Donald A. McGavran dalam bukunya yang berjudul "Understanding Church
Growth" (Memahami Pertumbuhan Gereja) dan Howard Snyder dalam
bukunya yang berjudul "Orientations for Starting Urban Churches"
(Orientasi untuk Merintis Gereja di Daerah Perkotaan) mengemukakan
pokok-pokok dasar bagi keberhasilan perintisan gereja. Prinsip-
prinsip ini universal sifatnya dan dapat diterapkan di negara mana
saja di dunia ini. Prinsip-prinsip ini dapat berfungsi di kota besar
ataupun kecil.
Carilah orang yang mempunyai karunia untuk merintis ladang baru.
Setiap gereja mempunyai kaum awam dan penginjil yang mempunyai
karunia untuk memberitakan Injil dan membuka ladang baru. Menurut
Efesus 4:11,12, pekerjaan seorang pemimpin para perintis penginjilan
dan utusan Injil ialah memperlengkapi orang-orang kudus (kaum awam)
untuk melaksanakan pelayanan mereka.
Mengembangkan kepemimpinan kaum awam.
Mengembangkan kepemimpinan kaum awam adalah dasar utama untuk
merintis jemaat baru di daerah dimana tidak ada gereja. Tidak ada
cukup banyak pendeta untuk mencapai sasaran ini, maka diperlukan
peranan dan usaha kaum awam. Pekerjaan utama seorang pemimpin para
perintis ialah memperlengkapi kaum awam dalam pelayanan. Efesus
4:11,12 mengatakan bahwa Allah memberi gereja setempat "rasul-rasul
(utusan Injil], nabi-nabi, pemberita-pemberita Injil, gembala-
gembala, dan pengajar-pengajar untuk memperlengkapi umat Allah bagi
pekerjaan-pelayanan dalam membangun tubuh Kristus."
Seorang pendeta gereja setempat pernah berkata, "Kalau Anda
mengizinkan kaum awam membaptis, dsb. apa yang akan saya lakukan?
Pendeta yang berkata begitu hanya sedikit pengetahuannya tentang
peranan Alkitabiah seorang pendeta. Para pendeta, utusan Injil, dan
pemimpin perlu memusatkan perhatian pada dua peranan utama mereka
yang penting:
- Latihlah kaum awam untuk menjadi penginjil. Para penginjil ini
akan mempunyai kedewasaan rohani untuk menjadi perintis.
- Latihlah para pemimpin setempat dan/atau para penginjil yang
akan sesegera mungkin melaksanakan kepemimpinan pekerjaan
pelayanan itu. Penting sekali bagi para pemimpin setempat
untuk dilatih melakukan doktrin-doktrin Alkitabiah, seperti
misalnya bagaimana mengadakan saat teduh, bagaimana mengalami
pertumbuhan iman, dan bagaimana berpartisipasi dalam
kepemimpinan gereja.
Miliki pengertian Alkitabiah yang mendalam tentang sifat gereja.
Tidak mungkin kita dapat merintis sesuatu kalau Anda tidak
mengetahui apa yang Anda rintis. Apakah yang dinamakan gereja?
Gereja adalah sekelompok orang Kristen yang sudah dibaptis, yang
dipersatukan untuk mewujudkan tujuan-tujuan berikut ini:
- Pujian dan Penyembahan (ini mencakup pelaksanaan baptisan dan
perjamuan Tuhan)
- Penginjilan
- Pemuridan
- Pelayanan
- Persekutuan
Apakah sifat sebuah gereja? Apa ciri-cirinya?
- Mengelola sendiri di bawah kepemimpinan Tuhan.
- Mendukung sendiri di bawah kepemimpinan Tuhan.
- Melipatgandakan sendiri di bawah kepemimpinan
Tuhan.
Mengenali daerah-daerah yang terbuka.
Salah satu cara untuk menentukan daerah mana yang akan lebih terbuka
ialah dengan mengamati di mana sedang terjadi perubahan besar dalam
bidang sosial. Di daerah-daerah itu, penginjil perintis akan mampu
menemukan orang-orang yang akan bersikap terbuka terhadap Injil.
