You are hererenungan / Apa itu Gereja dan Apa yang Tuhan Kehendaki Darinya?

Apa itu Gereja dan Apa yang Tuhan Kehendaki Darinya?


By suwandisetiawan - Posted on 16 July 2019

Ketika mendengar kata “gereja”, mungkin yang pertama kali terlintas di benak kita adalah sebuah bangunan ibadah. Namun, apa sebenarnya pengertian gereja menurut Alkitab?

Gereja adalah Tubuh Kristus

Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu. – Kolose 1:18

Pada ayat di atas, tertulis kata “jemaat”, yang tak lain adalah gereja. Gereja digambarkan seperti tubuh yang memiliki kepala. Tubuh itu adalah jemaat, dan Yesus adalah kepala bagi tubuh tersebut. Jadi, arti gereja menurut Alkitab adalah kumpulan orang-orang percaya yang menjadikan Yesus sebagai kepala mereka.

Gereja yang sesungguhnya bukanlah sebuah bangunan atau tempat. Bayangkan saudara-saudari kita yang hidup di bawah opresi ideologi tertentu sebuah negara. Mereka harus beribadah secara sembunyi-sembunyi di ruangan bawah tanah, atau berpindah-pindah lokasi hingga ke hutan terpencil. Bukankah kita tetap menganggap mereka sebagai gereja sekalipun tanpa bangunan yang menaungi?

Lalu, seperti apakah tubuh Kristus itu, dan bagaimana hubungan yang semestinya sebagai satu tubuh di dalam gereja?

Banyak Anggota tapi Tetap Satu

Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus. – 1 Korintus 12:12

Jemaat gereja di negeri ini memiliki keragaman yang luar biasa. Mulai dari suku bangsanya—misalnya Jawa, Batak, Ambon, Papua, Tionghoa—hingga variasi karakternya, seperti koleris, sanguin, plegmatis, dan melankolis. Ada yang hidupnya makmur, sederhana, atau kekurangan; ada yang berpendidikan tinggi atau sedang-sedang saja, dengan talenta berbeda-beda, misalnya mahir dalam public speaking, menyanyi, menulis, olahraga, dan lain-lain.

Terlepas dari semua perbedaan itu, kita semua adalah satu tubuh, karena kita memiliki bapa yang sama yaitu Kristus. Kita semua adalah saudara dan saudari di dalam Tuhan.

Saling Membutuhkan dan Saling Melengkapi (1 Korintus 12:12-27)

Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya. – 1 Korintus 12:18

Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama. – Roma 12:4

Tubuh kita terdiri dari banyak bagian; ada telinga, kaki, mata, jantung, kulit, dan lain-lain. Tidak ada anggota tubuh yang lebih penting atau lebih dibutuhkan ketimbang yang lain (1 Korintus 12:14-17). Setiap anggota diciptakan untuk tugas berbeda, masing-masing punya fungsi agar metabolisme dan aktivitas tubuh kita berjalan baik.

Seperti halnya tubuh, Tuhan merancang kita untuk saling melengkapi di dalam gereja. Jadi, semua anggota jemaat saling membutuhkan dan diharapkan untuk saling memerhatikan (1 Korintus 12:25). Anggota yang tak mengenyam pendidikan lanjutan sama pentingnya dengan anggota yang lebih terpelajar. Mereka yang hidupnya berkecukupan atau pandai bicara pun tidak berarti paling hebat sehingga tak lagi membutuhkan yang lain.

Satu untuk Semua, Semua untuk Satu

Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita. – 1 Korintus 12:26

Di dalam gereja, tidak ada istilah, “Urusanmu bukan urusanku, masalahmu bukan masalahku.” Ketika kaki kita terluka, mulut kita tidak akan memekik gembira atau malah menertawakannya. Justru, anggota-anggota tubuh yang lain akan secara otomatis mencari pertolongan supaya kaki yang terluka tidak kesakitan dan dapat pulih.

Demikian pula kita sebagai anggota tubuh Kristus: “Urusanmu adalah urusanku juga, masalahmu adalah masalahku juga.” Jika ada saudara / saudari yang terkena musibah, kita semua turut sedih dan prihatin. Ketika ada saudara / saudari yang menderita, kita ikut merasakan penderitaan tersebut. Pun ketika ada saudara / saudari yang diberkati Tuhan, kita turut merayakan sukacita mereka.

Saling Menasihati

Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih dapat dikatakan “hari ini”, supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa. – Ibrani 3:13

Rancangan lain yang Tuhan kehendaki untuk hubungan di dalam gereja adalah agar kita saling menasihati satu sama lain.

Kenapa menasihati?

Pertama-tama, untuk bisa menasihati orang lain, tentu kita harus saling mengenal lebih dahulu. Artinya, kita bukan hanya cukup tahu wajah saudara / saudari saja, lalu melempar senyum atau salam seadanya, melainkan benar-benar ingin tahu tentang mereka lebih dalam. Dengan mengenal mereka, kita dapat terbuka dan berbagi, baik kabar buruk maupun gembira, agar masing-masing bisa saling belajar dan memberi inspirasi.
Jadi, di dalam hubungan ini ada ikatan, bukan hanya sekadar status anggota jemaat tapi tidak terkoneksi satu sama lain.

Sikap saling menasihati ini menandakan bahwa Allah tidak ingin kita menjalani kehidupan rohani sendirian. Dia ingin ada orang lain yang bisa membimbing dan memberi pengertian kepada kita. Seseorang yang bisa kita percaya, yang bersamanya kita dapat berbagi suka dan duka. Tentunya, mereka adalah orang-orang yang memiliki kedekatan dengan Allah dan dapat membangun iman kita.

Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat. – Ibrani 10:24-25

Marilah kita turut mengambil bagian sebagai anggota tubuh Kristus sesuai peran masing-masing. Jangan minder dan merasa tidak berguna, atau sebaliknya, menganggap diri lebih penting. Peran apa pun yang Anda terima bukanlah suatu kebetulan, melainkan sudah Allah rencanakan. Gunakanlah semaksimal mungkin apa yang Tuhan percayakan kepada Anda untuk membangun gereja sesuai dengan rancangan-Nya.

Amin.

Source : https://gkdi.org/blog/gereja/

Tags