|
Resources |
|
|
|
|
Artikel
Artikel-artikel MISI |
Bahan PA
Misi Allah Bagi Dunia & Para Pengubah Dunia |
Cerita Misi
Alkitab di Seluruh Dunia : 48 Kisah Nyata |
Buku
Buku-buku Misi |
|
Doa |
|
Info |
|
|
|
|
|
|
|
| |
|
artikel 87 dari 163 artikel |
|
|
|
ENAM KUNCI BAGI PERTUMBUHAN GEREJA SESUDAH DIRINTIS
Begitu sebuah gereja dirintis, bagaimana mengembangkannya? Ada
banyak buku yang sudah ditulis tentang tema ini dan banyak
pengamatan sudah dilakukan. Bagaimanapun juga, ada enam unsur dasar
yang diperlukan bagi pertumbuhan gereja, yaitu:
Pelayanan Doa
Sebuah gereja perlu mempunyai dasar doa. Para pendeta dan pemimpin
tidak hanya perlu memberitahu orang-orangnya bahwa mereka perlu
berdoa, tetapi juga perlu mengajar mereka mengenai bagaimana berdoa.
Masalah yang dihadapi sebagian besar orang Kristen ialah mereka
tidak tahu bagaimana meluangkan waktu bersama Tuhan (saat teduh).
Berikut ini tercantum beberapa saran:
- Belajarlah bagaimana "mendengar suara Tuhan", dan bagaimana
membuat daftar doa syafaat setiap hari sepanjang minggu. Penting
juga membuat daftar hal-hal yang hendak disyukuri, dan
sebagainya.
- Mulailah mengajar orang-orang berdoa dan menerapkan doa ke dalam
kehidupannya. Sebab utama mengapa orang-orang Kristen meluangkan
waktu sedikit sekali untuk berdoa walau mereka selalu
mendengarkan khotbah tentang perlunya berdoa ialah karena mereka
tidak tahu bagaimana berada bersama Tuhan dalam saat teduh.
- Bentuklah kelompok-kelompok di rumah-rumah. Kegiatan doa tidak
harus terbatas dalam lingkup kebaktian.
- Kadang-kadang, akhirilah kebaktian dengan meminta setiap orang
dalam kelompok-kelompok kecil bersimpuh berdoa. Ini penting
sekali untuk mengembangkan gereja yang berdoa.
Pelayanan Puji-pujian
Howard Snyder mengatakan dalam bukunya yang berjudul Guidelines for
Urban Church Planting (Petunjuk untuk Perintis Gereja Kota) bahwa
untuk mengembangkan sebuah gereja, perlu diadakan kebaktian/ibadah
yang penuh sukacita dimana orang-orang akan merasa bersukacita. Ini
prinsip universal.
Tidak ada orang yang ingin berada dalam kebaktian yang suasananya
mengingatkan dia akan upacara penguburan. Iman yang tidak
memancarkan sukacita dan kegembiraan bukanlah iman sejati. Kebaktian
yang penuh sukacita, yang diiringi musik yang baik, menular
sifatnya. Ini tidak berarti bahwa kebaktian yang diadakan itu tanpa
peraturan atau tidak tertib. Pengamatan dari berbagai tempat di
seluruh dunia menunjukkan bahwa gereja-gereja yang sedang berkembang
di tiap-tiap negara adalah gereja yang kebaktiannya dilingkupi
suasana sukacita.
Ingatlah bahwa musik adalah sarana puji-pujian. Musik itu sendiri
bukan puji-pujian. Kita memuji Tuhan, bukan memuji musik kita. Musik
adalah sarana kebudayaan untuk menaikkan puji-pujian. Untuk
menyampaikan Injil, tidak perlu kita melenyapkan kebudayaan.
Puji-pujian yang sejati merupakan penyembahan atas siapa Allah.
Puji-pujian adalah sesuatu yang terjadi di dalam hati seseorang dan
diungkapkan melalui bermacam-macam cara. Ada gereja yang suka
melantunkan lagu-lagu rohani tradisional. Ada juga yang suka
melambungkan refrein lagu-lagu. Kami berpendapat bahwa kita harus
menghargai kebudayaan dan sub kebudayaan masyarakat setempat, dan
kita juga harus menghargai otonomi setiap gereja. Namun, musik model
apa pun yang dipilih oleh sebuah gereja, yang penting adalah
kebaktiannya harus penuh dengan sukacita dan hidup. Kebaktian adalah
perayaan yang diadakan bagi Allah.
