Home
       

Resources
Artikel
Artikel-artikel MISI
Bahan PA
Misi Allah Bagi Dunia &
Para Pengubah Dunia
Cerita Misi
Alkitab di Seluruh Dunia :
48 Kisah Nyata
Buku
Buku-buku Misi
Doa
Doa bagi Negara
Doa bagi Kota
Doa bagi Suku
PD Timotius
40 Hari Doa
e-KJDN
Info
Sejarah
Ulasan Tokoh MISI
Lembaga
Mengenal lembaga MISI
Media
Berbagai program pengabaran Injil
Lintas Budaya
Lintas Religi
Profil Suku di Indonesia
Profil Bangsa
Profil Bangsa di Dunia
 
 Renungan
 Kesaksian
 
| artikel 9
dari 163 artikel

Bersaksi Tidak Sama dengan Memenangkan Jiwa

"Tuhan tidak meminta kebanyakan dari kita untuk menjadi pengacara tetapi Ia memerintahkan semua orang Kristen untuk menjadi saksi Kristus."

Dalam majalah bulanan Moody diceritakan tentang seorang yang bernama Peter Stam. Di situ dikatakan bahwa ia tidak pernah menyia-nyiakan kesempatan untuk bersaksi untuk Kristus. Pada suatu hari ia masuk ke dalam sebuah "Lift". Dalam lift itu Peter Stam hanya berdua dengan seorang wanita petugas lift itu. Peter Stam berkata kepada petugas lift: "Semoga perjalanan anda yang terakhir dalam hidup ini adalah naik (menuju ke sorga) dan bukan turun (menuju ke neraka)." Petugas itu terkejut mendengar ucapan itu, tetapi ia mengerti apa maksud perkataan itu. Sebagai jawaban ia hanya dapat memberikan sebuah senyuman manis. Selanjutnya Peter Stam berkata: "Sekarang saya berumur 70 tahun dan tidak lama lagi saya akan bertemu dengan Juruselamat saya, Tuhan Yesus Kristus. Saya harap saya akan bertemu dengan anda nanti di atas sana."

Ini adalah suatu kesaksian yang diucapkan dengan berani sekali dan tentulah Roh Kudus telah bekerja dengan sepenuhnya melalui kesaksian ini.

Beberapa hari yang lalu, ada seorang pemuda Negro yang bekerja sebagai tukang sapu bertobat dan diselamatkan. Sukacitanya di dalam Kristus selalu terpancar di wajahnya dan kabar tentang pertobatannya tersebar di antara teman-temannya. Pada pagi itu teman-temannya bermaksud hendak mempermainkannya. Sambil tertawa mereka berkata: "Hai, Jasper. Apa kabar tentang Yesusmu pagi ini?" Ia mengeluarkan Alkitab dari dalam sakunya dan sambil mengacungkannya dan berkata, "tentu kalian juga akan mengetahui bahwa Tuhan Yesus itu sama, dahulu, sakarang dan selama-lamanya."

Tidak seorang pun tertawa lagi. Ini benar-benar merupakan suatu kesaksian bagi Kristus.

Seperti Dalam Pengadilan

Setiap orang Kristen dipanggil untuk menjadi saksi Kristus. Tetapi ada orang Kristen yang merasa takut untuk bersaksi. Mereka mengira bahwa bersaksi itu sama dengan memenangkan jiwa. Sebenarnya bukan demikian. Bersaksi itu berbeda sekali dengan memenangkan jiwa. Cobalah anda menghadiri suatu pengadilan, di sana anda akan melihat perbedaan yang dimaksudkan.

Seorang saksi dipanggil untuk memberikan kesaksiannya. Ia hanya menerangkan apa yang diketahuinya. Ia diminta untuk memberikan keterangan berdasarkan pengetahuan yang ada padanya. Hanya itu. Setelah itu selesailah tugasnya. Sekarang perhatikan bagaimana seorang pembela bertindak. Ia bertindak sebagai seorang pemenang jiwa. Ia tidak berdiri di pihak seorang saksi. Pembela adalah seorang yang benar-benar ahli di dalam perkara yang hendak dibelanya. Ia mengadakan persiapan yang teliti serta bertindak dengan sistematis untuk mendapatkan pengakuan demi kepentingan orang yang hendak dibela perkaranya. Ia seorang yang ahli dalam mempengaruhi manusia dan ia mengumpulkan semua fakta-fakta yang diperlukan untuk memenangkan perkara itu. Pembela selalu berusaha untuk menyelesaikan sesuatu perkara dengan berhasil. Demikian pulalah halnya dengan seorang pemenang jiwa.

