KENDALA DALAM PELAYANAN
Di dalam pelayanan untuk Tuhan, kita sering menghadapi kendala-kendala. Kita perlu mengenal kendala itu dan bagaimana mengatasinya
supaya kita boleh menjadi saksi Tuhan yang betul-betul terlibat
dalam pekerjaan Tuhan.
Melihat konteks dari Matius 4:1-11, dalam bagian sebelumnya baru
saja Tuhan Yesus dibaptiskan dan mendapat pengesahan Allah sendiri,
bahwa Ia benar-benar Putra Allah, yang diutus oleh Allah ke dalam
dunia. Konteks berikutnya sesudah Tuhan Yesus memenangkan pencobaan
itu, Ia mulai memberitakan tentang Kerajaan Allah. Kisah pencobaan
ini diapit oleh dua hal yang besar tersebut. Konteks pertama adalah
pengakuan mengenai Yesus dengan misi-Nya, dan hak-Nya sebagai Anak
Allah. Konteks kedua sesudah Ia teruji dan terbukti bahwa Ia betul-betul Tuhan yang menang dan Tuhan yang kudus, dengan penuh kuasa dan
wewenang Ia melaksanakan misi-Nya sebagai Juruselamat dunia ini.
Orang-orang Kristen yang dalam pertumbuhan imannya tidak pernah
berhasil mengatasi godaan-godaan dan kelemahan-kelemahannya tidak
mungkin menjadi alat Tuhan untuk melaksanakan misi-Nya bagi dunia.
Berbicara mengenai pencobaan, sebenarnya pencobaan sudah ada sejak
ribuan tahun yang lampau. Inti dari pencobaan itu sendiri dari dulu
sampai sekarang tetap sama. Yang berubah adalah jubah pencobaan dari
Iblis, yang makin menarik dan makin menggoda -- ini memang merupakan
kekuatannya. Iblis membungkus pencobaan dengan tipu muslihat yang
berupa bujukan mempesonakan.
Satu perbedaan dari pencobaan pada jaman dulu dan sekarang adalah
bahwa pencobaan pada masa sekarang lebih dimungkinkan untuk tersebar
luas. Visual aids lewat alat-alat transportasi dan komunikasi, film,
video, iklan, literatur, yang semuanya makin menggelitik dan membuat
kita lemah dan jatuh. Perbedaan lainnya adalah masyarakat sekarang
lebih permisif. Beberapa puluh tahun yang lalu belum pernah kita
mendengar ada pembunuh yang mencincang istrinya sendiri atau
keluarga Kristen yang bercerai. Tapi masa kini makin banyak
peristiwa-peristiwa sedemikian yang terjadi, membuat godaan yang
menurunkan standar iman, dan etika Kristen kita. Iblis sekarang
datang mencoba dalam bentuk tekhnologi yang lebih canggih.
Dari Matius 4:1-11, Roh Allah memenuhi Tuhan Yesus dan juga
memimpin-Nya ke padang gurun. Apakah Tuhan Allah bekerja sama dengan
Iblis dan membiarkan anak-anak-Nya digodai dan dihancurkan oleh
pencobaan? Allah tidak pernah bekerja sama dengan Iblis dan Allah
tidak pernah mencobai manusia. Allah memang menempatkan dan
mengijinkan Yesus Tuhan kita untuk diuji dan dicobai. Maka kita
melihat sisi Firman Tuhan ini bahwa Allah berperan dan dalam
kedaulatan-Nya menempatkan Yesus di dalam satu keadaan yang krisis.
Tetapi Allah melakukan itu bukan dengan tujuan yang jahat melainkan
sebagai satu kesempatan untuk Tuhan Yesus membuktikan bahwa Dia
mencintai dan taat kepada Bapa, takluk kepada Firman Allah, dan
dikuasai Roh Allah. Dicobai itu merupakan hal yang wajar, tidak ada
satu orang Kristen pun yang dimanjakan oleh Tuhan sehingga tidak
mengalami pencobaan. Iblis mencobai Yesus untuk mengalihkan jalan-Nya dan membelokkan hati-Nya. Di tangan Allah, pencobaan itu diubah-
Nya menjadi alat ujian, yang memurnikan dan membuat Yesus lebih taat
dan lebih tekun dalam melaksanakan misi yang sudah Tuhan percayakan
kepada-Nya.
