LITERASILAH KUNCINYA
Tahukah Anda bahwa ada sekitar 1 milyar orang dewasa di dunia ini
yang buta huruf atau tidak bisa membaca? Dan 98% dari jumlah itu
berada di negara-negara berkembang termasuk Indonesia.
Tahukah Anda bahwa kemampuan membaca berarti kemampuan untuk membuka
berbagai pintu? Literasi (baca-tulis) adalah kemampuan dasar yang
membuka pintu masuk menuju berbagai dunia termasuk dunia buku,
internet, dan juga Firman Tuhan dalam bahasa seseorang.
Kemampuan membaca memberikan akses untuk informasi pengajaran dan
kemajuan. Sedangkan kemampuan menulis menyediakan sarana untuk
mengungkapkan berbagai ekspresi, penyebaran informasi, dan juga
sebagai metode pelestarian budaya.
Sampai saat ini tenaga-tenaga literasi Kartidaya bekerja sama dengan
masyarakat setempat untuk mengajar "membaca dan menulis", dan
berusaha membangun literasi agar menjadi nilai dalam masyarakat.
Pekerjaan literasi berjalan berdampingan dengan penerjemahan
Alkitab. Apa gunanya Alkitab diterjemahkan sampai selesai ke dalam
bahasa masyarakat tertentu kalau kemudian orang-orang itu tidak bisa
membacanya? Firman Tuhan yang selama belasan atau bahkan puluhan
tahun diterjemahkan dengan susah payah itu akhirnya hanya akan
menjadi pajangan berdebu di dalam rumah-rumah mereka.
Berikut ini adalah beberapa kisah pekerjaan literasi dan buah yang
dihasilkannya. Kesaksian-kesaksian ini terjadi di berbagai tempat di
seluruh belahan dunia. Kesaksian-kesaksian ini menunjukkan begitu
luar biasanya Tuhan bekerja, menjangkau hati manusia yang ada di
pedalaman paling jauh sekalipun, untuk dibawa kepada terang-Nya yang
kekal.
FILIPINA: SESUAI DENGAN BUDAYA MEREKA
Saat tinggal dan bekerja di suatu desa, kami (tim literasi
Kartidaya) belajar bahasa dan budaya setempat supaya kami bisa
memperkenalkan literasi dengan cara yang sesuai dengan budaya
mereka. Kami bekerja sama dengan masyarakat setempat untuk
memproduksi bahan-bahan bacaan serta mengajar mereka membaca dan
menulis. Kami juga melatih guru-guru lokal yang akan mengawasi
kelas-kelas literasi dan melatih orang lain lagi untuk bisa
mengajar.
KONGO: HIDUP BARU LEWAT LITERASI
Sejak kecil, Kpawenu selalu ingin belajar membaca, tetapi karena
ia tinggal di sebuah desa kecil, tidak ada sekolah dimana ia bisa
belajar. Namun di desanya ada sebuah gereja. Ia selalu hadir dalam
setiap kebaktian bahkan sampai ia dewasa. Di gereja ia mendengar
berbagai kotbah dari Alkitab yang tidak bisa dibacanya sendiri.
Walaupun begitu, sulit bagi Kpawenu untuk benar-benar memahami
pesan keselamatan yang dikatakan Alkitab, karena Alkitab tidak
dibacakan dalam bahasanya sendiri, bahasa Ngbaka.
Suatu hari Kpawenu mendengar tentang kelas literasi bahasa Ngbaka
yang akan dimulai di desanya. Dengan semangat berkobar, ia
menghadiri kelas-kelas yang diadakan. Tidak lama kemudian ia mulai
belajar membaca Alkitab dalam bahasanya sendiri. Ketika akhirnya
ia memahami pesan keselamatan dalam Alkitab, ia menyerahkan
hidupnya pada Kristus.
Iman baru Kpawenu membawanya pada keinginan untuk melayani orang
lain. Kemampuan membaca yang dimilikinya dipakainya dalam
pelayanan untuk mengajar dan membantu para wanita di gerejanya
dimana ia baru saja diangkat sebagai salah seorang anggota
majelis.