Gereja-gereja di Afrika ada yang memakai alat musik canang
(gembrengan) dan mereka bahkan menari-nari sampai di bagian depan
gereja pada waktu puji-pujian. Kita salah bila kita berkata, "Kalian
tidak boleh melakukan hal itu karena itu bukan cara kami mengadakan
kebaktian di Indonesia, Amerika, Brasil, India, atau di mana pun
juga."
Sebagai bagian dari kebaktian, sebuah gereja harus secara tetap
mengadakan baptisan dan Perjamuan Tuhan. Dalam buku Dr. Charles
Brock yang berjudul Indigenous Church Planting (Perintisan Gereja
Pribumi), ia mengemukakan pengamatan berikut ini yang menyangkut
kedua upacara penting itu:
Untuk membaptis, Anda harus mempunyai:
- Calon yang tepat -- seseorang yang sudah bertobat dari dosa-
dosanya dan yang sudah beriman kepada Yesus Kristus sebagai satu-
satunya Tuhan, Juruselamat, dan Perantaranya.
- Otoritas yang tepat -- gereja setempat yang mandiri dapat
memutuskan siapa yang akan mereka baptis dan siapa yang tidak.
- Pengurus yang tepat -- setiap gereja mempunyai wewenang sendiri
dan dapat memilih siapa yang akan melaksanakan baptisan.
- Metode yang tepat -- membaptis dalam nama Bapa, Anak, dan Roh
Kudus.
- Tujuan yang tepat -- melambangkan bahwa Kristus sudah mati
menebus dosa-dosa kita, dikuburkan, dan dibangkitkan dari antara
orang mati. Baptisan juga merupakan lambang bahwa kita sudah mati
terhadap dosa-dosa kita dan sudah menerima kehidupan yang baru di
dalam Yesus Kristus.
Untuk mengadakan Perjamuan Tuhan, harus ada:
- Peserta yang tepat -- murid-murid Kristus.
- Otoritas yang tepat -- Yesus Kristus. Ia memerintahkan orang-
orang percaya untuk mengadakan Perjamuan Tuhan guna mengingat
kematian-Nya.
- Pengurus yang tepat -- gereja mempunyai wewenang sendiri dan
dapat memilih siapa yang akan melaksanakan Perjamuan Tuhan.
Orangnya haruslah si perintis, atau pemimpin setempat, atau
gereja dapat memilih para anggotanya sendiri untuk memimpin
bagian ini dalam sebuah kebaktian.
- Tujuan yang tepat -- untuk mengingat dan memberitakan kematian
Kristus sampai Ia datang kembali.
Di atas segalanya, khotbah tentang Firman Allah dalam kebaktian
harus berpedoman pada Firman Allah. Kalau si perintis tidak
mempunyai pengalaman berkhotbah, ia harus memilih satu bagian ayat
dalam Alkitab dan melakukan keenam hal berikut ini:
- Bacalah ayat-ayatnya.
- Jelaskan kebenaran rohani dari ayat-ayat itu.
- Jelaskan bagaimana setiap kebenaran dapat diterapkan ke dalam
kehidupan para pendengar.
- Berilah ilustrasi tentang setiap kebenaran.
- Lakukanlah hal itu dengan setiap ayat atau paragraf.
- Akhiri pemberitaan dengan himbauan.
Kalau si perintis tidak mempunyai banyak pengalaman dan bukan
seorang pengkhotbah yang mahir, ia bisa membatasi waktu khotbah
menjadi 20 menit saja sebagai tahap permulaan.
PERINGATAN: Lebih baik berkhotbah selama 20 menit setiap minggu
kepada kelompok orang yang sedang bertumbuh daripada berkhotbah
selama 30 atau 50 menit kepada orang-orang yang tidak ingin datang
lagi dan yang tidak akan menganjurkan orang lain untuk datang ke
gereja itu.
Si perintis juga dapat memakai bahan Pemahaman Alkitab dan
Penyampaian Cerita Alkitab. Pelajari tentang bagaimana Memimpin
Kelompok PA di rumah-rumah dan juga tentang Penyampaian Cerita
Alkitab, untuk belajar bagaimana mengkhotbahkan kabar baik dan
bagaimana memimpin kelompok PA.