Jadi bila kita dapat melihat perbedaan antara seorang pembela dan seorang saksi, kita tidak perlu menjadi bingung lagi.

Tidak Ada Perintah Untuk Memenangkan Jiwa

"Dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai dan sampai ke ujung bumi." (Kisah Rasul 1:8b)

Demikianlah bunyi perintah Tuhan. Perintah itu ialah supaya kita menjadi saksi Kristus, dan bukan menjadi pemenang jiwa. Janganlah anda terkejut bila saya nyatakan di sini bahwa di dalam Alkitab tidak terdapat perintah langsung untuk memenangkan jiwa. Tentunya anda hendak mengajukan keberatan dengan mengemukakan beberapa ayat Alkitab, bukan? Baiklah! Kita akan membahas ayat-ayat itu nanti. Sekarang baiklah saya nyatakan bahwa saya sendiri telah mengalami kebahagiaan yang besar karena telah memenangkan banyak jiwa. Namun demikian, sampai pada saat ini saya tidak pernah menemukan sebuah ayat pun di dalam Alkitab yang memerintahkan orang-orang Kristen untuk memenangkan jiwa.

Nah sekarang baiklah kita bahas beberapa ayat itu yang mungkin hendak anda kemukakan sebagai ayat-ayat yang mengandung perintah untuk memenangkan jiwa.

"Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." (Markus 1:17)

Ya, kita diminta untuk mengikut Kristus dan menjadi penjala orang. Tetapi menjala orang tidak sama dengan menangkap orang itu lalu memasukkannya ke dalam jala. Itu bukan lagi menjala namanya. Kita diperintahkan hanya untuk menjala orang.

"Dan siapa bijak, mengambil hati orang." (Amsal 11:30b)

Dalam bahasa Inggris ayat ini berbunyi: "He that winneth souls is wise." Ini merupakan suatu pujian dan bukan suatu perintah. Memang benar bahwa kita bijaksana apabila kita memenangkan jiwa, tetapi hal itu bukan merupakan perintah.

"Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil ...."
(Markus 16:15)

Di sini kita melihat bahwa kita diperintahkan untuk memberitakan Injil. Hal ini tak dapat ditawar-tawar lagi.

"Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu." (Yohanes 20:21b)

Di sini kita hanya melihat bahwa kita disuruh oleh Yesus. Demikianlah halnya dengan ayat-ayat lainnya dari Alkitab yang berhubungan dengan pemberitaan Injil atau bersaksi. Yang paling mendekati pengertian perintah itu terdapat di dalam sebuah perumpamaan Tuhan Yesus di dalam Injil Lukas. Di situ diceritakan tentang seseorang yang membuat perjamuan besar dan menyuruh hambanya pergi "ke semua jalan dan lintasan dan paksalah orang-orang, yang ada di situ, masuk, karena rumahku harus penuh" (Lukas 14:23). Tetapi dalam perumpamaan ini kita melihat ada hal yang kurang sesuai dengan doktrin kebebasan manusia untuk memilih. Karena itu tidak dapat ayat-ayat di dalam perumpamaan ini dipakai sebagai suatu perintah untuk memenangkan jiwa tanpa memperhatikan hubungan ayat-ayat sebelum atau sesudahnya.

Saya yakin bahwa perintah yang sebenarnya bagi kita ialah supaya kita setia bersaksi tentang Tuhan Yesus, sedang Pemenang Jiwa yang sesungguhnya ialah Roh Kudus. Tetapi ini bukan berarti bahwa saya menganjurkan orang Kristen supaya tidak memenangkan jiwa. Bila kita dapat dipakai oleh Tuhan untuk membawa orang datang kepada Tuhan Yesus, itu merupakan suatu hal yang indah.

Pernahkah Anda Merasa Seperti Ini?

Pada suatu waktu, ketika saya baru saja selesai memberikan pelajaran tentang "bersaksi" di sebuah gereja, datanglah seorang wanita kepada saya untuk berbicara. Dengan gugup wanita itu berkata:

"Tuan Lovett, sebenarnya saya merasa malu untuk mengatakan hal ini, tetapi saya benar-benar tidak dapat bersaksi tentang Tuhan Yesus. Saya tidak pernah mendapat latihan untuk itu dan saya takut untuk mencobanya."

