Bersaksi Tidak Sama dengan Memenangkan Jiwa
"Tuhan tidak meminta kebanyakan dari kita untuk menjadi
pengacara tetapi Ia memerintahkan semua orang Kristen untuk
menjadi saksi Kristus."
Dalam majalah bulanan Moody diceritakan tentang seorang yang bernama
Peter Stam. Di situ dikatakan bahwa ia tidak pernah menyia-nyiakan
kesempatan untuk bersaksi untuk Kristus. Pada suatu hari ia masuk ke
dalam sebuah "Lift". Dalam lift itu Peter Stam hanya berdua dengan
seorang wanita petugas lift itu. Peter Stam berkata kepada petugas
lift: "Semoga perjalanan anda yang terakhir dalam hidup ini adalah
naik (menuju ke sorga) dan bukan turun (menuju ke neraka)." Petugas
itu terkejut mendengar ucapan itu, tetapi ia mengerti apa maksud
perkataan itu. Sebagai jawaban ia hanya dapat memberikan sebuah
senyuman manis. Selanjutnya Peter Stam berkata: "Sekarang saya
berumur 70 tahun dan tidak lama lagi saya akan bertemu dengan
Juruselamat saya, Tuhan Yesus Kristus. Saya harap saya akan bertemu
dengan anda nanti di atas sana."
Ini adalah suatu kesaksian yang diucapkan dengan berani sekali dan
tentulah Roh Kudus telah bekerja dengan sepenuhnya melalui kesaksian
ini.
Beberapa hari yang lalu, ada seorang pemuda Negro yang bekerja
sebagai tukang sapu bertobat dan diselamatkan. Sukacitanya di dalam
Kristus selalu terpancar di wajahnya dan kabar tentang pertobatannya
tersebar di antara teman-temannya. Pada pagi itu teman-temannya
bermaksud hendak mempermainkannya. Sambil tertawa mereka berkata:
"Hai, Jasper. Apa kabar tentang Yesusmu pagi ini?" Ia mengeluarkan
Alkitab dari dalam sakunya dan sambil mengacungkannya dan berkata,
"tentu kalian juga akan mengetahui bahwa Tuhan Yesus itu sama,
dahulu, sakarang dan selama-lamanya."
Tidak seorang pun tertawa lagi. Ini benar-benar merupakan suatu
kesaksian bagi Kristus.
Seperti Dalam Pengadilan
Setiap orang Kristen dipanggil untuk menjadi saksi Kristus. Tetapi
ada orang Kristen yang merasa takut untuk bersaksi. Mereka mengira
bahwa bersaksi itu sama dengan memenangkan jiwa. Sebenarnya bukan
demikian. Bersaksi itu berbeda sekali dengan memenangkan jiwa.
Cobalah anda menghadiri suatu pengadilan, di sana anda akan melihat
perbedaan yang dimaksudkan.
Seorang saksi dipanggil untuk memberikan kesaksiannya. Ia hanya
menerangkan apa yang diketahuinya. Ia diminta untuk memberikan
keterangan berdasarkan pengetahuan yang ada padanya. Hanya itu.
Setelah itu selesailah tugasnya. Sekarang perhatikan bagaimana
seorang pembela bertindak. Ia bertindak sebagai seorang pemenang
jiwa. Ia tidak berdiri di pihak seorang saksi. Pembela adalah
seorang yang benar-benar ahli di dalam perkara yang hendak
dibelanya. Ia mengadakan persiapan yang teliti serta bertindak
dengan sistematis untuk mendapatkan pengakuan demi kepentingan orang
yang hendak dibela perkaranya. Ia seorang yang ahli dalam
mempengaruhi manusia dan ia mengumpulkan semua fakta-fakta yang
diperlukan untuk memenangkan perkara itu. Pembela selalu berusaha
untuk menyelesaikan sesuatu perkara dengan berhasil. Demikian
pulalah halnya dengan seorang pemenang jiwa.
Jadi bila kita dapat melihat perbedaan antara seorang pembela dan
seorang saksi, kita tidak perlu menjadi bingung lagi.
Tidak Ada Perintah Untuk Memenangkan Jiwa
"Dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh
Yudea dan Samaria dan sampai dan sampai ke ujung bumi."
