:9-11
Dalam pelaksanaan tugas mereka, 12 murid Yesus dilarang membawa emas, perak, dan tembaga. Inilah cara Yesus mendidik mereka agar selalu bersandar pada pemeliharaan Tuhan. Tidak perlu cemaskan akomodasi dan hal-hal yang diperlukan. Berimanlah, dan Tuhan pasti sediakan.
Apakah kita khawatir dan berencana baru akan melayani Tuhan kalau sudah mapan saja? Mungkin kita berpikir, “Saya masih terlalu muda untuk ikut Tuhan. Banyak impian yang belum saya capai.”
Namun, Matius 6:33 berkata, “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” Saat kita bekerja di ladang Tuhan, semua yang kita butuhkan akan ditambahkan kepada kita; itulah janji-Nya.
4. Jangan marah atau frustasi. Kerjakan bagian kita
“Apabila kamu masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka. Jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun ke atasnya, jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. Dan apabila seorang tidak menerima kamu dan tidak mendengar perkataanmu, keluarlah dan tinggalkanlah rumah atau kota itu dan kebaskanlah debunya dari kakimu. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya pada hari penghakiman tanah Sodom dan Gomora akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu.” – Matius 10:12-15
Penolakan adalah hal yang wajar, bahkan sangat mungkin terjadi. Rasanya memang tak mengenakkan, dan ini dapat membuat kita merasa tidak dihargai, dianggap, atau dikasihi. Respon yang umum terjadi adalah marah, menghakimi, menghujat, bahkan mengutuk orang yang menolak kita.
12 murid Yesus mendapat pesan untuk pergi memberitakan keselamatan dan mengibaskan debu dari kaki mereka jika ditolak. Dengan kata lain, kita tidak perlu baper (bawa perasaan). Jangan sampai penolakan itu membekas dalam diri kita. Kerjakan saja bagian kita, yaitu mengasihi dan memberitakan kerajaan Tuhan. Selanjutnya, biarlah Tuhan yang mengerjakan bagian-Nya.
Mari belajar dari 12 murid Yesus agar dapat menjadi pengikut Kristus yang bersemangat memberitakan kabar keselamatan. Kita mulai dari orang-orang terdekat, bantu pulihkan hubungan mereka, fokus dengan bagian kita, dan serahkan semua kepada Allah. Tuhan Yesus memberkati!
Source : https://gkdi.org/blog/12-murid-yesus/
- suwandisetiawan's blog
- Login to post comments
- 2308 reads