You are hererenungan / 2 Perangkap Hidup Benar: Menjadi Supertaat atau Superbebas?

2 Perangkap Hidup Benar: Menjadi Supertaat atau Superbebas?


By suwandisetiawan - Posted on 26 December 2018

Di tengah usaha kita menjalani hidup benar, ada dua perangkap yang mengintai orang-orang beriman. Keduanya berkaitan erat dengan pengamalan firman Tuhan, tetapi dari kutub-kutub berlawanan. Dan, segala sesuatu yang kadarnya berlebihan biasanya berakhir tidak baik.

Mari, kita pelajari kedua perangkap rohani ini. Siapa tahu, tanpa disadari, hidup kita condong ke salah satu golongan manusia ‘super’ berikut:

Si Supertaat – Legalisme
Ini perangkap terbesar bagi orang-orang yang giat mengerjakan perintah Tuhan. Legalisme dalam Kristen berarti kepatuhan berlebih atau fanatisme terhadap teks Alkitab—melebihi Allah sendiri. Dalam Galatia, Paulus membahas legalisme di antara para pengikut Kristus, yang menganggap hukum Taurat sebagai aturan mutlak untuk memperoleh keselamatan.“Hanya ini yang hendak kuketahui dari pada kamu: Adakah kamu telah menerima Roh karena melakukan hukum Taurat atau karena percaya kepada pemberitaan Injil?” – Galatia 3:2. Kaum legalistik memandang rendah mereka yang kurang atau belum mampu mematuhi ayat-ayat Alkitab. Mereka dapat mengusir orang yang berbeda pendapat dengan mereka dari persekutuan. Ada pula yang berpikir bahwa dengan menghindari larangan-larangan duniawi secara ekstrem, maka imannya dapat bertumbuh. Saya pernah merasakan dampak sikap legalistik yang membuat saya menjadi pribadi sempit dan hampa. Saya kehilangan sukacita yang merupakan ciri hidup dalam Kristus. Cenderung menghakimi orang lain, karena saya berusaha keras melakukan pekerjaan-pekerjaan rohani secara disiplin—yang justru tidak membuat saya semakin rohani. Jadi, jelaslah bahwa legalisme berbeda dengan ketaatan atau disiplin iman.

Si Superbebas – Liberalisme
Kebalikan dari legalisme yang menekankan peraturan supaya manusia bisa memperoleh keselamatan, kaum liberalisme jatuh pada kebebasan hidup yang kebablasan (license).
“Banyak orang akan mengikuti cara hidup mereka yang dikuasai hawa nafsu, dan karena mereka Jalan Kebenaran akan dihujat.” – 2 Petrus 2:2 License pernah membuat saya tersesat dari kebenaran. Walaupun kelihatannya saya menikmati hidup, bebas, dan fleksibel, saya menjadi jauh dari kebenaran Tuhan. Saya hidup tanpa komitmen dan lepas dari disiplin rohani.

Kita menemukan kedua golongan di atas dalam Perjanjian Lama (masa Musa) dan Perjanjian Baru (kaum Farisi dan Saduki). Dalam gereja hari ini, saya percaya Anda pun dapat menemukan mana si Supertaat dan si Superbebas.

Keduanya tidak berkenan di hadapan Allah. Yang Dia kehendaki adalah umat yang sadar akan ketakberdayaannya untuk menggapai hidup benar, tetapi berupaya sekuat tenaga mengejar kebenaran Allah. Sadar bahwa Allah memerdekakan mereka dari perhambaan dosa supaya mereka menjadi hamba kebenaran.
Hidup benar dimulai dari diri sendiri

Prinsip ini merupakan cara menghindari perangkap Supertaat dan Superbebas yang membombardir umat Tuhan di sepanjang masa. Usaha terbaik selalu dimulai dari diri sendiri. Belajarlah sebelum mengajar. Tegur diri sendiri sebelum menegur orang lain. Murnikan diri Anda sebelum mengulas kemurnian orang lain.

Memulai dari diri sendiri akan membuat:

1. Ajaran kita otentik
Orang munafik adalah mereka yang mengajar orang lain melakukan sesuatu tetapi ia sendiri tidak melakukannya.

Katakan apa yang kita lakukan dan lakukan apa yang kita katakan—itulah paket otentik kita. Jangan ajarkan, apalagi menantang orang lain melakukan sesuatu sebelum kita sendiri melakukan dan menerima dampaknya secara pribadi. Inilah cara membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik: dengan memulai dari diri sendiri.

“Tetapi engkau, mengapakah engkau menghakimi saudaramu? Atau mengapakah engkau menghina saudaramu? Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Allah.” – Roma 14:10

2. Hidup kita berdampak
Seperti kata para ahli, actions speak louder than words. Perbuatan berteriak lebih keras daripada perkataan. Ajaran yang tidak disertai teladan akan menjadi garing, tidak berkuasa. Gaya dan cara bicara bisa menipu. Orang mungkin terkagum-kagum dengan hikmat kita, tetapi mereka hanya akan tergerak oleh cara hidup kita.

“Siapakah di antara kamu yang bijak dan berbudi? Baiklah ia dengan cara hidup yang baik menyatakan perbuatannya oleh hikmat yang lahir dari kelemahlembutan.” – Yakobus 3:13

3. Menjauhkan kita dari kemunafikan
Tuhan Yesus membenci orang munafik. Tak peduli seberapa keras mereka belajar, seberapa besar usaha mereka melakukan perintah-Nya. Orang munafik sering menjadi “bulan-bulanan” Yesus dalam Injil.

”Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat.” – Mrk 2:27

Yesus tidak mengesampingkan apa yang tersurat, tetapi Dia menghendaki kita mengutamakan kasih ketimbang mencari kesalahan dan mengadili saudara-saudari kita.

Memulai hidup benar dari diri sendiri adalah cara menguatkan tubuh rohani kita agar menjadi ‘super’ di dalam Tuhan

Doa: Bapa, jauhkan kami dari godaan status dan pengakuan orang lain, tetapi bawalah kami lebih dekat kepada hati-Mu. Bantu kami agar dapat melihat bahwa segala urusan pelayanan dan pemuridan kami adalah antara kami dengan Engkau saja. Amen.

Source : https://gkdi.org/blog/2-perangkap-hidup-benar-menjadi-supertaat-atau-superbebas/

Tags