(Kisah Rasul 1:8b)
Demikianlah bunyi perintah Tuhan. Perintah itu ialah supaya kita
menjadi saksi Kristus, dan bukan menjadi pemenang jiwa. Janganlah
anda terkejut bila saya nyatakan di sini bahwa di dalam Alkitab
tidak terdapat perintah langsung untuk memenangkan jiwa. Tentunya
anda hendak mengajukan keberatan dengan mengemukakan beberapa ayat
Alkitab, bukan? Baiklah! Kita akan membahas ayat-ayat itu nanti.
Sekarang baiklah saya nyatakan bahwa saya sendiri telah mengalami
kebahagiaan yang besar karena telah memenangkan banyak jiwa. Namun
demikian, sampai pada saat ini saya tidak pernah menemukan sebuah
ayat pun di dalam Alkitab yang memerintahkan orang-orang Kristen
untuk memenangkan jiwa.
Nah sekarang baiklah kita bahas beberapa ayat itu yang mungkin
hendak anda kemukakan sebagai ayat-ayat yang mengandung perintah
untuk memenangkan jiwa.
"Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia."
(Markus 1:17)
Ya, kita diminta untuk mengikut Kristus dan menjadi penjala orang.
Tetapi menjala orang tidak sama dengan menangkap orang itu lalu
memasukkannya ke dalam jala. Itu bukan lagi menjala namanya. Kita
diperintahkan hanya untuk menjala orang.
"Dan siapa bijak, mengambil hati orang." (Amsal 11:30b)
Dalam bahasa Inggris ayat ini berbunyi: "He that winneth souls is
wise." Ini merupakan suatu pujian dan bukan suatu perintah. Memang
benar bahwa kita bijaksana apabila kita memenangkan jiwa, tetapi hal
itu bukan merupakan perintah.
"Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil ...."
(Markus 16:15)
Di sini kita melihat bahwa kita diperintahkan untuk memberitakan
Injil. Hal ini tak dapat ditawar-tawar lagi.
"Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku
mengutus kamu." (Yohanes 20:21b)
Di sini kita hanya melihat bahwa kita disuruh oleh Yesus.
Demikianlah halnya dengan ayat-ayat lainnya dari Alkitab yang
berhubungan dengan pemberitaan Injil atau bersaksi. Yang paling
mendekati pengertian perintah itu terdapat di dalam sebuah
perumpamaan Tuhan Yesus di dalam Injil Lukas. Di situ diceritakan
tentang seseorang yang membuat perjamuan besar dan menyuruh hambanya
pergi "ke semua jalan dan lintasan dan paksalah orang-orang, yang
ada di situ, masuk, karena rumahku harus penuh" (Lukas 14:23).
Tetapi dalam perumpamaan ini kita melihat ada hal yang kurang sesuai
dengan doktrin kebebasan manusia untuk memilih. Karena itu tidak
dapat ayat-ayat di dalam perumpamaan ini dipakai sebagai suatu
perintah untuk memenangkan jiwa tanpa memperhatikan hubungan
ayat-ayat sebelum atau sesudahnya.
Saya yakin bahwa perintah yang sebenarnya bagi kita ialah supaya
kita setia bersaksi tentang Tuhan Yesus, sedang Pemenang Jiwa yang
sesungguhnya ialah Roh Kudus. Tetapi ini bukan berarti bahwa saya
menganjurkan orang Kristen supaya tidak memenangkan jiwa. Bila kita
dapat dipakai oleh Tuhan untuk membawa orang datang kepada Tuhan
Yesus, itu merupakan suatu hal yang indah.
Pernahkah Anda Merasa Seperti Ini?
Pada suatu waktu, ketika saya baru saja selesai memberikan pelajaran
tentang "bersaksi" di sebuah gereja, datanglah seorang wanita kepada
saya untuk berbicara. Dengan gugup wanita itu berkata:
"Tuan Lovett, sebenarnya saya merasa malu untuk mengatakan hal
ini, tetapi saya benar-benar tidak dapat bersaksi tentang Tuhan
Yesus. Saya tidak pernah mendapat latihan untuk itu dan saya
takut untuk mencobanya."
"Lupakanlah sama sekali tentang memenangkan jiwa," jawab saya
kepada wanita itu. "Lupakanlah. Buanglah hal itu dari pikiran
Ibu. Janganlah memikirkan tentang diri Ibu sebagai seorang
pemenang jiwa. Tuhan tidak meminta Ibu untuk menjadi
pemenang jiwa, demikian pula saya tidak bermaksud demikian."
