M Y A N M A R
Myanmar -- Berita terkini dari Myanmar. Pemerintah militer negara
itu terus melakukan tekanan kepada golongan agama dan suku-suku
minoritas. Banyak orang Kristen meninggalkan rumah mereka karena
takut akan penganiayaan itu. Todd Nettleton dari Voice of the
Martyrs mengatakan bahwa situasi itu nampak sangat menakutkan bagi
gereja-gereja yang ada. "Kami datang kepada orang Kristen setempat
untuk mendengarkan cerita-cerita mereka dan berbicara dengan mereka
-- pada dasarnya untuk bertanya pada mereka, `bagaimana kami bisa
membantu kalian, apa yang kalian butuhkan?` Diadakan juga seminar
pelatihan untuk memperlengkapi para pendeta, pemimpin Kristen dan
membuat mereka siap untuk menghadapi penganiayaan yang terjadi di
sana." Secara spesifik, dukungan dari gereja Tuhan di seluruh dunia
terus mengalir untuk mendorong mereka yang terlibat dalam pelayanan.
"Saya rasa kita dapat berdoa, terutama untuk para pemimpin gereja
yang harus menghadapi tantangan ini, menghadapi aniaya, juga untuk
hikmat. Kita juga perlu mendoakan negara itu agar ada kebebasan
beragama, juga supaya orang Kristen di sana dapat semakin kuat
imannya, tak peduli bagaimanapun kebebasan yang mereka punya."
[Sumber: Mission Network News, Juni 2006]
Pokok Doa:
- Mari tundukkan hati dan berdoa bagi saudara-saudara kita di
Myanmar yang mengalami penganiayaan, kita berdoa agar mereka tetap
teguh bertahan dalam masa-masa penganiayaan dan bersandar pada
Kristus, satu-satunya penyelamat hidup. Mohonkan juga agar ada
kebebasan beragama dalam negara ini.
- Bawalah dalam doa seminar-seminar yang diadakan untuk
memperlengkapi para hamba Tuhan di sana. Berdoalah agar mereka
kuat menghadapi penganiayaan dan beroleh hikmat dalam bertindak
dan berbicara di luar keadaan sulit yang mereka hadapi.
e-JEMMi 27/2006
Seorang misionaris dari Myanmar (Burma) sangat terkejut saat
menemukan sekelompok kecil orang Kristen di suatu daerah yang
melarang adanya agama Kristen di negara tersebut. Mereka mengenal
Kristus melalui pelayanan penginjilan dari sebuah radio lokal di
Myanmar. Daerah tempat tinggal mereka sangat tertutup bagi
penginjilan. Menurut pemimpin kelompok misi di Myanmar, "Daerah ini
tidak mungkin dapat tersentuh oleh penginjilan yang dilakukan oleh
misionaris lokal atau bahkan oleh penginjilan keliling yang
dilakukan secara terbuka. Itulah sebabnya saya percaya mengapa Tuhan
menggunakan radio." Kelompok misi di Myanmar ini menyajikan program
siaran radio harian tentang penginjilan yang menjangkau ribuan orang
di Myanmar. Ketika melihat kedatangan misionaris ini, sekelompok
kecil orang percaya baru ini sangat senang karena akhirnya bisa
bertemu dengan seseorang yang dapat memuridkan dan mengajar mereka.
Kelompok kecil ini telah bertemu secara sembunyi-sembunyi dan tanpa
bimbingan dari orang Kristen yang sudah dewasa. Mereka meminta
dengan sangat kepada misionaris tersebut agar bersedia mengunjungi
mereka kembali sesering mungkin. Para pekerja tambahan direncanakan
akan datang menolong para petobat baru ini dengan mengadakan
persekutuan dan pengajaran, pelayanan pengobatan bagi penderita
lepra dan orang- orang miskin, menyediakan makanan dan penginjilan
bagi anak-anak. Misionaris bersama dengan kelompok misi yang ada di
Myanmar akan mendistribusikan lebih banyak radio ke tempat-tempat
strategis dimana seorang kontak akan bertanggung jawab saat siaran
penginjilan ditayangkan. Kelompok misi ini akan mulai memindahkan
para petobat baru ke tempat lain yang "lebih aman" untuk mengikuti
latihan kepemimpinan dan kemudian mengirim mereka kembali ke
lingkungannya semula.
