MENGATASI BERBAGAI KENDALA DALAM BERSAKSI
Pernahkah Anda ingin bersaksi tentang iman Anda tetapi tidak jadi
karena takut? Ketika saya menanyakan pertanyaan ini dalam banyak
acara pertemuan di gereja, pendeta pun mengakuinya. Hal ini wajar.
Apa yang menyulitkan kita untuk bersaksi tentang iman kita? Dalam
sebuah seminar yang saya pimpin, orang-orang memberikan jawaban
sebagai berikut:
- Saya tidak tahu bagaimana mengarahkan pembicaraan ke Injil. Saya
takut ditolak.
- Saya tidak tahu bagaimana memulai percakapan tentang hal-hal yang
berbau rohani.
- Saya kurang yakin Tuhan mau berbicara melalui saya.
- Saya tidak dapat membayangkan orang-orang akan mau mendengarkan
apa yang saya katakan.
Kita akan membahas pertanyaan-pertanyaan tersebut, namun sebelumnya
kita perlu untuk memperjelas peran dan sikap kita yang tepat.
Kita perlu menghilangkan mentalitas "harus memenangkan mereka".
Orang tidak akan beriman kepada Kristus karena kepandaian kita
"memaksa" mereka untuk percaya. Kita harus menyadari bahwa jika kita
"memenangkan" seseorang untuk Kristus, ia belum tentu benar-benar
diselamatkan. D.L. Moody, seorang penginjil, sedang naik kereta api
ketika seorang pemabuk datang kepadanya dan berkata, "Tuan Moody,
saya adalah salah seorang yang bertobat karena Anda." Moody
menjawab, "Saya kuatir Anda benar, karena nampak jelas Anda bukan
petobat milik Tuhan."
Kita juga harus meyakini bahwa keberhasilan di mata Tuhan adalah:
bersaksi tentang iman dan memancarkan hidup kekristenan kita. Dia
tidak mengukur keberhasilan dengan berapa orang yang kita bawa
kepada Yesus Kristus. Tugas kita adalah beriman kepada-Nya.
Tentu saja kita masih takut gagal dan ditolak. Tidak ada perasaan
yang lebih kuat di dunia ini daripada perasaan-perasaan tersebut.
Perasaan itu menyakitkan. Namun kita harus ingat bahwa orang-orang
dalam Injillah yang ditolak, Yesus yang mereka tolak, bukan kita.
Sepertinya kita yang ditolak, tetapi kita harus membebaskan diri
dari perasaan yang menyebabkan kita merasa seperti itu. Yesus
berkata, "Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepadaKu, jikalau
ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku" (Yohanes 6:44).
Rasul Paulus menulis kepada orang-orang percaya di Korintus, "Aku
juga telah datang kepadamu dalam kelemahan dan dengan sangat takut
dan gentar" (1Korintus 2:3). Namun hal itu tidak membuatnya
berhenti. Kenyataannya, sebagian besar kitab-kitab Perjanjian Baru
ditulis oleh orang yang "penakut" itu.
Allah memahami bahwa kita mungkin merasa takut. Namun kita tidak
memiliki alasan untuk tidak bercerita kepada orang lain tentang
Kristus, karena kuasa-Nya menjadi sempurna di dalam kelemahan kita
(2Korintus 12:9).
Saya merasa takut setiap kali harus ke rumah sakit. Hal itu terlalu
berat buat saya. Namun kenyataan itu tidak menjadi alasan buat saya
untuk tidak menengok orang-orang yang telah Allah percayakan untuk
saya layani di rumah-rumah sakit. Kita harus pergi -- baik suka
maupun tidak.
Ingatlah Musa. Ia gagap. Musa tidak akan menjadi seorang penyiar TV
yang baik pada masa kini. Allah memilih kelemahan-kelemahan yang ada
di dunia ini untuk mempermalukan orang-orang bijak dan kuat. Dan
jika ada orang yang memenuhi kriteria untuk hal-hal tersebut di
atas, sayalah orangnya.
Dan akhirnya, jika Anda berpikir bahwa orang yang kepadanya Anda
ingin bersaksi adalah orang yang sulit, Anda harus percaya bahwa
Allah adalah Allah dari segala hal yang mustahil. Anda dan saya
perlu mengingat bagian kita dan bagian Allah dalam proses
menyaksikan iman kita.
BAGIAN KITA
- "Yesus mendekati mereka dan berkata: 'KepadaKu telah diberikan
segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah,
jadikanlah semua bangsa muridKu'." (Matius 28:18-19)
- "Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah
menasihati kamu dengan perantaraan kami." (2Korintus 5:20)
BAGIAN TUHAN
- "Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan
dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam." (Zakharia 4:6)
- "Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan
kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan
kekuatan Roh." (1Korintus 2:4)
- "Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepadaKu, jikalau ia
tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku." (Yohanes 6:44)
- "Tidak ada seorangpun dapat datang kepadaKu, kalau Bapa tidak
mengaruniakannya kepadanya." (Yohanes 6:65)
Keberhasilan bukanlah membawa seseorang kepada Kristus.
Keberhasilan adalah memancarkan hidup kristiani,
bersaksi tentang Injil, dan mempercayakan hasilnya kepada Allah.
Sumber:
Judul Buku | : | Bagaimana Bersaksi Tanpa Berdebat? Seri Mutiara Iman (SMI-002) |
Penulis | : | Richard W. De Haan |
Penerbit | : | Yayasan Gloria, 1997 |
e-JEMMi 31/2003