Saya yakin bahwa wanita itu terperanjat mendengar ucapan itu. Ia
begitu herannya sehingga saya merasa kasihan padanya. Seperti halnya
dengan banyak orang Kristen, wanita itu mengira ia tidak dapat
menjadi seorang saksi Kristus tanpa memenangkan jiwa. Ia mengira
bersaksi dan memenangkan jiwa itu sama, dan kita dapat melihat
betapa lega perasaan hatinya setelah saya terangkan kepadanya
perbedaan antara bersaksi dan memenangkan jiwa.
Dalam beberapa menit saja saya telah selesai menerangkan kepadanya
cara bersaksi yang mudah dan praktis dan kemudian iapun pergilah
dengan sukacita. Sekarang ia bersedia untuk bersaksi dengan sungguh-
sungguh. Tetapi sebelum hari itu, ia tidak pernah membayangkan bahwa
ada cara yang begitu mudah untuk bersaksi.
*Berapa banyak orang Kristen malu bersaksi tentang Tuhan Yesus
karena merasa bahwa bersaksi itu sama dengan memenangkan jiwa.
Berapa banyak orang Kristen yang tinggal diam saja karena merasa
bahwa hanya orang yang dapat memenangkan jiwa yang layak untuk
berbicara tentang Tuhan Yesus? Banyak sekali orang Kristen yang
berpikir demikian. Dan memang wajar kalau mereka merasa takut untuk
bersaksi. Memenangkan jiwa adalah tugas yang berat bila anda tidak
mengetahui cara-caranya yang tepat. Bila anda mengetahui caranya,
hal ini tidaklah begitu sukar (mengenai hal ini diterangkan dalam
buku "Memenangkan Jiwa dengan Mudah", terbitan KALAM HIDUP (Kotak
Pos 156, Bandung).
Memang suatu hal yang melegakan untuk mengetahui bahwa ada perbedaan
antara kedua hal itu. Panggilan itu ialah untuk bersaksi dan bukan
untuk memenangkan jiwa.
Ada Seorang Saksi
Ada seseorang yang setiap hari naik kereta api di Long Island.
Begitu kereta api mulai bergerak untuk berangkat, orang itupun
mulailah berjalan untuk bersaksi kepada setiap penumpang dari satu
kereta ke kereta yang lain. Tetapi ia bukan bersaksi tentang Tuhan
Yesus.
"Maafkan," ia akan berkata. "Jika ada di antara anggota
keluarga atau teman-teman anda yang buta, suruhlah mereka
pergi berobat kepada Dr. Garl. Dulu saya buta, tetapi berkat
pertolongan dokter itu, mata saya sekarang sembuh dan dapat
melihat."
Hanya itulah perkataannya kepada setiap penumpang. Ia selalu
memberitakan kabar yang sama. Ia bersaksi tentang dokter yang telah
menyembuhkan matanya. Ia tidak berdebat, berbantah atau memaksa
orang supaya percaya akan perkataannya. Ia hanya menceritakan
tentang pengalamannya dan pergi. Ia tidak mengadakan perjanjian apa
pun dengan penumpang kereta api untuk Dr. Garl. Mungkin anda
berpikir: Alangkah baiknya kalau ia mau menceritakan tentang Tuhan
Yesus kepada setiap penumpang. Ya, alangkah indahnya kalau ia
berbuat demikian. Tetapi baiklah kita lihat apa sebenarnya menjadi
seorang saksi itu.
* Tahukah anda bahwa pengaruh yang paling besar yang dapat
mempengaruhi seseorang ialah saran yang diberikan oleh orang lain
kepadanya? Pengaruh yang amat besar yang dapat mempengaruhi pikiran
seseorang ialah pengaruh yang datang dari orang lain. Dewasa ini
pengaruh semacam itulah yang merupakan kuasa yang terbesar dalam
hubungan antar manusia. Binatang-binatang seperti anjing dan kucing
tidak dapat berbicara satu dengan lainnya, tetapi manusia dapat.