"Lupakanlah sama sekali tentang memenangkan jiwa," jawab saya kepada wanita itu. "Lupakanlah. Buanglah hal itu dari pikiran Ibu. Janganlah memikirkan tentang diri Ibu sebagai seorang pemenang jiwa. Tuhan tidak meminta Ibu untuk menjadi pemenang jiwa, demikian pula saya tidak bermaksud demikian."

Saya yakin bahwa wanita itu terperanjat mendengar ucapan itu. Ia begitu herannya sehingga saya merasa kasihan padanya. Seperti halnya dengan banyak orang Kristen, wanita itu mengira ia tidak dapat menjadi seorang saksi Kristus tanpa memenangkan jiwa. Ia mengira bersaksi dan memenangkan jiwa itu sama, dan kita dapat melihat betapa lega perasaan hatinya setelah saya terangkan kepadanya perbedaan antara bersaksi dan memenangkan jiwa.

Dalam beberapa menit saja saya telah selesai menerangkan kepadanya cara bersaksi yang mudah dan praktis dan kemudian iapun pergilah dengan sukacita. Sekarang ia bersedia untuk bersaksi dengan sungguh- sungguh. Tetapi sebelum hari itu, ia tidak pernah membayangkan bahwa ada cara yang begitu mudah untuk bersaksi.

*Berapa banyak orang Kristen malu bersaksi tentang Tuhan Yesus karena merasa bahwa bersaksi itu sama dengan memenangkan jiwa. Berapa banyak orang Kristen yang tinggal diam saja karena merasa bahwa hanya orang yang dapat memenangkan jiwa yang layak untuk berbicara tentang Tuhan Yesus? Banyak sekali orang Kristen yang berpikir demikian. Dan memang wajar kalau mereka merasa takut untuk bersaksi. Memenangkan jiwa adalah tugas yang berat bila anda tidak mengetahui cara-caranya yang tepat. Bila anda mengetahui caranya, hal ini tidaklah begitu sukar (mengenai hal ini diterangkan dalam buku "Memenangkan Jiwa dengan Mudah", terbitan KALAM HIDUP (Kotak Pos 156, Bandung).

Memang suatu hal yang melegakan untuk mengetahui bahwa ada perbedaan antara kedua hal itu. Panggilan itu ialah untuk bersaksi dan bukan untuk memenangkan jiwa.

Ada Seorang Saksi

Ada seseorang yang setiap hari naik kereta api di Long Island. Begitu kereta api mulai bergerak untuk berangkat, orang itupun mulailah berjalan untuk bersaksi kepada setiap penumpang dari satu kereta ke kereta yang lain. Tetapi ia bukan bersaksi tentang Tuhan Yesus.

"Maafkan," ia akan berkata. "Jika ada di antara anggota keluarga atau teman-teman anda yang buta, suruhlah mereka pergi berobat kepada Dr. Garl. Dulu saya buta, tetapi berkat pertolongan dokter itu, mata saya sekarang sembuh dan dapat melihat."

Hanya itulah perkataannya kepada setiap penumpang. Ia selalu memberitakan kabar yang sama. Ia bersaksi tentang dokter yang telah menyembuhkan matanya. Ia tidak berdebat, berbantah atau memaksa orang supaya percaya akan perkataannya. Ia hanya menceritakan tentang pengalamannya dan pergi. Ia tidak mengadakan perjanjian apa pun dengan penumpang kereta api untuk Dr. Garl. Mungkin anda berpikir: Alangkah baiknya kalau ia mau menceritakan tentang Tuhan Yesus kepada setiap penumpang. Ya, alangkah indahnya kalau ia berbuat demikian. Tetapi baiklah kita lihat apa sebenarnya menjadi seorang saksi itu.

* Tahukah anda bahwa pengaruh yang paling besar yang dapat mempengaruhi seseorang ialah saran yang diberikan oleh orang lain kepadanya? Pengaruh yang amat besar yang dapat mempengaruhi pikiran seseorang ialah pengaruh yang datang dari orang lain. Dewasa ini pengaruh semacam itulah yang merupakan kuasa yang terbesar dalam hubungan antar manusia. Binatang-binatang seperti anjing dan kucing tidak dapat berbicara satu dengan lainnya, tetapi manusia dapat. Percakapan antara seorang manusia dengan manusia lainnya mempunyai pengaruh besar bagaikan api yang memancarkan panas, tidak peduli apakah si pembicara menginginkannya atau tidak. Mereka yang suka bercakap-cakap kepada orang lain mempunyai pengaruh yang lebih besar daripada yang ia duga.

