You are hererenungan / “Saya Kecewa pada Tuhan”

“Saya Kecewa pada Tuhan”


By suwandisetiawan - Posted on 31 January 2019

Pada suatu fase dalam hidup, saya pernah kecewa pada Tuhan. Ketika ayah saya menjalani operasi prostat, besar harapan saya agar beliau dapat sembuh. Kenyataannya, kondisi ayah memburuk setelah operasi dan akhirnya beliau meninggal dunia.

Kehidupan tidak selalu menghadirkan hal-hal manis saja. Ada masa seseorang sangat kecewa pada orang lain, bahkan Tuhan. Biasanya ini terjadi ketika kenyataan yang terjadi tak sesuai harapan atau usaha.

Lalu, apa yang harus kita lakukan saat mengalami kekecewaan besar dalam hidup, dan terlebih lagi pada Tuhan?

Kecewa itu Wajar

Jika kita kecewa pada pasangan, rekan kerja, atau siapa pun, bahkan TUHAN, ada baiknya kekecewaan itu jangan sampai membuat kita menolak tunduk pada Tuhan, apalagi menolak diri-Nya.

Mari belajar dari kisah Yohanes Pembaptis di Lukas 7:18-35.

Ketika Yohanes mendapat kabar tentang segala peristiwa itu dari murid-muridnya, ia memanggil dua orang dari antaranya dan menyuruh mereka bertanya kepada Tuhan: “Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan seorang lain?” – Lukas 7:18-19

Yohanes Pembaptis sedang di penjara. Ia dijebloskan karena menegur raja wilayah Galilea, Herodes, yang mengambil Herodias, istri saudaranya (Matius 14:3-4) serta segala kejahatannya (Lukas 3:19-20). Murid-murid Yohanes diizinkan menjenguk di penjara, dan lewat mereka, ia mengetahui apa yang Yesus kerjakan.

Lalu, kenapa Yohanes ragu tentang Yesus?

Karena, apa yang Yesus kerjakan tak sesuai pengharapannya.

Waktu kedua murid Yohanes menyampaikan pertanyaan Yohanes kepada Yesus, jawaban-Nya adalah, “Pergilah, dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu lihat dan kamu dengar: Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku.” – Lukas 7:22-23
3 Solusi Saat Kecewa

Belajar dari peristiwa Yohanes Pembaptis, ada tiga hal yang bisa kita lakukan saat kecewa:

1. Ingatlah hal-hal baik yang pernah Tuhan kerjakan bagi kita

Pengkhotbah 3:11 berkata, ”Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.”

Apa pun yang Tuhan izinkan terjadi, meski bertentangan dengan keinginan kita, pasti indah pada waktunya. Allah memanggil orang yang kita kasihi pulang, atau mengambil harta-benda kita, pasti untuk tujuan yang baik.

Melalui berbagai peristiwa yang mengecewakan sekalipun, Tuhan ingin kita mengerti bahwa segala milik kita adalah pemberian-Nya. Banyak hal indah yang Tuhan kerjakan dalam hidup kita. Contohnya, kita dapat pekerjaan, kita menikah, kita tinggal dalam jemaat Tuhan, kita sehat. Atau, saudara kita menjadi murid Yesus, pekerjaan orang tua kita diberkati, dan masih banyak lagi.

Hal-hal baik itu adalah berkat Tuhan. Saat kita kecewa, ingatlah hal-hal terbaik yang Tuhan lakukan untuk kita.

2. Kuatkan Orang Lain

Saat kita berfokus pada hal-hal kurang enak yang Tuhan izinkan terjadi, kita menjadi negatif thinking dan lemah rohani. Sebaliknya, saat kita menolong orang yang kesusahan dan menguatkan mereka, kita sendiri akan dikuatkan. Kita sadar ada orang lain yang punya tantangan lebih berat dari kita.

Belajarlah dari Yesus. Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat menolak-Nya, selalu cari-cari kesalahan-Nya. Penduduk Nazaret menolak-Nya setelah Dia menyatakan bahwa apa yang Nabi Yesaya katakan sudah digenapi (Matius 12:16-18).

Apa salah dan dosa Yesus? Tidak ada. Dia selalu mengasihi dan memberitakan kebenaran Firman Tuhan. Setelah semua yang Yesus lakukan bagi manusia, Dia berhak kecewa. Namun, Yesus memilih tetap mengasihi dan melayani sebanyak mungkin orang. Dia menguatkan yang lemah, menyembuhkan orang sakit, dan memberikan penghiburan.

“Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar karena mereka, sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.” – Ulangan 31:6

3. Jangan tinggalkan Tuhan

Anda berhak meminta apa saja kepada Tuhan dengan dalih apa pun. Namun, Anda perlu tahu Tuhan tak selalu menuruti apa yang Anda minta. Sama halnya dengan anak yang hormat dan tunduk pada orang tuanya, mesti apa yang ia minta tidak dituruti, hendaknya kita tidak meninggalkan Tuhan. Jangan seperti anak yang tidak mau dididik, yang minggat dari rumah saat keinginannya tak dikabulkan (Amsal 1:8).

Tuhan tak pernah berjanji bahwa saat kita setia mengikuti-Nya, beban hidup kita akan diringankan, atau dijauhkan dari hal-hal buruk. Bahkan murid-murid Yesus seperti Petrus, Yakobus, Tomas, atau Paulus kerap mengalami peristiwa buruk dalam pelayanan mereka. Namun, mereka tetap setia dan tidak pernah meninggalkan Tuhan.

Saat Anda kecewa berat dengan kehidupan, responlah dengan mengingat segala kebaikan Tuhan yang pernah Anda nikmati. Lihatlah orang yang berbeban berat, dan kuatkan dia. Yang terpenting, tetaplah percaya bahwa segala yang Tuhan kerjakan untuk hidup kita dan orang-orang terkasih pastilah yang terbaik. Amin!

Source : https://gkdi.org/blog/saya-kecewa-pada-tuhan/

Tags