Pelayanan Penginjilan
Untuk dapat bertumbuh, sebuah gereja perlu mempunyai pelayanan
penginjilan yang menjangkau keluar. Anda dapat memakai rencana yang
tercantum di dalam buku pedoman ini atau rencana lainnya. Yang
paling penting ialah: gereja mengambil inisiatif menjangkau orang-
orang di luar sana yang perlu memahami Injil, bukannya menunggu
orang-orang itu datang ke kebaktian pada hari Minggu di tempat
ibadah Anda. Si perintis perlu mempunyai pelayanan kunjungan yang
melatih para anggotanya menjangkau orang-orang sesat di luar tempat
ibadah, menginjili orang-orang sesat dengan tujuan membimbing mereka
kepada Kristus di tempat-tempat lain, bukan hanya di gereja saja.
Pelayanan Pemuridan
Untuk dapat bertumbuh, gereja harus mempunyai program yang akan
mengintegrasi petobat-petobat baru dan yang akan melatih para
pemimpin setempat, orang perseorangan atau dalam kelompok kecil. Si
perintis akan melatih para pemimpin ini untuk beriman dan akan
memperlengkapi mereka dalam hal praktis seperti: doa, memberi
kesaksian, "memenangkan" jiwa bagi Kristus, memimpin kelompok PA di
rumah, mengajarkan kebenaran Alkitab, dan sebagainya.
Hal penting dalam melatih seseorang, yaitu orang yang diajar harus
dibawa serta oleh si penginjil perintis kalau ia terjun ke lapangan.
Sebagai contoh, para pemimpin yang baru harus menemani si perintis
kalau si perintis sedang memimpin kelompok PA di rumah-rumah mereka
yang belum menerima Kristus menjadi Tuhannya. Pemimpin setempat
harus menemani si perintis dan mengamati dia ketika dia sedang
bersaksi, membimbing orang-orang kepada Yesus, dan sebagainya. Tidak
ada orang yang dapat memuridkan seseorang bila hanya dilakukan di
dalam kelas.
Ada dua rahasia tentang pemuridan yang baik: Pertama, latihlah
orang-orang secara perseorangan atau dalam kelompok-kelompok kecil.
Kedua, penting untuk membawa serta mereka terjun ke lapangan bersama
Anda sementara Anda memberitakan Injil.
Pelayanan Persekutuan
Untuk dapat bertumbuh, sebuah gereja perlu mempunyai persekutuan
bersama saudara-saudara seiman, dimana terdapat kasih sejati di
antara para anggota. Bilamana ada pengunjung-pengunjung yang masuk
ke gereja, mereka harus dapat merasakan kasih Allah, juga kasih di
antara para anggota. Kalau ada kepahitan, kebencian, dan perpecahan,
tidak mungkin sebuah gereja dapat bertumbuh. Para pengunjung perlu
melihat adanya keharmonisan dan kasih di gereja. Dengan demikian,
barulah mereka dapat merasakan adanya persekutuan hangat di antara
para anggota dan merasa diterima.
Kepengurusan yang baik
Seorang pendeta sebuah gereja di Amerika yang anggotanya terdiri
atas 4000 orang ditanyai, "Apa bedanya menjadi pendeta sebuah gereja
yang anggotanya 40 orang dan yang anggotanya 4000 orang?"
Jawabannya, "kepengurusan yang baik!"
Penting sekali bagi seorang perintis untuk mempunyai mentalitas
melatih orang-orangnya melakukan pekerjaan Tuhan, dan tidak berusaha
melakukan segalanya seorang diri. Seorang pendeta dapat mengatur
segalanya di dalam gereja yang anggotanya 30 sampai 80 orang. Tetapi
bagaimanapun juga, suatu saat, gereja itu akan sampai pada titik
dimana tidak akan terjadi perkembangan lebih lanjut kalau ia tidak
melatih orang-orangnya dalam bidang metode kepengurusan. Ia harus
mendelegasikan tanggung jawab kepada orang-orang yang dewasa
kerohaniannya dan yang sudah terlatih. Dengan demikian, peranan
utama seorang perintis ialah menjadi seorang pelatih.
Dikutip dari sumber:
Judul Buku | : | Perintis Penginjilan Memulai Jemaat Baru |
Judul Artikel | : | Enam Kunci Bagi Pertumbuhan Gereja Sesudah Dirintis |
Penulis | : | Thomas Wade Akins |
Halaman | : | 34-41 |
e-JEMMi 42/2004
|
|
|
|
|
| |
|
|
|
|
|
|
|