Tuhan Yesus dibawa oleh Roh Kudus dan waktu itu Yesus baru selesai
berpuasa selama 40 hari 40 malam. Satu titik klimaks dekat dengan
Allah, mengalami hadirat Allah dengan hati yang penuh dan meluap-luap. Pada saat itulah datang pencobaan. Inilah satu paradoks
mengenai pencobaan. Pada titik klimaks yang tinggi dalam kerohanian,
pada waktu itu juga dapat menjadi titik rapuh yang bisa dimanfaatkan
oleh Iblis. Jika pada titik tinggi rohaninya seorang kurang waspada
dan waktu itulah Iblis datang. Pada saat itu Iblis tidak senang dan
mencari lubang-lubang tertentu. Beberapa kelemahan yang harus kita
ketahui:
- Satu natur yang pernah jatuh ke dalam dosa.
Kita semua telah mengalami kejatuhan dan menjadi budak Iblis.
Karena dia bekas tuan kita, maka dia tahu kelemahan-kelemahan
kita dan mengirimkan kegemaran kita dulu. Ia, yang tidak bodoh,
menjerat kita dengan cara yang kita sukai.
- Sifat-sifat fisik kita.
Kita memiliki keistimewaan sifat fisik tertentu, seperti gemar
makan. Berarti kelemahannya sekaligus adalah makanan. Ada orang
yang meyakinkan dalam penampilan fisik, cenderung menjadi
pesolek. Maka kelemahannya di bidang tersebut.
- Keadaan psikologi.
Ada orang yang mudah terganggu emosinya, ketika musim hujan maka
perasaannya menjadi sendu, ketika musim panas, ia akan meledak-ledak. Atau orang yang cenderung sombong, nurani yang lemah,
dorongan sexual yang tidak terkendali atau ketakutan-ketakutan
tertentu dan temperamen yang kurang menguntungkan yang bisa
dipakai Iblis untuk menjerat kita.
- Membagi berkat.
Orang yang kurang terlibat dalam kesempatan-kesempatan yang bisa
mencurahkan berkat Tuhan dalam hidupnya seperti mengikuti
persekutuan, menggali Alkitab, berdoa, atau ke gereja dapat
membuatnya gampang jatuh dalam dosa.
- Hidupnya telah dikondisikan.
Nuraninya terbiasa melakukan dosa, ketajaman nuraninya sudah
menjadi tumpul. Akibatnya terbiasa dengan dosa dan tidak lagi
merasa berdosa bila jatuh dan larut dalam pencobaan. Bila tidak
ada sistem dalam diri untuk melawan dosa dengan tekun, kita akan
gampang tersapu oleh pencobaan. Di samping itu perlu juga seorang
anak Tuhan mempersekutukan diri bersama jemaat Tuhan dalam doa.
Kesendiriannya akan menyebabkan kehancuran bila pencobaan
menghantam hidupnya.
- Kekuatan kita.
Kekuatan-kekuatan kita juga menjadi kelemahan kita. Daud, seorang
yang mendapat kekuatan berlimpah dari Tuhan dan juga bermacam-macam bakat. Bila kita membaca Mazmur, lagu-lagunya menunjukkan
bahwa Daud diberi getar seni yang sangat peka. Tapi kepekaannya
akan keindahan membuatnya jatuh pada keindahan wanita.
Kita perlu mengenali kelemahan-kelemahan itu, karena jika tidak
kenal bagaimana kita dapat menahan serangan Iblis itu. Supaya menang
dalam pencobaan maka kita harus tahu siapa musuh dan senjatanya.