Percakapan antara seorang manusia dengan manusia lainnya mempunyai
pengaruh besar bagaikan api yang memancarkan panas, tidak peduli
apakah si pembicara menginginkannya atau tidak. Mereka yang suka
bercakap-cakap kepada orang lain mempunyai pengaruh yang lebih besar
daripada yang ia duga.
* Bersaksi itu sama halnya seperti membunyikan lonceng. Lonceng
akan berbunyi bila dipalu. Lonceng tidak dapat berbunyi dengan
sendirinya. Jadi karena ia tidak dapat berbunyi sendiri, harus ada
yang memalunya. Lonceng dibuat orang supaya berbunyi. Demikian pula
halnya dengan manusia. Manusia diciptakan sedemikian rupa sehingga
bila ia melihat sesuatu yang indah, maka ia akan mengaguminya.
Demikian pula manusia dijadikan sedemikian rupa sehingga bila ia
mendengar suatu kesaksian, hatinya akan tergerak. Itulah sebabnya
mengapa Allah meminta kepada kita untuk berbicara bagi Dia. Manusia
telah dijadikan supaya ia dapat memberikan reaksi terhadap sesuatu
yang didengarnya. Prinsip ini akan membantu orang yang bersaksi bagi
Kristus.
Kita Telah Ditolong
Sekarang pengertian yang kacau tentang bersaksi dan menangkan jiwa
telah hilang. Kita telah melihat bahwa memenangkan jiwa dan bersaksi
itu merupakan dua perkara yang berbeda. Pengetahuan tentang
perbedaan ini akan sangat menolong kita. Sekarang setiap orang
Kristen dapat memeriksa kemampuan pribadinya masing-masing dan
menentukan bidang manakah yang terbaik baginya. Bagi mereka yang
mempunyai bakat di bidang pergaulan sosial, peranan sebagai seorang
pemenang jiwa adalah tepat. Mereka akan senang dengan tugas
memenangkan jiwa dan membawa orang untuk Tuhan Yesus sebagai
Juruselamatnya.
Tetapi bagi kita orang Kristen pada umumnya adalah menggembirakan
untuk mengetahui bahwa panggilan Tuhan bagi kita bukanlah sebagai
saksi-saksi Kristus yang setia. Padahal inilah yang sesungguhnya
dikehendaki oleh Allah, kesetiaan dalam bersaksi walaupun ada di
antara kita yang dapat berbuat lebih daripada itu dan berhasil
membawa orang lain datang kepada Kristus.
Bukankah anda sekarang merasa lega mengetahui bahwa seorang saksi
Kristus itu berbeda dengan seorang pemenang jiwa? Tentu saja bukan?
Memang demikian kenyataannya. Tidak seorang pun dapat menjadi
seorang pemenang jiwa sebelum ia mendapat latihan yang khusus
mengenai hal itu atau mempunyai bakat-bakat tertentu yang dapat
mempengaruhi orang lain. Demikian pula halnya dengan seorang
pedagang. Ia berhasil karena mempunyai bakat alam dalam mempengaruhi
orang lain. Orang-orang Kristen yang mempunyai bakat alamiah untuk
menjadi pemenang-pemenang jiwa sejak lahirnya. TETAPI ORANG SEMACAM
INI SEDIKIT SEKALI JUMLAHNYA. Adalah salah bagi kita orang Kristen
bila kita berpendapat bahwa kita harus menjadi seperti pemenang-
pemenang jiwa yang berbakat. Itulah sebabnya mengapa begitu banyak
orang Kristen menutup mulut mereka.
Tetapi sekarang anda dapat merasa lega karena mengetahui bahwa
bersaksi itu merupakan suatu pelayanan yang berbeda dengan
memenangkan jiwa. Bersaksi itu mempunyai cara-caranya sendiri. Bila
anda mengetahui perbedaan ini, maka ...
... Buanglah Kesukaran Pertama dalam Bersaksi!
[[Catatan Penulis: Sementara anda membaca bab yang berikutnya, anda
akan dapat pula menghilangkan kesukaran dan ketakutan lainnya di
dalam hal bersaksi.]]
Sumber:
Judul Buku: Bersaksi dengan Mudah
Judul Bab : [Bab 2] Bersaksi Tidak Sama dengan Memenangkan Jiwa
Penulis : C.S. Lovett, M.A., D.D.
Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung
Halaman : 16 - 22 (Bab kedua)
e-JEMMi 28/2002