Sumber: Missions Insider, July 3, 2003
- Naikkan syukur karena program penginjilan melalui radio bisa
menjangkau wilayah-wilayah terpencil di negara-negara yang
tertutup bagi Injil. Doakan misionaris nasional yang saat ini ada
di wilayah-wilayah tersebut, agar senantiasa diberi hikmat dan
kekuatan dari Tuhan.
- Berdoa bagi proses pemuridan dan latihan kepemimpinan untuk
petobat baru. Berdoa supaya Allah mempersiapkan hati mereka
menjadi saksi-saksi Kristus yang sejati saat kembali ke wilayahnya
masing-masing.
e-JEMMi 34/2003
Tiga pendeta di Myanmar telah disiksa di luar gereja saat kekuatan
militer melancarkan teror mereka yang brutal. Demikian laporan dari
Christians Concerned for Burma (CCB). Ketiga orang itu disiksa
selama 5 hari sebelum gereja-gereja mereka dibakar, dan mereka
dijadikan tawanan di awal bulan Juni selama diadakannya operasi yang
mengakibatkan 5000 orang kehilangan tempat tinggal dan 6 buah desa
dibakar. Kondisi ketiga orang itu tidak diketahui. Para anggota tim
pemberi bantuan yang baru-baru ini mengunjungi Myanmar di wilayah
Karen mengatakan bahwa komandan tentara yang memimpin beberapa aksi
brutal di Myanmar mengatakan kepada para penduduk desa: "Aku tidak
menghargai semua agama. Agamaku adalah pelatuk senjataku." Tentara
pemerintah melakukan razia di rumah-rumah dan juga dari gereja ke
gereja, menembakkan mortir dan senapan mesin kepada penduduk desa
yang dipaksa untuk meninggalkan rumah mereka. CCB menambahkan bahwa
serangan tentara semakin meningkat tahun ini terutama untuk mengusir
suku Karen, yang sebagian besar adalah orang-orang Kristen, dari
tempat kelahiran mereka. Selain menghancurkan rumah, para tentara
juga mengambil ternak, persediaan makanan dan baju. Hal ini
menyebabkan penduduk desa itu hidup dalam kemelaratan.
Sumber: What In The World, June 30, 2002
- Doakan untuk orang-orang Kristen yang tinggal di Myanmar,
khususnya suku Karen supaya mereka tetap bertahan saat menghadapi
penganiayaan, kemiskinan, dan permasalahan yang terjadi di
wilayah mereka.
- Berdoa supaya tantangan yang dihadapi orang-orang Kristen di
Myanmar tidak mematahkan semangat mereka untuk terus bersaksi
bagi Kristus.
e-JEMMi 31/2002
Audio Scripture Ministries (ASM) diminta untuk membantu penyebaran
Injil audio kepada suku-suku terpencil di Myanmar. Juru bicara ASM,
Tom Dudenhoffer, mengatakan bahwa sekelompok warga Myanmar ingin
menolong pembuatan satu unit tape recorder yang diputar secara
manual (dengan tangan) untuk memutar kaset di tempat-tempat
terpencil. Dudenhoffer mengatakan bahwa hal ini cukup genting karena
daerah-daerah yang akan dilayani tidak memiliki akses untuk mendapat
batu baterai, bahkan mereka tidak bisa membeli baterai termurah
sekalipun dan juga kaset yang murah seperti yang biasa dijual di
beberapa tempat di Asia. Ada partner di India yang bisa membuat
beberapa unit tape recorder. Meskipun demikian, orang-orang Kristen
di India dan Myanmar masih harus menghadapi penganiayaan ketika
mencoba untuk membuat unit tape recorder dan mendistribusikannya.
Myanmar sendiri juga sulit menerima pengaruh yang datang dari luar.
Ancaman-ancaman yang ada di sana sangat nyata, namun orang-orang
Kristen di Myanmar telah berkomitmen dengan kuat dan sadar terhadap
risiko yang akan mereka hadapi dengan komitmen tersebut.>
Sumber: Mission Network News, September 7th 2004
- Doakan pekabaran Injil di Myanmar, terutama di daerah-daerah
terpencil agar bisa dilaksanakan dengan menggunakan sarana Injil
audio. Doakan ASM yang sedang mempersiapkan sarana yang dibutuhkan
agar bisa mengirimkan beberapa unit tape recorder manual ke
daerah-daerah terpencil tersebut.
- Berdoa untuk orang-orang Kristen di Myanmar agar mereka semakin
kokoh imannya meskipun banyak penganiayaan yang akan mereka
hadapi.
e-JEMMi 38/2002