Cara lain untuk menemukan orang-orang yang bersikap terbuka ialah
dengan jalan mencari mereka yang karena tertimpa krisis merasa
sangat memerlukan Tuhan. Ini dapat terjadi pada siapa saja, apa pun
kelas sosialnya. Kadang-kadang, mereka yang kaya mempunyai konflik
yang lebih besar dengan anak-anaknya mengenai masalah obat-obatan
terlarang dan berbagai persoalan sosial lainnya. Injil mempunyai
jawaban bagi kebutuhan orang-orang dalam semua lapisan masyarakat di
dunia ini. Pekerjaan kita ialah menemukan orang-orang itu dan
memberitakan kabar tentang Kristus pada mereka.
Dengan gencar sampaikanlah berita tentang iman di dalam Kristus.
Tidak ada yang lebih penting daripada itu. Rasul-rasul mempunyai
berita tentang pertobatan dan keselamatan di dalam Kristus. Mereka
menyampaikan berita itu dengan gencar sekali, sehingga mereka
menjangkau seluruh dunia. Pada zaman sekarang ini, kita perlu
melakukan hal yang sama! Mazmur 126:6 berkata, "Orang yang berjalan
maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan
sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya." Kalau Anda tidak
menuai dalam pelayanan Anda, mungkin Anda tidak menabur dengan
benar. Bertanyalah kepada diri sendiri, berapa banyak orang yang
mendengar kesaksian Anda tentang Kristus minggu lalu dan menerima
undangan untuk diselamatkan? Penginjilan melalui kehadiran kita
(hanya hadir) tidaklah cukup. Penginjilan melalui pemberitaan (hanya
memberitakan Injil) tidaklah cukup. Harus ada penginjilan yang
meyakinkan. Penginjilan yang meyakinkan terjadi ketika Anda berusaha
meyakinkan seseorang, sehingga ia menyerahkan kehidupannya kepada
Yesus Kristus yang menjadi Tuhan dan Juruselamatnya.
Kapan Anda terakhir kali berdoa, menangisi jiwa-jiwa yang tersesat,
dan memohon agar mereka diselamatkan?
Tekankan pembentukan jemaat baru di rumah-rumah.
Paulus berkhotbah tentang Injil kepada kaum Yahudi dan non-Yahudi.
Sesudah ia berkhotbah tentang Injil di kota, petobat-petobat baru
bersekutu di tempat yang tepat. Kadang-kadang mereka bersekutu di
rumah orang-orang yang baru Menjadi Kristen. Adakalanya juga mereka
memakai tempat umum seperti di sebuah gedung atau sekolah.
Berikut ini adalah tempat pertemuan mereka:
1. Kisah Para Rasul 16:40 ==> di rumah Lidia, di Filipi
2. Kisah Para Rasul 17:5,6 ==> di rumah Yason, di Tesalonika
3. Kisah Para Rasul 18:7 ==> di rumah Titus Yustus, di Korintus
4. Kisah Para Rasul 19:9 ==> di sekolah Tiranus, di Efesus
5. Kisah Para Rasul 20:20 ==> Paulus mengajar di muka umum dan juga
dari rumah ke rumah
Paulus berkhotbah di Tesalonika hanya untuk beberapa minggu, tetapi
bagaimanapun juga ia berhasil membentuk jemaat yang kuat di kota itu
dan menyerahkannya ke dalam tangan kaum awam di Tesalonika.
Ia tinggal di Efesus selama dua tahun, mengajar di ruang kuliah di
Tiranus (Kisah Para Rasul 19:9). Apa hasilnya? Semua orang di
seluruh daerah Asia Kecil mendengar Firman Allah (Kisah Para Rasul
19:10,20). Paulus tidak melakukan hal itu seorang diri! Ia selalu
memuridkan kaum awam untuk menggenapi pesan Tuhan. Surat 2Timotius
2:2 berkata, "Apa yang telah engkau dengar daripadaku di depan
banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat
dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain." Ayat ini dengan
jelas menyingkapkan rahasia keberhasilan Paulus. Ia menggenapi
amanat Yesus yang memerintahkan kita untuk menjadikan orang-orang
murid-Nya.