Menyadari betapa pentingnya pelayanan literatur Kristen, maka kita
tidak boleh jemu mendoakan pelayanan ini. Dalam bukunya "Operation
World", Patrick Johnstone dan Jason Mandryk menguraikan tentang
beberapa pokok doa yang bisa didoakan sehubungan dengan pelayanan
literatur Kristen:
1. Selain kemajuan di bidang elektronik, produksi buku juga
meningkat dengan cepat dibandingkan dengan waktu-waktu
sebelumnya, dan buku masih menjadi alat kunci dalam komunikasi --
baik dalam dunia sekuler maupun dalam kekristenan. Program-
program literasi besar-besaran yang diselenggarakan di berbagai
negara telah menciptakan keinginan yang besar akan tersedianya
banyak literatur di kalangan orang-orang terpelajar. Literatur
juga masih memainkan peran penting dalam mensharingkan Injil di
negara-negara yang tertutup bagi pelayanan misionaris
konvensional.
2. Banyaknya literatur Kristen dalam bahasa Inggris, Spanyol, dan
Jerman menciptakan kontras bila dibandingkan dengan sedikitnya
literatur dalam bahasa-bahasa lain. Kebanyakan literatur yang
tersedia saat ini merupakan terjemahan dari literatur-literatur
bahasa Inggris. Namun hal ini tidak menjadi pengganti yang
memadai bagi materi-materi tertulis lokal. Doakan agar banyak
bermunculan penulis Kristen di seluruh dunia yang bersedia
menulis dalam bahasa-bahasa mereka sendiri.
3. Literatur Penginjilan
a. Every Home for Christ (EHC) mempunyai visi global untuk
mendistribusikan berita Injil secara sistematis ke setiap
kota, desa, sampai semua bangsa mendengar berita Injil.
Diperkirakan ada sebanyak 52.000 rumah yang dijangkau setiap
harinya oleh 3600 sukarelawan. EHC bekerja secara aktif untuk
melayani di 100 negara, dan telah mendistribusikan 2 juta
literatur Injil. Sebagai hasilnya diperkirakan 26 juta orang
membuat keputusan untuk mengikut Kristus dan menerima follow-
up dengan menggunakan materi-materi pemuridan.
b. Selebaran Injil telah berkembang secara dramatis. WEC sangat
terlibat dalam pelayanan ini dengan memproduksi sekitar 6 juta
selebaran Injil per tahunnya. Tidak seperti traktat, selebaran
Injil bentuknya menyerupai majalah dan didistribusikan ke
seluruh dunia via pos. Selebaran Injil yang berjudul SOON ini
telah diterbitkan dalam bahasa Inggris, Perancis, Jerman,
Portugis, dan Swahili. Selebaran ini juga dibuat dalam bahasa
Nepal, Italia, dan Rusia/Inggris yang didistribusikan oleh
pihak-pihak terkait. Selebaran ini secara garis besar berisi
kesaksian, artikel yang kontekstual, materi follow-up, dan
alamat pos yang dapat dihubungi oleh para individu yang
tertarik untuk mendapatkan follow-up.
4. Persediaan Literatur Kristen sangat sulit dilakukan di tempat-
tempat yang sebenarnya banyak membutuhkan literatur tersebut. Hal
ini disebabkan karena faktor kemiskinan, kesulitan distribusi,
biaya cetak, dan terjadinya inflasi. Doakan tersedianya dana yang
cukup di Eropa Timur, Afrika, dan negara-negara miskin di Asia
sehingga bisa mendukung berdirinya percetakan dan penerbitan
lokal. Berdoa juga untuk BookAid, suatu metode inovatif dalam hal
memberikan buku-buku bekas kepada negara-negara miskin, baik
untuk dijual maupun untuk mendukung agen-agen literatur lokal.
CLC juga bekerja sama dengan penerbit-penerbit Barat untuk
membuat buku-buku baru yang berkualitas bagus dengan harga yang
bisa dijangkau oleh negara-negara berkembang.
Sumber:
1. Berita KARTIDAYA, Edisi II/2003
2. Diterjemahkan dan diringkas dari salah satu artikel di:
Judul Buku | : | Operation World |
Judul Artikel | : | Christian Literature |
Penulis | : | Patrick Johnstone dan Jason Mandryk |
Penerbit | : | Paternoster Lifestyle, UK; dan WEC International, 2001 |
Halaman | : | 699 |
Situs Web | : | http://www.operationworld.org/ |
e-JEMMi 41/2003