* Bersaksi itu sama halnya seperti membunyikan lonceng. Lonceng akan berbunyi bila dipalu. Lonceng tidak dapat berbunyi dengan sendirinya. Jadi karena ia tidak dapat berbunyi sendiri, harus ada yang memalunya. Lonceng dibuat orang supaya berbunyi. Demikian pula halnya dengan manusia. Manusia diciptakan sedemikian rupa sehingga bila ia melihat sesuatu yang indah, maka ia akan mengaguminya. Demikian pula manusia dijadikan sedemikian rupa sehingga bila ia mendengar suatu kesaksian, hatinya akan tergerak. Itulah sebabnya mengapa Allah meminta kepada kita untuk berbicara bagi Dia. Manusia telah dijadikan supaya ia dapat memberikan reaksi terhadap sesuatu yang didengarnya. Prinsip ini akan membantu orang yang bersaksi bagi Kristus.

Kita Telah Ditolong

Sekarang pengertian yang kacau tentang bersaksi dan menangkan jiwa telah hilang. Kita telah melihat bahwa memenangkan jiwa dan bersaksi itu merupakan dua perkara yang berbeda. Pengetahuan tentang perbedaan ini akan sangat menolong kita. Sekarang setiap orang Kristen dapat memeriksa kemampuan pribadinya masing-masing dan menentukan bidang manakah yang terbaik baginya. Bagi mereka yang mempunyai bakat di bidang pergaulan sosial, peranan sebagai seorang pemenang jiwa adalah tepat. Mereka akan senang dengan tugas memenangkan jiwa dan membawa orang untuk Tuhan Yesus sebagai Juruselamatnya.

Tetapi bagi kita orang Kristen pada umumnya adalah menggembirakan untuk mengetahui bahwa panggilan Tuhan bagi kita bukanlah sebagai saksi-saksi Kristus yang setia. Padahal inilah yang sesungguhnya dikehendaki oleh Allah, kesetiaan dalam bersaksi walaupun ada di antara kita yang dapat berbuat lebih daripada itu dan berhasil membawa orang lain datang kepada Kristus.

Bukankah anda sekarang merasa lega mengetahui bahwa seorang saksi Kristus itu berbeda dengan seorang pemenang jiwa? Tentu saja bukan? Memang demikian kenyataannya. Tidak seorang pun dapat menjadi seorang pemenang jiwa sebelum ia mendapat latihan yang khusus mengenai hal itu atau mempunyai bakat-bakat tertentu yang dapat mempengaruhi orang lain. Demikian pula halnya dengan seorang pedagang. Ia berhasil karena mempunyai bakat alam dalam mempengaruhi orang lain. Orang-orang Kristen yang mempunyai bakat alamiah untuk menjadi pemenang-pemenang jiwa sejak lahirnya. TETAPI ORANG SEMACAM INI SEDIKIT SEKALI JUMLAHNYA. Adalah salah bagi kita orang Kristen bila kita berpendapat bahwa kita harus menjadi seperti pemenang- pemenang jiwa yang berbakat. Itulah sebabnya mengapa begitu banyak orang Kristen menutup mulut mereka.

Tetapi sekarang anda dapat merasa lega karena mengetahui bahwa bersaksi itu merupakan suatu pelayanan yang berbeda dengan memenangkan jiwa. Bersaksi itu mempunyai cara-caranya sendiri. Bila anda mengetahui perbedaan ini, maka ...

... Buanglah Kesukaran Pertama dalam Bersaksi!

[[Catatan Penulis: Sementara anda membaca bab yang berikutnya, anda akan dapat pula menghilangkan kesukaran dan ketakutan lainnya di dalam hal bersaksi.]]

Sumber:
Judul Buku: Bersaksi dengan Mudah
Judul Bab : [Bab 2] Bersaksi Tidak Sama dengan Memenangkan Jiwa
Penulis : C.S. Lovett, M.A., D.D.
Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung
Halaman : 16 - 22 (Bab kedua)

e-JEMMi 28/2002

 
  |  



 Ke atas 
© 2003 YLSA