|
Resources |
|
|
|
|
Artikel
Artikel-artikel MISI |
Bahan PA
Misi Allah Bagi Dunia & Para Pengubah Dunia |
Cerita Misi
Alkitab di Seluruh Dunia : 48 Kisah Nyata |
Buku
Buku-buku Misi |
|
Doa |
|
Info |
|
|
|
|
|
|
|
| |
|
artikel 92 dari 163 artikel |
|
|
|
GERAKAN DOA DUNIA
Seperti tanaman tidak dapat hidup tanpa air, demikian pula
kebangunan rohani di kota-kota kita tidak dapat terjadi tanpa doa.
Benih-benih yang telah ditabur, diairi oleh air mata para pendoa
syafaat, menghasilkan jiwa-jiwa yang bertobat dan datang kepada
Tuhan. Air melunakkan tanah yang kering kerontang. Air membawa
mineral yang memberikan kesuburan. Air memberikan kehidupan bagi
tunas yang baru muncul. Air mata para pendoa syafaat telah
membanjiri dunia, mempersiapkan sebuah kebangunan rohani besar-
besaran yang akan terjadi di akhir zaman ini.
Di Dunia
David Barrett memperkirakan, ada 170 juta orang Kristen di seluruh
dunia yang berdoa setiap hari bagi kebangunan rohani dunia. Dari
jumlah ini, 20 juta menganggap doa syafaat sebagai pelayanan utama
mereka. Diperkirakan pula, ada 10 juta kelompok doa yang bertemu
secara teratur dengan tujuan mendoakan kebangunan rohani di dunia.
(Sumber: "The Days of God´s Visitation". Charisma, Januari 1997).
19 September 1998 merupakan hari yang bersejarah, karena pada hari
itu, World Prayer Center (pusat doa dunia) dibuka di Colorado
Springs, Colorado. Dimulai dengan sebuah nubuatan pada tahun 1992
yang menyatakan bahwa gerakan doa dunia akan melebihi apa yang
dibayangkan saat itu. Setahun kemudian, Peter Wagner, seorang
pakar pertumbuhan gereja dan doa, bertemu dengan Ted Haggard,
gembala gereja New Life di Colorado Springs yang kemudian
mengajaknya membangun sebuah pusat doa dunia di kota tersebut.
Visi ini diwujudkan dengan sebuah gedung megah, lengkap dengan
auditorium yang memuat 500 orang, 10 ruangan yang dapat digunakan
untuk doa puasa, selain gua-gua doa. World Prayer Center (WPC)
merupakan pusat penghuhung para pendoa syafaat dunia. Sebuah
jaringan dirancang sedemikian rupa sehingga 50 juta pendoa syafaat
dapat mendoakan hal yang sama pada saat yang sama di seluruh
dunia. Sebuah permohonan doa yang sangat mendesak di Bangladesh
akan didoakan dengan segera di Jepang, Ekuador, Ghana, Swedia, dan
di negara-negara lain. WPC juga dihubungkan dengan 120 National
Prayer Network, atau kantor-kantor doa nasional di tiap-tiap
negara yang akan memberikan update mengenai gerakan doa di bangsa
mereka.
(Sumber: Prayer Track News, Jul-Sept 1998)
"Reconciliation Walk" atau Jalan Pendamaian sedang dilakukan di
seluruh penjuru dunia. Kelompok-kelompok pendoa syafaat mengadakan
doa rekonsiliasi di daerah-daerah yang pernah terjadi perpecahan
atau peperangan, seperti di tempat pembantaian orang Indian oleh
orang Amerika, tempat terjadinya perang Salib, dan lain-lain.
"Reconciliation Walk" juga memasukkan Libanon, Turki, dan Siria
dalam agenda mereka.
Di Jendela 10/40
Jendela 10/40 adalah daerah di khatulistiwa, antara 10 derajat dan
40 derajat Lintang Utara, antara Afrika dan Asia Timur, sebuah
daerah yang paling membutuhkan Injil, karena 97% penduduknya belum
terjangkau Injil. Bulan Oktober 1993, 249 tim melakukan perjalanan
doa ke Jendela 10/40. Dua tahun kemudian, tahun 1995, peserta
meningkat drastis. Ada 35,3 juta pendoa syafaat dari 143.447
gereja mendoakan 100 kota di Jendela 10/40. Selain itu, 407 tim
doa datang ke kota-kota di Jendela 10/40 untuk bersyafaat.
