You are hererenungan / 10 Perintah Allah: Terlalu Mengekang dan Menghambat Kesuksesan?

10 Perintah Allah: Terlalu Mengekang dan Menghambat Kesuksesan?


By suwandisetiawan - Posted on 25 January 2019

Suatu ketika, saya melihat seorang anak menangis karena dilarang bermain bola di luar pagar rumah. Dia menganggap orang tuanya membatasi kebebasannya bermain. Padahal, kalau saja dia melihat lebih jauh, dia akan sadar: sesungguhnya pagar itu melindunginya dari lalu-lalang kendaraan yang berisiko mencelakainya. Sikap anak itu mengingatkan saya bahwa adakalanya orang Kristen merasa terkekang dengan keberadaan 10 Perintah Allah.

Jika Anda merasa 10 Perintah Allah menyulitkan Anda dalam kemajuan karier atau meraih impian, Anda tidak sendiri. Namun, saya mengajak Anda melihat jauh melampaui ‘pagar’ itu. Mari kita selidiki apa manfaat 10 Perintah Allah dalam kehidupan kita.

Delapan “Jangan” Dalam 10 Perintah Allah

Ada pendapat bahwa pola asuh ‘zaman now’ cenderung memberi banyak kebebasan bagi anak. Bukan masanya lagi menjejalkan “jangan”, karena semakin dilarang, anak akan semakin penasaran mencoba. Ketimbang melarang, lebih baik berikan pengertian. “Kalau main api, tanganmu bisa terbakar. Main pisau bisa membuatmu terluka.” Dengan mengurangi “jangan”, potensi anak memberontak akan berkurang.

Lantas, apakah faktor psikis ini berkaitan dengan tendensi orang Kristen memberontak terhadap 10 Perintah Allah?

Memang, delapan dari 10 Perintah Allah diawali kata “jangan” (Keluaran 20:3-17). Namun, bisa jadi semua “jangan” itu sengaja dicantumkan karena Tuhan mengenal hati manusia yang cenderung berbuat dosa. Adam dan Hawa adalah bukti nyata; dilarang makan buah pohon pengetahuan, malah itu yang mereka lakukan.

Ada anggapan hidup orang Kristen itu tidak asyik, kaku dan banyak aturan. Rasanya tidak mungkin mewujudkan impian kalau mengikuti semua batasan dalam 10 Perintah Tuhan.

Bagaimana bisa menikmati hidup, meraih sukses, atau memajukan bisnis, kalau sedikit-sedikit “jangan”? Ini-itu dilarang. Ah, kita toh masih hidup di dunia; Tuhan pasti maklum. Mungkin itu pembelaan diri kita.

Terlepas dari banyaknya larangan tersebut, Alkitab membuktikan membuktikan orang-orang yang mematuhi firman Allah beroleh kelegaan. Sebaliknya, mereka yang melawan akan mendapat kesusahan. Tuhan begitu peduli pada kita sehingga aturan-Nya bukan sekadar membatasi, melainkan juga melindungi kita dari konsekuensi buruk.

Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. – Roma 6:23

Hidup Seimbang di Dalam Tuhan

Tuhan mengatur cara kita berhubungan dengan-Nya dan sesama agar kita dapat menikmati hidup seimbang. Janganlah kita sibuk beribadah tapi lupa mempraktikkan firman. Atau, sebaliknya, gigih mengejar perbuatan baik tapi melupakan Tuhan.

Inilah alasan Yesus meringkas 10 Perintah Allah menjadi dua hukum yang sama penting:

“Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini.” – Markus 12:30-31

Inti perintah 1-4 (Keluaran 20:3-11, hubungan vertikal) adalah mengasihi Tuhan dengan segenap hati. Hanya Dialah yang layak menerima penyembahan dalam hati dan hidup kita.

Saat ilah-ilah lain menjadi pemberi harapan palsu (PHP), Tuhan selalu memberi harapan sejati. Orang fasik bisa terlihat lebih sukses, tetapi kita tak perlu iri karena kebahagian mereka semu (Mazmur 37:7). Berapa banyak yang berbaring di ranjang empuk dalam kamar mewah, tetapi sulit tidur karena dihantui ketakutan? Namun, orang yang menyembah Tuhan akan hidup tenteram.

Dalam takut akan Tuhan ada ketentraman yang besar, bahkan ada perlindungan bagi anak-anakNya. – Markus 12:30-31

Inti perintah 5-10 (Keluaran 20:12-17, hubungan horizontal) adalah mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri. Ini sama penting dengan hukum pertama.

Keseimbangan kedua hukum ini bertujuan agar kita memiliki hidup berkualitas, damai, dan jauh dari percekcokan. Tuhan ingin anak-anak-Nya hidup dalam harmoni indah.

Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. – 2 Timotius 1:7

Melindungi dan Memudahkan

Sebuah perusahaan biasanya mencari karyawan atau mitra kerja yang jujur, disiplin, dan berintegritas. Dan, siapa lagi individu yang memenuhi kriteria itu kalau bukan mereka yang takut akan Tuhan? Orang-orang yang menyelaraskan hidupnya dengan firman Allah akan memiliki integritas yang baik di mata manusia.

Jadi, asumsi bahwa 10 Perintah Allah itu memberatkan dan menyulitkan kita meraih sukses tidaklah benar. Menaati perintah Tuhan justru menjadi kemenangan pertama dalam meniti karier yang sukses di atas rel-Nya—asalkan kita mau belajar melihat dan menghargai segala sesuatu lewat kacamata Tuhan.

Mari bertumbuh dari seorang anak yang menangis di balik pagar menjadi anak yang patuh pada orang tuanya. Semua karena kita yakin aturan Bapa dibuat demi kebaikan dan keselamatan kita. Lihatlah lebih jauh, dan bersyukurlah!

Source : https://gkdi.org/blog/10-perintah-allah-mengekang-menghambat/

Tags