Karena tingginya harga tanah dan bangunan, maka dalam masyarakat
modern seperti sekarang ini, khususnya di kota-kota besar, perlu
sekali ditekankan pentingnya memulai jemaat baru di rumah-rumah. Di
mana-mana orang-orang Kristen merasa perlu bersatu untuk memuji
Tuhan dan bersekutu dengan satu sama lain. Ini tidak memerlukan
sebuah gedung atau pusat peribadahan, apalagi bila masih pada tahap
permulaan. Dengan memakai rumah-rumah, gereja dapat bertumbuh tanpa
dibebani biaya untuk menyewa atau membeli gedung.
Masalah yang timbul bila hendak menyewa ataupun membeli gedung ialah
masalah harga. Di kota-kota kecil, harga untuk sebuah tempat
pertemuan masih dapat terjangkau. Tetapi di kota-kota besar,
seringkali tidak demikian halnya. Oleh karena itulah, baik sekali
bila kita menggunakan rumah-rumah, halaman belakang, atau tempat-
tempat serupa lainnya sejak mula.
Dari pengalaman, diketahui bahwa orang-orang yang menjadi percaya
berlipat ganda kalau sebuah gereja bertempat di lingkungan yang
biasa, dimana orang-orang yang hadir dapat berperan serta tanpa
merasa terancam. Juga penting untuk diperhatikan bahwa dengan
memakai metode ini kita akan lebih mudah menerobos daerah-daerah dan
kota-kota.
Salah satu masalah terbesar dari gereja (jemaat) yang berkumpul di
rumah-rumah ialah: Hal itu dipandang sebagai kegiatan yang
sementara. Tetapi jemaat yang baru terbentuk ini dapat memanfaatkan
masa-masa permulaan itu untuk menabung uang, sehingga dikemudian
hari dapat menyewa sebuah ruangan atau membeli gedung.
Sasaran kita ialah mempersiapkan ladang baru untuk memakai sumber-
sumbernya sendiri tanpa mengandalkan bantuan dari luar.
Adakanlah kebaktian yang dapat dinikmati, dimana orang percaya
akan bersukacita.
Ketika kita berada di hadapan Tuhan, kita mendekat kepadaNya dengan
hati yang tulus. Dalam Matius 6:9-13, Allah mengatakan agar kita
mendekati takhta-Nya dengan puji-pujian. Oleh karena itu, puji-
pujian adalah tanggapan kita terhadap kebenaran dan kebaikan Allah.
Kita memusatkan seluruh perhatian kita pada sifat-sifat Allah, siapa
Dia (ucapan syukur adalah tanggapan terhadap apa yang sudah
dilakukan Allah bagi kita). Ia kekal, Mahakuasa, Mahahadir, dan
Mahatahu. Ia adalah EL-SHADDAI (EL=kebenaran, SHADDAI=mahakuasa). Ia
adalah JEHOVAH JIREH (Allah menyediakan). Ia adalah JEHOVAH ROPHE
(Tuhan yang menyembuhkan).
Ada banyak sifat lainnya yang dimiliki Allah. Puji-pujian merupakan
suatu penyembahan atas siapa Allah. Ini adalah sesuatu yang terjadi
di dalam hati seseorang dan dapat dinyatakan melalui berbagai cara.
Jangan menaruh beban "materi" pada orang-orang.
Lebih baik sebuah nukleus orang-orang Kristen terbentuk dengan kuat
sebelum membicarakan hal-hal seperti honor pengkhotbah, properti,
dan proyek pembangunan gedung ibadah.
Sejak awal, miliki prioritas untuk melipatgandakan jemaat.
Miliki prioritas untuk melipatgandakan jemaat dengan dua prinsip
berikut ini:
- Merintis beberapa gereja pada waktu yang bersamaan melalui
pelatihan kaum awam.
- Latihlah orang-orang percaya di ladang yang baru itu supaya
mereka mempunyai visi untuk merintis jemaat-jemaat baru. Ini
dapat diajarkan dengan jalan memakai metode yang tidak
langsung, yaitu pemahaman Alkitab atau melalui pelatihan yang
diberikan kepada mereka untuk menyampaikan cerita Alkitab atau
melalui metode lainnya.