(Sumber: "The Days of God´s Visitation" oleh Dick Eastman.
Charisma, Januari 1997)
Di Asia
Sebuah gerakan doa syafaat bagi Asia yang bernama "Prayer Wave
Asia" (Gelombang Doa Asia) dimulai tahun 1997. Gerakan Gelombang
Doa Asia ini menyatukan gereja-gereja di Asia untuk berdoa bagi
kelepasan/kemerdekaan orang-orang yang terikat di benua ini.
Dengan tema "Biarkan Umat-Ku Pergi", gerakan doa ini
mengkonfrontasi kuasa "Firaun" yang telah mengikat dan menekan
"unreached people Group" (kelompok suku terabaikan) di Asia.
(Sumber: brosur Prayer Wave Asia)
Di Amerika
Gembala-gembala mulai menyadari pentingnya doa bersama dengan
hamba Tuhan lainnya di kota mereka. Asian Task Force (ATF) yang
berada di bawah pimpinan Pdt. Paul Tan, merupakan persekutuan para
hamba-hamba Tuhan dari Asia yang tinggal di Amerika. Mereka
membangun hubungan untuk meningkatkan sinergi dalam pelayanan dan
mematahkan kuasa kegelapan yang membutakan mata orang Asia
terhadap Injil. Konferensi dan pertemuan-pertemuan doa merupakan
bagian dari agenda mereka.
Selain itu, para pemimpin mulai bergerak dalam doa dan puasa. Bill
Bright, pemimpin "Campus Crusade for Christ", selama tiga tahun
berturut-turut mensponsori tiga hari doa dan puasa bagi Amerika.
Ribuan orang dari seluruh Amerika yang dihubungkan dengan satelit
mengikuti acara tersebut.
(Sumber: "God is Up to Something!" oleh David Bryant)
Di Houston
Sebuah gedung yang mirip garasi (warehouse) digunakan sebagai
"bukit doa". Spanduk besar bertuliskan "Prayer Mountain" yang
dipasang di gedung tersebut pasti terbaca oleh orang-orang yang
lalu lalang di dua jalan layang utama di kota tersebut. Bukit doa
ini merupakan ekspresi kesehatian dan kasih di antara gereja-
gereja di kota tersebut. Tiap malam, tim pujian dan penyembahan
yang berbeda melayani di tempat tersebut. Malam ini, pujian
dinyanyikan dengan irama Cina, malam berikutnya dengan nada
Meksiko dan seterusnya. Kota Houston merupakan pelopor dan contoh
kota yang telah ditutupi dengan doa-doa umat Kristen di sana.
(Sumber: Prayer Mountain -- Houston oleh Renee DeLoriea)
Di Argentina
Gereja Tuhan membuat rencana untuk membangun 2.000 rumah doa atau
keluarga yang memiliki komitmen untuk berdoa syafaat bagi
komunitas mereka, sehingga seluruh kota/negara ditutupi oleh tirai
doa secara menyeluruh. Para gembala juga bertemu sebulan dua kali
dalam retreat doa bersama.
(Sumber: "God is Up to Something!" oleh David Bryant)
Di Filipina
Melanjutkan "Marc for Jesus" (Berbaris Bagi Yesus) yang diikuti
oleh 330.000 orang pada bulan Juni 1994, sebuah kongres doa
mengumpulkan 2.000 gembala dari seluruh pelosok Filipina.
Tujuannya untuk memperlengkapi para pemimpin untuk memobilisasi
gerakan doa pada komunitas, kota, negara, dan dunia. Apa yang
ditulis oleh Zakaria telah digenapi:
"Dan penduduk kota yang satu akan pergi kepada penduduk kota
yang lain, mengatakan: Marilah kita pergi untuk melunakkan hati
TUHAN dan mencari TUHAN semesta alam! Kami pun akan pergi!"