Perlu kita ingat bahwa Iblis itu ada, bukan takhyul atau mitos. Dia
adalah makhluk yang sangat cerdas. Sanggup membungkus pencobaan-pencobaan dengan Firman Tuhan. Kita harus waspada dan perlu
mempunyai teologi yang tepat mengenai Iblis. Ia ada sebagai makhluk
ciptaan Tuhan, tetapi di bawah Allah. Setiap kali mencobai manusia,
ia harus minta ijin kepada Allah. Hanya sejauh Allah mengijinkan dan
memberikan batas, ia mempunyai ruang gerak yang bebas. Selebihnya ia
tidak mempunyai kebebasan. Dia jahat dan juga penuh kuasa tetapi
dikalahkan oleh Tuhan Yesus. Di kayu salib kuasanya dihancurkan.
Tapi saat ini Iblis masih mempunyai waktu sisa yang digunakannya
untuk menjerat sebanyak mungkin orang. Orang percaya yang tidak
dapat lagi direbut keselamatannya masih dicobainya supaya orang
tersebut tidak bisa menikmati secara penuh pengalaman sebagai anak-
anak Allah.
Tiga pencobaan Iblis kepada Tuhan Yesus secara berturut-turut dapat
disebut dengan tiga P: Pemeliharaan Allah, Proteksi Allah, dan
Pimpinan Allah dalam hidup Tuhan Yesus. Banyak orang Kristen yang
tidak bergerak dalam misi dan lumpuh total serta tidak dapat
bersaksi bagi Kristus karena terikat dalam tiga pencobaan tadi.
Mereka terlibat oleh harta, kekuatiran dalam dunia ini, sehingga
tidak punya waktu lagi untuk misi, untuk berdoa, dan tidak berguna
dipakai Tuhan. Banyak orang Kristen yang terlalu memikirkan mengenai
sekuritinya, masa depannya akhirnya mengokohkan istana sendiri,
kuasanya sendiri, dan bergantung pada lengannya sendiri. Kata Firman
Tuhan, "Terkutuklah orang demikian karena ia tidak mengenal kuasa
Allah." Tetapi Tuhan Yesus menolak dan menang atas pencobaan.
Caranya dengan mengutip Firman Tuhan. Dari tindakan ini
mengindikasikan beberapa hal:
- Menunjukkan ketaatan Tuhan Yesus pada Firman Tuhan, penghargaan
dan cinta-Nya dalam setiap masalah dan persimpangan jalan
(Mazmur 199:9).
- Menunjukkan bahwa dalam seluruh hidup Tuhan Yesus hanya
memikirkan satu hal yaitu bagaimana dapat lebih taat kepada Allah
dan hanya menggenapi misi Allah, dapat hidup lebih dalam pada
kebenaran Allah.
- Menunjukkan sistem mempelajari Firman Tuhan yang sangat trampil.
Umur 12 tahun kita tahu Tuhan Yesus sudah menguasai hukum Taurat.
Bukan hanya tahu tapi juga menghafal dan tahu benar Firman Allah
harus ditaati dengan cara menaklukkan hidup-Nya kepada Tuhan dan
mempraktekkan dengan konsekuensi. Ketika pencobaan datang, Firman
itu keluar seperti pedang bermata dua yang menghantam balik
setiap pencobaan.
Orang Kristen sekarang bersemangat dalam memuji Tuhan, bergelora
mengikuti persekutuan tapi hanya sedikit yang dengan diam-diam
mau tekun mempelajari Firman Tuhan.
Sikap Tuhan Yesus memberikan dampak pada pengakuan kita atas
ketuhanan-Nya. Dia dalam ketuhanan-Nya menaklukkan diri pada
Tuhan, maka setiap anak Tuhan harus meneladani-Nya.
Setelah Tuhan Yesus menang menghadapi pencobaan, Ia meninggalkan
Nazaret untuk menyampaikan Firman Tuhan bahwa Terang telah terbit
dari tengah kegelapan. Karena Ia telah teruji dan siap sebagai
Mesias, Imam, Nabi, dan Raja.
Diedit dari sumber:
Judul Buku | : | Momentum 6 |
Judul Artikel | : | Kendala dalam Pelayanan |
Penulis | : | Paul Hidayat, S.Th. |
Penerbit | : | Lembaga Reformed Injili Indonesia, Jakarta, 1989 |
Halaman | : | 2 - 4 |
e-JEMMi 20/2003