You are hereKesaksian Misi / Blandina (Abad II)
Blandina (Abad II)
Selama kekaisaran Roma diperintah oleh Markus Aurelius (161-170 SM), penganiayaan menyebar di beberapa kota di kekaisaran tersebut. Orang-orang Kristen di Galia (sekarang Perancis) menyimpan catatan tentang orang-orang percaya yang menjadi saksi iman.
Blandina adalah salah seorang di antaranya. Blandina adalah seorang pelayan rendahan yang ditangkap dan disiksa. Prajurit Romawi memaksa Blandina menyangkal imannya. Tetapi ia "dipenuhi kekuatan" yang membuat para penyiksanya kelelahan dan menyerah. Mereka sangat heran melihat Blandina masih dapat bernafas. Ia menjadi makin kuat saat ia menyatakan imannya. Ia berkata, "Saya orang Kristen. Kami tidak melakukan sesuatu yang membuat kami perlu merasa malu."
Mendengar perkataan itu, prajurit Romawi menjadi geram. Blandina digantung di sebuah tiang yang terlihat seakan-akan ia digantung di sebuah salib. Melalui doa-doanya yang penuh semangat, ia memberi dorongan yang sangat antusias kepada mereka yang mengalami ujian berat. Mukjizat itu terjadi! Ia bertahan hidup di tiang gantungan. Setelah itu, ia dibawa ke sebuah arena untuk dijadikan mangsa singa-singa yang kelaparan. Di tengah situasi mencekam itu, Blandina tidak menunjukkan keputusasaan. Ia tetap bersukacita dan bergembira, seakan-akan ia diundang ke sebuah perjamuan pernikahan, bukan dilemparkan ke binatang-binatang buas.
Dua kali Blandina dibawa ke hadapan singa-singa itu tapi ia sama sekali tidak mereka sentuh. Sekali lagi ia dilempar ke hadapan singa. Kali ini ia dicabik-cabik singa, dicambuk, kemudian dimasukkan ke sebuah jaring dan diseret banteng liar, serta didudukkan di sebuah kursi logam yang membara dengan telanjang.
Ketika ia mampu berbicara, ia mendorong semua yang ada di dekatnya untuk tetap setia pada iman mereka. Akhirnya Blandina dibunuh dengan pedang setelah para penyiksa tidak berhasil membuatnya menyangkal imannya. Ketika Blandina meninggal, para penonton mengakui bahwa mereka belum pernah melihat seorang wanita yang menderita begitu rupa dapat bertahan begitu lama.
Blandina terus bersukacita walaupun berada di hadapan singa-singa, banteng liar, dan penganiayaan yang mengerikan karena ia tahu di mana rumahnya dan siapa Bapanya.
Tahukah Anda siapa Bapa Surgawi Anda? Tahukah Anda di mana rumah Anda? Apakah hati Anda berada di sana?
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buku | : | Batu-Batu Tersembunyi dalam Pondasi Kita |
Judul buku asli | : | The Hidden Stones in Our Foundation |
Penulis | : | Tidak dicantumkan |
Penerjemah | : | Ivan Haryanto |
Penerbit | : | Kasih Dalam Perbuatan, Surabaya 2005 |
Halaman | : | 19 -- 20 |
Dipublikasikan: http://kesaksian.sabda.org/blandina_abad_ii
- Login to post comments
- 3402 reads