(Zakaria 8:21)
(Sumber: "God is Up to Something!" oleh David Bryant)
Di Singapura
Sebuah gerakan doa terjadi secara dahsyat di Singapura, tepatnya
pada tanggal 27 April - 1 Mei 2004 silam. Setelah gebrakan seminar
yang diadakan oleh Rev. Ed Silvoso, umat Kristen di Singapura
termobilisasi untuk menjangkau kota melalui doa. Empat hari
berturut-turut, acara yang disebut National Charity Walk-athon
ini, menjadi terobosan baru bagi Singapura. Sekitar 40.000 umat
Kristen (dari berbagai negara) berjalan santai di sepanjang kota
dengan rute-rute strategis yang telah diatur. Dimulai pk. 06.30
pagi hingga 12.30 siang, umat Kristen memuji Tuhan dan terus
menaikkan doa-doa, tanpa mempedulikan cuaca yang panas. Jika
diperhatikan, pada rute-rute tersebut, telah diletakkan pokok-
pokok doa yang mudah terbaca sehingga orang-orang yang melewatinya
dapat mendoakan. Suasana doa memenuhi Singapura pada saat itu,
sebuah seruan untuk mengubah kota.
Di Indonesia
Gereja-gereja di seluruh Indonesia mengambil bagian dalam doa
puasa 40 hari bagi bangsa dan negara yang dimulai 1 Juli hingga 10
Agustus 1998. Di kota-kota besar juga diadakan pertemuan-pertemuan
doa, seperti di Semarang, yang melibatkan 10.000 umat Tuhan.
Gerakan doa rekonsiliasi juga telah dimulai beberapa kali, diawali
di tahun 1995 bersama tim doa "Praying Through the Window" (Doa di
Jendela 10/40) dan John Dawson, pertengahan 1998. Daftar ini
berkembang terus dan bertambah panjang. Tidak hanya dalam
tingkatan negara, namun dalam kota, hamba-hamba Tuhan bekerja
bersama-sama dalam berbagai kegiatan doa, antara lain:
- Konser doa (rally doa bersama dengan fokus untuk kebangunan
rohani di gereja, kota, negara, dan dunia).
- Doa berjalan (berdoa syafaat bagi komunitas, saat orang-orang
Kristen yang dibagi dalam tim berjalan menyusuri komunitas
mereka).
- Doa keliling (sebuah tim pendoa berdoa mengelilingi kota dengan
kendaraan, mendoakan tempat-tempat penting dan strategis).
- Doa berbaris (contohnya: Berbaris Bagi Yesus, dimana umat Tuhan
bersyafaat untuk kotanya dengan cara berbaris ke pusat kota
sambil menyanyikan puji-pujian).
- Perjalanan Doa (tim-tim pendoa syafaat pergi ke suku atau
bangsa tertentu untuk berdoa di tengah-tengah mereka).
Kegiatan-kegiatan di atas dapat pula dilakukan oleh sebuah gereja
lokal, selain tren doa yang telah dilaksanakan di gereja-gereja
lokal seperti: menyediakan ruang doa 24 jam, mengadakan doa
berantai, menggerakkan altar keluarga, membuat buletin doa,
membentuk perkumpulan doa, dan kegiatan-kegiatan doa lainnya.
Waktu kairos Allah bagi Indonesia adalah sekarang ini! Waktu Allah
ini didukung pula dengan gencarnya gerakan doa, baik dari luar
negeri maupun dari Indonesia sendiri, untuk menumbuhkan bibit-bibit
kebangunan rohani yang telah ditaburkan.
Namun demikian, ada bagian yang harus dilakukan oleh gereja Tuhan,
yaitu kesehatian untuk menaruh kepentingan jiwa-jiwa di kota, di
atas interpretasi dan metodologi gereja masing-masing. Sebuah
panggilan untuk mengutamakan yang utama.
Judul Buku: | : | Kota Doa -- Mengobarkan Api Kebangunan Rohani di Komunitas Anda |
Judul Artikel | : | Gerakan Doa bagi Kota Anda |
Penerbit | : | Harvest Publication House, Jakarta, 1998 |
Penulis | : | Jimmy B. Oentoro |
Halaman | : | 262 - 267 |
e-JEMMi 05/2005
|
|
|
|
|
| |
|
|
|
|
|
|
|